Ini Cerpen karangan Iis Pitri Eka Mitra :)
cerita awalanya itu pemainnya Yudha sama Ajeng .. terus aku ganti Rio Ify deh :D
semoga gak ada yang marah yah gue ganti ..
hope you like this :) cekidot !!!
“Mau nggak mau, kamu harus nikah
sama gadis itu.” Bentak Pak Haling, papanya Rio.
“tapi pah, Rio udah punya pacar. Dan
papa nggak berhak ngatur-ngatur hidup Rio.” Jawab Rio yang ikut2an membentak
papanya.
PLAKKKKK.....
Suara tangan Tante Manda, Mama Rio
yang menampar keras pipi anak semata wayangnya itu .
“Rio, yang sopan kalau bicara sama
papa kamu.”
Rio memegang pipinya yang memerah
karena ditampar sang mama.
“Sekarang, masuk kekamar kamu!!!”
Perintah mama, menunjuk kamar Rio yang ada dilantai atas.
Dengan menahan amarah yang sedang
berkecamuk didalam hati Rio naik keatas, menuju kamarnya.
Mario Stevano Aditya Haling, seorang pengusaha muda yang kini
tengah sukses-suksesnya menjalani karir sebagai Direktur utama disebuah kantor
milik keluarganya. Sosok yang bisa dibilang sempurna ini mempunyai seorang
pacar dari keluarga miskin, gadisnya ini hanya bekerja sebagai seorang pelayan
direstoran kecil. 10 bulan mereka menjalin hubungan, semau baik-baik saja
sampai saat orang tua Rio mengatakan kalau Rio akan dijodohkan dengan seorang
gadis, anak dari sahabat baik papanya Rio. Berulang kali Rio menolak, berulang
kali pula pertengkaran mulut antara anak dan bapak itu tak dapat dihindari.
TOK..TOK..TOK.. suara ketukan pintu
dari luar kamar Rio.
“Hhuft..” Rio menghela nafas.
“Masuk!!”
Mama Rio masuk kedalam kamar Rio,
dan duduk disamping Rio yang saat itu sedang duduk diatas ranjangnya.
“Maafin mama yah, mama tadi nampar
kamu.” Kata mama Rio mengusap lembut kepala Rio.
“iyah ma, nggak apa-apa. Lagian, itu
juga salahnya Rio. Nggak seharusnya Rio bentak-bentak papa kayak gitu. Maafin Rio
ya ma.”
Mama Rio tersenyum.
“Rio..”
“iya ma.”
“Rio mau bahagia-in papa sama mama
nggak??”
Rio mengangguk.
“kalo gitu.. mama mohon sama Rio
untuk kali ini aja, kamu nurut yah sama papa kamu.”
“tapi ma...”
“Yo, mama sama papa juga keluarga
gadis itu sudah membicarakan hal ini. Kita sepakat kalo kita akan ngasih waktu
1 bulan untuk kalian saling mengenal. Jadi, kamu mau yah..” bujuk mama Rio.
Rio hanya diam, sejujurnya ia ingin
sekali berkata TIDAK. Hanya karena melihat wajah sang mama yang terlihat begitu
berharap, Rio pun mengangguk pelan.
“Great, ya udah..mana HP kamu??”
Kata mama Rio dengan semangat 45nya.
“buat apa ma??”
“udah nggak usah banyak tanya,
siniin..”
Rio pun mengeluarkan Hpnya dari saku
celananya, Mama Rio terlihat mengetik sesuatu di HP Rio. Tak lama mama Rio
mengembalikan HP itu.
“No telpon sama Pin bb-nya gadis itu
udah mama masukin keHP kamu, mama juga udah sms dia tadi. Dan sekarang... kamu
pergi ketaman yang biasa mama suka ajak kamu yah. Bentar lagi pasti gadis itu
datang dan nemuin kamu disana.” Kata mama Rio antusias.
“Mah..Rio...”
“udah sana....” mama Rio mendorong Rio
beranjak dari tempat tidurnya untuk keluar dari kamar.
