malam semuanyaaa :D Hanya ingin memberitahukan bahwa mood gue lagi bagus :D
makanya gue melanjutkan cerita ini :D
WARNING !!!
cerita ini mengandung unsur dewasa, hanya yang sudah berumur 17 tahun keatas saja yang boleh membacanya ..
jika kalian yang masih berumur 17 tahun ke bawah ada yang membacanya dan terjadi sesuatu yang tidak - tidak, dosa tanggung sendiri :D
HAPPY READING GUYS !!!
LOVE IN DANGER
Chapter 1
Meeting
penting sudah ia hadiri. Mario mengusap peluh yang mengalir di dahinya. Hari
ini sangat sibuk sekali. Mengingat tadi pagi dia hanya tidur selama dua jam
membuatnya merasa kelelahan yang berlebihan. Mario menyandarkan tubuhnya di
sandaran kursi tertingginya seraya mengusap wajahnya kasar.
Pria
tampan itu meraih telepon kantornya untuk menghubungi sekretaris seksinya itu.
Dia tersenyum miring saat suara di seberang sana terdengar.
“Masuk ke ruangan saya sekarang.” Suruhnya tegas.
“Baik Pak.”
Mario
menyandarkan tubuhnya kembali. Pikirannya melayang saat kejadian di Melody’s
Club. Dunia begitu sempit sampai dia harus bertemu kembali dengan wanita itu.
Seorang wanita yang sekarang resmi menjadi sekretaris di perusahaannya.
Ceklek.
Mario
mengalihkan pandangannya dengan menatap pintu ruangannya yang terbuka dan
menampilkan seorang wanita cantik yang lagi – lagi sedang gelisah saat bertemu
dengannya. Dia tersenyum sinis melihat wanita itu yang tetap cantik meskipun
wajah kelelahannya tergambar jelas di wajahnya.
“Permisi Pak. Ada apa Pak Mario memanggil saya ??” Tanyanya lembut.
“Lain kali, kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu.” Tegurnya dengan lembut.
“Maafkan saya Pak. Lain kali saya akan mengetuknya terlebih dahulu.”
Mario tersenyum miring. “Jadwal saya apalagi setelah ini.”
“Saya belum mengeceknya pak. Tadi saya baru saja selesai membereskan ruang
meeting bersama karyawan yang lain.”
“Saya sedang tidak menanyakan hal itu Alyssa. Yang saya tanyakan adalah
jadwal saya setelah ini. Kamu harusnya tahu tentang itu. Tidak harus dengan
mengecek di buku agenda yang sering kamu bawa kemana mana itu kan.” Ucap Mario
marah.
Mario
bisa melihat wanita itu menundukan wajahnya. Pria tampan itu menghembuskan
nafasnya secara kasar. Dia tidak pernah melihat wanita itu menatap ke arahnya
saat mereka sedang berbicara. Membuatnya muak.
“Kamu bisa kan menatap saya saat kita sedang berbicara.” Bentak Mario
seraya berdiri dari duduknya. Ia sengaja membiarkan wanita itu terus berdiri di
pintu ruangannya.
“Saat di Pub, loe selalu menatap pelanggan - pelanggan loe itu dengan
tatapan menggoda. Bahkan loe merayu mereka agar mereka memberikan
loe uang. Tapi kenapa saat loe berbicara sama gue, loe harus menunduk.”
Mario
benar – benar marah sekarang. Dia lepas kendali sampai harus menyangkut pautkan
pekerjaan kantor dengan aktivitas wanita di hadapannya saat malam hari. Padahal
dia sudah berjanji untuk tidak membawa masalah pekerjaan wanita di hadapannya
selama di kantor.
“Apa perlu gue membayar loe dulu baru loe mau menatap gue.” Desis Mario
tanpa perasaan. Dia sering emosi sekarang, mungkin itu sebagai pelampiasan
karena pekerjaan kantor yang tidak ada habisnya.
“Maafkan saya Pak. Ini dikantor. Tidak seharusnya bapak mengungkit masalah
itu lagi disini.” Ucap wanita itu pelan.
“Gue tahu sekarang kita lagi di kantor. Tapi loe juga harus inget, ruangan
ini kedap suara, dan Cuma ada kita berdua disini.”
“Sebenarnya apa yang Pak Mario inginkan ??”
