Kamis, 07 November 2013

Terpesona -Cerpen RIFY-

Selamat malam semuanyaaaaa :))
tadi pagi gue udah ngepost FF'nya punya temen gue .. namanya Ditha.
gimana ??? FF'nya keren kan ??? Keren dong.
Okeh, kali ini saya mau share cerpen buatan gue sendiri.
Bagus gak'nya terserah kalian ajalah :D
Happy reading all :*




Saat kita jumpa ada rasa di dalam dada
Kau tersenyum manja
Membuatku terpana

**********
            
Seorang laki laki sedang duduk di atas rumput taman. Memperhatikan objek indah yang ada di hadapannya. Dengan posisi kakinya yang bersila dan punggungnya bersender pada bangku taman memudahkan dirinya untuk bergerak bebas memperhatikan objek indah itu.

            Beberapa lama kemudian, senyuman manis langsung terukir di wajah tampannya. Laki laki ini memang selalu tersenyum jika berurusan dengan seorang perempuan yang sedari tadi di amatinya. Perempuan itu benar benar mengagumkan, buktinya bisa membuat laki laki ini tersenyum begitu manis. Hanya terukir jika sudah melihat perempuan itu. Tidak ada yang bisa membuatnya tersenyum selain dia.

            Laki laki ini mengambil sesuatu dari saku celananya. Ponsel. Dan langsung mengarahkan ke objek indah itu. Mengambil beberapa foto perempuan itu memang menjadi hobynya sekarang. Dengan beberapa posisi yang ia ambil diam diam tapi masih terlihat mengagumkan. Bukan hanya di kamera ponselnya saja, tapi juga di kamera digitalnya yang ia lupa bawa hari ini.

“Cantik.” Gumamnya seraya melihat hasil foto di ponselnya. Perempuan itu sedang tertawa dengan rambutnya yang sebagian menutupi wajahnya. Itulah hasil foto yang ia ambil hari ini. Jauh lebih indah dibandingkan sebelumnya.

            Laki laki ini langsung bangkit begitu mendengar bunyi bel yang terdengar nyaring di penjuru sekolah. Dengan senyumannya yang selalu menghiasi wajah tampannya. Siapa saja yang melihat laki laki ini tersenyum begitu manis seperti saat ini pasti akan menyukainnya. Tapi, laki laki ini hanya ingin menunjukkan senyumnya untuk perempuan itu. Perempuan yang sudah mengisi hatinya sejak sebulan yang lalu.

***********

“Kenapa Fy ???”

            Perempuan yang di panggil ‘Fy’ itu hanya tersenyum canggung dan menggeleng pelan. Dia merasa ada sesuatu yang mengamatinya sedari tadi. Berusaha mengedarkan pandangannya tetapi sama sekali tidak menemukan siapa orang yang mengamatinya. Ataukah ini hanya perasaanya saja ??? Maybe.

“Yuk ke kelas, mau sampai kapan berdiri di situ ???” Ify langsung mengangguk dan menerima uluran tangan sahabatnya.

“Aku merasa ada yang memperhatikan Vi.” Ucapnya membuat sahabatnya menoleh dan menaikkan alisnya karena bingung.

“Siapa ???”

“Gak tahu, aku merasa aja. Dari tadi seperti ada yang memperhatikan kearah kita. Kamu gak merasa ???”
“Mungkin penggemar gelap kamu kali. Kamu kan banyak penggemarnya.”

“Sivia apaan sih.” Gerutu Ify membuat sahabatnya – Sivia – tertawa puas. Memang benar sahabatnya ini banyak penggemarnya. Tetapi setiap kali dirinya bicara tentang penggemar gelap, sahabatnya ini selalu menyangkal.

“Cheers ??? Iya. Photography ??? Iya. Music ??? Iya juga. Olimpiade mapel ??? Udah sering menang. Pinter ?? Jelas. Ramah ??? Baik ?? Cantik ???. Apalagi yang kamu gak punya Fy.” Ucap Sivia membuat Ify menatapnya sinis. Dan perempuan itu kembali tertawa melihat ekspresi sahabatnya yang tidak senang.

“Aku gak merasa punya itu semua.”

“Tapi aku merasa.”

