Rabu, 13 Maret 2013

Perjalanan Cinta Junior dan Senior - Part 4


 Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. Tetapi pemuda ini masih betah duduk di balkon kamarnya. Dirinya masih betah genjrang genjreng gitar kesayangannya. Membuat melody yang tercipta sangat tidak beraturan. Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan gerakan cepat pemuda ini membuka pintu kamarnya.
“Shilla, kamu belum tidur ???” Tanya pemuda itu dengan heran. Rio.
“Aku tadi sempet tidur, tapi denger kamu main gitar jadi bangun lagi deh. lagian kamu kurang kerjaan banget sih main gitar malem-malem gini. Ganggu ajah. mending ada nadanya, sama sekali gak menimbulkan bunyi yang enak di denger.” Cerocos gadis cantik yang bernama Shilla tersebut masih dengan muka kusutnya karena habis bangun tidur.
“Hehehe J. Maaf yah sayang. Aku lagi galau soalnya. Yaudah, kamu tidur lagi sana. Udah malem juga. Aku janji deh gak mainin gitar ini lagi.” Ucap Rio dengan nada menyesal.
“Galau kenapa ???”
“Gak papa. Udah sana tidur. Atau mau tidur di kamar aku ???” Goda Rio seraya menaik turunkan alisnya.
“Omes banget sih jadi orang.” Jawab Shilla kesal.
“Kok omes. Aku kan tadi bilangnya kamu tidur di kamar aku. bukan nawarin kamu buat tidur bareng sama aku. makanya kalo ada orang ngomong itu di dengerin baik-baik. Mata udah mau merem gituh masih di paksain ajah.” Cerocos Rio.
“Huh, nyebelin. Ini juga gara-gara kamu tahu. coba ajah kalo kamu tadi gak genjreng-genjreng gitar seenaknya. Pasti aku juga masih terlelap dalam mimpi.” Gerutu Shilla dengan kesalnya.
“Iyah iyah. Maaf yah. Udah sana tidur. Nanti mama malah bangun lagi denger kita ribut. Udah sana.”
“Yaudah, aku tidur dulu yah. Tapi kamu gak papa ???” Tanya Shilla khawatir.
“Gak papa. Udah sana. Besok mau kan temenin aku ketemu sama anak-anak di lapangan kompleks rumah Gabriel ???”
“Iyah. Besok aku temenin. Yaudah aku ke kamar dulu. Kamu juga tidur. Awas ajah kalo kamu gak tidur.”
“Siap sayang. Sweet dream yah.”
“Iyah.” Ucap Shilla seraya melangkah menuju ke kamarnya.
SKIP !!!
                Keesokan harinya. Shilla sudah siap untuk pergi ke lapangan kompleks deket rumah Gabriel. Seperti yang di janjikan Rio tadi malam. Sekarang dirinya tengah berada di tengah keluarga Rio dan sekarang mereka berada di ruang makan untuk sarapan pagi. Sedangkan Rio masih berada di dalam kamarnya. Sepertinya pria itu tidur terlalu malam. Makanya tadi di bangunin susahnya minta ampun.
                Akibatnya Shilla lagi yang harus menunggu. Faktanya gadis cantik ini tidak suka dengan yang namanya MENUNGGU. Tapi karena keadaan yang memaksanya, dia pun rela untuk menunggu sang kekasih. Sedangkan kedua orang tua dan adik kesayangan Rio selalu menggodanya. Tentunya mereka masih menunggu Rio untuk sarapan bersama. Seraya menunggu Rio, meluncurlah aksi goda godaan tersebut. sebenernya Shilla tidak suka jika seperti ini.
                Tapi gadis cantik ini sangat senang berada di tengah-tengah keluarga kekasihnya. Dia jadi seperti sedang berkumpul bersama dengan keluarganya. Sekarang mama dan papa Rio memperbolehkan dirinya menganggap mereka seperti orang tua dirinya.
                Beberapa saat kemudian. Munculah Rio. Pria tampan ini menuruni tangga dengan tergesa gesa seraya membenarkan jaketnya yang masih dia sampirkan di bahunya. Dengan didalamnya terdapat kaos biru bertuliskan tulisan di tengah kaosnya. Dan menggunakan sepasang sepatu kets putih polos. Tentunya dengan memakai celana jeans khasnya dan dengan model rambut acak acakanya membuat pria tampan ini menjadi KEREN.
“Lama banget Yo dandanya. Kasihan Shilla kan.” Ucap mamah Rio seraya memandang putra sulungnya itu.
“Yah mamah. Ini juga udah cepet. Cuma setengah jam nih mah buat mandi sama beres beres. Ini aja masih belum selesai.” Gerutu Rio seraya duduk di samping Shilla.
“Makanya kalo tidur itu jangan malem malem.” Sahut Shilla tanpa memandang ke arah Rio.
“Tadi malem aku tidur jam satu koq. Masa jam satu malem Shill.”
“Kamu salah Shill. Jam satu bukan malem banget. itu mah udah pagi. Ya kan sayang (Rio). Kamu ini yah, padahal udah mama peringatin buat jangan tidur jam segitu masih ajah bandel.”
“Sekali kali mama hukum kak Rio dong. Ray ajah kalo tidur jam segitu selalu dapet hukuman dari mama. masa kak Rio gak. Curang.” Rajuk Ray tidak terima.
“Loe kan masih kecil Ray. Gue kan udah gede. Jadi, gak papa dong.” Sahut Rio.
“Bener kata kamu Ray. Yaudah Rio. Pulang ini, kamu mesti wajib buat bersihin kolam renang. Sendirian.”
“Yah mamah. Masa kolam renang mah. Itu kan luas banget. sendirian pula.” Jawab Rio tidak terima.
“Yaudah kalau gak mau. Uang jajan kamu mamah potong 75 %. Mau ???”
“Gak mah. Iya deh nanti Rio bersihin.” Ujar Rio pasrah.
“Nah gitu dong. Udah sekarang makan. Maaf yah Shilla. Pacar kamu ini emang kebiasaan banget. gak bisa dibilangin yang baik baik. Harus tante apain yah Shill.” Ucap mama Rio kepada Shilla.
“Dipotong ajah uang jajanya tante.” Celetuk Shilla yang membuat Rio melotot kaget.
“Shilla. Apaan deh. nggak.”
“Bener juga kata kamu Shill. Yaudah Rio satu minggu ini uang jajan kamu mama potong 50 %.”
“Mah.”
“Hahaha. Kasihan banget sih loe kak. Rasain loe. emang enak gak dibelain pacar sendiri. Good job kak Shilla.” Sela Ray seraya tertawa dan Shilla juga ikut tertawa mendengarnya.
                Sedangkan Rio hanya melotot mendengar ucapan adiknya yang menyebalkan itu. ck, kenapa dirinya harus mempunyai adik seperti Ray. Dan yang bikin dia kesal. Ini semua gara-gara Shilla. Pacar dirinya. Sedangkan Shilla hanya memeletkan lidahnya kepada Rio setelah melihat tatapan tajam dari sang kekasih.
“Gak asyik nih. Rio gak mood makan. Aku tunggu di mobil ajah.” Ucap Rio seraya ngacir keluar rumah. Sedangkan mama dan adiknya serta Shilla langsung berhenti tertawa dan langsung melihat Rio.
“Yah ngambek dia.” Ucap Ray.
“Gara-gara kamu nih.” Ucap mama Rio menyalahkan Ray.
“Yah mamah. Kok Ray sih yang salah. Kan mama yang ngasih hukuman.”
“Yaudah tante, Ray. Shilla langsung berangkat ajah. nanti Shilla yang nyuruh Rio buat makan.”
“Yaudah Shill. Hati-hati yah. Bujuk Rio juga supaya mau makan.”
“Iya tante. Yaudah tante. Shilla permisi.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Sedangkan di dalam mobil. Sang pria terus terusan menggerutu menyalahkan sang kekasih yang masih berada di dalam bersama mama dan adiknya. Kalau uang jajanya di potong itu tandanya dirinya tidak akan bisa berhura hura lagi bersama sahabatnya setelah pulang sekolah. Beberapa saat kemudian ada yang membuka pintu mobil sebelah kemudi. Ternyata Shilla. Pria tampan ini langsung saja membuang muka kearah depan.
“Yo, maaf dong. Aku kan gak bermaksud.”
Rio masih saja tetap diam seraya melihat kearah depan tanpa melihat kearah kekasihnya.
“Maaf deh. nanti aku bilang deh sama mama kamu supaya jangan motong uang jajan kamu. Please maafin. Tadi aku niatnya Cuma bercanda Yo.” Ucap Shilla lagi setelah melihat pemuda tampan di hadapannya masih tetap diam. “Maafin dong Yo. Jangan diam ajah.” Tambahnya seraya memegang lengan Rio.
“Lucu ???”
“Gak lucu. Makanya maafin. Nanti aku bantuin bilang lagi deh. yayaya.”
“Udah terlanjur. Uang jajan aku udah di potong.” Sahut Rio masih tetap dengan nada cuek.
“Yaudah. Nanti pake uang aku deh. janji gak akan minta ganti. Tapi kamunya jangan kaya gini.”
“Beneran ???” Shilla langsung mengangguk dengan cepat. “Ok, aku minta 5 juta.” Tambahnya dan langsung membuat Shilla melotot kaget.
“kamu gila ??? Banyak banget. mau buat apaan ???”
“Tadi kamu yang bilang sendiri aku boleh make uang kamu tanpa ganti. Yaudah aku minta segitu.”
“Tapi itu banyak banget Yo. 500 ribu ajah yah.”
“Yaudah kalau gak mau.”
“Mmmm, iya deh 5 juta.” Ucap Shilla seraya menunduk dan membuat Rio ingin tertawa melihat wajah sang gadis yang begitu pasrah.
                Sebenernya Rio hanya main-main mengucapkan kalimat itu. mana mungkin dirinya meminta uang 5 juta kepada gadisnya itu. Gila aja. Pria tampan ini hanya ingin melihat reaksi bersalah gadisnya itu. dirinya sangat menyukai moment ini. Dimana Shilla yang sedang merasa bersalah dan mau melakukan apapun agar dirinya mendapatkan maaf darinya. Melihat ekspresi Shilla Rio ingin sekali tertawa tapi ditahanya karena ingin melihat gadis itu merasa bersalah kembali.
“Tapi itu buat hari ini. Buat besok dan selama satu minggu ini aku minta 10 juta.” Ucapan Rio lagi-lagi membuat Shilla kembali menatap pemuda di hadapannya dengan tatapan sulit diartikan.
“Kamu serius ???”
“Yah serius lakh. Kamu yang bikin mama motong uang jajan aku jadi kamu harus tanggung jawab. Kenapa ??? Keberatan ???”
“Gak gitu. tapi itu kebanyakan Yo. Masa 15 juta.”
“Kamu lupa apa yang kamu bilang tadi ??? Aku boleh make uang kamu tanpa ganti.”
“Iya sih. Tapi kan gak 15 juta juga Yo. Maksud aku kan yang ratusan ribu ajah.”
