Kamis, 21 Mei 2015

Cerpen - Long Distance Relationship - RIFY

LONG DISTANCE RELATIONSHIP


Cinta memang butuh kepercayaan.

Tetapi jika kepercayaan itu perlahan surut, apa masih bisa disebut cinta ??

******

            Di dalam sebuah taman bunga, terdapat seorang perempuan yang sedang duduk di atas ayunan. Perempuan itu sesekali matanya menelisik ke penjuru arah. Dan dia hanya tersenyum kecil melihat pemandangan yang gak seharusnya dilihat olehnya dalam suasana hati yang seperti ini. Perlahan perempuan itu menundukkan wajahnya dalam.

            Perasaan rindunya kepada seseorang membuatnya terlihat lemah. Entah mengapa perasaan ini selalu hadir saat dirinya sedang sendiri seperti ini. Dia benar – benar merindukan orang itu. Apakah kerinduan ini tidak bisa terobati sekarang juga ??

            Perempuan ini hampir aja menyerah untuk menunggu kepulangan orang itu. Tetapi lagi-lagi hatinya tidak mengijinkan dirinya untuk menyerah. Apa yang harus ia lakukan ?? Mengapa menjadi serumit ini ??

            Pasalnya, dia sudah menunggu kedatangannya selama hampir 2 tahun. Dan tidak ada tanda-tanda orang itu akan muncul atau kembali ke tanah yang sama dengannya ini. Walaupun komunikasi sering ia lakukan, tetapi tidak bisa setiap hari. Dan itu membuatnya semakin frustasi karena lagi-lagi harus menahan rasa rindu yang sudah sampai batas tertingginya.

            Alyssa Maura Ify – itu adalah nama perempuan itu. Biasa disapa Ify oleh teman-temannya dan keluargannya. Seorang perempuan cantik dengan tinggi 165 cm dan berat ideal membuatnya semakin dilirik oleh kaum adam. Perempuan ini sedang menjajakkan langkahnya di dunia perkuliahan. Masih semester 3 untuk sekarang ini dan dia berada di Universitas Indonesia.

“Ssssttt ssssttt.” Desisan seseorang berhasil memecah konsentrasi Ify. Dia mendongakkan wajahnya kesal dan langsung mencari sumber suara.

“Apaan sih, kurang kerjaan.” Gerutu Ify seraya mengayunkan tubuhnya kembali membuat ayunanya bergerak pelan.

“Lagi PMS yaaa. Daritadi kerjaannya marah-marah mulu sih.” Ledek Nathan, sepupu Ify dari keluarga Ayahnya.

            Nathan merupakan sepupu laki-laki satu-satunya yang Ify miliki. Yang lainnya semuanya perempuan. Dan laki-laki itu berumur 2 tahun diatas Ify.

“Gue kangen sama Rio. Dan selama kangen gue gak terlampiaskan, gue bakalan marah-marah terus sama loe.”

“Jawabannya gak ada yang lebih bagus lagi apa. Setiap hari yang gue denger gitu-gitu aja. Bosen tahu.”

“Karena Rio itu pacar gue. Jadi gue berhak buat kangen sama dia.” Ucap Ify sebal. Tangan kananya merogoh kantong tas’nya dan mengeluarkan handphone’nya dari dalam sana kemudian langsung mengecek sesuatu.

“Dan udah 2 hari ini dia menghilang.” Lanjut Ify dengan raut wajah sedihnya.

“Biasa aja kali. Orang loe sms sama telepon aja nyambung kan. Cuma gak dibalas dan dijawab aja semua itu. Lagian Rio kan disana lagi kuliah, beasiswa lagi. Gimana bisa bebas coba.” Jawab Nathan dengan santai. Ify langsung menatapnya dengan tajam membuat Nathan memperlihatkan giginya dan menyuarakan kata damai.

“Loe gak pernah ngerasain jadi gue.”

