Senin, 11 Maret 2013

Cinta Membawa Perubahan - Part 1


CINTA MEMBAWA PERUBAHAN
PART 1

            Seorang pria tampan sedang merutuki nasibnya sendiri. Dirinya sedang sial sekarang ini, dirinya di tugaskan oleh kepala sekolah secara langsung untuk membereskan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah dibantu dengan pustakawan sekolahnya sendiri. Tapi tetap saja dirinya sial, karena apa, karena pria tampan ini baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai ketua osis dengan baik dan benar, yaitu melaksanakan kegiatan MOS untuk para junior yang baru saja selesai 2 hari yang lalu.
Tapi sekarang sudah di tugaskan untuk mengurusi perpustakaan sekolahnya. Alasanya karena sebentar lagi banyak junior yang bakal masuk ke dalam perpustakaan. Dengan berat hati pria tampan ini menuruti permintaan kepala sekolah tercintanya L. Dirinya sekarang sedang membawa beberapa buku di tanganya. Sepertinya bukunya sangat banyak. Sampai-sampai menutupi matanya untuk berjalan. Akibatnya ….
Brukkkkk …..
            Buku buku berserakan di lantai. Ada seseorang yang menabraknya yang menyebabkan semua buku yang tadi di bawanya terjatuh. Pria ini langsung mengalihkan pendangannya dari buku ke orang yang menyebabkan bukunya terjatuh. Karena emosi dan capek, maka dirinya pun langsung menatap cewek di hadapanya yang tajam. Seperti ingin membunuh cewek yang tadi menyebabkan bukunya jatuh sekarang juga.
“Loe kalo jalan pake mata bisa nggak.” Ucap pria tampan ini nyolot.
“Yang seharusnya marah kan harusnya gue. Kenapa loe yang marah. Loe yang nabrak gue, tapi gue yang di salahin.” Balas cewek manis di hadapanya ikutan nyolot.
“Heh, loe jadi junior jangan belagu deh. loe udah buat masalah sama gue. Sekarang loe ambil buku-bukunya.” Perintah pria tampan ini kepada juniornya. Karena cewek manis di hadapanya menggunakan seragam warna merah putih semacam baju olahraga yang dibuat khusus untuk melaksanakan MOS di SMA Bintang selama satu mingggu.
“Enak ajah. Ambil sendiri sana. Emang siapa gue yang mesti ngambil buku loe.”
“Ought. Jadi loe lebih memilih buat dapet warna merah di raport loe ntar daripada nurutin perkataan gue.” Ancam ketua osis SMA Bintang ini.
“Kok loe malah ngancem sih. Yang salah itu kan elo, harusnya loe yang minta maaf sama gue. Kenapa jadi gue yang harus nurutin perkataan loe.”
“Ok, gue gak akan ngasih warna biru di raport loe nanti, tapi merah, dan loe rasain sendiri akibatnya.” Ucap Rio kemudian mulai berjongkok untuk memunguti buku-bukunya. Tetapi belum sempat mengambil bukunya, ada yang langsung mengambilnya.
“Iyah iyah. Gue turutin perkataan loe KAK MARIO.” Ucapnya seraya menekankan kalimatnya pada kata kak Mario.
“Nih.” Seraya menyerahkan buku-bukunya yang tadi di pungutnya.
“Ngapain loe nyerahin tuh buku ke gue. Ya loe taruh lah di tempatnya. Setelah itu loe harus ngebantuin gue. Ngerti.” Ucap Rio nyolot.
“Ihh, loe tuh maunya apa sih. Jangan mentang-mentang loe ketua osis tapi loe bisa berbuat seenaknya sama gue yah. Gue gak bisa di tipu sama loe. Baik, gue bakalan naruh nih buku di tempatnya. Tapi nggak dengan ngebantuin loe setelah ini. Ngerti.”
“Justru karena gue ketua osis makanya gue itu berbuat seenaknya. Denger yah junior yang nggak punya sopan santun. Hasil raport MOS loe dan temen-temen loe ada di tangan gue sebagai ketua osis’nya. Jadi, kalo loe gak bisa hormat sama gue, gue juga gak bisa ngasih nilai biru buat loe. sekarang gimana ??? Masih mau ngebantah ???”
“Iya iya. Gue ngebantuin loe setelah ini. Dasar ketua osis nggak bener. Siapa sih yang memilih loe jadi ketua osis, matanya udah pada buta kali yah. Sekarang nih buku mau di taruh dimana. Berat banget nih.”
“Ya loe cari tempat rak’nya lah sesuai bukunya, ngapain loe nanya sama gue.”
“Heh, loe tuh nyebelin banget sih. Gue udah rela-rela ngebantuin loe tapi loe malah kayak gini. Tinggal bilang dimana tempatnya susah amat sih. Mana ngerti nih buku mau di taruh dimana, gue ajah baru pertama kali masuk nih perpustakaan.”
“Bodo. Sebutin nama loe selengkap lengkapnya dan kelas loe sekarang.” Suruh Rio yang membuat sang gadis melotot kaget.
“Nama gue Alyssa Saufika Umari. Loe bisa manggil gue Ify. Gue kelas X.2.” Jawab sang gadis yang ternyata bernama Ify itu nyolot.
“Nama loe gak nyambung banget sama panggilan loe.” Ucap Rio sinis
“Masalah buat loe. itu terserah gue mau nyambung atau nggak, kenapa loe yang repot.”
“Udah deh, males gue berdebat sama loe. jangan lupa yah cantik, Setelah ini loe mesti ke belakang perpustakaan ini, bantuin gue. Awas ajah kalo loe berani kabur dari gue. Nilai merah di depan mata. Ngerti cantik.” Ucap Rio seraya menyentuh dagu gadis di hadapanya tetapi langsung di tepis olehnya. Kemudian, gadis cantik itupun menaruh bukunya dan Rio kembali ke tempat awalnya tadi dengan senyum miringnya.
YYYYYYYYYY
            Seorang gadis sedang asyik mendribble bola basketnya ke sana kemari. Dengan lincahnya gadis itu menggerakan bola basket yang ada di tangannya. Dan sesekali mengshoot bolanya ke dalam ring dan selalu masuk dengan mulus. Gadis ini tidak perduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya yang memandangnya kagum. Dirinya masih asyik memainkan bola basketnya sendirian. Gadis ini tidak tahu kalau ada seorang pria yang duduk di bangku penonton seraya memegang sofe drink’nya di tangan kananya. Matanya tidak pernah lepas dari gadis ini yang sedang bermain basket di lapangan basket sekolahnya.
            Dengan pasti pria tampan itu melangkah turun menuju ke tengah lapangan. Dan berhenti tepat di belakang sang gadis yang bersiap untuk melakukan shooting ke dalam ring basket itu. Dengan cepat pria tampan itu mengambil bola yang ada di atas kepala sang gadis yang bersiap melakukan shooting ke dalam ring. Otomatis gadis itu marah dan kesel karena aktifitasnya terganggu dengan kehadirannya.
“Balikin bola gue.”
“Ought, jadi ini bola bener-bener punya loe. loe sengaja bawa dari rumah, hebat juga punya bola basket sendiri.”
“Heh, maksud loe apaan. Secara nggak langsung loe udah menghina gue. Loe pikir loe doang yang kaya, banyak yang lebih kaya daripada loe. sombong banget jadi orang.”
“Hey manis. Loe sama sekali gak tertarik sama gue ???” Bukanya menjawab malah memberi pertanyaan baru kepada sang gadis.
“Apah. Tertarik sama loe. sorry yah. Gue sama sekali nggak tertarik sama loe. sekarang balikin bola gue.” Ucap sang gadis seraya berusaha merebut kembali bola basketnya.
“Karena loe nggak tertarik sama gue, bola basket ini gue sita. Sampe loe mengakui kalo loe tertarik sama gue dan bilang sama gue kalau gue itu ganteng, keren, cool, dan mengagumkan.”
“Jangan mimpi gue bakal bilang kaya gituh sama loe. loe pikir gue Cuma punya bola basket satu apa !!! Nggak yah, sayangnya gue punya banyak cadangan di rumah :p. itu buat loe ajah sana. Kasihan yang nggak punya bola basket dirumah.” Ejek sang gadis dengan senyum miringnya dan membuat sang pria emosi dan geram.
“Apa loe bilang, heh, denger yah. Gue itu punya banyak bola basket dirumah. Bahkan lebih banyak dari loe. gue sita ini karena gue yakin ini bola berharga banget buat loe. So, gue bakal jual nih bola kalau emang loe gak butuh dan loe punya banyak cadangan dirumah.” Ancamnya.
“Darimana loe tahu kalau tuh bola penting buat gue.” Tanya sang gadis heran.
“Sebutin dulu nama loe. Salah. Maksud gue, biografi loe selengkap lengkapnya. Baru gue jawab pertanyaan loe.” Jawab sang pria menyuruh.
“Nama gue Agni, Agni Nubuwati. Gue alumni SMP Harapan Bangsa. Sekarang loe jawab pertanyaan gue.” Ucap sang gadis yang ternyata bernama Agni.
“Ought, nama loe Agni. Kenalin, nama gue Cakka. Cakka Kawekas Nuraga. Cowok paling ganteng, keren, dan mengagumkan di SMA ini.” Balas Cakka dengan narsisnya.
“Gak usah kepedean jadi orang. Gue tahunya loe itu adalah cowok playboy yang suka nyakitin banyak cewe. Itu yang gue tahu tentang loe.”
“Yah, gue kan ganteng, keren. gak heran dong kalo gue playboy. Loe harus mau mengakui kalo gue itu emang ganteng dan keren. dan loe itu tertarik sama gue.” Ucap Cakka masih dengan narsisnya.
“Gak, dan gak akan pernah. Ngerti.” Ucap Agni seraya meninggalkan Cakka sendirian di lapangan basket. Sedangkan Cakka hanya tersenyum miring melihat punggung gadis itu yang kini kian menjauh.
YYYYYYYYYY
            Seorang gadis cantik memasuki wilayah kantin yang saat itu sedang rame-ramenya. Dirinya hanya berdiri di pintu kantin seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Setelah menemukan apa yang dia cari, gadis cantik itupun langsung memesan makanan dan membawanya ke bangku yang terletak di sudut kantin. Dengan PD’nya dirinya langsung duduk di hadapan pria dan langsung memakan makananya. Sedangkan sang pria hanya melotot kaget dengan tingkah gadis ajaib di hadapanya.
“Loe ngapain duduk di sini.” Tanya pria hitam manis tepat di hadapan sang gadis.
“Eh, maaf yah. Gue ikut duduk disini nggak papa kan ??? Penuh banget tempatnya soalnya.” Pinta sang gadis masih dengan memakan makanannya dengan lahap.
“Nggak sopan loe. harusnya loe ijin dulu dong, seenaknya aja duduk disini.” Omel sang pria.
“Iya iya maaph. Tadi kan udah minta ijin.”
“Karena loe minta ijinya telat. Jadi, gue nggak ngijinin loe duduk disini. Pindah sana.” Usir pria itu halus dan membuat sang gadis menganga kaget.
“Kak, please dong. Ijinin gue duduk disini. Laper kak.” Pinta sang gadis lagi.
“Ok, gue ijinin. Tapi ada satu syarat.” Ucapnya “Apa ???” Tanya sang gadis.
“Loe mesti jadi cewek gue.” Jawabnya singkat dan lagi lagi membuat sang gadis menganga kaget untuk kedua kalinya dibuatnya.