“Terserah kamu deh Via.” Pasrahnya seraya berjalan lebih cepat kearah kelas. Sedangkan sahabatnya langsung mengejar seraya tertawa membuatnya terus menggerutu hingga sampai ke kelasnya.

            Akhir akhir ini dia memang selalu merasa ada yang memperhatikannya. Entah itu siapa. Sampai saat ini pun dia tidak pernah tahu siapa yang diam diam memperhatikannya. Dari awal masuk sekolah ini, perempuan ini memang sudah terbiasa jika semua orang memperhatikannya. 

Tapi akhir akhir ini berbeda. Hanya ada satu orang yang benar benar memperhatikannya dan mengamatinya dengan baik. Membuatnya risih karena dia tidak mengenalnya sekaligus senang, karena hatinya juga ikut merasakan kesenangan itu. Dia hanya ingin tahu siapa orang itu, hanya itu. Tapi sampai sekarang dia belum mengetahuinnya dan semakin membuatnya penasaran.

**********

Akupun tak kuasa
Tuk menahan gejolak ini
Ingin ku katakan
Aku menyukaimu
Hanya dirimu yang aku suka

**********
             
Mario Stevano Aditya. Seorang laki laki yang sangat mempesona. Gayanya yang cuek dan tatanan rambutnya yang selalu acak acakkan juga kondisi bajunya yang selalu rapi walaupun seringkali sedikit berantakan membuatnya nampak keren dimata semua kaum hawa yang melihatnya.

            Sifat cueknya juga bisa membuat siapa saja yang melihatnya penasaran. Dan karena kecerdasanya, laki laki ini berhasil mendapatkan jabatan terpenting di sekolahnya – SMA Pelita. Yakni Ketua Osis. Mengalahkan berpuluh puluh orang yang juga ingin mendapatkan jabatan itu. Tapi sepertinya pemuda ini lah yang pantas menjadi ketua osis, berwibawa, baik, keren dan tampan.

            Rio sedang duduk di deretan perpustakaan bagian belakang. Berdekatan dengan deretan rak buku kelas XII. Di kedua tangannya terdapat sebuah buku tebal, buku tentang penemuan penemuan baru dari beberapa ahli. Nampak serius membaca buku sampai tidak menyadari keadaan sekelilingnya.

            Beberapa saat kemudian, seorang perempuan terlihat mendekat kearah laki laki itu. Tapi laki laki itu masih bergeming tidak menyadari kehadiran perempuan itu. Perempuan itu langsung duduk di sebelah laki laki itu setelah sebelumnya melirik ke arahnya. Kemudian dia kembali sibuk dengan bukunya.

“Baru tahu gue, kalau orang yang pertama kali menerbangkan pesawat itu dua bersaudara dari Wright. Orville Wright dan Wilbur Wright.” Gumam Rio yang masih belum menyadari ada seorang perempuan di sebelahnya.

            Perempuan itu langsung mengalihkan pandangannya kearah laki laki itu. Merasa penasaran juga tentang pengetahuan yang baru di gumamkan oleh laki laki di sebelahnya.

“Nama pesawatnya apa ???” Tanyanya membuat laki laki itu berjingkat kaget. Kemudian laki laki itu menolehkan kepalanya kearah sumber suara dan seketika itu pula matanya membelalak melihat siapa perempuan itu. Perempuan yang sedang tersenyum kearahnya dengan begitu manis dan cantik. Membuat jantungnya langsung berdetak lebih cepat dari biasanya.

            Sedangkan perempuan itu hanya mengernyitkan dahinya bingung. Bingung dengan ekpresi pemuda itu saat melihatnya. Seperti melihat hantu saja. Padahal dia kan sudah dari tadi berada di sana. Kenapa laki laki itu seperti baru menyadari jika ada dirinya disana. Tunggu, dia ketua osis SMA Pelita kan ??? Batinya.

“Ify.” Ucap laki laki itu kaget.

“Kok tahu ???” Tanya Ify membuat pemuda itu tersenyum canggung.

“Siapa juga yang gak kenal kamu. Kapten cheers dan ketua ekskul photography kan ??? Alyssa Saufika Umari. Anak pertama dan punya ade satu.”

“Sedetail itu ???”