Dengan berat hati Rio keluar dari
rumah dan melajukan mobil merahnya menuju taman. sesampainya Rio ditaman, ia
melihat seorang gadis dengan rambutnya yang agak pirang panjang tergerai tengah
membelakanginya. Gadis itu memakai kaos kuning dan celana jeans pendek
sedengkul.
Rio memperhatikan gadis itu dari
ujung kaki sampai ujung rambut, cukup lama.. sampai akhirnya Rio memutuskan
untuk menyapanya.
“IFY...” panggil Rio niat memastikan
kalau gadis yang ada dihadapannya itu benar Ify.
Gadis itu menoleh, DEG... Hati Rio
berdetak cepat. Wajah gadis itu putih begitu merona, walaupun tanpa make-up
yang terpoles.
“Cantik.” Gumam Rio dalam hati.
“Loe Rio??” tanya Ify dengan suara
lembutnya.
Rio hanya mengangguk sambil ter
senyum. Lama keduanya saling diam dengan jarak yang cukup jauh.
“Embb... jadi, mau ngapain loe
ngajakin gue ketemuan??” tanya Ify membuka obrolan.
“Owhh..itu, tadi..nyokap yang
nyuruh.” Jawab Rio terang-terangan.
“Oooo...gitu, ya udah.. kalau gitu
gue pulang aja yah.” Ify mulai melangkahkan kakinya pergi.
“Ehh Ify..” panggil Rio menghentikan
langkah Ify.
“iya, kenapa Yo??”
“Emmmm... karena udah terlanjur
disini, kita jalan aja yah. Lagian.. gue juga bete dirumah terus. Loe mau??”
Ify hanya menjawabnya dengan
senyuman.
Ify dan Rio menghabiskan sisa hari
itu bersama-sama, untuk sesaat keduanya kembali tertawa dan bersenang-senang
melupakan masalah yang ada. Dalam sekejap keduanya pun menjadi akrab walaupun
baru saling mengenal. Kini keduanya duduk berdekatan dibangku putih yang ada
ditaman.
“Rio...”
“iya.”
“Apa loe udah punya pacar??” tanya Ify
melihat wajah Rio.
Rio mengangguk. “Loe sendiri?”
“Sama.” Ify tersenyum dan kini
mengalihkan pandangannya kearah depan.
“Terus.. kenapa loe mau nerima perjodohan ini??”
Ify lagi-lagi tersenyum.
“karena gue udah capek.”
Rio terlihat bingung dengan jawaban Ify.
“Capek??”
“Iyah, sebenernya gue udah tau soal perjodohan ini dari beberapa bulan yang lalu. Banyak cara gue
lakuin supaya ortu gue ngerubah keputusannya. HHMMM....dan sekarang, gue udah
ngerasa capek nolak, gue capek bilang nggak sama ortu gue. Gue capek nangis,
gue capek untuk semuanya. Jadi gue mutusin buat pasrah ajah. Gue yakin kok,
tuhan udah ngatur semuanya. Tuhan tau yang terbaik buat gue dan tuhan tau yang
terbaik buat eloe. Kalo emang kita udah ditakdirkan berjodoh sekuat apapun kita
nolak dan bilang nggak akan percuma, gimana pun tuhan selalu punya cara buat
nyatuin kita lagi. Tapi.. kalo jodohnya gue sama pacar gue dan eloe sama pacar
loe, sekuat apapun rintangan dan halangan yang kita hadapi, kita akan tetep
kembali sama mereka. Dan.. pada akhirnya, semua akan indah pada waktunya.”
Jelas Ify panjang lebar tak ketinggalan senyuman manis yang selalu terukir
diwajahnya.
Rio hanya diam mencerna setiap
perkataan Ify tadi.
“Loe juga harus yakin sama itu Yo,
Percayakan Jodoh loe sama Tuhan karna tuhan udah ngatur semuanya. Keep Smile
yah.” Ify menepuk bahu Rio pelan lalu beranjak dari duduknya.
Rio masih diam tak mampu
berkata-kata lagi, semua yang Ify bilang BENAR. Ify mulai melangkahkan kakinya
pergi.
