Salut Salut mes amis :*
maafkan atas keterlambatan post saya ya teman :D buat kalian yang demo saya minta maaf :D
okeh, hari ini aku post 2 chapter karena ke potong jadi gak enak kan -__-
okeh dah, langsung aja nih yah ^^
HAPPY READING GUYS :*
Cahaya pagi menembus ke dalam sebuah kamar melalui ventilasi di semua lubang yang ada di kamar kost tersebut. Kedua insane manusia berbeda kelamin itu masih asyik bergelut dalam mimpi indahnya. Mereka tidur dengan posisi saling merapat satu sama lain.
maafkan atas keterlambatan post saya ya teman :D buat kalian yang demo saya minta maaf :D
okeh, hari ini aku post 2 chapter karena ke potong jadi gak enak kan -__-
okeh dah, langsung aja nih yah ^^
HAPPY READING GUYS :*
Cahaya pagi menembus ke dalam sebuah kamar melalui ventilasi di semua lubang yang ada di kamar kost tersebut. Kedua insane manusia berbeda kelamin itu masih asyik bergelut dalam mimpi indahnya. Mereka tidur dengan posisi saling merapat satu sama lain.
Beberapa
saat kemudian, salah satu dari mereka menggeliatkan tubuhnya. Alyssa
membersihkan matanya dan wajahnya dengan menggunakan kedua tangan. Dia langsung
membuka kedua matanya dan mengernyitkan keningnya saat dirasakan ada sesuatu
yang menindih perutnya. Sesuatu yang berat membuat dia cepat – cepat mengecek
ada apa disana.
Dan
matanya membelalak begitu melihat ada seorang pria yang masih tertidur pulas di
sampingnya. Pria itu dalam keadaaan telanjang bagian atas. Dengan cepat, dia
membuka selimut yang sedari tadi menutup tubuhnya dan ...
“Mariooooooooo.” Teriaknya membuat pria disampingnya menggeliatkan
tubuhnya.
Mario
membuka matanya dan menatap siapa orang yang sudah mengganggu tidur pulasnya.
Dan matanya membulat begitu melihat seorang wanita yang sangat ia kenali sedang
tertidur di sampingnya. Cepat – cepat dia bangun dan menarik tangannya dari
perut wanita itu.
“Apa yang loe lakukan ??” Tanyanya lagi seraya berteriak. Dia berusaha
duduk dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang lain berusaha menahan
selimut agar tidak merosot dan memperlihatkan tubuh telanjangnya.
“Gue ... gue ..” Ucap Mario terbata. Dia hanya menatap takut ke wajah
wanita di sampingnya. Dia juga tidak tahu, mengapa dia bisa berada disini
bersama dengannya.
“LOE.” Bentak Alyssa. Dan tanpa disadari, air matanya mengalir di kedua
matanya. Menatap benci ke bos’nya yang hanya memasang wajah tidak bersalahnya.
“Alyssa. Gue bisa jelasin, gue gak ngerti kenapa ini bisa terjadi. Tadi
malam, kita ...”
“Diem.” Potong Alyssa cepat. Mario membungkam mulutnya rapat – rapat.
Alyssa
menatap kearah sprei ranjang dengan pandangan nanar. Dia tidak menyangka, ada
noda darah disana. Sesuatu yang ia jaga selama ini harus berakhir sia – sia
sekarang. Wanita ini menundukkan wajahnya dengan air mata yang masih mengalir
di kedua mata indahnya.
Mario
mengikuti pandangan wanita itu. Dan dia terkesiap saat melihat noda darah
disana. Dan pria ini sangat yakin, itu berasal dari kegadisan wanita yang
tengah menundukkan wajahnya ini. Pria ini tidak menyangka, ternyata wanita di
sampingnya masih menjadi seorang gadis.
“Alyssa. Gue minta maaf.” Lirih Mario seraya mendekatkan diri kearah
Alyssa.
“Andaikan tadi malam gue gak memaksa loe minum wine itu, pasti gak seperti
ini jadinya. Gue minta maaf. Sekali lagi gue minta maaf.”