“Cuma denger denger aja. Tapi ingatan aku rupanya masih bagus sampai masih mengingat hal itu sekarang.” Ucap Rio bercanda berusaha mengusir rasa canggung di antara mereka. Dan benar saja, perempuan itu langsung tertawa renyah membuatnya makin mempesona dimata Rio.

“Jelas aja ingetan kamu masih bagus. Kamu kan masih muda. Kecuali kalau aslinya kamu udah tua. Bisa jadi mengalami penyakit pikun.” Sahut Ify menanggapi bercandaan laki laki di sebelahnya seraya tertawa. Laki laki itu juga ikut tertawa.

“Oh yah, kamu Mario Stevano kan ??? Ketua Osis di sekolah ini.” Ucap Ify ragu.

“Payah banget kalau sampai gak tahu siapa ketua osis di sekolah sendiri.” Sindir Rio, Ify langsung terkekeh mendengar sindiran itu.

“Gak. Bukan gitu. Tapi aku sering lupa karena banyak yang harus aku inget di dalam memory otak aku yang kapasitasnya terbatas. Nama guru di sekolah ini aja aku sering lupa, apalagi anggota osis yang sama sekali belum pernah ketemu. Lagian aku juga baru lihat kamu secara langsung.”

“Jangan di inget di otak kamu. Di simpen aja di hati kamu.” Sahut Rio membuat Ify melongo parah. Apa maksudnya ???”

Rio langsung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal menyadari perkataannya yang menjurus ke hal lain. “Ah maaf. Aku Cuma bercanda.”

“Iya gak apa apa. Oya, aku baru sadar. Kamu kan kakak kelas aku. Jadi aku panggil ‘kakak’ aja yah.”

“Terserah kamu aja Fy.” Ify langsung mengangguk anggukan kepalanya. Setelah itu hening. Mereka sama sama sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Rio kembali memfokuskan dirinya dengan buku bacaannya tetapi sepertinya efek perempuan di sampingnya membuat tidak bisa fokus.

“Oya kak, kakak lagi baca penemu pesawat yah. Yang kakak omongin tadi pesawatnya namanya apa ???” Tanya Ify berusaha untuk kembali ke pokok permasalahan yang pertama. Masih dengan sifat penasarannya yang selalu timbul tiba tiba.

“Hah, yang mana ???” Tanya Rio bingung. Ify langsung merapatkan duduknya dan mengambil buku dari tangan laki laki itu.

“Yang ini. Pesawat yang diterbangkan sama dua bersaudara Wright.” Ucap Ify seraya menunjuk gambar pesawat dengan dua orang yang berdiri di sampingnya.

            Rio begitu kaget melihat aksi perempuan di sebelahnya yang tiba tiba merapatkan duduknya kearahnya. Aroma strawberry langsung menguar dari rambut perempuan itu membuatnya lupa cara bernafas dengan benar. Rio hanya diam dan membiarkan bukunya di ambil oleh perempuan itu.

“Kak.”

Rio langsung tersadar kemudian dengan cepat menjawab. “Oh yang ini, nama pesawatnya Flyer.”

“Flyer. Bagus banget.” Gumamnya membuat Rio tersenyum lagi. Ini saat yang tepat dirinya mengungkapkan apa yang dirasakannya selama bersama perempuan itu. Seharusnya begitu. Tapi perempuan ini baru bertemu dengannya hari ini. Tidak mungkin dia mengungkapkannya sekarang. Yang ada perempuan ini menjadi bingung dan akan menjauhinya.

“Aku tahu hobby kakak.” Pekik Ify tiba tiba dan lagi lagi mengagetkan laki laki itu. Dan lagi lagi juga membuat hatinya berbunga bunga setiap menatap wajahnya yang cantik bak bidadari khayangan itu tersenyum ke arahnya.

“Apa ???”

“Tuh kan, apa lagi kalau bukan melamun. Dan aku baru tahu ada orang yang hobby melamun seperti kakak.”

“Kamu aja yang asal tebak.” Sahut Rio langsung seraya menepuk nepuk puncak kepala perempuan itu dengan sayang. Dan tanpa Rio tahu, perempuan itu juga berhenti bergerak tiba tiba. Merasakan lemas pada sekujur tubuhnya padahal hanya ditepuk pada puncak kepalanya.