“Loe gila yah. OGAH. O to the GAH. Ajaib banget sih syaratnya. Loe pikir loe siapa nyuruh nyuruh gue jadi cewek loe. mendingan gue pergi dari sini daripada jadi cewek loe.” Ucap sang gadis nyolot seraya bersiap pergi dan membawa makanannya tapi lenganya di tarik oleh sang pria membuat dirinya kembali duduk di bangkunya.
“Loe sekarang resmi jadi cewek gue.” Ucapnya dan lagi-lagi membuat sang gadis kaget.
“Loe gila beneran deh kayaknya. Gue ajah baru ngobrol sama loe sekarang, loe dengan PD’nya nyuruh gue buat jadi pacar loe. dasar Crazy Boy. Pokoknya gue gak mau jadi cewek loe. lepasin tangan loe dari tangan gue sekarang.”
“Gak, pokoknya loe jadi cewek gue sekarang. Atau gue bilang sama ketos supaya ngasih raport merah buat loe ???” Ancamnya.
‘Kalo gue dapet merah gue gak jadi masuk ke sekolah ini dong. Rese banget sih nie cowok. Ya Allah selamatkanlah diriku yang lemah ini dari cowok rese di hadapanku YA Allah.’ Pikirnya.
“Gimana ??? Malah bengong. Sekarang sebutin nama loe sama kelas loe.” Suruh sang pria
“Nama gue Ashilla Zahrantiara. Loe bisa manggil gue Shilla. Gue anak kelas X.2.” Jawab sang gadis ketus.
“Dan sekarang loe resmi jadi cewek gue. Nama gue Gabriel Stevent Damanik, gue kelas XI IPA 1. Gue mau, pulang sekolah nanti loe nungguin gue. Kita pulang bareng. Gue yang bakal ke kelas loe. awas ajah kalo loe kabur, gue gak segan-segan ngasih warna merah buat loe. ngerti cantik. Sampe ketemu nanti ya cantik. Bye.” Ucap Gabriel seraya meninggalkan seorang gadis yang masih dengan rasa kagetnya.
“Gila.”
YYYYYYYYYY
            Seorang gadis sedang menggerutu kesal karena para sahabatnya yang menghilang entah kemana. Dirinya di tinggal oleh sahabatnya. Sahabatnya mengaku mereka ingin menuju ke perpustakaan, ke kantin dan yang satunya meminta ijin untuk bermain basket di lapangan basket di sekolah barunya itu. Dan anehnya mereka tidak ada yang mengajak dirinya untuk ikut bersama salah satu dari mereka.
            Karena kesal, maka gadis cantik ini hanya melangkahkan kakinya menyusuri jalan di sekolahnya. Dan tiba-tiba saja dirinya sudah berada di suatu tempat yang sangat nyaman yang berada di belakang sekolahnya. Dengan senang hati, dirinya melangkah menuju ke tengah dan berteriak sekeras mungkin untuk melepas beban yang ada pada dirinya. Setelah puas, gadis ini tersenyum sangat manis dan tidak menyadari jika ada orang selain dirinya di tempat itu.
“Loe fikir nih sekolah punya nenek loe apa.” Ucap seseorang yang membuat sang gadis mencari tahu darimana sumber suara itu berasal.
“Kak Alvin.” Gumam sang gadis kaget karena melihat seniornya tiduran di salah satu bangku.
“Nggak usah sok kaget loe. Loe udah mengganggu aktifitas gue. Bukanya minta maaf malah sok kaget gituh. Udah jelek tambah jelek loe dengan ekspresi kaya gituh.” Ucap sang senior yang ternyata Alvin sinis. Mendengar perkataan sang senior, gadis ini menjadi kesal, yang sebelumnya terpesona sekarang malah menjadi benci dan kesal dengan pria ini.
“Loe kok ngatain gue. Loe pikir loe ganteng apah. Kaya loe nggak jelek ajah. gue itu nggak pernah mengganggu loe yah. Sembarangan aja kalo nuduh.” Balas sang gadis kesal.
“Heh nona manis, loe nggak nyadar ??? Teriakan loe itu mengganggu gue yang lagi tidur. Dan gara-gara loe teriak keras banget, gue jadi nggak bisa tidur dengan tenang.” Terang sang senior.
“Ought, terserah gue dong. Nih tempat kan buat umum, dan terserah gue mau ngapain ajah. lagian loe nggak punya kerjaan banget jadi orang, tidur siang bolong kaya gini.”
“Heh nona. Itu juga terserah gue mau ngapain ajah disini. Tapi, teriakan loe itu sangat amat mengganggu gue. Loe fikir nih hutan apah, teriak teriak di taman sekolah kaya gini.”
‘Ought, jadi nih taman sekolah toh, bagus juga tempatnya, lumayan buat ngadem plus kabur kalo lagi males ngikutin pelajaran.’ Batin sang gadis seraya tersenyum senang.
“Ngapain loe senyum senyum kaya orang gila gituh. Jangan-jangan loe emang orang gila yah, pantes ajah teriak-teriak kaya gituh.” Ucap sang senior yang langsung membuat sang gadis melotot tajam karena tidak terima dirinya di cap sebagai orang gila.
“Heh, sembarangan loe kalo ngomong. Daripada loe tidur disini, kaya nggak punya rumah ajah. jangan-jangan loe emang suka tidur disini lagi kalo malem karena gak punya rumah. Hahaha.”
“Enak ajah. baru kali ini gue tidur disini. Eh, ngomong-ngomong loe ituh junior gue yah. Berani banget loe nyolot sama gue dari tadi.” Ucap sang senior kaget setelah menyadari seragam yang dikenakan oleh sang gadis di hadapanya.
“Nyolot ??? Bukanya loe yang duluan nyolot sama gue yah. Kalo loe gak nyolot duluan, mana mungkin gue berani sama senior sendiri.”
“Gue kasih raport merah buat loe. itu udah keputusan bulat dari gue karena loe udah ngganggu aktifitas gue dan loe udah berani sama gue.”
“Apa ??? Seenaknya ajah loe ngasih gue raport merah, siapa elo. Yang berhak ngasih nilai ituh Cuma ketua osis bukan wakil ketua osis, jadi loe nggak berhak.”
“Denger yah. Rio ituh mesti minta pendapat dari anggota osis yang lain kalau mau ngasih nilai buat junior. So, loe masih berani sama gue ???”
“Iyah deh kak, maaf deh. jangan kasih merah yah kak, ntar gue gak bisa sekolah disini.” Pinta sang gadis setelah mendengar penjelasan sang senior.
“Udah tahu ajah baru ngemis-ngemis. Gue gak bisa maafin loe gituh ajah. Because what, karena loe udah mengganggu aktifitas gue.”
“Kak, maafin dong, ntar gue beliin apa yang loe mau deh.” Tawar sang gadis.
“Gue gak mau berupa materi. Gue maunya, loe mesti mau jadi pacar bohongan gue (Sang gadis melotot kaget mendengar permintaan sang waketos itu), tenang ajah, bukan di depan temen-temen gue, guru-guru, orang tua gue ataupun temen temen loe. tapi di depan cewe yang sering ganggu gue.” Terang sang waketos pada juniornya.
“Loe gila yah, nggak mau. Gue nggak mau nurutin mau loe.” Jawab sang gadis tegas.
“Pilih dapet merah dan keluar dari sekolah secara terhormat atau jadi pacar bohongan gue di depan cewek yang sering gangguan gue atau lebih tepatnya sama semua cewek yang ngefans berat sama gue.”
“Gila loe.”
“Nama loe siapa ???” Bukanya menjawab malah pria tampan ini bertanya kepada sang gadis.
“Sivia, Sivia Azizah.” Jawab sang gadis itu ketus seraya meninggalkan pria tampan itu yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
SKIP !!!
            Jam pulang sekolah berbunyi nyaring. Seluruh siswa bergegas menuju keluar sekolah. Tetapi keempat gadis cantik masih setia berada di kelas barunya yang baru 2 hari di tempati mereka. Mereka memikirkan kejadian pagi tadi bersama sang senior yang menyebalkan secara serempak. Tetapi mereka tidak tahu jika kejadian yang mereka alami satu sama lain adalah sama, yaitu di kerjain senior dan bertemu dengan senior yang sangat menyebalkan.
“Beteeeeee.” Teriak keempat gadis itu secara serempak. Otomatis satu sama lain saling memandang dengan ekspresi bingung.
“Loe semua kenapa ???” Lagi lagi dan lagi mereka mengucapkan satu kalimat secara serempak.
“Oke, cukup kita sehatinya, sekarang cerita ajah satu sama lain.” Ucap gadis tomboy yang kesal karena sedari tadi hanya mengucapkan kalimat yang sama.
“Yap, bener banget kata Agni, mulai dari loe deh Vi.” Ucap gadis berdagu tirus kepada gadis chubby dan diangguki oleh kedua sahabatnya dan gadis chubby itu mengangguk kemudian memulai bercerita. Sahabatnya menjadi pendengar yang baik.
            Mereka bercerita satu sama lain seraya mengingat kejadian pagi tadi dimana saat dirinya bertemu dengan sang senior yang sok berkuasa dan amat sangat menyebalkan. Setelah selesai, mereka baru menyadari jika kejadian yang menimpa mereka itu serupa, yakni berurusan dengan sang senior menyebalkan.
            Ify, Allysa Saufika Umari. Gadis cantik yang mempunyai sifat ceria, ramah, baik hati dan lembut serta care terhadap siapa saja. Baik orang terdekatnya maupun orang yang ia tak kenal. Gadis yang sangat suka dengan music. Music adalah sebagian dari hidupnya. Jadi tidak salah jika dirinya langsung masuk ke ekskul music. Gadis cantik ini yang tadi bertemu dengan sang ketua osis SMA Bintang yakni Rio.
            Agni, Agni Tri Nubuwati. Gadis tomboy yang sangat suka bermain basket dan olahraga lainnya dan mempunyai sifat baik, ramah, care, bertanggung jawab dan jagoan. Gadis manis ini sangat pandai melakukan bela diri apapun. Bahkan dirinya sering bertengkar dengan orang yang berani mengganggu dirinya. Gadis tomboy plus manis ini adalah gadis yang bertengkar dengan sang kapten basket SMA Bintang, Cakka.
            Ashilla Zahrantiara, tepatnya biasa di sapa dengan akrab dengan Shilla. Gadis cantik yang sangat suka menjaga penampilanya. Gadis yang sangat suka dengan urusan fashion. Gadis cantik ini mempunyai sifat mudah bergaul, Percaya diri, care, baik hati dan lucu. Gadis cantik ini yang bertemu dengan sang senior yang bernama Gabriel di kantin.
            Sivia, Sivia Azizah. Gadis chubby dan cantik ini mempunyai sifat paling cuek di antara ketiga sahabatnya. Dan dirinya juga yang mempunyai sifat jaim sedangkan sahabatnya tidak ada yang memiliki sifat itu. Tetapi, gadis cantik ini sangat ramah dan care terhadap siapa saja. Gadis chubby ini yang benci terhadap seniornya yakni waketos yang bernama Alvin.
“Loe semua mending gak ada syarat yang di ajuin. Nah gue, gue di suruh jadi ceweknya. Males banget gue jadi ceweknya, emang sih dia ganteng, keren, cool, manis. Tapi nggak bisa gitu dong kalo mau jadiin cewek sebagai ceweknya. Masa maksa sih.” Cerocos Shilla dan membuat ketiga sahabatnya melongo kagum dengan sahabatnya yang ajaib ituh.
“Loe pikir, Cuma loe yang mau di bikin jadi ceweknya apah. Gue juga Shilla. Bahkan kalau gue gak mau nurutin permintaanya gue bakalan di kasih nilai merah sama dia. mentang-mentang dia Waketos apa seenaknya sendiri.” Sambung Sivia yang mengalami kejadian yang sama.