Alyssa
menatap Mario dengan wajah sendunya. Air matanya tidak bisa ia hentikan,
semakin mencoba untuk berhenti, semakin banyak pula yang mengalir. Mario
meneguk saliva’nya dengan pelan. Entah mengapa, kerongkongannya terasa kering.
Dia merasa bersalah sekarang.
“Apa dengan permintaan maaf loe, sesuatu yang hilang dalam diri gue akan
kembali lagi ?? Apa bisa ?? Hah.”
Mario
langsung memeluk Alyssa dengan sayang. Dia mengusap usap rambut wanita itu
supaya tenang. Alyssa masih terus menangis dengan tangannya yang selalu
memukuli dada bidang milik pria itu.
“Gue akan tanggung jawab kalau terjadi sesuatu sama loe. Gue janji. Tapi
please, berhenti nangis. Gue akan tanggung jawab Alyssa.”
Mario
bisa merasakan gelengan kepala dari gadis itu. Ini pertama kalinya dia
melakukan ini, sama seperti Alyssa. Dia juga tidak tahu harus berbuat apa.
Selama ini, pria tampan ini selalu memegang prinsip, dia akan melakukan
perbuatan ini bersama dengan pendamping hidupnya nanti. Tapi sekarang, dia
bahkan melanggar sendiri prinsip yang sudah ia tetapkan susah payah.
“Gue mohon berhenti nangis.” Mohon Mario seraya menarik kedua bahu
telanjang milik Alyssa dengan lembut. Kemudian dia menghapus air mata yang
masih mengalir dari kedua mata cantik milik wanita itu.
Alyssa
menatap pria di hadapannya dengan wajah kecewanya. Bagaimana bisa dia melakukan
ini dengan bos’nya sendiri. Bagaimana bisa dia merelakan miliknya yang paling
berharga untuk pria di hadapannya.
“Apa yang akan terjadi sama gue setelah ini.” Gumam Alyssa lirih.
Mario mengusap wajahnya kasar. Dia
langsung mencium bibir Alyssa dengan lembut. Kemudian melumatnya dan menggigit
bibir bawah wanita itu. Hanya beberapa detik, dan detik berikutnya, Mario
langsung mencium dahi wanita itu cukup lama dengan penuh rasa sayang.
“Loe akan selalu sama gue. Loe gak akan sendirian lagi Alyssa. Gue janji
bakalan selalu ngelindungin loe dan ngejagain loe. Gue janji. Loe bisa pegang
janji gue.”
“Tapi kita gak saling mencintai.”
“Bantu gue untuk bisa mencintai loe.” Ucap Mario tegas. Alyssa hanya
menatap kedua mata pria itu, mencoba untuk mencari kebohongan disana. Ternyata
tidak ada, dia yakin ucapan pria itu dapat dipercaya.
“Gue yatim piatu. Gue gak punya barang mewah. Dan gue hanya seorang wanita
yang bekerja di sebuah pub untuk bertahan hidup. Apa loe masih mau sama gue ??”
Ucapan
lirih wanita itu benar – benar membuat Mario tidak tega. Pria ini tahu, jika
kedua orang tua Alyssa sudah meninggal dunia entah karena apa. Saat pertama
kali wanita ini bekerja di kantornya, Mario sempat menanyakan perihal itu, tapi
Alyssa tidak menjawab dan mengalihkan perhatiannya.
“Gue udah bilang kan tadi. Loe gak akan sendirian lagi sekarang. Apalagi
menjadi seorang yatim piatu. Gue bisa jadi ayah, ibu, bahkan kakak buat loe.”
“Loe Cuma merasa bersalah kan sama gue.”
“Itu bener Alyssa. Gue gak mau menyangkal hal itu. Maka dari itu gue mohon
sama loe, bantu gue untuk bisa mencintai loe. Loe hamil atau enggak, gue tetep
akan ada di samping loe.”
“Janji ??” Tanya Alyssa seraya menyodorkan jari kelingkingnya pada Mario.
Mario hanya tertawa dan menautkan jari kelingkingnya pada jari Alyssa. Kemudian
Mario mengecup bibir wanita itu secara singkat.
“Gue mau, loe berhenti bekerja di melody’s club. Sekarang profesi loe Cuma
sebagai sekretaris Mario di dalam kantor ataupun di luar kantor. Mengerti ??”