“Loe percaya aja sama Rio. Dia gak mungkin selingkuh disana. Gue tahu, kalau di Amerika tuh isinya cewe bule yang cakep cakep semua. Tapi gue yakin banget kalau Rio tuh gak bakalan selingkuh. Paling ngelirik doang sih, kan sayang cewe cantik di anggurin.”

Ify menatap tajam Nathan yang hanya membalasnya dengan cengiran. Kemudian tanpa belas kasihan, Ify memukul tubuh sepupunya itu dengan membabi buta. Tidak perduli walaupun Nathan sudah berulang kali meminta untuk berhenti dan mengulang kata maaf. Itu kesalahannya karena telah menyebutkan kata selingkuh. Dan yang harus kalian tahu, Ify sangat benci jika diingatkan jika di Amerika terdapat cewe – cewe cantik dan seksi. Dan Nathan sudah melakukannya. Maka habislah laki-laki itu.

Rio – Mario Aditya. Seorang laki-laki asli Manado yang merantau di Jakarta. Laki-laki itu sudah tinggal di Jakarta saat dia baru memasuki dunia perkuliahan. Dan sekarang dia sudah menduduki semester 7, karena dia lebih tua 3 tahun dari Ify. Dan selama tinggal di Jakarta, dia menetap di rumah pamannya yang cukup dekat dengan kampus.

Dan hubungan mereka sudah berjalan 3 tahun hingga sekarang.

            Ify masih memukuli Nathan sepupunya itu sampai suara getaran handphone mengagetkan mereka dan membuat Ify berhenti memukuli Nathan. Nathan hanya menggerutu kesal dan meringis kesakitan yang di rasakan di beberapa bagian tubuhnya termasuk di punggungnya.

            Ify yang merasa getaran handphone itu berasal dari handphone’nya segera melihatnya. Dan matanya membelalak senang kemudian langsung menekan layar untuk menjawab panggilan tersebut.

“Kak Rioooooo.” Jawab Ify dengan berteriak karena senang akhirnya kekasihnya itu memanggilnya.

“Astaghfirullah Ify. Kakak kan belum ngasih salam. Tapi kamu udah mengawalinya dengan nada seperti itu.” Ceramahnya dari seberang sana.

            Ify hanya meringis seraya tersenyum senang. Akhirnya bisa mendengar suara seseorang yang sangat ia rindukan ini setelah 2 hari kemarin dia mati-matian menahan diri untuk tidak terbang ke Amerika untuk bertemu dengan laki-laki ini.

“Maaf kak. Kan seneng. Lagian, dua hari kemarin kemana aja ?? Pesan sama panggilan aku Cuma di liat doang.”

“Gak begitu sayang, 2 hari kemarin aku ada praktek di rumah sakit. Dan gak boleh bawa alat komunikasi apapun. Lagian aku udah mencoba memberitahu kamu lewat e-mail. Pasti belum di read, iya kan ??”

Ify mengerucutkan bibirnya. “Mana enak pesan pesanan lewat e-mail, jaman sekarang kan udah canggih kak, udah ada pesan handphone yang lebih simple.”

“Ify. Tadi kan aku udah bilang, aku gak boleh bawa alat komunikasi apapun. Untung aja senior aku disini masih mau pinjemin laptop buat aku ngasih kabar sama kamu. Tapi kamu gak read sama sekali.”

“Iya iya maaf.” Jawab Ify sambil mengerucutkan bibirnya.

“Gak usah sok imut deh.”

            Nathan yang sedari diam mendengarkan percakapan antara 2 orang yang sedang saling merindukan itu menjadi muak sendiri. Pasalnya, kejadian seperti ini sudah terjadi di bulan bulan sebelumnya, dan dia tidak mau hanya duduk diam seraya mendengarkan percakapan mereka yang menjijikan itu.

“Diem loe. Berisik banget.” Omel Ify ke Nathan.

“Orang baru sekali gue ngomong juga.” Nathan mencoba membela dirinya.

