Pulang sekolah Shilla langsung ke
rumah dan menuju ke kamar Rio. Dilihatnya Rio yang sedang tidur masih dengan
selimut yang menyelimuti dirinya. Shilla mendekat ke arah Rio dan memegang dahi
Rio “Panas, tapi udah mendingan sih daripada yang tadi malam.” Ujar Shilla.
Kemudian dirinya duduk di pinggir ranjang Rio dan melihat Rio yang sedang
tidur.
“Maafin gue yah Yo, gue minta
maaf banget sama loe. Maafin gue sekali lagi, gue janji gak akan berbuat kaya
gitu lagi.” Gumam Shilla
Kemudian
Rio bangun dari tidurnya dan langsung melihat Shilla yang sedang menunduk di
pinggir ranjang.
“Kenapa loe. lemes gitu.” Ujar
Rio
“Rio (melihat Rio). Loe udah
bangun. Yo, maafin gue dong. Gue janji deh gak akan berbuat kaya gitu lagi sama
semua orang. Gue janji bakalan berubah. Maafin gue Yo.”
“Iya iya. Gue udah maafin loe
kok. Gak usah nangis gitu lagi. Masa Queen wanna be nangis Cuma gara-gara
mengakui kesalahannya sama gue ???”
“Rese’ loe, orang lagi serius di
ajak bercanda. Loe udah sembuh ???”
“Lumayan sih, gue udah mendingan
kok. Shill, loe mau bantuin gue gak.”
“Bantuin apa ??? Gue mau kok
bantuin apa aja yang loe suruh.”
“Beliin Chitato dong Shill.
Bikinin kue sus juga. Setelah loe udah nglakuin itu gue mau deh maafin loe.”
“Ada maunya. Gue gak bisa bikin
kue Sus tahu, kalau beli Chitato nah gue bisa. Tapi kan loe dilarang sama
nyokap loe supaya loe gak makan chitato lagi.” Ucap Shilla seraya mengingat.
“Ayo lah Shil, gue pengin banget
makan itu. Loe beli kue Sus deh. Gue lagi pengin makan. Loe mau di maafin gue
gak ??? (Shilla mengangguk). Yaudah makanya loe harus nurutin apa yang gue mau.
Beliin Chitato sama kue sus sekarang.” Ucap Rio
“Iya deh, bentar gue beli dulu
yah. Bye.” Pamit Shilla seraya keluar kamar Rio.
“Ify sama Gabriel kok gak ada
kabar sih, mana gak nengokin gue lagi, rese nie. Gue telfon aja kali yah.”
Mengambil Handphone dan menelefon Ify
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Dua
insan yang sedang menikmati pemandangan alam di laut terganggu karena ada
panggilan yang masuk di Handphone sang gadis. Sementara si pria masih tetap
menikmati indahnya alam.
“Siapa yang nelefon ???” Tanya
sang pria.
“temen, bentar yah aku angkat
dulu.” Ucap sang gadis seraya menjauh dari sang pria dan menekan tombol hijau
di Handphone’nya.
“Halo Yo, ada apa ???” Sahut Ify
“Kamu kok gak ngejengukin aku sih
sayang. Aku kan tadi gak berangkat ke sekolah. Masa kamu gak kangen sama aku
???” Tanya suara di seberang
“Aku lagi sibuk nie. Mama sama
papa mau ngadain syukuran gitu di rumah, jadi aku mau bantuin mama sama papa
beres-beres buat acara itu.” Dusta Ify
“Oh, kamu lagi bantuin mama ???
yaudah deh, lanjutin lagi. Maaf yah sayang, aku ganggu.”
“Iya gak papa, besok aja yah
ketemunya. Bye sayang.” Ucap Ify buru-buru menutup telefonya dan kembali ke
tempat sang pria.
“Siapa sih. Terus kenapa nelefon
kamu ???” Tanya sang pria
“Temen, katanya mau belajar
kelompok gitu. ya aku kan lagi sama kamu, makanya aku batalin aja.” Dusta Ify
lagi.
“Oh, yaudah kita nikmatin
pemandangan lagi aja yah sayang.” Ucap sang pria disetujui anggukan dari Ify
seraya merangkul Ify
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Beberapa
jam kemudian, Shilla kembali dari toko seraya membawa bungkusan yang berisi
Chitato dan kue sus sesuai permintaan Rio, kemudian dia langsung menaiki tangga
dan langsung menuju ke kamar Rio.
“Nie, pesenan loe. udah kan gak
ada lagi.”
“Iyah J. Thanks yah Shil. Loe
udah gue maafin sekarang.” Ujar Rio seraya mengambil bungkusan yang telah di
bawa Shilla dan membuka Chitato dan memakannya (?).
“Iyah. Rese loe ah. Gak ada yang
lebih bagus lagi apa suruhannya. Gak papa deh yang penting loe udah maafin
gue.”
“Loe bener-bener udah tobat ???”
Tanya Rio
“Iyah. Gue janji gak akan
ngelakuin itu lagi. Sorry yah, atas perbuatan gue yang kemarin, gue emang
salah. Gue jahat banget sama loe. gue udah nyuruh orang buat hajar loe 2x. gue
minta maaf yah Yo.” Gumam Shilla lirih seraya menundukkan kepalannya,
“Iyah. Udahlah, ngapain loe sedih
gitu. gue udah maafin loe kok. Beneran deh. Loe gak usah nginget-nginget lagi.
Gue gak papa kok. Justru gue berterima kasih sama loe. karena gue jadi mikir
kalau gue belajar Silat sama karate itu gak menjamin hidup gue bakalan selamat
dari preman atau orang jahat, pelajaran buat gue juga sih.” Terang Rio
tersenyum manis.
“Makasih yah loe udah mau maafin
gue.” Sahut Shilla tersenyum manis.
“Iyah sama-sama. Duduk sini,
temenin gue makan.” Ujar Rio menunjuk tepi ranjang.
“Iyah deh.” Shilla duduk di tepi
ranjang tepatnya di sebelah Rio.
SKIP !!!
Beberapa
hari kemudian. Selama beberapa hari ini Shilla dan Rio semakin akrab. Dan Rio
jadi jarang bertemu dengan kekasihnya, Ify. Entah kenapa setiap kali Rio
mengajak jalan Ify selalu aja ada alasan yang mengakibatkan pertemuannya
menjadi batal. Semakin hari hubungan Gabriel dan Sivia juga menjadi sangat
dekat dan di antara keduannya timbul benih benih cinta.