Saat
Alyssa ingin membalas ucapan Mario, pria itu sudah lebih dulu memotong
pembicaraan wanita itu. “Tidak ada penolakan Alyssa. Kalau sampai loe berani
datang ke tempat itu lagi tanpa gue, gue akan ngurung loe seharian penuh di
ranjang ini.”
Alyssa
mencubit lengan pria itu tanpa perasaan membuat Mario memekik kesakitan. Pria
itu menatapnya dengan garang, tapi Alyssa hanya menganggapnya angin lalu, dia
mengangkat bahunya acuh kemudian turun dari ranjang.
“Alyssa gue serius.” Teriak Mario kesal.
“Terserah.”
“Alyssa.”
Tok tok tok.
Mario
mengalihkan perhatiannya pada pintu kamar kost Alyssa. Dia menatap bingung
pintu itu, siapa yang bertamu pagi – pagi begini ke kost wanita itu ?? Pria itu
mengalihkan tatapannya pada Alyssa sekarang. Wanita itu juga sama dengannya,
hanya menatap bingung pintu kamar kost’nya.
“Siapa ??” Tanya Mario heran. Wanita itu hanya mengangkat bahunya acuh.
“Loe masuk ke kamar mandi gih, biar gue bukain pintunya. Jangan sampai
orang di balik pintu kamar kost loe tahu apa yang udah kita lakuin semalem.”
Ucap Mario seraya memakai pakaiannya dan membenarkannya. Kemudian dia merapikan
ranjangnya dan menutup dengan kain tepat di bagian noda darah milik Alyssa.
Setelah
memastikan Alyssa masuk ke kamar mandi, dia berjalan untuk membukakan pintu.
Dan dia mengernyitkan keningnya saat melihat wanita paruh baya dengan sebuah
kipas yang dikibas kibaskan di tangan kananya serta perhiasan yang menempel
dimana - mana. Postur tubuhnya yang melebar sempurna serta wajahnya yang garang
membuat Mario sedikit ngeri.
“Ibu siapa ?? Ada apa ya kemari ??” Tanya Mario berusaha untuk lembut.
“Kamu tanya saya siapa ???” Bentak wanita paruh baya itu membuat Mario
mundur beberapa langkah karena kaget.
“Maaf bu, tapi saya kan tidak ta ...”
“Seharusnya saya yang menanyakan kamu siapa. Mengapa kamu bisa berada di
dalam kamar Alyssa ?? Apa yang sudah kalian lakukan ??” Bentaknya lagi dengan
keras.
Mario hanya bersungut sungut kesal. Jarak
mereka tidak terlalu jauh dan cukup dekat, tapi kenapa harus membentak dengan
berteriak di depannya ?? Memangnya kuping gue gak sehat apa. Gerutu Mario dalam
hati.
“Bu. Jarak kita deket. Dan kuping saya masih sehat. Ibu tidak usah
berteriak seperti itu saya juga bisa mendengarnya.” Jawab Rio kesal.
“Kamu ...”
“Mario.”
Teriakan
dari dalam membuat kedua orang yang masih berseteru itu menatap kearah sumber
suara. Alyssa berlari ke arah pintu dan langsung mencubit lengan pria itu
membuat Rio lagi – lagi meringis kesakitan.
“Maaf bu, dia itu pemimpin di perusahaan tempat saya bekerja bu. Ada apa ya
bu ??” Tanya Alyssa sopan.
Bisa
Mario lihat wanita paruh baya itu menatap kearahnya dengan matanya yang melebar
kemudian mengalihkan perhatiannya kembali pada Alyssa.
“Pemimpin perusahaan, seperti ini. Perusahaan mana yang dia pimpin ?? Apa
ada pekerja yang mau bekerja disana ?? Tidak sopan sekali.” Sindirnya.
Mario
hanya menatap geram wanita itu karena Alyssa sudah memberikan isyarat
menggunakan matanya bahwa ia tidak boleh membalas perkataan wanita itu.
