Lanjutannya :)) semoga kalian terhibur dengan my story
^^
HAPPY READING ALL :*
WARNING !!!
INI UNTUK KALANGAN DEWASA, UMUR DIATAS 17 TAHUN !!! JIKA KALIAN TIDAK MEMATUHI DAN TERJADI APA - APA, DOSA DITANGGUNG SENDIRI.
PART SEBELUMNYA !!!
Alyssa hanya tersenyum canggung kepada
kedua orang tua itu. Mario juga memberikan senyumannya saat mereka berdua
meminta ijin untuk pulang terlebih dahulu kepadanya. Mario langsung menutup
pintu kamar kost Alyssa saat mobil yang ternyata benar milik seseorang yang
sedang bertamu ke kost Alyssa sudah menjauh.
“Gue butuh penjelasan.” Ucap Mario secara tegas seraya menatap Alyssa
dengan tatapan tajamnya. Dia masih berdiri di depan pintu. Dan Alyssa masih
duduk dengan gelisah dan tidak mau menatapnya.
“Loe mau tahu siapa mereka ??”
PART SELANJUTNYA !!!
“Jelas Alyssa. Loe pernah bilang sama gue, kalau loe hidup di Indonesia
sendirian. Gak ada satu orang pun yang punya hubungan darah sama loe, tapi
kenapa ada mereka yang datang ke sini untuk ...”
“Cukup Mario. Sampai kapan loe akan terus mencari tahu tentang kehidupan
gue. Sampai kapan loe akan terus ingin tahu sama semua yang berhubungan dengan
gue.” Potong Alyssa dengan kesal seraya menatap mata Mario yang masih marah.
“Karena gue ...”
“Kenapa ?? Loe gak bisa jawab kan ?? Jangan karena kejadian kemarin malam,
loe bisa seenaknya ingin tahu tentang gue Mario. Gue juga butuh privacy.”
Mario
menatap bingung kearah wanita itu. Harusnya disini dia yang marah, tapi kenapa
sekarang menjadi wanita itu yang marah dengannya ?? Mario mendekat kearah
wanita itu dan duduk di sebelah kanan Alyssa. Alyssa masih menampakkan wajah
kesalnya dan tidak juga menatapnya.
“Gue kan Cuma nanya, mereka siapa elo. Kok marah ??”
“Loe yang bikin gue marah.” Ucap Alyssa kesal. Dia masih tidak mau menatap
Mario.
“Ck, padahal gue kesini ingin melupakan kelelahan gue. Disini malah di
sinisin.” Ucap Mario dengan nada yang sengaja di sengsara seraya menyenderkan
tubuhnya di kepala sofa. Dan berhasil membuat wanita itu menatapnya.
“Ya habis, loe dulu sih yang mulai.” Ucap Alyssa pelan seraya mendekat
kearah bosnya itu. “Capek banget yah emangnya ??” Tanya Alyssa polos.
“Gak kok, biasa aja. Tapi gue butuh obat buat bikin rasa lelah gue hilang.”
“Apa ??” Tanya Alyssa was – was. Ada bau bau tidak enak disini. Apalagi
melihat tatapan kerlingan nakal dari pria di hadapannya sekarang.
Mario
menatap Alyssa lama. Matanya menatap bibir tipis wanita itu dengan penuh minat.
Alyssa yang sudah mengetahui bahwa dugaannya benar hanya menjaga jarak dengan
pria itu dengan memundurkan tubuhnya.
“Kenapa ??” Tanya Mario heran seraya tersenyum nakal melihat tingkah
Alyssa.
“Jangan mendekat. Kalau loe berani mendekat, gue akan ...”
“Akan apa ?? Emang loe berani ngapain gue ?? Loe kan sekretaris gue. Jadi
gue bebas menyuruh apapun sama loe.”
“Hanya di kantor.” Jawab Alyssa seraya memberikan beberapa penekanan.
“Oh ya ?? Bukannya gue bilang kemarin, kalau loe udah sah menjadi sekretaris
gue di dalam atau di luar kantor ?? Inget ??”
“Enggak.”
“Yaudah deh, loe inget inget aja dulu. Gue mau mandi.”
“Eh, gak sopan banget sih loe. Ini kan kamar milik gue. Gue gak ngijinin
loe mandi disini.” Ucap Alyssa.
Mario
berhenti melangkah kemudian membalikan tubuhnya. “Yang tadi pagi bayar kamar
kost loe siapa ?? Gue kan. Jadi, gue berhak buat ngapain aja disini. Termasuk
tidur di kasur loe itu.”