            Beberapa saat kemudian, laki laki itu menoleh kearah perempuan itu yang masih diam tak bergerak. Tidak menyangka jika efek tepukannya membuat perempuan itu diam. Bahkan seperti kaget dan shock. Reaksi yang tidak pernah terbesit dalam fikirannya.

            Secuil harapan tumbuh dalam hatinya. Efek tepukan hangatnya saja sampai membuat perempuan ini diam. Apalagi jika dirinya melakukan sesuatu di luar dugaan. Pasti perempuan ini akan jauh lebih kaget dari ini. Sebenarnya tepukan itu penuh rasa sayang. Mengungkapkan perasaan yang sebenarnya melalui tepukan sayangnya. Berharap perempuan ini mengetahuinya dengan sendirinya.

***********

Terpesona ku pada pandangan pertama
Dan tak kuasa menahan rinduku
Senyumanmu selalu menghiasi mimpiku
Ingin ku peluk dan ku kecup keningmu
Oh indahnya

************
        
 Kedekatan kedekatan itu tanpa terasa semakin menguat di tengah tengah Rio dan Ify. Insiden di jejeran tempat tempat buku sekolahnya yang tertata rapi menjadi saksi kedekatan mereka pertama kali. Kedekatan yang membawa mereka menuju ke arti kata yang lebih tinggi. Untuk pertama kalinya, seorang Mario Stevano selalu tersenyum ramah kepada semua orang.

            Mereka berdua tanpa sadar selalu bersama dimanapun berada. Saling menyemangati satu sama lain untuk urusan yang tidak bisa di pendam sendiri oleh salah satu dari mereka. Saling memberi nasihat dan saling memberikan senyum tulus dan menegaskan bahwa ‘aku selalu ada untuk kamu’.

”Hari ini latihan cheers ??” Tanya Rio saat mereka berada di ruang Osis.

            Sebenarnya itu tugas Rio sebagai ketua osis. Menyelesaikan proposal yang telah di selesaikan oleh anggotanya yang lain. Tapi dengan setia Ify menemaninya sedari tadi. Walaupun hanya diam seraya memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan yang selalu melintas dalam benaknya.

Ify mengangguk seraya menatap laki laki itu yang masih sibuk mengerjakan tugasnya di kursi jabatannya sebagai ketua osis. “Nanti sore. Kakak nemenin kan ???”

“Mungkin. Gak janji yah Fy.” Ucap Rio tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas kertas yang tersebar di mejanya. Ify hanya menggerutu pelan mendengar jawaban laki laki itu yang seenaknya.

“Kok gitu ???” Tanyanya sebal.

“Ya kamu kan tahu kalau aku banyak kerjaan. Look at this. See.”

“Hhhh, selalu begitu. Aku aja rela meluangkan waktunya buat kakak. Masa kakak gak bisa ???” Renggut Ify manja. Pasalnya dia sudah berjam jam menunggu disini. Menunggu hingga bosan tanpa kenal lelah.

“Tapi …”

Tok tok tok.

            Rio langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu. Seseorang mengetuknya dengan keras membuatnya batal meneruskan ucapanya untuk membalas perkataan perempuan itu. Setelah berkata masuk dengan lumayan keras, pintu dibuka dan menampilkan perempuan cantik yang membawa tumpukan buku yang lumayan banyak.

“Shilla.”

“Maaf Yo aku ganggu. Cuma mau nyerahin beberapa berkas ini ke kamu.” Ucapnya lembut membuat Ify melengos dan kembali sibuk dengan ponselnya seraya setengah rebahan di sofa lembut ruang osis.

            Perempuan ini yang selalu merebut perhatian kakak kelasnya. Perempuan ini juga yang selalu menggagalkan rencananya untuk bisa berduaan dengan laki laki itu. Pokoknya kalau ada perempuan ini, dirinya merasa sebal. Entah karena apa. merasa saja jika perempuan di seberang sana mengganggunya setiap bersama dengan laki laki itu.

“Maaf dek, bisa lebih sopan ??? Ini ruang osis. Gak seharusnya duduk kamu begitu.”

