CINTA
MEMBAWA PERUBAHAN
PART 1
Seorang pria
tampan sedang merutuki nasibnya sendiri. Dirinya sedang sial sekarang ini,
dirinya di tugaskan oleh kepala sekolah secara langsung untuk membereskan buku-buku
yang ada di perpustakaan sekolah dibantu dengan pustakawan sekolahnya sendiri.
Tapi tetap saja dirinya sial, karena apa, karena pria tampan ini baru saja
menyelesaikan tugasnya sebagai ketua osis dengan baik dan benar, yaitu
melaksanakan kegiatan MOS untuk para junior yang baru saja selesai 2 hari yang
lalu.
Tapi sekarang sudah di tugaskan untuk
mengurusi perpustakaan sekolahnya. Alasanya karena sebentar lagi banyak junior
yang bakal masuk ke dalam perpustakaan. Dengan berat hati pria tampan ini menuruti
permintaan kepala sekolah tercintanya L. Dirinya sekarang sedang membawa
beberapa buku di tanganya. Sepertinya bukunya sangat banyak. Sampai-sampai
menutupi matanya untuk berjalan. Akibatnya ….
Brukkkkk …..
Buku buku
berserakan di lantai. Ada seseorang yang menabraknya yang menyebabkan semua
buku yang tadi di bawanya terjatuh. Pria ini langsung mengalihkan pendangannya
dari buku ke orang yang menyebabkan bukunya terjatuh. Karena emosi dan capek,
maka dirinya pun langsung menatap cewek di hadapanya yang tajam. Seperti ingin
membunuh cewek yang tadi menyebabkan bukunya jatuh sekarang juga.
“Loe kalo jalan pake mata bisa nggak.” Ucap pria tampan ini
nyolot.
“Yang seharusnya marah kan harusnya gue. Kenapa loe yang
marah. Loe yang nabrak gue, tapi gue yang di salahin.” Balas cewek manis di
hadapanya ikutan nyolot.
“Heh, loe jadi junior jangan belagu deh. loe udah buat
masalah sama gue. Sekarang loe ambil buku-bukunya.” Perintah pria tampan ini
kepada juniornya. Karena cewek manis di hadapanya menggunakan seragam warna
merah putih semacam baju olahraga yang dibuat khusus untuk melaksanakan MOS di
SMA Bintang selama satu mingggu.
“Enak ajah. Ambil sendiri sana. Emang siapa gue yang mesti
ngambil buku loe.”
“Ought. Jadi loe lebih memilih buat dapet warna merah di
raport loe ntar daripada nurutin perkataan gue.” Ancam ketua osis SMA Bintang
ini.
“Kok loe malah ngancem sih. Yang salah itu kan elo, harusnya
loe yang minta maaf sama gue. Kenapa jadi gue yang harus nurutin perkataan
loe.”
“Ok, gue gak akan ngasih warna biru di raport loe nanti, tapi
merah, dan loe rasain sendiri akibatnya.” Ucap Rio kemudian mulai berjongkok
untuk memunguti buku-bukunya. Tetapi belum sempat mengambil bukunya, ada yang
langsung mengambilnya.
“Iyah iyah. Gue turutin perkataan loe KAK MARIO.” Ucapnya
seraya menekankan kalimatnya pada kata kak Mario.
“Nih.” Seraya menyerahkan buku-bukunya yang tadi di
pungutnya.
“Ngapain loe nyerahin tuh buku ke gue. Ya loe taruh lah di
tempatnya. Setelah itu loe harus ngebantuin gue. Ngerti.” Ucap Rio nyolot.
“Ihh, loe tuh maunya apa sih. Jangan mentang-mentang loe
ketua osis tapi loe bisa berbuat seenaknya sama gue yah. Gue gak bisa di tipu
sama loe. Baik, gue bakalan naruh nih buku di tempatnya. Tapi nggak dengan
ngebantuin loe setelah ini. Ngerti.”