Mario
tersenyum sinis. Dia mendekati wanita itu dan berdiri tepat di hadapan Alyssa.
Menatap Alyssa dari atas hingga bawah. Tatapan merendahkan menurut Alyssa. Dan
itu yang membuatnya tidak suka dengan bos’nya ini. Selalu merendahkan orang
lain tanpa tahu permasalahan yang sesungguhnya.
“Gue mau, nanti malem kita berangkat ke club bareng. Gue mau jadi pelanggan
loe malam ini. Dan inget, jangan pernah menolak perintah gue.”
“Tapi pak ..”
“Gak ada tapi - tapian Alyssa. Gue berhak buat memilih wanita malam yang
ada disana. Dan nanti malem, gue mau loe.”
Alyssa
terus menundukkan wajahnya dalam. Dia tidak suka dengan nada bicara bos’nya
ini. Wanita cantik ini tidak mengangguk juga tidak menggeleng. Dia hanya
menggigit bibir bawahnya dan meremas tangannya sendiri.
“Kita pulang bareng nanti.”
Alyssa
mengangkat wajahnya dan menatap mata Mario. Mencari kebenaran akan kalimat yang
baru saja terlontar dari bibir seksi bos’nya ini. Ajakkan yang menjurus ke
sebuah pemaksaan.
“Tempat kost saya tidak jauh dari sini pak. Pak Mario tidak perlu mengantar
saya.”
“Gue gak butuh penolakan. Sekarang, loe bisa keluar, dan cek jadwal gue
setelah ini. Dan langsung hubungin gue kalau loe udah tahu. Mengerti.”
“Iya pak. Saya permisi dulu.”
Alyssa
melangkah keluar ruangan dengan gontai. Tidak pernah terbesit dalam pikirannya
akan mempunyai bos yang otoriter seperti Mario. Seorang pria yang hampir
mendekati sempurna kalau saja mempunyai sifat yang ramah, baik, perduli kepada orang
lain dan menghargai orang lain. Tuhan maha adil. Semua manusia diciptakan punya
kelebihan dan kekurangan. Alyssa sangat percaya itu.
Sedangkan
Mario sendiri merebahkan tubuhnya di sofa panjang di ruangannya karena sudah
sangat lelah. Dia ingin mengistirahatkan barang sejenak tubuhnya yang hampir
semua bagian tubuhnya akan patah. Ini salahnya sendiri, seharusnya setelah
selesai bekerja di kantor, dia langsung pulang menuju ke apartement’nya untuk
beristirahat. Tapi waktunya malah ia habiskan dengan pergi ke club.
Mengingat
tempat itu, Mario tersenyum miring, dia akan bermain main sedikit bersama
sekretaris seksinya di tempat terlarang itu. Lumayan juga buat hiburan.
Perlahan dia memejamkan kedua matanya dan akhirnya tertidur lelap dan
berjelajah di dunia mimpi indahnya.
*************
Alyssa
menunggu di depan kantor dengan perasaan gelisah. Sampai sekarang pun dia belum
mendapatkan kabar akan kepastian bos’nya itu yang baru saja menawarkan untuk
pulang bersama. Tapi mengingat aksi pemaksaannya membuatnya takut untuk pulang
duluan.
Alyssa
menghembuskan nafasnya kasar. Wanita itu kemudian duduk di loby kantor seraya
melirik ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dan itu
tandanya, masih ada waktu 2 jam untuknya beristirahat sebelum dia mulai bekerja
di tempat terlarang itu.
Tin Tin !!!
Alyssa
mengalihkan pandangannya ke depan kantor. Kemudian wanita itu berjalan keluar
kantor. Dan matanya membelalak begitu melihat mobil bos’nya yang berada di
hadapannya sekarang.
“Naik.” Perintah Mario tegas tanpa menatap kearah Alyssa.
“Masuk sekarang Alyssa.” Lanjut Mario seraya menatap ke wanita itu dengan
tajam karena masih berdiri kaku di depan loby kantor.
Alyssa
menganggukan kepalanya kemudian masuk ke dalam mobil mewah itu, tidak pernah
terpikirkan di benak Alyssa dapat duduk di dalam mobil Ferari merah milik
bos’nya itu yang amat sangat keren.
“Kost loe dimana.”
Sial.
