Jumat, 12 April 2013

That's All Cause of Love - Ending


Bel pulang nyaring terdengar di sudut ruangan SMA Megah itu sebagai tanda berakhirnya pelajaran hari ini. Seorang gadis dengan langkah gontai keluar dari kelasnya dan bertekad untuk meluruskan segala masalah yang sedang di hadapinya bersama dengan kekasihnya itu.
            Gadis ini sudah berada di depan ruang Osis. Dia yakin kekasihnya ada di ruang Osis karena tadi dia melangkah menuju kelas Rio dan tidak ada orang disana. Tempat mana lagi selain di ruang osis. Dia bersender di tembok samping pintu menunggu seseorang yang dia harapkan muncul.
Beberapa menit kemudian pintu terbuka dan muncul sosok pria yang ingin di carinya. Tetapi dia tidak sendiri, melainkan dengan ……. Gadis pengganggu hubungan mereka. Gadis itu dengan PD’nya merangkul lengan kekasihnya itu. Dan kekasihnya sama sekali tidak menolak. Ada apa ini, apakah kekasihnya itu benar-benar melupakannya.
“Hay sayang. Tumben nunggu aku depan ruangan. Biasanya langsung masuk.” Sapa Rio
“Maaf aku ganggu.” Ucap Ify singkat dan ingin melangkah meninggalkan mereka. Tetapi dia kalah cepat karena ada sentuhan lembut pada lengannya. Rio menahan langkahnya.
“Kamu kenapa sih. Menghindar terus dari aku ??? Aku punya salah apa ???” Tanya Rio
“Kamu beneran gak tau salah kamu apa ???” Tanya Ify balik
“Gak tau, aku ngerasa aku gak punya salah sama kamu. Akhir-akhir ini aja aku gak pernah ketemu kamu. Gimana aku bisa tahu kesalahan aku.” Terang Rio
“Iyakh, kakak memang benar. Kakak tidak salah, aku yang salah. Aku bego yah. Bisa di permainin pria kaya gini. Kak, kakak tega banget sama aku tahu gak, mau kakak apa sih.” Ucap Ify emosi dan menahan air matannya yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.
“Yo, katanya kita mau pulang.” Ucap Dea dengan nada manja dan kembali merangkul lengan Rio dengan manjanya. Dan menatap sinis kearah Ify.
“Fine kak, kita ….. PUTUS.”
“Putus Fy, apa maksudnya ??? Fy, kamu jangan bercanda. Apa salah aku Fy ??? Kenapa kamu mutusin aku secara sepihak gini.” Ucap Rio shock
“Sudahlah, sekarang kakak bisa bebas rangkul rangkulan sama DIA (nunjuk Dea) tanpa harus merasa bersalah atau tidak enak di depan aku. Mulai sekarang kakak gak usah deket-deket lagi sama aku. Jangan pernah datang ke rumah aku lagi dan jangan pernah menemuiku lagi.” Ucap Ify, air matanya benar-benar tumpah membasahi wajah cantiknya.
“Tapi Fy (menahan lengan Ify), aku gak mau putus sama kamu. Aku gak ada hubungan apa-apa sama Dea. Aku Cuma cinta sama kamu. Please jangan kaya gini Fy, aku mohon.” Gumam Rio
“Oyah, gak ada hubungan apa-apa sama ka’ Dea, jelas jelas aku lihat dengan mata kepala aku sendiri kakak tuh di cium sama ka’ Dea. Dan kakak sama sekali gak marah, ituh yang namanya gak ada apa-apa.” Ucap Ify sesenggukan
“Fy, ituh .. Mmm, aku bisa jelasin Fy …”
“Gak perlu. Karena sekarang kakak bebas buat ngelakuin itu sama ka’ Dea karena kakak bukan kekasih aku lagi. Permisi ……..” Ucap Ify seraya meninggalkan mereka.
“Fy, Ifyy, dengerin aku dulu …” Ucap Rio ingin mengejar kekasihnya itu tetapi lagi lagi nenek lampir ini mencegahnya.
“Sudahlah Yo, nanti juga dia ngerti kok, sekarang kita pulang ajah yuk.”
“heh, ini semua tuh gara-gara kamu. Kamu yang nyebabin hubungan aku sama Ify kaya gini. Kalo sampe aku gak bisa balikan lagi sama Ify, aku gak akan pernah maafin kamu.” Bentak Rio seraya meninggalkan nenek lampir itu.
“Yo, mau kemana ??? kok aku ditinggal.” Ucap Dea seraya mengejar Rio.
SKIP !!!
            2 orang bersahabat ini sedang berkumpul di rumah ketua Osis SMA Bintang. Mereka sedang menjalani aksi persahabatan. Saling mencurahkan isi hati satu sama lain untuk mencari saran terbaik dari sahabatnya sendiri.
“Jadi menurut kamu aku harus gimana bro, aku udah gak ngerti nie apa yang harus aku lakuin. Kayaknya kelakuanku sudah kelewatan sekali sampai-sampai Ify tuh ngambil kesimpulan seperti itu.” Ucap Rio tersenyum getir dan berusaha tegar di depan sahabatnya itu.
“Lagian kamu, sampai cium pipi. Pake gak marah lagi, pantesan aja Ify mutusin kamu. Kamu tau gak, pertama kali ada Dea, Ify tuh suka banget ngelamun dan cerita sama Sivia kalau Ify lagi berfikiran kalau kamu tuh lagi bosen sama dia, dan sekarang terbukti kan ???” Ucap Sahabat terbaik Rio, Alvin Jonathan Sindunata.
“Iya Vin, kelakuanku memang sudah keterlaluan, aku gak peka sama perasaan Ify. Sampai-sampai dia lagi menahan marah aja aku gatau. Dan kamu juga mesti tau kalau aku waktu itu sudah berusaha menolak tetapi dia terus terusan menahan tangannya untuk menahanku. Kau fikir aku sudah gila apa, mau-maunya aja di cium sembarangan sama gadis lain. Ify aja gak pernah menciumku.” Terang Rio seraya mengambil minum yang ada di meja sebelahnya.
“Iyakh sihh, terus gimana ???” Tanya Alvin
“Yang jelas aku gak mau putus sama dia karena aku masih sayang sama dia.” Jawab Rio sekenanya
“Ya mesti gimana lagi, udah keputusan dia juga kan ???. Aku juga bingung harus gimana ??? Aku udah minta bantuan sama Sivia, tapi dia gak berhasil bujuk Ify buat maafin kamu.”
“Ayo dong Vin, tolongin aku. Hadduhhh frustasi nie (mengacak-acak rambutnya). Aku bego banget yahh, bisa masuk ke jebakan nenek lampir itu. Sial banget tahu gak sih.”