“Yaudah kalau gak boleh. Gak papa kok.” Ucap Rio yang ingin melihat ekspresi kekasihnya seperti tadi lagi.
“Iya deh. nanti aku kasih.” Ucap Shilla pasrah. “Yaudah jalan.” Suruhnya dengan nada suara kesal.
“Nah gitu dong.” Ucap Rio seraya menjalankan mobilnya. Sebenernya sedari tadi dia ingin tertawa sekeras kerasnya melihat wajah kekasihnya yang sudah BT abis itu. tapi dirinya juga ingin membuat gadis ini menjadi tambah kesal lagi. Karena gadis ini juga Rio kehilangan 50 % uang jajannya selama satu minggu ini.
                Sedangkan Shilla hanya kaget mendengar ucapan terakhir pemuda di sampingnya. Itu tandanya permintaan pemuda ini tadi beneran ??? Sungguhan ??? Ck, dia harus mengeluarkan uang 15 juta hanya untuk mendapatkan maaf dari pemuda di sampingnya. Sepanjang perjalanan Shilla hanya menggerutu kesal di dalam batinya. Yang jelas dirinya benar-benar tidak menyangka jika dirinya sedang di palak oleh kekasihnya sendiri. Benar benar tidak menyangka. Ck.
                Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Rio sedang asyik menyetir seraya menahan tawanya melihat wajah gadis di sampingnya yang sudah BT abis. Sedangkan Shilla terus terusan memandang ke luar jendela melihat pemandangan lalu lalang. Dirinya masih kesal dengan pemuda di sampingnya yang menginginkan sesuatu kurang lazim itu.
                Setibanya disana. Shilla langsung membuka pintu mobil Rio dan membantingnya dengan cukup keras. Gadis ini langsung berlari kearah sahabatnya dan langsung bergabung disana tanpa menoleh kearah pria pria itu yang menatapnya dengan ekspresi bingung.
                Sedangkan Gabriel, Alvin dan Cakka langsung menghentikan permainan mereka melihat kedatangan sahabatnya. Dan mereka langsung bingung melihat Shilla yang sepertinya sedang kesal itu. akhirnya mereka mendekat kearah Rio yang baru saja keluar dari mobilnya.
“Kenapa bro.” Tanya Alvin bingung.
“Loe berbuat apalagi sampe si Shilla kesel banget kaya gituh. Pake acara banting pintu mobil segala lagi.” Tambah Cakka diangguki oleh Alvin dan Gabriel.
“Nanti ajah gue ceritain. Gue lagi seneng ngelihat dia marah.” Jawab Rio seraya tersenyum senang.
“Gila yah loe. ngelihat cewe sendiri marah malah seneng loe.” Ucap Gabriel heran.
“Hahaha. Nanti gue ceritain. Main yuk.” Ujar Rio seraya merebut bola orange yang sedari tadi di pegang oleh Gabriel dan langsung mendribblenya menuju lapangan.
“Aneh.” Sahut ketiga sahabatnya seraya menyusul Rio ke lapangan.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Kenapa Shill.” Tanya Agni heran karena melihat sahabatnya yang baru datang langsung merebut minumanya dan meminumnya dengan kasar.
“BT gue sama Rio.” Jawab Shilla singkat.
“BT kenapa ??? Kak Rio ngapain loe ???” Tanya Ify dan langsung duduk di sebelah Shilla.
“Masa dia minta uang 15 juta ke gue. Gila kan ???”
“15 juta ??? Loe serius ???” Ucap Agni, Sivia dan Ify kompak. “Gimana ceritanya sampe sampe kak Rio minta uang 15 juta ke loe Shill.” Tambah Sivia.
“Jadi gini ceritanya ………………”
                Shillapun menceritakan apa yang dialaminya tadi. Dari rumah Rio dan apa yang terjadi di mobil Rio. Sedangkan sahabatnya hanya menjadi pendengar yang setia. Kadang mereka tertawa ada juga memasang ekspresi bingung. Kadang mereka juga menahan tawanya karena tidak ingin melihat sahabatnya bertambah kesal. Sedangkan Shilla mencertitakan kejadian tadi dengan sangat menggebu gebu dan memasang face BT.
“Jadi gitu guys.” Ujar Shilla setelah selesai berbagi cerita dengan sahabatnya.
“Hahaha.”
“Kok kalian malah ketawa sih. Apa yang lucu coba.” Ucap Shilla kesal.
“Lucu lakh Shill. Lagian loe pake sok sok’an pake nawarin ke kak Rio segala. Ya terserah dia dong mau minta berapa, loe malah nawar. Hahaha.”
“Bener banget kata loe Fy. Kalau gue jadi kak Rio sih gue minta milyaran sama loe. mumpung gak minta ganti. Hahaha.” Tambah Agni melanjutkan ucapan Ify.
“Rese loe semua. Bikin gue tambah bad mood ajah.”
“Peace Shill. Hehehe. Guys. Ke lapangan yuk. Kan katanya mau ngomongin tentang pertandingan itu.”
“Iya Vi. Yuk guys.”
“Gue disini ajah lakh. Loe bertiga kalau mau ke lapangan, ke lapangan ajah sana. Gue disini aja.” Tolak Shilla karena masih merasa BT kepada Rio.
“Beneran ???” Shilla mengangguk. “Yaudah yuk guys. Kita ke lapangan.” Ajak Sivia
                Sivia, Ify dan Agnipun menuju ke lapangan kompleks. Tanpa Shilla tentunya, karena gadis itu masih sebal dan kesal dengan kekasihnya. Makanya gadis itu menolak untuk ikut bersama mereka. Setibanya disana. Mereka langsung melihat para pria pria itu sedang mendribble bola seraya tertawa bersama. Sedangkan sang leader hanya menarik bibirnya membentuk senyuman tipis.
                Jika mereka di suruh menebak. Pasti mereka sekarang sedang mengadakan pertandingan basket sendiri. Dan sepertinya salah satu dari mereka baru saja menceritakan kejadian yang lucu mungkin sampai sampai teman temannya tertawa seperti itu. Dan ketiga gadis itu mendekat kearah pemuda itu dan langsung duduk di bangku samping lapangan seraya melihat permainan keempat pria itu.
                Menyadari ada yang memperhatikan permainan mereka. Para pemuda itu langsung menghentikan permainannya dan mengedarkan pandangannya ke penjuru lapangan mencari siapa yang sejak tadi memperhatikan mereka. Dan pandangan mereka berhenti di satu titik yaitu bangku panjang tersebut. dimana disana ada tiga gadis yang sedang asyik memperhatikan permainan mereka.
“Kenapa gak ngomong kalau kesini.” Ucap Gabriel seraya mendekat kearah ketiga gadis itu.
“Gak mau ganggu kalian main aja.” Jawab Ify seraya memberikan sebotol minuman ke Gabriel.
“Shilla mana ???” Tanya Rio menyadari kekasihnya tidak ada bersama ketiga gadis itu.
“Yah kak Rio mah pura-pura lupa. Shilla kan lagi ngambek sama kakak.” Jawab Sivia mewakili sahabatnya.
“Masih ngambek Dianya ???” Ketiga gadis itu langsung mengangguk cepat.
“Salah loe tuh, anak orang di bikin ngambek.” Ucap Cakka yang duduk di sebelah Agni. Sedangkan Rio dan Alvin masih berdiri karena kekasih Alvin duduk di antara Agni dan Ify.
“Kalian udah tahu ???” Tanya Agni
“Tuh tadi orang yang suka ngerjain orang baru cerita.” Ucap Alvin seraya mengarahkan dagunya ke Rio.
“Ngerjain orang ??? Maksudnya ???” Tanya Ify
“Iya Fy. Jadi si Rio itu Cuma ngejain Shilla. Dia gak beneran minta uang itu ke Shilla kok.” Jawab Cakka.
“Jadi girls. Gue Cuma ngerjain sobat loe ajah. gak mungkin lah gue minta duit ke dia. Apalagi 15 juta. Gak mungkin banget lah.”
“Tapi kak Rio. Shilla itu marah beneran. Sebenernya sih dia gak marah-marah banget. Tapi karena permintaan loe yang kurang wajar itu jadi marah dianya. Coba kalo kak Rio mintanya yang ratusan ribu ajah, pasti Shilla kasih beneran tuh.” Terang Sivia.
“Gue Cuma bercanda kok. Mau ratusan ribu kek, mau puluhan ribu kek. Gue gak akan pernah minta ke dia. Sekalipun gue lagi gak megang uang sepeserpun.”
                Hening. Tidak ada yang membuka suara. Hanya ada suara ketiga gadis itu yang bersikap manja ke pacarnya masing-masing. Sedangkan Rio sedang berpikir keras gimana caranya supaya gadisnya tidak marah lagi kepadanya. Apa yang harus dirinya lakukan saat ini. Sebenernya Rio sudah tahu jika gadis itu marah, pasti akan susah mendapatkan maaf darinya. Gadis itu akan memilih diam dan cuek dengan sekitarnya. Sekalipun jika dia sedang bersama Rio.
“Mmm, gue ke rumah loe ya Yel. Mau ketemu Shilla.”
“Eh, ntar dulu. Masalah pertandingan gimana.” Sela Gabriel cepat sebelum Rio benar benar pergi.
“Loe Tanya ke Alvin. Dia udah tahu rencana gue. Vin loe jelasin ke mereka semua. Besok kita kumpul di lapangan indoor. Loe bertiga kasih tahu yang lainnya. Termasuk anggota basket yang juga notabenne sebagai anggota OSIS. Gue tunggu besok pagi. Gue duluan.” Terang Rio sebelum dirinya benar benar pergi.
“Loe udah di kasih tahu sama Rio ??? Kapan ???” Tanya Cakka bingung.
“Tadi malem. Semalem kan Rio ke rumah gue buat ngomongin ini.” Jawab Alvin singkat.
“Ough. Gue kira tadi. Yaudah loe kasih tahu ke kita.”
“Jadi gini guys …………” Alvin mulai menceritakan ide Rio tadi malam. Dan sahabatnya hanya menjadi pendengar yang baik. Begitu pula dengan sang gadis. Mereka sama sama mendengarkan penjelasan kakak seniornya itu.
“Loe yakin dengan cara itu bakalan berhasil ???” Tanya Gabriel ragu.
“Usaha Yel. Ini cara satu satunya buat ngeyakinin guru supaya kita bisa ikut pertandingan itu.”
“Tapi kalau gak setuju gimana ???” Tanya Cakka yang juga tidak yakin.
“Rio yang akan tanggung jawab. Besok tugas loe yel yang harus ngomong ini. Nanti Rio bantuin di belakangnya. Dia bilang, dia bakalan usahain ide ini banget. Soalnya ide kita bertiga yang udah pernah kita coba gak ada yang berhasil. Makanya kita usaha supaya ide Rio kali ini berhasil.”
“Ya. Semoga ajah kali ini berhasil.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Rio sudah sampai di depan rumah Gabriel. Sebenernya dirinya masih ragu untuk bertemu dengan Shilla. Gimana kalau gadis itu masih tetap diam. Gimana kalau gadis itu tidak akan memaafkannya. Pelan tapi pasti Rio melangkah memasuki rumah Gabriel yang mewah itu. dan Rio sudah bisa melihat dimana gadis itu berada. Gadis itu sedang duduk di sofa seraya memainkan handphone’nya.