Bahkan saat mobilnya sudah berjalan menjauhi kantorpun dia tidak tahu. Seketika
Alyssa merasa malu karena merasa kampungan berada di dekat Mario.
“Di ujung jalan sana Pak.”
“Pak ??” Mario melirik Alyssa dengan sinisnya. “Loe pikir kita lagi di
kantor ??”
“Lalu ??”
“Panggil gue Mario kalau lagi di luar kantor. Mengerti.”
“Mengerti Pak, mmm, maksud saya Mario.”
Mario
tidak menjawabnya. Dia hanya menatap kearah depan. Entah itu sedang fokus untuk
menyetir mobilnya atau hanya sekedar menghindari komunikasi dengan sekretaris
barunya itu.
“Berhenti Mario. Ini kost gue.” Ucap Ify yang sudah bisa untuk memakai
bahasa keseharian saat bersama Mario di luar kantor. Mario mengangkat alisnya
bingung saat menyadari nada bicara wanita itu, tapi akhirnya dia hanya
mengangkat bahunya acuh.
Alyssa
mengerutkan keningnya saat Mario ikut turun dari mobilnya dan mengikutinya di
belakang. Tidak ada satupun ekspresi pria itu yang dapat Alyssa baca. Wajah bos
tampannya itu datar. Tidak ada senyum juga tidak ada raut kesinisan. Membuat
wanita ini bingung sendiri.
“Loe mau ngapain ??”
“Mau masuk lah. Males banget gue harus nungguin loe dandan di mobil.”
Alyssa
membuka mulutnya tidak percaya. Mengikuti masuk ?? Ke dalam kost’nya ?? Yang
benar saja. Yang ada, teman – temannya semuanya berpikiran buruk kepadanya.
Walaupun Alyssa tidak mempunyai teman satupun disini, seenggaknya dia harus
membuat namanya tidak tercoreng karena kelakuan buruknya disini.
“Loe gila ?? Ini kost cewek. Apa pikiran temen – temen gue kalau tahu loe
mau masuk ke dalem. Gue gak ngijinin loe masuk.”
“Ck, ribet. Gue yang ngurusin.” Ucap Mario karena kesal sendiri mendengar
perkataan wanita di sampingnya sekarang. Dengan seenaknya, Mario menarik tangan
Alyssa dan berjalan masuk ke dalam kost Alyssa.
Mario
bisa melihat bahwa kost itu jauh dari kata layak. Beberapa kamar saling
berjejer dengan luas yang sama. Teras depan dipenuhi oleh sampah – sampah
karena mungkin penduduk disana tidak perduli akan kebersihan. Mario tiba – tiba
merasa iba dengan wanita yang tangannya sedang ia genggam sekarang.
“Kenapa ?? Loe gak sudi, buat masuk ke kost gue yang kumuh itu.” Ucap
Alyssa saat tahu kediaman seorang Mario seraya menatap kearah kost’nya. Wanita
itu bisa menebak, pria tampan ini pasti tidak sudi untuk masuk ke dalam.
“Enggak, ayo masuk. Kamar loe yang mana ??”
“Gue mesti lapor dulu sama ibu kost. Ntar kalau dia salah sangka karena
kehadiran loe, gue bisa ditendang lagi dari sini.”
“Baguslah. Jadi loe bisa cari kost yang lebih layak daripada ini.”
Alyssa
menatap sinis ke pria di sebelahnya ini. Betul kan tebakkanya, pria itu pasti
tidak akan suka dengan keadaan kost’nya yang sangat tidak layak itu. Mario yang
menyadari jika wanita di sebelahnya sedang melihatnya langsung menatap balik
mata Alyssa yang membuat wanita itu salting sendiri.
“Gue tahu apa yang ada di pikiran loe. Gue bukannya mau menghina loe. Tapi
gue sayangin aja, wanita kaya loe bisa tinggal di tempat seperti ini.” Ucap
Mario santai.
Mario
tidak memberi kesempatan wanita itu untuk berbicara. Dia langsung menarik
kembali tangan wanita itu untuk mendekat kearah kamar kost’nya.
“Cowo mana lagi yang loe bawa. Hebat banget, baru beberapa bulan aja udah
dapet pelanggan yang kaya raya semua.”
