Selasa, 22 Oktober 2013

Gue Kena Karma - Part 14 (RIFY)

Lanjutanyaaaaa :D
sebelumnya saya cuma mau bilang, sistem tag sedang error.
tapi kalau udah gak error, saya tag kalian deh .
terima kasih yang udah mau baca ceritanyaaa guys.
cekidot !!!

Bel masuk berbunyi nyaring. Semua siswa siswi SMA Star masuk ke kelasnya masing masing. Seperti di kebanyakan sekolah. Tidak semua guru pengajar masuk ke kelas di jam pelajaran sedang berlangsung. Seperti di kelas XI IPA 1, kelas Rio dkk. Kelas XI IPA 1 free untuk pelajaran sekarang. Karena sang guru sedang ada rapat di luar sekolah. Dan sama sekali tidak ada tugas untuk di kumpulkan. Maka dari itu, kelas Rio dkk benar benar free di jam ini.

“Bro, gue ke lapangan indoor dulu yah.” Ucap Rio kepada Alvin.

“Mau ngapain ???”

“Mau menenangkan diri, mumpung gak ada tugas. Loe mau ikut gak ???”

“Gak deh bro, gue mau ke kelas Sivia aja. Tadi dia sms, katanya di kelasnya juga gak ada guru. Jadi, gue mau berduaan sama Sivia di taman. hehe.”

“Dasar loe. Gue pergi bro.” Pamit Rio dan langsung berlari keluar kelas menuju ke lapangan indoor.

Seperti biasa, lapangan indoor selalu sepi. Kebanyakan siswa meluangkan waktunya dengan berolahraga yaitu di lapangan utama, yakni lapangan outdoor. Mereka bisa menunjukkan bakat mereka dengan di tonton oleh fans mereka langsung. Maka dari itu, di lapangan indoor sekarang, hanya ada Rio. Seorang diri.

“Huh.” Rio langsung tidur di lantai lapangan dengan kedua tangannya menyangga kepalanya. Pikirannya menerawang kearah kejadian antara dirinya dengan Ify pada saat di ruang makan rumah Ify.

Rio memejamkan matanya berusaha untuk tertidur sejenak. Fikirannya benar benar sedang kacau saat ini. Perasaannya juga sedang tidak nyaman. Entah karena apa. Beberapa menit kemudian, terdengar suara dari speaker sekolah. Di lapangan indoor juga ada, maka dari itu Rio tidak mendengarnya. Dia masih berusaha untuk memejamkan matanya tapi tetap tidak bisa. Rio langsung membuka matanya begitu ia mendengar suara yang sangat ia kenal.

“Aku itu gak akan mungkin suka sama Rio.”

“Iya lah, aku serius sayang. Mana mungkin aku gak serius. Sampai kapanpun aku gak akan pernah suka sama dia.”

“Karma ??? Aku gak percaya itu. Sekalipun dia jadi cowo satu satunya di dunia ini, aku gak akan pernah mau sama dia. Mending hidup sendiri deh.”

“Kamu kenapa gak percaya sama aku sih.”

“Iya iya aku ngerti. Tapi harusnya kamu percaya sama aku.”

“kan aku udah bilang. Perasaan aku gak akan pernah berubah sama Rio. Tetep benci. Dan itu gak akan pernah jadi suka.”

“Kamu kan tahu alesannya. Aku gak suka sama sifat dia yang sok baik itu. dia deket sama aku pasti Cuma numpang terkenal aja. Dia kan gak terkenal di sekolah ini.”

“Iya lah kamu harus percaya. Karena aku itu sayangnya Cuma sama kamu. Kamu itu jauh banget di atas Rio. Mana mungkin aku jadi cinta sama Rio.”

“Mungkin. Ya, aku gak mau aja di anggep gak punya rasa terima kasih sama anak satu sekolahan karena selalu nolak pemberian Rio.”

“Yah, tepatnya sih begitu. Mana ada yang mau sama Rio. Dia kan gak ada apa apannya di banding kamu. Bahkan belum tentu satu sekolahan kenal sama dia.”

“Iya sayang, ibaratnya kamu sama Rio itu kaya langit sama bumi. Jauh banget. Dari wajah aja udah kelihatan, kamu itu jauh lebih cakep dari Rio.”

“Intinya aku gak akan pernah suka sama Rio. Sekalipun aku deket sama dia. aku Cuma pengin ngasih dia kesempatan untuk bisa bahagia di dunia ini. Ya walaupun aku gak bahagia. Tapi gak papa lah. setelah itu palingan aku ninggalin dia gitu aja. Mana ada cewe yang tahan kalau pacaran sama dia. Yang ada di ejek sama anak satu sekolahan. Gara gara most wanted girl kaya aku pacaran sama orang kaya Rio. Gak level banget.”

“Iya. Aku gak akan pernah suka sama yang namanya MARIO STEVANO.”

DEG !!!

Rio langsung tersentak kaget mendengar penuturan seseorang yang sangat ia kenali. Bahkan sangat ia sayangi. Iya, itu suara Ify. Pujaan hatinya. Rio tidak menyangka bahwa gadis itu hanya mempermainkannya selama ini. Kenapa dia bisa menjadi seseorang yang begitu bodoh selama ini ??? Kenapa dia bisa sampai di permainkan oleh seorang gadis seperti Ify ???

Rio benar benar tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Ini yang membuat perasaannya tak nyaman sedari tadi. Dan Rio benar benar berharap tidak ada hari ini. Tapi semuanya sudah terlambat. Ify berhasil mempermainkannya dan membuat dirinya malu di depan anak satu sekolahan. Gadis itu benar benar sudah menganggapnya seperti boneka. Yang bisa ia permainkan seenaknya.

Penuturan gadis itu benar benar membuatnya terasa sakit. Ini baru hatinya, belum mentalnya yang harus siap menghadapi cacian dan ejekan dari anak satu sekolahan jika dirinya keluar dari lapangan indoor ini. Rio berharap, ia bisa tinggal di lapangan indoor ini untuk selama selamanya. Ia belum siap menghadapi semuanya.

Jadi ini maksud Ify mengapa gadis itu tidak mau menikah dengannya. Oke, sekarang Rio sudah paham. Karena selama ini gadis itu hanya mempermainkannya. Dia benar benar seperti lelaki paling bodoh di dunia ini karena tidak tahu kalau dirinya sedang dijadikan boneka oleh pujaan hatinya sendiri.

Ia tidak sepenuhnya menyalahkan Ify. Ini memang salahnya, salahnya karena ia tidak tahu sedang dipermainkan oleh gadis itu. Tapi ia juga kecewa. Kecewa karena gadis itu berhasil menyakiti seluruh bagian tubuhnya hanya dalam hitungan menit. Kenapa gadis itu tidak langsung meninggalkannya ??? Kenapa dia harus memberitahunya lewat speaker sekolah yang membuat anak satu sekolahan mengetahuinnya ??? Belum cukupkah gadis itu menyakiti hatinya. Dan sekarang dia mempermalukannya di depan seluruh anak satu sekolahan juga.

Dia benar benar tidak menyangka. Rio kembali memejamkan matanya kuat kuat. Perasaannya benar benar kacau sekarang. Dan itu semua hanya karena satu nama. IFY. Gadis itu berhasil membuatnya rapuh selama ini. Dan selama ini dia tidak pernah mengeluarkan air matanya, tapi sekarang dengan mudahnya gadis itu membuatnya meneteskan air matanya penuh kekecewaan. Rio benar benar merasa lemah sekarang. Dia amat sangat kecewa dengan Ify. Air mata kembali menetes dari matanya yang masih terpejam kuat kuat.

***************

“Fy.” Ucap Shilla tidak menyangka setelah mendengar suara sahabatnya ada di speaker sekolahnya. Sedangkan Ify hanya diam. Dia juga sama kagetnya dengan yang lainnya. Mengapa suaranya bisa terdengar di speaker sekolahnya ???

“Fy loe jawab dong. Itu suara loe kan ???. Loe tega banget Fy. Gue bener bener gak nyangka.” Ujar Agni sinis.

“Gue gak tahu guys. Kenapa suara gue bisa ada di speaker sekolah.” Gumam Ify pelan.

“Gak tahu ??? Jelas itu suara loe. kalau loe emang gak suka sama Rio, bukan gitu caranya. Loe nyakitin dia tahu gak.” Bentak Agni karena sudah emosi.

“Loe jahat Fy. Gue kecewa sama loe. Ternyata loe mainin perasaan Rio ??? Apa semua yang loe omongin itu semuanya bener ??? Loe hanya mempermainkan Rio Fy. Loe bener bener jahat. Gue gak nyangka loe tega kaya gitu.” Ucap Shilla sinis.

“Berhenti.” Sivia masuk ke dalam kelas setelah berpamitan kepada Alvin, kekasihnya. Alvin juga sepertinya akan mencari Rio untuk menenangkan sahabatnya.

“Kalian harus dengerin penjelasan Ify dulu. Tapi itu nanti. Sekarang biarin Ify sendirian dulu. Dia butuh berfikir tentang semuanya. Jangan di desak terus.”

“Thanks Vi, loe udah ngertiin gue. Sorry guys. Gue bener bener gak tahu tentang semua ini. Tapi gue janji gue akan menjelaskan semuanya sama loe semua. Sekarang gue mau menenangkan diri dulu. Please biarin gue sendirian.”

“Oke. Kita keluar sekarang. Pulang sekolah, loe harus cerita sama kita.” Ucap Agni seraya keluar bersama dengan Sivia dan Shilla. Sementara Ify hanya diam sendirian di kelas. mencoba mengerti apa yang telah terjadi beberapa menit yang lalu.

***************

Setelah kejadian itu. Semua siswa siswi SMA Star benar benar memandang Ify dan Rio dengan tatapan yang berbeda. Mereka memandang Ify dengan sinis karena gadis itu menurut mereka terlalu sok terkenal sampe tega memperlakukan Rio seperti itu. Ada juga yang tersenyum setuju karena dari awal memang tidak setuju jika Ify berhubungan dengan Rio.

Sementara pandangan mereka ke Rio. Mereka memandanganya dengan tatapan kasihan. Ejekan demi ejekan selalu mewarnai hari hari Rio beberapa hari ini. Dia benar benar merasa semua orang memusuhinya. Tak jarang beberapa orang mengungkapkan secara langsung di depannya atau di dekatnya. Gadis itu benar benar berhasil membuatnya malu sekaligus berhasil menyakiti hatinya serta berhasil menjadikan dirinya pemuda yang rapuh.

“Kasihan banget si Rio itu. Dia bodoh banget yah sampe sampe di mainin sama Ify mau mau aja. Gue mah ogah banget kalau jadi Rio.”

“Gue juga gak suka sama Ify. Dia sok terkenal banget deh. dia fikir dia cewe paling cantik apa di sekolah ini. Menjelek jelekkan Rio demi ketenarannya di sekolah ini. Gue gak nyangka.”

“Rio’nya juga gak nyadar gitu. Padahal selama 4 bulan Ify udah nolak dia yah. Tapi dia masih nekad aja. Eh, ternyata ujung ujungnya Cuma kecewa yang ia dapet. Bahkan si Ify tega mempermalukan Rio depan satu sekolahan.”

“Iya bener banget. Apa lagi waktu Ify bilang dia benci sama Rio. Wah itu udah kaya kode banget yah. Kan biasanya benci sama cinta bedanya tipis banget tuh. Eh, sekarang bener bener nyata. Kalau benci selamanya akan menjadi benci.”

“Gue kira si Ify beneran kena karma loh. Tahunya tuh anak emang bener bener benci sama Rio. Cuma di mainin aja Rio’nya. Berarti hubungan kedekatan mereka beberapa bulan ini Cuma bohongan dong.”

“Rio’nya sih emang bener bener sayang sama Ify. Ify’nya tuh yang benci sama Rio. Jadi kedekatan mereka selama ini Cuma rekayasa si Ify aja. Hebat juga tuh anak acting’nya. kaya beneran loh.”

“Iya gue setuju banget. Pantes banget tuh anak jadi tokoh peran antagonis kalau main film. Hahaha.”

“Dan Rio, pantes banget jadi tokoh yang suka di selingkuhin sama cewenya. Hahaha.”

Itulah beberapa kalimat yang meluncur dari beberapa anak yang Rio temui. Beberapa hari ini dia selalu menghindari Ify. Dia benar benar tidak ingin bertemu dengan gadis itu. perasaannya amat sangat sakit sekarang. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Pemuda ini benar benar kecewa. Ternyata selama ini Ify Cuma acting berbuat baik di depannya. Tapi ternyata di belakang main nusuk juga.

Rio tidak pernah memarahi semua orang yang setiap kali Rio lewat di depannya selalu saja ada kata kata yang meluncur dari mulut mereka. Dia hanya diam. Karena Rio tahu, ini memang salahnya yang terlalu dibutakan oleh cinta sehingga dia tidak menyadari jika gadis yang selama ini selalu ia banggakan ternyata mempunyai rencana yang jahat juga. Dirinya benar benar Cuma dimanfaatkan oleh gadis itu. Dan ia tidak akan pernah memaafkan kesalahan Ify semudah itu.