“Justru karena gue ketua osis makanya gue itu berbuat
seenaknya. Denger yah junior yang nggak punya sopan santun. Hasil raport MOS
loe dan temen-temen loe ada di tangan gue sebagai ketua osis’nya. Jadi, kalo
loe gak bisa hormat sama gue, gue juga gak bisa ngasih nilai biru buat loe.
sekarang gimana ??? Masih mau ngebantah ???”
“Iya iya. Gue ngebantuin loe setelah ini. Dasar ketua osis
nggak bener. Siapa sih yang memilih loe jadi ketua osis, matanya udah pada buta
kali yah. Sekarang nih buku mau di taruh dimana. Berat banget nih.”
“Ya loe cari tempat rak’nya lah sesuai bukunya, ngapain loe
nanya sama gue.”
“Heh, loe tuh nyebelin banget sih. Gue udah rela-rela
ngebantuin loe tapi loe malah kayak gini. Tinggal bilang dimana tempatnya susah
amat sih. Mana ngerti nih buku mau di taruh dimana, gue ajah baru pertama kali
masuk nih perpustakaan.”
“Bodo. Sebutin nama loe selengkap lengkapnya dan kelas loe
sekarang.” Suruh Rio yang membuat sang gadis melotot kaget.
“Nama gue Alyssa Saufika Umari. Loe bisa manggil gue Ify. Gue
kelas X.2.” Jawab sang gadis yang ternyata bernama Ify itu nyolot.
“Nama loe gak nyambung banget sama panggilan loe.” Ucap Rio
sinis
“Masalah buat loe. itu terserah gue mau nyambung atau nggak,
kenapa loe yang repot.”
“Udah deh, males gue berdebat sama loe. jangan lupa yah
cantik, Setelah ini loe mesti ke belakang perpustakaan ini, bantuin gue. Awas
ajah kalo loe berani kabur dari gue. Nilai merah di depan mata. Ngerti cantik.”
Ucap Rio seraya menyentuh dagu gadis di hadapanya tetapi langsung di tepis olehnya.
Kemudian, gadis cantik itupun menaruh bukunya dan Rio kembali ke tempat awalnya
tadi dengan senyum miringnya.
YYYYYYYYYY
Seorang
gadis sedang asyik mendribble bola basketnya ke sana kemari. Dengan lincahnya
gadis itu menggerakan bola basket yang ada di tangannya. Dan sesekali mengshoot
bolanya ke dalam ring dan selalu masuk dengan mulus. Gadis ini tidak perduli
dengan tatapan orang-orang di sekitarnya yang memandangnya kagum. Dirinya masih
asyik memainkan bola basketnya sendirian. Gadis ini tidak tahu kalau ada
seorang pria yang duduk di bangku penonton seraya memegang sofe drink’nya di
tangan kananya. Matanya tidak pernah lepas dari gadis ini yang sedang bermain
basket di lapangan basket sekolahnya.
Dengan pasti
pria tampan itu melangkah turun menuju ke tengah lapangan. Dan berhenti tepat
di belakang sang gadis yang bersiap untuk melakukan shooting ke dalam ring
basket itu. Dengan cepat pria tampan itu mengambil bola yang ada di atas kepala
sang gadis yang bersiap melakukan shooting ke dalam ring. Otomatis gadis itu
marah dan kesel karena aktifitasnya terganggu dengan kehadirannya.
“Balikin bola gue.”
“Ought, jadi ini bola bener-bener punya loe. loe sengaja bawa
dari rumah, hebat juga punya bola basket sendiri.”
“Heh, maksud loe apaan. Secara nggak langsung loe udah
menghina gue. Loe pikir loe doang yang kaya, banyak yang lebih kaya daripada
loe. sombong banget jadi orang.”
“Hey manis. Loe sama sekali gak tertarik sama gue ???”
Bukanya menjawab malah memberi pertanyaan baru kepada sang gadis.