Hubungan
Shilla dengan Gabriel juga semakin membaik dan akhirnya mereka berdua sekarang
berteman. Sekarang gak ada Queen yang sombong kaya dulu, yang ada adalah Queen
yang ramah, dan baik hati serta suka menolong teman. Hubungan Agni dan cakka
juga sekarang bertambah baik. Semakin hari cinta mereka semakin besar saja.
Pulang
sekolah Shilla dan Rio memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Biasanya jika
mereka pulang sekolah mereka selalu menghabiskan waktu di kedai ice cream.
“Kok gak beli ice cream dulu sih,
gue kan pengin ice cream Yo.” Sungut Shilla seraya duduk di sofa.
“Gue capek tahu, ntar sore aja,
gue anterin deh. Gue anterin loe kemana aja deh. Sekarang gue mau istirahat
dulu yah. Capek banget.” Keluh Rio
“Bener yah. Janji mau Menuhin
keinginan gue. Ok, ntar sore loe harus mau anterin gue ke suatu tempat.” Ujar
Shilla
“Iya iya, gue anterin. Gue ke
kamar dulu.” Pamit Rio seraya menuju kea rah kamar.
SKIP !!!
Sore
harinya, Shilla sudah bersiap ingin membangunkan Rio di kamarnya. Dia ingin
menagih janji Rio padanya.
“Rio bangun, loe udah janji mau
nganterin gue kan sore ini, buruan bangun.” Teriak Shilla
“Iya iya, bentar lagi. 5 menit
lagi.” Sahut Rio lirih
“Gak, pokoknya loe harus bangun.
Loe milih bangun atau gue siram pake air. Buruan.”
“Iya iya. Ihh, loe tuh bisanya
Cuma ngancem doang. Yaudah gue mau mandi dulu. Keluar sana.”
“Ok, awas loe kalau loe gak
bangun, gue bener-bener bakalan nyiram loe pake air.” Ancam Shilla
“Iyah. Udah sana keluar.” Usir Rio
dan Shilla pun keluar kamar Rio setelah menutup pintu kamar Rio.
SKIP !!!
2
insan ini telah berada di dalam mobil. Sang pria sudah bersiap untuk menyalakan
mesin mobilnya. Sedangkan sang gadis telah duduk manis di sebelah jok kemudi.
“Kita mau kemana sih Shill ???”
Tanya sang pria geram karena sedari tadi sang gadis disebelahnya tidak mau
memberitahu tujuan mereka.
“Nanti gue kasih tahu, tapi jalan
dulu.” Suruh gadis di sebelahnya.
“Ashilla Zahrantiaraaaa, loe
jangan gila deh. Gue yang ngemudiin nie mobil. Jadi gue harus tau kita mau
kemana. Kalau misalkan gue ngarahin nie mobil ke pantai sedangkan mau loe ke
cafĂ© Rise kan gak searah non. Harus puter balik lagi. Buruan bilang.”
“Iya iya. Ternyata loe lebih
cerewet dari nyokap gue tahu gak. Gue
mau ke bukit. Loe anterin dong.” Pinta Shilla dengan muka memelas.
“Nah gitu kek dari tadi.” Ucap
Rio seraya berkonsentrasi dalam mengemudikan mobilnya.
Selama
perjalanan keadaan mobil Rio tidak hening seperti biasanya karena ada gadis
disebelahnya yang selalu mengajak dirinya bercanda. Yang ada dalam mobil itu
hanya keceriaan dan tawa oleh kaum adam dan hawa itu.
Beberapa
saat kemudian mereka telah sampai di bukit yang diminta oleh sang gadis.
Setelah itu turun dan langsung menuju kea rah bukit setelah sang pria berhasil
menaruh mobilnya di tempat yang seharusnya dan aman.
“Ngapain sih kita kesini. Kalau
malam baru bagus nie pemandangan disini. Sore-sore begini mana bagus.” Keluh
sang pria seraya duduk di rerumputan.
“Ihhh, bagus tahu. Bentar lagi
juga ada sunset disini, kelihatan lebih jelas dan indah disini. Kalau perlu
kita sampai malam disini biar bisa menikmati lampion lampion yang akan nyala
nanti.”
“Sembarangan. Besok tuh sekolah.
Pikiran loe pergi mulu. Inget yah. Bentar lagi mau semesteran. Nilai loe jelek
pasti gue yang disalahin.” Ujar Rio sedikit nyolot.
“Kok loe yang disalahin ??? Kan
nilai gue yang jelek, ada-ada aja deh.” Ujar Shilla bingung.
“Iya lah gue yang disalahin.
Nyokap bokap loe nyuruh gue buat ngajarin materi yang loe gak ngerti. Dan kalau
sampe nilai loe jelek gue bakalan disalahin sama bonyok gue.”
“Huh, terserah loe deh. Jadi
orang itu jangan terlalu pinter Yo.”
“Heh, kenapa ???” Tanya Rio
bingung.
“Ya jangan ajah. Ntar lama-lama
loe bisa jadian sama buku. Gak lucu dong. Ketua ekskul musical jadian sama
buku.” Canda Shilla.
“Bercanda mulu loe. jalan-jalan
kesana yuk. Gue pengin lihat pemandangan bawah ini.” Ajak Rio seraya berdiri
dari duduknya.
“Yaudah.” Setuju Shilla seraya
mengikuti langkah Rio.
Mereka
berdua berjalan beriringan menyusuri jalanan bukit. Pemandangan indah pun
terlihat oleh mereka berdua. Mereka terus berjalan sesekali diselingi candaan
yang diperbuat Rio maupun Shilla. Tetapi seketika itu juga Rio memberhentikan
langkahnya melihat kaum adam dan kaum hawa yang sedang duduk berdua seraya
berangkulan layaknya seorang kekasih. Melihat Rio yang memberhentikan
langkahnya, Shilla juga memberhentikan langkahnya.
“Kenapa Yo ???” Tanya Shilla
bingung.