“Ehem.” Dehem Rio. Tetapi tidak ada reaksi dari Shilla.
“Lagi ngapain sih. Sibuk banget.” Tambahnya seraya duduk di samping Shilla.
“Yang kamu lihat aku lagi ngapain.”
“Lagi mainan handphone.”
“Kalau udah tahu ngapain nanya.” Jawab Shilla cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang dipegangnya.
“Masih marah ???”
“Gak.”
“Tapi yang aku lihat kamu marah sama aku ???”
“Udah tahu nanya.”
“Kok marah sih ??? Bukannya kamu yang nawarin sendiri tadi. Kan aku Cuma minta apa adanya.”
“15 juta apa adanya ??? Kamu fikir aku punya bank apa.”
“Kok jadi gak ikhlash gitu ??? Kan tadi aku juga gak maksa. Kalau gak boleh juga gak papa.” Tidak ada jawaban dari Shilla.
“Gak ikhlash ???” Tanya Rio lagi.
“Ikhlash.” Jawab Shilla masih dengan nada kesal.
“Jawabnya kamu yang gak ikhlash. Yaudah aku gak jadi minta uangnya. Ngapain minta uang kalau yang ngasih juga gak ikhlash ngasihnya.” Ucap Rio pura pura ngambek.
“Aku ikhlash kok.”
“Yaudah sekarang mana uangnya. 5 juta buat hari ini. Aku butuh uangnya.”
“Sekarang Yo ???” Tanya Shilla seraya memandang Rio yang memasang face serius.
“Iyalah sekarang, kan sesuai perjanjian. 5 juta buat hari ini. Kamu gak lupa kan ???” Ucapan Rio kali ini membuat Shilla bingung harus melakukan apa. Gadis cantik ini hanya menggigit bibir bawahnya tanda kalau dirinya masih tidak percaya dengan permintaan kekasihnya.
“Mana.” Ucap Rio lagi seraya menjulurkan tangan kananya kearah Shilla.
“Aku gak bawa uangnya. Cuma ada 1 juta di dompet.” Ucap Shilla lirih seraya menundukkan wajahnya.
                Tanpa basa basi lagi Rio langsung memeluk gadis di hadapannya dengan erat. Dirinya memeluk gadis di hadapannya karena sudah tak tega mengerjai gadis ini. Rio memeluknya dengan sangat erat. Dirinya tidak perduli jika gadisnya masih shock akibat perbuatannya ini. Sedangkan Shilla hanya memasang ekspresi bingung akibat perbuatan Rio tadi. Apa maksudnya ???
“Yo.” Ujar Shilla tanpa membalas pelukan Rio. Dirinya masih kaget dengan gerakan tiba-tiba ini.
“Maaf. Tadi aku Cuma bercanda. Aku gak serius kok soal 15 juta itu. aku Cuma ngerjain kamu. Maaf yah.” Ucap Rio seraya memeluk Shilla makin erat.
“Ngerjain ???”
“Iya sayang. Aku gak serius soal uang itu. aku Cuma bercanda. Maaf maaf.”
                Beberapa saat kemudian Rio melepas pelukannya dan langsung memandang Shilla yang sepertinya masih kaget dengan perbuatannya itu.
“Maaf yah sayang. Aku udah ngerjain kamu.”
“Jadi ini semua bohongan ???”
“Iya. Aku gak serius minta uangnya ke kamu. Mana mungkin aku minta uang sebanyak itu ke kamu, tanpa ngeganti lagi. Gak mungkin lah Shill. Lagian kamu nurut ajah.” Ucap Rio seraya memasang senyum jailnya.
“Rese banget sih. Kamu tahu, aku udah sempet mikir tadi. Kenapa sekarang kamu jadi matre gitu. mana minta uangnya banyak banget lagi. Kan aku jadi bingung harus ngapain.”
“Maaf yah. Tapi kamu jahat banget sampe mikir aku jadi matre gitu.”
“Maaf. Aku kan gak tahu kalau lagi dikerjain sama kamu.”
“Tapi sekarang kamu udah maafin aku kan ???”
“Iya. Aku maafin kok. Yaudah sekarang serius. Kamu butuh uang berapa. Nanti aku kasih. Asal jangan sampe berjuta juta gitu.”
“Gak. Aku gak butuh uang kamu. Sekalipun aku lagi gak megang uang berapapun aku gak akan minta uang ke kamu. Aku Cuma butuh Shilla. Bukan barang barang Shilla.”
“So sweet banget deh ucapan kamu. Tapi aku beneran serius. Kalau kamu butuh uang, kamu boleh minta di aku. aku ………”
“Ssssssttttt. Dengerin aku. aku gak butuh uang kamu. Aku juga gak butuh barang-barang kamu. Aku Cuma butuh Shilla. Aku butuh Ashilla Zahrantiara.” Ucapan Rio ini langsung membuat Shilla memeluknya. Shilla memeluk Rio dengan sangat erat. Dan Rio juga membalasanya dengan sangat erat pula.
“Ehem ehem.” Dehem seseorang dari arah belakang membuat Rio dan Shilla melepaskan pelukannya.
“Kalian.”
“Udah baikan sekarang ???”
“Ternyata kak Rio Cuma ngerjain loe ajah Shill.”
“Jadi loe semua udah tahu kalau Rio Cuma ngerjain gue ???” Tanya Shilla kesal seraya menatap ketiga sahabatnya.
“Gak Shill. Beneran. Kita baru tahu tadi. Suwer deh. tadi baru di kasih tahu kak Rio.” Jawab Sivia membuat Ify dan Agni mengangguk kompak.
“Iyah Shill. Mereka baru tahu. yang harus di salahin tuh cowok loe. Dia yang ngerencanain ini.”
“Iya iya. Gue minta maaf.” Ucap Rio yang sedari tadi diam.
“Maaf loe gak di terima Yo. Ya kan Shill ???” Tanya Cakka kepada Shilla.
“Jangan di maafin Shill. Dia juga udah ngerjain kita. Makanya jangan dimaafin.” Tambah Alvin yang membuat Rio melotot melihat kearahnya.
“Loe mau pilih makam apa rumah sakit Vin. Heh.”
“Peace bro. damai damai. Kaya lagunya Arman itu loh Yo. Judulnya Perdamaian.” Ucap Alvin ngelucu.
“Lucu ???”
“Lucu lakh. Buktinya temen-temen kita pada nahan tawa semua. Berarti ucapan gue barusan lucu Yo.”
“Jayus banget sih loe kak. Hahaha.” Ujar Ify.
“Tahu, kak Alvin jadi suka ngelucu sekarang. Oyah kak Rio. Masalah pertandingan gimana ???” Tanya Sivia.
“Oyah. Tadi loe semua udah di kasih tahu sama Alvin kan ???” Semuanya mengangguk. “Itu rencana gue, gue gak yakin sih itu bakalan berhasil. Tapi kayaknya itu cara satu satunya yang paling kuat deh guys.”
“Dan gue gitu yang kebagian buat ngeyakinin guru.” Ucap Gabriel kesal.
“Loe kan ketua osisnya Yel. Jadi loe dong yang ngomong. Masa gue ???”
“Loe kan juga wakilnya Yo. Kenapa gak loe ajah.”
“Gue bakalan bantuin loe. tapi dari belakang. Dan gue yakin. Kalau loe yang ngomong guru bakalan percaya. Loe kan yang megang alih tugas itu.”
“Tapi kalau gagal jangan nyalahin gue.”
“Iya bro. Gue bakalan bantuin loe kok. Pokoknya sampe guru mau ngedengerin ide kita.”
“Yaps. Gue setuju sama Rio.” Ucap Cakka diangguki oleh Alvin.
“Balik yuk.” Ajak Alvin.
“Kok balik. Baru juga bentar.” Protes Gabriel yang notabenne pemilik rumah.
“ Bentar pala loe. Kita udah 3 jam disini.”
“Yaelah Vin. Ini hari minggu mamen. Loe mau ngapain sih lagian. Betah banget di rumah.”
“Gue mau tidur. Capek. Loe semua gatahu sih. Gue tadi malem tidur jam 2 mamen. Gara-gara mikirin ide Rio noh.”
“Loe fikir loe doang yang tidur malem. Gue juga.” Ucap Rio gak mau kalah.
“Makanya kalau punya badan tuh di jaga. Kerjaannya tidur malem doang.” Sela Sivia.
“Iya sayang. Lain kali gak lagi deh.”
“Bohong Vi. Pasti besok besok diulangi lagi. Kaya yang di sebelah gue nih.” Ujar Ify gak mau kalah.
“Kok jadi ikut ikutan. Aku tadi malem tidur jam sebelas kok. Gak malem kan.” Jawab Gabriel
“Setuju kak. Gak malem. Tapi larut malem.” Ucap Agni dan membuat yang lainnya tertawa. Sedangkan Gabriel hanya menggerutu gak jelas mendengar ucapan juniornya itu.
“Udah udah. Gue beneran pengin tidur nih. Vi, pulang yuk.” Ajak Alvin.
“Yaudah deh kak. Guys. Gue balik duluan yah. Kasihan kak Alvin juga.” Pamit Sivia dan diangguki oleh yang lainnya seraya keluar dari rumah Gabriel.
“Duluan guys.” Pamit Alvin sebelum keluar.
“Gue juga pamit deh. Pengin tidur juga.” Ucap Rio
“Bro, masa pulang.”
“Gue pengin istirahat Cakka. Pegel semua nih badan gue. Ntar besok kita ketemu di lapangan aja buat ngebicarain pertandingan sama yang lainnya.”
“Yaudah deh. Yel, gue juga balik deh sama Agni.”
“Yuk Shill. Gue duluan guys.”
“Gue juga Yel, Fy. Duluan yah.” Pamit Rio dan Cakka dan diangguki oleh Gabriel dan Ify.

nih lanjutannya guys :D
gimana ??? kerenkah ??? Jelekkah ???
comment dong guys .. gue butuh saran loe banget ..

Perjuangan Cinta - Chapter 2


“Hehehe J, maaph ya sis. Kita kan khawatir sama loe. pas kita pulang dari kantin mau ke lapangan ternyata banyak desas desus sana sini. Eh pas gue Tanya ternyata tentang loe yang kena bola basket yang di oper sama kak Rio.” Cerocos Salah satu gadis yang baru datang itu.
“Aduhh Sivia. Cerewet loe gak ilang-ilang yah. Gue gak papa kok. Jadi kalian gak usah lebay gituh.”
“Lebay, please deh Shill. Loe ituh habis kena bola basket di kepala loe. kalo sampe gagar otak gimana, kalo sampai parah banget sampe masuk rumah sakit gimana, kalo sampai…….”
“Allyssa Saufika Umari. Please deh yah. Buang jauh jauh fikiran loe yang konyol ituh. Gak segitunya juga kali Fy, gue Cuma pusing kok.” Ucap Shilla.