Kecewa, sakit, sedih, takut, dan marah selalu menghinggap, bergabung menjadi satu di dalam hatinya. Dan itu membuatnya tertekan. Rio benar benar tidak pernah membayangkan jika endingnya akan seperti ini. Gadis itu benar benar membuatnya merasa rapuh dan tidak bisa berbuat apa apa.

“Yo.”

Panggilan itu berhasil membuat Rio mengangkat kepalanya yang sedari tadi hanya menunduk. Dia menatap seorang gadis yang saat ini amat sangat ingin di hindarinya. Dia membuang mukanya, tidak ingin melihat gadis yang ada di hadapanya yang sudah membuat hatinya terasa nyeri.

“Yo. Please. Dengerin gue. Gue minta maaf atas kejadian itu. gue bisa jelasin semuanya Yo. Please jangan diemin gue kaya gini.”

“Gak ada yang perlu di jelasin. Udah lah, lupain aja semuanya. Anggap aja kalau kita gak pernah ketemu. Gak pernah kenal. Dan anggap aja kalau gue gak ada di sekolah ini. Dan gue gak akan pernah mengganggu loe lagi. Bukannya itu yang loe mau ???”

“Yo, tapi …”

“Udah lah Fy, gue udah cukup sakit denger penjelasan loe itu. jangan di tambahin lagi. Gue mohon Fy. Menjauhlah dari gue.”

“Gak bisa Yo. Loe harus dengerin penjelasan gue dulu.”

“Terserah loe. Yang jelas gue gak akan pernah mau ketemu sama loe lagi. Ngerti.” Ucap Rio seraya kembali berjalan melewati Ify yang tengah berdiri dengan mata berkaca kaca.

Gadis ini juga tidak menyangka jika akan terjadi seperti ini. Sekarang pemuda yang benar benar ia cintai tidak mau lagi mendengarkan penjelasannya. Bahkan pemuda itu memilih untuk menjauhinya. Semuanya gara gara rekaman itu. Ify berjanji akan menemukan siapa orang yang tega membuatnya kacau ini. Dan ia akan berjanji akan membuat Rio untuk mempercayai ucapanya.

***************

Masalah yang sangat tidak inginkan terjadi begitu saja dalam kehidupan gadis cantik yang sedang meringkuk, menangis di kamarnya ini. Dia benar benar tidak menyangka, awalnya perasaannya benar benar yakin jika kisah dirinya dengan pemuda itu akan berakhir bahagia. Tapi nyatanya, belum menjadi pasangan resmi saja sudah diberi cobaan yang lumayan berat untuk gadis seusianya.

Matanya bengkak karena kebanyakan menangis sedari malam. Gadis cantik ini sama sekali tidak perduli dengan dandanannya yang sudah acak acakkan. Yang ia inginkan saat ini adalah bersama dengan pemuda itu – Rio. Bukan yang lain. Dia sudah melakukan apapun untuk mendapatkan maaf dari Rio. Tapi pemuda itu tetap saja tidak mau dengar apa yang ia ingin jelaskan.

Dia menyadari. Jika rekaman itu memang rekaman suara dirinya. Tapi suara itu tidak dari hatinya. Sejak dari pertama saja gadis ini sungguh kagum dengan sosok Rio yang tidak pernah putus asa untuk mendapatkan apa yang Rio mau. Suara itu adalah suaranya pada saat dulu – waktu Rio baru 1 bulan mengejarnya. Itu saja bukan dari hatinya. Tapi karena terpaksa. Pada saat itu suara tercipta karena dirinya sedang melakukan via telepon dengan …

“Ify.”

Suara sang mama berhasil membuat gadis berdagu tirus ini mengembalikan fikirannya ke dunia nyata. Karena tadi raganya sedang melayang jauh kearah rekaman itu dibuat. Ify mengalihkan pandangannya menatap sang mama yang sedang menutup pintu dan berhasil masuk tanpa seijin’nya. Wanita paruh baya itu mendekati putrinya dan duduk di hadapannya.

“Kamu kenapa sayang. Dari tadi malam nangis terus.”

“Rio mah.” Jawab Ify sesenggukan. Karena belum bisa menghentikan tangisannya.

“Kenapa sama Rio sayang.” Tanya sang mama lembut seraya membelai rambut Ify penuh kasih membuat Ify sedikit tenang.

“Dia masih salah paham sama Ify. Dia gak mau dengerin Ify.”

Ify memang sudah menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya dengan pemuda tampan itu kepada sang mama. Karena hanya sang mama’lah yang bisa memberikan ketenangan untuk gadis cantik ini. Dengan senang hati wanita paruh baya itu mendengarkan dengan baik dan memberikan saran yang berguna untuk putri tunggalnya itu.

“Tandanya kamu kurang berusaha. Jangan menyerah dong. Dulu Rio kan juga pernah ngejar kamu. Tapi dia selalu sabar nunggunya kan, sampai kamu kena pesona Rio juga. Bahkan sekarang Rio benci kamu aja, kamu malah kaya orang frustasi gini.”

“Sekarang Ify tuh bener bener cinta sama Rio mah. Mama kan tahu. Ify gak pernah ngerasa senyaman ini sama cowo. Baru Rio mah. Dan sekarang Rio benci sama Ify gara gara kesalahan Ify sendiri.”

“Kamu udah berusaha jelasin lagi belum sama dia.”

“Udah mah. Bahkan setiap jam aku minta maaf sama dia. Dan setiap jam juga aku berusaha untuk jelasin ke Rio. Tapi dia’nya gak mau dengerin. Dia malah menghindari Ify di sekolah.”

“Yaudah, kamu ke rumah Rio aja. Kan di sekolah dia menghindari kamu. Tapi kalau di rumah kan dia gak bisa menghindari kamu karena ada keluarganya.”

“Mama yakin Rio bakalan dengerin penjelasan Ify ???”

“Mama gak yakin sih. Tapi kamu coba aja dulu. Pengorbanan kamu itu belum ada apa apanya dari pengorbanan Rio dulu buat kamu loh.”

“Iya mah Ify ngerti. Ify juga udah janji bakalan bikin Rio percaya sama ify. Pokoknya Ify gak rela kalau Rio sama cewe lain.”

“Anak mama udah gede yah ternyata. Udah kenal sama yang namanya cinta cintaan. Sampe gak rela Rio’nya di ambil orang.” Goda sang mama membuat pipi Ify merona merah.

“Mama apaan sih. Ify serius tahu.” Jawab Ify sok ngambek seraya menghapus air matanya yang masih ada di pipinya.

“Yaudah kalau serius. Pertahanin Rio’nya. Jangan sampai Rio jatuh cinta sama cewe lain. Nah, kalau Rio’nya di ambil sama orang lain, anak mama yang cantik ini sama siapa.”

“Mama apaan sih. Rio Cuma milik Ify. Gak ada yang boleh rebut dia dari Ify.”

“Iya sayang. Mama juga setuju banget kalau kamu sama Rio. Rio anaknya baik.”

“Makasih mama.” Pekik Ify seraya memeluk mama’nya erat. Sang mama langsung membalas pelukan anak tunggalnya yang kini sudah beranjak dewasa.

“Yaudah keburu malem nanti. Sekarang kamu mandi, dandan yang cantik setelah itu ke rumah Rio. Bicara baik baik sama dia. Dan bikin dia percaya sama kamu.”

“Pasti mah. Makasih mama. Ify sayaaaang banget sama mama.” Teriak Ify seraya melepaskan pelukannya dan mencium kedua pipi sang mama.

“Sama sama sayang. Mama keluar dulu yah.” Pamit sang mama dan dijawab anggukan oleh Ify.

Ify bersenandung ringan. Hatinya kembali tenang setelah mendengarkan saran sang mama. Hatinya lega karena sudah menceritakan keluh kesahnya kepada sang mama. Dengan langkah riang, gadis cantik ini memasuki kamar mandinya dengan senyum yang masih terpetak di wajah cantiknya. Dan itu membuatnya semakin cantik.

Dia bertekad, hari ini Rio harus mendengarkan penjelasannya. Dan membuat pemuda itu kembali ke pelukannya. Dia harus bisa membuat pemuda itu percaya dengan dirinya. Apapun caranya akan ia lakukan demi mendapatkan seorang Mario. Pemuda yang sampai saat ini masih menjadi pemilik hatinya.



Part 14 selesai :D
tunggu cerita selanjutnya yah, semoga sukaaaaa :*
#sistem tag error
tinggalkan jejak guys, please LIKE and COMMENT.
L & C kalian selalu saya tungguuu :*
thanks buat kalian yang udah mau membaca.

Gue Kena Karma - Part 13 (RIFY)

Maaf All :D ngaretnya kebangetan yah.
author nya lagi banyak kerjaan, jadi yah gini deh.
ada yang masih nungguin gak ??? Gak ada ??? Okeh deh, saya maklum aja yah.
cerbungnya gak jelas sih :D jadi gak ada yang suka.
Happy reading semuanyaaaaaa !!!

Part sebelumnya !!!

Ify langsung tertawa sekeras kerasnya melihat raut wajah Rio yang lucu menurutnya. Sedangkan Rio, dia hanya memandang Ify aneh. Sedetik kemudian Rio tersenyum jail. Dengan gerakan cepat Rio menempelkan bibirnya di pipi kiri Ify membuat gadis itu berhenti tertawa. Ify hanya diam sehingga tidak menyadari bahwa Rio sudah masuk ke dalam menuju ke ruang makan di rumah Ify untuk kabur sebelum gadis itu menerkamnya.

“Rioooooo, keluar loe dari rumah ini.” Teriak Ify murka. Ify berlari kearah Rio dengan tatapan tajamnya. Rio hanya tertawa mendengarnya.

“Dasar cowo mesum.” Teriak Ify seraya memukul lengan Rio dengan ganas.

“Aduh. Udah Fy Stop. Badan gue masih sakit nih. Tadi juga kan loe duluan yang ngejailin gue, ya gantian dong sekarang.” Ucap Rio berusaha menahan kedua tangan Ify yang masih memukulnya penuh nafsu.

“Loe tuh emang rese tahu gak.” Ify langsung membalikan badanya dengan tangan terlipat di depan dada. Pasang muka ngambek tentunya.

“Maap Py. Gue kan tadi sengaja, eh maksudnya gak sengaja. Masa gitu doang loe ngambek sih.” Ify masih tetap diam. “Fy.”

“Kalau loe masih diem aja, gue cium lagi nih. Tadi kan di pipi kiri, sekarang giliran yang satunya lagi. Biar gak ada yang iri.” Ucapan Rio berhasil membuat Ify membalikan tubuhnya kembali menghadap Rio dan memukulnya kembali.

“Rese, nyebelin.” Teriak Ify. Rio yang sudah kesakitan karena luka lebam di sekujur tubuhnya yang belum sembuh pun langsung memeluk Ify dengan erat.

Reflek Ify menghentikan aksi pukul memukulnya. Dia hanya diam. Kaget. Gadis cantik ini masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang sedang terjadi. Ify hanya diam tanpa berniat membalas pelukan Rio. Pemuda tampan itu juga sepertinya menikmati dengan pelukannya tanpa menyadari jika ada orang lain yang sedang melihat aksi mereka berdua. Orang itu hanya diam karena kaget dengan kejadian di hadapannya sekarang.

“Rio Ify.” Rio dan Ify reflek melihat ke arah orang yang memanggil mereka. Seketika itu matanya langsung terbelalak kaget melihat kedatangan orang itu yang tiba tiba. Dan reflek pula Rio langsung melepas pelukannya dari Ify. Mereka sama sama salting karena orang itu melihat kearah mereka dengan tatapan menyelidik.



Part selanjutanya !!!

“Cakka / kakak.” Koor Rio dan Ify kompak.

“Ckckck, loe berdua belum juga resmi udah peluk pelukkan aja.” Ucap seseorang itu yang ternyata kakak sepupu Ify.

“Loe kok balik lagi. Katanya mau jalan sama Agni.” Ucap Ify berusaha menyembunyikan kesaltingannya.

“Gak pengin gue ganggu ??? Untung yang dateng gue, coba kalau nggak, loe berdua bisa di demo warga gara gara berdiam di dalam rumah Cuma berdua. Pake acara peluk pelukkan segala.”

“Intinya tadi tuh gak seperti yang loe kira. Gue tadi di pukulin sama Ify. Ya udah gue peluk aja biar dia berhenti.” Ujar Rio berusaha menjelaskan.

“Gue percaya sama loe Yo. Kan sepupu gue itu udah tergila gila sama loe. jadi kalau loe apa apain juga gak papa. Asal tanggung jawab aja.” Ucap Cakka enteng.

Ify yang mendengarnya langsung melemparkan sandal yang dipakainya kearah Cakka dan tepat mengenai kepala Cakka. Cakka langsung mengaduh kesakitan dan Rio hanya tertawa saja melihat adegan yang sangat lucu ini.

“Rese loe Py. Sakit.” Ringis Cakka seraya mengusap usap kepalanya yang jadi sasaran pelemparan sandal Ify.