Bukannya
menjawab pertanyaan yang dilontarkan Shilla, Rio malah melangkahkan kakinya
menemui 2 insan yang sedang duduk dengan mesranya itu. Seketika itu juga emosi
pria ini langsung memuncak melihat gadisnya yang sedang bermesraan dengan pria
lain.
“Bagus yah. Jadi ini yang kamu
lakuin di belakang aku.” Ujar Rio yang membuat mereka berdua kaget.
“Ri… Rio. Ka… ka kamu ngapain
disini ???” Tanya gadisnya gugup dan langsung melepaskan rangkulannya.
“Gak usah mengalihkan
pembicaraan. Dia siapa ??? Jadi ini yang membuat kamu susah banget dihubungin
dan susah banget buat diajak pergi berdua ???” Bentak Rio.
“Santai dong bro. jangan kaya
gitu sama cewe gue. Seenaknya aja loe bentak-bentak cewe gue.” Ucap pria itu
seraya mendorong pelan pundak Rio.
“Loe tadi bilang apa !!! dia cewe
loe, jangan mimpi loe.”
“Heh, gue tuh gak mimpi. Loe tuh
bego banget sih jadi cowo. Udah tahu ini
itu di dunia nyata. Pake bawa-bawa mimpi segala.” Ujar pria itu sinis.
“Fy, kamu tuh kenapa sih. Apa
salah aku coba. Aku tuh gak pernah ngecewain kamu Fy, tapi kenapa kamu
selingkuh di belakang aku. aku salah apa ???”
“Maafin aku Yo, sekarang aku udah
gak cinta lagi sama kamu. Aku udah gak sayang kamu lagi. Kamu ngebosenin tahu
gak. Aku udah gak ada rasa apa-apa lagi sama kamu.” Ujar Ify santai.
“Fine. Sekarang kita putus. Aku
janji aku gak akan ganggu kamu lagi. Makasih buat satu tahun ini.” Ujar Rio
seraya berlari ke arah mobil dengan perasaan kecewa.
Sedangkan
sang gadis yang sedari tadi melihat pertunjukkan itu pun langsung geram dan
langsung menghampiri 2 insan itu setelah Rio pergi tentunya.
“Loe jahat banget yah Fy, padahal
loe tahu kalau Rio itu sayang banget sama loe. loe gak ngehargain perasaan dia
banget tahu gak. Loe dengan seenaknya jadian sama nie cowo padahal status loe
masih pacaran sama Rio. Loe jahat banget tahu gak. Jangan pernah ganggu Rio
lagi. Dan gue jamin sama loe Rio gak akan pernah ganggu hubungan loe sama nie
cowo.” Bentak Shilla seraya menyusul Rio ke mobil.
“Yo, loe gapapa ???” Tanya Shilla
khawatir
“Gak papa Shill. Cuma kecewa
aja.” Jawab Rio masih terlihat santai.
“Sekarang kita pulang aja yah.
Loe istirahat dulu ajah.”
“Yaudah.” Ujar Rio seraya
memasuki mobilnya.
SKIP !!!
Keesokan
harinya di rumah Rio. Hari ini adalah hari libur untuk seluruh pelajar karena
hari ini adalah hari minggu. Terlihat seorang gadis yang sedang menyiapkan
sarapan pagi untuk dirinya dan untuk Rio. Sedangkan seorang pria turun dari
kamarnya menyusuri anak tangga dengan muka ditekuk, sepertinya pria ini sedang
dilanda perasaan galau. Kemudian sang pria langsung duduk di sofa ruang
keluarga.
“kenapa muka loe Yo. Kusut amat
??? Masih inget kejadian tadi malam ???” Tanya Shilla tanpa mengalihkan
pandangannya dari alat penggorengan yang lagi di aduk.
“Gak. Gue gak enak badan aja.
Kalau masalah tadi malam mah udah gue lupain. Ngapain juga mikirin cewe yang
bisanya Cuma nyakitin doang kaya dia.” Jawab Rio seraya tiduran di sofa.
“Loe yakin gak papa ??? (mendekat
kearah Rio setelah mematikan alat penggorengan yang tadi digunakan untuk
memasak). Muka loe pucet banget Yo. Loe sakit yah ???” Tebak sang gadis.
“Gak. Gue gak papa kok.” Gumam
Rio masih dengan posisi tidur.
Gadis
yang ada di hadapannya sepertinya tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh
sang pria, terbukti kan kalau dirinya mendekat kearah sang pria seraya
mengulurkan tangan kananya kearah dahi sang pria. Panas. Itulah yang langsung
dirasakannya setelah dirinya menyentuh dahi sang pria.
“Tuh kan bener. Loe sakit. Aduhh,
loe ngapain aja sih sampe sakit gini. Bentar gue ambil kompresan dulu.” Ucap
Shilla seraya menjauh tanpa memberikan sedikit waktu untuk Rio untuk menjawabnya.
“Ternyata loe bawel juga yah.
Belum gue jawab langsung nyelonong aja. Dasar J.” Gumam Rio disertai senyuman manisnya.
Beberapa
saat kemudian Shilla kembali dengan membawa kain dan mangkuk berisi air panas.
Kemudian dirinya langsung mengompres Rio. Perasaan yang tiba-tiba menyergap
hati sang gadis saat dirinya sedekat ini dengan sang pria membuat dirinya tak
percaya. Perasaan apa ini ??? mengapa dirinya sangat nyaman berada di dekat
pria ini ???
“Hey, kenapa ngelamun. Kesambet
baru tahu rasa loe.” Ujar Rio tiba-tiba.
“Apaan sih. (salting) Mendingan
loe pindah ke kamar loe deh. Daripada loe tambah sakit disini.”
“Bantuin dong. Lemes nie gue.”
Ujar Rio seraya bangkit dari tidurnya.
“Iyah iyah. Yaudah Yuk.” Ucap
Shilla seraya memapah Rio menuju ke atas, tepatnya ke kamar Rio.
Setelah
sampai di kamar Rio, gadis ini langsung membaringkan Rio di kasurnya. Kemudian
mulai mengambil selimut dan menariknya hingga menutupi tubuh Rio.
“Loe belum makan kan ??? Gue
ambilin dulu bentar yah.” Tawar Shilla seraya beranjak dan berjalan secara
cepat supaya cepat keluar dari kamar Rio.