Ucapan
sinis itu berhasil menghentikan langkah Mario dan Alyssa. Mereka berdua
langsung membalikkan tubuhnya dan terlihatlah dua orang wanita dengan pakaian
yang sangat minim sekali sedang memandang kearah Alyssa dengan tatapan yang
sangat sinis. Seperti tatapan merendahkan.
“Plus satu lagi. Pelanggan pelanggan loe hampir semuanya mirip sama
pangeran. Gue curiga, jangan – jangan loe pake santet lagi buat menarik
pelanggan – pelanggan loe itu supaya mau sama loe. Iya kan ?? Dasar wanita
murahan.”
“Jaga bicara loe berdua. Seenggaknya, pakaian Alyssa lebih banyak bahan
daripada loe berdua yang kekurangan bahan.” Bela Mario. Entah mengapa,
kupingnya memanas saat mendengarkan kalimat – kalimat pedas yang ditujukan ke
Alyssa.
“Loe gak tahu ganteng, apa yang udah dilakuin sama cewe disamping loe kalau
malem. Dia benar – benar jadi wanita murahan. Rela menjual tubuhnya hanya demi
uang.”
Alyssa
menatap kearah dua orang wanita di hadapannya yang sedang menatap dirinya sinis
dengan tatapan terluka. Dia tidak pernah sekalipun mengganggu kehidupan orang
lain, tapi kenapa orang – orang selalu mencampuri urusan pribadinya ?? Alyssa
hanya menundukkan wajahnya dalam.
“Sekali lagi loe ngomong kaya gitu, loe bakalan berurusan sama gue.” Desis
Mario.
Kemudian
pria tampan itu menarik tangan Alyssa untuk mengikutinya. Dengan cepat, dia
merebut kunci kost wanita itu dari tangannya yang bebas dan dengan segera Mario
membukanya.
Mario
melirik ke wanita di sebelahnya yang hanya diam saja sedari tadi. Dia
menggeleng – gelengkan kepalanya kemudian mengalihkan tatapannya ke sebuah
ruangan di depannya saat pintu kamar kost wanita itu sudah ia tutup.
“Ck, tempat kost loe benar – benar buruk.” Sindir Mario berusaha untuk
membuat wanita itu kembali kesal. Seenggaknya, melihat wanita itu marah jauh
lebih baik daripada melihatnya murung seperti tadi – menurutnya.
“Cish, gue gak butuh komentar loe tentang tempat kost gue. Mengerti Pak
Mario Raditya yang terhormat.”
Mario
menatap sinis ke wanita yang sekarang sedang berjalan menuju ke sebuah tempat
yang sepertinya kamar mandi. Dia tampak tidak perduli dengan suara air yang
gemericik di dalam sana menandakan wanita itu sedang ‘bermain air’.
“Di ibukota masih ada aja tempat kost yang kaya gini. Miris banget gue
ngelihatnya. Gue heran deh, tuh cewe kan pernah menduduki jabatan penting di
perusahaan damanik, rela kerja juga di pub / tempat terlarang itu, tapi kenapa
malah milih kost yang begini ??” Gumam Mario seraya mengedarkan pandangannya ke
ruangan sempit itu. Ck, mengapa dia merasa tidak tega dengan wanita itu ??
Ceklek !!!
Mario
mengalihkan pandangannya ke sebuah ruangan yang baru saja dimasuki oleh wanita
itu. Dan dia terkesiap saat melihat pakaian Alyssa yang sudah berubah menjadi
sangat minim. Amat sangat minim. Wanita itu menggunakan dress yang tidak
berlengan dan panjangnya hanya menutupi sedikit pahanya.
Mario
menelan ludahnya kasar dan dengan susah payah. Ia ingin sekali mengalihkan
pandangannya, tapi tidak bisa. Matanya terus menelusuri tubuh mulus wanita itu
dari atas hingga bawah, dari bawah hingga atas dan terus berulang – ulang
seperti itu.
Alyssa
tersenyum miring saat mendapati ekspresi pervert dari bos’nya itu. Semua laki –
laki sama saja, jika sudah melihat hal yang seperti ini, pasti pikiran kotornya
akan meracau di otaknya yang juga kotor. Alyssa berjalan ke meja riasnya untuk
membenarkan penampilannya menjadi lebih baik lagi.