“Makanya jangan ngomong sembarangan.”

“Udah udah jangan berantem. Cakka, ikut makan bareng yuk.” Ajak Rio ramah.

“Gak sopan loe.” Tuding Cakka, Rio hanya mengernyit heran.

“Gak sopan gimana. Orang gue nawarnya juga baik baik. Aneh loe.”

“Gue itu lebih tua dari loe. jadi berhenti manggil gue just ‘Cakka’. Tapi harus pake kakak di depannya. Ngerti.”

“Ogah. Gue sama loe Cuma selisih satu tahun. Males banget manggil loe kakak.”

“Dasar loe. loe mau gak gue restuin loe sama Ify ???”

“Ngancem ??? Silahkan. Yang penting gue udah dapet restu dari nyokap bokapnya. Loe siapa ??? Cuma sepupu kan ??? Jadi berhenti buat sok. Paham.”

Cakka langsung mengambil sandal Ify dan kembali melemparnya kearah Rio. Tapi dengan cekatan Rio langsung menangkap sandal tersebut dan tersenyum kemenangan kearah Cakka. Sedangkan Cakka memasang tampang murka kepada Rio. Ify hanya geleng geleng kepala melihat 2 cowo keren di sekelilingnya ini.

“Gak bisa. Gue lebih hebat dari loe. hahaha.”

“Awas aja loe. Gak akan gue restuin loe berdua.” Ancam Cakka membuat Ify menyikut lengan Rio dan Rio langsung berhenti ketawa.

“Hehehe. Becanda bro. Gitu aja di tanggepin serius. Gue tetep menghargai loe sebagai sepupu ipar gue kok. Tenang aja.”

“Ngarep. Mana ada sepupu ipar.”

“Ada adain aja lah. kan loe juga bakal jadi bagian dari keluarga gue juga kalau gue nikah sama Ify nanti.”

“Menghayal aja terus. Lagian siapa yang bakalan restuin loe. hahaha.”

“Rese loe.”

“Canda Yo, gue ke atas dulu yah.”

“heh mau ngapain ??? Gak makan dulu ???” Tanya Ify membuat Cakka memberhentikan langkahnya yang akan menaiki tangga dan menoleh kearah Ify.

“Gue mau menghabiskan waktu gue hari ini sama Agni. Udah lama juga kan gak ketemu dia. kangen berat gue. Lagian Agni ada di luar tuh, lagi nungguin gue.”

“Bodoh, loe kenapa gak nyuruh Agni masuk ???”

“Udah nona Ify ku tersayang. Tapi Agni’nya gak mau. katanya pengin di dalem mobil aja. Udah ah, loe berdua terusin aja tuh mesra mesra’nya. gue mau ke atas dulu.” Ucap Cakka seraya menaiki tangga dengan setengah berlari.

“Dasar, udah Yo makan aja. Katanya tadi loe laper.” Ucap Ify. Rio hanya menganggukan kepalanya seraya duduk di kursi diikuti oleh Ify di depannya.

“Fy Ambilin dong.” Ujar Rio manja seraya menyodorkan piringnya kearah Ify.

“Ogah. Emang gue istri loe ???”

“Calon Fy. Makannya loe harus latihan dari sekarang.”

“Ogah. Gue gak mau jadi istri loe.”

“Eh serius ???”

Ify dengan mantap menganggukan kepalanya. Rio langsung murung. Dia menarik kembali piringnya dan mengambil makanan yang ada di meja makan dengan ekspresi super bad mood’nya. Ify hanya menahan tawa dan berusaha untuk tidak tertawa sekarang.

Cakka berdehem dengan nada keras membuat Ify dan Rio menolehkan kepalanya kearah pemuda tampan yang berdiri tidak jauh dari mereka. Pemuda itu hanya menunjukkan deretan gigi putihnya merasa sudah mengganggu acara pasangan belum jelas di depannya.

“Sorry sorry. Okeh, gue mau pergi sekarang. Bidadari gue udah nunggu tuh di kereta kencana’nya. Baik baik ya loe berdua. inget, loe berdua Cuma berdua di sini. Jangan ngelakuin hal macem macem.” Peringat Cakka bermaksud menyindir dan langsung ngacir ke luar rumah.

“Heh Cicak. Nyebelin banget sih loe.” Teriak Ify membuat Cakka tertawa puas di depan rumah.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil menyala dan perlahan lahan suaranya mulai menjauh dari rumahnya. Pertanda bahwa pemuda tampan itu sudah beranjak dari rumahnya. ‘kenapa tadi pas kak Cakka dateng gue gak denger suara mobilnya yah. Atau gue terlalu menikmati pelukan hangat Rio sampe sampe gak denger bunyi suara mobil kak Cakka.’ Batin Ify seraya tersenyum senang.

Rio sedari tadi hanya diam. Sama sekali tidak ada mood untuk membalas candaan kakak sepupu pujaan hatinya itu. Dia masih bad mood. Gara gara ucapan gadis di hadapannya yang terdengar serius. Rio hanya mencoba untuk focus makan karena sedari tadi perutnya sudah berdemo minta di beri asupan. Tentunya dengan suasana hati yang sangat menyedihkan.

Ify menolehkan kepalanya kembali kearah Rio. Dia melihat bahwa pemuda itu sedari tadi hanya diam saja. Kenapa ???. Itu yang jadi pertanyaan oleh Ify. Tapi beberapa detik kemudian, gadis cantik ini menyadari kesalahannya. Dia tadi mengucapkan kata kata yang mungkin menyakiti hati pemuda itu. Tapi Ify masih diam, dia hanya memandang Rio yang sedang makan dengan kepala menunduk.

“Yo.” Panggil ify pelan.

“Hem.” Jawab Rio tanpa menolehkan kepalanya kerah Ify.

“Ish, Rio.” Panggil ify dengan nada keras. Lagi lagi hanya jawaban ‘hem’ dari pemuda tampan di hadapannya. “Kenapa sih.”

“Gak apa apa. Gue udahan aja deh. Udah kenyang. Udah malem juga. Gak enak sama tetangga loe.” Ujar Rio seraya menghentikan aksi makanya. Dan bersiap untuk berdiri.

“Rio tunggu, loe marah sama gue ??” Tanya Ify sok polos.

“Gak kok. Gak ada alesan gue untuk marah.”

“Ada. Alesan loe marah karena gue bilang, gue gak mau nikah sama loe.”

“Udah gak usah difikirin lagi. Gue gak marah karena itu kok. Lagian kan itu terserah loe juga. Hak loe buat milih siapa yang pantes jadi pendamping hidup loe. Ya mungkin gue termasuk ke dalam golongan yang bukan pilihan loe buat jadiin pendamping hidup.” Jelas Rio.

“Lagian kita kan masih kecil, udah bahas kaya gitu aja. Perjalanan kita masih jauh. Belum tentu gue jodoh loe begitupun sebaliknya. Masih banyak rintangan yang harus kita lalui menuju kearah itu Yo.”

“Maksud loe masalah yang bakal kita hadapi suatu saat nanti ???”

“Iya. Dan siapa tahu aja loe ataupun gue dapetin seseorang yang jauh lebih baik kan. Kan kita gak bisa bersama kalau udah terjadi masalah itu. jadi gue gak mau ngasih harapan sama loe dulu. Karena perjalanan kita masih panjang.”

Selama Ify mengungkapkan argument’nya. Rio hanya diam mendengarkan dengan seksama. Dia benar benar mencoba mengerti apa maksud gadis itu berkata demikian. Dan Rio langsung tersentak saat Ify mengucapkan kalimat ‘Dan siapa tahu aja loe ataupun gue dapetin seseorang yang jauh lebih baik kan.’. Kalimat itu benar benar seperti kode. Kode bahwa Rio ataupun Ify tidak akan bersama suatu saat nanti karena kehadiran seseorang yang jauh lebih baik untuk salah satu dari mereka berdua.

Rio hanya mendesah pelan. Dia tahu sekarang apa maksudnya. Ify tidak mau bersamanya untuk menjadi yang terakhir. Kebersamaan mereka berdua hanya kebersamaan sesaat yang sebentar lagi akan mencapai tahap akhir. Tentunya setelah menempuh tahap akhir mereka akan hidup sendiri sendiri dan berusaha mencari seseorang yang jauh lebih baik.

Tetapi sepertinya bukan Rio yang menginginkan tahap akhir itu ada. Tapi gadis cantik yang sekarang ada di hadapannya. Rio sudah mencintai Ify selama 4 bulan. Tidak mungkin dia tidak ingin menjadikan Ify sebagai wanita terakhir yang terukir manis dalam hatinya yang paling dalam. Tapi jika Ify. Gadis itu sudah menolaknya selama 4 bulan, jadi ada kemungkinan besar gadis itu menginginkan tahap akhir itu ada. Dan itu membuat Rio sesak.

“Gue ngerti maksud loe. yaudah gue balik yah. Udah malem. Thanks buat semuanya Fy.” Ucap Rio seraya tersenyum getir.

“Yo, Ucapan gue tadi itu gak ada maksud apa apa. Gue pengin jadi yang terakhir buat loe. Gue Cuma meringatin loe aja untuk mikir ke depannya. Pasti banyak rintangan Yo. Dan jangan berharap terlalu jauh dulu.”

“Iya. Thanks udah meringatin gue Fy. Gue pulang dulu. Salam buat Cakka kalau dia balik.” Pamit Rio seraya berjalan ke luar rumah untuk menuju ke motornya. Setelah tersenyum paksa kepada Ify, Rio langsung mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata rata.

***************

“Loe yakin mau nyebarin ini semua ???”

“Iyalah. Gue gak akan pernah ngijinin mereka bersama. Dengan video ini gue yakin mereka akan pisah. Dan pastinya saling membenci satu sama lain.”

“Sebenerya loe cinta beneran gak sih sama Ify ???”

“Gak. Cewe di luar sana masih banyak. Ngapain juga gue ngemis ngemis cinta sama cewe kaya dia. Gak oke banget deh.”

“Dan apa alesan loe mau ngelakuin itu semua ??? Kalau loe emang udah gak cinta sama Ify, harusnya loe gak usah ikut campur urusan mereka.”

“Gue udah pernah bilang sama loe kan. Gue gak akan pernah ngijinin cewe kaya dia ngerasain kebahagiaan. Dia udah nolak gue. Itu artinya sama aja kaya dia nginjek nginjek harga diri gue. Gue gak terima.”\

“Bukannya loe benci juga sama Rio ???”

“Itu jelas. Gue gak suka sama cowo sok kaya dia. selain gue mau ngehancurin Ify, gue juga mau ngehancurin Rio. Dengan ini, gue yakin, mereka berdua sama sama menderita.”

“Oke. Terus kapan loe mau ngelakuin misi loe itu.”

“Besok pagi. Lebih cepat lebih baik. Gue tahu, kalau mereka berdua lagi bareng bareng sekarang. Lumayan lah, buat tanda perpisahan. Dan besok pagi gak akan ada senyum lagi. Gue bakal bikin mereka berdua malu di depan semua anak anak.”

“Gue setuju sama loe.”

“Thanks bro. thanks juga buat kerja loe. Karena loe, gue dapet cara buat ngehancurin mereka berdua. yaitu dengan rekaman ini.”

“No problem bro. Gue juga musuh Rio lagi. So, sama sekali gak masalah loe minta bantuin gue buat rekam semuanya. Toh, ujung ujungnya gue juga bakaln senang kan nantinya.”

“Good job bro. Hahaha.”

“Thanks bro. Hahaha.”

“Loe lihat Mario. Besok pagi loe akan benar benar merasa kalah dari gue.”

***************

Keesokan paginya. Semua siswa siswi SMA STAR menjalankan aktivitas seperti biasanya. Dengan perasaan yang berbeda beda tentunya. Harapan mereka semua pada saat pertama membuka mata untuk melihat dunia di hari baru adalah berharap semoga di hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin. Semuanya pasti berpendapat seperti itu.

Karena memulai aktivitas di hari baru adalah keinginan mereka masing masing. Tentunya dengan bersyukur karena mereka masih diberikan kesempatan untuk bisa berkumpul dengan orang yeng mereka sayang di hari yang baru. Membuka mata menemukan cahaya yang dapat menyilaukan mata dan make a wish yang terbaik untuk dirinya dalam menjalani hari yang baru ini dengan senyuman.

SMA STAR saat ini sudah dipenuhi oleh ratusan siswa siswi yang sudah siap untuk menjalani hari baru ini. Tersenyum bahagia disaat bertemu dengan orang orang yang mereka sayang. Tapi tidak dengan pemuda tampan yang satu ini. Rio. Sepertinya pemuda ini benar benar tidak ingin merasakan hari ini. Entahlah, tapi perasaannya tidak menginginkan hari ini ada.

Rio bergegas menuju ke kelasnya setelah berhasil memarkirkan motor ninjanya di parkiran sekolahnya. Dia langsung mendudukan dirinya di bangku. Kepalanya langsung menelungkup pada kedua tangannya yang di lipat di atas meja. Hal ini membuat sahabatnya mengernyit heran. Tidak biasanya sahabatnya seperti ini. Seperti ada masalah.