“Saya tidak perduli lagi dengannya. Saya kesini hanya ingin menagih uang
sewa kost ini Alyssa. Sudah 4 bulan kamu menunggaknya, teman – teman kamu yang
lain bilang kamu punya dua pekerjaan dengan bayaran yang mahal. Tapi kenapa
bayar kost saja tidak bisa ??” Omel Wanita paruh baya itu dengan kesal.
Kedua
mata Mario membulat sempurna mendengar pernyataan yang baru saja di jabarkan
oleh wanita itu yang ternyata adalah pemilik kost ini. 4 bulan ?? Wanita ini
tidak membayar kost selama 4 bulan ?? Tapi kenapa ?? Bukankah penghasilan
Alyssa cukup banyak ?? Mengingat dia pernah bekerja di perusahaan Damanik dan
bekerja di sebuah pub. Mario benar – benar bingung sekarang.
“Berapa bu jumlah semuanya ??” Tanya Mario cepat.
“4 juta.” Ucap wanita paruh baya itu secara santai. Mata pria itu membulat.
“4 juta ??? Ibu bercanda ?? Ini hanya kost kecil dengan fasilitas yang
tidak meyakinkan. Bagaimana mungkin 1 bulannya 1 juta ??” Ucap Mario kaget.
“Itu karena Alyssa tidak membayar tepat waktu.”
“Bu, saya janji. Minggu ini saya akan melunasinya. Saya janji bu.” Sela
Alyssa.
Mario
menatap Alyssa bingung. Wanita itu benar – benar misterius. Pria ini merasa
dipermainkan dengan kehidupan rumit milik Alyssa. Sebenarnya uang yang selama
ini wanita itu dapatkan untuk apa ?? Kemana uangnya ??
“Tidak bisa Alyssa. Ibu sudah memberi waktu kamu. Tapi kamu selalu berkata
seperti itu. Ibu tidak percaya lagi. Sekarang bayar uangnya.”
“Tapi bu ...”
“Biar saya yang membayarnya.” Sela Mario. Pria itu mengeluarkan dompetnya
dan mengeluarkan kertas yang ternyata cek dan menuliskan disana. Kemudian dia
menyerahkan cek itu kepada wanita paruh baya itu.
“Ini bu. Saya tidak membawa uang cash sekarang. Jadi silahkan ibu ambil cek
ini dan jangan pernah menganggu ketenteraman kamar kost Alyssa lagi.”
“Terima kasih. Saya permisi.”
Mario
menutup pintu kamar Alyssa dengan pelan. Kemudian dia menarik kedua bahu wanita
itu agar menghadapnya. Wanita itu hanya menundukkan wajahnya.
“Tatap gue Alyssa.” Ucap Mario tegas.
Alyssa
menggeleng gelengkan kepalanya membuat Mario geram lantas menaikkan dagu wanita
itu dengan telunjuknya.
“Gue tanya sama loe dan jawab dengan jujur. Buat apa uang yang selama ini
loe dapatkan dari pekerjaan loe. Kemana uangnya Alyssa ??”
“Itu bukan urusan loe.”
“Tapi loe menunggaknya udah 4 bulan.” Ucap Mario gemas. Menatap wanita itu
dengan tatapan mengintimidasi, berusaha agar Alyssa jujur.
“Uangnya buat beli baju sama yang lainnya.” Jawab Alyssa pelan.
Mario
menghembuskan nafasnya secara kasar. Dia menegakkan tubuhnya kembali setelah
sebelumnya membungkukkan sedikit tubuhnya. Dia tahu, jika wanita di hadapannya
berbohong. Tapi pria tampan ini juga tidak berhak untuk memaksa wanita itu
supaya jujur karena Mario sadar diri, dia bukan siapa – siapa Alyssa.
“Gue gak akan memaksa loe buat jujur. Karena gue yakin banget, jawaban loe
barusan bukan jawaban yang sebenarnya. Ayo siap – siap. Kita harus ke kantor
sekarang. Gue pinjem kamar mandi loe.”
Mario
berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Alyssa hanya menatap punggung
lebar itu dengan tatapan menyesalnya. Setelah itu, wanita itu menundukkan
wajahnya dan menahan agar air matanya tidak keluar. Ucapan pria itu memang
benar, jawaban tadi bukan jawaban yang sebenarnya.