“Sampai kapan loe mau ngelihat gue’nya ??” Tanya Alyssa sinis.
Mario
menggeleng gelengkan kepalanya saat sudah sadar. Dia merasa amat sangat malu
sekarang. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau gairahnya menanjak naik. Mario
kembali menatap wanita itu yang memunggunginnya. Tapi pria tampan ini bisa
melihat wanita itu sedang memoleskan bedak ke wajahnya melalui kaca di meja
rias wanita itu.
“Loe tahu, loe udah membangunkan seekor macan yang sangat buas.”
Alyssa
tampak tidak perduli. Wanita itu terus saja sibuk dengan make up’nya. Mario
yang merasa diacuhkan menggeram kesal. Kemudian dia bangkit, dan berjalan
menuju sebuah lemari yang cukup besar disana. Lantas Mario membukanya tanpa
ijin terlebih dahulu dengan si pemilik lemari.
“Wow.”
Pekikan
cukup keras itu berhasil membuat Alyssa mengalihkan pandangannya. Seketika
matanya membulat melihat bos’nya sekarang sedang memegangi benda privasy’nya.
Dengan cepat, dia berlari ke pria tampan itu yang sedang mengeluarkan senyum
miringnya yang penuh dengan kelicikan.
“Mario, apa yang loe lakukan ??” Teriak Alyssa seraya berusaha untuk
mengambil benda yang diacung acungkan Mario ke udara. Membuat wajahnya memanas
karena malu. Alyssa terus aja berusaha mengambilnya. Membuat tubuhnya menempel
sempurna pada tubuh Mario.
Mario
dengan sengaja mendekatkan tubuhnya kearah Alyssa. Senyum liciknya terpancar
jelas di wajah tampannya melihat wanita itu yang belum menyadari dan masih
asyik untuk mengambil sebuah ‘benda’ yang masih berada di tangannya.
“Sepertinya, kita bersenang senang disini aja. Tanpa harus pergi ke pub.”
Alyssa
menghentikan kegiatanya setelah mendengar kalimat penuh dengan ancaman untuk
dirinya. Kemudian dia menatap Mario yang ternyata wajahnya berada tepat di hadapannya.
Alyssa terpaku. Pria di hadapannya saat ini benar – benar tampan. Apalagi
dilihat sedekat ini.
“Sudah cukup Alyssa, untuk mengagumi wajah gue yang sangat tampan ini.”
Alyssa
mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian mengukirkan senyum canggung dari
bibir seksinya. Dia merasa amat sangat malu. Sudah beberapa kali dia kepergok
sedang menatap wajah bos’nya ini tanpa berkedip. Dan pasti hal itu membuat
Mario menggodanya habis – habisan.
“Ehem.” Mario menghadapkan suatu ‘barang’ yang sedari tadi dia pegang
kearah Alyssa. Kemudian Mario tersenyum begitu manis seraya mendekatkan
wajahnya ke wajah wanita cantik di hadapannya. “Besok gue beliin benda ini
dengan ukuran yang sama. Satu lagi, warnanya sangat seksi, gue suka, apalagi
kalau di pake sama loe.
“Gak sopan.” Teriak Alyssa seraya merebut benda itu dan menyimpannya
kembali di lemari kemudian menguncinya dan kuncinya ia masukkan ke dalam
tas’nya.
"Rencana kita batal. Kita gak usah ke Pub itu. Cukup disini. Berdua
untuk bersenang senang.” Ucap Mario santai tanpa memperhatikan ekspresi kesal
Alyssa.
“Gak usah gila. Gue mesti kerja.” Ucap Alyssa dengan nada kesal.
“Kerja ?? Tadi gue udah bilang kan, malam ini gue yang akan menjadi
pelanggan loe. Dan tenang aja, gue akan bayar. Jadi, gak ada bedanya kan ??”
Ucap Mario santai.
Alyssa
tidak menghiraukan ucapan pria tampan itu, dia berjalan kearah pintu kost’nya
karena ada yang mengetuknya. Seketika mata Alyssa membulat melihat beberapa
orang di depan kamar kost’nya.
“Permisi nona. Kami ingin mengantarkan pesanan tuan Mario.”
Alyssa
masih bingung dengan kehadiran ketiga orang di hadapannya. Tapi akhirnya wanita
itu memberi jalan untuk mereka masuk. Dia masih bertanya – tanya, apa yang
dipesan pria itu. Mengapa ke tempat kost’nya ???