“Fy, itu siapa ??” Tanya Rio yang penasaran dengan suara laki-laki yang suaranya sangat jelas di pendengarannya, yang bisa disimpulkan bahwa laki-laki itu berada dalam jarak tidak jauh dari kekasihnya itu.

“Gue Yo. Gak usah cemburu loe. Gak loe, gak Ify, sama – sama pencemburu.,”

“Ish, pergi loe sana, ganggu aja sih.” Gerutu Ify sebal.

“Jahat banget loe sama gue Fy.”

“Lagi dimana kalian ?? Gak ada kuliah memangnya ??” Tanya Rio lagi.

“Lagi di taman kak. Aku tadi pagi ada kuliah. Terus sekarang free, makanya ke taman. Kalo kak Nathan jangan ditanya, aku gak pernah liat dia berangkat kuliah.”

“Udah ah, daripada gue jadi patung ganteng disini, mending gue cabut. Buat loe Yo, loe kok bisa pacaran sama nenek sihir ini. Kasihan banget hidup loe Yo. haha.”

            Ify hanya berteriak keras seraya menjauhkan handphone’nya supaya Rio tidak terlalu mendengarkan dia berteriak. Tapi sayangnya, sepupunya itu sudah berlari menjauh. Ck, menyebalkan.

“Halo kak, maaf yah.”

“Iya gak apa-apa. Lagian kamu jadi perempuan gak boleh teriak teriak terus Fy.”

“Ya habis kak Nathan ngeselin sih.”

“Yaudah, lain kali jangan diulangi.”

Ify mengangguk kemudian merutuki dirinya yang merasa bodoh karena dia sekarang sedang melakukan panggilan dengan Rio melalui handphone. “Iya kak.”

“Kak, kakak kapan pulang ke Indonesia ?? Udah 1 tahun kak. Emangnya gak kangen sama aku ??” Lanjut Ify seraya menundukkan wajahnya.

“Kangen Fy, beneran. Kakak kan udah ngucapin berulang kali sama kamu kalau kakak itu selalu kangen sama kamu.” Jawab Rio dengan cepat.

“Terus bisa pulang kapan ?? Apa perlu liburan panjang besok Ify ke sana ??”

“Enggak. Aku disini itu bukan tour Fy. Aku disini itu belajar. Larangannya banyak banget. Aku Cuma mau kamu buat sabar nunggu aku pulang dan aku Cuma butuh kepercayaan kamu aja sayang. Insya Allah semuanya baik baik aja.”

“Aku udah sabar, dan aku juga udah percaya sama kamu, dari awal aku udah ngelakuin itu. Tapi kakak tetep gak pulang kan.”

“Fy.”

“Iya aku tahu, aku ngerti dan aku paham. Jadi gak usah di tekanin lagi.”

“Yaudah kalau kamu ngerti. Asal kamu tau, aku selalu jaga hati aku selama berada disini Cuma buat kamu Fy. Dan selamanya Cuma kamu yang ada di hati aku. Jadi aku mohon kamu selalu percaya sama aku.”

“Iya aku akan selalu percaya sama kamu.”

“Yaudah yah sayang. Sampai disini aja. Insya Allah nanti aku sering telepon kamu lagi buat melepas kangen. Kamu hati-hati disana. Dan berdoa terus supaya aku cepet pulang.”

            Ify menganggukkan kepalanya seraya membalas pernyataan Rio, kemudian terdengar salam penutup dari seberang sana dan dijawab Ify dengan perasaan sedih luar biasa. Ify meletakkan kedua tangannya di sisi tali ayunan lagi setelah sebelumnya menutup handphone’nya.

            Dia menyenderkan sisi wajahnya pada tali ayunan. Dia heran, mengapa dia bisa berpacaran dengan laki-laki tidak peka seperti Rio. Seharusnya laki-laki itu sadar bahwa dia kangen dengannya. Ini malah mengakhiri panggilannya dengan cepat tanpa memberikan penjelasan apapun.
Kapan dia kembali ??