“Apah. Tertarik sama loe. sorry yah. Gue sama sekali nggak
tertarik sama loe. sekarang balikin bola gue.” Ucap sang gadis seraya berusaha
merebut kembali bola basketnya.
“Karena loe nggak tertarik sama gue, bola basket ini gue
sita. Sampe loe mengakui kalo loe tertarik sama gue dan bilang sama gue kalau
gue itu ganteng, keren, cool, dan mengagumkan.”
“Jangan mimpi gue bakal bilang kaya gituh sama loe. loe pikir
gue Cuma punya bola basket satu apa !!! Nggak yah, sayangnya gue punya banyak
cadangan di rumah :p. itu buat loe ajah sana. Kasihan yang nggak punya bola
basket dirumah.” Ejek sang gadis dengan senyum miringnya dan membuat sang pria
emosi dan geram.
“Apa loe bilang, heh, denger yah. Gue itu punya banyak bola
basket dirumah. Bahkan lebih banyak dari loe. gue sita ini karena gue yakin ini
bola berharga banget buat loe. So, gue bakal jual nih bola kalau emang loe gak
butuh dan loe punya banyak cadangan dirumah.” Ancamnya.
“Darimana loe tahu kalau tuh bola penting buat gue.” Tanya
sang gadis heran.
“Sebutin dulu nama loe. Salah. Maksud gue, biografi loe
selengkap lengkapnya. Baru gue jawab pertanyaan loe.” Jawab sang pria menyuruh.
“Nama gue Agni, Agni Nubuwati. Gue alumni SMP Harapan Bangsa.
Sekarang loe jawab pertanyaan gue.” Ucap sang gadis yang ternyata bernama Agni.
“Ought, nama loe Agni. Kenalin, nama gue Cakka. Cakka Kawekas
Nuraga. Cowok paling ganteng, keren, dan mengagumkan di SMA ini.” Balas Cakka
dengan narsisnya.
“Gak usah kepedean jadi orang. Gue tahunya loe itu adalah
cowok playboy yang suka nyakitin banyak cewe. Itu yang gue tahu tentang loe.”
“Yah, gue kan ganteng, keren. gak heran dong kalo gue
playboy. Loe harus mau mengakui kalo gue itu emang ganteng dan keren. dan loe
itu tertarik sama gue.” Ucap Cakka masih dengan narsisnya.
“Gak, dan gak akan pernah. Ngerti.” Ucap Agni seraya
meninggalkan Cakka sendirian di lapangan basket. Sedangkan Cakka hanya
tersenyum miring melihat punggung gadis itu yang kini kian menjauh.
YYYYYYYYYY
Seorang
gadis cantik memasuki wilayah kantin yang saat itu sedang rame-ramenya. Dirinya
hanya berdiri di pintu kantin seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru
kantin. Setelah menemukan apa yang dia cari, gadis cantik itupun langsung
memesan makanan dan membawanya ke bangku yang terletak di sudut kantin. Dengan
PD’nya dirinya langsung duduk di hadapan pria dan langsung memakan makananya. Sedangkan
sang pria hanya melotot kaget dengan tingkah gadis ajaib di hadapanya.
“Loe ngapain duduk di sini.” Tanya pria hitam manis tepat di
hadapan sang gadis.
“Eh, maaf yah. Gue ikut duduk disini nggak papa kan ??? Penuh
banget tempatnya soalnya.” Pinta sang gadis masih dengan memakan makanannya
dengan lahap.
“Nggak sopan loe. harusnya loe ijin dulu dong, seenaknya aja
duduk disini.” Omel sang pria.
“Iya iya maaph. Tadi kan udah minta ijin.”
“Karena loe minta ijinya telat. Jadi, gue nggak ngijinin loe
duduk disini. Pindah sana.” Usir pria itu halus dan membuat sang gadis menganga
kaget.