“Loe berdua mending, bola basket gue di sita sama si playboy jelek ituh. Itu bola kesayangan gue guys. Dan di sita sama dia. kalau gue pengin tuh bola kembali ke gue, gue harus mau mengakui kalau dia ganteng, keren dan mengagumkan. Males banget tahu nggak.” Ucap Agni menggebu gebu
“Fy, loe nggak ada masalah apa-apa sama kak Rio ???” Tanya Sivia mewakili sahabatnya.
“Gak ada masalah ??? Masalah gue sama dia justru yang paling gede dari loe semua. Ketua osis gila. Gue dijadiin babu sama dia. disuruh inilah disuruh itulah. Kalaupun dia bukan ketua osis udah gue tendang tuh mukanya. Nyebelin banget tahu gak. Kalo gue gak inget dia itu yang nentuin nilai kita. Gue udah ngajakkin dia berantem kali.” Terang Ify menggebu gebu.
“Sabar neng. Esmosi banget kayaknya.”
“Gimana gue gak emosi Shillaaaa. Dia ituh udah menindas kita pake kekuasaan dia sebagai ketua osis. Lihat aja ntar. Gue bales tuh cowok. Dia pikir dia hebat apa make kekuasaan dia begitu. Awas aja ntar.”
“Sabar Fy. Kita nikmatin dulu lakh sekolah disini. Toh, kita emang pengin banget kan sekolah disini. Jadi, kalo kita emang masih mau sekolah disini. Kita baik baikin dulu ajah sama semua anak osis. Jangan berani ngelawan dulu deh.”
“Bener tuh kata Agni. Setelah kita bebas dari MOS ini, kita baru mikir gimana caranya balas dendam sama mereka. Lagian bukan Cuma loe doang Fy yang sebel. Kita juga. Termasuk gue yang dengan seenaknya di jadiin pacar sama si sipit ituh. Rese emang.”
“Gue juga Siviaaaa. Gue di jadiin pacar bohongan juga sama si rese.”
“Bola basket gue di ambil sama si playboy kampungan ituh.”
“Perasaan loe semua yang bilang sama gue kalau kita gak boleh emosi dulu deh. kok malah sekarang kalian yang ngingkarin omongan loe sendiri.”
            Ketiga sahabatnya hanya nyengir mendengar ucapan Ify.
“Yah habis sebel Fy.”
“Jalan jalan yuk guys. Gue bosen disini mulu. Nyari udara seger lakh.” Ajak Shilla.
“Yaudah yuk. Gue juga bosen disini mulu.”

gimana guys ??? bagus nggak ???
Kalo nggak bagus gak akan saya lanjutin kok ..
kalau kalian mau comment atau sekedar like bakalan tak lanjutin deh :D

Cinta Membawa Perubahan - Prolog


PROLOG !!!
Rify, Cagni, Alvia, dan Shiell
CRAG, siapa yang gak kenal sama geng satu itu. Geng yang terdiri dari cowok-cowok tampan dan keren plus dari mereka memiliki satu bakat yang luar biasa di mata semua orang yang satu sekolah denganya maupun di luar sekolahnya. Bahkan gak heran kalau mereka sering banget mendapatkan pujian, baik dari teman-temannya, maupun guru guru di sekolahnya.
            Cakka, tepatnya Cakka Kawekas Nuraga, anak dari Bapak Nuraga dan Ibu Siska yang memiliki wajah yang tampan dan pesona yang sangat luar biasa. Lelaki tampan ini dikenal sebagai cowok yang playboy. Sering gonta ganti cewek. Dan yang namanya Cakka gak pernah mengalami masa-masa jomblo. Dirinya mengaku keren dan tampan serta pinter makanya dia bisa disebut sebagai cowok playboy.
Cakka memiliki bakat yang luar biasa, dirinya sangat ahli di bidang olahraga basket. makanya gak heran kalau dirinya itu mendapat gelar kapten basket. dirinya juga menyukai music, tepatnya bermain gitar. Dirinya sangat suka bermain gitar daripada alat music yang lainnya. di bidang akademik, pria tampan ini juga cukup pandai. Tapi Cakka sangat sangat benci dengan pelajaran sejarah. karena baginya mempelajari pelajaran sejarah hanya membuang waktu saja. Masa orang jaman dulu di ungkit ungkit terus. Dan pelajaran sejarah baginya sangat membosankan.
Rio, Mario Aditya Haling. Anak yang berasal dari keluarga Haling yang terkenal kaya di daerahnya. Dengan ayahnya yang bernama Haling dan ibunya yang bernama Manda maka lahirlah cowok keren ini. Selain keren, dirinya juga sangat pandai dalam pelajaran apapun. Dan menurut pengakuan kaum hawa di sekolahnya, dia dikenal sebagai cowok tampan, keren, cool, dingin, cuek dan masa bodoh dengan sekitarnya. Apalagi dengan yang namanya kaum hawa. Jika ada kaum hawa yang ingin mendekatinya dirinya langsung lebih memilih pergi daripada meladeni cewek cewek di sekolahnya yang histeris jika melihatnya.
Rio juga sama seperti Cakka sahabatnya. Dirinya memiliki bakat yang luar biasa di bidangnya. Selain jago bermain basket dan berenang, pria tampan ini juga jago memainkan semua alat music. Hampir seluruh alat music hampir ia kuasai di luar kepala. Dan dirinya juga sangat pandai dalam bidang akademik. Tapi yang sangat pria tampan ini suka adalah pelajaran Matematika dan Fisika. Gak heran kalau dirinya sering di tunjuk untuk mengikuti olimpiade antar sekolah maupun antar kota. Dengan kepintaran yang pria tampan ini punya, dirinya berhasil menjabat sebagai ketua osis di sekolahnya.
Alvin, Alvin Jonathan Sindunata. Pria tampan ini lahir dari keluarga konglomerat. Keluarga Sindunata adalah pemilik sekolah dari sekolah Alvin yang sekarang ia tempati. Keluarga Sindunata juga memiliki banyak perusahaan yang menyebar di seluruh wilayah di Asia. Bahkan yang di luar negeri pun ada. Sifat yang dimilik pria tampan bin keren ini sama seperti sahabatnya, Rio. Dia dikenal sebagai cowok dingin, cuek dan gak perduli sama sekitarnya. Kalau ada kaum hawa yang ingin mendekatinya, pasti dirinya langsung bertindak gak perduli.
Alvin memiliki bakat yang sama dengan para sahabatnya. Tetapi yang lebih menonjol adalah Karate, Silat atau bela diri semacamnya yang lain. Dirinya di kenal sebagai cowok yang paling hebat di sekolahnya. Karena Alvin ini memiliki kekuatan otot yang sangat luar biasa. Makanya, kaum adam tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Selain Karate, dia juga bakat di bidang Olahraga Basket dan Futsal. Dia juga mahir bermain music sama seperti Rio tapi gak semuanya. Hanya beberapa saja yang pria tampan ini bisa. Dirinya berhasil menjabat sebagai wakil ketua osis di sekolahnya.
Gabriel Stevent Damanik atau yang lebih akrab di sapa Gabriel atau iel. Pria tampan yang lahir dari keluarga yang kaya raya. Pria tampan ini dikenal sebagai cowok ganteng, keren, cool, pinter, baik, ramah, care, dan bertanggung jawab. Tetapi pria tampan ini sangat berbeda dengan sahabatnya yang bernama Rio. Pria tampan ini sangat benci sekali terhadap pelajaran hitung menghitung. Termasuk Matematika dan Fisika di dalamnya. Tapi anehnya dirinya berhasil masuk sebagai anggota osis dan masuk ke kelas IPA. Bayangkan guys, orang yang gak suka menghitung malah masuk kelas yang suka menghitung. Aneh.
Tapi Gabriel memiliki bakat seperti para sahabatnya. Dia ahli di bidang music, basket, berenang. Pokoknya pria tampan ini sangat suka dengan olahraga macam apapun. Dan pria tampan ini berhasil menjadi anggota dari seluruh group olahraga di sekolahnya. Bahkan pria tampan ini berhasil menjadi ketua ekskul Futsal di sekolahnya. Gabriel juga jago karate, hanya saja gak semahir Alvin yang sudah di hafalnya di luar kepala. Dan kalian mesti tahu, Gabriel ini menjadi ketua kelas di kelasnya dan para sahabatnya.
Itulah CRAG yang terdiri dari Cakka, Rio, Alvin dan Gabriel. Mereka bersekolah di sekolah favorite yang bernama SMA Bintang. Dan kelas mereka di kelas XI IPA 1. Mereka berempat bersahabat sejak kecil dan sampe sekarang masih bersahabat. Bagi mereka, sahabatnya adalah seseorang yang sangat berharga kedua setelah keluarga mereka.
Motto mereka berempat adalah persahabatan tetap menjadi nomor 1, dan urusan cewe belakangan. Itulah mereka. Walaupun salah satu di antara mereka ada yang playboy tetapi mereka lebih mengutamakan sahabat. Dan mereka berjanji tidak akan suka dengan gadis yang sama suatu saat nanti J.
Ify, Allysa Saufika Umari. Gadis cantik yang mempunyai sifat ceria, ramah, baik hati dan lembut serta care terhadap siapa saja. Baik orang terdekatnya maupun orang yang ia tak kenal. Gadis yang sangat suka dengan music. Music adalah sebagian dari hidupnya. Jadi tidak salah jika dirinya langsung masuk ke ekskul music.
            Agni, Agni Tri Nubuwati. Gadis tomboy yang sangat suka bermain basket dan olahraga lainnya dan mempunyai sifat baik, ramah, care, bertanggung jawab dan jagoan. Gadis manis ini sangat pandai melakukan bela diri apapun. Bahkan dirinya sering bertengkar dengan orang yang berani mengganggu dirinya.
Ashilla Zahrantiara, tepatnya biasa di sapa dengan akrab dengan Shilla. Gadis cantik yang sangat suka menjaga penampilanya. Gadis yang sangat suka dengan urusan fashion. Gadis cantik ini mempunyai sifat mudah bergaul, Percaya diri, care, baik hati dan lucu.
            Sivia, Sivia Azizah. Gadis chubby dan cantik ini mempunyai sifat paling cuek di antara ketiga sahabatnya. Dan dirinya juga yang mempunyai sifat jaim sedangkan sahabatnya tidak ada yang memiliki sifat itu. Tetapi, gadis cantik ini sangat ramah dan care terhadap siapa saja.
            Mereka bersahabat sejak kecil. Mereka selalu bersama sama, walaupun keadaan mereka sedang susah sekalipun, tetapi mereka selalu menjunjung tinggi sama yang namanya setia kawan. Jika ada musuh ataupun orang yang ingin berbuat jahat ke salah satu dari mereka, yang lainnya pasti akan selalu sedia membantu.
            Termasuk Agni yang biasanya selalu menjadi orang yang pertama membela pertama kali jika ada orang yang ingin berbuat macam-macam kepada sahabatnya. Itulah mereka. Mereka berempat yang selalu berempat kemana-mana. Dan mereka adalah The Beauty girl.
            The beauty girl adalah nama group mereka. Sebenarnya mereka tidak berminat untuk membuat nama group seperti itu. tetapi karena teman-temannya yang menginginkan. Maka dari itu mereka membuatnya. Bahkan nama group’nya yang sekarang adalah usulan dari teman-temannya dulu. Menakjubkan.