“Bro, kenapa ???” Tanya Alvin seraya menepuk punggung Rio pelan.

“Gak apa apa Vin.” Jawab Rio masih dengan posisi yang sama seperti tadi.

“Gak apa apa gimana. Muka loe tuh galau banget kayaknya. Cerita dong bro sama gue. Kita kan Friend.” Ucap Alvin lagi, dan kali ini Rio tertawa dalam menanggapi ucapan sahabatnya itu.

“Iya kita Friend. Tapi kalau emang gue gak ada masalah apa apa terus di suruh cerita sama loe, gue mau cerita apa coba.”

“Serius ???”

“Serius Alvin. Gue Cuma lagi gak enak badan aja. Tapi gue fine kok.”

“Halah bahasa loe. Yaudah. Gue ke kelas Sivia dulu yah. Kangen gue. Hehehe.”

“Sok loe. Kangen mata loe sipit. Kemarin baru ketemu udah kangen aja.”

“Sensi banget sih loe Yo. Gue yang kangen kenapa loe yang ribet deh. loe gak mau nyamperin Ify juga ??? Mumpung sekelas nih sama Sivia. Jadi kita bisa bareng kesananya. Lumayan bro, buat nemenin gue.” Cerocos Alvin membuat Rio geleng geleng kepala mendengarnya.

“Gak deh bro, gue disini aja. Lagian gue belum ngerjain PR nih. Loe emang udah ???”

“Udah lah. Alvin gitu loh. Tumben loe belum. Biasanya kalau masalah PR gak pernah gak ngerjain. Kenapa emangnya ???”

“Gue tadi malem konsultasi sama kak Chelsea, jadinya gini deh. hehehe.”

“Konsultasi apaan ??? Berasa dokter aja tuh kakak loe. Loe mau pinjem punya gue Yo ??? Ambil aja noh di tas.”

“Ogah. Walaupun gue gak ngerjain PR bukan berarti gue gak bisa. Gue ngerjain sendiri aja deh bro.”

“Iya deh tahu yang pinter. Yaudah, gue mau ke kelas yayang gue dulu. Selamat ngerjain PR bro.” Ucap Alvin seraya ngacir keluar kelas.

“Dasar kodok sipit.”

Rio langsung membuka tas’nya dan mengeluarkan buku’nya dari dalam tas. Dia berusaha untuk focus mengerjakan PR’nya tapi pikirannya tetap mengarah pada ucapan Ify tadi malam di ruang makan rumah Ify. Sebenarnya tadi malam, dia tidak berkonsultasi apapun kepada kakaknya. Dia hanya mengarang saja supaya Alvin tidak bertanya macam macam kepadanya.

Dia hanya memfikirkan ucapan Ify di dalam kamarnya. Hanya berdiam diri di dalam kamar sampai tidak menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 02.00. pantas saja jika sekarang dia sedang tidak enak badan. Tidur Cuma 4 jam. Itu saja tidak bisa tidur dengan tenang karena ucapan Ify sampai ke bawa ke alam mimpi. Dia tidak mengerti mengapa mimpinya buruk sekali. Seolah olah dirinya dengan gadis itu akan berpisah dalam waktu dekat ini.

Rio berusaha untuk membuang pikiran negatif’nya. Dia hanya berharap semoga mimpinya tidak ada pengaruhnya dengan perasaanya yang mengatakan bahwa hari ini akan ada sesuatu yang menyakitkan yang akan terjadi padanya dan ujung ujungnya ber’efek’ ke hubungan mereka berdua. Yah semoga saja harapannya terkabul.

Sedangkan di tempat lain, seseorang sedang merencanakan niat jahatnya. Dia sudah mempersiapkan segalanya untuk menghancurkan orang orang yang dia benci. Dan dia yakin, jika hari ini, orang yang sangat dia benci akan merasakan sakit hati yang luar biasa. Dan kemenangan ada di depan matanya. Dia tersenyum penuh kemenangan menyadari jika musuh’nya akan benar benar kalah di tangannya sendiri.

Sejak pagi tadi semuanya berjalan lancar. Dan sekarang saatnya istirahat yang digunakan oleh siswa siswi SMA STAR dengan melakukan kegiatan yang menurutnya paling enak di lakukan untuk me’refresh otaknya akibat terlalu banyak berfikir oleh pelajaran sebelumnya.

Sama juga seperti keempat gadis cantik yang sedang mengadakan moment kebersamaan. Mereka adalah Ify, Sivia, Shilla dan Agni. Semenjak Agni dan Sivia berpacaran, mereka jarang berkumpul. Apalagi sekarang bertambah dengan Ify yang lagi deket deketnya dengan Rio. Dan Shilla yang sedang berusaha untuk membuat orang yang dia sayang selama ini berubah menjadi orang yang lebih baik.

Sebenernya Shilla mempunyai perasaan cinta kepada seorang pemuda yang merupakan salah satu siswa SMA STAR. Pemuda yang dikenal oleh banyak orang. Tapi sepertinya pemuda itu belum menyadari perasaanya. Shilla masih punya misi untuk membuat orang yang dia cinta itu berubah menjadi sosok yang pantas untuk di banggakan oleh semua orang. Entah kapan waktu itu akan datang. Shilla masih menunggu dengan setia dan berusaha semaksimal mungkin demi kebaikan pemuda itu.

“Gue kangen sama moment ini.” Ucap Agni. Mereka sekarang sedang duduk di atas rumput di taman sekolah.

“Makanya jangan pacaran mulu.”

“Huuu, Shilla iri.” Sindir Agni membuat Shilla manyun. Sedangkan Ify dengan Sivia hanya tertawa.

“Udahlah Shill, loe tenang aja. Pasti loe bakal nemuin pangeran loe kok.”

“Iya, tapi kapan Fy ???”

“Secepatnya Shill. Loe Cuma mesti berusaha sedikit lagi supaya dia bisa lihat loe. Gue yakin, kalau dia ngelihat loe. Dia bakal tahu kalau ternyata ada satu cewe yang bener bener sayang sama dia. Dan setelah itu dia akan berubah. Dan itu semua karena loe.” Hibur Sivia membuat Shilla tersenyum.

“Thanks Via.” Shilla memeluk Sivia.

“You’re welcome Shilla. Sahabat itu akan selalu menyemangati sahabatnya kalau lagi ada masalah. Jadi loe tenang aja. Loe gak sendirian. Masih ada kita bertiga dan nyokap bokap loe. kita semua sayang sama loe dan akan selalu dukung keputusan loe.”

“Ciyeee Sivia makin bijaksana. Gara gara berhasil pacaran sama pujaan hatinya yah.” Goda Ify membuat pipi Sivia merona merah.

“Apaan sih loe Fy. Oya Ag, hubungan loe sama kak Cakka gimana ???”

“Baik baik aja Vi. Gak ada masalah apapun lagi. Ternyata dia masih cinta sama gue.”

“Iya lah masih cinta. Orang dari dulu sampe sekarang dia gak mau pacaran dulu. Dan alesanya karena dia punya cewe yang bener bener di sayang di Indonesia. Dan ternyata itu loe Ag. Gak nyangka gue.”

“Gue juga gak nyangka Fy. Ternyata Kak Cakka itu kakak sepupu loe. habis loe gak pernah cerita.”

“Percuma gue cerita Ag. Kalau dia juga jauh dari sini. Yang ada loe semua pada kepo pengin ketemu. Loe bertiga kan orangnya kepo.”

“Kaya loe gak aja. Dulu, waktu gue bilang kalau gue ngefans sama Alvin dan loe belum tahu, loe selalu bujuk gue mulu buat cerita Fy. Itu namanya apa kalau gak kepo ???”

“Hahaha. Ya abisnya loe bikin gue penasaran sih.”

“Hubungan loe sama Rio gimana Fy ???” Tanya Shilla membuat Ify menghentikan tawanya.

“Ya biasa aja. Gak ada yang special. Masih berstatus ‘teman’.”

“Loe gak minta Rio buat nembak loe ???”

“Entahlah guys, gue juga gak ngerti apa yang terjadi sama perasaan gue sama Rio. Lagian bukanya status gak penting yah. Yang penting kan kalau gue sama Rio itu saling sayang, saling cinta. Gak masalah dong tanpa status.”

“Iya sih. Tapi kalau ada cewe yang deketin Rio gimana ??? Atau ada cowo yang deketin loe. Bukannya itu berbahaya yah. Kan kalian juga gak punya alesan untuk nolak kedatangan orang ketiga itu. karena kalian masih berstatus ‘TEMAN’.”

“Gak tahu lah Ag. Gue bener bener bingung. Semuanya terserah sama Rio aja enaknya gimana. Kalau emang Rio sayang sama gue, dia gak akan bersikap yang lebih ke orang ketiga itu. apalagi gue. Gue gak akan perah nerima kedatangan orang ketiga itu selama gue masih sayang sama Rio.”

“Ya, loe bener juga sih Fy. Semoga loe baik baik aja yah sama Rio.” Ucap Sivia, Shilla dan Agni serta Ify langsung meng’Amin’i ucapan Sivia.


nah, itu dia part 13'nya :D
semoga tambah sukaaa yah guys.
Don't be a silent readers all. tinggalkan jejak kalian.
LIKE and Comment selalu saya tunggu :*
thanks for readers :*

Photo Dinda Kirana Sukmawati























Gue Kena Karma - Part 12 (RIFY)

Hai para readers. Thanks karena udah mau bersedia menunggu cerbung gaje ini yaaaa :)
cuma mau bilang, maap kalau ngaret :D
Hehehe. happy reading all.
Cekidot !!!

Masalah mereka sudah selesai. Mereka bisa beraktivitas seperti biasanya lagi. Tentunya tanpa kehadiran Zahra cs. Sekarang, tidak ada lagi Febby, Prissil dan Oik yang selalu berbuat jahat dan seenaknya kepada orang lain. Tanpa perduli atau memikirkan perasaan orang itu sendiri. Sebenernya mereka iba kepada Zahra. Gadis itu tidak tahu apa apa. Baru beberapa bulan menginjakkan kakinya di sekolah ini sudah mendapat masalah sampai dikeluarkan dari sekolah. Tapi perbuatannya kepada Ify sungguh keterlaluan. Kepala sekolah tidak akan pernah mengijinkan murid murid seperti itu berada di sekolahnya.

Zahra juga ikhlash menerimannya, dia sempat meminta maaf kepada teman temannya termasuk Ify cs. Dia juga telah meminta maaf kepada Rio dan Alvin. Dua pemuda tampan yang beberapa bulan ini selalu menjadi sahabatnya saat dia masih berada di sekolah barunya. Zahra menyesal tidak mendengarkan kata kata Rio untuk tidak berurusan dengan Prissil cs.

Dan semuanya memang sudah terlambat. Keputusan pihak sekolah sudah bulat untuk tetap mengeluarkannya dari sekolah ini. Dan akibat dari perbuatannya, Ayahnya menjadi marah dan mengirim kembali Zahra ke Amerika. Membuat gadis cantik itu merasa tertekan. Tetapi semuanya sudah berlalu. Zahra harus bisa menerima semuanya. Semua yang terjadi di hidupnya sekarang adalah karena kesalahannya. Dan ia pantas mendapatkan hukuman itu.

Sedangkan Agni, masalah gadis tomboy itu dengan sepupu Ify juga sudah selesai. Mereka bisa kembali bersama sama lagi seperti dulu. Yaps, mereka pernah berpacaran waktu jaman SMP. Kakak kelasnya yang tampan itu selalu membuatnya merasa terpesona. Apalagi saat pemuda itu sedang bermain basket dalam keringat yang bercucuran. Itu membuatnya jauh lebih tampan dari biasanya. Dan Cakka itu merupakan mantan ketua OSIS di sekolahnya. Itu membuatnya semakin digilai hampir seluruh kaum hawa di sekolahnya waktu SMP dulu.

Tapi waktu itu, Agni juga mendapat masalah. Oik, gadis itu juga menyukai Cakka. Dan Oik tahu, bahwa Agni juga menyukai Cakka. Maka dari itu, Oik melalukan berbagai cara supaya Agni menjauh dari Cakka dan Cakka menjadi benci kepada Agni. Tapi usahanya malah GATOT alias gagal total. Setiap kali membuat Cakka membenci Agni, semakin sakit pula hati Oik. Karena bukan kebencian yang selalu ia lihat jika Cakka sedang menatap Agni, perasaan sayanglah yang ia perlihatkan. Dan itu semua membuat Oik membenci Agni hingga saat ini.

Tapi sekarang, Oik sudah dipindahkan ke luar kota oleh orang tuanya. Jadi, insya Allah tidak akan ada yang mengganggu hubungan dirinya dengan kakak kelasnya itu. Agni jadi teringat setelah dirinya keluar dari ruang Outdoor itu, dia tertawa geli mengingat kejadian itu.