“Kak, please dong. Ijinin gue duduk disini. Laper kak.” Pinta
sang gadis lagi.
“Ok, gue ijinin. Tapi ada satu syarat.” Ucapnya “Apa ???”
Tanya sang gadis.
“Loe mesti jadi cewek gue.” Jawabnya singkat dan lagi lagi
membuat sang gadis menganga kaget untuk kedua kalinya dibuatnya.
“Loe gila yah. OGAH. O to the GAH. Ajaib banget sih
syaratnya. Loe pikir loe siapa nyuruh nyuruh gue jadi cewek loe. mendingan gue
pergi dari sini daripada jadi cewek loe.” Ucap sang gadis nyolot seraya bersiap
pergi dan membawa makanannya tapi lenganya di tarik oleh sang pria membuat
dirinya kembali duduk di bangkunya.
“Loe sekarang resmi jadi cewek gue.” Ucapnya dan lagi-lagi
membuat sang gadis kaget.
“Loe gila beneran deh kayaknya. Gue ajah baru ngobrol sama
loe sekarang, loe dengan PD’nya nyuruh gue buat jadi pacar loe. dasar Crazy
Boy. Pokoknya gue gak mau jadi cewek loe. lepasin tangan loe dari tangan gue
sekarang.”
“Gak, pokoknya loe jadi cewek gue sekarang. Atau gue bilang
sama ketos supaya ngasih raport merah buat loe ???” Ancamnya.
‘Kalo gue dapet merah gue gak jadi masuk ke sekolah ini dong.
Rese banget sih nie cowok. Ya Allah selamatkanlah diriku yang lemah ini dari
cowok rese di hadapanku YA Allah.’ Pikirnya.
“Gimana ??? Malah bengong. Sekarang sebutin nama loe sama
kelas loe.” Suruh sang pria
“Nama gue Ashilla Zahrantiara. Loe bisa manggil gue Shilla.
Gue anak kelas X.2.” Jawab sang gadis ketus.
“Dan sekarang loe resmi jadi cewek gue. Nama gue Gabriel
Stevent Damanik, gue kelas XI IPA 1. Gue mau, pulang sekolah nanti loe nungguin
gue. Kita pulang bareng. Gue yang bakal ke kelas loe. awas ajah kalo loe kabur,
gue gak segan-segan ngasih warna merah buat loe. ngerti cantik. Sampe ketemu
nanti ya cantik. Bye.” Ucap Gabriel seraya meninggalkan seorang gadis yang
masih dengan rasa kagetnya.
“Gila.”
YYYYYYYYYY
Seorang
gadis sedang menggerutu kesal karena para sahabatnya yang menghilang entah
kemana. Dirinya di tinggal oleh sahabatnya. Sahabatnya mengaku mereka ingin
menuju ke perpustakaan, ke kantin dan yang satunya meminta ijin untuk bermain
basket di lapangan basket di sekolah barunya itu. Dan anehnya mereka tidak ada
yang mengajak dirinya untuk ikut bersama salah satu dari mereka.
Karena
kesal, maka gadis cantik ini hanya melangkahkan kakinya menyusuri jalan di
sekolahnya. Dan tiba-tiba saja dirinya sudah berada di suatu tempat yang sangat
nyaman yang berada di belakang sekolahnya. Dengan senang hati, dirinya
melangkah menuju ke tengah dan berteriak sekeras mungkin untuk melepas beban
yang ada pada dirinya. Setelah puas, gadis ini tersenyum sangat manis dan tidak
menyadari jika ada orang selain dirinya di tempat itu.
“Loe fikir nih sekolah punya nenek loe apa.” Ucap seseorang
yang membuat sang gadis mencari tahu darimana sumber suara itu berasal.
“Kak Alvin.” Gumam sang gadis kaget karena melihat seniornya
tiduran di salah satu bangku.
“Nggak usah sok kaget loe. Loe udah mengganggu aktifitas gue.