“Gue kenapa sih. Kenapa perasaan
gue kaya gini ??? Masa iya gue jatuh cinta sama Rio. Ahhh, gak mungkin. Ini
pasti Cuma perasaan sesaat. Iyah.” Gumam Shilla setelah berada di luar kamar Rio.
Kemudian
Shilla langsung melangkahkan kakinya menuju ke dapur dan mengambil sarapan
untuk Rio. Entah mengapa perasaan yang aneh menurutnya mulai menyergap tak
menentu. Sifat salting sekarang sering ia tunjukkan ketika berada di sebelah
pria itu. Ada apa dengan perasaannya ???
Shilla
membuka pintu kamar Rio dan mendekat kea rah pemuda tampan itu. Kemudian
dirinya langsung mengambil tempat disebelah Rio untuk duduk.
“Nie makan dulu biar sembuh.”
Suruh Shilla seraya menyuapi Rio.
“Sebelum makan gue pengin Tanya
sesuatu sama loe.”
“Tanya apa ???”
“Kenapa loe akhir-akhir ini ???”
Tanya Rio
“Kenapa gimana ???” Tanya Shilla
balik
“Loe aneh tahu gak. Pertama kali
gue nglihat loe, loe adalah gadis yang sombong, angkuh, menyebalkan, suka
seenaknya sendiri, suka bikin temen susah. Gak setiakawan, gak punya sopan
santun, selalu marah-marah tanpa sebab dan mukulin orang tanpa sebab. Sekarang
….”
“sekarang loe berubah 100 % tahu
gak. Loe jadi anak baik-baik, loe perduli sama temen, loe baik banget sama
temen-temen loe, loe ramah, loe suka ngebantuin temen yang lagi susah.” Lanjut
Rio
“Maafin gue (menunduk). Loe pasti
gak mau temenan sama gue kan. Gue kan dulu suka banget bikin loe babak belur
gara-gara suruhan gue sama anak buah gue dulu. Loe pasti benci banget sama gue.
Loe pasti ……” Ucapan Shilla terhenti ketika ada sebuah jari telunjuk di
bibirnya yang menyuruh dirinya untuk mengehentikan ucapannya.
“Gue sama sekali gak benci sama
loe. gue malah seneng lagi loe bisa berubah kaya gini. Loe jadi baik banget
sama gue. Loe ngerawat gue kalau gue lagi sakit kaya gini. Loe selalu aja bisa
bikin gue senyum, loe selalu bikin gue ngerasa gak kesepian. Gue suka sama
Shilla yang sekarang …..” Ucapan terakhir Rio membuat Shilla bulshing setengah
mati.
“Hahaha :D. loe tersanjung yah
denger kata-kata gue. Muka loe sampai merah gitu.” Goda Rio
“Apaan sih. Rese loe. Tapi bener
kan, loe gak marah sama gue.”
“Iyah. Gue gak marah sama loe.
ngapain juga gue marah. Loe jadi perhatian gini sama gue J.”
“Rio. Apaan sih. Udah ah. Nie
makanan loe. makan sendiri sana. Gue mau ke bawah dulu.” Ucap Shilla seraya
memberikan makanannya kepada Rio dan dirinya langsung keluar kamar.
“Dasar, gadis yang aneh J.
Gue emang beneran suka sama loe yang sekarang Shill. Gue juga bingung sejak kapan perasaan ini muncul. Tapi
gue selalu ngerasa nyaman kalau lagi sama loe.” Gumam Rio setelah itu dia
menghabiskan makanannya yang diberikan Shilla.
SKIP !!!
Beberapa
hari kemudian. Seperti biasa Rio dan Shilla berangkat sekolah bareng. Di dalam
mobil tidak seperti biasanya. Biasanya mereka berdua selalu bercanda dan
tertawa bersama sama. Sekarang mereka malah diam-diaman salting gituh. Rio yang
dengan asyik mengemudikan mobilnya. Dan Shilla yang duduk di sebelah kemudi
seraya melihat ke jendela. Tapi mata mereka selalu saling melirik satu sama
lain. Membuat mereka salting sendiri.
Setelah
sampai di sekolah. Rio dan Shilla langsung turun. Seperti biasa. Banyak yang
menyambut kedatangan Queen wanna be ini. Tapi tidak seperti dulu. Shilla yang
ramah membuat teman-temannya tambah kagum sama dia. udah cantik, pinter, ramah,
baik dan murah senyum. Siapa coba yang menolak senyuman queen wanna be ini.
“Tuh Shilla. Lihat efeknya. Mereka
pada pingsan semua tuh.” Ujar Rio bercanda.
“Efek apaan ???” Tanya Shilla
bingung.
“Gara-gara mereka loe senyumin.
Dengan loe senyum ajah mereka semua pada pingsan gituh. Gimana kalau mereka loe
kasih kiss bye yah. Mati kali.” Canda Rio.
“Apaan sih loe. jayus banget
bercandanya. Gak ada yang pingsan juga. Udah ah, ke kelas yuk.”
“Hahaha. Yuk.”
Sepanjang
perjalanan. Banyak respons yang diberikan oleh teman-teman Shilla maupun Rio
maupun senior dan junior mereka. Ada yang seneng melihat queen wanna be SMA
Batavia berubah. Ada yang kagum, ada yang sebel, ada yang sinis, ada yang marah
juga karena tidak terima Rio jalan dengan queen wanna be yang sekarang berubah
itu. Macem-macem deh pokoknya.
“Bro, makin lengket ajah loe
berdua.” Ucap Gabriel menggoda setelah melihat Rio di depan kelas Shilla dan
ada Sivia di sebelahnya.
“Apaan sih. Yang ada yang lengket
tuh loe berdua.” Bales Rio.
“Kita berdua kan udah …….”
“Rio.”
Panggilan
yang menyebutkan nama Rio itu lagi lagi membuat seorang Gabriel menghentikan
kalimatnya. Pria ini menggerutu kesal karena lagi-lagi ucapannya dipotong oleh
seseorang yang menyebutkan nama sahabatnya ituh. Kemudian mereka dengan
kompaknya mencari sumber suara. Setelah melihat siapa yang memanggil Rio.
Mereka melengos.
“Aku pengin ngomong sama kamu.”
Ucap seseorang yang memanggil Rio tadi.
