Selamat malam semuanyaaaaa :))
tadi pagi gue udah ngepost FF'nya punya temen gue .. namanya Ditha.
gimana ??? FF'nya keren kan ??? Keren dong.
Okeh, kali ini saya mau share cerpen buatan gue sendiri.
Bagus gak'nya terserah kalian ajalah :D
Happy reading all :*
Saat kita jumpa ada rasa di dalam
dada
Kau tersenyum manja
Membuatku terpana
Kau tersenyum manja
Membuatku terpana
**********
Seorang laki laki sedang duduk di
atas rumput taman. Memperhatikan objek indah yang ada di hadapannya. Dengan
posisi kakinya yang bersila dan punggungnya bersender pada bangku taman
memudahkan dirinya untuk bergerak bebas memperhatikan objek indah itu.
Beberapa lama kemudian, senyuman
manis langsung terukir di wajah tampannya. Laki laki ini memang selalu
tersenyum jika berurusan dengan seorang perempuan yang sedari tadi di amatinya.
Perempuan itu benar benar mengagumkan, buktinya bisa membuat laki laki ini
tersenyum begitu manis. Hanya terukir jika sudah melihat perempuan itu. Tidak
ada yang bisa membuatnya tersenyum selain dia.
Laki laki ini mengambil sesuatu dari
saku celananya. Ponsel. Dan langsung mengarahkan ke objek indah itu. Mengambil
beberapa foto perempuan itu memang menjadi hobynya sekarang. Dengan beberapa
posisi yang ia ambil diam diam tapi masih terlihat mengagumkan. Bukan hanya di
kamera ponselnya saja, tapi juga di kamera digitalnya yang ia lupa bawa hari
ini.
“Cantik.”
Gumamnya seraya melihat hasil foto di ponselnya. Perempuan itu sedang tertawa
dengan rambutnya yang sebagian menutupi wajahnya. Itulah hasil foto yang ia
ambil hari ini. Jauh lebih indah dibandingkan sebelumnya.
Laki laki ini langsung bangkit
begitu mendengar bunyi bel yang terdengar nyaring di penjuru sekolah. Dengan
senyumannya yang selalu menghiasi wajah tampannya. Siapa saja yang melihat laki
laki ini tersenyum begitu manis seperti saat ini pasti akan menyukainnya. Tapi,
laki laki ini hanya ingin menunjukkan senyumnya untuk perempuan itu. Perempuan
yang sudah mengisi hatinya sejak sebulan yang lalu.
***********
“Kenapa Fy ???”
Perempuan yang di panggil ‘Fy’ itu
hanya tersenyum canggung dan menggeleng pelan. Dia merasa ada sesuatu yang
mengamatinya sedari tadi. Berusaha mengedarkan pandangannya tetapi sama sekali
tidak menemukan siapa orang yang mengamatinya. Ataukah ini hanya perasaanya
saja ??? Maybe.
“Yuk ke kelas,
mau sampai kapan berdiri di situ ???” Ify langsung mengangguk dan menerima
uluran tangan sahabatnya.
“Aku merasa ada
yang memperhatikan Vi.” Ucapnya membuat sahabatnya menoleh dan menaikkan
alisnya karena bingung.
“Siapa ???”
“Gak tahu, aku
merasa aja. Dari tadi seperti ada yang memperhatikan kearah kita. Kamu gak
merasa ???”
“Mungkin
penggemar gelap kamu kali. Kamu kan banyak penggemarnya.”
“Sivia apaan
sih.” Gerutu Ify membuat sahabatnya – Sivia – tertawa puas. Memang benar
sahabatnya ini banyak penggemarnya. Tetapi setiap kali dirinya bicara tentang
penggemar gelap, sahabatnya ini selalu menyangkal.
“Cheers ???
Iya. Photography ??? Iya. Music ??? Iya juga. Olimpiade mapel ??? Udah sering
menang. Pinter ?? Jelas. Ramah ??? Baik ?? Cantik ???. Apalagi yang kamu gak punya
Fy.” Ucap Sivia membuat Ify menatapnya sinis. Dan perempuan itu kembali tertawa
melihat ekspresi sahabatnya yang tidak senang.
“Aku gak merasa
punya itu semua.”
“Tapi aku
merasa.”
“Terserah kamu
deh Via.” Pasrahnya seraya berjalan lebih cepat kearah kelas. Sedangkan
sahabatnya langsung mengejar seraya tertawa membuatnya terus menggerutu hingga
sampai ke kelasnya.