“Permisi nona.”
“Bayarannya udah ??” Tanya Alyssa refleks ketika ketiga orang itu kembali
lagi.
“Tuan Mario sudah membayarnya. Sekali lagi, kami permisi.”
Alyssa
menganggukan kepalanya. Wanita itu masih berdiri di depan pintu dengan pintu
kost’nya yang masih terbuka lebar, wajahnya masih menunjukkan keterkejutan.
Mario datang kemudian mengunci kembali pintu kamar wanita itu. Kemudian dia
menatap Alyssa yang masih terdiam. Dengan cekatan, dia mengecup bibir seksi
wanita itu dengan cepat.
“Mario.” Teriak Alyssa yang baru menyadari apa yang terjadi.
“Why ??”
“Gak usah pasang muka sok innocent kaya gitu. Loe fikir loe ganteng ??”
“Kalau gue gak ganteng, loe gak bakalan menatap gue tanpa berkedip kaya
tadi. See, gak usah berpura – pura lagi Alyssa.”
“Cish, loe terlalu PD.” Ucap Alyssa seraya berjalan masuk ke dalam. Mata
wanita itu membulat melihat banyaknya botol – botol disana dan beberapa cemilan
yang berjejer di meja.
“Kita pesta.” Bisik Mario yang sudah berdiri di samping Alyssa.
“Pesta ??”
“Yah pesta.” Jawab Mario seraya menarik tangan Alyssa untuk mengikutinya.
Kemudian Mario menghempaskan diri di sofa yang sudah tidak layak pakai itu dan
membuat Alyssa ikut terjatuh ke atas sofa bersamanya.
Mario
mengambil sebuah botol kemudian menuangkan isinya ke dalam 2 gelas yang sudah
ia siapkan. Kemudian, gelas satunya ia sodorkan ke wanita di sebelahnya. Dengan
ragu, Alyssa menerimanya dan memandang gelas itu dengan bingung.
“Ini isinya apa ??”
“Tentu saja wine. Loe udah bekerja berapa lama sih di pub itu. Dari baunya
aja udah tercium dengan jelas kalau itu wine.”
“Tapi gue loe bayar hanya untuk menemani loe minum kan ?? Bukan untuk
ikutan minum kan ?? Jadi, gue menolaknya.” Tolak Alyssa seraya menaruh kembali
gelasnya.
Mario
mengangkat Alisnya tinggi – tinggi. Wanita di hadapannya menolaknya untuk
meminum wine ?? Yang ia tahu, semua wanita di pub itu dengan senang hati akan
menerima minuman beralkohol itu dari seorang pria. Apalagi di dapatkannya
dengan gratis. Wanita ini malah menolaknya.
“Yaudah, gue akan bayar loe mahal kalau loe bersedia untuk minum ini.
Gimana ??”
“Enggak. Cukup gue duduk diam disini. Silahkan loe nikmatin sendiri pesta
yang loe buat. Gue gak akan ganggu.”
“Loe gak pernah minum ini ??” Tanya Mario hati – hati.
Alyssa
menggeleng gelengkan kepalanya dengan polos. Mario sekarang benar – benar
berada di puncak kebingungannya. Dia menatap wanita itu sekali lagi, tidak ada
raut kebohongan disana. Terus bagaimana wanita ini mendapatkan pelanggan ??
“Coba sekali aja. Kalau loe gak suka, loe bisa taruh lagi gelasnya.” Bujuk
Mario.
Alyssa
menatap gelas yang disodorkan pria itu ke arahnya, kemudian beralih untuk
menatap Mario yang memasang wajah berharapnya. Akhirnya karena tidak tega
dengan bos’nya itu, Alyssa mengambilnya.
Wanita
itu mendekatkan gelas itu ke mulutnya dan meminumnya hanya sedikit. Dia
mengecapkan lidahnya untuk bisa merasakan dari apa yang barusan ia minum.
“Gimana ??” Tanya Mario.
Alyssa menatap wajah Mario dengan senyuman. “Rasa anggur. Ini enak banget.
Gue paling suka sama Anggur. Gue mau lagi.”