“Bagus deh Shill, eh yah. Kakak anggota PMR yah ???” Tanya gadis tomboy yang berdiri santai sedari tadi itu kepada senior mereka yang sedari tadi hanya diam melihat keakraban Shilla cs.
“Iyah, kenapa de ???” Tanya Rahmi penasaran.
“Gak papa sih kak, habis kakak disini sih. Pakai baju PMR lagi.” Ucap Agni santai.
“Ckckck, sifat ngelucu loe keluar lagi yah Ag. Heran gue. Temen-temen gue lebay’nya setengah mati.” Ucap Shilla seraya menepuk jidat yang membuat dirinya meringis kesakitan.
“Makanya jangan sok. Udah tahu jidat loe habis di cium bola basket, malah di tepuk J.” Ucap Sivia ngakak.
“Rese loe.” Tanggap Shilla cepat. Sedangkan senior mereka hanya berdiri diam seraya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik kelasnya yang konyol itu.
“Yaudah, kita cabut yuk. Loe udah gak papa kan Shill ???” Tanya Ify kepada Shilla.
“Gak kok. Yaudah. Pergi yuk, bentar lagi ada perkenalan ekskul apa lagi ???”
“Ada Teater sama Ekskul musical kayaknya.” Jawab Agni mewakili teman-temannya.
“Wah, yaudah yuk kita cabut. Jangan sampai ketinggalan. Kak, makasih yah udah bantuin Shilla tadi, makasih juga buat infonya, kita pergi dulu yah kak. Bye kak. Yuk guys.” Ucap Shilla semangat dan wajah berseri seri mendengar jawaban Agni dan langsung menyeret ketiga sahabatnya keluar ruang PMR.
                Keempat gadis yang sudah bersahabat lama itu kemudian bergegas meninggalkan ruang PMR. Ketiga gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya begitu melihat semangat sahabatnya itu. Mereka tahu apa yang mengakibatkan sahabatnya yang satu itu semangat. Apa lagi kalau bukan gara-gara ketua ekskul Sekolahnya itu.
                Ketiga gadis itu hanya pasrah ditarik dan diseret sahabatnya menuju ke tempat dimana ekskul musical akan di promosikan dan diperkenalkan kepada junior yang baru beberapa bulan singgah di sekolahnya itu. Ruang indoor yang terdapat di sekolahnya sungguh mengagumkan. Banyak pealatan yang disembunyikan disana. Peralatan yang tentunya mewah untuk ukuran mereka. Keempat gadis itu berdecak kagum melihat ruang indoor tersebut. mereka tak henti-hentinya menjelajahi seluruh peralatan yang ada di sana. Dari sudut kanan sampai sudut kiri paling belakang.
                Tetapi, setelah mereka tahu banyak yang menatap mereka dengan pandangan heran sekaligus sinis mereka langsung menempati tempat duduk dengan meja bundar yang ada di ruangan tersebut. kebetulah kursi per meja bundar itu ada 4 jadi pas untuk mereka. Pada saat mereka duduk, banyak yang masih memperhatikan mereka dengan tatapan beranekaragam. Khususnya para senior yang tidak suka melihat juniornya seperti orang desa yang baru melihat pemandangan mengagumkan.
“Gila, banyak banget yang merhatiin kita, berasa kita artis apa.” Bisik Sivia dengan nada risih.
“Iyah, bener banget Vi. Gue risih banget tahu gak. Apa lagi senior kita banyak yang natap sinis ke sini. Aduh, gue risih badai nie.” Ucap Ify masih dengan nada berbisik.
“Yaudah, kitanya diem ajah. gak usah di tanggepin. Mereka Cuma syirik sama kita.” Ucap Agni melerai.
                Tetapi yang namanya jadi pusat perhatian pasti risih. Masalahnya, mereka menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Tetapi lebih banyak sih sinisnya. Mereka hanya duduk diam dengan wajah tertunduk karena malu sekaligus risih. Mereka berharap ada seseorang yang akan menyelamatkan mereka dari macan-macan di sekelilingnya.
“Baiklah semuanya.”
Suara dari atas panggung membuat para senior yang tadi menatap keempat gadis itu dengan pandangan risih teralihkan menjadi melihat asal suara. Rasa bersyukur dan lega di rasakan keempat gadis itu karena berhasil keluar dari kandang macan J. Mereka lalu mengehela nafas lega dan langsung melihat asal suara yang telah menyelamatkan mereka. Ternyata kakak pembawa acara buat perkenalan seluruh ekskul di sekolahnya.
“bertemu lagi dengan saya. Saya kali ini akan memperkenalkan ekskul yang sangat spektakuler di Sekolah tercinta kita ini. Banyak piala dan emas yang sudah di raih oleh personil ekskul ini. Inilah ekskul Musical yang diketuai oleh Mario Stevano Aditya Haling. Beri tepuk tangan yang sangat meriah untuk personil ekskul musical ini. Yeeey.” Ucap Pembawa acara dengan sangat heboh.
                Personil ekskul musical tiba-tiba keluar dari pintu utama. Dengan diiringi oleh nyanyian yang berasal dari vocalis salah satu band ternama yaitu The Orions Band. Mario Stevano Aditya Haling sekaligus ketua ekskul musical itu sendiri. Lantunan Lagu Rindukan dirimu yang merupakan single pertama The Orions Band mengalun dengan sangat indah. Disertai music yang pas untuk ukuran suara vocalisnya itu sendiri.
                Tepuk tangan bergemuruh menyabut kedatangan mereka. Pujian sana sini terdengar heboh. Dan banyak para siswi yang meneriaki nama Mario atau anggota The Orions Band yang lain. Dengan sangat heboh mereka ikut bernyanyi dengan tepuk tangan yang meriah dari mereka.
                Salah satu gadis yang berdiri di meja bundar deretan no. 3 itu langsung terpesona dengan suara sang vocalis. Begitu lembut dan keren banget, pikirnya. Tak henti-hentinya gadis itu melihat wajah rupawan sang vocalis. Sedangkan para sahabatnya masih setia dengan angket yang dibagikan oleh para senior untuk memilih ekskul tersebut yang berminat. Mereka Nampak tidak perduli dengan nyanyian yang melantun indah di hadapannya. Tetapi angket gadis cantik berambut panjang itu Nampak tidak diperdulikannya. Fokusnya hanya menatap sang vocalis dari jauh.
“Keren banget suaranya.” Komentar sang gadis setelah alunan nada dan music itu berhenti dan para penonton yang lain lebih memilih bertepuk tangan tiada henti seraya memberikan pujian untuk mereka secara berlebihan.
“Biasa ajah. loe lihat tuh angket. Katanya mau ikutan ekskul musical.” Ucap gadis tomboy di sebelahnya yang lebih tepatnya menyindir sahabatnya itu.
“Ahhh, ntar ajah. gue masih betah mandangin wajah kak Rio yang ganteng, keren plus manis banget itu.” Ucap Shilla masih dengan menatap sang vocalis yang sedang membereskan alat music’nya itu.
“Ok.semuanya.” Suara keras itu terdengar merdu walaupun sedikit terdengar berteriak membuat seluruh penonton terdiam setelah sebelumnya membuat ruangan indoor tersebut seperti di pasar dengan penjual dan pembelinya yang berusaha menawarkan barang yang akan mereka beli.
“Saya sebagai ketua ekskul musical ini akan memperkenalkan personil personilnya serta peralatan music’nya yang menurut kami sudah sangat memuaskan.” Ucapnya lagi dengan nada lantang.
“Yaps, disini kami akan memperkenalkan semua band yang sudah terkenal di sekolah tercinta kita. Yang pertama ada The Orions Band yang terdiri dari saya sendiri sebagai vocalis, Alvin sebagai pianis, Gabriel sebagai Gitaris, Cakka sebagai Bassis dan Raynald sebagai drummer. Dan yang kedua ada The Sava Band yang terdiri dari Debo sebagai vocalis, Zevana sebagai gitaris, Acha sebagai pianis dan Riko sebagai drummer. Dan ada juga band ternama sekolah kita yakni Priciana band yang personilnya wanita semua yakni ada Angel sebagai vocalis, Zahra sebagai gitaris, Keke sebagai pianis dan Irva sebagai drummer. Dan ada juga ……… (bla bla bla)” Terang ketua musical itu dengan sangat antusias membuat penonton yang sedari tadi hanya mendengarkan berdecak kagum.
“Gila, keren banget. Gue juga mau bikin band ah nanti.” Ucap Shilla dari bangku penonton.
“Iya Shill bener banget. Gue juga mau ah jadi pianis terkenal di sekolah kita. Buat gantiin kak Alvin sama kak Acha. Hehehe.” Respon Ify dengan nada semangat.
“Apaan. Gak keren gituh. Mendingan juga ikut ekskul basket. lebih menyenangkan dan lebih menggembirakan.” Ucap Agni santai.
“Heh, nona tomboy. Itu sih elo yang bisa basket. nah kita, boro-boro basket, volley aja gak bisa L.” Timpal Sivia yang sedari tadi hanya cengeesan melihat salah satu personil The Orions Band.
“Udah gak usah berisik loe berdua. nanti kita malah di marahin sama senior lagi.” Lerai Ify bijak.
“Woy, jangan di lihatin mulu, orangnya juga gak bakalan kabur kok dari situh.” Sindir Sivia kepada Shilla.
“Apaan sih. Rese loe. oya, cepet isi daftarnya. Habis ini di kumpulin terus kita langsung ke kelas. ada pengumuman katanya.” Ucap Shilla mengalihkan pembicaraan.
“Oh gituh. Yaudah yuk.”
                Setelah mereka semua mengisi daftar peserta yang akan mengikuti ekskul musical tersebut. semuanya bergegas untuk menuju ke kelas masing-masing karena ada pengumuman yang akan di sampaikan kepada anak-anak kelas 10.
                Sedangkan para senior yang resmi menjadi anggota ekskul musical masih berdiam diri di ruangan indoor tersebut. mereka masih harus mendaftar para siswa yang akan mengikuti ekskul musical tersebut.  keempat pria itu masih betah untuk berdiam diri di bangku panjang yang ada di ruangan indoor tersebut. mereka semua masih betah memainkan alat music yang mereka sukai. Sedangkan ketua ekskul music itu sendiri sedang membereskan paper yang berisi kertas penting.
“Bro, tuh cewe ikut ternyata.” Ucap Alvin kepada Rio.
“Cewe ??? Siapa ???” Tanya Rio bingung.
“Ya si Shilla. Nama lengkapnya Ashilla Zahrantiara. Cewe yang suka sama loe itu loh.” Jawab Alvin.
“Oh dia. gue udah tahu kok. Tadi juga gue udah lihat. Sama temen-temennya tadi kalo gak salah.”
“Ciyeee, kayaknya loe udah mulai care nie sama dia. jangan-jangan loe suka beneran lagi sama dia. cintanya gak bertepuk sebelah tangan dong.” Tambah Cakka semangat.
“Heh cicak. Sembarangan aja loe ngomong. Gue masih betah single yah. Lagian gue gak ada perasaan apa-apa sama tuh cewe.”