Akhir akhir ini dia memang selalu
merasa ada yang memperhatikannya. Entah itu siapa. Sampai saat ini pun dia
tidak pernah tahu siapa yang diam diam memperhatikannya. Dari awal masuk
sekolah ini, perempuan ini memang sudah terbiasa jika semua orang
memperhatikannya.
Tapi akhir akhir ini berbeda. Hanya ada satu orang yang benar
benar memperhatikannya dan mengamatinya dengan baik. Membuatnya risih karena
dia tidak mengenalnya sekaligus senang, karena hatinya juga ikut merasakan
kesenangan itu. Dia hanya ingin tahu siapa orang itu, hanya itu. Tapi sampai
sekarang dia belum mengetahuinnya dan semakin membuatnya penasaran.
**********
Akupun tak kuasa
Tuk menahan gejolak ini
Ingin ku katakan
Aku menyukaimu
Hanya dirimu yang aku suka
Tuk menahan gejolak ini
Ingin ku katakan
Aku menyukaimu
Hanya dirimu yang aku suka
**********
Mario Stevano Aditya. Seorang laki
laki yang sangat mempesona. Gayanya yang cuek dan tatanan rambutnya yang selalu
acak acakkan juga kondisi bajunya yang selalu rapi walaupun seringkali sedikit
berantakan membuatnya nampak keren dimata semua kaum hawa yang melihatnya.
Sifat cueknya juga bisa membuat
siapa saja yang melihatnya penasaran. Dan karena kecerdasanya, laki laki ini
berhasil mendapatkan jabatan terpenting di sekolahnya – SMA Pelita. Yakni Ketua
Osis. Mengalahkan berpuluh puluh orang yang juga ingin mendapatkan jabatan itu.
Tapi sepertinya pemuda ini lah yang pantas menjadi ketua osis, berwibawa, baik,
keren dan tampan.
Rio sedang duduk di deretan perpustakaan
bagian belakang. Berdekatan dengan deretan rak buku kelas XII. Di kedua
tangannya terdapat sebuah buku tebal, buku tentang penemuan penemuan baru dari
beberapa ahli. Nampak serius membaca buku sampai tidak menyadari keadaan
sekelilingnya.
Beberapa saat kemudian, seorang
perempuan terlihat mendekat kearah laki laki itu. Tapi laki laki itu masih
bergeming tidak menyadari kehadiran perempuan itu. Perempuan itu langsung duduk
di sebelah laki laki itu setelah sebelumnya melirik ke arahnya. Kemudian dia
kembali sibuk dengan bukunya.
“Baru tahu gue,
kalau orang yang pertama kali menerbangkan pesawat itu dua bersaudara dari
Wright. Orville Wright dan Wilbur Wright.” Gumam Rio yang masih belum menyadari
ada seorang perempuan di sebelahnya.
Perempuan itu langsung mengalihkan
pandangannya kearah laki laki itu. Merasa penasaran juga tentang pengetahuan
yang baru di gumamkan oleh laki laki di sebelahnya.
“Nama
pesawatnya apa ???” Tanyanya membuat laki laki itu berjingkat kaget. Kemudian
laki laki itu menolehkan kepalanya kearah sumber suara dan seketika itu pula
matanya membelalak melihat siapa perempuan itu. Perempuan yang sedang tersenyum
kearahnya dengan begitu manis dan cantik. Membuat jantungnya langsung berdetak
lebih cepat dari biasanya.
Sedangkan perempuan itu hanya
mengernyitkan dahinya bingung. Bingung dengan ekpresi pemuda itu saat
melihatnya. Seperti melihat hantu saja. Padahal dia kan sudah dari tadi berada
di sana. Kenapa laki laki itu seperti baru menyadari jika ada dirinya disana.
Tunggu, dia ketua osis SMA Pelita kan ??? Batinya.
“Ify.” Ucap
laki laki itu kaget.
“Kok tahu ???”
Tanya Ify membuat pemuda itu tersenyum canggung.
“Siapa juga
yang gak kenal kamu. Kapten cheers dan ketua ekskul photography kan ??? Alyssa
Saufika Umari. Anak pertama dan punya ade satu.”
“Sedetail itu
???”
“Cuma denger
denger aja. Tapi ingatan aku rupanya masih bagus sampai masih mengingat hal itu
sekarang.” Ucap Rio bercanda berusaha mengusir rasa canggung di antara mereka.