Bukanya minta maaf malah sok kaget gituh. Udah jelek tambah jelek loe dengan
ekspresi kaya gituh.” Ucap sang senior yang ternyata Alvin sinis. Mendengar
perkataan sang senior, gadis ini menjadi kesal, yang sebelumnya terpesona
sekarang malah menjadi benci dan kesal dengan pria ini.
“Loe kok ngatain gue. Loe pikir loe ganteng apah. Kaya loe
nggak jelek ajah. gue itu nggak pernah mengganggu loe yah. Sembarangan aja kalo
nuduh.” Balas sang gadis kesal.
“Heh nona manis, loe nggak nyadar ??? Teriakan loe itu
mengganggu gue yang lagi tidur. Dan gara-gara loe teriak keras banget, gue jadi
nggak bisa tidur dengan tenang.” Terang sang senior.
“Ought, terserah gue dong. Nih tempat kan buat umum, dan
terserah gue mau ngapain ajah. lagian loe nggak punya kerjaan banget jadi
orang, tidur siang bolong kaya gini.”
“Heh nona. Itu juga terserah gue mau ngapain ajah disini.
Tapi, teriakan loe itu sangat amat mengganggu gue. Loe fikir nih hutan apah,
teriak teriak di taman sekolah kaya gini.”
‘Ought, jadi nih taman sekolah toh, bagus juga tempatnya,
lumayan buat ngadem plus kabur kalo lagi males ngikutin pelajaran.’ Batin sang
gadis seraya tersenyum senang.
“Ngapain loe senyum senyum kaya orang gila gituh.
Jangan-jangan loe emang orang gila yah, pantes ajah teriak-teriak kaya gituh.”
Ucap sang senior yang langsung membuat sang gadis melotot tajam karena tidak
terima dirinya di cap sebagai orang gila.
“Heh, sembarangan loe kalo ngomong. Daripada loe tidur
disini, kaya nggak punya rumah ajah. jangan-jangan loe emang suka tidur disini
lagi kalo malem karena gak punya rumah. Hahaha.”
“Enak ajah. baru kali ini gue tidur disini. Eh,
ngomong-ngomong loe ituh junior gue yah. Berani banget loe nyolot sama gue dari
tadi.” Ucap sang senior kaget setelah menyadari seragam yang dikenakan oleh
sang gadis di hadapanya.
“Nyolot ??? Bukanya loe yang duluan nyolot sama gue yah. Kalo
loe gak nyolot duluan, mana mungkin gue berani sama senior sendiri.”
“Gue kasih raport merah buat loe. itu udah keputusan bulat
dari gue karena loe udah ngganggu aktifitas gue dan loe udah berani sama gue.”
“Apa ??? Seenaknya ajah loe ngasih gue raport merah, siapa
elo. Yang berhak ngasih nilai ituh Cuma ketua osis bukan wakil ketua osis, jadi
loe nggak berhak.”
“Denger yah. Rio ituh mesti minta pendapat dari anggota osis
yang lain kalau mau ngasih nilai buat junior. So, loe masih berani sama gue
???”
“Iyah deh kak, maaf deh. jangan kasih merah yah kak, ntar gue
gak bisa sekolah disini.” Pinta sang gadis setelah mendengar penjelasan sang
senior.
“Udah tahu ajah baru ngemis-ngemis. Gue gak bisa maafin loe
gituh ajah. Because what, karena loe udah mengganggu aktifitas gue.”
“Kak, maafin dong, ntar gue beliin apa yang loe mau deh.”
Tawar sang gadis.
“Gue gak mau berupa materi. Gue maunya, loe mesti mau jadi
pacar bohongan gue (Sang gadis melotot kaget mendengar permintaan sang waketos
itu), tenang ajah, bukan di depan temen-temen gue, guru-guru, orang tua gue
ataupun temen temen loe. tapi di depan cewe yang sering ganggu gue.” Terang
sang waketos pada juniornya.