            And this story. Kisah persahabatan dan tentang kisah remaja akan di mulai. Kisah remaja yang akan menceritakan hubungan antara kaum adam dan kaum hawa. Dimana mereka memulai kisah mereka dengan perasaan benci dan kemudian berakhir dengan perasaan cinta.
            Dan disini. Akan diceritakan kisah para pasangan remaja yang akan memulai perjalanan cinta mereka. Dimana satu sama lain akan berusaha untuk mengubah sifat masing-masing menjadi lebih baik tentunya. Dan benar kata orang. Satu kata sakral yaitu CINTA bisa membuat sifat pasangannya menjadi jauh lebih baik.
            Walaupun ada yang bilang kalau cinta juga membawa dampak buruk untuk remaja jaman sekarang. Tapi saya akan mengubah pendapat itu. disini bukan cinta yang buruk yang akan saya ceritakan. Tetapi cinta yang dapat membuat perilaku positif juga dapat mengubah orang menjadi jauh lebih baik.

gimana gimana ???
Penasaran ???
Mari kita simak ceritanya.

Perjalanan cinta junior dan senior - part 3


Malam ini cuacanya natural seperti hari biasanya. Entah mengapa, keadaan alam malam ini begitu romantis, banyak suara burung di atas langit bersahut-sahutan membentuk suara yang sangat indah dan terdengar sangat merdu. Sepertinya malam ini menyambut sepasang insan yang sedang berbahagia dan begitu mesra.
                Seorang pria sedang berdiri di sebelah mobil APV berwarna putih dengan membawa bunga mawar berwarna merah di tangan kanannya. Pria ini menggunakan baju formal, seperti akan menghadiri acara yang sangat penting, yaitu dengan menggunakan kemeja berwarna putih, jas berwarna hitam dan celana hitam serta rambut yang dibuat berantakan tapi terlihat ….. KEREN.
                Beberapa saat kemudian, seorang gadis keluar dari sebuah rumah yang sangat mewah dengan menggunakan pakaian formal juga seperti sang pria, yaitu dengan menggunakan dres selutut berwarna putih dan dengan menggunakan wedges berwarna senada serta rambutnya yang dibiarkan tergerai indah dengan dilengkapi jepit rambut kupu-kupu berwarna hitam.
                Kemudian sang pria membukakan pintu sebelah kiri dan mempersilahkan sang gadis masuk bak seorang putri dan sang pria menutup pintu dan langsung menuju ke tempat kemudi.
“Kamu cantik banget malam ini.” Puji sang pria tulus.
“Makasih, tapi aku gak akan kemakan sama rayuan gombal kamu lagi.” Respon sang gadis.
“Ihhh Shilla, muji balik kek, malah ngomong gitu, gak asyik nie.” Ucap sang pria kepada Shilla kekasihnya.
“Oh, jadi pengin dipuji, oke. Kamu juga ganteng kok (Rio ngefly), tapi biasa aja kaya biasanya.” Ucap Shilla, dan ucapan Shilla yang terakhir membuat sang pria mengerucutkan bibirnya. “Hahaha J. Bercanda Marioku sayang, kamu itu tetep ganteng kok, dan malam ini harus aku akuin kalo kamu ituh jauh lebih ganteng dari biasanya.” Puji Shilla yang membuat kekasihnya, Rio, tersenyum lebar.
“Nah gitu dong, itu baru pujian. Hahaha J. Baru nyadar yah kalo aku itu amat sangat ganteng.” PD Rio.
“Huh, ini nie yang aku gak suka habis muji kamu. PD’nya kumat. Aku nanti harus bikin ramuan supaya kamu bisa berhenti memuji diri sendiri terus.”
“Emang ada ramuannya ???” Tanya Rio heran.
“Ada dong, nanti aku mau bikin. Dan kamu wajib minum.”
“Emang rasanya apaan ???” Tanya Rio lagi. “Ihhh, kamu tuh. Kenapa jadi bego gini deh. Aku kan Cuma bercanda, di tanggepinya serius banget. Emang kamu mau minum ramuan begituan ???” Kesal Shilla.
“Ya nggak lah, aku kira tadi kamu beneran. Yaudah lah, kita berangkat ajah. Keburu malam juga.” Ucap Rio seraya menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kebahagiaan tengah dirasakan oleh kedua insan ini. Mereka sangat bahagia malam ini, they hope this night, night is very special for them. Because Shilla will meet with Rio’s family. Sebelum pertemuan ini, Shilla memang sudah pernah bertemu dengan orang tua Rio. Dan Orang tua Rio memang sangat menyukai Shilla. Disamping mereka sangat menginginkan seorang anak perempuan, Shilla juga anaknya baik dan sangat rajin menurutnya.
                Dan pertemuan dulu menjadikan Rio dan Shilla menjadi tambah serasi dan selalu kompak serta menjadikan iri pasangan yang lain. Perestuan orang tua dalam suatu hubungan memang sangat dibutuhkan dan sangat penting.Suatu hubungan yang dilandasi dengan cinta tetapi orang tua tidak merestui akan menjadi sangat fatal akibatnya.
Restu orang tua sangat di butuhkan jika kita memang punya niat tulus dan benar-benar menyayangi dan mencintai orang yang kita sayang. Dengan begitu hubungan suatu pasangan akan menjadi lancar dan tidak ada masalah yang harus dihadapinya.
Begitu pula dengan Rio dan Shilla. Mereka ditakdirkan untuk bersama. Disamping orang tua Rio yang menyetujui hubungan mereka, orang tua Shilla juga sudah menyetujui jika mereka menjalin suatu hubungan. Rio juga pernah bertemu dengan orang tua Shilla, dan orang tua Shilla memang sangat menyukai Rio. Disamping Rio ganteng, dia juga baik dan penyayang serta pinter.
Rio menggenggam Shilla lembut seraya memasuki sebuah rumah bercat putih yang sangat megah bak istana. Di depan pintu sudah terlihat orang tua Rio serta Ray –adik Rio- yang sudah menunggu kedatangannya. Tepatnya menyambut mereka berdua. Shilla pun memberikan senyum termanisnya dan memberikan salam kepada orang tua Rio.
“Selamat malam Om, Tante, Ray.” Ucap Shilla memberi salam.
“Selamat malam. Ini kamu Shilla, tambah cantik aja sekarang. Pantesan Rio tambah suka sama kamu.” Puji mama Rio.
“Makasih tante.” Jawab Shilla seraya tersenyum manis.
“Yaudah masuk yuk, keburu makanannya dingin tuh di dalem. Ayo masuk Shilla.” Ajak Papa Rio.
“Iyah Om, terimakasih.” Ucap Shilla. “Yaudah ayo masuk.” Ajak mama Rio dengan menggandeng tangan Shilla memasuki rumahnya. Sementara Rio dan Ray masih di pintu depan.
“Gila, mama sama papa lupa sama gue. Parah.” Keluh Rio
“Hahaha. Nasib kak, loe pikir loe doang apa. Gue juga nie. Sampe jadi kacang tadi. Lagian bener kata mama, kak Shilla cantik banget. Pantesan aja loe betah pacaran sama dia, yang gue bingung kenapa kak Shilla mau sama loe, loe kan orangnya aneh. Suka telat masuk sekolah dan suka bolos pelajaran. Mending juga sama gue yang jelas-jelas lebih ganteng dari loe.” Cerocos Ray panjang lebar.
“Heh, loe kalo mau ceramah jangan sekarang deh. Panjang bener omongan loe. lagian kalo Shilla di suruh milih gue atau loe, jelas aja dia milih gue. Gue lebih segalanya dari loe. rambut gondrong aja yang loe banggain.” Bales Rio
“Eh, dimana-mana cewe tuh sukanya sama cowo yang rambutnya gondrong. Lebih ganteng tahu. Loe sama gue kan gantengan gue. Dan gue itu orangnya gak suka telat dan gak suka bolos pelajaran. Gak kaya loe. wlek :p.” Ucap Ray seraya kabur dari hadapan Rio dan masuk ke dalam rumah.
“Heh Ray, awas loe. kalo ketangkep gue sate loe.” Ucap Rio seraya mengejar Ray.
“Rio, Ray. Kalian ini apa-apaan sih. Berantem terus kerjaannya.” Omel mama Rio.
“Kak Rio tuh mah. Masa dia ngatain Ray mah. Terus tadi kak Rio bilang mau nyate aku.” Ucap Ray ngadu ke mamanya.
“Bohong mah. Tadi Ray yang ngatain Rio. Dia tuh mah yang salah.” Bales Rio gak kalah nyolot.
“Heh, udah udah. Kalian ini apa-apaan sih. Udah gede masih berantem aja. Kamu juga Rio, disini ada pacar kamu malah masih kaya gitu sifatnya. Gak malu apa.” Omel Papa Rio, sedangkan Shilla hanya menahan tawa melihat wajah Rio habis di omelin papa’nya.
“Tuh Shill, lihat pacar kamu. Kerjaannya berantem terus. Gak mau kalah sama ade’nya.” Ucap mama Rio ke Shilla yang masih menahan tawa’nya.
“Ye, yang salah kan Ray mah. Masa Rio terus yang di salahin.” Bela Rio.
“Udah udah, sini duduk. Makan malam dulu. Kasihan Shilla’nya tuh. Udah dateng ke sini malah di anggurin.” Sela papa Rio
“Iya pah.” Ucap Rio dan Ray seraya duduk di kursi mereka. Rio duduk di hadapan Shilla.
                Setelah itu mereka makan bersama. Hanya keheningan yang menemani mereka ketika makan malam berlangsung.
“Shilla, kamu tadi udah ijin ke orang tua kamu belum.” Tanya mama Rio memecah keheningan.
“Mama sama papa lagi gak ada di rumah tante, lagi di Bandung.” Jawab Shilla.
“Oh gituh. Berarti kamu sendirian di rumah yah Shill.”
“Udah mah, gak usah di bahas lagi. Shill, ikut aku ke belakang aja yuk.” Ucap Rio mengajak Shilla seraya mengalihkan pembicaraan supaya orang tuanya tidak menanyakan orang tua Shilla. Bukan tidak mau, tapi Rio tidak ingin gadisnya menjadi murung kembali.
“Tapi mama kan masih mau ngobrol sama Shilla Yo, bentar dong. Mama kan kangen sama Shilla. Kamu mendingan sama papa aja di luar, mama sama Shilla mau bikin kue dulu di dapur.”
“Yah mama, masa Shilla di suruh bikin kue.” Keluh Rio.
“Gak papa kok Yo, aku pengin bantuin mama kamu. Udah sana kamu keluar ajah, sama papa kamu di luar. Ada Ray juga di depan.” Ucap Shilla.
“Huh, yaudah deh. Aku keluar dulu yah.” Pamit Rio. “Iyah.” Jawab Shilla dan mama Rio.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
“heh Yo, sini duduk.” Ucap Papa Rio menyuruh Rio duduk di sebelahnya.
“Iya Pah.” Jawab Rio seraya duduk di sebelah papa’nya dan memainkan handphone’nya.
“Pah, ada yang galau pah. Habis di usir sama mama, biar gak bisa berduaan tuh pah. Hahaha J.” Sindir Ray seraya melirik Rio.
“Heh, sembarangan aja loe ngomong, tadi mama gak ngusir gue. Tadi mama Cuma minta gue buat nemenin papa disini. Sembarangan aja loe kalo ngomong.” Ucap Rio tidak terima.
“Tapi yang gue tangkep tuh gituh. Loe di usir sama mama dan gak dibolehin berduaan sama kak Shilla. Hahaha J. Nasib loe kak. Sabar yah.” Bales Ray.
“loe nyebelin banget sih. Gue tuh lagi bad mood tahu. Malah loe tambah ngerusak mood gue.”