*********

            Ify sedang bersenda gurau dengan teman-temannya di koridor kampus. Sebentar lagi, dia ada kelas mata kuliah dosen killer menurutnya. Jadi mau tidak mau dia harus menunggu di seberang kelas agar tidak terlambat. Tabiat guru killer memang selalu bisa ditebak.

“Gimana cowo loe Fy. Kapan pulang ??” Tanya salah satu temannya.

Ify hanya mengangkat bahu karena memang dia tidak mengerti.

“Sayang banget kak Rio pergi. Kita jadi kehilangan obat cuci mata yang paling ampuh. Kalau gini caranya gimana kita bisa menikmati kuliah.” Sahut yang lain.

Ify melotot. “Dia itu cowo gue. Jadi Cuma gue doang yang boleh bilang begitu. Kalian cari target yang lain dong buat cuci mata. Jangan ambil yang udah resmi punya pasangan.” Jawab Ify dengan nada kesal.

“Kan belum resmi Fy. Baru juga pacaran, ibaratnya itu loe Cuma punyai satu sendal, padahal kan kaki kita ada 2, kalau sendalnya 1 gimana bisa jalan dengan benar ??”

“Makanya Fy, loe minta kejelasan sama kak Rio. Kak Rio kan udah banyak ciri-ciri orang sukses nih, tampang juga ganteng, postur tubuh bagus banget, dan dia punya banyak fans. Loe gak mau kan keduluan yang lain ??”

“Gue jadi pacarnya juga udah seneng.” Jawab Ify pelan.

“Masa ?? Gue tahu loe belum bisa calm. Maka dari itu, minta kak Rio buat resmiin loe. Lagian dia kan udah semester 7, masa-masa yang pas buat resmiin cewenya. Kalau loe gak bisa tegas, bisa jadi kak Rio sama yang lain Fy. Emang loe mau ??”

            Ify terdiam merenungi kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh teman-temannya. Benar juga menurut mereka. Ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus membicarakan masalah ini dengan kekasihnya nanti malam.

            Bunyi sirine bel mulai berbunyi, dan dengan malas Ify memasuki kelasnya dengan pikiran yang bercabang kemana-mana. Jika seperti ini, bagaimana dia bisa fokus dengan materi yang akan disampaikan nanti ?? Ini semua gara-gara LDR mereka. Coba saja jika dia tidak pernah merasakan yang namanya LDR, pasti tidak akan seperti ini jadinya.

*********

Kak, aktifin skype’nya sekarang.

            Ify menekan tombol send pada layar handphone’nya kemudian berbaring di atas kasur. Matanya menatap lurus atap kamarnya, kemudian tertuju pada sebuah bingkai foto yang ada diatas mejanya. Ify bangkit kemudian mengambil bingkai itu dan membawanya keatas kasur.

            Ify mengamati foto tersebut, dimana didalamnya ada dirinya dan juga Rio -saat mereka berada di pasar malam waktu 1 tahun perayaan jadian mereka- sedang tertawa bersama dengan bahagia. Ify memflashback ingatannya kembali ke masa tersebut dan langsung tertawa sendiri.

            Kemudian ada getaran di laptopnya. Dengan cepat dia meraihnya dan memangku laptopnya di atas paha. Sedangkan bingkai fotonya masih di peluk di depan dadanya. Ify tersenyum mendapati panggilan skype dari Rio, dia menekan tombol yes dan munculah wajah yang paling ia rindukan selama 1 tahun ini.

“Kenapa sayang ?? Tumben minta skype.”

“Tentu aja kangen. Kak Rio baik-baik aja ??”

“Alhamdulillah Fy. Perasaan aku, kamu udah nanya ini dari tadi pagi loh Fy. Kenapa ?? Ada masalah di kampus ??”

            Ify menggeleng gelengkan kepalanya, kemudian terdiam sesaat.

“Fy. Itu foto kita kan ?? Kok dipeluk ?? Kamu beneran lagi kangen sama aku ??”