“Bukan gak ada Yo, tapi belum ada perasaan apa-apa. Hehehe J.” Goda Cakka lagi. “Sialan loe.” Ucap Rio seraya melempar sepidol yang tadi di pegangnya. “Aww, rese loe.” Pekik Cakka seraya memegangi kepalannya. “Ya, habis loe godain gue mulu. Gue kan udah bilang, gue gak suka sama dia.”
“Gue setuju sama loe Cak, loe bukannya gak suka Yo, tapi belum suka. Bentar lagi paling suka.” Tambah Gabriel menyetujui argument Cakka.
“Rese loe Yel, bukannya bantuin gue malah ikut-ikutan. Tahu dari mana loe ???”
“Tahu dari hatimuuu J. Gue juga yakin, pasti tuh cewe bakalan ikut ekskul cheers juga. Biar tetep sama loe.” Yakin Gabriel. “Oya ??? Masa sih ??? kalo omongan loe gak bener gimana ???” Tanya Rio emosi.
“Gue bakal nurutin apa yang loe mau. Tapi kalo omongan gue bener. Loe harus mau jadian sama Shilla. Gimana ???” Tantang Gabriel.
“Ok, gue yakin, tuh cewe gak bakal ikut cheers.” Yakin Rio.
“Kita lihat aja nanti.”
“Oke. Dan loe harus nepatin janji loe kalo kalah, gue juga bakal nepatin janji gue.” Ucap Rio.
YYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Semua murid bergegas keluar kelas. Ada yang ke parkiran motor untuk mengambil motor mereka, ada yang menuju ke parkiran mobil dan ada pula yang keluar menuju ke gerbang, baik itu menunggu jemputan atau menunggu mobil umum lewat.
                Seorang gadis cantik sedang sibuk dengan ponselnya. Dirinya sekarang sedang duduk di loby sekolah, tangannya asyik memainkan handphone miliknya. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Gadis cantik itu masih belum menyadari bahwa ada seseorang yang menemani dirinnya di loby sekolah. Sedangkan seseorang yang duduk di sebelahnya hanya diam seraya memandang gadis cantik yang sedang sibuk dengan ponselnya itu.
                Setelah beberapa saat terjadi keheningan di antara mereka. Sang gadis tiba-tiba menghadap ke depan seraya menaruh ponselnya di dalam saku bajunya. Setelah menghembuskan nafas panjang, pandangan gadis ini beralih menghadap ke samping kanan dan samping kiri. Betapa terkejutnya dirinya menemukan seseorang yang sedari tadi sedang menatap dirinya.
“Kakak, ngagetin.” Pekik gadis cantik itu.
“Sibuk banget sih. Sampe-sampe gak tahu kalo dari tadi gue udah duduk disini.” Gadis itu hanya cengeesan memperlihatkan gigi putihnya seraya menggaruk lehernya yang tidak gatal mendengar ucapan kakak seniornya itu.
“Maaf kak, aku bener-bener gak tahu. kakak udah dari tadi yah. Kenapa gak ngomong duluan ???” Tanya gadis itu. “ Gak pengin ganggu aja.” Jawab senior itu singkat.
“Ooohhh, emang ada apaan kak. Tumben banget kakak yang nyamperin juniornya.”
“Gak, Cuma mau Tanya ajah kok. Boleh nggak.”
“Boleh kak, boleh banget malah. Eh, maksudnya iya kakak boleh nanya.” Jawab gadis itu gugup (‘Aduh Shilla, loe tuh malu-maluin banget sih, nggak usah salting deh. Aduhh, gue kok jadi gugup sendiri sih’ Ucap gadis bernama Shilla itu dalam hati.)
“Hahaha J. Gak usah gugup gitu kali de’. Cuma mau nanya kok. Loe tadi ikut ekskul musical yah.”
“Iya kak Rio. Emang kenapa ???” Tanya Shilla balik kepada seniornya yang bernama Rio.
“Gak papa Sih. Cuma Tanya ajah. emang gak boleh ???” Tanya Rio balik.
“Boleh kok kak. Mmm, kak Rio gak pulang ???”
“Loe sendiri ???” Tanya Rio balik.
“Mmm, gak ada yang jemput kak. Ini aku lagi nungguin taksi.”
“Ooohhh, pulang bareng kakak mau ???” Tawar Rio dengan nada ramah membuat Shilla semakin gugup dan semakin salting. Wajahnya yang putih mendadak berubah menjadi warna merah.
“Mmm, gak ngrepotin ???” (‘Adduhhh Shilla, loe tuh bego banget sih, tinggal nerima aja juga. Pake nanya gak ngrepotin lagi. Ntar kalo gak jadi gimana ???’)
“Gak kok. Tenang ajah. mau nggak ???” Tanya Rio lagi. “Boleh deh kak, daripada gak pulang.” Jawab Shilla masih dengan nada malu-malu.
“Yaudah yuk.”.
                Keduannya melangkah menuju ke parkiran motor. Sedari tadi sang gadis hanya diam dan merasa dirinya sebagai menusia paling beruntung karena bisa di antar pulang oleh most wanted in the school.
                Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Sesekali sang pria bertanya tentang alamat sang gadis. Itupun hanya di jawab singkat oleh sang gadis tanpa basa-basi. Setelah sampai, sang gadis turun dan langsung mengucapkan terima kasih kepada sang senior dan hanya di balas senyuman maut yang bikin gadis itu melayang oleh sang pria. Kemudian sang gadis memasuki rumah setelah sang pria hilang dari pandangan dengan perasaan yang amat sangat senang. Lagu Jatuh Cinta mengiringi sang gadis memasuki rumah mewah dengan dekorasi yang terlihat sederhana namun sangat mewah.
SKIP !!!
                Matahari telah menunjukkan dirinya di atas Langit. Semua orang sibuk dengan aktifitas yang biasanya di kerjakan di pagi hari. Termasuk para pelajar yang biasanya bersiap untuk memasuki rumah kedua mereka yaitu sekolah. Di SMA Tunas Bangsa terlihat berbagai siswa memasuki sekolah tercinta mereka. Terlihat keempat most wanted memasuki sekolah tercinta mereka. Semua orang berdecak kagum melihat mereka, baik itu perempuan maupun laki-laki. Kalau perempuan tentu saja kagum pada ketampanan mereka beempat. Tapi kalo laki-laki pastinya kagum akan pesona most wanted itu yang bisa bikin seluruh gadis menggilainya.
                Keempat pria itu segera menuju ke parkiran motor untuk menaruh motor kebanggaan mereka berempat. Mereka adalah Rio, Alvin, Gabriel dan Cakka. Pemuda yang digilai oleh seluruh siswa-siswi di SMA Tunas Bangsa. Motor kembarnya menjadi kebanggaan mereka sekaligus arti persahabatan mereka. Rio dengan motor ninja berwarna merahnya, Alvin dengan motor ninjanya yang berwarna hijau, Cakka dengan ninjanya yang berwarna biru, dan Gabriel dengan motor ninjanya yang berwarna Putih.
                Motor mereka adalah model motor jaman sekarang yang lagi di gilai oleh para remaja lainnya. Kemudian, keempat pria tampan itu memasuki sekolah mereka tercinta. Pada saat melewati koridor sekolah banyak siswi yang melihat mereka dengan tatapan kagum akan ketampanan dan pesona mereka. 4 gadis yang sedari tadi sibuk membaca berita baru di madding langsung mengalihkan pandangan mereka ke keempat pria tampan tadi karena kebisikkan siswi yang memuji mereka dengan bahasa yang sulit di artikan.
“Keren banget. Gue baru tahu, ternyata group F4 di korea ada yang ngalahin.” Ucap salah satu gadis tadi.
“Iya Shill, gue setuju sama loe. bahkan mereka tuh lebih segala-galannya dari F4 di korea.” Sambung gadis chubby di sebelahnya. Sedangkan kedua gadis lainnya hanya mengerutkan keningnya mendengar ucapan gadis chubby itu. “Maksud loe ???” Tanya 2 gadis itu kompak.
“Loe suka sama salah satu di antara mereka juga gitu ?!” Ucap gadis berdagu tirus itu.
“hehehe J. Iya deh gue jujur sama loe semua. Gue suka sama kak Alvin.” Jawab gadis chubby itu ragu.
“Apa !!!!!” “Ssstttt, loe bertiga berisik banget sih. Yang lain pada ngelihat kita kan jadinya.”
“Kita selesaiin di kantin. Ayo.” Ajak gadis tomboy seraya menarik ketiga sahabatnya menuju ke kantin.
                Kemudian mereka berempat langsung menempati bangku kosong di tengah kantin sekolah. Setelah memesan minuman dan makanan ringan, mereka bertiga langsung menyuruh gadis chubby itu untuk menceritakan semuanya dari awal sampai akhir cerita.
“Sivia. Loe sekarang cerita sama kita sekarang.” Suruh gadis cantik seraya menyenggol lengan gadis chubby yang bernama Sivia itu untuk menceritakan semuanya.
“Oke. Shilla, Ify, Agni sahabat gue yang paling the best. Gue bakalan menceritakan semuanya sama loe semua tentang perasaan gue sama kak Alvin. Loe bertiga mesti dengerin baik-baik penjelasan gue ini, karena apa, karena gue gak mau ngulang lagi apa yang udah gue jelasin sama loe bertiga. Buang-bunag energy dong kalo gue ………..” Cerocos Sivia.
“Sivia. Loe tuh yah. To the point aja deh. Bertele-tele banget deh.” Potong Shilla karena tidak sabar ingin mendengarkan cerita Sivia itu.
“Hehehe J. Iya iya. Jadi gini. Sebenernya gue itu suka sama kak Alvin udah lama. Dari SMP malah. Gue tuh udah ngefens banget sama dia. eh perasaan kagum gue sekarang udah jadi cinta dan rasa sayang gue sama kak Alvin. Gue juga gak ngerti sih kenapa gue bisa suka sama kak Alvin. Yang jelas perasaan kagum gue sama kak Alvin itu udah lama. Bahkan, sebelum Shilla ngefans sama kak Rio gue udah suka duluan sama kak Alvin. Gue itu gak cerita sama loe semua soalnya gue gak mau di ledekin sama loe semua kaya loe semua ngeledekin Shilla sama kak Rio. Gituh.” Terang Sivia membuat ketiga sahabatnya mengangguk anggukan kepalannya tanda mereka mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh sahabat mereka yang satu itu.
“OOhhh, jadi sebelum gue itu suka sama kak Rio loe udah suka duluan gituh sama kak Alvin.” Ucap Shilla menyimpulkan keterangan Sivia tadi. Sedangkan gadis chubby hanya menganggukan kepalannya tanda apa yang dikatakan oleh Shilla benar.
“Terus loe kenapa gak cerita sama kita sih Vi, kalo loe cerita kan kita bisa bantu. Kita sahabatan kan udah lama, masa masalah hati kaya gini gak di ceritain.” Protes Ify
“Iya iya, gue minta maaf, gue janji deh bakalan cerita semua masalah gue sama loe semua. Tapi loe semua juga harus janji sama gue. Bakalan cerita masalah loe semua ke gue. Apapun.”