“Udah ah, kalian itu berantem terus kerjaanya. Udah Ray, jangan gangguin kak Rio lagi. Kamu tuh jailnya gak ilang-ilang yah.” Omel Papa Rio pada Ray.
“Yaudah Pah, aku mau ke kamar dulu yah. Mau ganti baju.” Ucap Rio seraya berjalan menuju kamarnya setelah mendapat anggukan dari sang ayah dan adiknya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kebahagiaan telah menyelimuti hati gadis ini. Entah mengapa dia merasa senang berkumpul dengan keluarga sang kekasih. Gadis ini serasa mempunyai orang tua dan orang yang sangat menyayangi dirinya seperti orang tuanya. Gadis ini merasa iri dengan sang kekasih yang mempunyai keluarga yang selalu bisa berkumpul bersama seperti ini.
                Andaikan ada kuis untuk menjawab suatu pertanyaan yang paling sulit dan hadiahnya adalah keinginan sang pemenang akan dikabulkan, gadis ini akan mengikutinya. Dan keinginan yang dirinya inginkan adalah ingin orang tua mereka berkumpul lagi bersamanya dan selalu berada di samping dirinya.
“Shilla, kamu beneran sayang sama Rio yah.” Tanya Mama Rio pada saat mengerjakan cake di dapur.
“Sayang banget tante. Rio anaknya baik banget. Dia perhatian banget sama aku.” Jawab Shilla
“Hmmm, tapi tante pengin ngucapin terima kasih banyak sama kamu, karena kamu, Rio sekarang anaknya jadi lebih baik. Udah gak mau telat lagi dateng sekolah. Suka baca buku di kamar. Lebih bertanggung jawab lagi. Dan itu semua karena kamu Shilla.” Terang Mama Rio.
“Tante bisa ajah. Rio berubah karena dirinya sendiri kok tan. Bukan karena aku.”
“Menurut tante itu karena kamu. Kamu tahu gak Shill, sebelum Rio pacaran sama kamu dia anaknya bandel banget. Susah di atur. Suka seenaknya sendiri. Males buat berangkat sekolah. Dan suka keluar malam sama cewenya. Dia juga dulu boros banget.”
“Masa sih tan. Pas pertama kali aku kenal Rio anaknya gak kaya gitu kok. Dia anaknya baik.” Sangkal Shilla.
“Kamu belum tahu ajah. Lagian tante juga suka sama kamu. Kamu anaknya baik banget. Baru kamu yang Rio ajak ketemu sama tante sama om juga. Cewe-cewenya dulu gak ada yang di ajak dia buat dateng ke rumah nemuin om sama tante. Lagian kalo di lihat-lihat kamu cocok kok sama Rio.”
“Ah tante bisa ajah. Makasih tante.” Jawab Shilla seraya tersipu malu.
“Yaudah, ke belakang yuk. Nemuin Rio, om sama Ray. Ayo.” Ajak mama Rio.
“Iyah tante, ayo.” Jawab Shilla seraya berjalan beriringan dengan mama Rio menuju ke belakang rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
“Gimana caranya biar gue bisa tanding basket yah. Gue pengin banget tanding antar kota. Ck, itu kan syarat biar team basket gue bisa ke tingkat provinsi. Ahhh, rese nie guru-guru. Gak sependapat banget.”
                Seorang pria sedang duduk di balkon kamarnya seraya memandang bintang. Sepertinya hanya satu yang dipikirkan oleh pria ini. Yaitu pertandingan basket antar kota. Perbedaan pendapat antara dirinya dan para guru mengakibatkan dirinya dan team’nya tidak bisa mengikuti pertandingan basket antar kota. Padahal team basketnya ingin sekali menjadi perwakilan sekolah untuk ikut pertandingan itu.
“Lama-lama gue bisa gila kalo kaya gini terus. Parah parah parah. Kenapa sih para guru gak sependapat sama gue. Bukanya bangga kalo team gue bakalan ikut mewakili sekolah malah di larang dengan alasan yang gak masuk akal. Mereka pikir anggota osis Cuma anggota team basket gue aja apa.” Gerutu pria ini seraya memberantakan rambutnya sendiri.
                Beberapa saat kemudian, terdengar suara dari arah pintu. Ternyata ada seseorang yang mengetuk pintunya itu. Kemudian dirinya bergegas menuju kea rah pintu dan membukanya. Terlihat gadisnya tengah berdiri di depan pintu.
“Kamu ngapain di dalem kamar. Gak ngehargain aku dateng banget, bukanya di temenin malah di tinggalin. Enak-enakan lagi di kamar.” Omel sang gadis
“Sabar dulu dong Shilla. Aku tadi gak tiduran kok. Lagi mikirin pertandingan basket. kamu ngapain disini. Di suruh mama yah. Tadi aku Cuma ganti baju aja.” Jelas Rio.
“Aku kesini karena aku yang pengin. Dengan kamu di dalem kamar, kamu tuh nganggep aku gak ada di rumah kamu tahu. Sebenernya niat gak sih ngajak aku ke rumah kamu.”
“Iyah iyah. Niat banget dong Shill. Yaudah kita ke bawah yuk. Aku tadi Cuma lagi mikirin pertandingan basket. Suwer ‘V’. temen-temen aku pada pasrah semua, mereka gak mau berusaha buat yakinin guru kalo anak-anak basket bisa. Akunya kan jadi bingung. Masa iya aku berusaha sendirian.”
“Pengin banget yah ikut pertandingan itu.” Tanya Shilla.
“Iyalah. Pertandingan itu penting banget buat aku. masa depan aku tuh biar team aku makin maju. Sebagai kapten aku gak pengin kalo team aku Cuma sampe di pertandingan antar sekolah ajah. Biar bisa sampe ke provinsi kan harus nglewatin pertandingan itu dulu Shill.”
“Yaudah. Nanti aku sama temen-temen bakalan bantuin kamu buat yakinin guru-guru. Sekalian biar kak Gabriel, kak Alvin sama kak Cakka biar ikutan juga. Kan ini demi mereka juga.”
“Serius mau bantuin.” Ucap Rio memastikan,
“Iyalah. Serius banget malah. Nanti aku bilang sama yang lainnya. Biar bantuin kamu.”
“Makasih yah sayang, kamu tuh emang malaikat aku tahu gak, selalu ada di saat aku butuhin kamu. Kamu tuh cewe paling baik di seluruh dunia kedua setelah mama aku.”
“Makasih. yaudah. Kita kumpul sama orang tua kamu lagi yah di belakang.” Ucap Shilla. “Iyah.” Jawab Rio seraya menggandeng tangan Shilla berjalan menuju ke belakang rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kebahagiaan datangnya memang bisa dari siapa saja. Bukan Cuma orang yang deket sama kita, tapi juga orang-orang yang menyayangi kita dengan tulus. Walaupun kita gak melihat mereka, seenggaknya mereka menyayangi kita.
                Seperti yang terjadi pada Shilla. Gadis periang ini memang pantas mendapatkan kasih sayang dari orang lain. Disamping dia baik, dia juga pengertian dan selalu menolong orang yang lagi membutuhkan. Meskipun kedua orang tuanya jauh dari dirinya, Shilla masih bisa mendapatkan kasih sayang dari teman-temannya, kekasihnya dan bahkan keluarga kekasihnya pun menyayangi dirinya.
“Om, tante. Shilla pulang dulu yah. Udah malem banget.” Ucap Shilla di tengah-tengah perkumpulan keluarga Rio di belakang rumah Rio.
“Yah, kok pulang sih. Kamu nginep disini aja Shilla malem ini. Buat nemenin tante.” Ucap mama Rio.
“Gak usah deh tan, lagian Shilla juga gak bawa baju ganti.” Tolak Shilla halus.
“Aduh, kalo itu mah gak usah repot-repot. Nanti tante nyuruh Rio buat nganterin kamu pulang buat ngambil baju. Tapi kamu malam ini nginep disini aja yah. Lagian besok kan libur juga Shill. Buat nemenin tante sekalian disini.”
“Hmmm, gimana yah tan.”
“Udah kak, nginep disini ajah. Kasihan tuh mamah. Pengin punya anak cewe katanya, ya  siapa tahu kalo loe nginep disini mamah bisa ngerasa punya anak cewe.” Sela Ray.
“Udah turutin ajah. Buat pendekatan juga. Sekalian bantuin aku mikirin jalan keluar buat pertandingan.” Bisik Rio tepat di sebelah telinga Shilla yang sedang berdiri.
“Tapi aku gak enak sama mama papa kamu.” Bales Shilla kembali berbisik.
“Mah. Shilla mau kok nginep disini malem ini. Nanti aku anterin dia buat ngambil bajunya.” Ucap Rio pada mamanya yang membuat Shilla kaget.
“Aku kan belum jawab mau. Udah bilang ajah.” Bisik Shilla di telinga Rio dan Rio hanya nyengir ke Shilla.
“Yaudah mah. Ngambil bajunya sekarang ajah yah. Sekalian Rio mau ke rumah Alvin bentar.” Ucap Rio
“Kamu ngapain ke rumah Alvin Yo ???” Tanya Papa Rio.
“Bentar pah. Urusan anak muda. Papa gak boleh tahu. Yaudah mah, pah. Rio sama Shilla pamit dulu yah.” Pamit Rio.
“Iyah, jangan malem-malem pulangnya. Kasihan Shilla’nya tuh.” Pesan Papa Rio.
“Iya pah. Tenang aja. Gak akan lama kok. Dadah semua, yuk Shill.” Ucap Rio seraya menggandeng tangan Shilla keluar rumah dan menuju ke mobilnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
“Ngapain ke rumah Alvin Yo ???” Tanya Shilla di tengah-tengah perjalanannya seraya menaruh tas’nya yang berisi pakaian dirinya ke jok belakang.
“Mmm, mau ngomongin basket.” Jawab Rio singkat tanpa mengalihkan pandangannya.
“Basket mulu yang kamu fikirin. Malem minggu aja masih sempet-sempet’nya inget basket. heran deh.”
“Gak usah heran Shill, ini hoby aku. dan aku bakalan memperjuangkan team basket aku.”
“Terserah kamu lah. tapi aku gak mau yah, gara-gara basket nilai kamu malah turun gara-gara sering ngambil dispen buat latihan basket ataupun osis.”
“Iyah sayang. Tenang ajah. Nilai aku bakalan lebih bagus setelah team aku diperbolehin buat tanding antar kota. Justru sebaliknya, nilai aku bakalan menurun kalo team aku gak jadi tanding di pertandingan basket antar kota nanti.”
“Iyah. Aku percaya kok.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Team basket SMA Cilencia anggotanya semuannya pada sibuk berfikir untuk mencari akal supaya para guru SMA Cilencia mengijinkan team basketnya untuk mengikuti pertandingan itu. Anggota team basket itu hampir semuanya anggota osis. Jadi tidak salah jika para guru tidak mengijinkan team basket mengikuti pertandingan itu. Karena sebentar lagi akan diadakan pemilihan anggota osis yang baru.
                Seperti Rio saat ini. Dia bersama Alvin serta kekasihnya sedang memikirkan bagaimana carannya supaya para guru mengijinkan. Di rumah sahabatnya itu, Rio memikirkan segalannya bersama dengan sahabatnya itu. Dirinya ingin sekali mengikuti pertandingan itu.
“Loe ada ide gak.” Tanya Rio kepada Alvin.
“Ide apaan. Semua ide yang gue punya gak ada yang mempan. Gabriel kemarin juga ngasih ide ke anak basket yang lain, tapi tetep aja GAGAL.” Jawab Alvin dengan lesu.