“Telfon aja deh.” Saran Alvin dengan nada pasrah
“Telfon gimana ??? Handphone dia aja di matiin, sekalipun dia hidupun handphone’nya nie yakh, telfon dari aku selalu di redject sama dia, sms apa lagi. Di cuekin mulu.” Pasrah Rio
“Datang ke rumahnya ajah dehh, itu jalan terakhir Yo.” Saran Alvin pasrah
“Kalo misalkan gagal lagi gimana ???” Tanya Rio pesimis.
“Hanya itu cara terakhir Yo, sebaiknya kamu ngomong langsung sama dia. Dan gak ada kata GAGAL dalam kamus misi kita kali ini. Kamu harus berhasil. HARUS !!!” Tekad Alvin menyemangati
“Aku akan usaha, doain ya bro.” Ucap Rio semangat.
“Siap bro.”
SKIP !!!
            Seorang pria turun dari motor ninja merahnya setelah berhasil memarkirkan di garasi rumah mewah milik mantan kekasihnya itu. Ingat, sekarang Ify telah menjadi MANTAN ketua osis SMA Bintang. Pria ini pun dengan langkah pasti memasuki rumah mewah ini.
Dengan berpenampilan memakai celana panjang berwarna putih, kemeja berwarna putih dan jas yang berwarna hitam. Rambutnya dibiarkan berantakan khas pria ini menjadikan pria ini semakin keren. Malam ini dia akan berusaha meluruskan segalanya dengan mantan gadisnya itu.
Bunga mawar putih dan merah yang disusun demikian cantiknya kini sudah di genggamnya oleh pria tampan ini. Gadisnya memang paling suka dengan bunga mawar. Pria ini pun menekan bel rumah. Beberapa saat kemudian wanita paruh baya sudah terlihat dengan jelas setelah pintu berhasil di buka oleh wanita paruh baya itu.
“Rio.” Pekik Wanita paruh baya itu.
“Malam tante, maaf Rio mengganggu tante malam-malam begini.” Ucap Rio ramah.
“Gapapa Yo, justru tante mengharapkan kamu datang. Tante gak tega melihat anak tante segitu menderitanya setelah putus hubungan dengan kamu.” Ucap Wanita paruh baya itu.
“Tante tahu semua masalah Rio sama Ify ???” Tanya Rio heran
“Iya dong, tante kan mamahnya Ify, bagaimanapun juga tante bisa ngrasain kalo sekarang Ify lagi sedih dan lagi ada masalah sama kamu.” Ucap wanita paruh baya itu yang ternyata mama Ify
“Maafkan Rio tante, Rio tidak bermaksud untuk ….”
“Sudahlah, ini semua bukan salahmu. Luruskan segalanya, selesaikan sekarang juga. Tante yakin kamu bisa menyelesaikan semuannya.”
“Jadi Rio boleh masuk dan menemui Ify tante ???” Tanya Rio senang.
“Boleh dong Yo, masuk aja. Bikin anak tante senyum lagi yahh. Bikin anak tante sembuh juga yah.” Ucap mamah Ify seraya tersenyum manis membuat Rio semangat lagi.
“Memangnya Ify sedang sakit tan ???” Tanya Rio khawatir
“Iya Yo, lagi demam. Makanya tante mau minta tolong sama kamu. Bikin Ify senyum lagi.”
“Pasti tante, permisi yah tan.” Ucap Rio seraya melangkah masuk dan menaiki tangga untuk sampai di kamar mantan gadisnya itu.
            Kemudian Rio memasuki kamar gadisnya itu. Dia melihat gadisnya sedang tidur. Dan Riopun menghampirinya untuk melihat keadaanya.
            Kelihatan dari raut wajah gadisnya kalau dia sedang lelah dan matanya terlihat sembab. Muncul semburat rasa bersalah di diri Rio setelah melihat keadaan gadisnya itu. Sepertinya gadisnya terus-terusan menangis karena dirinya.
Rio pun mendekat kearah gadisnya dengan mendudukan dirinya di bawah tempat tidur Ify. Kebetulan di bawah kasurnya ada kursi yang di sediakan untuk orang yang menjenguknya. Rio pun memegang lembut tangan kiri Ify menggunakan kedua tangannya. Di genggamnya erat dengan menggunakan kedua tangannya.
Beberapa saat kemudian tangan kananya digunakan untuk membelai rambut Ify lembut dan menyingkirkan beberapa helai rambut Ify yang menutupi wajahnya. Rio sempat menaruh pungguh tangan kananya di atas dahi Ify. Panas. Itulah yang dirasakan Rio setelah bersentuhan dengan kulit gadisnya itu. Perasaan bersalah terus menyelimuti hatinya.
“Maafkan aku Fy, aku sadar aku salah, aku akan memperbaikinya aku janji. Tapi tolong, maafkan aku. Aku akan menjelaskan semuanya sama kamu. Aku masih sayang sama kamu Fy. Bangun dong sayang. Aku pengin ngomong sama kamu.” Gumam Rio lirih
            Beberapa saat kemudian, tangan Ify bergerak. Sepertinya gadis ini mendengar perkataan mantan kekasihnya itu. Tapi hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Ngapain kamu kesini. Belum puas kamu udah nyakitin aku.” Bentak Ify seraya melepas tangannya yang telah di genggam Rio dengan kasar kemudian membuang muka dan menangis.
“Fy, please !!! maafkan aku. Aku tahu aku salah. Aku akan menjelaskan semuanya Fy, tapi kamu harus dengerin aku dulu …” Ucap Rio memohon
“Gak, gak ada yang harus di bicarakan lagi. Aku benci sama kakak. Lebih baik kakak pergi dari kamar aku. Aku gak mau melihat muka kakak lagi.”
“Fy, dengerin aku dulu. Setelah itu aku akan pergi. Terserah apa yang akan kamu putuskan nanti. Yang jelas sekarang kamu harus dengerin aku dulu.”
            Hening. Melihat gadisnya tidak merespon Rio. Rio melanjutkan perkataanya.
“Aku gak ada perasaan apa-apa sama Dea. Tasya mencium pipi aku itu teryata Cuma jebakan. Dan kamu juga harus tahu, aku sama sekali gak suka dengan tingkah Dea yang frontal kaya gitu. kamu juga harus tahu, pada waktu itu aku benar-benar marah dengannya. Aku sempat membentaknya. Aku masih sayang sama kamu Fy, aku cinta banget sama kamu. Aku gak mau putus denganmu.”
            Rio diam sebentar untuk mengambil naVis setelah itu dia melanjutkan perkataanya.
“Maafkan aku, karena aku sama sekali gak peka sama perasaan kamu. Aku benar-benar bodoh sampai terjebak kaya gini di permainan Dea. Aku sadar kelakuan aku memang sudah keterlaluan. Tapi sungguh aku Cuma cinta sama kamu. Terserah kamu mau percaya atau gak. Selama 1 minggu ini aku seperti orang gila. Aku sama sekali tidak ada niat makan atau pun pergi kesekolah. Dan itu semua gara-gara kamu. Maafkan aku juga sudah membuatmu sakit seperti ini.”