            Ucapan itu berhasil membuat Rio menatap Ify yang sedang bingung sekaligus marah ke perempuan di hadapannya. Wajah perempuan itu merah padam, seperti menahan emosi. Rio kembali mengalihkan pandangannya kearah Shilla – perempuan yang selalu membuat Ify marah marah kepadanya. Entah karena apa.

“Kakak bicara sama aku ??” Tanyanya meremehkan. Ify tidak suka dengan kalimat perintah yang baru saja keluar dari mulut perempuan itu. Nada sindiran.

“Cuma kamu yang duduknya gak punya etika yang baik. Kapten cheers seperti ini.”

            Nada meremehkan itu kembali terdengar di telingannya. Membuat telingannya panas seketika. Sedangkan perempuan itu menatap kearahnya dengan pandangan meremehkan. Seperti yakin sekali jika dirinyalah yang akan memenangkan segala kompetisi apapun. Ify muak dengan semua itu.

“Kakak kalau bicara dijaga. Aku sama sekali gak berbuat yang diluar kesadaran aku. Ini wajar. Aku Cuma rebahan.” 

            Rio yang melihat jika sebentar lagi ada perang dunia yang kesekian kalinya langsung menengahi. “Shilla, kamu keluar sekarang. Biar nanti aku yang urus. Kalau udah selesai aku serahin lagi ke kamu.”

“Ok. Thanks for all Yo. Bye.” Pamitnya seraya tersenyum kearah Rio. Sebelum perempuan itu menghilang dibalik pintu, perempuan itu sempat melirik kearah Ify dengan pandangan remeh membuat Ify ingin merusak wajahnya pada saat itu juga.

“Fy.” Panggilan itu sama sekali tidak digubrisnya. Masih tetap acuh tak acuh membuat pemuda itu menghela nafas panjang. Selalu seperti ini. Jika sudah mencapai tahap marah, pasti akan susah dibujuknya.

“Kenapa sih.” Tanya Rio setelah duduk di sebelah perempuan itu.

“Pertanyaan gak jelas. Aku keluar deh kak. Di ruangan kakak panas banget.” Ucapnya seraya bangkit dari duduknya. Bukan Rio namanya kalau tidak bisa menengahi.

“Tunggu dulu. Tadi ucapan kak Shilla gak usah di urusin. Dia memang seperti itu kok. Bukan Cuma sama kamu. Tapi sama semua orang Fy.”

“Bukan semua orang, tapi hanya beberapa orang. Buktinya, sifat dia ke kakak lembut banget tuh. Gak pernah sinis seperti ke aku.” 

Laki laki ini kemudian tersenyum penuh arti. Matanya dikedipkan kearah perempuan itu dan mengerlingkannya dengan nakal. Sedangkan Ify sudah merasa akan ada sesuatu yang mengejutkannya. “Jujur sama kakak Fy. Kamu cemburu kan ???”.

“Apa. Mana mungkin aku cemburu.” Elak Ify seraya mengalihkan pandangannya kearah lain.

“Bohong. Kamu selalu marah sama kakak kalau bahas tentang kak Shilla. Apa coba kalau gak cemburu ???”

“Berharap banget yah kak.” Sinis Ify membuat Rio tertawa nyerah.

Rio mengacak acak rambut perempuan itu dengan gemas. “Kalau kakak berharap emang kenapa.”
Ify tersenyum geli dan balik mengacak acak rambut tebal pemuda itu. “Gak apa apa. Semua orang boleh punya harapan kok.”

“Dasar anak kecil. Sok nasehatin. Keluar yuk. Kakak berubah pikiran. Gak tahu kenapa pengin nemenin kamu latihan cheers.”

“Modus aja sebenernya biar aku gak marah lagi. Iya kan ???”

“Masa ??? Kata siapa ???”

“Kata penjaga sekolah depan tuh. Katanya kakak jelek. Hahaha.” Tawa Ify kemudian berlari ke luar. Laki laki ini langsung bersungut sungut kesal kemudian mengejar perempuan itu. Mengejar memang tugas laki laki bukan ??? Dan laki laki ini tidak akan menyerah sebelum perempuan itu menjadi miliknya.