“Ify...” Panggil Rio yang telah
berdiri menatap rambut pirang Ify. “Mau kemana??”
Ify menoleh. “Pulanglah, udah sore..
dari pada nungguin loe yang masih bengong. Hihi.” Ify tertawa sambil menutup
mulutnya.
“gue nggak bengong kok.” Kata Rio
membela diri. “Ya udah, gue anter loe pulang yah.”
“Okeh. Yuk..!!”
Akhirnya Rio mengantarkan Ify
pulang.
3 minggu terlewati, keduanya
bertambah dekat. Perasaan nyamanpun mulai melanda hati masing2 dikarenakan
seringnya menghabiskan waktu bersama minggu-minggu ini ditambah komunikasi yang
hampir tidak pernah dilakukan lagi bersama pasangan masing-masing. Ify pun
sering membantu Rio dalam menghandle semua pekerjaan kantornya, jelas.. Ify adalah
seorang gadis yang pintar lulusan salah satu universitas terbaik diDunia.
“Rio...” panggil Ify yang saat itu
tengah menyandarkan kepalanya dibahu Rio.
“Hmmm..”
“Loe kangen nggak sama pacar loe?”
Sungguh pertanyaan yang menghancur
leburkan suasana. Pertanyaan macam apa itu?? tapi, benar juga.. sudah 3 minggu Rio
tak menghubungi pacarnya lagi, begitu pula dengan Ify. Bagaimana keadaan mereka
sekarang?? Entahlah.. tak ada yang memberitahu. Semuanya terlupakan saat mereka
tengah berdua, selama 3 minggu tak pernah sekalipun mengingat pacar
masing-masing. Yang ada hanya berdua, hanya Ify dan Rio.
Rio tersenyum.
“iyalah Fy, loe sendiri??”
“gue juga.” Ify mengangkat kepalanya
dari bahu Rio. “Yo, kalo entar kita beneran nikah. Loe mau nggak janji satu hal
sama gue.”
“Apa??”
“jangan pernah bawa cewek lain masuk
kedalem rumah kita yah.” Kata Ify ragu.
“hah?? emang kenapa??” Rio menatap Ify
bingung diiringi senyuman manis dipipinya.
“Ya nggak, gue tau..kalo kita nikah
itu bukan karna cinta kan?? Loe sama gue ketemu saat hati kita itu sama2 udah
ada yang miliki, tapi.. gue ngerasa nggak enak aja kalo sampe loe ataupun gue
bawa orang lain masuk kedalem rumah kita. Nggak apa-apa kan Yo??” Ify terlihat malu dengan pernyataannya itu.
Rio tersenyum lalu mulai terkekeh
geli.
“kok ketawa?? Emang ada yang lucu??”
tanya Ify heran.
“iyalah Ify.” Rio menghentikan
kekehannya. “Kok tiba2 loe ngomong gitu sih?? Aneh deh, owhhh.. gue tau.” Rio
terlihat nyureng, menaik turun kan alisnya. “Loe udah mulai jatuh cinta yah
sama gue makanya loe nggak mau gue bawa cewek lain kerumah kita entar, karena
loe cemburu. Iya kan?? Hayo ngaku!!” Rio mencolek dagu Ify sambil senyum-senyum
nggak jelas.
“ighhh.. apaan sih?? Gue cemburu??
Nggak mungkinlah, gue khan Cuma mau loe itu menghormati pernikahan kita aja.
nggak lebih kok.” Kata Ify menahan senyumnya keluar sambil mengalihkan
pandangannya dari Rio, agar Rio tak melihat wajahnya yang memerah karna malu.
“halah, ngeles ajah. Bilang aja kali
kalo udah naksir.”
“nggak.”
“iya.”
“nggak.”
“okeh, kalo nggak ngaku juga gue
gelitikin nih.” ancam Rio.
Ify diam memalingkan wajahnya.
“ya udah.. 1..2..3.. “ Rio mulai
menggelitiki Ify.