“Gue pasti akan memberi tahu loe, suatu saat nanti.”
***********
Hari ini Mario disibukkan dengan berbagai meeting dengan beberapa clien.
Dia harus rela mengeluarkan tenaganya lebih banyak sekarang. Dan dengan berat
hati, Alyssa mengikuti kemana bos’nya itu pergi. Karena jabatan dia di bawah
pria tampan itu sebagai sekretaris di kantor Mario.
“Hari ini kegiatan gue banyak Lys ??” Tanya Mario seraya menatap wanita
yang sedang sibuk membereskan berkas – berkas pentingnya.
“Pak, ini di kantor. Bahasa formal dong. Ntar kalau ada yang denger kan gak
enak.”
“Ya di bikin enak dong.” Jawab Mario asal membuat Alyssa mendengus kesal.
“Saya serius pak Mario yang terhormat.” Ujar Alyssa geram seraya menatap
bos’nya itu dengan tatapan membunuhnya.
“Iya iya. Sensi banget sih.”
Alyssa
hanya mengangkat bahunya acuh. Dia kembali mengerjakan tugasnya atas suruhan
bos’nya itu. Huft. Ini sih namanya bukan sekretaris, lebih tepatnya gue itu
baby sitter’nya dia. Batin Alyssa sebal.
“Hey, jawab pertanyaan saya dong Alyssa.” Ucap Mario gemas karena wanita
itu tidak menjawab pernyataannya.
“Tugas bapak hari ini sangat padat. Hampir full. Jadi, gak ada waktu buat
bercanda apalagi bersenang senang.” Ucap Alyssa tegas seraya berjalan kearah
Mario dengan susah payah. Kemudian menyodorkan beberapa berkas kearah pria itu
untuk di tanda tangani oleh Mario.
Mario
memperhatikan Alyssa dengan serius saat wanita itu berjalan kearah dirinya,
karena tidak seperti biasanya. Ada sesuatu yang janggal disana. Membuat Mario
mengernyit bingung.
“Kenapa jalan loe ?? Kok aneh gitu ??”
Alyssa
menatap wajah menyebalkan di hadapannya. Pertanyaan macam apa itu. Bukannya dia
sendiri yang membuatnya menjadi seperti ini ?? Ini kesalahan Mario atas apa
yang sudah mereka lakukan semalam. Dan itu semua karena minuman anggur itu.
Semuanya menjadi tak terduga seperti ini.
“Bapak tanda tangani kertas - kertas itu sekarang. Saya tidak punya waktu
lagi.”
“Kok mengalihkan pembicaraan sih, jawab saya Alyssa.”
Alyssa
menatap tajam ke arah Mario. Dia terus menunjukkan raut sebalnya kearah pria
itu. Mario balik menatap Alyssa. Berusaha untuk bisa membaca tatapan wanita
itu. Setelah dia mengetahuinya, Mario tersenyum menggoda kearah wanita itu yang
masih berdiri di depannya hanya terbatasi oleh meja besar. Ternyata perubahan
itu karena perbuatan mereka semalam.
“Ehem, okeh gue tanda tangani berkas – berkas ini. Tapi gue punya syarat,
loe cium gue disini.” Ucap Mario seraya menggoda wanita itu dengan menaruh jari
telunjuknya di bibirnya.
“LOE GILA ???” Pekik Ify dengan kerasnya membuat Mario langsung maju kearah
wanita itu dan menutup mulutnya dengan telapak tangan kananya.
“Loe yang gila, kalau ada yang denger gimana ??” Bisik Mario gemas plus
geram. Dia melepaskan bekapannya dan menarik kedua bahu wanita itu agar
menghadapnya. Dan tanpa meminta persetujuan wanita itu, Mario langsung mencium
bibir merah muda Alyssa dan melumatnya perlahan kemudian melepaskannya.
Alyssa
hanya menatap kosong kearah pria itu yang sekarang sedang berkutat pada berkas
– berkas penting itu. Kemudian tersadar saat Mario sudah berada di hadapannya
dengan tangan kananya yang mengelus pipi kirinya dengan lembut.