“Loe gak tahu diri banget sih
jadi cewek. Udah selingkuh masih berani nunjukkin muka sok baik loe ituh. Gak
tahu malu loe.” Hardik Gabriel yang tidak terima dengan kedatangan orang itu.
“Yel, maafin gue. Gue ……….”
“Udah deh. mau ngomong apa loe.
mau ngomong kalo loe ituh gak salah. Mau ngomong kalo loe sama dia udah jadian.
Mau ngomong kalo loe ituh ……….”
“Yel cukup Yel. Jangan ribut
disini. Gak enak dilihatin banyak orang.” Ujar Rio menengahi.
“Yo, aku Cuma mau ngejelasin
semuanya sama kamu.”
“Gak ada yang perlu dijelasin.
Semuanya udah nyata kan di depan mata. Jadi ngapain mesti ngeflashback
hidup. Gak penting tahu gak. Lagian
hubungan kita gak lebih dari sekedar teman.” Ucap Rio dingin.
“Yo, aku minta maaf, aku pengin
ngejelasin semuanya sama kamu. Tapi gak disini. Please. Berdua ajah.”
“Gue kan tadi udah bilang. Gak
ada yang perlu dijelasin. Semuanya udah nyata fy. Hubungan kita sekarang teman.
Dan gak bisa seperti dulu lagi.”
“Please Yo, sekali ini aja aku
pengin ngomong sama kamu. Setelah itu terserah kamu kalau kamu gak mau nganggep
aku lagi.” Ucap gadis itu yang ternyata Ify memohon.
“Yaudah.”
“Bener ??? Kita ketemu di tempat
biasa Yo. Aku nunggu disana. Permisi.” Ucap gadis itu seraya pergi.
“Loe ngapain sih masih
berhubungan sama tuh cewek Yo.”
“Gue pengin ngelurusin semuanya
ajah yel. Gak enak musuhan terus. Yaudah guys. Gue cabut dulu yah.” Ucap Rio
seraya pergi ke tempat biasa yang di maksud Ify tadi.
Ada
seseorang yang melihat kepergian Rio dengan perasaan tidak menentu. Shilla.
Yaps queen wanna be yang satu ini sangat tidak suka dengan kehadiran Ify di
hidup Rio lagi. Dirinya takut jika Rio berurusan lagi sama gadis itu, Rio akan
kembali lagi dengan gadis ituh dan Shilla, dia gak akan bisa mendapatkan Rio
seperti yang dia mau.
Yaps.
Queen in SMA Batavia ini merasa kalau dirinya benar-benar telah menyukai
seorang Mario Stevano. Ketua Musical di sekolahnya. Dirinya juga tidak tahu
kepan perasaan ini muncul. Tetapi dengan berjalanya waktu perasaan itu semakin
besar. Dan dirinya tidak rela jika Rio kembali lagi dengan gadis masa lalunya itu
yang sudah membuat pria itu sakit hati.
“Shill … Shilla. Shilla woy.”
Ucap Gabriel membuat Shilla tersadar seketika.
“Eh, ada apa Yel ???” Tanya
Shilla gugup.
“Kenapa ngelamun neng, cemburu
???”
“Apaan sih loe Yel. Siapa juga
yang cemburu. Ngapain gue cemburu sama Rio. Orang dia Cuma ngomong sama Ify.”
“Shill. Tadi Gabriel gak bilang
kalo loe cemburu sama Rio loh. Loe yang nganggep gitu sendiri.” Ucap Sivia ikut
ikutan menggoda queen wanna be itu.
“Apaan sih loe Vi. Gue .. gue
beneran gak cemburu.” Elak Shilla.
“Cemburu juga gak papa Shill.
Sekarang loe udah bagian dari Rio, gue, Sivia. Jadi loe jangan sungkan sungkan
buat cemburu. Kita setuju kok loe sama Rio.”
“Bener banget tuh. Loe sama Agni
sekarang udah jadi temen gue Shill. Walaupun gue masih nganggep Ify temen gue,
tapi gue bener-bener kecewa sama Ify yang udah ngeduain Rio kaya gituh.”
“Thanks yah Sivia. Loe baik
banget. gue sama Agni boleh jadi temen loe ???”
“Boleh donk. Sekarang kita
sahabatan. Tapi dengan satu syarat.” Ucap Sivia membuat Shilla mengerutkan
keningnya bingung.
“Syarat apa ???”
“Loe gak boleh jadi queen wanna
be kaya dulu lagi. Shilla yang sombong, Shilla yang nyebelin, Shilla yang sok
dan Shilla yang jahat. Ok.”
“Tentu donk. Gue sekarang udah
berubah kok. Dan gue akan berusaha jadi lebih baik lagi.”
“karena Rio yah Shill ???” Goda
Gabriel lagi.
“Apaan sih. Kok karena Rio. Ini
karena gue sendiri kok.”
“Alah. Kata siapa. Hahaha.” Tawa
Gabriel yang melihat pipi Shilla merona merah.
“Udah udah. Gak usah godain
Shilla mulu. Kasihan kan Shillanya. Ke kelas yuk.” Ajak Sivia.
“Yuk.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Di
atap sekolah terdapat 2 insan yang sedang meluruskan segala masalah. Dia adalah
Rio dan Ify. Mereka hanya berdiri di tepi dan membuat angin berkibaran kearah
mereka. Rambut mereka berkibaran terkena angin pagi itu yang menyejukkan badan
mereka juga. Kegiatan mereka sedari tadi Cuma ingin berdiri di tepi tanpa ada
yang membuka suara.
Tempat
ini merupakan tempat favorit mereka pada saat mereka masih pacaran dulu. Mereka
selalu menyempatkan datang keatap sekolah ini untuk mencurahkan isi hati
masing-masing dan cerita masalah masing-masing. Mereka selalu bercanda dan
romantic saat mereka masih pacaran dulu. Tapi sekarang mereka disini hanya
ingin memutuskan hubungan special mereka gara-gara problem mereka yang membuat
kedua insan ini harus mengakhiri hubungan mereka.
Sang
gadis hanya menunduk. Dia bingung ingin menjelaskan masalah itu dari mana.