            Isakan tangis. Itulah yang terdengar oleh Rio selama Rio menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya yang paling dalam. Rio juga tidak tega melihat gadisnya terus-terusan menangis seperti ini. Dan dia juga tidak tega melihat gadisnya jatuh sakit.
“Maafkan aku Fy, aku janji setelah ini aku akan menjauhimu. Dan aku juga minta sama kamu. Jika kamu benar-benar benci sama aku dan rasa kamu buat aku sudah mati, kamu harus janji sama aku akan membuka hati kamu untuk pria lain. Dan aku mohon, berhenti menangis karena aku. Aku janji setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi jika kamu benar-benar tidak mau memaafkanku. Sekali lagi maafkan aku. Aku tidak akan pernah melupakan kisah dan kenangan kita selama ini. Aku permisi” Jelas Rio
            Perlahan-lahan Rio melangkah meninggalkan kamr Ify. Sebentar-bentar dia menengok ke belakang melihat gadisnya itu. Tetapi sepertinya gadisnya sudah tidak perduli lagi dengannya. Sampai-sampai melihat dirinya saja dia tidak mau. Rio pun melangkah menuju ke arah pintu.
“Ka’ Rio.”
            Langkah Rio terhenti ketika ada seseorang yang memanggil namanya. Otomatis Rio langsung membalikan tubuhnya melihat orang yang dicintainya. Perasaan lega dan gembira langsung menggelitik hatinya melihat gadisnya merespon ucapannya. Senyum mengembang melihat gadisnya masih mau memanggil namanya.
“Jangan pergi kak, aku mohon.” Pinta Ify lirih
“Fy.”
“Aku sadar  aku juga salah sama kakak. Sikap aku kekanak-kanakkan. Aku tidak mau mendengar penjelasan kakak. Aku minta maaf kak, aku gak mau putus sama kakak.” Ucap Ify dengan nada lirih
“Kamu gak salah Fy, aku yang salah, maafkan aku karena aku tidak peka terhadap perasaanmu. Maafkan aku.” Ucap Rio seraya mendekat ke posisi awal dia, duduk di bawah tempat tidur gadisnya.
“Kak, aku mohon jangan pergi.” Ucap Ify seraya memeluk pria dihadapannya erat. Seakan-akan tidak mau kehilangan kekasihnya itu.
            Rio pun membalas memeluk gadisnya dengan erat. Meskipun suhu panas langsung dirasakan olehnya akibat dari demam yang terjadi pada gadisnya itu.
“Kamu mau kan maafkan aku.” Ucap Rio beberapa saat
            Gadisnya hanya menganggukan kepalanya tanpa harus mengeluarkan sepatah katapun. Rio pun semakin erat memeluk gadisnya itu. Sudah lama dia tidak merasakan sentuhan lembut gadisnya itu.
“Kita balikan lagi yah.” Ucap Ify di sela-sela pelukanya
“Gak romantis banget sih. Jangan disini dong balikannya. Nanti aja.”
“Jadi, kakak gak mau balikan lagi sama Ify ? Pergi aja sana yang  jauh.” Ucap Ify cemberut seraya melepaskan pelukannya dan membuang muka seraya melipat tangannya di dada.
“jangan gitu dong sayang. Aku mau kok balikan sama kamu. Ini kan impian aku. Aku gak mau kita jadian di kamar kamu. Aku akan membuat tempat romantis untuk tempat jadian kita. Jangan marah dong sayang.” Goda Rio
“Serius, beneran, janji.” Ucap Ify dengan nada mupeng
“Iyah, janji dehh. Jangan marah lagi yah (gadisnya menganggukan kepalannya). Kamu mesti istirahat yang banyak yah. Biar sembuh. Badan kamu panas banget kaya gini.”
“Gara-gara kamu nie. Kamu sih ngelakuin hal-hal kaya gitu.” Ucap Ify manyun.
“Iyah sayang, maafin aku. Jangan manyun gitu dong. Aku kangen banget sama kamu. Aku cinta banget sama kamu.” Ucap Rio tulus seraya membelai rambut panjang Ify.
“me too. Jangan pernah ngecewain aku lagi yah sayang.”
“Pasti, yaudah aku pulang dulu yah. Gak enak sama mama kamu. Besok aku jenguk kamu lagi.”
“Iyah, makasih yah.”
“Iyah sayang, banyak istirahat yah biar sembuh (mengecup kening Ify). Daaahh sayang.” Ucap Rio seraya pergi meninggalkan kamar gadisnya itu.
            Kemudian Rio menuruni tangga dan menghampiri mama Ify yang sedang membuat adonan kue bersama dengan Sivia yang sedang duduk seraya menonton TV.
“Tante, Rio pamit pulang dulu yah tan.” Pamit Rio ramah.
“Ekh kamu Yo, mau pulang sekarang ???” Tanya Mama Ify
“Eh, ada ka’ Rio. Mau ketemu ka’ Ify yah kak.” Sela Deva-adik Ify
“Iyah tante, Rio mau pulang sekarang. Iyah Deva, ka’ Rio habis ketemu kakak kamu.”
“Oh gituh, kata mama ka’ Ify sakit gara-gara mikirin kakak.” Ucap Deva lucu
“Hush, gak boleh ngebocorin rahasia sayang. Deva ini ada-ada aja Yo, masalah kamu sama Ify udah selesai kan ???” Tanya mama Ify penasaran.
“Alhamdulillah tante, udah selesai kok.” Kata Rio
“Syukur deh, pacaran emang selalu ada halangan. Malahan banyak masalah yang terjadi. Tapi kebanyakan orang pacaran berantem itu Cuma gara-gara kesalahpahaman aja. Makanya marahan jangan lama-lama. Lebih baik kalau kalian akur kan ???” Ucap Mama Ify memberi saran
“Iya tante, yaudah Rio pamit dulu yah tan, ka’ Rio pamit dulu yah Dev.” Pamit Rio lagi.
“Iya Yo, hati-hati di jalan.”
“Iyah kak, hati-hati.”
“Pasti. Assalamu’alaikum.” Ucap Rio seraya meninggalkan rumah kekasihnya itu.
SKIP !!!
            Beberapa hari kemudian Rio membuat janji dengan gadisnya untuk bertemu di duatu tempat, Rio memilih Danau Hasindanu untuk tempat meresmikan hubungan dirinya dengan gadisnya itu. Rio sudah berbuat sedemikian rupa sehingga danau itu yang aslinya polos bersih tanpa ada benda apapun sekarang di rubah 180° oleh pria tampan ini.
            Danau Hasindanu ini benar-benar dibuat sedemikian rupa agar romantis oleh ketua Osis SMA Bintang ini. Beberapa saat kemudian gadisnya datang di antar oleh supir pribadinya. Kemudian mobil APV milik keluarga Ify’pun meninggalkan danau itu dan gadis cantik ini melangkah menuju ke tempat Rio.