“ighhhh Rio, okeh.. jadi mau main
gelitikan nih.”
Ify yang tak terima malah bales
gelitikin Rio, merekapun tertawa.
---
Tak terasa, 4 minggu terlewati. 1
bulan tepat, pernikahan Ify dan Rio sudah disusun rapi oleh ortu masing-masing.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh ortu mereka itu datang, hari yang tak pernah
terlintas dipikiran Ify dan Rio itu kini benar-benar terjadi.
Rio dengan kemeja dan celana
putihnya terlihat sangat gagah nan tampan, sedangkan Ify memakai kebaya putih
dan rambutnya yang disanggul rapi semakin membuatnya terlihat begitu langsing
dan cantik.
“Loe cantik banget malem ini.” Bisik
Rio ditelinga Ify yang saat itu duduk disampingnya untuk melakukan ijab kabul.
Ify hanya tersenyum. “makasih.”
DREETTTT...DRETTTTT...DREETTTT... HP
Rio bergetar lalu diikuti dengan nada deringnya.
Rio mengambil Hpnya dan melihat
pesan yang tertera dilayar Hpnya itu. Kaget, Rio nampak panik dan khawatir
setelah membaca pesan itu.
“Gue harus gimana sekarang??” kata Rio
dalam hati.
Ify melihat Rio gelisah saat janji
suci pernikahan itu akan dimulai. Ify rasa ia tau apa yang membuat calon
suaminya itu jadi gelisah. Perlahan Ify menggenggam tangan Rio. Rio menoleh ke Ify.
“Pergilah...” Ucap Ify lembut
disertai dengan senyuman termanisnya.
Sungguh kata-kata yang tak pernah Rio
bayangkan keluar dari mulut Ify.
Rio menatap Ify heran. “maksud
loe??”
“Gue tau Yo, cewek loe pasti
kenapa-kenapa kan?? Makanya.. pergilah!! Temuin dia, gue nggak mau pernikahan
yang Cuma sekali gue jalanin seumur hidup gue ini terjadi kalau cowok yang jadi
pendamping hidup gue ada disini tapi hatinya lagi ditempat lain. Udah sana,
pergi.. biar gue yang ngasih pengertian sama ortu kita.” Jelas Ify masih dengan
senyuman manis terukir dipipi putihnya.
Rio terlihat menimbang perkataan Ify,
ia melihat kedua ortunya lalu melihat ortu Ify secara bergantian.
“gue nggak tau, kenapa saat gue
ngomong gitu ke Rio.. hati gue jadi sakit banget. Gue berharap Rio akan tetap
disini, tapi..kayaknya itu nggak mungkin, yang gue tau Rio begitu mencintai
pacarnya. Ya udahlah..” Ify bicara dalam hati sambil terus menunduk agar
matanya yang merah karna menahan tangis tak terlihat orang banyak.
Rio berdiri dari duduknya, membuat
semua orang terkejut. Tapi tidak dengan Ify. Ia tau ini akan terjadi. Ify
semakin menunduk, tak dapat berbuat apa-apa lagi. Apa yang akan terjadi?? Apa
pernikahan ini akan batal?? Pertanyaan itu langsung muncul dikepala setiap
orang.
Loe juga harus yakin sama itu Yo,
Percayakan Jodoh loe sama Tuhan karna tuhan udah ngatur semuanya.
Kata-kata itu terngiang ditelinga Rio,
ia menutup matanya sebentar.
“Gue yakin, tuhan tau jodoh yang
terbaik buat gue.” Kata Rio dalam hati lalu membuka matanya.
Ia memasukan Hp kedalam saku
celananya.
“Yo, kenapa berdiri??” tanya mama Rio.
“Rio mau masukin HP mah, tadi ada
yang sms.” Kata Rio tersenyum lalu kembali duduk disamping Ify.
Ify terkejut mendengar perkataan Rio
barusan. Ia menoleh kesampingnya, terlihat Rio tersenyum kearahnya. Tatapan Ify
begitu sendu seolah bertanya KENAPA YO??