Sedari tadi dirinya sedang merangkai kata-kata yang pas untuk di sampaikan
kepada pria di sampingnya. Sedangkan sang pria hanya diam menunggu sang gadis
membuka suara. Karena yang mempunyai kepentingan bukan dirinya, tapi sang
gadis. Jadi dia hanya diam sedari tadi.
“Yo.” Ucap sang gadis membuka
suara.
“Akhirnya loe buka suara juga,
gue kira loe bakalan gak ngomong sampe pulang sekolah.” Ujar Rio dingin dan
cuek.
“Maafin gue karena selama ini gue
gak bisa jadi cewek yang baik buat loe. maaf juga karena gue tega ngehianati
loe.”
“Gue udah maafin kok.”
“Gue waktu itu gak ada niat buat
ngehianati loe Yo. Gue sebenernya masih sayang sama loe. gue terpaksa ngelakuin
itu karena gue … gue …”
“Kenapa ???”
“Karena gue bakal pindah keluar
negeri. Gue gak akan ke Indonesia lagi. Gue gak akan ketemu loe lagi. Gue gak
akan bisa pacaran sama loe lagi. Makanya gue mutusin buat selingkuh dari loe
supaya loe bisa benci sama gue dan loe bisa ngelupain gue.” Terang sang gadis
membuat sang pria disebelahnya kaget.
“Dan ternyata rencana loe seratus
persen berhasil. Gue sekarang benci sama loe dan gue sekarang bisa ngelupain loe.”
“Yo.” Ujar gadis itu serak yang
ternyata sudah menitikkan air mata.
“Gue gak butuh disakitin kaya
gitu Fy. Gue gak butuh. Kalaupun loe mau mengakhiri hubungan kita loe bilang
sama gue. Gue bakal mengakhiri semuanya Fy. Asal itu dengan cara baik-baik. Gak
kaya gini. Gue ngerasa, gue gak di anggap sama loe. loe punya masalah tapi loe
pendem sendiri. Loe gak mau bagi-bagi sama gue yang jelas jelas cowok loe.”
“Gue minta maaf. Gue gak mau
nambah beban loe. kalaupun gue bilang masalah gue sama loe, loe gak akan mudah
gitu ajah buat ngelupain gue dan loe pasti bakalan ikut pusing mikirinnya Yo.
Dan gue gak mau itu terjadi. Gue udah sering ngerepotin loe. dan sekarang gue
gak mau kalau ………..”
“IFY DENGERIN GUE.” Bentak Rio
memegang erat bahu Ify untuk menghadap kearahnya.
“Gue cowok loe. gue bukan hanya
sekedar teman dan sahabat buat loe. kalau loe nganggep gue cowok loe harusnya
loe bisa cerita sama gue dan loe bisa berbagi sama gue. Gue emang gak yakin
kalau gue bakalan bisa ngebantuin loe. tapi seenggaknya loe punya sandaran Fy.”
“Maaf Yo.”
“Sekarang cerita sama gue,
sebagai sahabat.” Ucap Rio seraya menghapus air mata Ify dan menghadapkan wajah
Ify ke arahnya.
“Tapi kamu mau maafin aku kan.”
“Tergantung dari cerita loe
nanti. Sekarang loe cerita sama gue dulu.”
“Sebenernya, 1 bulan yang lalu.
Papah sama mamah nyuruh aku pindah ke Aussi. Mereka nyuruh aku dadakan banget
Yo. Tapi aku gak mau. Karena aku sadar aku masih punya kamu. Aku gak mau kamu
ngerasa di anggurin sama aku. aku gak mau. Dan mulai saat itu aku tinggal
sendirian di rumah. Mamah sama papah udah berangkat duluan ke Aussi. Mereka
nyuruh aku buat nyusul secepatnya.”
“Aku disitu mikir gimana caranya
supaya kamu bisa lupain aku dan kamu bisa benci sama aku. yang aku fikirin
waktu itu Cuma kamu Yo. Aku pengin kamu gak ngerasa kehilangan kalau aku pergi
nanti. Dan aku mutusin buat … buat …” Terang Ify sesenggukan karena dirinya
sedari tadi menangis.
“Buat selingkuh ???” Ify
menganggukan kepalanya dengan menunduk mendengar pertanyaan Rio.
“Maaf.”
“Fy. Dulu kita kan udah sepakat
kalau salah satu dari kita punya masalah di selesaiin bareng-bareng. Gak kayak
gini Fy. Kamu tinggal ngomong sama aku. aku pasti gak akan benci sama kamu.
Walaupun nantinya sulit buat ngelepasin kamu, seenggaknya hubungan kita gak
berakhir dengan cara kaya gini.”
“Maaf Yo. Waktu itu aku gak mau
ngerepotin kamu ajah. aku tahu, kamu akhir-akhir ini lagi sibuk ngurusin pesta
musical dan kerja sama sama sekolah seberang. Jadi aku gak mau ganggu kamu.
Maaf.”
“Terus, dengan cara kaya gitu apa
hubungan kita bakalan baik-baik ajah. gak kan ??? Walaupun aku sibuk, aku bisa
ngebantuin kamu di luar sekolah Fy. Ngomongnya gak harus di sekolah kan ???”
“Maaf Yo. Aku salah.”
“Terus cowok selingkuhan kamu itu
siapa ???” Tanya Rio
“Dia sahabat aku Yo. Dari SMP.”
“Lagi lagi kamu gak cerita
masalah itu. Sekarang aku Tanya sama kamu. Apa aku pernah nyembunyiin sesuatu
dari kamu ??? Gak kan Fy ??? Masalah musical, masalah cewek yang sering sms
aku, masalah Shilla yang tinggal di rumah aku. aku gak pernah ngerahasiain dari
kamu Fy. Sekarang.”
“Maaf Yo. Tapi aku gak bisa bikin
kamu ngerasa nanggung beban. Aku udah cukup kasihan ngelihat kamu yang sibuknya
minta ampun akhir-akhir ini. Aku sekarang Cuma mau pamit sama kamu Yo.”
“Kamu berangkat kapan ???” Tanya
Rio berusaha bersikap tenang.
“Besok pagi.”