“Loe gila yah, nggak mau. Gue nggak mau nurutin mau loe.”
Jawab sang gadis tegas.
“Pilih dapet merah dan keluar dari sekolah secara terhormat
atau jadi pacar bohongan gue di depan cewek yang sering gangguan gue atau lebih
tepatnya sama semua cewek yang ngefans berat sama gue.”
“Gila loe.”
“Nama loe siapa ???” Bukanya menjawab malah pria tampan ini
bertanya kepada sang gadis.
“Sivia, Sivia Azizah.” Jawab sang gadis itu ketus seraya
meninggalkan pria tampan itu yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
SKIP !!!
Jam pulang
sekolah berbunyi nyaring. Seluruh siswa bergegas menuju keluar sekolah. Tetapi
keempat gadis cantik masih setia berada di kelas barunya yang baru 2 hari di
tempati mereka. Mereka memikirkan kejadian pagi tadi bersama sang senior yang
menyebalkan secara serempak. Tetapi mereka tidak tahu jika kejadian yang mereka
alami satu sama lain adalah sama, yaitu di kerjain senior dan bertemu dengan
senior yang sangat menyebalkan.
“Beteeeeee.” Teriak keempat gadis itu secara serempak.
Otomatis satu sama lain saling memandang dengan ekspresi bingung.
“Loe semua kenapa ???” Lagi lagi dan lagi mereka mengucapkan
satu kalimat secara serempak.
“Oke, cukup kita sehatinya, sekarang cerita ajah satu sama
lain.” Ucap gadis tomboy yang kesal karena sedari tadi hanya mengucapkan
kalimat yang sama.
“Yap, bener banget kata Agni, mulai dari loe deh Vi.” Ucap
gadis berdagu tirus kepada gadis chubby dan diangguki oleh kedua sahabatnya dan
gadis chubby itu mengangguk kemudian memulai bercerita. Sahabatnya menjadi
pendengar yang baik.
Mereka
bercerita satu sama lain seraya mengingat kejadian pagi tadi dimana saat
dirinya bertemu dengan sang senior yang sok berkuasa dan amat sangat
menyebalkan. Setelah selesai, mereka baru menyadari jika kejadian yang menimpa
mereka itu serupa, yakni berurusan dengan sang senior menyebalkan.
Ify, Allysa Saufika Umari. Gadis cantik
yang mempunyai sifat ceria, ramah, baik hati dan lembut serta care terhadap
siapa saja. Baik orang terdekatnya maupun orang yang ia tak kenal. Gadis yang
sangat suka dengan music. Music adalah sebagian dari hidupnya. Jadi tidak salah
jika dirinya langsung masuk ke ekskul music. Gadis cantik ini yang tadi bertemu
dengan sang ketua osis SMA Bintang yakni Rio.
Agni, Agni Tri Nubuwati. Gadis tomboy
yang sangat suka bermain basket dan olahraga lainnya dan mempunyai sifat baik,
ramah, care, bertanggung jawab dan jagoan. Gadis manis ini sangat pandai
melakukan bela diri apapun. Bahkan dirinya sering bertengkar dengan orang yang
berani mengganggu dirinya. Gadis tomboy plus manis ini adalah gadis yang
bertengkar dengan sang kapten basket SMA Bintang, Cakka.
Ashilla Zahrantiara, tepatnya biasa di
sapa dengan akrab dengan Shilla.
Gadis cantik yang sangat suka menjaga penampilanya. Gadis yang sangat suka
dengan urusan fashion. Gadis cantik ini mempunyai sifat mudah bergaul, Percaya
diri, care, baik hati dan lucu. Gadis cantik ini yang bertemu dengan sang senior
yang bernama Gabriel di kantin.
