Sabtu, 09 Maret 2013

Cinta Sejati - Part 1 (Yoshill)

Matahari sedari tadi telah bersinar menampakkan cahayanya. Entah kenapa hari ini cuaca sangat panas. Sekelompok siswa SMA Tunas Jaya sedang melakukan latihan di lapangan untuk persiapan lomba Basket Antar Sekolah. Sedangkan di pinggir lapangan terdapat para gadis yang sedang melakukan latihan Cheers untuk persiapan mendukung tim Basket di sekolahnya.
Cuaca yang sangat panas menjadikan seluruh siswa yang berada di lapangan mengeluh kepanasan. Ada juga siswa yang berkali kali minum untuk menghilangkan rasa haus yang merasuki tubuhnya. Tidak biasanya mereka seperti ini.
Beberapa saat kemudian anak Basket berhenti berlatih karena sang pelatih mereka menyuruh mereka untuk berhenti dan di lanjutkan keesokan harinya. Seketika itu pula seluruh anak basket langsung berlari untuk pulang ke rumahnya karena tidak tahan dengan cuaca yang sangat panas ini.
Begitu pula dengan siswi yang mengikuti Cheers, mereka juga segera beranjak untuk mengganti pakaian dan menuju ke rumahnya. Di lapangan hanya ada 1 siswa yang sedang memegang bola orange serta mendribblenya dan ada 1 siswi yang duduk di pinggir lapangan.
“Loe mau bilang apa’an sih yo, cepetan dong. Panas nie.” Keluh seorang gadis seraya mengibas ngibaskan tangannya di wajahnya. Gadis ini bernama Ashilla Zahrantiara atau yang biasa di panggil Shilla
“Gue mau bilang serius sama loe.” Ujar pria itu seraya membawa bola orange dan menghampiri sang gadis. Pria ini bernama Mario Stevano Aditya Haling atau biasa di sapa Rio
“Mau bicara apa’an ??? Emang gak bisa besok apa. Gak usah basa basi deh loe, panas banget ni. Kenapa gak besok pagi aja sih Yo” Lagi lagi gadis ini mengeluh kepanasan seraya meminum aqua botolnya karena pria di hadapannya terlalu lama berbasa basi membicarakan sesuatu yang menurutnya pasti tidak penting.
“Gue sayang sama loe, gue cinta sama loe. Dan gue mau loe jadi cewek gue.”
“(tersedak). Huk huk huk. Loe bilang apa tadi. Gak salah ???” Tanya Shilla memastikan.
Karena selama ini hubungan mereka berdua itu seperti teman biasa. Dan tidak ada yang special di antara mereka. Tetapi dengan beraninya pria di hadapannya mengungkapkan pernyataan itu tanpa ada bukti yang menandakan jika dia menyukai dirinya.
“Gue gak main-main Shilla. Gue serius. Aku cinta sama kamu. Would you be my princess ???” Tanya Rio seraya memegang tangan kanan Shilla menggunakan tangan kirinya.
“I can not answer now. I need time for answer your questions. How ???” Jawab Shilla santai.
“Ok, I’m always wait you. Lagian gue Cuma mengungkapkan perasaan gue aja kok sama loe, kalau loe tolak juga gapapa, tapi gue berharap sih loe mau nerima gue.” Ujar Rio seraya menyampirkan tas punggungnya dan berlalu meninggalkan Shilla dengan membawa bola orange itu.
“Rio Tunggu.” Pekik gadis itu seraya menjajarkan langkahnya dengan Rio dan menatap tajam mata Rio. Dan Rio juga membalas tatapan tajam Shilla dengan tatapan lembutnya.
“Ada apa ???” Tanya Rio gugup
“Mmmm, kamu pengin jawaban aku secepatnya ???” Tanya Shilla lembut.
“Iyah. Tapi aku juga gak maksa kok. Terserah kamu mau jawab pertanyaan aku tadi kapan.”