“Kan tadi aku udah bilang. Oya kak, aku mau bilang masalah kejelasan hubungan kita.” Ucap Ify sambil menggigit bibir bawahnya, ragu-ragu.

“Iya ?? Kenapa sayang ?? Hubungan kita baik-baik aja sampai sekarang.”

“Bukan. Maksudnya gak ada perkembangan.”

            Rio terdiam sebentar kemudian menghela nafasnya berat. Dia menatap kekasihnya itu yang entah mengapa semakin hari berlalu semakin cantik. Rio terenyum sebentar kemudian berusaha menjawab.

“Kamu pasti tahu alasan aku Fy. Yang pertama, kamu masih kuliah semester awal, dan yang kedua aku belum mapan.”

“Aku belum maksain pernikahan. Maksud Ify itu, kak Rio ngiket Ify dulu. Biar Ify yakin sama kak Rio. Lagian kan kita lagi jauh.”

“Ini permintaan kamu sendiri atau yang lain Fy ??” Tanya Rio.

            Ify menundukkan wajahnya dan mendekap fotonya erat-erat. Tak lama kemudian, air mata perempuan itu mengalir sendiri, entah kenapa jika berhubungan dengan Rio dia pasti akan menjadi perempuan yang lemah dan mudah menangis.

“Fy, aku minta maaf kalau aku salah. Kamu jangan nangis sayang. Nanti kamu sakit Fy.” Ucap Rio dengan nada cemas.

            Dia hanya terus membujuk kekasihnya itu agar berhenti menangis. Tetapi tetap saja Ify keras kepala, dia masih menangis bahkan lebih kencang tangisannya. Rio yang mendengarnya menjadi bingung dan cemas sekaligus.

“Sayang, hey. Kamu berhenti nangis dulu. Kita bicarain masalah ini bareng-bareng. Ify.”

“Kakak jahat.”

“Iya maaf. Aku janji, nanti kalau aku pulang, aku akan minta restu sama orang tua kamu. Kalau diijinin, nanti kita langsung melaksanakan pertunangan. Gimana ??”

Ify mendongakan kepalanya menatap Rio. “Beneran ??”

Rio menganggukkan kepalanya dengan tegas. “Iya.”

            Ify tersenyum manis seraya menghapus air matanya. Rasanya bahagia sekali mendengar janji yang diucapkan oleh kekasihnya itu. Ify sangat tahu, Rio tidak pernah melanggar janji yang udah dibuatnya sendiri. Maka dari itu, dia bahagia sekali sekarang.

            Setelah keadaan Ify membaik, mereka melanjutkan panggilan itu dengan percakapan sewajarnya. Melepas rindu yang tidak pernah terlampiaskan selama ini. Yang jelas, perasaan Ify benar- benar bahagia sekarang. Dan mulai besok dia akan menghadapi dunia dengan senyuman.

*********

            Rio berbaring di atas kasur dengan kedua tangan bertumpu di atas kepala. Matanya menatap atap kamarnya yang berada di asrama putra dengan pikiran bercabang kemana-mana. Teman sekamarnya yang melihatnya hanya mengangkat bahu untuk tidak ikut campur.

            Rio menghela nafasnya pelan kemudian bangkit dari baringannya. Laki-laki ini menatap teman sekamarnya yang sedang melakukan olahraga di kamar mereka.

“Ngapain ??”

“Loe gak liat gue lagi ngapain Yo.”

“Mana ada olahraga di dalam kamar, Alvin. Loe jangan bercanda deh, lagian ini udah malem. Mana ada olahraga malem.”

            Alvin-teman sekamarnya yang juga berasal dari Indonesia itu hanya menghela nafas kemudian duduk di atas kasurnya menatap Rio.

“Loe mau gue kasih tahu olahraga malem itu apa aja Yo ?? Loe yakin gak akan nyesel ??” Tanya Alvin seduktif. Rio hanya mengangkat alisnya bingung.