Sivia, Sivia Azizah. Gadis chubby dan
cantik ini mempunyai sifat paling cuek di antara ketiga sahabatnya. Dan dirinya
juga yang mempunyai sifat jaim sedangkan sahabatnya tidak ada yang memiliki
sifat itu. Tetapi, gadis cantik ini sangat ramah dan care terhadap siapa saja.
Gadis chubby ini yang benci terhadap seniornya yakni waketos yang bernama
Alvin.
“Loe semua mending gak ada syarat yang di ajuin. Nah gue, gue
di suruh jadi ceweknya. Males banget gue jadi ceweknya, emang sih dia ganteng,
keren, cool, manis. Tapi nggak bisa gitu dong kalo mau jadiin cewek sebagai
ceweknya. Masa maksa sih.” Cerocos Shilla dan membuat ketiga sahabatnya melongo
kagum dengan sahabatnya yang ajaib ituh.
“Loe pikir, Cuma loe yang mau di bikin jadi ceweknya apah.
Gue juga Shilla. Bahkan kalau gue gak mau nurutin permintaanya gue bakalan di
kasih nilai merah sama dia. mentang-mentang dia Waketos apa seenaknya sendiri.”
Sambung Sivia yang mengalami kejadian yang sama.
“Loe berdua mending, bola basket gue di sita sama si playboy
jelek ituh. Itu bola kesayangan gue guys. Dan di sita sama dia. kalau gue
pengin tuh bola kembali ke gue, gue harus mau mengakui kalau dia ganteng, keren
dan mengagumkan. Males banget tahu nggak.” Ucap Agni menggebu gebu
“Fy, loe nggak ada masalah apa-apa sama kak Rio ???” Tanya
Sivia mewakili sahabatnya.
“Gak ada masalah ??? Masalah gue sama dia justru yang paling
gede dari loe semua. Ketua osis gila. Gue dijadiin babu sama dia. disuruh
inilah disuruh itulah. Kalaupun dia bukan ketua osis udah gue tendang tuh
mukanya. Nyebelin banget tahu gak. Kalo gue gak inget dia itu yang nentuin
nilai kita. Gue udah ngajakkin dia berantem kali.” Terang Ify menggebu gebu.
“Sabar neng. Esmosi banget kayaknya.”
“Gimana gue gak emosi Shillaaaa. Dia ituh udah menindas kita
pake kekuasaan dia sebagai ketua osis. Lihat aja ntar. Gue bales tuh cowok. Dia
pikir dia hebat apa make kekuasaan dia begitu. Awas aja ntar.”
“Sabar Fy. Kita nikmatin dulu lakh sekolah disini. Toh, kita
emang pengin banget kan sekolah disini. Jadi, kalo kita emang masih mau sekolah
disini. Kita baik baikin dulu ajah sama semua anak osis. Jangan berani ngelawan
dulu deh.”
“Bener tuh kata Agni. Setelah kita bebas dari MOS ini, kita
baru mikir gimana caranya balas dendam sama mereka. Lagian bukan Cuma loe doang
Fy yang sebel. Kita juga. Termasuk gue yang dengan seenaknya di jadiin pacar
sama si sipit ituh. Rese emang.”
“Gue juga Siviaaaa. Gue di jadiin pacar bohongan juga sama si
rese.”
“Bola basket gue di ambil sama si playboy kampungan ituh.”
“Perasaan loe semua yang bilang sama gue kalau kita gak boleh
emosi dulu deh. kok malah sekarang kalian yang ngingkarin omongan loe sendiri.”
Ketiga
sahabatnya hanya nyengir mendengar ucapan Ify.
“Yah habis sebel Fy.”
“Jalan jalan yuk guys. Gue bosen disini mulu. Nyari udara
seger lakh.” Ajak Shilla.
“Yaudah yuk. Gue juga bosen disini mulu.”
gimana guys ??? bagus nggak ???
Kalo nggak bagus gak akan saya lanjutin kok ..
kalau kalian mau comment atau sekedar like bakalan tak lanjutin deh :D