“Aku mau jawab sekarang, asal ada syaratnya.” Ucap Shilla melipat tangannya di dada.
“Apa ???” Tanya Rio curiga.
“Ini tanggal berapa ???” Tanya Shilla tanpa menjawab pertanyaan Rio tadi.
“Tanggal 25. Kenapa ???”
“(tersenyum penuh kemenangan). Berarti kamu harus melakukan tugas aku sebanyak 25 kali.”
“Tugas ??? Tugas apa.”
“Kamu harus mengitari lapangan basket sambil berlari sebanyak tanggal hari ini.”
“What ??? Lari 25 kali ???” Tanya Rio kaget.
“Iyah. Kalo gak mau juga gak papa sih. Aku kan Cuma nyaranin ajah.” Jawab Shilla santai.
“Ok. Deh (menaruh bola orange dan tas’nya di kursi yang ada di sebelah Shilla dan menuju ke lapangan). Aku akan buktiin sama kamu dan aku nglakuin ini demi kamu Shil.” Ucap Rio
            Gadis ini tersenyum sangat manis seraya duduk di penggir lapangan melihat orang yang rela melakukan apa yang dia perintahkan tadi. Gadis ini tidak menyangka, di cuaca yang sangat panas ini pria itu mau melakukan tugas yang di beri dirinya tadi.
“Twenty Five.” Pekik pria itu seraya duduk di tengah lapangan untuk mengatur nafasnya yang tidak beraturan itu setelah berlari cukup banyak dan di cuaca yang sangat panas ini.
“Prok Prok Prok (tepuk tangan). Keren keren. Bisa juga kamu berlari di saat cuaca sedang panas seperti ini.” Ujar Shilla menghampiri pria yang kelihatan sedang sangat lelah itu.
“Hosh, aku . hosh udah nglakuin apa hosh yang kamu mau kan ??? Terus gimana ???” Ujar pria ini seraya membasuh peluh keringat yang mengalir deras di dahinya. Bajunya sudah sangat basah terkena keringat yang mengalir itu.
“Gimana yah ??? Mau gak yah.” Ucap Shilla tersenyum jail.
“(berdiri). Terserah kamu kalau kamu belum bisa jawab sekarang.” Ucap Rio seraya berjalan kearah kursi tempat tas dan si bola orange berada.
“Rio, aku mau kok jadi pacar kamu.” Teriak Shilla yang masih berada di lapangan basket. Mendengar pernyataan gadis itu otomatis Rio membalikan tubuhnya dan tersenyum. Shilla akhirnya menghampiri Rio dengan memasang senyum termanisnya.
“Are you sure ???” Tanya Rio memastikan seraya menggenggam kedua tangan Shilla.
“I’m serious, I would become your princess.”
“Makasih Shilla, I love you. Aishiteru baby.” Ujar Rio memeluk gadis yang ada di hadapannya yang sekarang resmi menjadi gadisnya.
“Ihhh Rio, keringet kamu tuh banyak banget tahu. Basah kan baju aku.” Ujar Shilla manyun.
“Maaf sayang, kita pulang yuk. Aku anterin kamu pulang yah.”
“Iyah.” Shilla dan Rio beranjak meninggalkan lapangan dan menuju ke parkiran tempat mobil Rio terparkir. Setelah itu pasangan yang baru aja resmi ini meninggalkan sekolah tercintanya itu dan mengantar gadisnya pulang ke rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
            Keesokan harinya SMA Tunas Jaya heboh dengan couple baru di sekolah mereka. Siapa lagi kalau bukan Rio dan Shilla. Mereka berdua berangkat bareng dan Rio menggenggam tangan gadis itu menyusuri kelas demi kelas untuk sampai di kelas gadisnya itu. Sedangkan gadisnya hanya menyunggingkan senyum termanisnya kepada setiap orang.