Tanpa
menunggu persetujuan dari Mario, wanita itu langsung mengambil botol yang
berada di atas meja dan menuangkannya ke dalam gelas yang ia pegang. Alyssa
langsung menegaknya dalam sekali tegukan. Dan berkali kali seperti itu membuat
Mario tertawa penuh kemenangan.
“Loe udah ketagihan rupanya. Tenang aja sayang, gue bakalan mengontrol
minuman loe. Mari kita berpesta.”
Mario
mengambil gelas miliknya dan menegaknya. Kemudian pria itu langsung mengambil
botol yang masih terisi penuh dan meminumnya tanpa menggunakan gelas. Pria itu
sangat menggilai minuman ini saat pikirannya sedang runyam.
Sedangkan
Alyssa, sudah tak terhitung berapa banyak minuman terlarang itu yang masuk ke
dalam tubuhnya. Sekarang matanya sudah semakin sayu dan mulai mengeluarkan
kalimat – kalimat tidak jelas. Mario yang baru menyadari ada Alyssa yang
bersamanya, segera menoleh.
“Alyssa, hentikan. Loe udah mabuk.” Teriak Mario berusaha untuk mengambil
gelas yang dipegang wanita itu. Tapi Alyssa tidak mengijinkan, dia menjauhkan
gelasnya dari jangkauan Mario seraya tertawa.
“Alyssa.” Bentak Mario dan langsung merebut gelas yang akan diisi kembali
oleh wanita itu. Alyssa langsung ambruk di pelukan Mario. Pria itu hanya
menghela nafasnya kesal dan pasrah dengan Alyssa yang bersender ke dadanya.
Alyssa
masih menggumamkan beberapa kalimat yang tidak bisa didengar jelas oleh Mario.
Pria itu masih berusaha untuk menegakkan tubuh Alyssa agar dia bisa membawa
wanita itu ke ranjangnya. Tapi tanpa diduga olehnya, Alyssa menciumnya tepat di
bibir.
Mario
berusaha untuk melepaskan ciuman itu, tapi Alyssa menekan bagian belakang
kepalanya membuatnya tidak bisa bergerak menjauh. Lama – kelamaan, gairah Mario
bangkit dengan sendirinya. Pria mana yang tidak bergairah saat tahu ada wanita
yang sangat seksi mencium bibirnya dengan pakaian yang cukup terbuka.
Mario
langsung memimpin. Dia menekan tengkuk wanita itu dan memperdalam ciumanya.
Lidah mereka saling bermain. Mata keduanya terpejam berusaha untuk menikmati
kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
Perlahan, Mario mendorong tubuh wanita itu
kebelakang, membuat mereka berbaring dengan posisi Mario di atas Alyssa. Alyssa
masih bersemangat mencium bibir Mario dengan kedua tangannya yang memegang
wajah pria tampan itu.
Mario benar benar gelap mata sekarang.
Gairahnya sudah tidak tertahankan, apalagi melihat gaun yang dipakai Alyssa
sudah tersingkap memperlihatkan tubuh seksi wanita itu. Tangannya meraba paha
mulus Alyssa. Dan Mario mengerang saat mendengar suara desahan dari mulut
wanita itu.
Mario
menggendong Alyssa untuk berpindah keatas ranjang supaya mereka bisa bergerak
bebas. Dan tautan bibir mereka tidak terputus saat mereka berpindah tempat.
Alyssa terus mendesah akibat perlakuan tangan usilnya.
Pria tampan itu tidak perduli lagi
sekarang, dia membuka seluruh pakaian wanita itu dan juga seluruh pakaiannya.
Kemudian Mario menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh mereka berdua.
Mereka membuat malam itu menjadi malam
milik mereka berdua. Kedua insane itu terus bergulat di atas ranjang yang ada
di dalam kamar kost Alyssa sampai ranjang itu mengeluarkan bunyi karena gerakan
mereka yang tidak beraturan. Desahan demi desahan terdengar dengan begitu
jelas. Malam itu, mereka saling membutuhkan untuk memuaskan nafsu satu sama
lain. Mario membutuhkan Alyssa dan Alyssa juga membutuhkan Mario. Hanya untuk
malam itu. Yah, hanya untuk malam itu.
************
Mohon komentarnya guys :))
Don''t be a silent readers -___- tinggalkan jejak kalian ..
gak komentar, gak lanjut :))