            Rio sangat terkejut melihat gadisnya memakai pakaian yang menyamakan dirinya dengan Cinderella yang sedang menghadiri pesta pangeranya.
Dengan menggunakan dress selutut warna merah dengan dihiasi pita berwarna biru tosca di bagian pinggangnya serta disertai sabuk berwarna senada dengan warna dress’nya. Sepatu flatfloes warna biru tosca dan rambutnya di biarkan terurai dengan dihiasi bando berwarna merah menambah dirinya sangat anggun pada malam itu.
Rio’pun tersadar dari lamunanya akibat sebuah tangan mengibas ngibaskan di depan wajahnya.
“Ko’ ngelamun ???” Tanya Ify penasaran
“Ah, eh, ituh ….. udahlah lupain aja. Cuma kaget ajah, ternyata cerita Cinderella beneran ada.” Ucap Rio tersenyum sangat manis
“Gombal banget sich kamu. Gak usah ngerayu gitu deh, lama-lama aku bisa ngefly nie.”
“Beneran tau, siapa yang ngegombal. From my heart.”
“Kamu juga ganteng plus keren banget malam ini.” Ucap Ify tulus dari hati.
            Gadis cantik ini juga terkejut melihat pangeran hatinya berdandan seperti layaknya seorang pangeran istana raja. Kemeja berwarna merah hitam dengan dibalut jas berwarna hitam dan celana berwarna biru tosca. Dan gaya khasnya yang selalu menambah dia bertambah keren malam ini yaitu rambutnya yang terlihat berantakan tetapi malah menjadikan empunya bertambah keren.
“Oh iya dong, aku kan emang keren. Mungkin kamu orang yang ke 5000 yang bilang aku keren.” Ujar Rio PD plus narsis
“Narsis lagi. Dasar.”
“Hehehe, kesana yuk.” Ajak Rio menunjuk ke meja tempat mereka makan nanti seraya menggenggam tangan Ify lembut.
“Ayo.”
            Ify terkagum kagum melihat pemandangan di hadapannya. Lampu malam yang membentuk hati terpampang jelas di depan matanya. Kemudian banyak sekali lampu hati serta balon hati di sana.
“Ini semua yang bikin kakak ???” Tanya Ify kagum
“Iyah, ini yang bikin aku. Kenapa ??? bad yah.” Ucap Rio pesimis
“Nope, no bad. This is a amazing. Keren banget kak. Beneran deh.” Kata Ify masih kagum
“Serious. This is special for my princess always in my heart.”
“Gombal banget sih, belajar dari mana lagi.”
“Serius. Fy (memegang tangan Ify dan otomatis Ify membalikan tubuhnya menghadap pangeran hatinya itu dan menatap mata beningnya). Aku mau jujur sama kamu.”
“Ngomong aja kak.” Ucap Ify gugup
“Mmmm, aku sayaaaaang banget sama kamu. Aku cinta sama kamu Fy, dan aku juga gak mau kejadian dulu terulang lagi. Dan kamu harus percaya sama aku kalau aku itu Cuma cinta sama kamu. Cuma sayang sama kamu. Kamu itu kedudukannya tertinggi kedua setelah keluarga aku di hati aku Fy.”
            Rio berhenti sebentar untuk menetralisir jantungnya yang berdegup kencang dan menghembuskan nafas berkali kali untuk membuang rasa gugupnya itu.
“Fy (menatap mata bening Ify yang membuat hatinya sangat nyaman). Would you be my princess ??? Now, tomorrow and forever.” Ungkap Rio from him heart.
“Mmmm, aku aku …….” Jawab Ify ragu
“Kalau kamu terima aku kamu peluk, tapi kalau gak kamu terima aku, kamu boleh ninggalin aku disini.” Terang Rio
            “Aku mau terima kakak.” Jawab Ify cepat seraya memeluk Rio erat.
“Makasih yah sayang. Aku seneng banget. Mulai sekarang kamu gak boleh manggil aku dengan sebutan kakak lagi, langsung nama aku ajah. Ok. Sayang.” Ucap Rio seraya membalas pelukan Ify.
“Iyah Yo, I LOVE YOU my prince.” Ucap Ify tidak menggunakan kata ‘KAK’ lagi
“I LOVE YOU TOO my princess.”
èèèèèèèèèèèè
            Di lain tempat ada sepasang muda mudi yang sedang berkencan di taman dekat kompleks perumahan Dunia Bahari. Mereka menikmati malam ini bersama. Tawa dan canda selalu mengiringi mereka. Kemudian mereka berhenti di dekat toko jual ice cream.
“Mau ice cream ???” Tanya Wakil Ketua Osis SMA Bintang ini.
“Boleh.” Jawab kekasihnhya singkat
            Kemudian Alvin memesan ice creamnya dan memberikannya pada kekasihnya itu kemudian mereka duduk di rerumputan dekat taman bunga. Tetapi pria tampan ini sama sekali tidak tertarik dengan bunga-bunga cantik di hadapannya. Pria tampan ini selalu saja melihat ke wajah kekasihnya itu.
“Hey, kenapa aku di lihatin terus ???” Tanya gadis cantik di sebelahnya
“Kamu lebih cantik dari bunga-bunga di hadapan kita tahu. Aku lebih suka nglihatin kamu daripada bunga itu, menurutku kamu lebih menarik dari bunga itu.” Goda Alvin
“Apaan sih kak. Gombal aja bisanya.”
“Siapa yang ngegombal ??? Aku punya satu permintaan dong sayang. Boleh gak.”
“Boleh, apa permintaan kamu ???” Tanya Sivia seraya menatap wajah rupawan kekasihnya
“Mmm, jangan panggil aku Kakak lagi dong. Nanti di kira orang-orang aku kakak kamu lagi.”
“Yah terus mau di panggil apa ???” Tanya Sivia (lagi)
“Mmm, nama aku aja. Alvin. Ok sayang ??”
“Kalau misalkan aku gak nurutin gimana ???” Tantang Sivia kepada kekasihnya itu
“Aku cium kamu.” Ancam Alvin seraya berpura-pura mendekatkan wajahnya ke arah Sivia.
“Apaan sih. Iya iya aku manggil kamu Alvin.” Ucap Sivia pasrah
“Nah gitu dong. Kan enak. Hahaha. Satu lagi sayang permintaan aku.”
“Apa ???”
Bukannya menjawab, Alin malah menyentuh wajah gadisnya itu dengan menggunakan telunjuk tangan kanannya berusaha mengamati tiap lekuk pahatan sang pencipta yang sangat indah itu. kemudian dirinya mengucapkan 1 kalimat yang membuat kedua pipi Sivia merona merah. “Kamu cantik sekali sayang.”
Sedangkan Sivia hanya menlan saliva’nya kuat-kuat. Menetralisir perasaanya yang sedang tidak karuan itu. jarak keduanya sudah semakin dekat. Dan itu membuat Sivia mengeluarkan keringat dingin karena gugup.