            Ratusan pasang mata yang melihat mereka berdua dengan perasaan yang berbeda beda. Ada yang happy karena kebahagiaan mereka. Ada juga yang kesel dan benci karena pujaan hati mereka sang ketua osis serta kapten basket SMA Tunas Jaya telah memiliki kekasih baru. Ada juga yang iri melihat kemesraan kapten basket dan kapten Cheers itu.
“Makasih yah Beb, udah mau nganterin aku ke kelas.” Ujar Shilla manja setelah sampai di kelasnya. Teman-temannya yang melihat dirinya ada di luar bersama Rio langsung menyoraki dengan kata-kata menggoda.
“Iya sayang. Sama-sama J. Yaudah aku balik ke kelas dulu yah.” Ujar Rio
“Iyah hati-hati.” Pesan Shilla seraya memasuki kelasnya.
SKIP !!!
            Beberapa hari kemudian. Selama beberapa hari ini para siswa siswi yang menjadi anggota tim basket dan cheers telah di sibukkan dengan latihan untuk persiapan lomba beberapa minggu lagi. Anggota Osis juga di sibukkan dengan rapat yang membahas masalah acara yang akan di jadikan kenang-kenangan untuk perpisahan sekolah mereka yang akan di adakan beberapa bulan lagi.
            Hubungan Rio dengan Shilla juga baik-baik aja. Mereka malahan semakin lengket aja karena tiap latihan mereka selalu bersama jadi mereka berdua juga sering ketemu. Sekarang mereka berdua ada di kantin sekolah.
“Hey, kenapa ngelamun aja. Mukanya juga jelek kaya gitu.” Goda Rio seraya duduk di samping Shilla yang sedang mengaduk es jeruk di hadapannya tanpa di minum.
“Aku lagi sebel Rio. Jangan di ajak bercanda. Aku lagi bad mood tahu.” Jawab Shilla ketus.
“Kenapa sih. Bad mood kenapa sayang ???” Tanya Rio lembut seraya membelai rambut Shilla.
“Mama sama Papa pergi ke Australia dan mereka bawa adik juga, sementara aku, di tinggal gitu aja sama mereka. Aku kan juga pengin ikut Yo, Apa salahnya mereka ngajak aku coba.” Terang Shilla manyun dan mengentak kakinya seperti anak kecil.
“Mungkin mereka mikir kalau kamu itu lagi sekolah sayang. Masa iya, kamu mau bolos sekolah demi ikut liburan ke Australia sih.” Jawab Rio menenangkan Shilla.
“Tapi kan seenggaknya mereka perginya nunggu aku liburan dulu Yo. Jahat banget sih mereka. Sekarang aku kan sendirian di rumah. Sebel banget deh sama mama papa. Mereka gak pernah mikirin perasaan aku.”
“Tapi kamu harusnya bisa ngerti kalau …..”
“Ngerti kamu bilang. Mereka itu ke Australia itu mau liburan Rio. Bukan mau kerja atau ada urusan. Dengan santainya aja kamu bilang aku suruh ngerti. Kamu gak tahu sih rasanya di tinggal mama papa kamu. Di tinggal jauh lagi.” Bentak Shilla
“Kamu tenang dulu dong sayang. Jangan marah-marah gitu. kan bisa di selesaiin dengan baik-baik tanpa harus emosi. Kamu bisa ………”
“Ihhhh, kamu tuh daritadi ngomong gitu mulu. Aku yang dengernya tambah emosi tahu gak. Bukannya nenangin atau gimana biar aku seneng malah ngomong yang bikin emosi aku tambah, udah akh. Aku mau ke kelas.” Ucap Shilla cuek dan masih dengan nada membentak seraya beranjak dari duduknya dan berjalan dengan santainya menuju kelas.
“Selalu aja gitu. Gue mulu yang di jadiin pelampiasan emosi dia, sabar banget gue pacaran sama dia, Ck.” Gumam Rio seraya beranjak dari duduknya dan menuju ke kelasnya.
