Let's read this chapter.
Hope you like it :))
Mario bersandar pada kursi kebesarannya dengan nyaman. Matanya terpejam. Entah mengapa, sekarang dia jadi tidak mood untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat. Terlalu banyak pekerjaan dan masalah yang sedang terjadi dalam hidupnya.
Mario
menghela nafasnya kasar kemudian mengambil kertas yang tergeletak di atas
mejanya dan meremasnya dengan sorot mata penuh kebencian. Ini semua karena
ayahnya. Siapa lagi yang membuat Mario sebal seperti ini kalau bukan karena
ayahnya.
Apa tidak cukup penderitaan yang sudah ia alami selama ini ??
Mengapa ayahnya tidak pernah menganggapnya sebagai seorang anak ?? Mengapa
ayahnya selalu menganggap dirinya hanya sebagai boneka ??
Sedari
kecil, Mario selalu hidup sendiri. Di rumahnya dia hanya tinggal bersama
ayahnya dan juga beberapa pekerja. Tetapi ayahnya selalu meninggalkannya
sendiri. Mario selalu tinggal hanya dengan pekerja di rumahnya. Tetapi lama
kelamaan, ayahnya memecat seluruh pekerja di rumahnya. Hanya bibi Murni yang
tersisa. Satu satunya bibi yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya.
Mengingat ibu Mario jadi sedih kembali.
Menurut
informasi yang selalu ia dapat sedari kecil, Ibu dan ayahnya sudah berpisah.
Dan ayahnya memutuskan untuk mengambil Mario sedangkan ibunya mengambil
kakaknya. Kakak ?? Bahkan Mario tidak tahu wajah kakaknya sekarang seperti apa.
Yang ia tahu, kakaknya adalah seorang laki – laki. Hanya itu.
Mario
mengusap wajahnya gusar, dia menelungkupkan wajahnya pada meja kerjanya.
Rasanya ini semua tidak adil untuknya. Sedari kecil dia tidak pernah bertemu
dengan ibunya dan selalu dianak tirikan oleh ayahnya.
Apa ada yang lebih menyakitkan lagi selain itu ??
Mario
mengangkat kepalanya setelah ia mengingat satu nama yang entah mengapa sekarang
menjadi seperti candu untuknya. Kemudian dia tersenyum penuh kemenangan
mengingat janjinya kemarin. Dengan gerakan cepat, Mario menyambar jasnya yang
tersampir asal pada kursinya dan melangkah lebar menuju pintu.
Dia siap untuk menghilangkan pikiran buruknya tadi.
Lupakan soal ayahnya ataupun keluarganya.
Mario
tidak perduli, yang harus dia lakukan sekarang adalah bersenang – senang. Yah,
dengan perempuan itu pastinya.
************
Mario
masuk ke ruang kerja Alyssa dengan pelan. Sedari tadi dia mengetuk pintu
ruangan perempuan itu. Tapi tidak ada sahutan dari Alyssa. Akhirnya seperti
sekarang, Mario langsung masuk tanpa menunggu sang pemilik ruangan membukanya.
Memangnya siapa yang berani untuk memarahi seorang direktur. Yang ada dialah
yang akan memarahi orang itu walaupun orang itu tidak bersalah.
Kekuasaan tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh apapun.
Mario
kembali menutup pintu ruangan Alyssa. Setelah itu dia menatap ke seseorang yang
sedang ia cari tadi sedang meletakkan kepalanya di lipatan tangan yang
perempuan itu taruh di atas meja.
Mario terkekeh melihat Alyssa tertidur dengan kepalanya miring ke arah
samping.
Kemudian
dia mendekat dan memperhatikan Alyssa dengan lebih seksama. Perempuan ini
memang tidak secantik perempuan perempuan yang selama ini selalu menjadi
mainannya. Tapi entah mengapa, Alyssa tampak menarik di matanya. Mario tidak
tahu perasaan dia seperti apa untuk Alyssa. Yang Mario tahu, dia nyaman berada
di sisi Alyssa.
“Memangnya loe gak cape’ tidur dengan posisi seperti ini ??” Tanya Mario
pelan, tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Alyssa.
“Menurut gue loe jauh lebih cantik dari semua wanita yang pernah gue
temui.”
