ICE
CREAM
Author : DantEXo (@DithaANtyas)
Main cast :
Kai
EXO
Kris
EXO as Kai’s Daddy
Woonie
(OC)
Length : ficlet (gak yakin)
Genre : family, romance
Rate : PG-13
Disclaimer :
Alur,
ide dan semua yang ada di ff ini milik aku termasuk cast nya*nyahahahaha :D
Jika
ada kesamaan ide atau judul, itu sama sekali tidak di sengaja.. aku juga tidak
tahu menahu..
A/N :
Hallo^^ aku ikut ngpost FF alias Fanfiction di Blog punya temenku ini si Indah. Semoga kalian suka ya^^
DONT BE PLAGIATOR AND SIDERS!
AWAS TYPO BERSERAKAN!!
PLEASE LEAVE YOUR LIKE AND COMMENT^^
HAPPY READING^^
#Author POV#
Seorang
bocah laki-laki mengenakan topi merah bergambar pororo tengah asyik
mengaduk-aduk mangkuk hijau di hadapannya. Di dalam mangkuk itu berisi ice
cream rasa chocolate stawberry kesukaannya. Di temani sang ayah yang juga duduk
di sampingnya, ia terus menyuap ice cream miliknya sesendok demi sesendok ke
dalam mulut. Bocah itu sama sekali tak menghiraukan keadaan cafe tempatnya
berada dan terus memakan ice cream.
Setiap
hari minggu, sang ayah-Kris- selalu meluangkan waktu untuk mentraktir anaknya
yang sudah berumur 5 tahun itu untuk makan ice cream bersama di tempat yang
sudah menjadi langganannya satu tahun terakhir ini. Dan setiap kali datang,
Kai-bocah kecil itu- selalu memesan ice cream chocolate strawberry di tambah
beberapa cemilan seperti biskuit susu atau pun roti coklat.
“hati-hati
Kai, mulutmu jadi belepotan” Kris menggelengkan kepalanya menatap anak
sematawayangnya makan dengan berantakan.
“ini
enak sekali Appa, boleh Kai minta lagi?”
“kau
sudah menghabiskan dua mangkuk, bisa-bisa perutmu meledak Kai” nasihat Kris.
“appa,
Kai masih lapar..” rengek Kai.
Kris
mendesah berat. Lagi-lagi ini pasti terjadi. Bukan apa-apa, hanya saja makan
ice cream terlalu banyak juga tidak baik bukan? Sekalipun itu hanya satu minggu
sekali. Semua hal yang berlebihan tentunya tidak baik.
“makan
ice cream terlalu banyak bisa membuatmu flu. Besok bukankah kau masuk sekolah?”
“appa,
sekali ini saja ne? Minggu depan Kai tidak akan meminta tambah lagi. Appa
jebalyo?” Kai mengeluarkan aegyonya untuk meluluhkan hati Kris.
“ne,
baiklah. Tunggu sebentar di sini.”
“yeaay!
Appa memang baik!” pekikan Kai membuat Kris tertawa kecil.
Selagi
menunggu sang Appa, Kai kembali memakan sisa ice cream yang ada di mangkuknya.
Kedua kakinya bergerak-gerak menggantung di sofa berwarna merah yang ia duduki.
Sesekali ia juga bersenandung kecil saat mengingat beberapa lagu yang di
ajarkan di sekolah.
.
.
.
.
.
.
.
Di
lain sisi, ada seorang anak perempuan yang tengah duduk berhadapan dengan
ibunya. Gadis cilik itu hanya bisa duduk sambil menopang dagu dengan kedua
tangannya di atas meja. Matanya menatap bosan pada sang ibu yang sibuk
mengutak-atik gadget putih di hadapannya sambil sesekali menyesap kopi di
cangkir yang ia pesan.
“eomma~”
“ada
apa Woonie?” wanita itu mengalihkan pandangannya sejenak ke arah putri kecilnya
yang tengah mempoutkan bibir.
“woonie
bosan di sini.. “ suara gadis cilik itu sedikit sumbang.
“lalu?
woonie ingin pulang?”
“ani..”
Wanita
itu menatap bingung ke arah putrinya.
“eomma...
ice cream..” wajahnya memelas menatap sang ibu yang langsung menggelengkan
kepala.
“kau
sedang flu sayang.. lain kali saja ice cream nya. Kau mau susu hangat?”
Tawaran
itu di tolak mentah-mentah oleh gadis yang belum genap berusia 5 tahun itu.
“woonie ingin ice cream..” kali ini suaranya meninggi.