Dan benar saja, perempuan itu langsung tertawa renyah membuatnya makin
mempesona dimata Rio.
“Jelas aja
ingetan kamu masih bagus. Kamu kan masih muda. Kecuali kalau aslinya kamu udah
tua. Bisa jadi mengalami penyakit pikun.” Sahut Ify menanggapi bercandaan laki
laki di sebelahnya seraya tertawa. Laki laki itu juga ikut tertawa.
“Oh yah, kamu
Mario Stevano kan ??? Ketua Osis di sekolah ini.” Ucap Ify ragu.
“Payah banget
kalau sampai gak tahu siapa ketua osis di sekolah sendiri.” Sindir Rio, Ify
langsung terkekeh mendengar sindiran itu.
“Gak. Bukan
gitu. Tapi aku sering lupa karena banyak yang harus aku inget di dalam memory
otak aku yang kapasitasnya terbatas. Nama guru di sekolah ini aja aku sering
lupa, apalagi anggota osis yang sama sekali belum pernah ketemu. Lagian aku
juga baru lihat kamu secara langsung.”
“Jangan di
inget di otak kamu. Di simpen aja di hati kamu.” Sahut Rio membuat Ify melongo
parah. Apa maksudnya ???”
Rio langsung
menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal menyadari perkataannya yang
menjurus ke hal lain. “Ah maaf. Aku Cuma bercanda.”
“Iya gak apa
apa. Oya, aku baru sadar. Kamu kan kakak kelas aku. Jadi aku panggil ‘kakak’
aja yah.”
“Terserah kamu
aja Fy.” Ify langsung mengangguk anggukan kepalanya. Setelah itu hening. Mereka
sama sama sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Rio kembali memfokuskan dirinya
dengan buku bacaannya tetapi sepertinya efek perempuan di sampingnya membuat
tidak bisa fokus.
“Oya kak, kakak
lagi baca penemu pesawat yah. Yang kakak omongin tadi pesawatnya namanya apa
???” Tanya Ify berusaha untuk kembali ke pokok permasalahan yang pertama. Masih
dengan sifat penasarannya yang selalu timbul tiba tiba.
“Hah, yang mana
???” Tanya Rio bingung. Ify langsung merapatkan duduknya dan mengambil buku
dari tangan laki laki itu.
“Yang ini.
Pesawat yang diterbangkan sama dua bersaudara Wright.” Ucap Ify seraya menunjuk
gambar pesawat dengan dua orang yang berdiri di sampingnya.
Rio begitu kaget melihat aksi
perempuan di sebelahnya yang tiba tiba merapatkan duduknya kearahnya. Aroma
strawberry langsung menguar dari rambut perempuan itu membuatnya lupa cara
bernafas dengan benar. Rio hanya diam dan membiarkan bukunya di ambil oleh
perempuan itu.
“Kak.”
Rio langsung
tersadar kemudian dengan cepat menjawab. “Oh yang ini, nama pesawatnya Flyer.”
“Flyer. Bagus
banget.” Gumamnya membuat Rio tersenyum lagi. Ini saat yang tepat dirinya
mengungkapkan apa yang dirasakannya selama bersama perempuan itu. Seharusnya
begitu. Tapi perempuan ini baru bertemu dengannya hari ini. Tidak mungkin dia
mengungkapkannya sekarang. Yang ada perempuan ini menjadi bingung dan akan
menjauhinya.
“Aku tahu hobby
kakak.” Pekik Ify tiba tiba dan lagi lagi mengagetkan laki laki itu. Dan lagi
lagi juga membuat hatinya berbunga bunga setiap menatap wajahnya yang cantik
bak bidadari khayangan itu tersenyum ke arahnya.
“Apa ???”
“Tuh kan, apa
lagi kalau bukan melamun. Dan aku baru tahu ada orang yang hobby melamun
seperti kakak.”
“Kamu aja yang
asal tebak.” Sahut Rio langsung seraya menepuk nepuk puncak kepala perempuan
itu dengan sayang. Dan tanpa Rio tahu, perempuan itu juga berhenti bergerak
tiba tiba. Merasakan lemas pada sekujur tubuhnya padahal hanya ditepuk pada
puncak kepalanya.