Mario
tersenyum kemudian meletakkan tangan kananya di tengkuk Alyssa dan meletakkan
tangan kirinya di bawah lutut wanita itu kemudian mengangkatnya. Dengan tidak
mempunyai rasa bersalah, Mario menempelkan bibirnya pada bibir wanita itu cukup
lama. Hanya menempelkan, karena dia tidak mau menganggu tidur Alyssa yang
sepertinya karena cape’.
Mario melirik jam dinding di ruangan Alyssa yang sudah menunjukkan pukul 7
malam.
Dia
mendesah kasar kemudian membawa Alyssa keluar ruangan. Janjinya tadi pagi untuk
‘bermain’ malam ini sepertinya akan gagal. Yah, menjadi orang baik untuk malam
ini sepertinya tidak masalah. Dia akan membiarkan Alyssa beristirahat untuk
saat ini. Tapi lihat saja besok. Mario tersenyum miring kemudian terkekeh pelan
dengan pemikirannya.
Sepertinya, Alyssa mengubah dunianya.
Tidak masalah, asal Mario selalu diijinkan wanita itu untuk berada di
sisinya.
************
Alyssa
menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku. Matanya ia pejamkan rapat – rapat,
kemudian membukanya dengan perlahan. Alyssa mengerjap ngerjapkan matanya yang
entah mengapa terasa berat untuk ia buka seluruhnya.
Setelah
berusaha untuk menyesuaikan cahaya dengan retina matanya, Alyssa sekarang sudah
bisa melihat dengan jelas apa yang ada di sekelilingnya. Matanya menyipit
bingung menyadari jika ini bukan kamarnya. Kamarnya tidak seberantakan ini.
Setelah mengumpulkan nyawanya, dia baru menyadari jika ada sesuatu di atas
perutnya. Dan dengan ragu, Alyssa melihatnya dan ...
“Mariooooooo.” Teriaknya kencang seraya mendorong tubuh Mario hingga pria
itu terjatuh ke bawah kasur.
Mario
yang kesadarannya belum pulih benar merasakan sakit yang teramat sangat di
pantat juga punggungnya yang mencium lantai dengan tingkat kekerasan yang
tinggi. Pria itu hanya bisa meringis kemudian berusaha untuk menyesuaikan
cahaya yang masuk ke dalam matanya.
“Apa yang loe lakuin sama gue.”
Teriakan
itu berhasil mengembalikan nyawa Mario. Pria itu bangkit kemudian menatap
seseorang yang baru saja berteriak dan yang menyebabkan pantat juga punggungnya
merasakan nyeri luar biasa.
Ini keterlaluan. Seumur hidupnya, baru kali ini dia dibangunkan dengan cara
tidak manusiawi seperti ini.
Mario berusaha berdiri dengan tangan yang
masih memijat pinggangnya yang juga terasa nyeri. Kemudian dia naik keatas
kasur dan mendekati Alyssa dengan raut wajah yang membuat Alyssa bergidik
ngeri.
“Apa yang mau loe lakuin sama gue.” Ucap Alyssa terbata. Dia sepertinya
sudah membangunkan seekor macan yang sangat buas. Bersiaplah Alyssa, mungkin di
pagi yang cerah ini, kau yang akan menjadi santapannya. Batinnya berteriak.
“Apa yang gue lakuin ?? Loe udah tahu pasti kan, apa yang mau gue lakuin
sama loe.”
“Mario. Ini bukan candaan. Gue serius.”
Mario
tersenyum miring – lagi. Membuat Alyssa kesulitan bernafas. Mario mengubah
posisinya menjadi di atas Alyssa. Tangan kananya mencekal tangan kiri Alyssa
begitupun tangan kiri Mario mencekal tangan kanan Alyssa. Alyssa memejamkan
matanya erat berusaha untuk menormalkan pernafasannya.
“Gue dimana sekarang ??” Tanya Alyssa dengan suara tercekat.
“Menurut loe ??”
“Mario.” Teriak Alyssa karena rasa kesal terhadap pria ini sudah mencapai
puncaknya. Kedua tangannya berusaha agar terlepas dari genggaman tangan Mario.
Mario
mendekatkan wajahnya pada wajah Alyssa. Alyssa hanya menggigit bibir bawahnya
seraya menutup kedua matanya dengan erat. Dia bingung apa yang harus ia
lakukan. Mario selalu membuatnya tidak bisa bergerak bebas.