Jawaban
Ify lagi-lagi membuat hati Rio sakit. Cewek di hadapannya memang pernah melukai
perasaanya. Tapi dirinya tidak bisa membenci gadis di hadapannya. Sudah lebih
dari satu tahun, mereka selalu bersama dan melalui hari hari mereka
bersama-sama. Dan walaupun gadis di hadapannya sudah pernah membuat luka di
hatinya, dirinya masih tetap menyimpan perasaan itu. walaupun Cuma separuh
karena ada gadis lain yang juga sudah berhasil merebut hatinya.
Rasa
sakit mendengar pernyataan Ify yang akan meninggalkan dirinya semakin kuat
saja. Bahkan rasa sakit ini lebih sakit dari waktu Ify yang selingkuh di depan
mata dia. dirinya benar-benar tidak menyangka, jika gadis yang pernah
menjelajah di dalam hatinya kini akan pergi untuk meninggalkan dirinya
selamanya. Bukan ke mana mana. Tapi ke Negara yang amat sangat jauh dari
Indonesia.
“Apa alasan orang tua kamu nyuruh
kamu buat pindah ke Aussi.”
“Tugas papah di alihkan ke sana
Yo. Semua perusahaan papa sekarang ada di Aussi semua. Dan gak ada di Indonesia
lagi. Jadi aku sama mama juga harus ikut papa buat pindah ke Aussi. Dan
kemungkinan besar aku gak akan pernah kembali ke Indonesia dan akan menetap di
sana selamanya.”
“Terus aku gimana Fy ??? Hubungan
kita belum sepenuhnya berakhir kan ???”
“Hubungan kita berakhir Yo. Aku
tahu, sekarang ada gadis lain yang udah masuk ke dalam hidup kamu. Dan aku
yakin, kamu sama dia itu cocok. Aku gak akan marah sama kamu kalau kamu mau
cari pengganti aku yang jauh lebih baik dari aku. Dan aku juga gak akan marah
kalau kamu mau ngelupain aku. tapi satu yang harus kamu inget Yo. Aku sayang
banget sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan aku sangat bahagia pernah jadi
bagian di hidup kamu. Kamu anugerah yang terindah buat aku Yo.”
“Fy.”
“Makasih yah buat satu tahun ini.
Aku bahagia Yo. Aku akan selalu inget sama kamu. Dan aku gak akan pernah
ngelupain kamu. Makasih buat semua yang udah kamu lakuin buat aku. makasih.
sekarang aku mau ngurus kepindahan aku di sekolah ini.”
“Kamu serius Fy ??? Kamu yakin
bakalan ninggalin Indonesia dan ninggalin aku.”
“Maaf, ini yang terbaik buat
kita. Aku gak bisa kembali lagi ke Indonesia Yo. Aku minta maaf.”
“Besok aku akan nganterin kamu ke
Bandara Fy. Aku janji.”
“Makasih yah. Sekali lagi
makasih. dan aku minta maaf buat semua kesalahan aku sama kamu termasuk masalah
kemarin ituh.”
“Aku udah maafin. Kamu hati-hati
yah. Aku janji, aku juga gak akan pernah ngelupain kamu. Aku akan selalu
mengenang kamu sebagai cewek terindah dalam hidup aku. makasih juga buat
semuanya.”
“Aku pergi dulu yah Yo. Aku
tunggu di Bandara besok.” Pamit Ify seraya keluar dari atap sekolah dengan
perasaan sedih dan kembali ke ruang kepala sekolah untuk mengurus surat
kepindahan dirinya.
Sedangkan
Rio sekarang sedang terduduk di lantai atap sekolah itu. dirinya membiarkan
angin dingin itu merasuki tubuhnya. Dirinya tidak perduli jika bel masuk sudah
berbunyi sedari tadi. Dirinya butuh ketenangan. Ketenangan untuk bisa ngelepas
gadis yang pernah singgah dalam hatinya itu. sebenarnya dirinya tidak rela jika
gadis itu pergi untuk selamanya dari hadapanya. Tapi pria tampan ini juga tidak
mempunyai hak untuk melarangnya.
Wanita
yang pernah singgah dalam hatinya kini akan pergi untuk selamanya. Dirinya
memang tidak merasa sangat kehilangan karena rencana gadis itu yang ingin
membuat dirinya benci kepada gadis itu kini sudah akan berhasil. Tapi dirinya
juga tidak bisa mengelak jika masih ada perasaan untuk gadis itu. walaupun
sedikit.
Perlahan
pria tampan ini menatap kosong kearah depan. Fikirannya kembali ke masa lalu.
Masa lalu dirinya dengan gadis itu. dimana waktu itu dirinya menyatakan cinta
dengan amat sangat romantic di sebuah pantai. Dan dimana dirinya dan Ify pernah
bercanda bareng, berbagi bareng. Ahh, dirinya jadi teringat dengan gadis itu lagi.
“Arrrrggggggggggg.” Teriak Rio
dengan amat sangat kencangnya untuk melepas beban yang ada dalam hidupnya.
Berharap hatinya tidak akan sakit lagi.
Besok,
yah besok adalah pertemuan terakhir mereka. Lagi lagi Rio mengusap wajahnya
dengan kesal dan sangat keras. Dirinya masih belum terima jika gadis itu pergi.
Ini sangat mendadak. Dirinya belum siap. Dan besok pagi terakhir kalinya
dirinya melihat gadis yang pernah singgah di dalam hatinya. Lagi-lagi perasaan
sakit itu datang lagi. Dan pria tampan ini memutuskan untuk berbaring di tanah
membiarkan angin berhembus semakin kencang ke arahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Kenapa sih loe Shill. Bingung
banget.” Tanya Agni yang sekarang sedang membaca buku kimia di bangkunya seraya
melirik sahabatnya yang dari tadi mondar mandir tidak jelas di sebelahnya.
“Rio Ag, dia belum balik ke kelas
juga. Padahal bel udah bunyi satu jam yang lalu.”
“Yaudah sih, kata loe sekarang
Rio lagi ngomong sama Ify. Ya biarin ajah. kecuali kalo loe gak rela Rio
ngobrol bareng Ify.”
“Please deh Ag, bukan masalah
rela atau gak rela. Tapi ini masalahnya gak balik-balik. Masa ngobrol lama
banget sih. Gak mungkin donk.”
“Shilla. Lagian ngapain loe yang
repot sih, siapa loe coba.” Ucap Agni yang aslinya ingin menggoda Shilla.