Beberapa saat kemudian, laki laki
itu menoleh kearah perempuan itu yang masih diam tak bergerak. Tidak menyangka
jika efek tepukannya membuat perempuan itu diam. Bahkan seperti kaget dan
shock. Reaksi yang tidak pernah terbesit dalam fikirannya.
Secuil harapan tumbuh dalam hatinya.
Efek tepukan hangatnya saja sampai membuat perempuan ini diam. Apalagi jika
dirinya melakukan sesuatu di luar dugaan. Pasti perempuan ini akan jauh lebih
kaget dari ini. Sebenarnya tepukan itu penuh rasa sayang. Mengungkapkan
perasaan yang sebenarnya melalui tepukan sayangnya. Berharap perempuan ini
mengetahuinya dengan sendirinya.
***********
Terpesona ku pada pandangan pertama
Dan tak kuasa menahan rinduku
Senyumanmu selalu menghiasi mimpiku
Ingin ku peluk dan ku kecup keningmu
Oh indahnya
Dan tak kuasa menahan rinduku
Senyumanmu selalu menghiasi mimpiku
Ingin ku peluk dan ku kecup keningmu
Oh indahnya
************
Kedekatan kedekatan itu tanpa terasa
semakin menguat di tengah tengah Rio dan Ify. Insiden di jejeran tempat tempat
buku sekolahnya yang tertata rapi menjadi saksi kedekatan mereka pertama kali.
Kedekatan yang membawa mereka menuju ke arti kata yang lebih tinggi. Untuk
pertama kalinya, seorang Mario Stevano selalu tersenyum ramah kepada semua
orang.
Mereka berdua tanpa sadar selalu
bersama dimanapun berada. Saling menyemangati satu sama lain untuk urusan yang
tidak bisa di pendam sendiri oleh salah satu dari mereka. Saling memberi
nasihat dan saling memberikan senyum tulus dan menegaskan bahwa ‘aku selalu ada
untuk kamu’.
”Hari ini
latihan cheers ??” Tanya Rio saat mereka berada di ruang Osis.
Sebenarnya itu tugas Rio sebagai
ketua osis. Menyelesaikan proposal yang telah di selesaikan oleh anggotanya
yang lain. Tapi dengan setia Ify menemaninya sedari tadi. Walaupun hanya diam
seraya memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan yang selalu melintas dalam
benaknya.
Ify mengangguk
seraya menatap laki laki itu yang masih sibuk mengerjakan tugasnya di kursi
jabatannya sebagai ketua osis. “Nanti sore. Kakak nemenin kan ???”
“Mungkin. Gak
janji yah Fy.” Ucap Rio tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas kertas yang
tersebar di mejanya. Ify hanya menggerutu pelan mendengar jawaban laki laki itu
yang seenaknya.
“Kok gitu ???”
Tanyanya sebal.
“Ya kamu kan
tahu kalau aku banyak kerjaan. Look at this. See.”
“Hhhh, selalu
begitu. Aku aja rela meluangkan waktunya buat kakak. Masa kakak gak bisa ???”
Renggut Ify manja. Pasalnya dia sudah berjam jam menunggu disini. Menunggu
hingga bosan tanpa kenal lelah.
“Tapi …”
Tok tok tok.
Rio langsung mengalihkan
pandangannya kearah pintu. Seseorang mengetuknya dengan keras membuatnya batal
meneruskan ucapanya untuk membalas perkataan perempuan itu. Setelah berkata
masuk dengan lumayan keras, pintu dibuka dan menampilkan perempuan cantik yang
membawa tumpukan buku yang lumayan banyak.
“Shilla.”
“Maaf Yo aku
ganggu. Cuma mau nyerahin beberapa berkas ini ke kamu.” Ucapnya lembut membuat
Ify melengos dan kembali sibuk dengan ponselnya seraya setengah rebahan di sofa
lembut ruang osis.
Perempuan ini yang selalu merebut
perhatian kakak kelasnya. Perempuan ini juga yang selalu menggagalkan
rencananya untuk bisa berduaan dengan laki laki itu. Pokoknya kalau ada
perempuan ini, dirinya merasa sebal. Entah karena apa. merasa saja jika perempuan
di seberang sana mengganggunya setiap bersama dengan laki laki itu.
“Maaf dek, bisa
lebih sopan ??? Ini ruang osis. Gak seharusnya duduk kamu begitu.”
Ucapan itu berhasil membuat Rio
menatap Ify yang sedang bingung sekaligus marah ke perempuan di hadapannya.