“Loe tahu pernikahan ?? Malamnya setelah selesai kan pasti pengantin cowo sama cewenya melakukan olahraga malem.” Jawab Alvin dengan seringainya yang menyebalkan.

Rio langsung melempar bantal yang ada di dekatnya kearah temannya itu. Gila, sama sekali tidak ada dalam pikiran Rio sampai kesana. Benar benar playboy si Alvin. Batinya seraya menatap temannya itu horror.

“Haha. Lagian loe sih aneh. Eh, gue denger waktu loe skype’an sama cewe loe, dia pengin loe nikahin ??”

“Enggak juga sih. Cuma mau ngiket hubungan yang lebih resmi aja. Takut kayaknya, apalagi kita lagi jauh bro.”

“Emang loe mau Yo ?? Bukannya kalau ngiket hubungan itu loe gak bisa bebas lagi ?? Gak asik itu namanya. Gak bisa seneng-seneng loe Yo kalau udah terikat. Gue sih ogah. Enak juga bebas kaya gini.”

“Entahlah, gue juga bingung.”

“Lagian fans loe disini tuh banyak Yo. Sayang tahu kalau dianggurin. Mending jajanin dulu satu per satu. Baru deh loe ngiket hubungan loe sama Ify.”

“Gila loe, emangnya gue cowo apaan. Gue tuh Cuma sayang sama Ify. Dan gue gak berniat selingkuh sama siapapun. Hati gue Cuma milik Ify.”

“Ckck, mana ada cowo kayak loe Yo di jaman sekarang ini. Percaya deh, terlalu lama loe jauh dari pacar loe, terlalu cepet perasaan loe akan berubah. Gue yakin itu. Tinggal nunggu waktunya aja.”
“Gak mungkin dan gak akan pernah.”

“Buktiin. Dan kita liat aja nanti.”

********

            Waktu berlalu dengan cepat. Tak terasa, sudahh 1,5 tahun kekasihnya itu meninggalkan Ify di sini. Dan sudah sangat lama juga Ify memendam kerinduan yang mendalam untuk kekasihnya itu.

            Ify sedang melakukan jogging pagi ini, dia berlari memutari kompleks perumahannya bersama dengan Nathan-sepupunya yang juga ia ajak paksa untuk melakukan olahraga lari kecil itu.

“Fy, gue denger dari dosen gue, katanya anak beasiswa dari kampus kita besok udah pulang.”

            Ify yang mendengar hal itu lantas menghentikan lari kecilnya secara mendadak kemudian menarik lengan Nathan refleks sampai pemuda itu mundur beberapa langkah.

“Loe gila ya, gue jatuh gue ceburin loe kelaut.” Dumel Nathan karena ditarik paksa oleh sepupunya itu, untung saja dia bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.

“Pulang ?? Berarti Rio bakalan pulang ??” Tanya Ify histeris, tidak mengindahkan gerutuan sepupunya itu. Mata perempuan itu terlihat bersinar bahagia.

“Siapa yang bilang Rio bakalan pulang.”

“Ish, loe sendiri tadi yang bilang kan. Serius Nathan, Rio beneran pulang besok kan ??” Tanya Ify menggoyang goyangkan lengan laki-laki itu.

“Disini yang pacarnya siapa, loe kan. Kenapa nanya sama gue. Kenapa loe gak nanya langsung sama cowo loe Ify.”

“Ck, gue masih sebel sama dia.”

            Ify mengerucutkan bibirnya seraya mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Tentang kekasihnya itu yang menguploud fotonya bersama dengan mahasiswi bule yang ada disana-yang menurut Ify biasa saja- di akun Instagram milik laki-laki itu.

“Rio selingkuh ??” Tebak Nathan seraya menggoda Ify.

“Enggak, dia gak akan pernah berani selingkuh.” Tegas Ify setengah kesal.