            Kemudian Alvin mendekatkan lagi wajahnya kea rah gadisnya itu dan meghapus jarak di antara mereka. Jarak mereka tinggal satu cm lagi dan akhirnya Alvin memiringkan kepalanya dan menyentuh bibir Sivia lembut.
SKIP !!!
            Beberapa hari kemudian. 2 orang gadis sedang asyik mengamati kekasihnya masing-masing bermain basket dengan teman-temannya sedang  prepare untuk acara perlombaan basket antar sekolah nanti. Seorang gadis di antara mereka itu melihat jam yang bertengger manis di tangan sebelah kanannya.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 15.30. Tandanya kegiatan sekolah sudah selesai 2 jam yang lalu. Dan hanya mereka berdua dan anak-anak basket yang sedang berlatih serta anak-anak theater yang sedang berlatih untuk perlombaan nanti.
Beberapa menit kemudian anak-anak yang tadinya sudah berkumpul di lapangan tiba-tiba bubar dan menuju ke tempat peristirahatan mereka di tepi lapangan. 2 orang gadis itupun menghampiri kekasihnya itu.
“Yo, udah selesai yah.” Ujar kekasih ketua osis SMA Bintang itu.
“Udah sayang, sini duduk dulu.” Suruh Rio seraya menggeser tempat duduknya agar kekasihnya bisa duduk di sebelahnya.
“Iyah. Nih minum dulu.” Ucap Ify seraya menyerahkan pocari sweet untuk kekasihnya.
“Sob, aku pulang dulu yah.” Ucap salah satu anggota ABAS.
“Sipppp. Hati-hati bro. Jangan lupa besok pagi kita latihan lagi.” Sahut Alvin seraya membersihkan peluh keringat di wajahnya menggunakan handuk.
“Sip, pulang dulu yah Yo, Vin see you tomorrow.” Salam anggota ABAS kecuali Alvin dan Rio
“See you too (melambaikan tangan kepada anggota ABAS itu). Sayang, aku punya sesuatu buat kamu.” Ucap Alvin kepada kekasihnya itu.
“Apa Vin ???” Tanya gadis itu penasaran
Kemudian Alin memberikan sebungkus hadiah kecil yang di bungkus sedemikian rupa kepada Sivia. “Nih buka aja sekarang, gapapa kok, dan aku harap kamu mau terima.”
“Makasih, aku buka yah.” Ucap Sivia penasaran seraya membuka kotak hadiah dari kekasihnya itu.
            Kemudian Sivia membuka kado dari pangeran hatinya itu. Dan dua sejoli sekaligus sahabat Alvin dan juga Sivia hanya melihatnya penasaran diselingi canda dan tawa dari keduannya. Setelah selesai membuka, Sivia menemukan benda kecil berwarna merah dan gadis ini segera membukannya.
Ternyata isinya adalah kalung liontin yang sangat cantik sekali dan setelah bandul liontin itu dibuka ternyata ada nama mereka berdua. Diukir dengan menggunakan kerang kecil dan di bingkai menggunakan hati berwarna hitam. Cantik sekali.
“Cantik banget Vin, beneran deh.” Puji Sivia semangat 45 (?)
“Iyah, kaya kamu.” Kata-kata Alvin membuat rona merah terlihat di wajah kekasihnya itu.
“Apaan sihh.” Ucap Sivia malu-malu.
“aku pakaikan sini (Sivia menyerahkan kalung liontin kepada kekasihnya itu, kemudian Alvin memakaikan kelungnya untuk gadisnya itu). Tuh kan cantik, kamu tambah cantik tahu gak, dan kalung itu pas banget di leher kamu.” Puji Alvin tulus
“Makasih.” Ucap Sivia seraya memegang kalungnya itu.
“So Sweet. Romantic bener sampai-sampai gak inget ada orang disini.” Ucap Rio dan Ify
“Hehehe. Sorry my bro. aku gak lupa sama kalian kok, Cuma gak inget aja.”
“Sama aja kak.” Ucap Ify ketus.
“Hahaha. Udah Yo, kau juga punya hadiah buat gadis ini kan.” Ujar Alvin seraya menunjuk Ify yang duduk di sebelah kekasihnya itu.
“Iya dong, aku gak kalah bagusnya kaya kamu. Bahkan aku lebih romantis kayaknya.” Ujar Rio PD
“PD banget Yo, coba ajah.”
“Sayang. Aku juga punya hadiah buat kamu. (melangkah menjauh dari gadisnya dan keluar lapangan setelah itu kembali dengan membawa bungkusan besar). Nih buat kamu.”
“Makasih. Aku boleh buka sekarang ???” Tanya Ify
“Boleh dong, buka ajah.”
            Kemudian Ify membuka bungkusan besar yang di sodorkan Rio untuk gadisnya. Sekarang gantian pasangan Alvin dan Sivia yang melihat kemesaraan sahabatnya itu. Setelah hadiahnya terbuka. Ify ternganga melihat hadiah yang di berikan oleh kekasihnya itu. Sebuah boneka teddy bear berwarna coklat dengan membawa boneka hati berwarna merah.
            “I LOVE YOU Allyssa Saufika Umari.” Boneka itu bisa mengeluarkan suara setelah gadis itu menekan hati yang di bawa boneka itu.
“Ini serius buat aku ???” Tanya Ify ragu
“Iyah sayang, ini buat kamu. Kamu gak suka yah.” Ucap Rio putus asa.
“Aku suka banget Yo.” Jawab Ify antusias.
“Beneran ???. Bukanya hadiahnya jelek yah.” Ujar Rio pesimis
“Yo, ini keren banget. Beneran deh. Makasih yah Yo, ini keren banget. Aku suka.” Ucap Ify senang seraya memeluk Rio erat.
“Iyah sayang sama-sama.” Membalas pelukan gadisnya itu.
“Ehem ehem ehem.” Dehem sahabatnya itu.
“(melepaskan pelukannya). Syirik aja dehh kalian berdua.” Sungut Rio sebal
“Jangan mesra-mesraan depan public dong. Berasa sendirian disini.” Ucap Alvin
“Vin, kenapa sihh kamu membelikan kalung ini untukku.”
“Iyah, kamu juga kenapa Yo, mau membelikan boneka teddy bear ini, ini boneka yang pengin aku beli dari 2 minggu yang lalu. Dan kamu membelikan ini untukku. Kenapa kamu ngelakuin ini ???”
“THAT’S ALL CAUSE LOVE  FY/VI. I Love You honey.” Ucap Rio dan Alvin bebarengan.
“Makasih.” Ucap Ify dan Sivia memeluk kekasihnya erat. Rio dan Alvin pun membalas pelukan mereka seraya mengecup kening kekasih masing-masing.
“I LOVE YOU TOO.” Teriak Ify dan Sivia secara bersamaan.