Setelah keluar dari ruangan itu, Agni berlari menuju ke toilet wanita. Dan Cakka tetap mengikutinya, bahkan sampai ikut masuk ke dalam toilet wanita itu. Jelas saja pemuda itu menjadi pusat perhatian kaum hawa yang masuk ke dalam toilet wanita itu. Tapi sepertinya Cakka tidak perduli, pemuda itu terus menerus minta maaf kepadanya sampai membuat orang orang di sekeliling mereka tertawa mendengarnya. Siapa yang tidak tertawa, melihat seorang pemuda tampan masuk kedalam toilet WANITA dan merengek rengek minta di maafkan seperti anak kecil. Tapi Agni mempunyai hati, dia mengajak Cakka keluar dari Toilet itu dan berbicara empat mata sampai Agni mau memaafkan Cakka.

Rio dan Ify tersenyum senang melihat sahabat sahabatnya sudah menIelesaikan masalahnya masing masing. Mereka sedang berada di taman belakang sekolah menikmati pemandangan di hadapannya bersama sama. Rio yang dengan santainya merangkul Ify dengan tangan kananya hingga perempuan itu menyenderkan tubuhnya ke tubuh Rio. Dan Ify yang dengan pastinya melingkarkan kedua tangannya di pinggang Rio membuatnya mereka merasa nyaman.

Jika ada yang melihat pemandangan itu, orang itu pasti akan berfikir bahwa Rio dan ify adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Padahal hubungan mereka masih tanpa status. Mereka memang saling mencintai tapi tidak dengan status yang jelas. Kedua insane yang saling mencintai ini masih dalam posisi yang sama. Mereka benar benar nyaman dengan keadaan yang seperti ini. Mereka sangat menikmatinya.

“Makasih yah Rio, buat semua yang udah loe lakuin buat gue.” Ucap Ify tulus sedangkan Rio hanya menganggukan kepalanya dalam diam.

“Gue bener bener gak nyangka kalau Zahra yang ngelakuin itu.” Lanjutnya membuat Rio bereaksi. Pemuda itu menaruh dagunya di puncak kepala Ify dan semakin mengeratkan rangkulannya membuat ify semakin dekat dengannya.

“Gak usah di inget lagi. Semuanya udah berlalu Ify. Yang jelas sekarang gak akan ada lagi yang menganggu loe. kalau sampai ada yang berani menyentuh loe untuk menyakiti loe, orang itu akan berhadapan dengan gue.”

“Thanks Rio. Loe emang malaikat penolong gue. Gue sayang sama loe.”

“Masa ??? Kalau gue gak sayang sama loe gimana ???” Ujar Rio cepat bermaksud menggoda membuat Ify memukul dadanya kesal, Rio hanya terkekeh melihat kelakuan Ify.

“Gak mungkin loe gak sayang sama gue. Yang dulu ngejar ngejar gue siapa ???”

“Oh, jadi kalau cowo ngejar ngejar cewe itu karena sayang ??? Kalau cewe ngejar cowo juga karena sayang ???” Ify mengangguk dengan cepat. “Kata siapa ???”

“Kata aku dong.” Jawab Ify singkat.

“Oh gituh yah. Mmm Fy.”

“Ya kenapa ???” setelah Ify mendongakan kepalanya untuk menatap wajah Rio, Rio dengan jail menggunakan kesempatan itu untuk mencium Ify di pipinya dengan cepat. Setelah itu dia berdiri dan langsung berlari menghindari amukan Ify. Sedangkan Ify hanya tersentak dengan perlakuan Rio yang terlalu tiba – tiba.

“Ify.”

Teriakan Rio membuat Ify tersadar, dia mencari keberadaan rio. Karena pemuda itu sudah tidak ada di sebelahnya, dan dia menemukan Rio sedang bersender pada sebuah pohon yang letaknya cukup jauh dari tempat Ify dengan senyum jailnya. Ify lantas berdiri dan berlari mengejar Rio yang kembali berlari.

“Loe sayang sama gue gak Fy ???”

“Gak. Gue benci banget sama loe.” Teriak Ify berusaha menangkap Rio yang selalu berlari menghindarinya.

“Kata loe, kalau cewe ngejar ngejar cowo itu karena sayang. Berarti loe sayang sama gue dong. Kan loe lagi ngejar ngejar gue. Hahaha.” Rio masih berlari seraya berkata seperti itu dan tertawa terbahak bahak membuat Ify merenggut kesal.

“Riooooo. Loe nyebelin banget tahu gak.” Teriak Ify kesal

“Ify sayang sama gue loh.” Teriak Rio yang membuat beberapa orang yang melewati taman tersebut tersenyum geli melihat kelakuan Ify dengan Rio yang berkejar kejaran seperti anak kecil.

“Gak. Rio bohong. Gue gak sayang sama Rio. Gue benci sama Rio.” Kali ini giliran Ify yang berteriak membuat Rio semakin tertawa mendengarnya.

Mereka memang pasangan yang serasi. Sayang, hubungan mereka belum memiliki status yang jelas, padahal semua warga sekolah sudah tahu kedekatan Ify dengan Rio itu seperti apa. Mereka merupakan pasangan ter the best di SMA STAR. Bahkan sudah banyak pula yang menyuruh Rio untuk menyatakan perasaannya kepada Ify. Tapi pemuda itu hanya membalasnya dengan senyuman yang penuh arti. Tak sedikit pula yang memberikan saran untuk acara penembakan mereka. Dan itu semakin membuat Rio merasa bahagia. Rio sudah merencanakan acara penembakan itu dengan sangat antusias. Dan ia yakin, kisah cintanya akan berakhir happy ending. Tentunya bersama ify. Gadis yang ia cintai dan sayangi selama beberapa bulan ini.

***************
Sore ini jadwal Rio dan Alvin berlatih basket di club. Mereka berdua memang mendapat jadwal yang sama. Kedua pemuda tampan ini melajukan motornya membelah jalanan ibu kota yang selalu padat. Di tengah perjalanan mereka berdua memberhentikan motornya karena ada sesuatu yang menghalangi perjalanan mereka berdua. Rio dan Alvin membuka helm fullface’nya.

Kedua pemuda tampan ini hanya mengernyit bingung. Di hadapan mereka telah berdiri beberapa orang yang badanya atletis semua. Hal itulah yang menghambat perjalanannya. Rio dan Alvin saling pandang dan hanya mengangkat bahu secara bersamaan karena bingung dengan orang orang yang berdiri di hadapan mereka. Sepertinya beberapa orang itu memang sengaja menunggu Rio dan Alvin melewati jalanan ini. Dan kebetulan juga, mereka sekarang sedang berhenti di sebuah jalan yang lumayan sepi dan jauh dari pemukiman penduduk. Hanya terdapat beberapa pohon yang berdiri kokoh di pinggir jalan.

“Ngapain loe semua berdiri di situ.” Ucap Rio santai.

“Kita Cuma punya satu keinginan yang harus loe berdua penuhi.”

“Keinginan apa ???”

“Loe berdua harus keluar dari club BATAVIA.”

“Loe gila. Siapa yang nyuruh loe semua. Suruh bos loe pada berdiri di sini. Jangan jadi pecundang yang bisanya nyuruh anak buah.”

“Gue gak pecundang.”

Suara itu berhasil mengalihkan perhatian Rio dan Alvin dari beberapa orang yang berdiri di hadapan mereka sekarang. Dilihatnya pemuda yang begitu sangat mereka kenali. Ternyata dia dalangnya. Rio dan Alvin yang melihatnya hanya tersenyum sinis melihat kedatangan musuh mereka.

“Ternyata elo.”

“Iya, ini gue, Gabriel Stevent Damanik. Musuh loe yang tidak terkalahkan.” Ucap orang itu yang ternyata Gabriel dengan angkuhnya.

“Cish, beraninya main keroyokan loe. Pengecut.” Ucap Alvin kesal.

“Kenapa, loe takut. Bukannya loe dan sahabat loe yang tercinta ini udah berkali kali menang tawuran.”

“Terserah loe mau ngomong apa Iel. Sekarang gue minta, loe dan anak buah loe itu minggir sekarang, gue mau lewat.”

“Siapa loe berani perintah gue.” Bentak Gabriel yang membuat Rio dan Alvin tersenyum sinis.

“Gue Cuma pengin Tanya sama loe Iel, sebenernya masalah loe sama gue itu apa sih. Kenapa loe selalu cari gara gara sama gue.”

Mendengar ucapan Rio, Gabriel hanya tersenyum sinis dan mengalihkan wajahnya ke arah lain. Beberapa menit kemudian dia kembali menatap kearah Rio dan ..

BUGH.

Tangan Gabriel sukses mendarat di wajah Rio membuat sudut bibir pemuda tampan itu berdarah, Alvin yang melihat itu langsung bereaksi dengan mendekat kearah Gabriel dan bersiap melayangkan tangannya, tapi dengan cepat Rio menahan lengan Alvin sehingga pemuda itu tidak jadi memukul Gabriel.

“Loe jangan ikut campur dulu Vin, ini masalah gue sama dia.”

“Tapi bro.”

Rio hanya menepuk bahu Alvin. Dan Alvin mengerti maksud Rio, pemuda tampan itu melangkah mundur kembali ke tempatnya semula. Sementara Rio menghapus darah di sudut bibirnya seraya menatap tajam Gabriel, yang di tatap hanya menampilkan senyum miringnya.

“Kenapa loe malah mukul gue. Gue tadi Cuma Tanya, bukan ngajakkin loe berantem.”

“Tapi tangan gue gatel pengin mukul loe.”

“Kenapa loe mukul gue disaat gue lagi gak siap. Hanya pengecut yang mukul lawan disaat lawan lagi gak siap.”

“Terserah loe mau ngomong apa Mario. Yang jelas, gue bener bener benci sama loe. gue gak akan biarin loe tersenyum bahagia. Giliran gue yang akan membuat loe menderita.”

“Sayangnya gue gak pernah kalah dari loe Iel.”

“Sombong.” Bentak Gabriel menatap Rio murka.

“Gue Cuma Tanya sama loe, apa yang membuat loe begitu benci sama gue.”

“Gue itu membenci semua yang ada pada diri loe.”

“Apa yang harus gue lakuin supaya loe gak membenci gue.”

“Keluar dari club Batavia itu dan Serahin ify ke gue. Apa loe sanggup memenuhi persyaratan gue itu supaya gue gak membenci loe lagi tuan Mario.”

“Sorry, gue gak bisa lakuin itu.”

“Cissh, apa yang loe dapet dari club batavia itu Mario. Loe disana Cuma sok jago, pengin terkenal, dan membuat semua orang memuji loe. Iya kan ??”

“Seenggaknya gue gak malu kaya loe dulu. Dengan kepedean yang loe punya loe nantangin gue dengan syarat yang loe buat sendiri dan akhirnya ngejatuhin loe sendiri. Loe itu gak punya malu. Udah berani ngelakuin hal kaya gitu masih sok aja.”

“Loe bener bener nyari mati sama gue Mario.” Desis Gabriel penuh dengan kemarahan. Dia menatap Rio dengan tatapan yang membunuh. Beberapa saat kemudian Gabriel memberi kode kepada anak buahnya untuk menyerang Rio dan Alvin. Dan terjadilah pertempuran sengit di antara kedua golongan itu.

Walaupun Rio dan Alvin pernah berlatih karate dan sekarang sudah mempunyai kemampuan yang sangat hebat mereka tetap saja masih kewalahan melawan anak buah Gabriel yang lumayan banyak itu. Mereka berdua memang sering bertarung seperti ini dan selalu berhasil mengalahkannya, tapi jika melihat musuh mereka kali ini, mereka sepertinya tidak akan sanggup. Rio dan Alvin hanya berdua. sedangkan anak buah Gabriel ada banyak orang yang tubuhnya atletis semua.

Beberapa kali Rio dan Alvin terkena pukulan oleh tangan anak buah Gabriel yang kokoh. Di wajah, di perut, di kaki dan di bagian tubuh yang lainnya, mereka benar benar kewalahan. Gabriel yang melihat itu hanya tersenyum sinis melihatnya. Dia sangat bahagia melihat musuh bebuyutannya tak berdaya seperti itu. setelah puas, Gabriel menyuruh anak buahnya menghentikan aksinya. Rio dan Alvin langsung terjatuh ke tanah dengan luka dimana mana.

“Sekarang gimana ??? Loe masih mau nantangin gue tuan Mario. Dan buat loe Vin, loe itu bego. Gue itu Cuma benci sama Rio, bukan sama loe. Karena tadi loe udah nyoba buat ngelawan gue, maka seperti inilah hasilnya. Hahaha.”

“Loe bener bener gak punya hati Iel.” Ucap Alvin seraya meringis menahan sakit di bagian perutnya yang sedari tadi terkena pukulan anak buah Gabriel.

“Iya, gue emang gak punya hati. Apa lagi buat orang kaya loe berdua. Cissh, loe lihat sendiri kan, kalau Gabriel sekarang jauh lebih hebat dari MARIO STEVANO.”

“Loe keterlaluan Iel.”

“Siapa yang perduli. Sekarang gue Cuma mau ngasih peringatan sama loe, kasih Ify sama gue atau loe akan tahu akibatnya.” Desis Gabriel seraya menarik baju Rio yang sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi.