“Gak berani ?? Emang ada hukuman buat orang yang selingkuh ?? Loe harus hati-hati Fy. Rio udah uploud fotonya sama cewe bule loh. 3 kali Fy. Bayangin, 3 kali. Itu tanda-tanda gak baik kan ??” Goda Nathan kemudian berlari menjauhi Ify yang masih terdiam di tempatnya.

            Ify masih berdiri diam di tempat, dia meresapi ucapan Nathan yang benar-benar menyebalkan. Kemudian dia menggeleng gelengkan kepalanya, Rio tidak mungkin selingkuh di belakangnya. Ify yakin itu. Walaupun kekasihnya belum menghubunginnya sampai sekarang, Ify harus tetep positif thinking.

            Ify menyadari satu hal, setelah kekasihnya itu menguploud fotonya bersama cewe bule yang pertama, Rio tidak pernah menghubunginnya lagi. Sampai sekarang. Berarti jika di hitung-hitung, sudah 1 bulan lebih dia tidak pernah berkomunikasi lagi dengan laki-laki itu.

            Ify juga sangat marah pada Rio. Alasanya apa ?? Karena laki-laki itu tidak pernah menghubunginnya jika Ify tidak meminta. Hal ini membuat keyakinannya semakin nyata. Dia mencoba untuk berpikir positif, tetapi sangat susah mengingat dugaan-dugaan negatifnya yang terus berdatangan. Dengan berat hati, Ify kembali melakukan olahraga kecilnya dengan berlari menyusul Nathan.

**********

            Ify sedang duduk di atas balkon kamarnya dengan mata menatap kosong kearah depan-mengabaikan pemandangan malam yang indah yang bisa wanita itu lihat dari balkon kamarnya.

            Dia sangat merindukan Rio. Sangat. Dia hanya ingin laki-laki itu, atau setidaknya laki-laki itu menghubunginnya dan menjelaskan apa hubungannya bersama dengan wanita wanita yang kekasihnya uploud di akun instagramnya. Tetapi sampai sekarang, hal itu hanya angin semata.

            Saat ify sedang asyik-asyiknya menyenderkan kepalanya pada tembok balkon, tiba-tiba lampu rumahnya mati. Dengan panik Ify berteriak memanggil orangtuanya kemudian masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang dengan mengunci tubuhnya dengan selimut. Dia amat sangat tidak menyukai gelap.

“Mama Papa. Kalian dimana ??”

            Ify tidak mendengar sahutan apapun. Dengan berani, dia beranjak dari kasurnya kemudian setengah berlari keluar kamar. Masih terus berteriak memanggil orang tuanya tetapi tetap saja tidak ada sahutan. Padahal Ify yakin sekali, tadi orang tuanya masih ada di rumah.

            Sesaat kemudian, Ify mendengar ada langkah kaki yang mendekatinya. Ify berteriak kemudian berjongkok di lantai sebelum tangga dengan menutup kedua telingannya dan kepalanya menggeleng geleng resah. Tanpa sadar, perempuan itu sudah menangis sesenggukan karena takut.

“Ify.”

            Ify berteriak ketika merasakan bahunya ada yang menepuknya. Dengan refleks, Ify memukul badan orang itu dengan brutal.

“Ify, ini aku Rio. Berhenti Ify.”

            Dengan ragu, Ify menghentikan pukulannya seraya membuka mata. Dan dia bisa melihat dengan jelas siapa orang yang sedari tadi ditakutkannya. Karena entah mengapa lampu rumahnya kembali menyala.

“Kak Rio.”

“Iya Fy, ini aku. Begini sambutan dari kamu saat aku pulang.” Ucap Rio kesal seraya mengusap punggung dan lengannya yang menjadi korban sadis Ify.

“Ini beneran kamu kak ??”

            Ify yang masih tidak percaya mengangkat tangannya kemudian membelai wajah laki-laki di hadapannya. Dan dia tersenyum senang kemudian langsung menghambur memeluk laki-laki itu yang ternyata adalah kekasihnya sendiri.