“Janji. Hehehe J. Gak nyangka seorang Sivia diem-diem suka sama robot itu. Hahaha J.” Ledek Agni.
“Sialan loe. my prince di katain robot.” Protes Sivia.
“Hahaha. Ya kak Alvin kalau ngomong kan irit banget, bukan irit sih. Itu pelit namanya. Terus kalo jalan juga sok cool banget. Padahal aslinya juga biasa ajah.” Ledek Agni membuat Sivia memanyunkan bibirnya.
“Rese loe Ag, dia itu emang cool tahu. ganteng plus keren abis lagi.” Puji Sivia.
“Hahaha. Tapi loe hebat ya Vi, kita kok bisa gak tahu loe suka sama kak Alvin. Emang gak kelihatan yah. Atau kitanya aja yang gak memperhatikan loe secara detail.” Tambah Shilla.
“Iya dong gue hebat. Sivia gitu.”
“Princess’nya Alvin.” Tambah Ify seraya menyenggol lengan Sivia.
“Apaan sih. Tapi Amin deh. Hehehe J.” Semuanya tertawa melihat kekonyolan sifat Sivia.
YYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Dentuman beberapa nada terdengar di seluruh speaker sekolah. Tandanya jam pelajaran berakhir dan di ganti dengan istirahat. Seluruh siswa SMA Tunas Bangsa dengan cepat menuju ke kantin tercinta mereka untuk memesan makanan favorit mereka. Sedangkan seorang gadis dengan langkah cepat langsung beranjak keluar kelas dan ingin menuju ke perpustakaan setelah sebelumnya sudah meminta izin kepada para sahabatnya bahwa dirinya akan menuju ke perpustakaan.
“Kok sepi sih, penjaganya mana sih.” Gerutu seorang gadis yang baru saja tiba di perpustakaan dan matanya langsung jelalatan melihat isi perpustakaan. “Gue ke tempat buku dulu deh. Daripada nungguin penjaganya yang gatau kemana.” Lanjutnya dan langsung menuju ke tempat rak buku.
                Setelah berhasil mendapatkan buku, gadis ini langsung membalikan tubuhnya hendak menuju ke meja perpustakaan untuk membaca buku yang baru saja di dapatnya. Tetapi langkahnya terhenti karena ada sesuatu yang menyenggol dirinya sehingga buku yang di pegang dirinya jatuh.
“Maaf maaf, gue gak sengaja.” Ucap seorang pria yang tadi menyenggol dirinya.
“Gak papa kok kak. Maaf, harusnya gue yang minta maaf. Tadi gak lihat-lihat kalau ada orang.” Ucap gadis cantik itu seraya mengambil bukunya yang tadi jatuh.
“Oh, ok gak papa. Oyah. Loe Shilla kan ??? Kelas X ??? (gadis yang bernama Shilla itu mengangguk). Loe ngapain ke sini. Sendirian lagi.” Tanya pria tersebut.
“Mmm, lagi nyari buku kak. Buat pegangan bahasa Indonesia. Kakak sendiri lagi ngapain disini ???” Tanya Shilla balik.
“Yang jelas gak lagi makan. Hehehe J. Kakak mau ngembaliin buku nih. Tapi penjaganya malah nggak ada, niat kakak tadi sih, mau nyari. Taunya udah muterin perpustakaan ini penjaganya malah tetep nggak ada.”
“Ohh gituh. Tadi Shilla masuk juga udah nggak ada kak. Yaudah kak, Shilla permisi dulu, mau duduk disitu.” Ucap Shilla seraya melangkah menuju ke tempat duduk. Gadis cantik ini mengetahui bahwa seniornya yang tadi bersamanya sengaja mengikutinya. Tetapi gadis ini masih cuek karena masih gugup bertemu pangeran hatinya tersebut.
“Ehem. Masa gue di kacangin.” Dehem pria tampan itu sedikit kesal mungkin.
“Maaf kak. Gue kira kakak juga sibuk baca. Makanya gue gak mau ganggu. Maaf yah kak.”
“Iyah nggak papa. Oyah, gue boleh Tanya gak Shill ???” Tanya Rio. “Boleh kak, Tanya apa ???” Jawab Shilla dengan nada seramah mungkin menahan getaran suaranya.
"Mmmmm ........."


gimana guys ???
kira kira si Rio mau tanya apa nih ???
asli gue bingung banget mau nerusin cerbung ini :D
comment'nya jangan lupa guys .. gue butuh banget saran kalian ..

Perjuangan Cinta - Chapter 1


“Ganteng banget.” Celetuk seorang gadis dengan ekspresi mupengnya ketika melihat segerombolan pria tepatnya ada 4 pemuda berjalan di hadapannya.
“Selalu begitu, kapan majunya ???” Komentar sahabatnya yang sedari tadi hanya menguntit gadis itu di belakangnya bersama sahabatnya yang lain.
“Ihhh, kalian tuh gak lihat apa. Dia tuh keren banget tahu. Udah gitu cakep banget lagi. Mana dia ketua osis lagi dan satu lagi, dia itu ketua ekskul music. Ahhh, tu cowo perfect banget deh pokoknya.” Puji gadis itu masih dengan wajah mupengnya.
“Ashilla Zahrantiara. Loe itu Cuma kagum. Please deh jangan berlebihan gitu. alay banget tahu gak. Kita aja dengernya bosen banget. Ya nggak guys.” Kata sahabatnya.
“Betul banget. Dari pertama MOS sampai sekarang yang loe bicarain Cuma dia mulu.”
“Dan loe selalu memuji dia. emang dia tahu loe apa !!” Tambah sahabatnya yang lain.
                Yaps. Mengagumi seseorang dari belakang. Tanpa orang yang gadis itu kagumi tahu. ASHILLA ZAHRANTIARA. Seorang gadis cantik yang mempunyai kepribadian berubah ubah. Tetapi semua kepribadian yang ada di dalam dirinnya selalu bernilai positif. Tidak ada hal yang negative yang gadis itu lakukan. Mempunyai sahabat yang sangat ia sayangi.
ALLYSSA SAUFIKA UMARI adalah salah satu sahabat Shilla yang paling dekat dengannya. Karena pertemanan mereka terjalin dari mereka berumur 4 tahun sampai sekarang. Gadis cantik yang selalu ceria dan semangat dalam menjalani segala aktifitasnya. Selalu memberi semangat untuk sahabat sahabatnya yang sedang GALAU.
AGNI TRI NUBUWATI. Seorang gadis tomboy dengan gayanya yang selalu ceria. Sahabat Shilla yang satu ini memang sangat berbeda dengan Shilla maupun sahabatnya yang lain. Gadis ini sangat tidak menyukai Fashion. Segala hal yang berhubungan dengan kecantikan gadis ini sepertinya tidak mau tahu dan tidak ingin tahu. Apalagi memakai make up. Gadis ini sangat anti. Wajah aslinya yang tidak pernah di sentuh oleh berbagai alat make up membuat dirinnya merasa nyaman.
SIVIA AZIZAH. Seorang gadis chubby yang cantik dengan gayannya yang lucu. Sahabat Shilla yang satu ini selalu tampil semangat dan selalu membuat teka teki lucu yang di sampaikan kepada sahabat sahabatnya membuat sahabatnya ikut tertawa karena kekonyolannya. Tetapi di balik itu semua, perasaan gadis ini sangatlah sensitive. Jika ada seseorang yang menyakiti dirinnya dia akan cepat dan mudah untuk nangis. Sepertinya lebih cocok di sebut sebagai gadis cengeng J.
“Seenggaknya gue bisa berusaha supaya bisa deket sama dia :p. lagian kalian sebagai sahabat gue gak mendukung banget sih. Kasih semangat kek. bantu gue kenalan sama dia kek.” Sungut Shilla
“Bantu kenalan ??? Gak salah ??? loe lupain tuh orang deh. Dia itu disini jadi most wanted Shilla. Kakak senior kita tuh banyak yang cantik. Dan kemungkinan dia udah punya pacar kan ??” Komentar Sivia.
“Gue udah cari tahu. Dan hasilnya adalah dia belum punya pacar J. Hahaha J.” Ucap Shilla tersenyum lebar kepada sahabatnya karena dirinya merasa menang.
                Sedangkan sahabatnya hanya menggerutu pelan serta bersungut sungut dalam hati seraya memanyunkan bibirnya. Sahabat sahabatnya gak habis pikir sama gadis yang satu ini, dia seperti dibuai oleh seorang kakak Senior itu. Mereka memang mengakui kalau kakak senior yang Shilla kagumi itu lumayan perfect. Tapi yang ada di pikiran mereka adalah, mereka takut hal-hal yang tidak baik menyentuh perasaan Shilla dan membuat sahabat mereka yang satu itu menjadi down.
“Eh Shill, loe mau kemana ???” Tanya Allyssa yang biasanya di panggil dengan sebutan Ify kepada Shilla setelah dirinya mengetahui bahwa Shilla melangkah maju masih dengan cengiran lebarnya.
“Shilla tungguin kita.” Teriak Agni seraya menarik tangan Ify dan Sivia untuk mengikuti langkah Shilla yang sudah lebih jauh di depannya.
“Loe mau kemana sih ???” Tanya Sivia ngos ngos’an setelah berlari terpaksa tadi.
“Mau ketemu prince gue. Loe lihat aja, gue bakal bikin dia kenal gue.” Ucapnya seraya bertekad.
“Gak usah nekad Shilla. Kita gak mau loe di permalukan sama mereka berempat.” Larang Agni.
“Bisa aja kan mereka bilang ‘jadi cewe gak punya malu banget sih, ngajak kenalan duluan.’ Gitu gimana ???” Ucap Ify dengan intonasi yang di buat-buat.
“Please deh. Itu Cuma pikiran negatif loe doang. Udah diem, mereka mau kesini.” Bisik Shilla saat menyadari kakak senior itu ingin melangkah melewati dirinnya.
                Sedangkan keempat cowo itu berjalan dengan santainya. Dengan seorang pria yang menjadi leader dengan berdiri paling depan saat mereka berjalan.
                Dengan keberanian yang masih setengah setengah, Shilla menghampiri keempat pria itu diikuti oleh ketiga sahabatnya yang sekarang sudah menyamakan dirinnya di sebelah Shilla. Sedangkan keempat pria itu hanya mengeryit mempersatukan alis indahnya dan memasang ekspresi bingung melihat keempat gadis yang tiba-tiba mengganggu langkahnya.
“Hai kak.” Ucap Shilla gugup tetapi berusaha untuk tersenyum J. Sedangkan pria dihadapannya hanya mengangkat alis heran dengan gadis ajaib yang menghalangi langkahnya.
“Ada apa ???” Tanyanya ramah.
“Mmmm, anu. Itu kak ……”
“Anu apa ???” Tanyanya lagi. Sedangkan sahabatnya yang berdiri dibelakangnya hanya memasang senyum ramahnya menyambut gadis gadis yang berlalu lalang di hadapannya seraya melambaikan tangannya dan ketiga pria itu membalasnya dengan senyum manisnya membuat gadis yang berlalu lalang di hadapannya terpesona J.