“Gue gak akan pernah kasih dia buat loe.” Teriak Rio tepat di depan wajah Gabriel membuat pemuda itu melayangkan tangannya kearah wajah Rio lagi, Rio yang sudah tidak di tahan oleh Gabriel langsung jatuh tersungkur ke tanah.

“Loe denger baik baik ucapan gue Yo, gue gak main main. Kalau loe gak mau Ify celaka, sebaiknya loe serahin dia ke gue dan gue akan bersikap lembut sama dia. Tapi kalau loe gak mau, jangan salahin gue kalau terjadi apa apa sama dia.” Ucap Gabriel seraya kembali ke mobilnya dan berlalu dari tempat itu diikuti oleh anak buahnya di belakangnya.

Alvin dan Rio hanya diam di tempat, mereka masih menahan sakit di beberapa bagian tubuh mereka. Gara gara kejadian ini, mereka tidak berlatih di club Batavia, dan itu semua karena Gabriel. Alvin langsung mengambil handphone’nya di saku celananya, dia langsung mencari nama Sivia di kontak, setelah berhasil menemukan nama sang pujaan hati, Alvin langsung men-dial dan mendekatkan ke telinga kanannya.

“Hallo.” Sapa suara di seberang sana.

“Vi, kamu lagi sibuk gak.”

“Gak Vin, kamu kenapa ?? Kok kaya lagi kesakitan gitu. kamu dimana Vin ???” Ucap Sivia dengan nada khawatir.

“Vi, Aku sama Rio lagi ada di jalan Pancasila. Kamu bisa kesini sekarang ??”

“Okeh okeh, aku kesana sekarang.”

“Aku tunggu.” Ucap Alvin mengakhiri percakapan via telepon dengan gadis pujaannya.

“Loe ngapain nyuruh Via kesini ???” Tanya Rio bingung.

“Ya bantuin kita lah. emangnya loe bisa pulang naik motor ??? Berdiri aja susah.” Rio hanya diam seraya menahan rasa sakit. “Gue gak ngerti sama kelakuan Gabriel.”

“Gue apalagi. Tuh anak benci sama gue tapi gak punya alasan yang jelas. Sorry yah bro, gara gara gue loe jadi babak belur.”

“Cissh, loe itu kaya sama siapa aja deh Yo. Gue ini sahabat loe. Kalau gue ngebiarin loe ngelawan mereka sendiri itu namanya gue egois Cuma mau selamat sendiri.”

“Dan gara gara gue juga kita jadi batal latihan di club hari ini.”

“Bukan gara gara loe, tapi gara gara Gabriel sialan itu.”

Rio hanya tersenyum menanggapi ucapan Alvin yang penuh emosi itu, sebenarnya dirinya juga marah sama Gabriel, anak itu selalu mencari masalah dengannya tanpa ada alasan yang jelas, berusaha merebut semua yang ia punya sekarang termasuk jabatannya di club Batavia. Tapi Rio tidak ambil pusing, biarkan saja Gabriel berlaku seenaknya dengannya. Asal semua orang yang berada di sekitarnya baik baik saja.

“Alvin.”

Rio dan Alvin reflek langsung menengok ke sumber suara mendengar teriakan seseorang yang mereka kenal, dilihatnya Sivia yang sedang berlari ke arahnya, tak lama kemudian, di belakang Sivia juga ada seorang gadis cantik yang mengekor di belakang Sivia. Rio membelalakan matanya melihat gadis yang berlari di belakang Sivia, mengapa gadis itu juga ikut ikutan kesini ???

“Alvin kamu gak papa kan ???” Tanya Via cemas melihat keadaaan Alvin yang sudah penuh luka di beberapa bagian tubuhnya. Alvin hanya tersenyum melihat kecemasan yang dirasakan oleh pacarnya sekarang.

Hal yang sama dilakukan oleh gadis yang mengekor di belakang Via tadi, dia berlari kearah Rio dengan wajah cemas dan khawatir. Mengingat pemuda itu di bagian wajah sudah babak belur seperti itu. Gadis ini langsung menaruh kepala Rio di pangkuannya. Setelah beberapa saat menatap dengan rinci pemuda di hadapannya, matanya sudah berkaca kaca pertanda anak sungai sedang berkumpul di kelopak matanya dan siap mengalir jika dia mengerjapkan matanya.

“Rio. Maafin gue, kalau gue gak pernah berurusan sama Gabriel, loe gak akan kaya gini. Gue minta maaf.”

“Loe tahu darimana kalau ini semua gara gara Gabriel.”

“Gak penting gue tahu darimana, luka loe harus di obatin segera Yo. Ayo gue bantu masuk ke mobil.” Ucap gadis itu yang ternyata adalah Ify dan langsung memapah Rio menuju ke mobilnya. Begitupun dengan Sivia, dia juga memapah Alvin menuju ke mobilnya, setelah berpamitan satu sama lain, mobil mereka berdua menghilang dan bergabung dengan kendaraan lainnya di jalanan ibu kota.

***************
Rio hanya meringis pelan saat Ify mengobati lukanya. Sekarang mereka berdua ada di rumah Ify. Gadis itu membawa Rio ke rumahnya karena tidak mungkin menyuruh Rio untuk pulang ke rumahnya dalam keadaan seperti ini. Kebetulan di rumahnya juga tidak ada siapapun, jadi tidak akan ada yang mengintrogasi mengapa Rio menjadi seperti ini.

“ Pelan pelan Fy.”

“Ini juga udah pelan Rio. Manja banget jadi cowo.”

“Ya lagian loe ngobatin gue gak pake hati banget. Kasar gini. Gimana bisa loe jadi dokter kalau loe ngobatin gue aja gak bisa.”

“Udah luka parah kaya gini aja masih nyebelin.” Gerutu Ify.

“Bener kan ucapan gue. Mana ada dokter kasar kaya loe. Yang ada pasien loe ntar, bukannya sehat malah tambah parah.” Ejek Rio membuat Ify kesal, gadis itu langsung menekan kompresannya di wajah Rio yang lebam membuat pemuda itu memekik kesakitan.

“Ifyyy. Sakit bodoh.”

“Makanya jangan rese.”

“Loe yang rese. Udah tahu muka gue babak belur kaya gini malah ditekan.”

“Bodo.”

“Fy, bikinin gue makanan dong. Dari siang gue belum makan nih, laper. Biar lukanya gue obatin sendiri. Yayaya.” Pinta Rio dengan wajah memelas.

“Males.”

“Yah Fy, kok gitu sih. Loe masa tega ngebiarin gue kelaparan kaya gini.”

“Biarin aja, biar tambah sakit sekalian.”

“Oh gituh, yaudah gue minta makan di rumah Zahra aja. Siapa tau tuh anak belum berangkat.”

“Awas aja kalau loe berani ke rumah Zahra.” Ucap Ify kesal.

“Kenapa emangnya. Loe cemburu ??”

“Cemburu. Ngarep.” Ujar Ify seraya berlalu meninggalkan Rio di ruang tamu.

“Ify, loe jahat banget sih sama gue. Loe mau kemana ??? Bikinin gue makan woy, gue laper. Ifyyy.” Teriak Rio. Tapi sepertinya gadis itu masa bodoh dengan ucapannya. Ify tetap menghilang dari pandangannya.

“Rese banget tuh anak. Mana laper banget lagi. Udah babak belur, kelaperan lagi. Lengkap sudah penderitaan gue. Tidur aja ah.” Gerutu Rio dan langsung membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu Ify dan bersiap untuk tidur.

Sementara Ify hanya tersenyum geli melihat Rio yang menggerutu seperti tadi. Emang enak dikerjain, batinya seraya tersenyum. Dia langsung beranjak kearah belakang lagi, ternyata Ify sedang membuat makanan di dapur. Sepertinya gadis ini tidak tega melihat pemuda yang ia cintai dalam keadaan kelaparan seperti itu. Sebenernya tadi Ify hanya mengerjai Rio. Tapi di anggap serius oleh pemuda itu.

“Biarin aja deh, lagian pake acara bikin gue kesal ada apa. Tapi untung tuh anak gak memilih keluar dari rumah ini dan ke rumah Zahra buat minta makan. Kalau sampai itu terjadi, gak tahu deh nasib gue.” Ucap Ify di sela sela pekerjaanya.

Setelah itu gadis cantik ini focus kembali kearah makanan yang dibuatnya untuk pemuda yang ia cintai itu. pemuda satu satunya yang namanya tercantum di dalam hatinya. Pemuda satu satunya yang sangat ia sayangi. Dan Ify berjanji tidak akan pernah melepaskan pemuda itu untuk siapapun, termasuk Zahra. Karena Ify sudah berjanji jika ia akan selalu menjaga pangerannya itu. dan tidak akan pernah mengijinkan satu cewepun mendekati pangerannya.

Beberapa saat kemudian, Ify telah selesai memasak. Dengan cepat, dirinya langsung menyiapkannya di meja makan. Setelah semuanya sudah beres. Gadis cantik ini melangkah menuju ke ruang tamu dimana pangerannya sedang berada disana. Ify hanya tersenyum melihat Rio yang sedang tertidur. Sepertinya pemuda itu benar benar kelaparan sampai tertidur seperti itu. Ify melangkah mendekati Rio dan berusaha membangunkan Rio.

“Yo bangun.” Ucap Ify seraya menepuk lengan Rio pelan, tapi pemuda itu hanya menggeliat sebentar dan kembali tertidur. Ify tidak menyerah, dia kembali menepuk lengan Rio menjadi lebih keras. “Yo bangun.”

Tidak ada tanda tanda Rio akan bangun. Ify hanya menghela nafas dengan kasarnya dan memandang kesal Rio. Tapi melihat wajah tenang pemuda itu, kesal Ify langsung hilang. Bukannya memarahi Rio, tapi gadis cantik ini malah mengusap rambut Rio lembut, membuat pemuda itu tersenyum dalam tidurnya. Ify kembali tersenyum. Dia terus mengusap usap rambut Rio.

“Yo bangun Yo. Udah mau malem nih.” Rio langsung menggeliatkan tubuhnya karena ada sesuatu yang mengusiknya. Pemuda tampan ini langsung membuka matanya dan terlihatlah Ify yang sedang tersenyum manis kepadanya.

“Kebo banget sih tidurnya.”

“Sorry. Aku ketiduran yah.” Ify hanya mengangguk. “Yaudah deh, aku pulang aja. Udah mau malem juga.” Lanjut Rio dan berusaha untuk berdiri tapi lengannya di tarik Ify sehingga pemuda itu duduk kembali di sofa.

“Enak aja pulang.”

“Loh, terus gue harus ngapain disini.” Tanya Rio bingung.

“Makanannya dimakan dulu dong. Gue udah susah susah buatinnya eh loe malah mau pergi seenaknya.”

“Loe masak buat gue ???”

“Gak. Siapa bilang. Gue masakin ini buat diri gue sendiri kok.” Rio hanya menaikkan alisnya seraya memandang Ify. “Tadi gue udah makan duluan, dan sisanya masih banyak, makanya gue nawarin loe makan dulu.”

“Loe ngasih gue sisa ???” Tanya Rio tidak percaya.

“He’emh, tadi kan loe bilang kalau loe laper. Yaudah makan tuh makanannya.”

“Loe serius ngasih gue makanan sisa.” Tanya Rio masih tidak percaya.

“Iya serius, tapi …”

“Tapi apa ???”

“Tapi gue boong. Wlek.”

Ify langsung tertawa sekeras kerasnya melihat raut wajah Rio yang lucu menurutnya. Sedangkan Rio, dia hanya memandang Ify aneh. Sedetik kemudian Rio tersenyum jail. Dengan gerakan cepat Rio menempelkan bibirnya di pipi kiri Ify membuat gadis itu berhenti tertawa. Ify hanya diam sehingga tidak menyadari bahwa Rio sudah masuk ke dalam menuju ke ruang makan di rumah Ify untuk kabur sebelum gadis itu menerkamnya.

“Rioooooo, keluar loe dari rumah ini.” Teriak Ify murka. Ify berlari kearah Rio dengan tatapan tajamnya. Rio hanya tertawa mendengarnya.

“Dasar cowo mesum.” Teriak Ify seraya memukul lengan Rio dengan ganas.

“Aduh. Udah Fy Stop. Badan gue masih sakit nih. Tadi juga kan loe duluan yang ngejailin gue, ya gantian dong sekarang.” Ucap Rio berusaha menahan kedua tangan Ify yang masih memukulnya penuh nafsu.

“Loe tuh emang rese tahu gak.” Ify langsung membalikan badanya dengan tangan terlipat di depan dada. Pasang muka ngambek tentunya.

“Maap Py. Gue kan tadi sengaja, eh maksudnya gak sengaja. Masa gitu doang loe ngambek sih.” Ify masih tetap diam. “Fy.”

“Kalau loe masih diem aja, gue cium lagi nih. Tadi kan di pipi kiri, sekarang giliran yang satunya lagi. Biar gak ada yang iri.” Ucapan Rio berhasil membuat Ify membalikan tubuhnya kembali menghadap Rio dan memukulnya kembali.