“Kak Rio, Ify kangen banget sama kakak.”

            Rio yang sedari tadi masih mengusap usap lenganya yang memerah lantas menghentikannya kemudian ikut memeluk Ify dengan penuh sayang. Dia juga sangat merindukan perempuan ini. Sangat. Rio tidak bisa membohongi hatinya.

“Kakak juga sangat merindukan adek Ify.” Goda Rio seraya tersenyum lebar.

            Ify hanya memukul dada laki-laki itu pelan sebagai balasan ucapannya. Perempuan itu paling tidak suka jika Rio sudah memanggilnya dengan embel-embel adek. Seperti panggilan untuk adiknya sendiri, padahal Ify kan kekasihnya.

“1 bulan gak pernah menghubungi Ify, gimana Ify bisa percaya kalau kakak merindukan Ify.” Gerutu Ify yang masih terus memeluk erat kekasihnya itu.

“Karena aku tahu, kamu lagi benci sama aku gara-gara foto yang aku uploud. Right ??” Jawab Rio seraya mencium puncak kepala kekasihnya.

“Aku sangat butuh penjelasan mengenai itu.”

“Iya tuh Yo, 1 bulan kemarin kerjaannya Ify Cuma nangis diem di kamar.” Celetuk seseorang yang sangat Ify yakini dia adalah Nathan didengar dari suaranya.

            Ify melepaskan pelukannya dengan berat hati, kemudian membalikkan tubuhnya. Dan dia mengernyit bingung melihat semuanya berada di sana. Ada orang tuanya, Sivia-sahabatnya, Nathan-sepupunya, dan yang satu lagi Ify yakini dia adalah Alvin-sahabat kekasihnya itu.

“Ini maksudnya apa ??” Tanya Ify seraya mencubit pinggang Rio gemas membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

“Seharusnya loe berterima kasih sama Rio. Impian loe dari dulu tuh dikabulin sama dia.” Gerutu Nathan dengan nada sinis.

“Impian apa ??”

“Mama sama Papa udah merestui kalian buat tunangan secepatnya.”

“Apa ??” Teriak Ify mendengar ucapan mamanya yang tidak ia sangka. Dia menatap kembali ke arah Rio, laki-laki itu hanya mengangguk, tanpa menunggu lebih lama lagi, Rio sudah merasakan tubuhnya di tabrak dengan keras oleh Ify kembali. Perempuan itu memeluknya kembali.

            Dengan tertawa pelan, Rio membalas memeluknya dengan penuh sayang. Kemudian dia mengedipkan salah satu matanya pada semua orang yang hadir disana. Mereka semua hanya tertawa dan ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh dua orang tersebut.

            Ify tidak menyangka jika semuanya akan berakhir seperti ini. Dia sangat menyesal karena selama ini dia tidak pernah bisa mempercayai Rio sepenuhnya. Padahal selama ini pula, laki-laki itu tidak pernah berbohong padanya dan selalu jujur padanya.

            Ify sangat bahagia sekarang. karena mulai detik ini, tidak ada istilah LDR lagi diantara mereka. Rio sudah berjanji bahwa ini adalah beasiswa yang kesekian kalinya dan terakhir kalinya yang akan ia terima jika ada tawaran kembali ke luar negeri. Dan Ify sangat bahagia mendengarnya.

            Kisah cintanya tidak akan berakhir disini, masih panjang perjalanan mereka menuju ke jenjang yang lebih serius lagi. Ify akan selalu memberi tanda kepemilikan pada Rio mulai sekarang. Karena menurutnya, wanita jaman sekarang sangat berbahaya jika bertemu dengan laki-laki macam Rio yang pantas mereka jadikan santapan makananya.

            Dan Ify tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“I miss you and i love you kak Rio.”

“Me too honey.”

************

Alhamdulillah cerpen gaje ala Indah selesai juga :D
Biasa demam RIFY jadi terinspirasi buat cerpennya mereka.
Jangan lupa komentarya teman :*