                Ketiga gadis di samping Shilla hanya memasang ekspresi gak suka melihat kakak seniornya yang caper abis menyambuat gadis yang berlalu lalang di sekitarnya. ‘Apa banget nie kakak senior, caper banget. Berasa ganteng apa.’ Pikirnya kompak.
“Cuma pengin ngajak kenalan. Hehehe L.” Jawab Shilla seraya cengeesan supaya tidak nervous berhadapan dengan kakak senior yang ia kagumi itu.
“Gak salah ???” Tanyanya tak percaya dengan kelakuan gadis di hadapannya. Melihat anggukan dari sang gadis, pria itupun melanjutkan ucapannya. “Loe udah tahu nama gue kan ???”
“Iya kak tahu. Tahu banget malah. Nama kakak Mario kan. Kak Mario.” Jawab Shilla cepat.
“kalau udah tahu kenapa ngajak kenalan ??? Ohhh gue tahu. Loe pengin gue tahu nama loe ???” Gadis itupun mengangguk dengan cepat seraya tersenyum lebar. “Ooohhh, nama loe siapa ???”
“Mmmm Shilla kak. Ashilla Zahrantiara J.”
“Oke. Ashilla. Cukup sampai disini aja yah perkenalannya. Gue ada perlu soalnya. Gak papa kan ???”
“Gak. Gak papa kok kak. Dengan kakak mau tahu nama aku aja aku udah seneng banget J.”
“Oke. Yuk Guys kita cabut. Bye girls.” Pamit Rio seraya melangkah melewati Shilla cs.
                Pandangan Shilla masih tetap sama seperti sebelumnya. Yaitu mengikuti arah kemana kakak senior berlalu. Sekalipun kakak senior itu telah hilang dari pandangan gadis itu masih tetap setia menatap ke arahnya seraya tersenyum lebar seraya memasang wajah mupengnya.
“Shilllaaaa.” Teriak ketiga sahabatnya kompak.
“Ihhh, rese banget deh. Mengganggu ajah. gue kan lagi lihat prince gue.” Sungut Shilla sebal.
“prince loe itu telah hilang dari pandangan sayang. Kenapa masih di lihatin aja ???” Tanya Ify gemas melihat sahabatnya yang semakin terbuai oleh pesona kakak senior itu.
“Bodo ah, yang penting dia tahu nama gue. Yaudah ke kelas yuk.” Ajak Shilla seraya mendahului langkah ketiga sahabatnya seraya bersenandung menyanyikan lagu yang berjudul Jatuh Cinta. Sedangkan sahabatnya hanya melihatnya dengan geleng geleng kepala. Merasa aneh dengan sikap sahabatnya yang semakin tidak waras itu L.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Keempat pemuda itu sedang asyik berkumpul di ruangan pribadi mereka. Ruang OSIS. Mereka sedang membicarakan seorang gadis yang tiba tiba menghalangi langkahnya barusan. Dan tiba-tiba dirinya mengajak berkenalan dengan leader mereka.
“Jangan-jangan tuh cewe kena pesona loe kali Yo. Hahaha J.” Komentar sahabatnya seraya menyeruput minuman yang baru di pesannya.
“Maybe. Lagian tuh cewe aneh banget. Tiba tiba menghalangi jalan kita tadi. Berasa preman aja yang mau malak. Ckckck, ajaib tuh cewe. Mana mau minta kenalan segala lagi.” Sungut ketua osis itu.
“Hahaha J. Dan anehnya dia udah tahu nama loe. kalo udah tahu ngapain minta kenalan yah. Tuh cewe ajib banget Yo.” Komentar sahabatnya yang lainnya.
“Betul banget tuh, baru kali ini ada cewe yang nekad minta kenalan. Biasanya kan cowonya yang minta kenalan. Eh ini malah kebalikannya.” Komentar sahabatnya yang sedari tadi sibuk dengan buku komiknya.
“Yang jelas gue gak kenal sama dia. Tapi dia cantik guys. Manis. Dan gue suka senyum lebarnya.” Ujar Rio seraya tersenyum jika mengingat gadis ajaib yang baru aja ketemu tadi.
                MARIO STEVANO ADITYA HALING. Pria tampan yang mempunyai pesona yang luar biasa. Dengan sifatnya yang baik hati, lembut, ramah, dan murah senyum menjadikan dia sebagai pria tersegalannya di sekolahnya. Dengan menjabat sebagai ketua osis dan ketua ekskul music dan ikut menjadi anggota team basket serta mengikuti kegiatan lainnya di luar kegiatan sekolah menjadikan dirinya orang paling sibuk seantero sekolahnya.
                GABRIEL STEVENT DAMANIK. Sahabat Rio dari 5 tahun yang lalu. Ketika dirinya satu SMP dengannya. Pria tampan yang selalu menyebarkan pesonanya kepada gadis gadis yang menyukai dirinnya melalui senyum mautnya. Mempunyai kepribadian yang sangat baik. Selalu memberikan senyum manisnya kepada orang yang ramah dengannya. Dirinya yang menjabat sebagai kapten basket menjadikan dirinya terkenal dan banyak penggemar di sekolahnya.
                CAKKA KAWEKAS NURAGA. Sahabat Rio yang menurutnya paling playboy. Dia bisa mendapatkan 1 gadis dalam seminggu. Entah karena dirinya tampan atau karena dirinya mempunyai pesona yang di luare batas kewajaran. Pria berkulit putih ini mempunyai kepribadian yang sangat baik juga. Di balik sifatnya yang selalu gonta ganti gadis dalam seminggu, pria tampan ini mempunyai jiwa penyayang yang sangat tinggi. Jiwa penolong dan ramah ada pada pria tampan ini.
                ALVIN JONATHAN SINDUNATA. Sahabat Rio dari jaman mereka masih berumur 3 SD. Hal itu dikarenakan karena orang tua dirinya dan Rio adalah sahabat. Pria tampan berkulit putih ini adalah pria paling dingin di antara mereka berempat. Tak jarang Alvin hanya membalas dengan kata ‘Iya’ atau ‘Tidak’. Begitupun kepada semua gadis yang menyukai dirinya. Entah apa yang membuat dirinya menjadi seperti itu. Padahal dulunya Alvin adalah pria ceria dan mempunyai jiwa semangat yang tinggi.
“Ituh mah menurut loe. tapi emang bener sih dia cantik. Hehehe J.” Komentar Cakka membalas ucapan Rio barusan.
“cewe mana sih yang loe anggap gak cantik. Kayaknya cantik semua deh. Semua cewe di sekolah ini kayaknya udah jadi mantan loe semua. Kecuali kelas X yang baru mengikuti MOS 1 bulan yang lalu.”
“Hehehe J tahu aja loe Yo. Gue pengin dapetin cewe dari kelas X ah. Siapa sih yang gak kenal Cakka. Cowok paling cakep di sekolah ini yang jabatannya adalah wakil ketua osis. Hahaha J.” Ujar Cakka PD memuji diri sendiri.
“Gak usah kepedean loe jadi orang. Rahmi kelas XI IPA 1 ajah gak kenal sama loe. padahal sama-sama kelas XI. Hahaha J.” Ucap Gabriel seraya menyindir.
“Enak ajah. ituh mah Rahminya aja yang kuper. Masa gak kenal sama yang namanya Cakka. Ada-ada aja deh loe. lihat aja nanti. Gue pasti bisa dapetin salah satu dari anak kelas X ini..” Tekad Cakka.
“Loe buktiin. Jangan Cuma ngomong doang. Bukan cowo namanya kalo gak bisa membuktikan apa yang keluar dari mulutnya.” Ucap Alvin santai.
“Loe mah kalo ngomong gak ada panjang-panjangnya Vin. Selalu begitu. Sekali sekali kek ngomong panjang.” Sungut Rio yang sebal melihat sahabatnya yang tidak berubah itu.
“Gak usah ngomong gitu terus Yo. Dia gak bakal berubah. Udah jalannya dia kali ngomong irit.” Komentar Gabriel.
“Bukan irit tapi pelit. Hahaha J.” Tambah Cakka seraya ngakak. Sedangkan Alvin hanya menatap tajam kearah Cakka. nyali Cakka lagsung menciut “Hehehe J peace bro. kidding sob.” Ujarnya pelan seraya mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Semua anggota basket SMA Tunas Bangsa sedang berkumpul di lapangan. Tentunya mereka semua menggunakan pakaian basket. hal ini dilakukan dengan tujuan supaya banyak anak kelas X yang berminat untuk ikut dan masuk ke club basket. dengan Gabriel menjadi leader yang notabene adalah kapten basket dan diikuti oleh anggota yang lain.
                Sedangkan penonton yang berjejer rapi di bangku penonton selalu berteriak heboh dan histeris menyebutkan nama idola mereka yang kini sedang menunjukkan aksinya di lapangan.
“Gila ahh, kak Rio makin lama makin keren ajah deh. Ahhhh, gue tambah suka sama loe kak Rio.” Teriak seorang gadis dari gadis penonton. Shilla. Tapi tidak sampai kedengeran sampai kelapangan.
“Huh, please deh Shill, cowo cowo yang sekarang ada di lapangan ituh gak ada yang keren. mereka Cuma berpotensi ajah. menurut gue mereka biasa ajah.” Tanggap seorang gadis di sebelah Shilla.
“Aduhh Agni. Dia ituh ganteng banget. Kalian bertiga milih kek salah satu dari mereka. Jadi kan nanti cowo kita anak basket semua. Kan keren guys.” Ngotot Shilla.
“Gak penting. Ngapain mikirin cowo jaman sekarang. Cowo cowo jaman sekarang tuh gak ada yang bener. Ada maunya doang. Ihhh. Kamseupay semua.” Ucap Sivia bergidik.
“Bener tuh. Guys kita ke kantin ajah yuk. Laper banget nie gue. Daripada disini nonton gak jelas dan sama sekali gak menarik. Mending makan kan ???” Usul Ify yang dijawab anggukan oleh kedua sahabatnya.
“Kok kantin sihh Fy. Sini ajah. gue kan masih pengin lihat kak Rio.” Ucap Shilla.
“Yaudah, loe disini ajah. gue Cuma bentar kok. Kalo gue udah selesai makan gue langsung kesini bareng Agni Via. Gimana ???” Tanya Ify memberi saran.
“Yaudah deh. Tapi bener yah kesini lagi. Awas loe.”
“Iyah. Bye Shill.” Ucap Ify, Sivia dan Agni kompak seraya meninggalkan lapangan basket.
“Ahh, masa gue disini sendirian, lihat dari deket ajah ah. Biar lebih jelas.” Ucap Shilla seraya menuruni bangku penonton dan menuju ke pinggir lapangan.
                Sedangkan di lapangan. 2 team sedang beradu untuk memperebutkan siapa yang akan jadi pemenangnya. Bola basket di oper kesana kemari menjadikan siapa saja yang melihatnya terpesona dengan seseorang yang memegang bola orange ituh. Skor sangat tipis. Mereka terus memperubutkan bola orange itu supaya bisa mencetak angka tertinggi. Tiba-tiba bola orange mendarat ke luar lapangan akibat lemparan oleh anggota basket itu sendiri. Tiba-tiba.