“What ?? Mario.” Teriak Alyssa dengan kesal. Sayangnya pria tampan itu
sudah masuk ke kamar mandi dengan tertawa puas. Alyssa hanya mendengus kesal
seraya mengusap wajahnya secara kasar.
“Musibah banget buat gue kalau ada dia disini. Ck.”
“Alyssa.” Alyssa menatap kearah pintu kamar mandi, disana ada kepala Mario
yang menyembul. Dia bisa menebak kalau pria tampan itu sudah naked.
“Loe gak salah kan ngisi kamar mandi loe dengan barang – barang pribadi
kaya gitu.”
Alyssa
mengernyit bingung. Barang – barang pribadi ?? Apa yang dimaksud oleh bos’nya
itu ?? Alyssa kembali menatap Mario yang masih berada di posisi sebelumnya
dengan seringaian khas miliknya yang membuat Alyssa teringat sesuatu. Astaga,
di dalam sana ada pakaian dalamnya yang belum sempat Alyssa taruh.
“Marioo.” Dengan gerakan cepat Alyssa masuk ke kamar mandi untuk mengambil
pakaian dalamnya itu. Dan wanita ini tidak menyadari jika Mario sudah mengunci
pintu kamar mandinya dan kuncinya ia letakkan di tempat yang tidak terjangkau.
“Dasar mesum.” Teriak Alyssa saking jengkelnya di depan Mario yang hanya di
tanggapi dengan senyuman manis pria tampan itu.
“Itu memang ciri khas gue Alyssa. Fix, sekarang gue mau mulai membersihkan
diri.”
Alyssa
menatap tajam kearah pria itu kemudian memilih mengalah dan ingin keluar dari
kamar mandi, tapi kenop pintunya tidak bisa di buka. Sudah berulang kali Alyssa
mencoba membuka tapi tetap tidak bisa.
“Mario, mana kuncinya. Gue mau keluar.” Ucap Alyssa geram dengan pemuda
itu.
“Udahlah. Mendingan kita mandi bersama.” Ucap Mario santai seraya menarik
lengan Alyssa mendekat kearahnya sampai mereka berdua sama – sama basah terkena
air yang meluncur dari shower.
Alyssa
memejamkan matanya dengan kedua tangannya yang bertumpu di kedua bahu pria
tampan di hadapannya sekarang. Dan Alyssa baru merasakan jika Mario hanya
bertelanjang dada. Sementara celana panjangnya sudah di lepas dan hanya
menyisahkan celana pendeknya.
“Lebih enak kan kalau mandi bareng.”
Alyssa
membuka matanya setelah mendengar kalimat penuh ke pervert’an dari pria ini.
Dia langsung berusaha mendorong Mario untuk menjauh darinya. Tapi dengan cepat
Mario menarik pinggang Alyssa hingga mereka berpelukan.
“Alyssa, loe harus tahu. Gue bener – bener lelah. Dan Cuma loe yang bisa
menyembuhkan rasa lelah gue Alyssa.” Ucap Mario pelan seraya memeluk pinggang
wanita itu dengan erat.
“Tapi gak dengan cara seperti ini.”
Mario
menarik bahu Alyssa yang sudah basah. Pria tampan itu menatap Alyssa dari bawah
hingga keatas. Dan dia baru menyadari jika Alyssa memakai rok mini yang sangat
pendek serta baju pink’nya yang menggelembung di bagian lengan. Membuat Mario
menyeringai saat bisa melihat pakaian basah Alyssa.
“Loe tahu kalau gue mau kesini ?? Sengaja mau ngegoda gue ??” Goda Mario.
“Apaan sih. Tingkat kemesuman loe semakin tinggi. Menjijikan.” Ujar Alyssa
seraya menatap mata Mario dengan tajam.
“Yang penting loe suka. Sekarang buka baju loe.” Perintah Mario dengan
seenaknya. Mata wanita itu melebar mendengar kalimat itu.
“Loe gila ??” Pekik Alyssa dengan nada shock. Kemudian mencubit lengan pria
itu dengan tidak berperikemanusiaan.
“Alyssa. Aw. Ini beneran sakit. Lepasin.” Teriak Mario berusaha
menyingkirkan tangan Alyssa yang masih bertengger di lengannya.
“Kasih tahu gue dimana kuncinya setelah itu baru gue lepasin.” Ancam
Alyssa.
Mario
tidak mengindahkan perkataan wanita itu. Dia langsung menarik Alyssa mendekat
kemudian mencium tepat di bibir manis Alyssa. Alyssa lagi – lagi dibuat seperti
ini oleh Mario membuat cubitannya terlepas. Mario tersenyum dalam sela – sela
ciuman panasnya itu.