Mario
tersenyum sinis menatap wanita di hadapannya. Sungguh, dia paling tidak suka
jika tidurnya diganggu oleh seseorang. Ck, kalian harus tahu kalau tadi malam
Mario baru bisa memejamkan kedua matanya pukul 3 pagi. Dan sekarang pukul 5
pagi tapi sudah dibangunkan oleh Alyssa dengan cara yang tidak masuk akal.
Memikirkan
penyebab dia tidur pukul 3 pagi membuat mood’nya kembali buruk. Mario menghela
nafasnya secara kasar kemudian menyingkir dari atas tubuh Alyssa. Mengusap
wajah kasar kemudian turun dari kasur dan berjalan keluar kamar tanpa menatap
Alyssa kembali.
Alyssa
mengernyit bingung, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan pria itu
hingga Mario melakukan tindakan yang menurutnya agak berbeda hari ini. Biasanya
dia akan diserang seperti biasanya jika dia berbuat sesuatu yang menyebabkan
pria itu marah.
Apa yang terjadi dengan pria itu ??
Perasaan
khawatir hinggap hingga ke hatinya. Tapi dia juga tidak bisa melakukan sesuatu
untuk membuat mood pria itu kembali baik. Ada sesuatu hal yang harus dia
lakukan tentang ‘pekerjaannya’ sebagai devil’s girl.
Alyssa
menghela nafas kesal memikirkan dia adalah member devil’s girl. Dia ingin
keluar, tapi resikonya begitu besar yang ia sendiri tidak yakin dia bisa
menghadapinnya mengingat hidupnya yang juga selalu dipenuhi dengan segala
sesuatu yang Alyssa sendiri tidak yakin dengan semuanya.
Alyssa
turun dari kasur dan dengan cepat mengambil tasnya yang ternyata diletakkan di
atas kursi santai. Dia langsung bergegas keluar dan menemukan Mario yang duduk
di atas sofa dengan mata terpejam. Alyssa berhenti sebentar dan mengamati pria
itu.
“Mengangumi gue ??”
Alyssa tersentak kaget. Kalau gini caranya, mendingan gue langsung kabur
tadi. Batin Alyssa berteriak.
“Enggak, gue Cuma mau pamit sama loe.”
“Loe mau kemana ??” Tanya Mario seraya berjalan menuju ke arah Alyssa.
Sedangkan Alyssa sudah siap siaga dengan memundurkan langkahnya. Semakin Alyssa
mundur, Mario semakin mendekat dan begitu seterusnya sampai dia tertahan oleh
tembok di belakangnya.
Mario
tersenyum sinis kemudian mendekat kearah wanita itu. dan berdiri tepat di depan
Alyssa. Tangan kananya terangkat ke wajah Alyssa. Wanita itu menutup matanya
dengan rapat rapat.
“Ngapain loe nutup mata ??”
“Gue tahu loe mau ngelakuin sesuatu sama gue.” Jawab Alyssa dengan mata
masih terpejam erat.
“Sesuatu ?? Gue Cuma mau nunjukkin sama loe jam berapa sekarang.”
Alyssa
membuka matanya perlahan. Tangan besar dengan jam tangan bertengger disana
berada di depan matanya. Alyssa menunduk malu. Dia berusaha untuk tidak
memunculkan rona merah di wajahnya.
Bodoh. Loe bodoh Alyssa. Umpatnya dalam hati.
“Lihat ?? Sekarang udah jam delapan pagi. Dan loe mau pergi ?? Pergi kemana
nona Alyssa ?? Loe gak lupa kan, kedudukan loe sekarang sebagai sekretaris
gue.”
Alyssa
menggigit bibirnya dalam. Tidak. Hari ini dia sepakat untuk membolos. Benar –
benar ada sesuatu yang harus ia lakukan untuk keberlangsungan hidupnya. Dia
tidak mau mendapatkan amarah dari seseorang yang ia cintai, tapi orang itu
tidak pernah mencintainya. Tidak.
Mario
mengernyit heran. Tidak biasanya Alyssa seperti ini. Wanita ini selalu punya
cara apapun untuk bisa menghindar dari Mario. Tapi sekarang dia hanya berdiri
di depannya dengan tatapan penuh keresahan.
Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres disana.
“Ehem.”