“Gue punya ide. Tapi ini harus butuhin tenaga yang ekstra banget. Gue gak yakin sih, para guru bakalan sependapat sama gue.” Ujar Rio. “Emang ide loe apaan ???” Tanya Alvin.
“Pertandingan basket sama pemilihan anggota osis yang baru kan beda 1 bulan tuh waktunya. Gimana kalo pemilihan anggota osisnya kita undur ajah. jadi setelah pertandingan itu selesai kita punya waktu 2 bulan buat pemilihan anggota osis.” Terang Rio.
“Pendaftarannya ???” Tanya Alvin.
“Pendaftarannya 1 minggu lagi ajah. dan setelah pertandingan itu selesai baru kita mikirin pemilihan anggota osis yang baru. Gimana ???”
“Gue setuju banget sama loe. ide cemerlang bro. hahaha J. Gue yakin para guru bakalan setuju sama ide loe itu. Gue aja setuju banget tuh sama ide loe. kapten basket SMA Cilencia emang the best deh.”
“Alay banget deh loe. tapi semoga ajah deh para guru mau dengerin pendapat gue. Hahaha J. Gue gak nyangka loe bakal sependapat sama gue.”
“Secara bro, ide loe cemerlang banget. Ckckck, gue gak nyangka loe punya pemikiran kaya gituh.”
“Iya dong, Mario gitu.” Ucap Rio seraya menaikkan kerah bajunya.
“Sombong. Oya Shill, loe kok masih sama Rio. Mau kemana lagi loe berdua. Mau pergi lagi yah.”
“Gak kak, aku mau nginep di rumah Rio. Tadi habis dinner bareng sama keluarga Rio kak.” Ujar Shilla
“Ooohhh, loe ngajak dinner cewe loe bareng keluarga loe Yo ??? Tumben.” Ucap Alvin
“Hahaha J. Lagian nyokap suka sama Shilla. Yah, jadi pacaran gue sama dia masih lama deh. Hahaha J. Gue juga udah dapet persetujuan dari nyokap bokap Shilla bro. jadi peluang gue buat jadiin Shilla istri gue makin gede.” Ujar Rio seraya merangkul Shilla. “Apaan sih.” Ucap Shilla malu-malu.
“Enak dong loe berdua. Udah dapet restu satu sama lain. Haha J. Langgeng deh buat loe berdua. Jangan lupa kalo nikah undang gue sebagai tamu special yak.”
“Tenang aja bro, pasti kalo ituh.”
“Apaan sih, kenapa jadi’nya bahas perkawinan sih. Masih kecil juga.” Ujar Shilla. “cowo loe tuh Shill yang bahas pertama kali.” Sangkal Alvin. “Heh, sembarangan aja loe nuduh gue, bukannya loe yang bahas masalah itu yah.” Ucap Rio gak mau kalah.
“Kok jadi berantem sih. Pulang yuk Yo, udah malem banget. Gak enak sama mama papa kamu.” Ujar Shilla.
“Ok, sayang. Bro, gue pamit dulu yah. Thanks banget buat waktu loe. besok kita omongin ini lagi bareng anak-anak yah. See you bro.” Pamit Rio
“Iyah kak, aku juga pulang dulu yah. Sampai ketemu kak.” Pamit Shilla.
“Ok, hati-hati di jalan.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                 Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. Tetapi pemuda ini masih betah duduk di balkon kamarnya. Dirinya masih betah genjrang genjreng gitar kesayangannya. Membuat melody yang tercipta sangat tidak beraturan. Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan gerakan cepat pemuda ini membuka pintu kamarnya.
“Shilla, kamu belum tidur ???” Tanya pemuda itu dengan heran. Rio.
“Aku tadi sempet tidur, tapi denger kamu main gitar jadi bangun lagi deh. lagian kamu kurang kerjaan banget sih main gitar malem-malem gini. Ganggu ajah. mending ada nadanya, sama sekali gak menimbulkan bunyi yang enak di denger.” Cerocos gadis cantik yang bernama Shilla tersebut masih dengan muka kusutnya karena habis bangun tidur.
“Hehehe J. Maaf yah sayang. Aku lagi galau soalnya. Yaudah, kamu tidur lagi sana. Udah malem juga. Aku janji deh gak mainin gitar ini lagi.” Ucap Rio dengan nada menyesal.
“Galau kenapa ???”
“Gak papa. Udah sana tidur. Atau mau tidur di kamar aku ???” Goda Rio seraya menaik turunkan alisnya.
“Omes banget sih jadi orang.” Jawab Shilla kesal.
“Kok omes. Aku kan tadi bilangnya kamu tidur di kamar aku. bukan nawarin kamu buat tidur bareng sama aku. makanya kalo ada orang ngomong itu di dengerin baik-baik. Mata udah mau merem gituh masih di paksain ajah.” Cerocos Rio.
“Huh, nyebelin. Ini juga gara-gara kamu tahu. coba ajah kalo kamu tadi gak genjreng-genjreng gitar seenaknya. Pasti aku juga masih terlelap dalam mimpi.” Gerutu Shilla dengan kesalnya.
“Iyah iyah. Maaf yah. Udah sana tidur. Nanti mama malah bangun lagi denger kita ribut. Udah sana.”
“Yaudah, aku tidur dulu yah. Tapi kamu gak papa ???” Tanya Shilla khawatir.
“Gak papa. Udah sana. Besok mau kan temenin aku ketemu sama anak-anak di lapangan kompleks rumah Gabriel ???”
“Iyah. Besok aku temenin. Yaudah aku ke kamar dulu. Kamu juga tidur. Awas ajah kalo kamu gak tidur.”
“Siap sayang. Sweet dream yah.”
“Iyah.” Ucap Shilla seraya melangkah menuju ke kamarnya.

gimana ??? Keren nggak ???
ceritanya masih ada kelanjutanya nih guys ..
tapi akan gue lanjutin kalo loe semua jadi pembaca yang berani ..
maksud gue berani buat nunjukkin identitas loe semua.
please comment in post coment and like this story .. i hope you like this :)

Perjalanan cinta junior dan senior - part 2


Malam harinya. Shilla memilih duduk di balkon kamarnya dengan ditemani boneka teddy bear pemberian sang kekasih yang sedang dipeluknya. Entah kenapa malam ini cuaca sangat dingin menyebabkan dirinya ingin segera tidur karena rasa kantuk mulai menyerang. Tapi ingat janji sang kekasih yang akan menelefonnya tadi sore menyebabkan dirinya tidak bisa memejamkan matanya.
“Huh, dingin banget cuacanya. Mama Papa, kenapa sih kalian gak pernah tahu perasaan Shilla. Shilla pengin mama sama papa selalu disini. Shilla kesepian mah pah. Mendingan Shilla hidup sederhana tapi berkumpul sama mama papa daripada Shilla hidup mewah tapi Shilla selalu merasa kesepian. Bintang, sampaikan salam aku buat mama papa yah. Sampaikan sama mereka kalau aku kangen mereka.” Ucap Shilla seraya memandang bintang.
                Tanpa disadari Shilla, sebuah cairan bening mengalir dari matannya. Dirinya menangis. Dengan tetap memandang bintang dirinya membiarkan air matanya mengalir melalui ekor matanya.
                Sebuah deringan Handphone mulai terdengar oleh Shilla. Dengan gerakan cepat dirinya mengambilnya yang tergeletak di atas kasurnya kemudian kembali ke balkon kamarnya.
                Setelah melihat siapa yang memanggilnya. Dirinya jadi lebih semangat dan menghapus air matanya. Setelah itu menekan tombol hijau.
“Hai sayang. Lagi ngapain ???” Tanya pemuda dari seberang sana.          
“Lagi mandangin bintang.” Jawab Shilla singkat.
“Dimana ??? Ini lagi musim dingin loh. Jangan diluar ntar sakit.” Ucapnya lagi.
“Aku nggak di luar kok. Aku lagi ada di balkon kamar aku. kamu sendiri lagi ngapain ???”
“Lagi mikirin kamu. Entah kenapa aku ngerasa kalau kamu lagi sedih. Akunya jadi kepikiran terus dari tadi.” Ucap sang pemuda membuat kedua pipi Shilla merona merah.
“Apaan sih. Aku nggak sedih kok. Sok tahu.”
“Tapi menurut feel aku gituh. Aku juga lagi mandangin bintang. Tapi aku lihat malam ini bintangnya gak ada yang sinarnya paling terang, semuannya sinarnya sama ajah. Dan menurut feel aku. keadaan bintang itu sama kaya perasaan kamu saat ini. Jangan bohong. Kamu gak ahli kalo bohong.” Jelasnya.
“Ihhh Rio sok tahu banget deh. Bintangnya gak ada yang terang kan soalnya mau turun hujan, langitnya udah gelap banget. Aneh deh argument kamu.” Ucap Shilla kepada kekasihnya itu.
“Argumen kamu yang aneh. Kenapa ??? Udah gak usah bohong lagi. gak ahli tahu. Jujur ajah sama aku. aku tahu kamu lagi sedih sekarang.”
“Aku gak papa Rio. Aku baik-baik ajah.”
“Kamu jujur atau aku nekat ke rumah kamu sekarang.” Ancam Rio dari seberang sana.
“Ihhh, kok ancemannya gitu sih. Bentar lagi mau turun hujan. Ntar kamu sakit kalo keluar rumah. Aku gak papa kok. Kamu gak usah khawatir gitu.”
“Biarin aku sakit. Habisnya kamu gak jujur sih sekarang.  Aku udah siap nie sama kunci mobilnya. Tinggal ke garasi buat ngambil mobil. Mau jujur gak ???”
“Iyah iyah. Aku Cuma lagi kangen sama mama papa. Yah, aku ngerasa kesepian aja di rumah. Aku pengin mereka balik dan kumpul lagi kaya dulu.”
“Yaudah sayang,aku tutup telefonnya yah. Ada perlu. Bye.” Ucap Rio seraya mematikan handphone’nya.
“Ihhhh, rese banget sih. Kenapa dia gak berusaha ngehibur aku coba. Malah di tutup telefonnya. Rese banget sih. Mama papa Shilla kangen.” Ucap Shilla masih dengan posisi yang sama.
                Beberapa saat kemudian, hujan turun dengan derasnya menyebabkan Shilla menutup tirai balkonnya dan menutup jendelanya dan menuju ke kasurnya seraya merebahkan dirinya di kasur.
“Kenapa harus hujan sih. Dan kenapa cuacannya dingin banget kaya gini. Huh.” Keluh Shilla seraya bernafas panjang dan menghembuskannnya dengan kasar tanda ia sedang kesal.
                Beberapa menit kemudian terdengar suara bel berbunyi di depan rumahnya.
“Siapa lagi yang bertamu malam-malam gini. Mana hujan lagi. Pasti tuh tamu mau minta sumbangan. Kenapa tamu jaman sekarang selalu datang di saat yang gak tepat sih. Tuh orang gak tahu apa kalo gue lagi bad mood. Huh. Mending juga tuh tamu bawa seseorang yang bisa bikin gue punya temen disini. Itu kan lebih baik, daripada dia harus minta sumbangan malam-malam gini.” Gerutu Shilla masih dengan posisi yang sama yaitu rebahan di kasurnya.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya, dan Shilla langsung menyuruhnya masuk karena pintunya memang tidak di kunci, terlihatlah bibi di pintu.
“Ada apa bi ???” Tanya Shilla
“Anu non, di depan ada den Rio. Katanya mau ketemu non Shilla.” Jawab Bibi dengan sopan.