Pria
tampan itu menarik pinggang Alyssa lebih dekat setelah Alyssa menerima
perlakuannya dengan memejamkan mata dan kedua lengannya melingkar sempurna di
leher Mario. Bahkan sekarang wanita itu sudah bisa membalas ciuman Mario.
Pria itu terus menerus tersenyum dalam
ciumannya seraya menggerak gerakkan kepalanya ke kanan dan kiri berusaha untuk
mencari posisi yang paling nyaman untuknya. Dengan disengaja, tangan Mario
mengangkat baju Alyssa keatas dan berusaha melepaskannya dari tubuh wanita itu.
Alyssa tersadar saat baju atasnya melewati
kepalanya. Dia langsung menjaga jarak dengan pria itu seraya menutup tubuhnya
dengan kedua tangannya.
Mario
mendengus kesal karena saat - saat membahagiakannya harus tersapu begitu saja
begitu Alyssa melepaskan ciumannya secara kasar. Dia menatap wanita itu yang
masih menutup tubuhnya dengan kedua tangan.
“Please Alyssa. Gak usah lebay. Gue Cuma gak mau loe sakit. Cuma karena
mandi tengah malam begini. Lagian kan ada tanktop merah muda loe itu.” Ujar
Mario kesal.
“Tetep aja loe gak sopan udah membuka baju gue tanpa ijin. Loe pikir dengan
gue hanya mengenakan pakaian serba mini seperti ini, gue gak kedinginan ??”
“Fine, loe kedinginan kan ?? Jadi gue boleh mengobati hal itu dengan
memeluk loe.”
Mario
memeluk Alyssa kembali. Kali ini wanita itu tidak memberontak seperti
sebelumnya. Karena dia benar – benar kedinginan. Bahkan sekarang Alyssa memeluk
bos’nya itu tak kalah erat dengan Mario. Kepalanya ia senderkan di bahu
telanjang Mario. Dan dia menyadari, jantungnya berdegup kencang. Ada sesuatu
yang menggelitik yang Alyssa sendiri tidak tahu itu karena apa.
Apa
jangan – jangan karena dia sekarang sedang dekat dengan Mario ?? Apa karena
pria ini dia bisa merasakan hal – hal seperti tadi ?? Alyssa menggelengkan
kepalanya pelan, dia tidak boleh mempunyai perasaan lebih untuk bos’nya yang
satu itu. Bukan itu tujuannya dia berada di tempat kost kumuh seperti ini.
Bukan itu. Dan Alyssa terus meyakinkan dirinya bahwa tidak ada perasaan disana.
***********
Alyssa sedang berkutat dengan bahan – bahan masakan di dapur kecilnya. Yah,
di kamar kost’nya ada dapur kecil yang letaknya di sebelah kamar mandi. Alyssa
sedikit beruntung karena disaat dia butuh makanan di malam hari, dia tidak
perlu keluar kamar untuk mencari makanan, karena ada dapur mini yang bisa ia
gunakan.
Jam
yang terpajang di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Dan dia
terbangun karena merasakan perutnya yang sangat lapar. Wanita ini tadi malam
terlalu sibuk untuk mengurusi dua orang yang tadi malam bertamu ke kamar
kostnya. Dan setelah itu langsung diganggu oleh bos’nya itu yang datang tiba –
tiba.
Alyssa
membawa mie cup’nya ke sofa. Dia mulai menikmati makanan ringannya itu.
Pikirannya tanpa diperintah kembali ke tadi malam saat dua orang paruh baya itu
datang ke kamar kost’nya dan memerintah tanpa bisa di bantah oleh Alyssa.
Wanita
itu terus menerus mengucapkan lafal ‘maaf’ kepada siapapun yang bersangkutan
dengannya. Dia ingin berhenti menerima perintah dari mereka. Tapi tidak bisa,
mengingat jika mereka adalah dua orang yang wajib Alyssa hormati karena
statusnya yang lebih tua darinya.
Alyssa
ingin sekali menemukan seseorang yang bisa menyelamatkan kehidupan dirinya yang
begitu rumit. Dia ingin terbebas dari semuanya. Dia ingin hidup bebas tanpa di
beri beban yang cukup berat di pundaknya.
“Ehem.”
Deheman
yang cukup keras itu membuat Alyssa mengalihkan pandangannya ke sumber suara.