            Karena cinta seorang ketua osis dan wakilnya rela melakukan apa saja. Asalkan kekasihnya itu bahagia. Dan Sivia serta Ify lah orang yang bisa merebut cinta dan hatinya dari seorang ketua osis dan wakil ketua osis itu. Yang dulunya sifat Rio dan Alvin adalah CUEK dan gak pernah perduli sama orang, sekarang mereka berubah 100 % karena Sivia dan Ify.
            Cinta yang datang pada saat pertama kali acara MOS berlangsung hingga sekarang tetap ada di hati mereka masing-masing. Bahkan seiring berjalannya waktu. Rasa sayang Rio dan Alvin untuk gadisnya itu semakin besar. Begitupun gadisnya itu. Mereka juga mengalami hal yang sama seperti pangeran hatinya itu. Menurutnya apa yang dilakukan Rio dan Alvin adalah karena cinta.
“THAT’S ALL CAUSE LOVE”


Yeeee ... ini part endingnya .. hebat kan bisa sampe ending :D
gue paling gak bisa bikin endingnya guys .. sorry kalo gak memuaskan :D
cerbung aku lainnya tolong di baca yah .. gue harap banget !!!

That's All Cause of Love - Part 8


2 insan yang tidak mempunyai hubungan apa-apa sedang berada di dalam suatu ruangan tertutup dan tidak ada seorangpun disana selain mereka berdua. Wajarkah ??? Entahlah, mereka seperti tidak perduli dengan orang-orang di sekelilingnya. Terutama pria tampan ini, padahal dia sudah mempunyai kekasih yang sangat disayanginya itu, tetapi sepertinya pemuda ini tidak sadar jika gadisnya kecewa dengan sikap yang ia perbuat L.
“Yo, aku gak ngerti cara bikinya gimana. Tolongin dong.” Ucap gadis itu manja
“Gampang banget kok, tadi kan aku udah kasih tau caranya De, masa masih gak bisa.” Jawab Rio kepada gadis itu yang ternyata adalah Dea, anak baru SMA Bintang.
“Tapi aku masih gak ngerti, ajarin dong.” Ujar Dea dengan nada manja yang menjijikan seraya merangkul lengan pemuda di sampingnya.
“Yaudah (berusaha melepaskan rangkulan gadis disampingnya) sini aku bantuin.” Ucap Rio seraya mendekat ke arah gadis di sampingnya dan mulai membungkukan badanya supaya bisa melihat layar laptop di hadapannya.
            Gadis ini tersenyum penuh kemenangan. Seolah-olah dia menang melawan musuh yang paling dibencinya. Tasya bisa merasakan harum parfum Rio khas para pria itu. Dan dengan sengaja gadis ini pun mendekat ke arah pemuda di sampingnya itu. Dan dengan sengaja pula tubuh gadis ini mendekat ke arah lengan Rio.
            Rio dapat merasakan harum parfum gadis di sampingnya itu. Dan dia juga merasakan aneh dengan Dea. Sepertinya tubuh Rio sangat dekat dengan gadis di sampingnya ini. Tapi Rio tidak perduli dan masih tetap focus dengan laptop di hadapannya supaya cepat selesai pekerjaan mereka. Tiba-tiba dia merasakan kecupan di pipinya. Ternyata gadis di sampingnya yang melakukanya. Dan gadis ini masih menahannya beberapa saat. Hingga Rio sadar dari dunianya itu.
“Kamu apa-apa’an sih. Kenapa nyium aku coba. Apa maksudnya HAH.” Bentak Rio
“Tadi aku reflek Yo, maaf. Aku tidak bermaksud untuk menciummu. Tapi …”
“Tapi apa (membentak). Kau tahu, aku sudah punya kekasih. Tapi kau malah dengan gerakan spontan menciumku. Hey, kau tidak ingatt !!!” Hardik Rio masih  dengan nada membentak
“Tapi aku tidak sengaja. Kamu juga harus tau Yo, kalo aku ngelakuin itu karena reflek. Dan kejadian tadi itu terjadi karena ketidaksengajaan. Maafin aku Yo.” Terang Dea dengan sesenggukan dan terus menangis
“Maafin aku juga yah, tadi aku tidak bermaksud membentakmu.” Ucap Rio merasa bersalah
“Iyah kak tidak apa-apa. Aku juga minta maaf.” Gumam Dea
“Maaf yah.”
 “Iyah.” Ucap Tasya dengan senyuman miringnya dan menghapus air mata busuknya itu. Ternyata gadis ini tadi hanya berpura-pura. Sungguh keterlaluan.
èèèèèèèèèèèè
            Ternyata dibalik pintu tempat Rio dan Dea sedang bercengkrama itu ada seorang gadis yang sedari tadi melihat semua kejadian yang terjadi antara Rio dan Dea. Air mata yang sedari tadi di tahannya akhirnya meleleh membasahi wajah cantiknya setelah dia melihat pangeran hatinya di cium oleh gadis lain.
Sepertinya gadis yang mencium pangeran hatinya itu mengetahui jika dirinya sedang berada di balik pintu. Gadis ini tidak sanggup melihat lebih jauh lagi apa yang mereka lakukan, akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari tempatnya itu.
Gadis ini melangkah dengan wajah sembab dan sedari tadi tangannya menahan air matanya agar tidak keluar. Setelah itu dia mempercepat langkahnya dan pergi ke taman sekolah. Berharap semua yang terjadi barusan hanyalah mimpi semata.
SKIP !!!
            Bel pulang berbunyi menyebabkan sekolah yang megah ini dipenuhi siswa siswi yang berhamburan keluar sekolah. Tetapi tidak untuk kedua gadis yang masih setia duduk di tempatnya. Gadis yang pertama sibuk melamun dengan pandangan kosong dan sahabatnya dengan heran melihat gadis itu dengan kening berkerut. Sepetinya ada sesuatu yang menyebabkan sahabatnya itu melamun dengan pandangan kosong itu.
“Mmm Fy, gak pulang ???” Tanya gadis berwajah seperti orang korea ini
“Gak,nanti aja Vi, kamu pulang duluan ajah sana.” Jawab Ify seadanya.
“Gak. Aku mau pulang kalau kamu juga pulang.” Tegas Sivia keras kepala
“Yaudah dehh, yuk.” Ucap Ify seraya tersenyum tipis, karena jika gadis ini tidak menuruti kata sahabatnya itu, mereka tidak akan menemukan ujungnya.
“Nah gitu dong.”
            Mereka berdua melangkah keluar kelas kemudian menyusuri jalanan dan lorong sekolah yang megah itu. Kemudian mereka sampai di depan sekolah. Telihat seorang pria memakai helm fullace’nya sedang bertengger di atas motor ninja berwarna putihnya. Sepertinya mereka mengenali pemuda itu.