Alyssa
tersadar dari lamunanya. Dia mendongakan kepalanya berusaha untuk menatap Mario
yang memang lebih tinggi darinya. Tapi belum sempat dia mendongak, ada sesuatu
yang basah menempel di bibirnya. Alyssa memejamkan matanya erat. Entah mengapa
dia selalu tidak bisa menolak berciuman dengan Mario.
Alyssa merasa menjadi wanita yang tidak punya harga diri.
Tapi
tidak bisa dipungkiri jika ciuman Mario membuatnya nyaman. Kali ini berbeda
dengan sebelumnya. Mario menciumnya begitu lembut. Penuh perasaan. Dan entah
mengapa, membuat jantung Alyssa berdebar lebih cepat dari biasanya.
Tanpa
sadar tangan wanita itu sudah berada di dada Mario. Mengusapnya pelan membuat
ciuman itu semakin menggebu. Mario mengerang karena tidak kuat menerima siksaan
dari tangan wanita yang berada di pelukannya sekarang. tangannya tidak tinggal
diam, dia taruh di pinggang Alyssa dan mengusapnya penuh gairah.
Pikiran
Alyssa berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang
membuatnya menerima siksaan lahir dan batin. Tanpa sadar, dia mencium Mario
dengan tuntutan yang begitu menggebu. Tangannya menekan tengkuk Mario agar
semakin mendekat kearahnya. Dia mencium Mario dengan perasaan emosi. Ingatannya
berputar lagi lagi dan lagi. Membuatnya emosinya menjadi tak terharankan
sekarang.
Mario
berhenti mencium Alyssa. Dia berusaha menjauhkan wajahnya dari Alyssa, tapi
sepertinya wanita itu tidak mengijinkannya, terbukti dari tangan Alyssa yang
semakin kencang menekan tengkuknya. Pria itu mengernyit heran. Tidak biasanya
Alyssa seperti ini.
Mario
hanya diam. Dia tahu, Alyssa sedang melepaskan emosinya lewat ciummannya yang
ia pimpin sendiri. Entah apa yang membuat wanita itu menjadi seperti ini. Tapi
yang jelas, sekarang Mario hanya ingin membuat Alyssa merasa tenang.
Tidak ada ruginya dia membiarkan Alyssa melampiaskan emosinya kepadanya.
Alyssa
tersadar saat merasakan tangan Mario yang sudah berjelajah kemana – mana.
Bahkan sekarang, blazer yang masih terpasang rapi di tubuhnya tadi sudah hilang
entah kemana. Alyssa langsung mendorong Mario dan berusaha bernafas dengan
teratur. Dia menundukkan wajahnya karena belum siap untuk menghadapi pria di
hadapannya kini.
Mario
hanya tersenyum kecil seraya berusaha untuk menormalkan pernafasannya. Perlahan
dia mengangkat wajah Alyssa menggunakan jari tangannya. Dia bisa melihat bibir
wanita itu yang sudah membengkak karena kejadian tadi. Perlahan tangannya naik
dan berhenti di bibir Alyssa dan mengusapnya pelan.
“Ada masalah ?? Cerita sama gue.” Bisik Mario tepat di depan mulut wanita
itu. Menimbulkan rasa panas yang entah mengapa cepat sekali menjalar ke seluruh
tubuhnya.
“Enggak. Maaf atas perlakuan gue tadi.”
“Alyssa. Gue tahu loe lagi ada masalah. Mulut loe bisa aja bohong sama gue.
Tapi mata loe gak bisa bohong.”
“Kalaupun gue ada masalah, apa urusannya sama loe. Loe bukan siapa – siapa
gue.” Ucap Alyssa dengan begitu sinis. “Sorry, gue gak bisa kerja hari ini. Ada
hal yang lebih penting yang harus gue lakukan.” Lanjutnya seraya menyentak
tangan Mario dan berjalan keluar dari apartement pria itu.
Mario
tidak berniat menahan wanita itu untuk tetap berada disini. Tapi dia akan
mengikuti kemana Alyssa pergi. Dia tahu dia bodoh karena baru saja ayah
angkatnya memberi tahu bahwa hari ini banyak meeting yang harus ia hadiri, dan
sekarang Mario memilih mengikuti Alyssa.
Gue jauh lebih bodoh kalau gue gak tahu apa masalah Alyssa. Batin Mario.
Tanpa
perduli dengan yang lainnya, Mario mengambil kunci mobil kemudian keluar
apartement dengan cepat. Seorang Mario tidak akan pernah gagal mendapatkan apa
yang diinginkannya. Dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan jawaban atas
perubahan emosi dalam diri Alyssa.