“Rese, nyebelin.” Teriak Ify. Rio yang sudah kesakitan karena luka lebam di sekujur tubuhnya yang belum sembuh pun langsung memeluk Ify dengan erat.

Reflek Ify menghentikan aksi pukul memukulnya. Dia hanya diam. Kaget. Gadis cantik ini masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang sedang terjadi. Ify hanya diam tanpa berniat membalas pelukan Rio. Pemuda tampan itu juga sepertinya menikmati dengan pelukannya tanpa menyadari jika ada orang lain yang sedang melihat aksi mereka berdua. Orang itu hanya diam karena kaget dengan kejadian di hadapannya sekarang.

“Rio Ify.” Rio dan Ify reflek melihat ke arah orang yang memanggil mereka. Seketika itu matanya langsung terbelalak kaget melihat kedatangan orang itu yang tiba tiba. Dan reflek pula Rio langsung melepas pelukannya dari Ify. Mereka sama sama salting karena orang itu melihat kearah mereka dengan tatapan menyelidik.



Sorry yah guys kalau part ini mengecewakan.
maaf juga kalau ngaret ^___^
thanks for readers :* semoga tambah sukaaaa yah sama ceritanya.
HARUS LIKE plus KOMENTAR yah guys.

tunggu part selanjutnyaaaa :)

Gue Kena Karma - Part 11 (RIFY)

gue mau nerusin cerbung gue yang gaje ini, semoga tambah sukaa yaaaa :*
sorry kalau mengecewakan, HAPPY READING ALL :*
Cekidot !!!

Setelah kejadian itu, dimana sudut bibir Ify berdarah. Rio langsung mencari tau siapa yang menyebabkan gadis itu menjadi seperti itu. Sepulang Rio menjemput Ify waktu latihan cheers itupun gadis itu tidak mau membuka suara. Bahkan gadis itu mengusir Rio untuk meninggalkannya sendirian. Rio tidak terima dengan hal itu. Dia bertekad untuk mencari tahu dalang dari semua ini.

Karena Ify tidak mau memberitahu siapa yang sudah melakukan hal itu, maka Rio harus mencari tahu sendiri siapa pelakunya. Ketiga sahabat Ify sudah ia Tanyai dan mereka tidak ada yang tahu Ify kenapa. Anggota cheers yang lain pun sudah ia tanyai, tapi tetap saja tidak ada yang tahu kejadian yang menimpa Ify setelah selesai latihan cheers itu.

“Yo, latihan cheers ada CCTV’nya kan ???” Rio langsung mengangguk dengan cepat mendengar pertanyaan dari Sivia – pacar sahabatnya.

Sepulang dari cheers, memang ada 2 kejadian yang buruk dan yang baik. Buruknya karena Ify mendapatkan perlakuan tidak manusiawi entah siapa yang melakukannya, dan baiknya karena sahabatnya – Alvin resmi menjadi sepasang kekasih dengan Sivia – sahabat Ify. Awalnya mereka berjanji akan memberikan PJ sesuai janjinya dengan sahabat sahabatnya dulu. Tapi setelah mendengar kejadian yang menimpa sahabatnya, Alvin dan Sivia mengurungkan niatnya. Ify juga belum mengetahui bahwa Sivia sudah resmi berpacaran dengan Alvin.

“Kenapa kita gak minta rekamannya aja. Siapa tahu perbuatan yang mereka lakuin ke Ify kelihatan di rekaman itu. jadi kita bisa tahu siapa pelakunya.” Lanjut Sivia yang membuat kedua sahabatnya dan Rio memandangnya dengan mata yang berbinar binar.

“Pinter Vi. Gak salah Alvin jadiin loe pacarnya.” Ucap Rio dan membuat Sivia memukul bahunya pelan. Sedangkan Shilla dan Agni hanya terkekeh mendengar ucapan Rio.

“Apaan sih loe.”

“Yaudah Yo, kita langsung aja minta rekamannya sekarang.” Usul Agni

“Iya. Loe bener. Lebih cepat lebih baik. Ayo girls.” Ucap Rio seraya berlari menuju ruang penyimpanan rekaman CCTV diikuti oleh para gadis di belakangnya.

Setelah merayu Pak Andre – guru yang menjaga rekaman CCTV itu. Akhirnya mereka mendapatkannya, dengan syarat rekaman itu harus sudah dikembalikan secepatnya. Tanpa buang waktu, Rio langsung mengambil laptopnya dan menyalakannya untuk melihat hasil rekaman CCTV itu. Shilla dan Agni ada di sebelah kanan Rio sedangkan Sivia berada di sebelah kiri Rio bersama Alvin. Urusan Alvin tentang perbaikan nilai ulangannya sudah selesai. Mungkin gara gara kejadian kemarin yang mengingatkannya dengan acara penembakan yang dilakukan dirinya kepada gadis pujaannya, makanya hari ini dia tidak bisa konsentrasi sampai sampai nilai ulangannya di bawah KKM.

Mata mereka semua terbelalak melihat siapa yang datang ke ruangan cheers pada saat semua anggota dan sang pelatih cheers sudah keluar meninggalkan ruangan cheers itu. hanya seorang gadis yang sedang duduk di tengah lapangan dan keempat gadis yang baru saja datang dan mendekati gadis yang sedang duduk itu yang tak lain adalah Ify.

“Gila, ternyata mereka yang lakuin itu ke Ify.” Ucap Shilla tidak percaya.

“Dan Zahra juga ada disitu. Dia juga ikut ikutan Yo.” Gumam Alvin yang juga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di layar laptop milik Rio.

“Gue bener bener gak nyangka mereka semua yang lakuin itu ke Ify. Emangnya Ify salah apa sampe mereka tega berbuat hal keji kaya gitu ke Ify.” Giliran Agni yang tidak percaya seraya mengepalkan kedua tangannya karena tidak terima sahabatnya diperlakukan kaya gitu.

Mereka semua kembali menyaksikan rekaman CCTV itu yang masih berputar di layar laptop Rio. Dimana pada saat itu, Zahra, Febby, Prissil dan Oik sedang menyiksa Ify habis habisan. Mereka semua benar benar tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang. Bukan Febby, Prissil ataupun Oik yang mereka lihat, tapi Zahra. Ketiga gadis itu memang sering sekali berurusan dengan guru BK di sekolahnya karena perbuatan yang mereka lakukan sudah keterlaluan. Tapi Zahra, gadis cantik pindahan Amerika yang baru baru ini memasuki sekolahnya sudah berani melakukan perbuatan yang tidak dapat diterima akal.

“Kita harus laporin ini ke Bu Ira, ini gak bisa dibiarin. Mereka udah keterlaluan sama Ify. Gue gak terima mereka memperlakukan Ify kaya gitu.”

“Iya Ag, loe tenang dulu. Kita pasti laporin ini semua ke Bu Ira. Tapi kita juga harus cari tahu dulu apa yang membuat mereka tega memperlakukan Ify kaya gini.”

“Gue setuju sama Sivia. Kita cari mereka sekarang.” Ujar Rio seraya berdiri setelah mematikan laptopnya.

“Tadi gue lihat mereka lagi ada di kantin.” Ucap Alvin

“Oke, cabut guys.”

Shilla, Sivia dan Agni langsung beranjak menuju ke atap sekolah di tingkat paling tinggi di SMA STAR. Sedangkan Rio dan Alvin menuju ke kantin sekolah dimana Zahra cs sedang berada disana. Setelah memastikan tebakan Alvin benar bahwa mereka sedang berada di kantin sekolah, kedua pemuda tampan ini langsung menyuruh Patton – teman sekelas mereka yang pada saat itu melewati mereka untuk menuju ke kantin.

“Patton, loe mau bantuin kita gak.”

“Bantuin apaan Yo ???”

“Tolong bilangin sama Zahra, Febby, Prissil, Oik kalau mereka di tungguin sama orang. Loe jangan bilang ini dari gue yah, loe bilang aja kalau ada yang cari mereka di atap gedung ini. Sekarang. Okeh.”

“Oke oke. Jadi gue gak usah ngasih tau sama mereka kalau loe sama Alvin yang nyuruh ???” Rio dan Alvin langsung mengangguk dengan cepat. “Oke deh. ntar gue kasih tahu mereka.”

“Thanks banget Ton.”

“Oke Vin sama sama. Yaudah gue masuk dulu yah.” Setelah mendapat jawaban dari Rio – yang menganggukan kepalanya, Patton langsung memasuki kantin dan menuju ke tempat Zahra cs berada.

Rio dan Alvin melihat jika Patton sedang berbincang bincang dengan Zahra cs. Tapi sepertinya berhasil. Zahra cs langsung beranjak dari duduknya dan menuju ke luar kantin. Kedua pemuda tampan ini langsung mengikutinya dari belakang. Karena mereka Cuma ingin memastikan jika keempat gadis di hadapannya benar benar menuju ke atap gedung sekolah ini.

Ternyata memang benar, keempat gadis itu menuju ke tempat yang sudah di pilihnya. Dimana disana ada Sivia, Shilla dan Agni yang sudah stand by di tempat. Setelah mereka benar benar dekat, ketiga gadis itu langsung tersenyum sinis melihat kedatangannya. Rio dan Alvin masih bersembunyi. Biarkan ketiga gadis itu yang mengurusnya. Tugas kedua pemuda tampan ini hanya menjaganya dari luar tanpa sepengetahuan Zahra cs.

“Ngapain loe semua ngajakkin kita ketemuan disini.”

“Santai aja lah Pris. Gue Cuma mau loe semua jujur kok.” Ucap Sivia santai

“Jujur apaan ???” Tanya Zahra sedikit membentak.

“Heh, loe itu anak baru disini. jadi jangan belagu deh.” Bentak Agni.

“Loe yang belagu, sok cowok banget sih loe.” Ucapan Oik ini membuat Agni semakin geram, Shilla dan Sivia langsung menenangkan Agni.

“Udah deh, kita semua nyuruh loe kesini bukan buat ngajakkin kalian berantem. Kita Cuma pengin loe semua jujur, apa bener kalian yang udah celakain Ify kemarin.”

“Oh, masalah cewek sok kecakepan itu. Kalau iya kenapa.” Ucap Febby sinis.

“Loe semua bener bener gak punya hati yah. Kenapa loe ngelakuin itu sama Ify. Dia salah apa sama kalian semua.”

“Shilla Shilla, loe sama aja kaya temen loe yang satu itu, loe berdua juga – Agni dan Sivia – sama sama sok kecakepan, suka tebar pesona, suka godain cowo. Pantes aja loe semua belain Ify, orang loe semua juga gitu.”

“Jaga mulut loe Pris, yang suka tebar pesona siapa ??? Bukannya kalian bertiga ?? Dan loe Zahra, loe itu anak baru, gue kira loe anak baik baik, gak tahunya loe sama aja kaya bos palsu loe ini. Kalau tahu gitu, kenapa dulu gue gak larang loe buat deket sama cowo gue yah, untung aja cowo gue gak kepincut sama loe.”

“Loe denger yah Sivia, terserah loe mau ngatain gue apa. Yang jelas, gue gak suka sama kelakuan Ify, sahabat loe itu yang suka deket deket sama Rio. Dulu aja Rio sampe ngemis gitu ke Ify, sekarang dia tiba tiba baik gitu sama Rio. Gue yakin, ada sesuatu yang membuat Ify jadi baik banget sama Rio. Ya kan ???”

“Loe itu sok tahu.”

“Gue gak sok tahu, mana mungkin ada cewe yang dulunya benci setengah mati sama cowo sampe nolak semua yang dikasih sama cowo itu, tapi dalam hitungan tercepat cewe itu tiba tiba bersikap baik sama cowok itu.”

“Bukannya perbedaan benci sama cinta tipis banget ???”

“GUE TAHU, loe gak usah sok ngajarin, loe itu cewe tomboy yang gak laku. Mana ada cowo yang mau sama loe. penampilan aja mencurigakan. Jangan jangan loe bener bener cowo. Gue yakin sama feeling gue. Loe mau Tanya kenapa, jawabannya karena gue gak pernah lihat loe deket sama cowo dari dulu sampe sekarang.” Oik dengan kasarnya memaki Agni membuat gadis tomboy itu geram dan memandang Oik dengan tatapan tajamnya.

“Dan loe fikir loe oke nona OIK. Loe itu ngejudge gue kaya gitu, tapi gak bercermin dulu yah loe. kapan loe pernah pacaran. Ngakunya cewe. Tapi pacar aja gak punya. Dari dulu loe selalu caper sama cowo kan, loe yang tebar pesona. Loe juga bilang kalau cewe tomboy kaya gue gak bakalan dapet cowo. Loe salah besar, justru cewe yang sok kaya loe yang gak bakalan dapet cowo. Itu terbukti dari peristiwa dulu kan. Apa loe masih mau menyangkal.”

“LOE. Sekarang gue Tanya. Siapa yang mau sama loe. Hah.” Bentak Oik yang membuat ketiga sahabatnya memandang ketiga gadis di hadapannya sinis.