Dan dia terkesiap saat bos’nya sudah duduk di sampingnya dengan piyama birunya
dan rambutnya yang acak – acakkan. Mulutnya terus menguap dan tangannya terus
menerus mengusap wajahnya kasar.
“Kok bangun ??”
“Gue pasti bangun kalau gulingnya ngilang.” Jawab Mario asal. Masih
setengah sadar karena baru bangun dari alam mimpinya.
“Guling ?? Seinget gue, di kasur itu gak ada guling, hanya ada ... Astaga,
dasar mesum. Gimana bisa gue punya bos yang mesum banget kaya loe.” Cerocos
Alyssa.
Mario
mendekatkan dirinya kearah Alyssa dan memeluk wanita itu serta menyenderkan
kepalanya pada lekukan leher wanita itu. “Serius Alyssa. Gue gak bisa tidur
kalau gak bisa peluk sesuatu. Apalagi kalau gulingnya itu elo. Gue tambah
nyaman deh tidurnya.”
“Kok loe jam segini makan sih ?? Mie lagi ?? Mau gemukkin badan ??” Tanya
Mario heran saat menyadari ada cup yang berisi mie yang masih dipegang wanita
itu.
“Gue laper. Tadi malam belum makan.” Jawab Alyssa cuek.
“Gue masih penasaran, dua orang itu siapa loe ??”
“Gue udah bilang jangan membahas masalah itu lagi Mario. Kenapa sih ngeyel
banget dibilangin ??” Ujar Alyssa kesal serta melepaskan pelukan Mario dengan
kasar.
“Ck, gue gak bermaksud ikut campur. Gue hanya ingin tahu.”
“Itu privacy gue. Jadi jangan buat gue kesel lagi dengan keingintahuan loe
itu.” Ucap Alyssa sinis seraya bangkit darisana. Dia berjalan menuju ke
kamarnya.
Mario
hanya menatap Alyssa dengan tatapan sendunya. Wanita itu sama sekali tidak mau
jujur dengannya. Entah apa yang dirahasiakan dari wanita itu kepadanya. Mungkin
benar kata Alyssa. Setiap orang butuh privacy. Dia saja mempunyai privacy yang
hanya orang tertentu saja yang boleh tahu.
Tapi
mengingat saat dirinya tadi menghampiri Alyssa. Wanita itu sepertinya mempunyai
sesuatu yang sangat berat di pundaknya. Tatapannya benar – benar penuh dengan
ketakutan dan kekhawatiran membuat Mario tidak bisa menebak apa yang terjadi
pada wanita itu.
Pria
tampan itu memutuskan untuk berjalan kearah kamar mandi untuk bersiap – siap ke
kantor. Banyak pekerjaannya yang sedang menunggu di kantor. Dan mungkin hari
ini hingga beberapa hari ke depan, Mario akan terus berada di kantor karena
pekerjaannya itu.
Tapi, pria ini tetap tidak akan menyerah,
mengingat semua ini adalah kerja keras dari orang tuanya selama ini. Dia harus
bisa membuat perusahaan itu semakin maju agar orang tuanya bangga kepadanya.
Yah, itu yang harus ia lakukan sekarang.
*************
Alyssa
menatap layar ponselnya dengan pandangan nanar. Melihat beberapa kalimat yang
tertera melalui pesan singkat yang dikirimkan oleh seseorang. Dia bergegas
untuk pergi ke suatu tempat dahulu sebelum pergi ke kantor.
Mengingat
tadi pagi, tentang sikap Mario yang benar – benar cuek setelah mendapat kalimat
sinis darinya membuat Alyssa menyesal. Mario tidak salah, dia hanya ingin tahu
masalah yang sebenarnya sedang dialaminya. Tapi Alyssa sedang tidak ingin
berbagi dengan siapa – siapa sekarang.
Alyssa
menghembuskan nafas secara kasar. Dia cepat – cepat bergegas untuk pergi ke
suatu tempat. Dia harus cepat datang atau sesuatu yang buruk menimpa dirinya.
Dan Alyssa benar – benar malas jika harus berurusan dengan masalah dengan orang
yang akan ditemuinya sekarang.
Alyssa
berhenti di sebuah gedung betingkat. Entah ini gedung apa namanya yang jelas
wanita ini selalu datang ke tempat ini setiap hari untuk melaksanakan tugasnya.
Alyssa melihat beberapa orang yang sedang bercengkrama di dalam sana, dan
dengan keberanian yang tinggi, wanita ini mendekat.
“Akhirnya datang juga devil’s girl kita yang satu ini.”