***********

Kini kurasakan getaran cinta
Dalam dada
Ku ingin bersamamu
Untuk selamanya
Hanya dirimu yang aku cinta

***********

“Tahu arti terpesona gak ???” Tanya Rio saat mereka berada di deretan bangku penonton. Rio duduk di tanjakkan tangga satu tingkat di bawah Ify. Laki laki itu masih menggunakan seragam merah putihnya dan perempuan itu masih menggunakan seragam cheers’nya. Sekolah bubar sudah dua jam yang lalu.

“Cari aja di google.” Jawab Ify seenaknya. Tangannya masih sibuk memainkan handphone’nya.

“Emang google tahu ??? Kayaknya Cuma kak Shilla deh yang tahu.” Ucap Rio yang langsung di sambut tatapan tajam dari perempuan itu. Memang itu tujuannya, supaya Ify tidak sibuk lagi dengan kegiatannya.

“Apa maksudnya tuh ???”

“Gak ada maksud apa apa. Cuma mau mengungkapkan sesuatu.”

“Buat aku ??? Atau buat kak Shilla ???” Sindir Ify sinis. Rio hanya mengacak acak rambutnya karena gemas dengan tingkah perempuan itu.

“Fy. Percaya gak, kalau kakak bilang kakak cinta sama kamu udah dari dua bulan yang lalu.” Ify hanya tersenyum menatap laki laki itu yang juga sedang menatapnya.

“Percaya.”

“Kenapa ???”

“Karena banyak yang bilang kalau ketua Osis Pelita itu udah kena pesona kapten cheers Pelita. Dan kapten cheers Pelita pernah menyelidikinnya sendiri, kalau ketua osis itu ternyata sering memperhatikannya secara diam diam.”

“Itu yang namanya terpesona. Mungkin ketua osis itu udah terpesona sama kapten cheersnya. Tapi berhubung ketua osis itu terlalu takut makanya Cuma memperhatikanya secara diam diam.”

“Takut ??? Alasan apa tuh. Emangnya aku jin perlu ditakutin segala ???” Tanya Ify sebal.

“Dasar anak kecil. Tadi kan lagi drama. Kenapa malah di rusak gitu aja.”

“Kakak duluan yang mulai.”

“Sekarang percaya gak, kalau ketua osis itu udah jatuh cinta sama kapten cheers itu seiring dengan terpesonanya ketua osis yang semakin besar ???”
 
“Percaya gak percaya.”

“Kenapa ???”

“Mau di lanjutin lagi dramanya ???”

“Selalu aja merusak suasana.” Ify langsung nyengir gak jelas melihat laki laki itu yang sedang menggerutu sebal.

“Aku akan percaya kalau ketua osis itu jujur langsung sama kapten cheers’nya.”

“Emang harus begitu ???” Ify hanya mengangguk anggukan kepalanya dengan wajah innocent’nya membuat laki laki itu tersenyum begitu manis.

“Okeh. Ehem ehem.” Dehem Rio sebelum memulai aksinya. Ify hanya tertawa geli meelihat kelakuan laki laki di hadapannya.

“Fy. Ketua osis Pelita cinta sama kamu. Mau gak jadi pacarnya ketua osis pelita ???”

“Hmm, karena ketua osis’nya itu keren plus ganteng banget. Jadi … aku terima deh.”

“Itu bukan drama kan ???”

“Bukan, dan aku mau lihat ekspresi ketua osis itu setelah aku menerima pernyataan cintanya.”

“Gimana yah.” Rio langsung tersenyum dan bangkit dari duduknya. Kemudian tanpa aba aba langsung menarik perempuan itu dalam gendongannya. Kemudian turun ke lapangan dan berputar putar di tengahnya.

“Ini ekspresi ketua osis itu setelah kamu menerima cintanya.” Ucap Rio di sela sela putarannya dalam menggendong perempuan itu.

            Ify hanya membalasnya dengan memeluk leher laki laki itu sebelum dia benar benar jatuh ke tanah. Mereka tertawa bersama. Menikmati saat saat indah saat status mereka sudah berubah. Menikmati kebahagiaan itu bersama sama. Siap menghadapi apapun yang akan terjadi pada mereka di kemudian hari. Dan mereka selalu meyakinkan satu sama lain, bahwa ‘aku selalu ada untuk kamu’.

gimana gimana ???
komentarnya guys ...

terima kasih atas kunjungannya yaaa :))