Rio dan Alvin ternyata tidak bersembunyi sendirian. Ada makhluk lain yang ikut memperhatikan pertengkaran yang ada di hadapannya. Makhluk itu memandang keempat gadis yang sadis itu dengan mata berkilat marah. Rio dan Alvin memang menyadari kedatangan seseorang itu. Tapi mereka hanya diam saja melihat sesosok itu yang ternyata adalah seorang cowo ikut mendengarkan perdebatan adu mulut gadis gadis cantik yang ada di hadapan mereka.

Cakka – makhluk lain yang tak lain adalah sepupu Ify sendiri yang juga ikut mendengarkan perdebatan itu ikut bersembunyi di belakang tembok bersama dengan kedua pemuda tampan itu. Dia mendengarkan baik baik setiap kata yang keluar dari mulut para gadis cantik di tengah ruangan outdoor tersebut. Tetapi dia tersentak saat Oik memaki Agni.  Bisa bisanya perempuan itu memaki gadis pujaannya. Dia tidak terima. Dengan gesit Cakka ingin melangkah masuk yang sebelumnya melewati kedua pemuda tampan itu yang dengan sigap menahan lengannya. Tapi dia tidak perduli, dia menyentak penghalang jalannya di lengannya dan memasuki ruangan outdoor tersebut.

Alvin dan Rio hanya memasang wajah heran melihat pemuda itu melangkah memasuki ruangan outdoor yang di tengahnya telah terdapat gadis gadis cantik di sekolahnya. Tetapi mereka hanya mengangkat bahu dan ikut memasuki atap sekolahnya itu, Rio dan Alvin melihat jika pemuda itu sudah berdiri di sebelah Agni. Alvin pun langsung memposisikan dirinya di sebelah Sivia. Sedangkan Rio berada di dekat Shilla. Dan ketiga pemuda tampan itu langsung memandang tajam keempat gadis sok di hadapan mereka sekarang.

“Gue yang mau sama Agni. Kenapa ??? Loe masih mau menghina dia ???”

“Kak Cakka.” Gumam Oik karena kaget melihat kehadiran Cakka di ruangan outdoor tersebut. Agni sama kagetnya dengan Oik. Mereka berdua sama sama kaget melihat kehadiran cowo yang dulu sempat membuat mereka berdua membenci satu sama lain.

“Loe gak berhak ngomong kaya gitu sama Agni. Level Agni tuh jauh di atas loe. Loe gak pernah sadar rupanya. Loe masih tetep jadi cewe egois yang gak punya hati. Kalau loe emang cantik, kenapa loe bisa kalah dari Agni buat ngedapetin gue dulu. Hah.”  Ucap Cakka sedikit membentak.

Ucapan Cakka benar benar mengejutkan banyak pihat yang berada di sana. Agni dan Oik tentu saja lebih terkejut dari mereka semua. Pemuda ini yang dulu sempat menjadi rebutan di antara keduanya. Pemuda yang penuh pesona yang bisa membuat cewe yang berada di sekelilingnya terpesona, dengan senyum khasnya yang membuat cewe di sekitarnya pada melting. Kedua gadis cantik ini dengan pasti bisa mendapatkannya. Mereka berdua bersaing secara halus. Tapi pertengahan perjalanan persaingan mereka. Oik telah berbuat rencana jahat hingga membuat Agni tidak bisa melakukan PDKT kepada kakak kelasnya itu.

Tapi pada saat dulu, Agni tidak terlalu berharap. Karena ia yakin cewe seperti dia tidak akan dipilih oleh kakak kelasnya yang tampan itu, apalagi saingannya adalah Oik – primadona di sekolahnya waktu SMP dulu. Tetapi justru Agni lah yang dipilih Cakka. Pemuda itu dengan pasti memilih Agni dan menolak Oik di hadapan semua teman temannya. Tentu saja membuat gadis cantik itu merasa malu karena sudah dipermainkan olehnya. Apalagi pemuda itu menolaknya dengan terang terangan di hadapan teman temannya, adik kelasnya ataupun kakak kelasnya.

Beberapa orang yang berada disana juga Nampak terkejut dengan ucapan terakhir pemuda itu. Kata ‘dulu’ yang keluar dari bibir pemuda itu membuat mereka semua bingung. Memangnya apa hubungannya Cakka, Agni dan juga Oik, mengapa mereka seperti telah berkenalan lama ???.

Shilla dan Sivia juga tidak mengerti dengan ucapan sepupu Ify itu. Agni tidak pernah menceritakan apapun kepadanya tentang masa lalunya. Bahkan gadis tomboy itu pernah berkata jika dirinya tidak pernah berpacaran dengan siapapun. Jadi apa maksud ucapan terakhir Cakka ??? Jadi selama ini Agni membohonginya ??? Dan dia juga berpura pura tidak mengenal Oik di sekolahnya dan Cakka pada saat mereka bermain ke rumah ify ???

“Dulu aku gak bisa dapetin kakak karena Agni udah berbuat curang.” Ujar Oik membuat Agni membelalakan matanya. Dan juga membuat Cakka memandang Oik tajam dan matanya berkilat marah membuat Oik ketakutan. Tapi gadis itu sepertinya lebih memilih memandang Agni sinis.

“Loe jangan asal nuduh Agni kaya gitu Oik. Gue tahu kok. Loe yang berbuat curang sama Agni. Tapi Agni diem aja kan. Bahkan dia gak menuduh loe melakukan curang setelah apa yang loe lakuin ke Agni.” Bentak Cakka.

“Udah deh kak, gak ada gunanya loe belain gue kaya gitu. Gue bukan siapa siapa loe lagi. Kita gak ada hubungan apapun sekarang. Dan gue juga gak perduli sama kedatangan loe kesini. Gue disini Cuma mau membela Ify. Mereka udah ngelakuin hal yang gak sepantasnya sama dia. Seharusnya loe ikut ngebelain Ify, bukan malah ngebelain gue. Guys, sorry gue gak bisa bantuin kalian lagi. Gue permisi.” Ucap Agni sebelum berlari keluar ruangan outdoor menuju ke lantai bawah.

“Guys, gue juga permisi. Gue mau nyusul Agni. Dan buat loe Oik. Jangan pernah menjelek jelekkan Agni lagi. Dia itu lebih segalanya dari loe. ngerti.” Ucap Cakka dan langsung berlari mengikuti Agni.

Alvin yang ingin mengejarnya segera di cegah oleh Rio. “Biarin mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sekarang kita mesti bantuin Ify.” Dan Alvin hanya mengangguk patuh serta kembali ke sebelah Sivia.

“Sekarang kita kembali ke permasalahan awal. Loe semua tahu ini ???” Tanya Rio seraya mengangkat tangan kananya yang berisi kaset.

“Anak TK juga ngerti itu kaset.” Ucap Prissil acuh dan tidak perduli

“Loe jangan ngremehin benda ini Prissilia. Di dalamnya menyangkut hidup dan mati kalian.”

“Hidup dan Mati. Loe lebay Alvin. Kaset kaya gitu mah banyak di pasaran.” Ucap Febby sinis. Sedangkan Zahra hanya menatap Rio yang juga sedang menatapnya. Cowo itu menatapnya seolah olah dirinya adalah tersangka yang habis ketahuan menabrak seseorang dan tidak bertanggung jawab dengan cara kabur melarikan diri.

“Loe semua bener bener keterlaluan. Kalian udah ketangkep basah kejahatannya masih berani ngomong santai kaya gitu, ck.”

“Udah Shill, biar gue aja yang jelasin sama cewe cewe bodoh di depan kita sekarang ini.” Zahra cs memandang Sivia dengan tajam dan sinis, mata mereka berkilat marah memandangnya, tapi sepertinya Sivia tidak perduli, dia tetap meneruskan ucapannya.

“Kalian tahu di dalam kaset ini ada apa ??? Di dalem kaset ini ada rekaman perbuatan kalian ke Ify kemarin. Dan loe semua gak akan pernah bisa lepas gitu aja dari kita kita. Kalian gak akan bisa lari lagi sekarang.”

“Oya ??? Loe fikir kita bakalan percaya gitu aja. Loe semua salah besar. Kita gak akan semudah itu di bohongin sama kalian.”

“Bener banget Feb, mereka semua Cuma lagi ngunci kita aja. Padahal aslinya gak ada rekaman apa apa di dalem kaset itu. gue tahu kok apa yang bakal kalian lakuin. Loe semua pasti lagi ngrekam ucapan kita kita kan ??? Dan setelah itu rekamannya diserahin ke kepsek. Cetek banget ide kalian semua.”

“Loe yang cetek ide. Kita gak sepicik kalian yah. Buat apa kita susah susah ngebujuk kalian supaya ngaku padahal udah ada rekaman aslinya di dalem kaset ini.” Bentak Shilla.

“Loe semua gak lupa kan kalau di dalam ruangan cheers ada CCTV’nya ???” Tanya Rio telak. Membuat keempat gadis cantik di hadapannya pucat pasi. Mereka menatap kaset yang berada di tangan Rio khawatir. Kenapa tidak ada yang menyadari jika di ruangan cheers itu ada CCTV’nya ???

“Kenapa ??? Baru sadar, kalau kaset ini penting ???” Tanya Alvin seraya tersenyum remeh kearah gadis yang pucat pasi di hadapannya sekarang.

“Kembaliin kaset itu sama gue sekarang.” Bentak Prissil ketakutan.

“Loe mau rekaman di kaset ini ??? Silahkan minta yang asli di ruang kepala sekolah. Karena kaset yang asli memang udah di pegang sama kepsek.” Jelas Sivia seraya tersenyum penuh kemenangan melihat wajah pucat gadis gadis cantik di hadapannya.

“Zahra”

Panggilan Rio membuat semua orang menatap ke arahnya. Termasuk Zahra, gadis yang di panggil Rio. Dengan wajah pucatnya dia memberanikan diri untuk menatap mata Rio yang sudah melembut dibandingkan pertama pemuda itu menatapnya tadi. Sedangkan yang lainnya hanya menunggu ucapan yang akan keluar dari mulut Rio selanjutnya. Rio masih menatap Zahra dengan pandangan kecewa.

“Gue bener bener gak nyangka loe berbuat jahat ke Ify. Dia gak ada salah apa apa sama loe. kenapa loe malah gabung sama geng mereka Ra. Loe kan tahu kalau mereka jahat, gue udah peringatin loe dari awal kan Ra. Kenapa loe malah ngelanggar ucapan gue.”

“Maaf.” Gumam Zahra seraya menundukan wajahnya dalam dalam.

“Gak ada artinya lagi maaf loe sekarang Ra. Gue bener bener kecewa sama loe.”

“Tapi Rio, aku ngelakuin itu karena aku suka sama kamu. Aku gak suka kamu deket deket sama Ify.” Ucap Zahra pelan.

“Loe kan udah tahu dari awal, kalau gue suka banget sama Ify. Gue sayang dan bahkan cinta sama dia. Gue juga bilang sama loe kalau gue gak akan pernah bisa mencintai loe. apalagi melebihi cinta gue buat Ify. Itu gak mungkin Ra. Gue Cuma bisa sahabatan sama loe.”

“Maafin aku Yo.”

“Tapi sayang Ra. Maaf loe udah terlambat. Kita gak bisa temenan apalagi sahabatan sekarang, anggap aja kita gak pernah kenal. Gue Cuma mau minta sama loe. setelah loe keluar dari sekolah ini, berbuat baiklah sama semua orang. Jangan ulangi lagi perbuatan loe yang kaya gini.”

“Tapi Yo. Aku masih pengin sekolah disini. Please Yo, aku minta maaf udah berbuat jahat sama Ify. Aku janji akan memperbaikinnya.”

“Udah deh loe. jangan ngemis sama Rio kaya gitu. loe fikir dengan loe pura pura sedih kaya gitu bisa bikin kita semua maafin loe termasuk Rio sama ify ??? Jangan banyak berharap Zahra. Loe emang sama jahatnya kaya mereka. Dan loe pantes dapet hukuman yang setimpal dari kepsek.”

“Sekarang loe ikut kita.”

Zahra cs langsung dibawa ke ruang kepsek. Dan mereka sangat tahu akan mendapat hukuman apa. Mereka hanya perlu berkemas untuk meninggalkan sekolah yang mewah ini, SMA STAR. Karena kepsek pasti akan mengusirnya dengan hormat untuk meninggalkan sekolah ini yang berarti mereka di keluarkan. Rio tersenyum bangga karena berhasil menuntaskan masalahnya. Dia juga senang, karena Ify tidak akan pernah di ganggu siapapun lagi. Tidak akan pernah ada yang berani menyakiti gadis itu, karena Rio akan selalu menjaganya. Seperti janji Rio di awal pertemuan mereka. Rio berjanji akan menjaga Ify apapun yang terjadi.

Thanks buat semua readers yang udah nyempatin waktu kalian buat baca cerita gaje ini yaa :*
buat readers yang udah baca jangan jadi SILENT READERS.
jangan lupa LIKE sama SARAN'NYA guys.
komentar sebanyak banyaknya supaya gue bisa memperbaiki tulisannya.
next part di tunggu yaaaa.