“Jangan ngelamun terus.” Ucap Mario geli. “Nih berkasnya, jangan sampe
salah ngerjainnya, itu berkas penting.”
Alyssa
hanya mendengus kemudian menarik kasar berkas – berkas itu dari tangan Mario.
Kemudian berlalu pergi setelah sebelumnya mendorong dada pria itu dan menatap
tajam pria itu yang dengan seenaknya hanya ditanggapi dengan kekehan kecil
penuh godaan.
“Lumayan, buat hiburan.” Gumam Mario seraya terkekeh pelan dan kembali
melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
***********
Mario menghembuskan nafasnya secara kasar. Dia mengusap usap wajahnya
berkali kali. Tubuhnya ia senderkan ke senderan kursi tertingginya. Keadaannya
sudah amat sangat berantakan. Kemeja putihnya sudah keluar dari celananya dan
lengannya di tekuk sampai ke siku, sedangkan jas’nya hanya tersampirkan asal
pada kepala kursi serta rambutnya yang acak acakkan.
Pekerjaannya
sudah berhasil ia selesaikan. Dan rasanya sekarang, ia ingin sekali meminum
wine kesukaannya. Untuk mengusir rasa lelah pada tubuhnya. Mario melirik ke jam
tangannya yang terpasang apik di tangan kirinya. Ternyata sudah hampir jam 11
malam, dan dia baru saja merampungkan pekerjaannya.
Mario
sungguh menyayangkan Alyssa yang sudah pulang lebih dulu darinya. Karena merasa
tidak tega membiarkan wanita itu yang sudah sangat kelelahan, akhirnya dia
mengijinkan Alyssa pulang lebih dulu.
“Mendingan gue ke kost’nya deh.” Putus Mario.
Pria
itu mengambil jas’nya kemudian keluar kantor. Dia memutuskan untuk ke kost
Alyssa. Tidak enak juga jika kembali ke apartement’nya dan hanya dia sendiri
disana. Dia hanya butuh teman sekarang. Karena sahabatnya – Alvin – sedang ada
urusan bersama keluarganya sekarang. Jadi, Mario tidak bisa meminta bantuan ke
pria itu untuk menemaninya.
Mario
berhenti di depan kost Alyssa. Dan dia mengernyit bingung saat mendapati sebuah
mobil di depan kost Alyssa. Masalahnya pintu kamar wanita itu terbuka, tandanya
ada seseorang yang bertamu disana. Mario memutuskan untuk menunggu sampai
pemilik mobil keluar.
Tok Tok Tok !!
Mario
menatap ke samping kananya. Sudah ada dua orang wanita disana, dan dua wanita
itu yang Mario yakini sebagai wanita yang telah menghina Alyssa kemarin.
Kemudian, pria itu memutuskan untuk membuka kaca mobilnya.
“Kenapa ??” Tanyanya heran.
“Loe mau ke kost Alyssa ??” Tanya salah satu wanita itu dengan senyuman
miringnya.
“Iya. Emang kenapa ??”
“Gak apa – apa sih. Saran gue, tunggu sampe orang tuanya pulang. Gak
mungkin kan loe ketemu sama mereka dengan memperkenalkan diri loe sebagai teman
kencan ‘wanita malam’ itu ??” Ucap wanita yang satunya dengan nada
menyebalkannya.
“Alyssa bukan wanita malam.” Desis Mario marah.
“Dia kerja di pub saat malam hari. Apa namanya kalau bukan wanita malam ??”
“Jaga ucapan loe.” Ucap Mario marah. “Gue gak suka kalian menyebut Alyssa
sebagai wanita malam, ngerti.”
“Whatever.”
“Loe bilang tadi di dalem ada orang tua Alyssa ?? Kok bisa ?? Bukannya
orang tuanya udah meninggal ?? Kenapa mereka membiarkan Alyssa tinggal di kost
sementara orang tuanya aja punya mobil mewah ??” Tanya Mario beruntun dengan
heran.
“Kita gak akan menjawab pertanyaan loe karena loe udah membentak kita
tadi.”
“Ck, loe tinggal jawab. Loe minta berapapun gue bayar.”