************
Kedua
tangan Mario mengepal di kedua sisi tubuhnya. Matanya menatap tajam ke dua
orang yang berada jauh disana. Pria ini melihat semuanya dari awal. Melihat
segalanya yang dilakukan oleh dua orang itu. Jika orang lain tidak masalah, dia
tidak akan perduli. Tapi lihatlah.
Di
depan sana ada Alyssa bersama dengan seorang pria yang menatap wanita itu
dengan mata berkilat kilat penuh ketertarikan. Dan Alyssa hanya diam saja.
Bagaimana Mario tidak marah jika pria yang berada di sana berani menyentuh
Alyssa. Mario tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Dia
sudah akan berlari kesana tapi niatnya ia urungkan melihat pria itu memberikan
sebuah koper yang sepertinya di dalam koper itu berisi uang kepada Alyssa.
Mario mengernyitkan dahinya dengan bingung. Maksud dari ini semua apa ?? Alyssa
seperti sebuah teka teki besar bagi dirinya.
“Buat apa Alyssa menerima uang sebanyak itu dari seorang pria yang bahkan
terlihat sekali jika pria itu bukan pria baik – baik.” Gumam Mario.
Mario
menyembunyikan dirinya serapat mungkin di belakang semak – semak saat melihat
Alyssa berbalik dan berjalan kearahnya. Jangan sampai wanita itu tahu jika dia
berada disana. Bisa saja Alyssa langsung memutuskan kontrak kerja dengannya
saat dia mulai menjadikan semua yang berada di dalam diri Alyssa sebagai candu
yang harus ia lakukan setiap saat.
Mario
bingung sekarang, dia mengikuti Alyssa atau dia bertanya pada pria yang tadi
menyerahkan koper itu kepada Alyssa.
Urusan Alyssa bisa nanti, yang ia harus lakukan sekarang hanyalah menemui
pria itu.
Mario
berlari saat melihat pria itu berjalan ke sebuah mobil sport hitam yang terparkir
tidak jauh darinya. Dengan tergesa dia menghadang langkah pria itu.
“Ada apa ??” Tanya pria itu dengan tatapan tajamnya. Seperti tidak suka
dengan kehadiran Mario.
Mario
terdiam begitu melihat dengan jelas siapa pria yang berdiri di hadapannya.
Tidak. Alyssa tidak mungkin mau menerima semua perlakuan pria di hadapannya
yang mungkin umurnya beberapa puluh tahun di atasnya. Apa wanita itu sudah gila
?? Menerima begitu saja saat bagian tubuhnya disentuh oleh lelaki yang sekarang
sedang berdiri di hadapannya.
“Maaf menganggu waktu anda, bisa berbicara sebentar dengan saya ??” Tanya
Mario dengan menggunakan bahasa formal. Karena ia masih menghargai pria di
hadapannya yang usiannya terlihat jauh lebih tua dari umurnya.
“Ada keperluan apa ??”
“Hanya sebentar. Tidak akan lebih dari satu jam.” Jawab Mario lagi.
“Baiklah. Ada apa kamu menemui saya ??”
“Kita berbicara di tempat yang lebih nyaman pak. Kalau bapak bersedia.”
“Baiklah.”
*************
“Siapa bapak ??” Tanya Mario saat dia sudah duduk di salah satu cafe
bersama dengan pria yang daritadi membuatnya penasaran yang sekarang sedang
duduk di hadapannya.
“Maksud kamu ??”
“Siapa bapak ?? Dan siapa wanita yang baru saja bapak temui ??”
Mario
bisa melihat jika pria di hadapannya menatap bingung kearahnya dari raut
wajahnya. Tetapi kemudian pria itu terkekeh dan menatap Mario dengan senyuman
yang menurutnya paling menyebalkan.
Gak inget umur nih orang. Senyum aja nyari ribut sama gue. Batin Mario
dongkol.
“Kamu mau jadi mata – mata saya ?? Siapa yang menyuruhmu anak muda ??”
“Mata – mata bapak ?? Buang – buang waktu saya pak sepertinya. Karena
pekerjaan saya bukan hanya mengurusi bapak.” Jawab mario dengan tenang.
“Oke oke. Pintar jawaban kamu. Buat apa kamu ingin tahu tentang masalah
saya bersama dengan wanita yang baru saja saya temui tadi ??”