“woonie
sayang.... dengarkan eomma. Besok kau masuk ke sekolah baru. Kalau flu nya
tidak sembuh-sembuh, nanti woonie tidak punya teman..”
“arraseo..”
woonie menggangguk pelan dengan lesu. Sang ibu menatapnya dengan senyuman dan
kembali melanjutkan aktifitasnya.
Tanpa
ia sadari ada sepasang bola mata yang memperhatikannya dari jauh.
********
Sudah
lebih dari lima belas menit Woonie menunggu eomma nya yang sibuk entah tentang
apa. Kepalanya tergeletak di atas meja beralaskan kedua lengan mungilnya.
Tak
sengaja ia melihat seorang anak laki-laki tengah menatapnya tanpa berkedip. Dia
membalas tatapan itu dengan gaya yang lucu.
Beberapa
saat kemudian, anak laki-laki itu melambaikan tangan seolah memintanya untuk
menghampiri.
“aku?”
bisik Woonie tanpa suara.
Bocah
laki-laki itu mengangguk keras.
Woonie
tampak berpikir sebelum akhirnya perlahan ia turun dari kursi tanpa sepengetahuan
eomma nya.
“apa
kau mengenalku?” woonie menghampiri bocah laki-laki yang tak ia kenal.
“aniya,
Kai-imnida.. neo?” Kai mengulurkan tangan kanannya ke arah Woonie yang duduk di
sebelah mejanya.
“woonie-imnida..”
Sedari
tadi, tatapan Woonie tak lepas dari semangkuk ice cream di depan Kai. Ice cream
rasa chocolate. Kesukaannya.
“duduklah...
sekarang kita teman..” ucap Kai ceria.
“hum..”
Woonie menurut. Ia tarik kursi di seberang Kai lalu duduk di atasnya. Cukup
mudah karena kursi tak terlalu tinggi. “kau sendirian?” tanya Woonie.
“Appa
sedang keluar saat ada telpon tadi..”jawab Kai.
Woonie
kembali terdiam sambil menatap ice cream yang kelihatannya lezat itu. Kai
menyadari tatapan Woonie. Dia mendorong mangkuk ice creamnya yang masih penuh
karena Appa nya baru memesankan lagi kearah Woonie.
“mwo?”
“makanlah..”
Kai terlihat tulus memberikannya.
“ter—“
gerakan Woonie terhenti saat kalimat yang di ucapkan Eomma nya tadi kembali
terngiang.
“wae?
Ambil saja..” Kai menawarkan.
‘terima
tidak ya? Nanti eomma melihat dan marah. Flu ku juga akan semakin parah.’ Batin
Woonie.
“cepat
makan, aku tahu kau menginginkannya. Ppaliwa.. nanti eomma mu melihat” Woonie
menatap Kai tak percaya. Bocah itu seakan tahu apa yang ada di pikirannya.
“ck,
ppali.. cha~ aku suapi..ppali ppali..” sendok putih berisi ice cream warna
chocolate sudah berada di depan bibir mungil Woonie.
“ta—tapi
aku sedang flu..”
“dengan
ice cream flu nya akan hilang..” entah darimana Kai mendapat teori itu-_-
“ta—aaaaahhmmp...”
Kai langsung menjejalkan ice cream ke mulut Woonie. Mata gadis cilik itu
melotot ke arah Kai namun tetap saja ice creamnya di telan.
“eotteokhae?”
Kai menumpuk tangannya di atas meja smabil menunggu respon Woonie.
“mashita..”
ujar Woonie pelan.
“geurae,
cha~ aku suapi la—“
“aniyo,
aku harus kembali.. eomma akan mencariku.” Woonie segera turun dari kursi.
“begitu?
Padahal aku ingin bermain denganmu. Kau cantik!”
Mendengar
kata cantik, Woonie memerah.
“wajahmu
seperti tomat” ujar Kai polos.
CHU~~
“gumawo
Kai-a.. kau juga tampan. Anyeong!!” Woonie segera berlari menuju meja dimana
ibunya berada.
Sedangkan
Kai? Bocah cilik itu masih diam mematung dengan tangan kiri menyentuh pipi
kirinya yang tiba-tiba menjadi sasaran bibir Woonie.
“kai....
Kai-a..”
“ah,
Appa!!” Kai segera tersadar ketika Appa nya sudah berdiir di hadapannya.
“waegeurae?”
Kris menatap anaknya bingung. Wajahnya juga bersemburat merah.
“aku
bertemu dengan..... bidadari cantik”
END
Gyahahahaha :D
Berakhir dengan gaje nya, mianhae*bow...
Mian mengecewakan
Paipai^^