“Ehemm, udah di jemput tuhh, sana gih.” Suruh Ify
“Terus kamu gimana ???” Tanya Sivia
“Aku udah sms pak supir kok suruh jemput, kamu pulan duluan ajah sana, kasihan ka’ Alvin nungguin dari tadi.” Ucap Ify berbohong seraya tersenyum ramah
“Mmmm beneran gapapa ??? (Ify mengangguk) Hmmm, yaudah dehh, aku pulang duluan yahh. Hati hati.” Ucap Sivia seraya berlari menghampiri kekasihnya itu.
            Setelah memastikan Alvin dan Sivia pergi dan meninggalkan sekolah. Ify pun duduk di lantai depan sekolahnya seraya membenamkan wajahnya pada kedua lututnya. Seolah-olah dengan cara itu dia bisa melupakan masalahnya.
“Ka’ Rio bener-bener lupa sama aku. Dia pulang ajah gak pamit sama aku. Ya Tuhan. Apa yang harus aku lakukan ??? aku tidak kuat menahan semuanya.” Pasrah gadis itu dan dengan sadarnya air matanya turun membasahi wajah cantiknya itu.
            Tidak lama kemudian ponsel di saku seragamnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Kemudian gadis ini mengeluarkan ponsel’nya dan membuka isi pesanya.
From : My Lovely
Hai sayang J. Kamu udah pulang belum ??? Atau masih di sekolah ???
Tak butuh waktu lama gadis itu menekan tombol reply untuk menjawabnya
To : My Lovely
Hmm, aku udah pulang kok. Udah di rumah. Kenapa ???
Gadis ini berbohong. Dia sudah terlanjur kecewa dengan kekasihnya itu. Beberapa menit kemudian ponselnya kembali bergetar
From : My Lovely
Syukur dehh. Makan yah sayang J. Setelah itu istirahat. Jangan lupa sama pesen aku tadi.
Gadis itu hanya tersenyum masam melihat perhatian yang ditunjukkan oleh kekasihnya itu. Entah kekasihnya itu dengan tulus mengatakan seperti itu atau hanya untuk hiburan semata. Karena gadis ini pu tidak tahu ekspresi dari pangeran hatinya itu. Tapi dia tetap bisa menghargai usaha kekasihnya itu, karena dengan seperti itu dia masih menganggap dirinya sebagai kekasihnya. Padahal gadis ini sempat merasa bahwa kekasihnya itu benar-benar melupakannya.
To : My Lovely
Iyah. Aku gak lupa kok J.
From : My Lovely
Jawabnya lama banget sih sayang. Habis ngapain ???
To : My Lovely
Gak ngapa-ngapain kok. Aku lagi kurang enak badan ajah.
From : My Lovely
Kamu sakit ??? Yaudah aku ke rumah kamu sekarang yah. Aku khawatir sama kamu.
To : My Lovely
Gak usah. Aku mau istirahat soalnya. Ngantuk banget … Hoooaaaammm.
From : My Lovely
Yaudah kalo gitu. tidur yang nyenyak yah sayang. Have a nice dream
            Pesan singkat yang di tujukan oleh kekasihnya itu untuk dirinya. Senyum masam masih merekah di bibirnya. Bukan senyum ramah seperti biasanya. Sesungguhnya gadis ini tidak tau apa yang menyebabkan pangeran hatinya dengan ikhlash menerima kecupan anak baru itu. Bahkan untuk sekedar marahpun tidak terlihat dari wajahnya. Ada apa ini ???
            Gadis ini melihat jam di tanganya. Matanya terbelalak ketika melihat jam di tanganya sudah menunjukkan pukul 15.30. padahal gadis ini keluar dari sekolahnya pukul 14.30. sudah satu jam rupanya dia berdiam diri di sekolahnya. Kemudian dia berdiri dari keadaan semula dan menghentikan taksi yang lewat. Setelah itu gadis ini pulang ke rumahnya.
èèèèèèèèèèèè
“Aku keterlaluan gak yah sama kejadian tadi. Ya Tuhan. Semoga saja Ify tidak tahu tentang kejadian saat aku bersama Dea tadi. Adduhhh bisa gawat ni kalo sampai dia tahu. Dia pasti bakal marah banget. Rio bego bego bego (mengacak acak rambutnya) kenapa kejadian seperti itu bisa terjadi sihh ???”
            Pria ini selalu dihantui rasa bersalah kepada gadisnya itu jika ia ingat akan kejadian yang menimpa Dea dan dirinya pada saat berada di dalam ruangan kosong itu seraya mengerjakan tugas gadis itu. Apa yang harus ia lakukan ??? Haruskah ia jujur ??? Atau malah menunggu gadisnya mengetahui semuanya sendiri ??? sepertinya itu yang terbaik, membiarkan gadisnya mengetahui tentang kejadian itu sendiri. Selama gadisnya tidak tahu mengapa ia harus cerita. Bukankah itu malah membuat masalah baru ??? Yah sepertinya memang begitu.
SKIP !!!
            Keesokan harinya seorang gadis telah menyisir rambutnya di depan cermin. Menatap wajahnya dan berbicara sendiri seperti orang bodoh yang hanya tahu bahwa orang yan ada di depan cermin itu orang lain yang bisa di ajak bicara dan memberi saran.
“Kau tidak cantik Ify, dibanding dengan ka’ Dea kau jauh lebih buruk, kau tidak pantas bersanding dengan orang terpenting di sekolah seperti ka’ Rio. Kau terlalu sederhana Ify. Mungkin ka’ Rio sudah bosan denganmu, makanya dia ngelakuin hal-hal kaya gitu.” Ucap orang yang berada di cermin kepada Ify.
            Setelah dia cukup puas dengan dandananya dia keluar kamar dan menuruni anak tangga satu per satu. Dan langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria yang sedang duduk manis di sofa ruang tamunya.
“Ka’ Rio.” Pekik Ify
“Hai, udah selesaii ??? Berangkat yuk. Udah siang juga.” Ajak Rio
“Gak, mau apa kakak kesini ??? Aku sudah berjanji dengan pak sopir untuk mengantarku ke sekolah. Jadi lebih baik kakak berangkat duluan ajah sana.” Ucap Ify dingin
“Kamu kenapa sayang ??? Kok jawabnya ketus gitu. kamu marah sama aku yah ???”
“Aku tidak banyak waktu untuk berdebat dengan kakak. Lebih baik kakak berangkat atau aku yang akan berangkat duluan dengan pak sopir.”
“Yaudah aku berangkat dulu. Kamu jangan marah sama aku yah sayang. I love you baby.” Ucap Rio seraya keluar dari rumah Ify menuju ke letak motor ninjanya terparkir kemudian melesat jauh meninggalkan rumah megah itu.
            Gadis ini mendesah pelan melihat kekasihnya itu. Dia mulai berfikir bahwa kekasihnya benar-benar melupakannya. Entah apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka nanti. Gadis ini pun melangkah menuju ke mobilnya dan dia melihat sang sopir sudah stand by di kemudi mobil. Gadis ini pun masuk dan perlahan-lahan mobil melaju.