Wajah perempuan itu merah padam, seperti menahan emosi. Rio kembali mengalihkan
pandangannya kearah Shilla – perempuan yang selalu membuat Ify marah marah
kepadanya. Entah karena apa.
“Kakak bicara
sama aku ??” Tanyanya meremehkan. Ify tidak suka dengan kalimat perintah yang
baru saja keluar dari mulut perempuan itu. Nada sindiran.
“Cuma kamu yang
duduknya gak punya etika yang baik. Kapten cheers seperti ini.”
Nada meremehkan itu kembali
terdengar di telingannya. Membuat telingannya panas seketika. Sedangkan
perempuan itu menatap kearahnya dengan pandangan meremehkan. Seperti yakin
sekali jika dirinyalah yang akan memenangkan segala kompetisi apapun. Ify muak
dengan semua itu.
“Kakak kalau
bicara dijaga. Aku sama sekali gak berbuat yang diluar kesadaran aku. Ini
wajar. Aku Cuma rebahan.”
Rio yang melihat jika sebentar lagi
ada perang dunia yang kesekian kalinya langsung menengahi. “Shilla, kamu keluar
sekarang. Biar nanti aku yang urus. Kalau udah selesai aku serahin lagi ke
kamu.”
“Ok.
Thanks for all Yo. Bye.” Pamitnya seraya tersenyum kearah Rio. Sebelum perempuan
itu menghilang dibalik pintu, perempuan itu sempat melirik kearah Ify dengan
pandangan remeh membuat Ify ingin merusak wajahnya pada saat itu juga.
“Fy.” Panggilan
itu sama sekali tidak digubrisnya. Masih tetap acuh tak acuh membuat pemuda itu
menghela nafas panjang. Selalu seperti ini. Jika sudah mencapai tahap marah,
pasti akan susah dibujuknya.
“Kenapa sih.”
Tanya Rio setelah duduk di sebelah perempuan itu.
“Pertanyaan gak
jelas. Aku keluar deh kak. Di ruangan kakak panas banget.” Ucapnya seraya
bangkit dari duduknya. Bukan Rio namanya kalau tidak bisa menengahi.
“Tunggu dulu.
Tadi ucapan kak Shilla gak usah di urusin. Dia memang seperti itu kok. Bukan
Cuma sama kamu. Tapi sama semua orang Fy.”
“Bukan semua
orang, tapi hanya beberapa orang. Buktinya, sifat dia ke kakak lembut banget
tuh. Gak pernah sinis seperti ke aku.”
Laki laki ini
kemudian tersenyum penuh arti. Matanya dikedipkan kearah perempuan itu dan
mengerlingkannya dengan nakal. Sedangkan Ify sudah merasa akan ada sesuatu yang
mengejutkannya. “Jujur sama kakak Fy. Kamu cemburu kan ???”.
“Apa. Mana
mungkin aku cemburu.” Elak Ify seraya mengalihkan pandangannya kearah lain.
“Bohong. Kamu
selalu marah sama kakak kalau bahas tentang kak Shilla. Apa coba kalau gak
cemburu ???”
“Berharap
banget yah kak.” Sinis Ify membuat Rio tertawa nyerah.
Rio mengacak
acak rambut perempuan itu dengan gemas. “Kalau kakak berharap emang kenapa.”
Ify tersenyum
geli dan balik mengacak acak rambut tebal pemuda itu. “Gak apa apa. Semua orang
boleh punya harapan kok.”
“Dasar anak
kecil. Sok nasehatin. Keluar yuk. Kakak berubah pikiran. Gak tahu kenapa pengin
nemenin kamu latihan cheers.”
“Modus aja
sebenernya biar aku gak marah lagi. Iya kan ???”
“Masa ??? Kata
siapa ???”
“Kata penjaga
sekolah depan tuh. Katanya kakak jelek. Hahaha.” Tawa Ify kemudian berlari ke
luar. Laki laki ini langsung bersungut sungut kesal kemudian mengejar perempuan
itu. Mengejar memang tugas laki laki bukan ??? Dan laki laki ini tidak akan
menyerah sebelum perempuan itu menjadi miliknya.