“Loe semua tahu kan, kalau gue gak suka basa – basi.” Jawab Alyssa datar.
Mereka
menganggukkan kepalanya kemudian mendekat kearah Alyssa, serta langsung
menyerahkan selembar kertas yang membuat Alyssa menatap bingung ke orang itu.
“Lihat dan perhatikan baik – baik.” Teriak seseorang, Alyssa hanya menatap
datar orang itu yang merupakan pemimpin di group Devil ini. Dia tidak menjawab
perkataannya dan langsung memperhatikan baik – baik sesuatu yang ada di kertas.
Mata
Alyssa membulat melihat foto yang tertera jelas disana. Alyssa jelas tahu siapa
orang yang ada di kertas ini. Dan mulutnya menganga begitu membaca detail
tentang kehidupan seseorang itu.
“Dekati dia, dan buat semua yang dimilikinya menjadi milik kita. Loe pasti
ngerti maksud gue kan ??”
Alyssa
tidak percaya dengan pendengarannya sekarang. Dia menggeleng gelengkan
kepalanya dengan kuat. Tidak, dia tidak sanggup jika melakukan hal itu.
“Enggak. Kalian boleh menyuruh gue buat mendekati siapapun. Tapi tidak
dengan orang ini.” Tolak Alyssa tegas. Semua yang berada disana justru tertawa
mendengar hal itu. Alyssa hanya diam.
“Sayangnya kami tidak menerima penolakan. Silahkan pergi dan patuhi
perintah kami. Atau loe akan mendapat masalah.”
“Please.” Ucap Alyssa memohon.
“Itu target loe sekarang. Laksanakan dan jalankan dengan sebaik – baiknya
seperti sebelumnya Alyssa. Dan jangan sampai gagal.”
Alyssa
sekali lagi menatap nanar ke foto itu. Dia tidak tega jika harus berbuat
seperti itu. Alyssa menatap orang – orang disana dengan tatapan memelas yang
dimilikinya, tapi tetap saja, hanya gelengan sebagai jawaban. Alyssa
menganggukkan kepalanya karena tidak mungkin permohonannya di kabulkan.
“Baiklah. Gue permisi.”
“Laksanakan dengan cepat Alyssa.”
Alyssa
tidak mengindahkan teriakan itu. Dia hanya diam dan terus berjalan.
Pandangannya kosong. Antara mematuhi dan menolak. Jika menolak, maka akan
banyak bahaya yang pastinya akan datang pada kehidupannya. Dan semakin banyak
pula orang – orang di sekelilingnya yang akan disakitinya.
Dan Alyssa tidak mau jika itu terjadi.
Dengan
sangat terpaksa dia mematuhi perintah itu. Dan harus dilaksanakan dengan sebaik
– baiknya. Seraya berjalan, Alyssa menundukan wajahnya dan terus – menerus
mengucap kata ‘maaf’ kepada orang yang akan disakitinya – lagi.
*************
Alyssa
memasuki kantor dengan tidak bersemangat. Entah mengapa hari ini ia ingin
sekali sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, pekerjaan dia sekarang memang wajib untuk
dikerjakan. Alyssa sadar diri, jika sekarang ia sudah terlambat. Tapi tidak
perduli apakah dia harus di pecat atau mendapat omelan dari sang direktur itu.
“Alyssa.” Baru saja wanita ini duduk di kursinya sudah ada seseorang yang
memanggil namanya. Membuat emosinya naik seketika.
Alyssa
menengadah dan terlihatlah seorang wanita yang memakai pakaian kantor cukup
ketat dan mini. Alyssa melengos melihat wanita itu yang merupakan salah satu
fans fanatic direktur’nya itu.
“Kamu sudah terlambat tapi tidak mau ke ruangan saya untuk mempertanggung
jawabkan kelakuan kamu. Kamu pikir kamu siapa Alyssa ??”
Alyssa
berhenti mencoret – coret buku yang ada di mejanya. Tangannya memegang erat
pena yang ia pegang di tangan kananya sampai jari – jarinya memutih akibat
terlalu kuat mencekalnya.
“Denger yah nona Fa yang terhormat. Saya mau ijin sama kamu atau tidak, itu
bukan urusan kamu. Kamu mau tahu siapa saya ?? Saya sekretaris dari bapak
Direktur. Sekaligus pemilik perusahaan – Pak Mario Raditya. Jelas ??”
“Kamu pikir, pak Mario akan berpihak sama kamu setelah kesalahan terbesar
kamu yang udah menantang saya dan berbuat seenaknya. Dasar wanita malam.”
Ceklek.