“Saya Pacarnya.”
Jawaban
Mario sukses membuat mata pria itu membuka lebar. Tetapi kemudian terkekeh
lagi. Itu membuat Mario semakin geram.
“Kamu berpacaran dengan Alyssa ?? Apa itu masuk akal ?? Kamu berpacaran
dengan seorang wanita malam itu ?? Tidak salah ??”
Mario
menahan semua amarahnya dengan mengepalkan kedua tanganny – lagi. Tidak, dia
tidak boleh memukul pria ini sebelum dia mendapatkan informasi yang dia
inginkan mengenai Alyssa.
“Saya hanya tanya, Bapak siapa Alyssa ??”
“Kamu tenang saja. Dia hanya mainan saya. Tadi saya hanya menyerahkan uang
karena dia sudah bersedia menemani saya beberapa bulan yang lalu. Ya, semacam
bayaran untuk wanita malam.” Ucapnya santai kemudian tertawa.
“Apa kamu tidak pernah memberikan uang kepadanya sampai dia menjual dirinya
hanya untuk mendapatkan uang ?? Saya rasa, Alyssa cukup materialistik dalam hal
ini. Dia mendapatkan uang dari siapapun. Ck, saya tidak menyangka kau
berhubungan dengan wanita seperti itu.” Lanjutnya tanpa rasa bersalah.
Mario
memejamkan matanya erat. Dia bisa – bisa meledak disini sekarang. Entah mengapa
dia merasa panas mendengarkan semua ucapan yang mengalir dari mulut pria itu.
Dia hanya tidak rela Alyssa diinjak injak harga dirinya oleh pria yang sudah
berumur ini.
“Oh, waktu saya berbicara denganmu sudah habis anak muda. Saya harus
pergi.” Ucapnya santai.
“Beri uang dalam jumlah banyak kepadanya jika kamu tidak ingin melihat dia
menjadi wanita malam. Saya rasa, kamu bukan orang dengan berpenghasilan rendah.
It’s impossible if viewed from your clothes. Permisi.”
Mario
masih terdiam di tempatnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia benar –
benar tidak mengerti sekarang.
Dulu uang. Sekarang juga uang. Sebenernya apa yang loe mau Alyssa ?? Kenapa
loe gak bilang sama gue kalau loe butuh uang ?? Batin Mario berteriak.
Ponsel Mario berdering membuat sang empu
ponsel menghentikan pikirannya sejenak. Dia malas sekali jika disaat dia tidak
ingin di ganggu oleh siapapun malah ada seseorang yang menganggunya.
“Hallo.”
“.........”
“Tidak saya sedang berada di luar sekarang. Ada apa Pak ??”
“.........”
“Apaaaa”
Dengan
secepat kilat Mario mematikan ponselnya dan berlari menuju ke tempat mobilnya
berada. Dia langsung bergegas pergi dari tempat itu untuk ke kantornya.
Informasi yang baru saja ia dapat membuatnya pusing.
Bagaimana bisa Alyssa membuat surat pengunduran diri dari perusahaannya ??
Bagaimana bisa wanita itu meminta pergi dari kehidupannya setelah apa yang
mereka lakukan selama ini ??
Apa yang sedang ada dalam pikiran wanita itu ?? Jika memang dia butuh uang,
mengapa memilih mengakhiri pekerjaannya di perusahaannya ??
Mario tidak akan pernah membiarkan Alyssa
pergi dari perusahaannya. Dia tidak akan pernah mengijinkan Alyssa keluar dari
perusahaannya. Tidak. Apapun akan ia lakukan supaya Alyssa masih berada dalam
jangkauannya. Ya, Mario akan melakukan apapun. Termasuk dengan menjadikan
wanita itu menjadi miliknya sepenuhnya.
*************
Hallo
everybody :D ada yang kangen sama author yang kece badai ini gak ??
Sebelumnya saya mau minta maaf sama kalian semua atas keterlambatan postingan saya.
Sebelumnya saya mau minta maaf sama kalian semua atas keterlambatan postingan saya.
Silahkan
tinggalkan jejak kalau mau lanjut cepet.
hari
ini satu chapter.
Mau
lanjut ?? Silahkan tinggalkan jejak kalian yang panjang berupa apapun itu ..
sekian
dan terima kasih. BYE BYE :))