“Apa !!! Rio bi.” Kaget Shilla seraya bangun dari tidurnya dan langsung ngacir menuju ke bawah.
                Terlihat seorang pemuda yang sedang membelakanginya. Sepertinya dia sedang mengeringkan jaketnya yang basah terkena hujan tadi. Dengan gerak cepat Shilla menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Pemuda itu sempat kaget, tetapi setelah tahu siapa yang memeluknya pemuda ini malah membiarkan gadis itu memeluknya.
                Setelah beberapa saat mereka dalam posisi seperti itu akhirnya sang gadis melepas pelukannya dan sang pemuda itupun membalikan tubuhnya dan langsung memberikan senyum termanisnya untuk gadis di hadapannya.
“Malam sayang.” Sapa sang pria itu.
“Rio. Kamu kenapa gak bilang mau dateng kesini ??? Tadi aku sempat berfikir kalo kamu itu Cuma orang yang mau minta sumbangan disini. Dan gak penting banget buat aku, tapi ternyata yang datang malah orang yang sangat sangat penting buat aku.” Ucap Shilla manja seraya memegang lengan kanan Rio.
“Gombal banget sih. Jahat banget lagi ngatain aku orang yang minta sumbangan L. Padahal kan aku kesini mau nemenin kamu. Tapi malah di anggap begitu.” Keluh Rio pura-pura ngambek.
“Hehehe J. Aku kan gak tahu kalo yang dateng kamu. Soalnya kalo ada yang bertamu malam-malam gini biasanya orang yang mau minta sumbangan. Hehehe L.” Jawab Shilla dengan cengiran lebarnya.
“Dasar. Malah nyengir lagi. Berasa cantik apa kalo lagi kaya gitu.” Goda Rio
“Cantik dong. Emang menurut kamu aku gak cantik ???”
“Gak.” Jawaban Rio langsung membuat Shilla mengerucutkun bibirnya kesal. “Bercanda sayang, dalam keadaan apapun kamu tetep yang paling cantik kok.”
“Jawaban pertama biasanya yang dari hati. Kata orang itu jawaban spontan.” Jawab Shilla sinis.
“Aku kan Cuma bercanda, masa di anggap serius. Itu bukan jawaban spontan kok. Yang dari hati tuh jawaban kedua tadi.” Bela Rio.
“menurut aku gituh.”
“Kok ngambek sih, gak seru nie. Bela-belain datang ke sini sampe basah banget kaya gini, kamunya malah ngambek.” Jawab Rio ikut-ikutan ngambek.
“Gak ada tuh yang nyuruh kamu buat dateng ke sini.” Ucap Shilla asal.
“Oh gituh. Jadi kedatangan aku gak di harepin buat kamu, ok, aku pulang sekarang, malem.” Ucap Rio seraya mengambil jaketnya yang tadi di taruh di sofa dan menuju ke luar rumah Shilla. Baru beberapa langkah, Shilla langsung memeluk dirinya lagi dari belakang.
“Jangan pergi. Aku kesepian disini. Aku sangat mengharapkan kedatangan kamu kok. Please.” Pinta Shilla masih dengan posisi yang sama.
Membalikan tubuhnya dan memegang tangan Shilla seraya memandang wajah cantik gadisnya itu.
“Aku gak akan pergi. Aku bakalan nemenin kamu disini. Dan aku gak akan ngebiarin kamu merasa kesepian. Karena sekarang udah ada aku disini.”
“Makasih. aku sayang banget sama kamu.” Ucap Shilla seraya memeluk tubuh Rio lagi.
“Aku juga sayang banget sama kamu.” Bales Rio seraya membalas memeluk Shilla erat dan mengecup pucuk rambut Shilla.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Cuaca hari ini sangat cerah. Berbeda sekali dengan suasana tadi malam. Entah mengapa udarannya sangat segar dan sejuk. Matahari telah menampakkan dirinya dan cahayannya langsung menembus masuk ke dalam rumahnya membuat dirinya bangun.
                Gadis ini menggeliatkan tubuhnya ketika merasa ada cahaya masuk melalui jendela kamarnya. Bersamaan dengan itu jam weker yang berada di sebelah tempat tidurnya berbunyi. Dengan gerak cepat gadis ini mengambil jam weker itu dan mematikannya.
“Udah jam setengah 6.” Gumam sang gadis. “Jadi inget mama. biasanya kalo lagi bangun tidur gini mama selalu ngasih kecupan hangat buat gue. Sekarang. Malah kebalikannya. Kapan kejadian itu bisa terulang lagi yah. Gue berharap kejadian itu akan segera terjadi lagi.”
                Setelah mengingat sedikit memorinya dengan sang mama, gadis ini melangkah memasuki kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Tak butuh waktu lama, jam 6 sang gadis selesai merapikan seragamnya dan sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Perlahan tapi pasti gadis ini menuruni tangga rumahnya dan menuju ke meja makan. Betapa terkejutnya gadis ini melihat ada orang lain yang sudah duduk di meja makan dengan santainya.
“Rio.” Pekik sang gadis setelah menyadari kekasihnya di ruang makan.
“Pagi sayang.” Sahut Rio dengan senyum termanisnya menyambut gadisnya itu.
“Kok kamu udah disini. Ini kan baru jam 6 Yo.” Ucap Shilla bingung melihat kekasihnya itu.
“Surprise dong, aku kan udah janji sama kamu bakalan dateng pagi kesini. Dan tujuan aku kesini lebih dari waktu yang kamu tentuin karena aku mau nemenin kamu sarapan bareng pagi ini. Aku tahu kok, kamu pasti kesepian kalo harus makan sendirian, makanya aku sengaja dateng lebih pagi. Hehehe J.”
“Makasih yah Yo, aku jadi lebih sayang sama kamu.”
“Harus dong. Yaudah makan.” Suruh Rio.
                Perasaan senang memenuhi hati sang gadis. Entah mengapa dia sangat beruntung mempunyai kekasih seperti Rio. Dan dirinya merasa yakin kekasihnya itu bakal berubah. Dirinya juga merasa yakin kalau cintanya memang untuk Rio. Begitupun sebaliknya. Rio juga sangat yakin kalau dia memilih gadis yang tepat untuk di jadikan sebagai kekasihnya.
                Setelah mereka menyelesaikan breakfast’nya. Mereka bersiap untuk menuju ke sekolah karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.20. jadi mereka mutusin buat segera berangkat ke sekolah. Hari ini Rio membawa  motor ninjanya. Dirinya lalu menjalankan motornya setelah Shilla sudah duduk manis di belakangnya dengan memeluk perut dirinya secara erat.
“kenapa deh, meluknya kenceng banget sih Shill, akunya jadi susah buat nafas.” Ucap Rio sedikit berteriak karena mereka sekarang berada di jalan raya yang penuh dengan suara kendaraan lalu lalang.
“Yah habis kamu bawa motornya cepet banget. Akunya kan takut jatuh. Jangan cepet-cepet Rio, ini tuh masih pagi. Dinikmatin kenapa sih.” Omel Shilla
“Kan yang nyuruh cepet-cepet kamu, katanya biar gak terlambat.” Sela Rio
“Tapi gak gini caranya. Kamu kalo mau cari bahaya jangan ngajak aku. cari aja sendiri.”
“Ihhh, gak setia banget. Masa cari sendiri. Cari bareng-bareng dong.”
“Kalo nyari kebaikan gak papa ngajak aku, ini nyari bahaya ngajak aku. Pelanin motornya gak, atau aku loncat dari motor kamu.” Ancam Shilla
“Yaudah lompat aja kalau berani.” Tantang Rio dan membuat Shilla menjadi kesal.
“Ok, aku gak takut, lihat ajah.” Ucap Shilla seraya melepas pelukannya dan bersiap-siap untuk lompat.
“Eh eh, jangan dong. Apaan coba (Memberhentikan motornya di tepi jalan). Kok jadi beneran sih.”
“Ihhh sebel sama kamu, kamu duluan yang mulai, udah ah, daripada aku nyari bahaya ikut kamu mendingan aku naik taksi aja ke sekolahnya. Senam jantung tahu gak naik motor kamu.” Omel Shilla
“Kok naik taksi, jangan dong sayang. Masa aku sendirian. Udah tak bela-belain bangun pagi banget juga”
“Yah habis kamu yang mulai duluan sih, janji yah jangan ngebut lagi. Kalo itu terjadi lagi aku bakalan bener-bener naik taksi ke sekolahnya. Lagian baju aku berantakan kan gara-gara kamu ngebut. Nie rambut aku juga rusak. Ihhh, nyebelin banget sih.” Sungut Shilla seraya memukuli Rio menggunakan tas’nya.
“Aduh aduh, ampun Shill. Ini di jalan raya. Kamu gak malu apa, Shilla udah.” Ucap Rio seraya menghindar dari pukulan Shilla di tubuhnya.
“(Berhenti memukuli Rio). Sebel.” Teriak Shilla seraya mengerucutkan bibirnya.
“Udah dong sayang, jelek banget kalo lagi kaya gituh. Yaudah berangkat aja yuk, nie udah siang. Ntar terlambat lagi.” Usul Rio seraya menaiki motor ninjanya.
“Tumben inget siang dan takut terlambat, biasanya juga terlambat.” Sindir Shilla
“Bisanya Cuma nyindir doang. Huhuhu. Aku tuh gak takut terlambat. Tapi yang aku takutin tuh kamu, aku gak mau aja kamu ikut-ikutan telat. Udah ah, ayo naik. Nie pake (menyerahkan helm’nya).”
“Iyah, inget jangan ngebut.” Pesan Shilla lagi.
“Iya my princess.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kasih sayang yang diberikan oleh orang yang kita cintai memang tidak ada hargannya. Sesuatu yang paling special yang kita miliki. Kasih sayang yang diberikan secara berlebihan. Banyak sekali kaum adam dan kaum hawa yang ingin dicintai dan disayang dengan sepenuh hati. Tetapi yang memberikan kasih sayang tiada tara adalah kedua orang tua. Mereka dengan tulus menyayangi kita tanpa imbalan apapun. Tetapi jika kasih sayang yang diberikan mereka tiba-tiba sirna hanya karena suatu pekerjaan itu rasanya memang sangat menyakitkan.
                Seperti yang terjadi pada Shilla. Gadis manis nan cantik yang mempunyai rambut panjang yang lurus dan mempunyai tubuh yang ideal bak seorang artis. Gadis ini memang kelihatan sempurna. Tetapi dalam kesempurnaan itu gadis ini memiki sejuta banyak keinginan. Salah satunya adalah ingin orang tuannya berada disampingnya sekarang, besok dan selamannya. Hanya itu keinginan gadis itu. Tetapi sepertinya bintang tidak pernah menyampaikan keinginannya kepada kedua orang tuanya. Buktinya orang tuanya tidak pernah tahu bahwa Shilla sangat merindukan mereka.
                Entah bintang yang tidak pernah menyampaikan atau mereka lah yang tidak pernah perduli terhadap Shilla. Entah apa yang selama ini mereka pikirkan sehingga melupakan Shilla. Ingin rasanya gadis ini menjerit keras supaya orang tuanya mendengarnya.
                Tetapi gadis ini tidak merasa kesepiaan, karena ada sahabat-sahabatnya dan juga kekasihnya yang selalu ada disampingnya dan selalu menghiburnya. Gadis ini sangat bersyukur, mungkin mereka ditakdirkan untuk menggantikan posisi orang tua Shilla sementara.  Seperti sekarang. Dirinya dan ketiga sahabatnya serta kekasihnya dan para sahabatnya sedang berkumpul di kantin untuk mengisi perut mereka diselingi dengan canda tawa yang mereka buat. Sungguh bahagia merasakannya.