Dua orang yang masih berseteru itu akhirnya menoleh bersamaan setelah terdengar
kenop pintu yang terbuka. Dua orang itu langsung memasang mimik muka yang
sangat berbeda saat melihat siapa seseorang yang membuka pintu itu.
Alyssa
melengos tanpa menatapnya dan Fa memasang senyuman paling manis seraya
membenarkan penampilannya dengan tidak sabar.
“Ada apa ini ??”
“Maaf pak. Alyssa sudah terlambat tapi tidak mau ke ruangan saya. Dia malah
membentak saya dan berbuat seenaknya.” Adunya. Orang yang membuka pintu – yang
ternyata Pak Direktur – menatap Alyssa yang tidak menatapnya.
Mario
mengernyit bingung melihat raut wajah Alyssa yang tidak seperti biasanya. Ah,
Mario lupa, dia dan Alyssa kan sedang bertengkar akibat masalahnya tadi pagi.
Ck, ini bahkan lebih sulit untuknya jika Alyssa seperti ini.
“Sudah Fa, kamu kembali ke ruangan kamu. Biar Alyssa saya yang urus.”
“Saya bantu ya pak.” Ucap Fa dengan nada manja membuat Alyssa mencibir
pelan. Ck, wanita ini benar – benar menjijikan.
“Tidak usah Fa. Silahkan kembali ke ruangan kamu. Sekarang.” Ucap Mario
tegas.
“Baik Pak. Permisi.”
Mario
bernafas lega karena wanita itu sudah pergi. Ck, dia sama sekali harus berpikir
keras untuk bisa mencari jawaban jika wanita itu selalu meminta yang aneh –
aneh. Seperti tetap kekeh untuk berada di sampingnya. Membuatnya muak.
“Alyssa. Permasalahan di luar kantor tolong jangan di sangkut pautkan
disini.”
Alyssa
tetap pada posisinya semula. Dan mencibir pelan akibat ke sok tahuan yang
dilakukan oleh Direkturnya ini. Memangnya dia seperti ini akibat masalah mereka
tadi pagi ?? Ck, bahkan masalah yang satu ini jauh lebih sulit untuknya.
“Saya lagi berbicara Alyssa.” Ujar Mario memberi peringatan untuk wanita
itu.
“Saya minta ijin untuk pulang ke rumah Pak. Saya sedang tidak enak badan
hari ini.”
“Apa yang kamu maksud dengan tidak enak badan ?? Kamu pikir saya anak TK
yang bisa dibohongin sama kamu ??”
Mario
memandang Alyssa dengan tatapan tajamnya. Dia benar – benar emosi sekarang.
Baru kali ini ada seseorang yang sangat berani kepadanya. Apalagi jabatan yang
dimilikinya jelas sangat di bawah Mario.
“Kamu ikut ke ruangan saya Alyssa.” Perintah Mario seenaknya.
Alyssa
memandang Mario yang sudah masuk lebih dulu ke ruangannya dengan tatapan nanar.
Wanita ini menundukan wajahnya dalam – dalam. Dia amat sangat merasa bersalah
kepada seseorang, dan dia ingin sendiri dulu untuk menenangkan pikirannya.
Mengapa Mario sangat tidak perduli tentang hal itu ??
Dengan
tidak bersemangat, Alyssa mengikuti Mario memasuki ruangannya. Dia membuka
pintu itu dan terlihatlah Mario yang sedang duduk di kursi tertingginya dengan
tidak melakukan apa – apa, hanya menatap Alyssa dengan tatapan
mengintimidasinya. Membuat Alyssa gugup sendiri di tatap seperti itu.
“Duduk.”
Alyssa
mengikuti perintahnya dengan duduk di depan Mario – yang hanya di batasi dengan
meja besar di ruangannya – dengan gugup.
Tanpa
Alyssa sadari, Mario mendekat kearah Alyssa dan mengambil tempat duduk di
sebelah Alyssa dan didekatkan kearah wanita itu. Sehingga sekarang, Mario sudah
duduk di sebelah Alyssa dengan jarak yang sangat dekat.
“Ada apa Alyssa ??”
Wanita
itu tersentak saat merasakan ada tangan yang menyentuh pipi’nya. Dia
mengalihkan pandangannya ke samping kananya dan sudah terdapat Mario yang masih
menatapnya seperti sebelumnya.
“Pak, lepas. Ini di kantor.”
“Kamu tenang saja. Disini hanya ada kita berdua. Ruangan ini kedap suara
dan CCTV di ruangan saya hanya saya yang bisa melihatnya.”