“Denger yah Agni Tri Nubuwati
yang nyebelinya minta ampun. Loe Tanya siapa gue. Gue Ashilla. Queen in SMA
Batavia yang sebentar lagi bakal jadi Queen in Rio’s heart.”
“PD. Ngarep mood on loe.”
“Yeee biarin ajah. mending gue
ngarep tapi pasti daripada loe. ngarep tapi gak pasti. Wleek.”
“Narsis. Heh, siapa tahu ajah pas
Rio ngobrol sama Ify, Rio nembak Ify terus mereka jadian lagi deh. apa loe
masih bilang loe adalah queen in Rio’s heart. Hah.” Tantang Agni yang membuat
Shilla manyun.
“Ihhh, loe sahabat gue bukan sih.
Bukanya ngehibur sahabat loe ini yang lagi galau malah di panas panasin. Rese
loe Ag.”
“hehehe. Peace my sis. Iya deh
nggak. Gue yakin kok Rio pasti gak bakalan suka sama Ify. Dia kan sukanya sama
loe Shill.” Ucap Agni menghibur.
“Ngerayu loe. tadi ajah manas
manasin, sekarang ajah. Gue mau ke kelas Rio dulu yah Ag, siapa tahu dai udah
balik.”
“Heh Shill. Loe lupa, abis ini
kita ada ulangan Kimia. Belajar woy.”
“Tenang ajah. Kan ada loe. Gue
bisa copy paste punya loe. Belajar yang rajin yah sis, babay.” Ucap Shilla sebelum
dirinya benar benar keluar kelas disertai senyum termanisnya yang membuat Agni
ingin muntah.
“Dasar queen wanna be rese’. Gak
tahu apa ni materi susahnya naudzubillah. Huft.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Seorang
gadis memasuki kelas XI IPA 3 dengan PD’nya. Tetapi bukan tatapan sinis ataupun
ucapan ucapan sindiran yang gadis ini dengar. Melainkan ucapan kagum dan
tatapan tidak percaya yang ditunjukkan oleh siswa XI IPA 3. Mereka otomatis
menghentikan kegiatan mereka dan mereka langsung mengalihkan pandangannya ke
arah sang gadis yang baru masuk tadi.
Siapa
juga yang tidak tertarik melihat queen di sekolahnya ini. Mereka pasti akan
rela dimarahin guru jika di dalam kelas ada guru yang mengajar demi melihat
seorang Shilla. Tapi untungnya waktu itu tidak ada guru yang mengajar. Jadi
mereka bebas memandangi Shilla. Dan Shilla sendiri, melangkahkan kakinya menuju
ke tempat Gabriel setelah dirinya melihat Gabriel di ujung yang sedang membaca
komik kesukaanya. Gadis cantik ini langsung duduk di sebelah Gabriel. Bangku
Rio.
“Yel.” Panggil Shilla yang
membuat pria di sebelahnya menoleh.
“Shilla. Ngapain loe disini.”
Ucap Gabriel kaget melihat gebetan sahabatnya ternyata ada di sebelahnya.
“Sok kaget banget sih loe.”
“Ngapain gue sok kaget. Gue emang
kaget tahu.”
“Huh, temen temen loe ajah
langsung mandangin gue semua, loe malah asyik sendiri.”
“Ngapain gue ikut ikutan
mandangin loe. yang ada gue babak belur dipukulin si Rio.” Canda Gabriel seraya
menutup komiknya dan menaruhnya di atas meja.
“Jayus loe. Gue mau Tanya dong.”
“Tanya ajah. kalau pertanyaan loe
susah wajib, kudu, harus, bayar gocap ke gue.” Canda Gabriel lagi.
“Yel, seriusan.”
“Iyah iyah. Tanya apa Ashilla
Zahrantiara yang nyebelinnya minta ampun.” Ucapan Gabriel sukses mendapat
pukulan di lengannya dari seorang Ashilla. Dirinya hanya bisa mengaduh.
“Makanya serius. Eh, Rio belum
balik juga ???”
“Shilla. Shilla. Loe cantik
cantik bego yah. Nih lihat. Di kelas ini ada Rio gak. Kalau Rio ada disini. Loe
gak bisa duduk di bangku Rio karena pasti ada Rionya disitu. Kecuali kalo loe
mau duduk pangku di atas Rio.”
“Gabrieeeelllll. Loe rese banget
sih jadi cowok.” Teriak Shilla lirih seraya memukul lengan Gabriel menggunakan
tangannya.
“Iya iya Shill. Ampun ampun.
Yaelahh, gitu ajah ngambek. Iyah Rio belum balik dari tadi. Kenapa ???”
“Loe gak berniat buat nyusulin
temen loe itu ???”
“Ngapain. Dia kan udah gede. Gak
bakalan ilang dia. lagian siapa juga yang mau nyulik Rio. Yang ada yang nyulik
itu dipukulin sama bodyguard loe lagi. Kaya Rio dulu ……. Peace Shill.” Cengir
Gabriel setelah melihat tatapan tajam yang ditunjukkan oleh gadis disebelahnya.
“Loe rese yah. Sekarang loe kasih
tahu ajah. dimana Rio sekarang.”
“Di tempat biasa.” Jawab Gabriel
sok polos.
“Dimana begoooo. Mana tahu gue
tempat biasa. Yang tahu kan Cuma loe sama Ify. Udah cepetan kasih tahu. atau
gue bakalan ………”
“Iyah iyah gue kasih tahu. gue
paling takut sama anceman loe Shilla. Di atap sekolah. Loe kesana ajah.”
“Atap sekolah ???” Tanya Shilla
memastikan.
“Loe gak budeg kan ??? Loe pasti
denger dong apa yang gue omongan sebelumnya ???”
“Lama-lama gue pengin bunuh loe
Yel. Kalau loe bukan sahabat Rio udah gue bejeg bejeg muka loe.”
“Hehehe J. Dan untungnya gue itu
temenya Rio Shill. Jadi gue gak jadi di bejeg bejeg sama loe.”
“Rese loe. bodo ahh. Gue pergi
dulu.”
tunggu kelanjutanya yah guys. ..
kalo pengin dilanjut yah monggoh jadi pembaca yang baik hati ..
silahkan post komentar di bawah sini ..
atau kalau kalian menyukai monggoh like'nya ;)