***********
Kini kurasakan
getaran cinta
Dalam dada
Ku ingin bersamamu
Untuk selamanya
Hanya dirimu yang aku cinta
Dalam dada
Ku ingin bersamamu
Untuk selamanya
Hanya dirimu yang aku cinta
***********
“Tahu arti
terpesona gak ???” Tanya Rio saat mereka berada di deretan bangku penonton. Rio
duduk di tanjakkan tangga satu tingkat di bawah Ify. Laki laki itu masih
menggunakan seragam merah putihnya dan perempuan itu masih menggunakan seragam
cheers’nya. Sekolah bubar sudah dua jam yang lalu.
“Cari aja di
google.” Jawab Ify seenaknya. Tangannya masih sibuk memainkan handphone’nya.
“Emang google
tahu ??? Kayaknya Cuma kak Shilla deh yang tahu.” Ucap Rio yang langsung di
sambut tatapan tajam dari perempuan itu. Memang itu tujuannya, supaya Ify tidak
sibuk lagi dengan kegiatannya.
“Apa maksudnya
tuh ???”
“Gak ada maksud
apa apa. Cuma mau mengungkapkan sesuatu.”
“Buat aku ???
Atau buat kak Shilla ???” Sindir Ify sinis. Rio hanya mengacak acak rambutnya
karena gemas dengan tingkah perempuan itu.
“Fy. Percaya
gak, kalau kakak bilang kakak cinta sama kamu udah dari dua bulan yang lalu.”
Ify hanya tersenyum menatap laki laki itu yang juga sedang menatapnya.
“Percaya.”
“Kenapa ???”
“Karena banyak
yang bilang kalau ketua Osis Pelita itu udah kena pesona kapten cheers Pelita.
Dan kapten cheers Pelita pernah menyelidikinnya sendiri, kalau ketua osis itu
ternyata sering memperhatikannya secara diam diam.”
“Itu yang
namanya terpesona. Mungkin ketua osis itu udah terpesona sama kapten cheersnya.
Tapi berhubung ketua osis itu terlalu takut makanya Cuma memperhatikanya secara
diam diam.”
“Takut ???
Alasan apa tuh. Emangnya aku jin perlu ditakutin segala ???” Tanya Ify sebal.
“Dasar anak
kecil. Tadi kan lagi drama. Kenapa malah di rusak gitu aja.”
“Kakak duluan
yang mulai.”
“Sekarang
percaya gak, kalau ketua osis itu udah jatuh cinta sama kapten cheers itu
seiring dengan terpesonanya ketua osis yang semakin besar ???”
“Percaya gak
percaya.”
“Kenapa ???”
“Mau di
lanjutin lagi dramanya ???”
“Selalu aja
merusak suasana.” Ify langsung nyengir gak jelas melihat laki laki itu yang
sedang menggerutu sebal.
“Aku akan
percaya kalau ketua osis itu jujur langsung sama kapten cheers’nya.”
“Emang harus
begitu ???” Ify hanya mengangguk anggukan kepalanya dengan wajah innocent’nya
membuat laki laki itu tersenyum begitu manis.
“Okeh. Ehem
ehem.” Dehem Rio sebelum memulai aksinya. Ify hanya tertawa geli meelihat
kelakuan laki laki di hadapannya.
“Fy. Ketua osis
Pelita cinta sama kamu. Mau gak jadi pacarnya ketua osis pelita ???”
“Hmm, karena
ketua osis’nya itu keren plus ganteng banget. Jadi … aku terima deh.”
“Itu bukan
drama kan ???”
“Bukan, dan aku
mau lihat ekspresi ketua osis itu setelah aku menerima pernyataan cintanya.”
“Gimana yah.”
Rio langsung tersenyum dan bangkit dari duduknya. Kemudian tanpa aba aba
langsung menarik perempuan itu dalam gendongannya. Kemudian turun ke lapangan
dan berputar putar di tengahnya.
“Ini ekspresi
ketua osis itu setelah kamu menerima cintanya.” Ucap Rio di sela sela
putarannya dalam menggendong perempuan itu.
Ify hanya membalasnya dengan memeluk
leher laki laki itu sebelum dia benar benar jatuh ke tanah. Mereka tertawa
bersama. Menikmati saat saat indah saat status mereka sudah berubah. Menikmati
kebahagiaan itu bersama sama. Siap menghadapi apapun yang akan terjadi pada
mereka di kemudian hari. Dan mereka selalu meyakinkan satu sama lain, bahwa
‘aku selalu ada untuk kamu’.
gimana gimana ???
komentarnya guys ...
terima kasih atas kunjungannya yaaa :))
gimana gimana ???
komentarnya guys ...
terima kasih atas kunjungannya yaaa :))