Mario
menarik wajah Alyssa mendekat. Sehingga sekarang mereka berdua berhadapan
dengan wajah yang hanya terpaut beberapa cm. Alyssa menahan nafas saat Mario
mendekatkan wajahnya kearahnya. Pandangan pria itu terus tertuju pada bibirnya.
Dan benar saja, Mario menciumnya tepat di bibir.
Alyssa
bisa melihat mata Mario yang tertutup. Perlahan – lahan, Alyssa mengikutinya
dengan menutup matanya. Dia berusaha untuk menerima perlakuan Mario dengan
mengalungkan kedua lengannya di leher pria itu.
Mario
menarik pinggang Alyssa untuk berdiri begitupun dengan dirinya. Lalu mendudukan
wanita itu di meja besar di ruangannya. Dan itu bisa membuat Mario bebas untuk
menjelajah lebih lanjut bibir manis milik wanita itu. Tangannya sudah masuk ke
dalam baju kerja Alyssa dan mengelus punggung wanita itu dengan ahlinya.
Alyssa
terus mendesah menikmati permainan Mario. Entah mengapa, sentuhan pria ini
membuatnya seperti candu yang selalu saja ingin diperlakukan seperti ini terus.
Sentuhannya sangat lembut dan membuatnya bergairah. Dan seumur hidupnya baru
kali ini Alyssa merasakan sentuhan seorang laki – laki.
Alyssa
meremas rambut pria itu dengan eratnya. Berusaha meredam semua desahannya lewat
itu. Ciuman mario bertambah panas. Dan sekarang bibir pria itu sudah ada di
lehernya dan mengecupnya berkali – kali membuat Alyssa mendesah tidak karuan.
Pria itu membuat tanda kepemilikan disana. Dan setelah puas, mario kembali
melumat bibir Alyssa dengan rakus.
“Ehem.”
Alyssa
mendorong Mario menjauh saat tersadar ada seseorang pria yang berdiri di pintu
dengan menyenderkan tubuhnya disana dan kedua tangannya yang terlipat di depan
dada. Entah berapa lama pria itu berdiri disana. Yang jelas itu membuat Alyssa
salah tingkah dan cepat – cepat membenarkan penampilannya.
Mario
juga ikut menatap ke orang yang sudah menganggu acaranya. Dia menatap tajam ke
orang itu dan langsung menurunkan Alyssa dari atas mejanya. Dia sempatkan untuk
mengecup pipi kiri wanita itu membuat Alyssa mencubit lengannya dengan keras
dan menyebabkan Mario meringis kesakitan.
“Gue ganggu yah.”
Mario
mencibir pelan karena kalimat sok imut yang keluar dari mulut orang yang
mengganggu acaranya yang ternyata sahabatnya – Alvin William. Sedangkan Alvin
sendiri sudah tertawa puas melihat sahabatnya yang sepertinya sangat sengsara
karena kehadirannya.
“Sorry bro, gue kan gak tahu kalau loe lagi berbuat, ehem.” Goda Alvin.
“Permisi, saya keluar dulu.” Sela Alyssa membuat dua pria tampan itu
menatapnya.
“Loe yakin mau keluar setelah gue membuat kiss mark di leher loe ??” Tanya
Mario tanpa pikir panjang. Alyssa langsung menutupi lehernya serta menundukkan
wajahnya karena perkataan Mario yang tidak tahu aturan. Dalam hati, dia terus
menerus merutuki perkataan direkturnya itu yang membuatnya malu.
“Ck, sopan banget omongan loe bro. Disini ada anak baru gede nih.”
Mario menatap tajam kearah Alvin yang nyengir gaje. “Loe punya tugas bro.
Mumpung loe lagi ada disini. Beliin syal buat Alyssa. Dan gak pake lama.”
Mata
pemuda itu melebar sempurna. What ? Seorang Alvin di perintah begitu saja oleh
seorang Mario Raditya ?? Ini keterlaluan.
“Loe yakin nyuruh gue ??” Tanya Alvin tidak santai.
“Loe mau backstreet loe gue bocorin ke nyokap bokap loe ??” Ucap Mario langsung.
“Loe kan udah janji sama gue gak bakalan bocorin sama siapa – siapa bro.”
Ucap alvin memelas. Ancaman sahabatnya merupakan kekalahan telak buat Alvin.
“Yaudah, silahkan keluar dan patuhi perintah gue.” Ucap Mario tegas dan
tidak berperasaan. Terpaksa, Alvin menyetujui walaupun dengan cibiran - cibiran
pedas yang keluar dari mulutnya.