“Sayangnya gue gak tertarik. Mendingan gue cari cowo lain daripada bekas
dari seorang Alyssa.” Ucapnya dengan marah kemudian berlalu dari hadapan Mario.
“Shit. Mereka cari masalah sama gue.”
Mario
kembali menatap ke kamar kost Alyssa yang pintunya masih terbuka. Mobil mewah
ini benar – benar milik orang tua Alyssa ?? Di dalam sana benar – benar ada
orang tua Alyssa ?? Bukannya kata Alyssa sendiri orang tuanya udah meninggal ??
Ck, sayangnya gak ada satupun pertanyaannya yang terjawab.
“Apa perlu gue percaya sama omongan mereka berdua ?? Mariooo, kenapa loe
bodoh banget disaat seperti ini. Seharusnya loe percaya sama Alyssa.”
Mario
terus menerus merutuki kebodohannya yang hampir saja percaya pada dua musuh
Alyssa. Seorang musuh pasti selalu ingin membuat musuhnya sendiri menderita.
Dan bukti itu sudah di depan mata. Jadi, tidak ada alasan bagi Mario untuk
percaya pada ucapan dua gadis tadi.
Beberapa
saat kemudian, Mario memutuskan untuk turun dari mobilnya. Dia berjalan
mendekat kearah kamar kost Alyssa.
“Permisi.” Ucapnya sopan saat sudah berada di depan pintu kamar kost
Alyssa. Orang orang yang berada di kamar kost Alyssa langsung menatap
kearahnya. Dan dibalas dengan senyuman paling manis milik Mario.
Mario
tersenyum kepada Alyssa yang masih menatapnya dengan kaget. Bisa pria tampan
ini lihat, wanita itu sepertinya sangat terkejut melihat kedatangannya.
Beberapa detik kemudian, Alyssa menundukkan wajahnya dalam.
“Kamu siapa ??” Tanya wanita paruh baya yang sangat cantik. Mario menatap
wanita itu kemudian menatap Alyssa, kemudian mengernyit saat hatinya mengatakan
jika mereka berdua mirip.
“Ehm, maaf bu. Saya Mario, teman Alyssa.”
Pria
paruh baya yang ada di sebelahnya hanya menggeleng gelengkan kepalanya seraya
menatap Mario dari atas hingga bawah. “Kamu Mario Raditya kan ?? Pemimpin
perusahaan ternama di Indonesia.”
Mario
tersenyum canggung. Kemudian menganggukkan kepalanya. Dia menatap Alyssa yang
juga sedang menatapnya untuk meminta penjelasan.
“Om, Tante. Dia bos aku di perusahaan.” Sela Alyssa.
Bisa
Mario lihat kedua orang yang ada di sana mengangguk anggukan kepala kemudian
menatap Alyssa.
“Ya sudah kalau begitu, kami pergi dulu Alyssa. Kamu baik – baik disini.”
Alyssa
hanya tersenyum canggung kepada kedua orang tua itu. Mario juga memberikan
senyumannya saat mereka berdua meminta ijin untuk pulang terlebih dahulu
kepadanya. Mario langsung menutup pintu kamar kost Alyssa saat mobil yang ternyata
benar milik seseorang yang sedang bertamu ke kost Alyssa sudah menjauh.
“Gue butuh penjelasan.” Ucap Mario secara tegas seraya menatap Alyssa
dengan tatapan tajamnya. Dia masih berdiri di depan pintu. Dan Alyssa masih
duduk dengan gelisah dan tidak mau menatapnya.
“Loe mau tahu siapa mereka ??”
Mario menatap Alyssa dengan datar. Alyssa juga tidak terlalu memusingkan
tentang itu semua.
"Mereka adalah ..."
Sekian :D silahkan next ke chapter berikutnya teman :*
Don't be a silent readers !!!
tinggalin jejak kalian kalau merasa readers yang baik dan bertanggung jawab :))
Sekian dan terima kasih ... wassalam.
************
Sekian :D silahkan next ke chapter berikutnya teman :*
Don't be a silent readers !!!
tinggalin jejak kalian kalau merasa readers yang baik dan bertanggung jawab :))
Sekian dan terima kasih ... wassalam.