SKIP !!!
            Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk bisa bersantai di rumah masing-masing. Rio dengan santai melangkah keluar kelas dan menuju ke kelas gadisnya itu setelah berpamitan kepada Alvin, sahabat Rio.
            Setelah sampai di kelas gadisnya itu. Rio hanya diam mematung melihat pemandangan di kelas Shilla. Shilla dengan santai merangkul lengan Gabriel yang sudah jelas notabenya sebagai mantan Shilla. Ada perasaan cemburu dan tidak rela melihat gadisnya itu merangkul lengan kekasih masa lalunya itu.
“Hay Beb, kamu sejak kapan disini.” Tanya Shilla santai tanpa melepaskan lengan Gabriel.
“(menatap lengan Gabriel yang sedang di rangkul oleh gadisnya tajam). Baru sih. Kamu mau ngapain sama dia.” Jawab Rio berusaha menutupi kecemburuannya dan bersikap santai dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.
“Oh, aku mau nonton sama Gabriel Yo, dia tadi udah bikin aku ngakak abis sama  kekonyolan dia, kalau kamu lihat kamu juga bakalan ngakak juga deh kaya aku. Oya hari ini aku gak pulang bareng kamu yah. Aku mau pergi sama Gabriel soalnya.” Terang Shilla antusias menceritakan mantannya itu.
“Oh gituh. Yaudah gapapa. Bro, gue titip Shilla yah.” Ujar Rio santai
“Ok. Sipppt kalau gitu. gue ijin bawa cewe loe yah.” Ucap Gabriel seraya tersenyum terpaksa.
“Yaudah Beb, aku pergi dulu yah. Dadaaahhhh. Yukh iel.” Pamit Shilla seraya melambaikan tangannya ke Rio dan menyeret Gabriel.
“Kenapa sih, gue selalu kelihatan lemah di depan dia. Pengecut banget gue jadi orang.” Gumam Rio berusaha sabar seraya berjalan menuju parkiran mobilnya.
SKIP !!!
            Pria tampan ini memarkirkan mobilnya di bagasi rumahnya. Setelah itu memasuki rumah megah berwarna putih biru yang sangat mewah dengan di lengkapi sebuah kolam ikan dan taman di depan rumahnya. Dengan langkah malas pria ini memasuki rumahnya itu.
“Rio, mama mau bicara sama kamu.” Ucap wanita paruh baya yang merupakan mama Rio.
“Ngomong aja mah.” Jawab Rio sekenanya. Seraya membuang muka.
“Rio, mama tahu kamu marah sama mama dan papa. Tapi kamu juga harus mengerti nak, kita itu udah gak bisa sama-sama lagi. Ini memang jalannya mama sama papa Rio, kamu jangan buat mama bingung dengan sikap cuek kamu dong.”
“Mama, Rio itu gak marah sama mama. Rio Cuma masih belum terima aja atas perpisahan mama sama papa. Rio sayang sama mama papa, dan Rio pengin lihat kalian bahagia. Kalau memang kalian bahagia dengan perpisahan kalian, Rio akan terima mah.” Ucap Rio seraya memeluk mamahnya itu dengan lembut.
“Makasih yah sayang (melepaskan pelukan Rio dan mengusap lembut rambut Rio). Sekarang mama Tanya sama kamu. Kamu mau ikut papa dengan tetap tinggal disini. Atau ikut mama ke rumah nenek, Ray (adik Rio) memutuskan untuk ikut mama ke rumah nenek sayang. Kamu gimana ???” Tanya mama Rio
“Rio gak mau tinggal sama papa disini. kasih Rio kesempatan mah, supaya Rio bisa berfikir untuk meninggalkan rumah ini dan ikut sama mama.” Pinta Rio.