“Loe lihat gak ekspresi Pak Dave pas selesai ceramahnya dan natap anak-anak yang tidur semua. Bwahahaha jelek banget tahu gak, bisa cengo gitu. gila banget. Itu ekspresi palingi langka guys.” Ucap Cakka memulai kekonyolannya bersama teman-temannya. Mendengar lelucon yang Cakka buat, teman-temannya pun ikut tertawa terbahak-bahak.
“Setuju gue sama loe Cakk, ekspresinya bisa gitu banget yah. Bwahahaha.” Lanjut Gabriel ngakak.
“Setuju gue sama loe berdua, yah lagian ceramah kok panjang banget gitu, bikin ilfell ajah.” Ucap Alvin yang sependapat dengan kedua sahabatnya.
“Lagi pada ngomongin apaan sih ???” Tanya Ify yang kebingungan dengan arah pembicaraan para pria di hadapannya.
“Gini loh Beb, tadi kan ada pelajaran pak Dave. Nah, pas dia lagi ceramah anak-anak tuh pada janjian gitu buat tidur massal. Nah pas ceramahnya selesai Pak Dave malah cengo gitu nglihatin anak-anak pada tidur. Ekspresinya lucu banget Beb. Hahahaha.” Jelas Gabriel masih dengan tertawa lebarnya.
“Ckckckck, kapan berubahnya sih. Itu tuh guru kamu.” Omel Ify.
“bukannya ketawa malah di omelin. Dasar cewe, ketawa aja jaga image.” Gumam Gabriel kesal tapi masih di dengar Ify.
“Heh, tadi kamu bilang apa ???” Marah Ify pada Gabriel.
“Eh gak gak, gak bilang apa-apa kok. Emang aku bilang apaan ???” Sangkal Gabriel.
“Lagian kaya gitu di ketawain. Bukan hal yang lucu tahu. Kan kasihan Pak Dave’nya. Merasa gak di hargain sama kalian semua. Pasti nie ide kalian yah buat bikin tidur satu kelas.” Celetuk Agni ikut-ikutan mengomel.
“Tepat banget. Hebat kan bisa bikin satu kelas tidur. Iya dong. Cakka gitu loh.” Ujar Cakka PD
“Apa ??? Hebat. Hebat dari Hongkong (menyubit lengan cakka). Itu gak baik kak. Kamu tuh udah durhaka sama guru. Pak Dave itu juga orang tua kamu di sekolah.” Omel Agni lagi.
“Iya bener. Kak Alvin lagi ikut-ikutan. Kenapa sih. Aku kan udah bilang jangan kaya gitu.” Tambah Sivia menyetujui ucapan Agni.
“Kan kamu nyuruh aku buat gak bolos pelajaran. Aku kan udah turutin sayang. Masa masih marah-marah aja.” Sungut Alvin tidak terima.
“bukan gitu caranya. Itu sama aja kaya kamu bolos pelajaran. Gak ada yang kamu tangkep kan dari pelajaran Pak Dave. Dengerin baik-baik kek, pahami kek, catet kek. Itu kan lebih baik kak.” Omel Sivia
“Iyah iyah.” Jawab Alvin pasrah. “Loe kenapa Yo, daritadi diem mulu. Mana tuh minuman Cuma di aduk-aduk aja lagi.” Ucapnya kepada Rio yang menyadari bahwa daritadi Rio hanya diam saja.
“Gue tadi habis ketemu sama Pak Duta guys.” Jawab Rio singkat.
“Terus terus terus. Mereka ngijinin kita buat tampil di pertandingan antar kota ???” Tanya Cakka antusias mendengarkan penjelasan sahabatnya.
“Tadi gue udah berusaha buat mempertahankan itu, tapi tadi Pak Duta malah bilang gak ada lowongan buat kita ikut pertandingan.” Jawab Rio lesu.
“Alasanya ???” Tanya Alvin, Cakka, Gabriel bersamaan.
“simple. Cuma karena sebagian dari anak basket itu anggota osis.”
“Just it ??? Mereka pikir kita gak bisa bagi waktu apa. Gue bisa kok ngatur jadwal. Antara jadwal latihan basket sama kumpul osis.”Ujar Gabriel kesal.
“Gue juga udah ngomong kaya gitu guys. Tapi kata pak Duta kalau kita bikin jadwal malah tenaga kita bakal terkuras habis. Dan endingnya kita gak bisa ngikutin pertandingan basket dengan baik dan gak bisa nglaksanain pengurus osis yang baru dengan baik.” Terang Rio
“Tapi kita mesti ikut pertandingan itu Yo, loe tahu kan impian kita lebih tepatnya team basket kita. Kita pengin maju ke tingkat provinsi. Dan syaratnya harus menang dulu di pertandingan kota.” Jelas Alvin masih dengan nada marah karena kesal.
“Loe pikir Cuma loe doang apa yang kesel sama berita ini. Gue nie yang paling kesel diantara kalian. Daridulu gue yang pengin team kita bisa maju ke tingkat provinsi. Tapi nyatanya gue juga yang gagalin rencana gue sendiri. Gue gak bisa ngeyakinin pak Duta.” Ucap Rio putus asa.
“Tenang bro, gue pasti bantuin loe kok, gue bakal bikin pak Duta percaya sama kita. Sebagai ketua osis yang baik gue bakal bikin sekolah kita sukses.” Ucap Gabriel PD.
“Ada gitu ketua osis yang kerjaannya bolos, terlambat dateng ke sekolah dan suka dapet surat peringatan dari guru.” Sindir Ify lagi.
“Sekarang provesinya ganti yah. Jadi suka nyindir orang kayaknya. “ Cibir Gabriel yang tidak terima kekasihnya sedari tadi hanya menyindirnya.
“Itu kan emang fakta. Fakta kalau kamu emang begitu.” Bales Ify gak kalah nyolot.
“Ihhh, sekarang gitu … “ Ucapan Gabriel dipotong cepat oleh Sivia. “Heh, udah udah. Ngapain berantem aja sih dari tadi. Gak malu apa di perhatiin sama anak-anak dari tadi. Kak Gabriel gak mau ngalah lagi.”
“Sekongkol yah loe Vi, malah belain Ify lagi.” Sungut Gabriel kesal.
“Heh, siapa yang belain ???”
“Malah kalian yang ribut, udah ah, gue cabut dulu. Shill, mau ikut gak ???” Ajak Rio pada kekasihnya itu.
“Mau kemana ???” Tanya Shilla lembut.
“Udah ayo ikut ajah.” Ucap Rio seraya menarik tangan Shilla menjauh “Guys gue duluan.” Pamitnya sebelum dirinya benar-benar menghilang.
“Aneh banget tuh orang. Gue juga lama-lama kepikiran sama basket.” Ucap Cakka.
“Iyah bener Cakk, terus kita mesti gimana ???”
“Gue punya ide.” Pekik Gabriel tiba-tiba
“Apa ???” Tanya Alvin dan Cakka bebarengan. “Lihat aja nanti.” Jawab Gabriel seraya menyeringai lebar.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama pasti akan lebih mudah menemukan jalan keluarnya. Jika seseorang mempunyai masalah yang begitu besar, lebih baik berbagi kepada sahabatnya atau teman terdekatnya.
Dengan begitu kita pasti merasa mempunyai tujuan kita. Yaitu mencari jalan keluarnya. Begitupun masalah yang dihadapi oleh team basket SMA Cilencia, mereka berusaha bersama-sama agar mereka bisa mendapatkan jalan keluarnya.
                Persahabatan memang lebih berharga daripada hal-hal yang paling penting di dunia ini. Dengan sahabat, kita merasa mempunyai segalannya yang kita gak punya. Sahabat bisa menjadi teman kita, pacar kita, orang tua kita, guru kita bahkan bisa menjadi malaikat kita. Sahabat selalu ada di saat kita sedang sedih maupun senang.
                Ada 2 insan yang sedang duduk di gedung atas sekolahnya. Kaum adam dan kaum hawa ini adalah sepasang kekasih yang ditakdirkan untuk bersama. Sudah 5 bulan lebih mereka bisa menjalin hubungan ini. Walaupun ada beberapa masalah yang menyerang hubungan mereka. Tetapi dengan kasih sayang yang mereka curahkan satu sama lain, mereka bisa menghadapi masalah itu dengan mudah.
                Terlihat seorang pria yang duduk dengan meluruskan kakinya dan disebelahnya ada sang gadis yang sedang menyenderkan kepalannya ke bahu sang pria dan pria itu melingkarkan tangannya di bahu sang gadis. Entah sudah berapa lama mereka dengan posisi seperti itu.
“Ada apa sih, ada masalah lagi ???” Tanya Sang pria yang menyadari perubahan gadisnya itu.
“Aku pengin kumpul lagi sama mama papa, aku kangen mereka, aku iri banget setiap kali aku lihat temen-temen menceritakan kehidupan mereka di rumah dengan orang tuannya. Aku pengin mama sama papa ada di samping aku Yo.” Terang Shilla, dan tanpa disadarinya air matanya mengalir dari kelopak matanya menuju ke pipinya.
“Shilla (memperbaiki posisinya dengan memegang pipi Shilla dan menghapus air matanya dengan menggunakan jarinya). Kamu denger aku. mama sama papa kamu tuh lagi kerja disana buat kamu sayang, aku yakin mereka bakalan balik kesini lagi. Dan kamu juga harus yakin sayang. Kamu boleh kok nganggep mama sama papa aku sebagai orang tua kamu juga, mereka pasti seneng banget. Soalnya mereka gak punya anak perempuan, jadi hadirnya kamu pasti disambut baik sama mereka.” Terang Rio menenangkan kekasihnya.
“Makasih yah Yo, kamu baik banget sama aku.” Ucap Shilla memeluk kekasihnya itu.
“Iya sayang (membelai rambut Shilla lembut). Jangan sedih lagi yah. Aku selalu ada buat kamu.”
“Makasih. aku sayang dan cinta banget sama kamu.”
“Aku juga. Gimana kalau nanti malam aku ngajakkin kamu buat dinner di rumah aku. sekalian ketemu sama orang tua aku, lagian kata mama dia kangen sama kamu. Dia pengin ketemu kamu, gimana ??? Mau gak ???” Tawar Rio
“Mau. Makasih yah Yo. Kamu paling bisa bikin aku ceria lagi deh.” Puji Shilla
“Iya dong, Mario gitu. yang keren, cakep, ganteng, baik hati dan suka menolong. Hehehe J.” Ucap Rio seraya menaikkan kerah bajunya
“Ihh, PD kamu tuh akut banget yah, dasar.”
“Harus dong, pacarnya Shilla. Hehehe J.” Canda Rio
“Aku gak punya pacar PD deh kayaknya, kalau kamu PD berarti kamu bukan cowo aku. hahaha.” Bales Shilla membalas candaan Rio.
“Rese banget sih. Apapun keadaan dan sifat aku kamu harus mau dong nganggep aku pacar kamu, masa Cuma baiknya aja kalo lagi di anggep.” Keluh Rio.
“Iya iya, tadi aku Cuma bercanda kok. Kamu tetep jadi pacar aku, apapun keadaan kamu dan sifat kamu. Karena aku ituh sayang dan tulus cinta sama kamu karena kamu yang apa adanya.”
“Nah, gitu dong. Ini baru pacar Rio.” Ucap Rio seraya mencolek hidung Shilla.
“Apaan sih. Ke kelas yuk, udah mau bel nie. Ntar telat masuk lagi. Kamu juga jangan bolos.”
“Siap Nona. Hehehe J.”