“Gue nggak akan pernah ninggalin
loe, karena gue yakin.. jodoh gue yang terbaik udah diatur sama tuhan.” Kata Rio
tersenyum sambil memegang pipi Ify.
Pernikahan itupun terjadi.
Binar-binar kebahagian terlihat dari keduanya saat janji suci telah terucap dan
semua tamu mulai menyalami mereka dengan bermacam ucapan selamat.
Malam harinya, dikamar Rio dan Ify.
Keduanya terpaku dalam diam ketika dua-duanya sudah mengenakan baju tidur
hadiah pernikahan dari ortu Rio.
“Emmm.. Rio.”
“Iya.”
“makasih.”
“buat apa??”
“karna loe nggak pergi tadi.”
Rio hanya tersenyum.
“Yo..”
“apa??”
“gue tau, loe pasti masih khawatir
kan sama pacar loe itu.. sekarang loe boleh pergi kok Yo, temuin dia. Dia pasti
lagi ngebutuhin loe.” Ify memegang bahu Rio sambil tersenyum.
“Ify..”
“gue nggak apa-apa.” Lanjut Ify
lagi.
“Ya udah.” Rio beranjak dari
duduknya dan mengambil jaketnya yang tergantung rapi dalam lemari.
Ify berjalan keluar kamar menuju
balkon, sedangkan Rio sibuk bersiap-siap untuk pergi.
“Ify..” suara Rio terdengar dari
belakang Ify.
Ify menoleh.
“Rio?? Kenapa belum pergi??” tanya Ify.
“rentangin tangan loe!!” perintah Rio.
“hah??”
“cepet..”
Ify merentangkan tangannya, dengan
cepat Rio memakaikan jaketnya ke Ify.
“Loh?? Kok...”
“Loe itu sekarang istri gue, loe mau
kan ikut sama suami loe ini??” tanya Rio menatap Ify lembut.
Ify tersenyum. “Kemanapun Yo...”
Rio dan Ify langsung pergi menuju
rumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit.
Rio menghampiri seorang ibu2 yang
sedang menangis di luar ruangan. Ibu2 itu menjelaskan
semuanya ke Rio, Rio dan Ify pun memasuki ruangan itu. terlihat seorang gadis
cantik tertidur lemas diatas kasur rumah sakit. Gadis itu membuka matanya dan
melihat Rio. Ia tersenyum.
“Rio..” ucapnya lemah.
“Gimana keadaan loe??” tanya Rio.
“lumayan.”
Lalu dia melihat Ify muncul dari
belakang tubuh Rio.
“Siapa dia Yo??”
“dia...dia...dia Ify, dia istri gue De.” kata Rio meraih pinggang Ify.
“a..a..apa?? istri loe??” tanya Dea, pacar Rio.
“iya.”
Ify yang merasa tidak enak
mengganggu pembicaraan kedua orang ini memilih mundur dan berjalan keluar. Saat
membuka pintu, Rio menahan tangannya.
“jangan pernah tinggalin gue.” Kata Rio
menarik Ify dalam pelukannya.
“Rio...” lirih Dea melihat sepasang suami istri itu.
Rio menarik tangan Ify untuk
mendekat ke Dea lagi.
“Istri loe cantik Yo, beruntung loe
bisa milikin dia.”
Rio tersenyum.
“Nama loe Ify kan??” tanya Dea.
Ify mengangguk.
“Ify, gue titip Rio. Bahagia-in Rio
yah.”
“Pasti.” Kata Ify tersenyum
memandang Rio.
Dea tersenyum pilu, tak tau apa yang dirasakannya sekarang.
Pacarnya menghilang selama sebulan penuh tanpa kabar tanpa penjelasan, dan
begitu kembali.. ia sudah membawa seorang gadis bersamanya. Bukan pacar,
ataupun tunangan. Tapi seorang istri.
Selesai menjenguk Arita, kedua pasangan pengantin baru ini memutuskan
untuk pulang kerumah.
Sesampainya dirumah. Ify melihat
sosok yang dulu sangat dicintainya berdiri di depan pintu rumah.