SKIP !!!
            Ninja merah memasuki halaman SMA Bintang. Dan dia langsung memarkirkan motor ninjanya di tempatnya. Setelah itu dia membuka helm Fullace’nya, memperlihatkan wajah tampanya. Jika pemuda ini masih single mungkin banyak yang memperebutnya. Beberapa saat kemudian ada seseorang yang menepuk pundaknya. Otomatis dia pun membalikan tubuhnya menghadap orang itu.
“Ngagetin aja kamu. Ngapain sihh. Pagi-pagi udah bikin orang jantungan.” Ketus Rio melihat siapa orang yang telah membuat jantungnya berdetak lebih kencang (?).
“Hehehe. Sorry brother. Aku gak ada maksud apa-apa kok. Oya kok gak bareng Ify ???” Tanya orang itu yang membuat Rio tersentak kaget.
“Itu dia Vin, gatau kenapa, akhir-akhir ini dia selalu menjauh dari aku. Diajak pergi bareng gak mau, di ajak berangkat bareng apa lagi. Gatau deh kenapa, kayaknya ada yang dia sembunyiin dari aku.”
“Selesaian baik-baik deh.  Saranku sihh kamu menjauh dari gadis gadis yang lain ajah.” Ucap Alvin
“Menjauh dari gadis-gadis lain ??? Apa maksudnya ???” Tanya Rio penasaran
“Aku sama kamu lebih pintar kamu Yo, Jadi aku yakin kamu ngerti maksud aku. Hemm, aku masuk dulu yah, mau ketemu sama ayang Sivia.” Ucap Alvin nyengir kuda seraya berlalu untuk menemui kekasihnya.
“Apa maksudnya menjauh dari gadis lain, emangnya aku deket sama siapa ??” Gumam Rio bingung
            Beberapa saat kemudian ada seseorang yang telah berdiri menggantikan posisi Alvin tadi di hadapan Rio. Sepertinya pemuda ini masih dalam dunia khayalnya sehingga dia tidak mengetahui ada orang di hadapannya.
“Hey Rio. Kenapa ngelamun ???” Tanya orang di hadapan Rio.
“Ah Eh … Dea ??? Ngapain kamu disini ???” Tanya Rio bingung
“Aku daritadi disini, kamunya aja yang gak lihat. Ke kelas bareng yuk (meraih lengan Rio).”
“Mmm, gak. Aku lagi nunggu …”
“Nunggu siapa ??? Ayolah Yo, aku pengin ke kelas bareng kamu.” Ucap Dea dengan nada manja
“Mmm, yaudah lakh. Yuk.” Jawab Rio seraya melangkah memasuki koridor sekolah.
“Nah gitu dong.” Ucap Tasya tersenyum kemenangan
            Di tengah jalan ada 2 orang gadis cantik yang sedang berdiri di depan madding. Sepertinya mereka selesai membaca kabar terbaru dari SMA Bintang. Gadis yang berwajah seperti orang korea menepuk pelan punggung sahabatnya karena melihat orang yang baru saja memasuki sekolah dengan berpegangan tangan lebih tepatnya merangkul lengan kekasih sahabatnya.
“Hay sayang …” Sapa Rio dengan polosnya kepada kekasihnya itu. Sepertinya dia tidak mengetahui apa yang terjadi kepada kekasihnya itu.
“Mmm Vi, aku pergi kekelas dulu yah. Sampai nanti.” Ucap Ify kepada sahabatnya itu.
“Fy, Ify tunggu aku (teriak dan memandang kekasih sahabatnya itu dengan wajah tidak bersahabat dan garang). Dasar gak punya perasaan.” Ucap Sivia ketus dan langsung berlari mengejar Ify.
“Vi, maksud kamu apa ??? Jelasin dulu dong.” Teriak Rio ingin mengejar kekasihnya itu tapi ada tangan lain yang mencegah lengannya agar tidak pergi.
“Ke kelas ajah yuk. Nanti aja kamu ngatasinya. Udah mau bel.” Ucap Dea.
“Yaudah.” Jawab Rio pasrah
èèèèèèèèèèèè
“Udahlah Fy, kenapa sih kamu masih tahan aja sama sikap ka’ Rio. Jelas-jelas dia tadi dengan polosnya bilang sayang sama kamu tapi nyatanya lengan dia dirangkul sama nenek lampir itu. Ngomong aja sama ka’ Rio Fy, kalo perlu kamu marah sama dia dan Tanya mau dia apa sebenernya. Aku gak bisa ngelihat kamu terus-terusan nangis kejer kaya gini CUMA gara-gara ketua osis yang seenaknya itu.” Bentak Sivia kepada sahabatnya itu.
Mereka berada di atap gedung lantai 3 di SMA Bintang. Sedangkan sahabatnya hanya duduk seraya memeluk lututnya itu dan terus menangis. Sedari tadi Cuma kegiatan itu yang dilakukan oleh sahabatnya itu. Sehingga emosi gadis berambut panjang ini memuncak. Dia tidak terima kekasih sahabatnya itu menyakiti Ify.
“Udahlah Fy, berhenti menangis dan ngomong sama ka’ Rio tentang ini semua. Dari pertama, ka’ Dea tuh gangguin ka’ Rio mulu. Minta di ajarin bikin proposal lakh, minta di temenin kesini lakh, minta di anterin kesitu lakh, dan yang paling parah dia berani mencium pipi ka’ Rio. Dasar nenek lampir, dia gak sadar apa kalo ka’ Rio itu punya kamu.” Cerocos Sivia tidak terima. Sepertinya kebawelan gadis ini mulai kambuh.
“Tapi aku takut ka’ Rio mutusin aku Vi.” Gumam Ify lirih
“Yaudah lakh, biarin dia mutusin kamu daripada kamu terus terusan di bikin nangis kaya gini, kamu tuh cantik, banyak pria yang mau sama kamu. Lupain ka’ Rio kalo ka’ Rio maunya begitu. Yang penting sekarang kamu ngomong sama ka’ Rio apa maunya. Masalah hasil nanti aja. Yang penting kamu ngomong dulu sama ka’ Rio.” Cerewet Sivia lagi, lagi dan lagi (?).
“Pulang sekolah aku janji bakal meluruskan segalanya.” Tekad Ify
“Nah gitu dong, itu baru sahabatku.” Ucap Sivia seraya merangkul Ify.
“Hehehe. Makasih yah Vi, kamu baik banget sama aku. kamu juga selalu ngehibur aku.” Ucap Ify seraya menghapus air matannya yang masih ada di pipinya.
“Sama-sama cantik. Itu gunanya sahabat kan ??? Ke kelas yuk.” Ajak Sivia dan Ifypun mengangguk tanda ia setuju dengan ucapan sahabatnya.