“Aw.” Pekik Mario keras saat dirasakan jitakan yang mendarat di kepalanya
serta cubitan pedas di lengan kananya. Pintu sudah tertutup kembali saat
sahabatnya sudah keluar untuk mematuhi perintahnya.
“Loe tahu, loe itu orang yang paling nyebelin. Sahabat loe sendiri loe
suruh ?? Ck.”
“Alyssa Sellina. Bisa gak sih loe gak make kekerasan setiap memberi
peringatan sama gue ?? Lama – lama gue bisa masuk rumah sakit gara – gara
kekerasan loe.” Ucap Mario, tangannya masih mengelus lengannya yang memerah.
“Bodo. Loe aja gak mikirin perasaan orang lain. Buat apa gue mikirin perasaan
loe.”
Mario
langsung menarik pinggang wanita itu mendekat. Tidak perduli dengan teriakan
Alyssa, pria itu sudah mencium bibir Alyssa dengan penuh minat. Alyssa berusaha
berontak tapi Mario selalu menahan pingangnya dan mencekal lengan kananya,
membuat wanita itu tidak bisa kemana – mana.
Ciuman
kali ini lebih panas dari sebelumnya. Mario menggerak gerakkan kepalanya ke
kanan dan ke kiri berusaha mencecap semua bibir manis nan mungil milik Alyssa.
Tangannya aktif mengelus bagian depan tubuh wanita itu membuat Alyssa mengerang
dalam ciumannya.
Mario
mendorong Alyssa hingga wanita itu menempel pada meja. Ciumannya beralih ke
leher wanita itu dan menciumnya dengan tidak sabaran. Alyssa hanya bisa meremas
rambut Mario dan menggigit bibir bawahnya untuk meredam desahannya. Ini gila,
baru kali ini dia merasakan kenikmatan seperti ini seumur hidupnya. Dan dia
menyukai sentuhan Mario. Dan entah mengapa, dia menginginkan lebih.
Ini benar – benar gila. Sentuhan Mario membuatnya gila.
Mario
sudah melepas blazer Alyssa tanpa wanita itu tahu karena terlalu fokus pada
sentuhan Mario yang membuatnya melupakan semua hal yang ada di pikirannya
sebelumnya. Oh, ini benar – benar nikmat. Sampai membuatnya seperti di surga.
Mario juga sudah bertelanjang dada karena tangan Alyssa – yang tanpa sadar –
sudah membuka kemeja pria itu.
Hanya tersisa celana panjang Mario dan rok hitam sebatas paha milik Alyssa.
Dan bra yang masih melekat di tubuh atas Alyssa.
Mereka benar – benar lupa sedang berada dimana dan melakukan perbuatan apa.
Alyssa tidak bisa berhenti mendesah karena sentuhan Mario. Ini gila !!!
Mario
terus tersenyum mendengar desahan wanita yang berada dalam pelukannya sekarang.
Cukup bangga bisa membuat wanita yang – pertama kali – melakukan hal ini
dengannya seperti berada di langit ke tujuh. Tangan pria itu terus saja
menjelajah kemana saja yang bisa disentuh di tubuh wanita itu.
Mario sudah bergairah saat ciuman pertama
mereka tadi. Dan sekarang semakin bergairah karena respon yang diberikan wanita
ini.
Ceklek !!!
Mata
Mario melebar mendengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang. Dia langsung
memeluk Alyssa dengan lebih erat untuk menutupi bagian depan tubuh wanita itu
yang terbuka.
“Siapa ??” Tanya Mario penuh dengan kegugupan.
Alyssa
juga sama gugupnya melihat seseorang paruh baya yang sedang berdiri disana
menatap kearahnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh Alyssa. Dia
malu. Sungguh. Sudah dua kali dia kepergok sedang berbuat ‘mesum’ bersama
dengan direkturnya ini. Entah dia harus bagaimana lagi jika harus berhadapan
dengan seorang paruh baya yang masih berdiri mematung di pintu itu.
“Siapa Alyssa ??” Tanya Mario sekali lagi dengan tidak sabaran.
“Pak Adit.” Jawab Alyssa dengan lirih.
“APA.”
***********
Selesai untuk post hari ini :D
Sekali lagi teman :* PLEASE, DON'T BE A SILENT READERS !!!
Gak ninggalin jejak, gak lanjut :p
Au revoir :*
Sekali lagi teman :* PLEASE, DON'T BE A SILENT READERS !!!
Gak ninggalin jejak, gak lanjut :p
Au revoir :*