Perlahan Ify dan Rio berjalan
menghampiri sosok itu.
“Ify...” sapanya lembut.
Mata Ify berkaca-kaca, ia ingin
sekali menangisi keadaan ini.
“Siapa Fy??” tanya Rio yang saat itu
berdiri disamping Ify.
“gue Debo.” Jawab cowok itu. “Selamat yah Fy,
maaf.. gue baru bisa dateng, soalnya gue baru dikasih tau sama sahabat-sahabat
kita kalau hari ini adalah hari pernikahan loe.” lirih Debo dengan mata yang memerah.
“Debo....” air mata Ify jatuh. “maafin
gue...”
Debo kali ini tak dapat menahan dirinya lagi, ingin sekali ia
memeluk erat gadis yang dulu menjadi kekasih hatinya itu. secepat kilat Debo menarik Ify kedalam peluknya. Rio hanya diam melihat
kejadian itu, entah mengapa Rio merasa gerah dengan apa yang dilihatnya
sekarang. Perasaan marah, tak suka dan tak rela sang istri yang baru
dinikahinya beberapa jam lalu dipeluk oleh cowok lain. Rio mengepal keras
tangannya, perlahan Rio mundur untuk menjauh. Baru saja satu langkah Rio
mundur, Ify memegang erat tangannya. perlahan Ify melepaskan pelukan Debo.
“Maaf Deb.. sekarang, Cuma dia yang boleh
peluk gue.” Kata Ify sedikit menarik Rio agar kembali berdiri disampingnya.
“Ify..” Rio menatap Ify heran.
Debo tersenyum.”Loe...” Debo menatap Rio. “jagain Ify yah!
Bahagia-in dia, dan jangan pernah loe buat dia kecewa atau nangis. Kalo sampe
hal itu terjadi, gue akan balik lagi dan ngerebut dia dari loe.” lanjut Debo.
“tanpa loe minta
juga bakal gue lakuin kok.” Jawab Rio.
“ya udah, Ify...” Debo kembali menatap Ify.
Ify menyeka air matanya yang sudah
jatuh dipipi.
“gue akan pergi keluar kota,
soalnya.. gue bakalan kerja disana nemenin nenek gue. Loe jaga diri baik-baik
yah, kalo suami loe ini macam-macam loe telpon gue aja. Gue bakalan ngehajar dia habisa-habisan.” Canda Debo mencairkan suasana.
Ify tersenyum.
“gue nggak akan macam-macamin Ify
kok, jadi..loe nggak usah susah payah buat ngehajar gue.” Rio menjawab candaan Debo
Debo memegang pipi Ify.
“selamanya, gue akan tetap mencintai
loe. love you..” Debo mengecup kening Ify lalu berlalu pergi.
Rio melotot melihat kejadian itu,
sementara Ify.. terus tersenyum menatap kepergian Debo.
“wahhh..tuh orang ..bener-bener
ngajak ribut yah, berani2nya dia nyium istri gue didepan mata gue sendiri.”
Omel Rio.
Debo menoleh. “sorry yah, itung-itung ciuman perpisahan.
Bye..” teriak Debo melambaikan tangannya, lalu menghilang dibalik pagar
besar.
“cemburu yah??” ledek Ify.
“Nggak tau.” Ujar Rio ngambek.
“hehehe... jelek tau kalo cemberut
gitu. Masuk yuk.” Kata Ify bergelayut manja ditangan Rio.
“nggak mau.” Ketus Rio.
“yahh..kok nggak mau sih??”
“bodo. Siapa suru tadi loe senyum2
pas dicium cowok itu.”
“owhhh.. ceritanya ngiri nih.. ya
udah deh..” Ify melepaskan tangannya dari tangan Rio. Lalu berdiri didepan Rio. “Now, tomorrow and forever i’m yours and my love is
your mine.. love you my husband..” kata Ify tersenyum memegang kedua pundak Rio.
Dengan cepat Ify mencium pipi kanan Rio.
Rio tersenyum.
“I love you too my wife.” Kata Rio
menarik Ify dalam dekapannya.
THE END