“Aww.” Pekik seorang gadis seraya memegang kepalannya yang ternyata terkena lemparan bola orange ituh. “Siapa sih yang nglempar. Gatau disini ada orang apa.” Omel gadis itu lagi.
“Sorry. Gue yang lempar. Gue bener-bener gak sengaja. Loe gak papa kan ???” Tanya seorang pria yang tadi melempar bola orange kearah sang gadis.
“Loe tuh gima ….” Ucapan gadis itu terhenti ketika melihat siapa yang melempar. “Eh kak Rio. Mmm, aku gak papa kok kak. Cuma sedikit pusing ajah.” Ucap Shilla gugup.
“Bener ???” Ucap Rio memastikan. “Iya bener kak. Gak papa.” Jawab Shilla salting.
“Yaudah, gue anterin lo ke UKS yuk. Siapa tahu ajah ada yang parah. Tadi gue bener-bener gak sengaja nglemparnya. Gimana, mau nggak ???” Tawar Rio.
“Gak usah kak. Gak papa kok. Kakak kan masih harus tanding.” Tolak Shilla halus.
“Udah gak papa. Ayo.” Ajak Rio seraya memegang lengan gadis itu. Sedangkan sang gadis merasakan pipinya memanas dan wajahnya memerah. “Guys, gue duluan yah.” Lanjutnya kepada teman-temannya di lapangan seraya menarik lengan Shilla untuk mengikuti langkahnya.
                Banyak gadis yang iri melihat Shilla diperlakukan seperti itu oleh ketua osis SMA’nya. Sedangkan Shilla hanya menunduk menyembunyikan rona merah di wajahnya. Dan Rio dengan santainya berjalan seperti tak ada beban. Padahal, banyak gadis yang melihatnya dari bangku penonton.
“Rahmi, tolongin gue dong. Tolong loe obatin nie cewe yah.” Pinta Rio kepada Rahmi, anggota PMR di SMA Tunas Bangsa yang sedang mendapat giliran jaga di ruang UKS.
“Emang nie cewe kenapa Yo.” Tanya Rahmi bingung.
“Tadi gue gak sengaja nglempar bola. Tahunya kearah dia dan kena kepalannya tadi. Loe periksa dong, barang kali ada yang parah gituh.”
“Oh, ok.” Jawab Rahmi singkat. “Yaudah loe duduk disitu dulu, gue mau ngambil obatnya.” Suruh Rahmi kepada Shilla seraya berlalu menuju ke kotak obat.
“Kak, kakak mendingan balik ke lapangan aja deh. Ntar temen-temen kakak marah lagi. Aku udah gak papa kok.” Ucap Shilla.
“Gue harus tanggung jawab, karena gue yang bikin loe kaya gini. Lagian tadi gue udah ijin sama pelatihnya kok. Loe tenang ajah.” Jawab Rio santain seraya tersenyum ramah membuat getaran getaran halus yang menggelitiki hati Shilla.
“Iya deh terserah kakak.”
“Nie gue udah bawa obatnya.” Ucap Rahmi muncul dari balik pintu seraya membawa kotak obatnya menghampiri Shilla dan langsung mengobatinya.
“Lukanya gak parah kok Yo, Cuma kebentur dikit doang. Efeknya Cuma pusing-pusing kayaknya.”
“Bagus deh. Loe gak usah kemana mana dulu yah de’. Oya nama loe Ashilla kan ??? Cewe yang tadi ngalangin jalan gue ???” Tanya Rio mengingat.
“Iyah kak. Panggil gue Shilla ajah biar singkat.”
“Yaudah Shilla. Loe Istirahat aja disini sampai pusingnya ilang. Lagian hari ini jadwal kelas X free kok gak ada pelajaran.” Ucap Rio.
“Gituh yah kak. Yaudah deh.”
“Yaudah, gue tinggal gak papa kan ??? Loe kan mau istirahat.”
“Iyah kak gak papa, makasih yah.” Ucap Shilla tulus seraya tersenyum manis.
“Ok sama-sama. Rahmi, gue balik ke lapangan dulu yah. Kalo ada apa-apa bilang gue. Bye girls.” Ucap Rio seraya berlari keluar ruang UKS menuju ke lapangan.
“Loe suka sama Rio yah.” Tanya Rahmi yang membuat Shilla tersedak waktu meminum air putih pemberian Rahmi.
“Gak kok kak. Aku gak suka sama kak Rio.”
“Ngaku ajah. gak papa kok. Lagian dia masih jomblo lagi. Jadi loe tenang ajah.”
“Kak Rio masih jomblo ???” Tanya Shilla gak percaya.
“Iya Jomblo, menurut dia, semua cewe sama ajah. suka ngatur dan nyusahin. Pas gue denger alasan Rio yang gak masuk akal itu gue marah. Ya jelaslah, gue kan cewe. Padahal kan gak semua cewe kaya gituh. Cewe itu gak nyusahin dan cewe itu suka ngatur karena mereka punya jiwa care yang gede. Ya nggak.” Ucap Rahmi panjang lebar dan meminta pendapat adik kelasnya itu.
“Iya sih. Tapi ada alasan sendiri kan kenapa kak Rio bisa berfikiran seperti itu ???” Tanya Shilla penasaran.
“Ada sih, tapi rahasia yah. Soalnya loe suka sama dia, makanya gue mau cerita sa…….”
“Apaan sih kak, gue gak suka kok sama kak Rio.” Elak Shilla cepat memotong pembicaraan Rahmi.
“Yaudah, ngapain gue ngasih tahu ke loe. gak penting juga kan. Kan loe gak suka sama Rio.” Goda Rahmi
“Ihhh, kak Rahmi jangan gitu dong, kan Shilla penasaran.”
“Yaudah, makanya ngaku dong. Tenang ajah, gue gak akan bilang sama Rio kok.”
“Iya deh kak. Tapi janji yah jangan bilang sama kak Rio. Gue suka sama dia. sejak MOS.” Jujur Shilla..
“Iya iya. Gini, Rio itu punya argument kaya gitu karena dia dulu pernah punya pacar yang nyebelinnya minta ampun. Pacar kelima atau lebih tepatnya pacar terakhir Rio. Dia itu bawelnya setengah mati, suka ngatur. Gak boleh inilah gak boleh itulah pokoknya nyebelinnya banget banget banget deh. Nie yah loe tahu, dia itu nyusahin banget. Mau duduk ajah harus di bersihin dulu, dan loe tahu, tissue dia itu selalu di pegang sama Rio. Ihhhh, gak banget tahu gak sih. Jijik gue ngelihatnya.”
“Hahahaha, kasihan banget kak Rio, terus dia gima……”
“Shilla, jangan potong cerita gue dong.” Protes Rahmi tiba-tiba.
“Hehehe J, maaph kak. Sok lanjutin lagi atuh.” Ucap Shilla tertahan.
“Dasar loe, suka motong cerita. Dengerin lagi yah. Terus cewenya Rio tuh selalu bawa kipas kemana-mana. Kadang juga Rio yang ngipasin. Ihhh, pokoknya tuh cewe gak banget deh buat cowo sePerfect Rio. Loe juga harus tahu, di antara keempat mantan Rio itu semuanya sama ajah. suka ngatur dan nyebelinnya minta ampun. Yah sebelas dua belaslah sama mantan terakhir Rio ituh. Nah semenjak dia putus sama tuh cewe, Rio berAgument kaya gituh. Dan dia kapok buat pacaran lagi J.” Ucap Rahmi mengakhiri ceritanya tentang ketua osis SMA’nya ituh.
“Ckckck, kasihan juga kak Rio. Eh, masa kak Rio kapok pacaran lagi ??? Gak ada harapan dong buat gue ???” Ucap Shilla kecewa.
“Ada, banyak banget malah. Menurut gue, loe salah satu diantara bermilyar milyar orang di dunia ini yang bisa bikin Rio mencabut argumentnya yang tentang cewe suka ngatur itu.” Jawab Rahmi antusias.
“Ah!! Masa sih kak, gue gak yakin tuh, gue ……..”
“Shilla, loe gak papa kan ???” Tiba-tiba sekelompok gadis muncul dari balik tirai ruang UKS secara tiba-tiba membuat kedua gadis yang sedang asyik bercengkrama (?) itu mengelus dada kaget.
“Heh, loe bertiga ngagetin.” Teriak Shilla kesal.
“Hehehe J, maaph ya sis. Kita kan khawatir sama loe. pas kita pulang dari kantin mau ke lapangan ternyata banyak desas desus sana sini. Eh pas gue Tanya ternyata tentang loe yang kena bola basket yang di oper sama kak Rio.” Cerocos Salah satu gadis yang baru datang itu.
“Aduhh Sivia. Cerewet loe gak ilang-ilang yah. Gue gak papa kok. Jadi kalian gak usah lebay gituh.”
“Lebay, please deh Shill. Loe ituh habis kena bola basket di kepala loe. kalo sampe gagar otak gimana, kalo sampai parah banget sampe masuk rumah sakit gimana, kalo sampai…….”
“Allyssa Saufika Umari. Please deh yah. Buang jauh jauh fikiran loe yang konyol ituh. Gak segitunya juga kali Fy, gue Cuma pusing kok.” Ucap Shilla.
“Bagus deh Shill, eh yah. Kakak anggota PMR yah ???” Tanya gadis tomboy yang berdiri santai sedari tadi itu kepada senior mereka yang sedari tadi hanya diam melihat keakraban Shilla cs.
“Iyah, kenapa de ???” Tanya Rahmi penasaran.
“Gak papa sih kak, habis kakak disini sih. Pakai baju PMR lagi.” Ucap Agni santai.
“Ckckck, sifat ngelucu loe keluar lagi yah Ag. Heran gue. Temen-temen gue lebay’nya setengah mati.” Ucap Shilla seraya menepuk jidat yang membuat dirinya meringis kesakitan.
“Makanya jangan sok. Udah tahu jidat loe habis di cium bola basket, malah di tepuk J.” Ucap Sivia ngakak.
“Rese loe.” Tanggap Shilla cepat. Sedangkan senior mereka hanya berdiri diam seraya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik kelasnya yang konyol itu.
“Yaudah, kita cabut yuk. Loe udah gak papa kan Shill ???” Tanya Ify kepada Shilla.
“Gak kok. Yaudah. Pergi yuk, bentar lagi ada perkenalan ekskul apa lagi ???”
“Ada Teater sama Ekskul musical kayaknya.” Jawab Agni mewakili teman-temannya.
“Wah, yaudah yuk kita cabut. Jangan sampai ketinggalan. Kak, makasih yah udah bantuin Shilla tadi, makasih juga buat infonya, kita pergi dulu yah kak. Bye kak. Yuk guys.” Ucap Shilla semangat dan wajah berseri seri mendengar jawaban Agni dan langsung menyeret ketiga sahabatnya keluar ruang PMR.