“Iya sayang. Mama akan kasih kamu kesempatan. Tapi nanti sore mama sama Ray akan berangkat ke rumah nenek (matanya berkaca-kaca). Kalau kamu udah berfikir, dateng ke rumah nenek ya sayang (air mata turun mengalir melewati wajahnya). Mama juga mohon banget sama kamu, 1 minggu lagi mama pengin kamu dateng ke pengadilan.” Pinta mamah Rio
“Iya mah, sekarang aku mau pergi ke rumah temen Rio yah mah. Rio janji, 1 minggu lagi Rio akan dateng ke pengadilan buat lihat mama papa terakhir bersama.” Ujar Rio seraya menghapus air mata mamah tercintanya itu. “Rio pergi yah mah. Jaga diri mama baik-baik.” Lanjut Rio seraya keluar dari rumah itu dengan perasaan tidak menentu.
SKIP !!!
            Rio menuju ke rumah Alvin yang notabenya sahabat Rio dari kecil. Setelah dia memarkirkan mobilnya di depan rumah Alvin, pria ini melangkah memasuki rumah Alvin dan menekan bel rumah itu.
“(membuka pintu). Rio, ngapain loe.” Tanya Alvin gak nyante. “Yaudah masuk dulu bro,” Suruh Alvin mempersilahkan Rio masuk dan dirinya langsung mengikuti di belakangnya.
“(duduk di sofa). Kenapa Bro, loe lagi ada masalah sama cewe loe ???” Tanya Alvin
“Gak, nie masalah keluarga gue bro.” Jawab Rio seraya duduk di sofa mengikuti Alvin.
“emangnya kenapa ???”
“Nyokap Bokap gue mau cerai, dan gue di suruh milih mau tinggal bareng siapa, jelas aja gue milih tinggal sama nyokap gue, daripada gue tinggal bareng bokap yang kerjaanya Cuma seneng seneng, minum minuman. Akh, gue bingung Vin, di satu sisi gue sayang banget sama nyokap gue, tapi gue juga gak bisa ninggalin rumah itu, rumah itu terlalu banyak kenangan masa lalu gue Vin.” Terang Rio
“Sabar yah Bro, loe pasti bisa nemuin jalan keluar loe kok. Gue yakin, nie emang jalan yang paling baik buat nyokap bokap loe. dan gue saranin loe jangan benci sama bokap loe, gimanapun juga dia itu bokap loe.” saran Alvin
“Iya Vin, Thanks yah. Oyah gue boleh tinggal disini gak buat sementara. 1 minggu aja deh bro. sampe proses pengadilan selesai.” Pinta Rio
“Boleh banget lakh, kebetulan nyokap bokap lagi pergi keluar kota selama 2 minggu ini. Gue Cuma tinggal bareng Ozy sama bibi doang. Dengan adanya loe kan, gue gak mungkin kesepian J. Oya Shilla udah tahu tentang ini ???” Tanya Alvin
“Belum, dan gue minta sama loe supaya loe jangan ngasih tahu dia. gue mohon jangan ngasih tahu dia. gue takutnya dia itu malah kasihan sama gue.”
“Iya Bro, gue tahu kok, jawaban loe pasti kaya gitu. loe tuh terlalu baik Rio. Loe lihat cewe loe deh, dia selaluuu aja cerita tentang masalahnya ke loe. tapi loe, sama sekali gak pernah cerita kan sama dia, loe selalu nanggung masalah loe sendiri tanpa harus berbagi sama dia.” Ucap Alvin menyimpulkan sahabatnya itu.
J Gue gak mau aja dia terlalu banyak pikiran. Loe janji sama gue gak akan bilang semua ini kan ???” Tanya Rio memastikan
“Iya Bro, gue janji. Yaudah loe istirahat gih. Di sebelah kamar gue noh. Disitu biasanya buat sepupu gue kalau lagi nginep disini.”
“Ok.deh. Gue masuk ke kamar yah bro, gue capek banget pengin istirahat.” Ucap Rio seraya beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar yang ditunjukkan sahabatnya itu.
“Sipppp.”
SKIP !!!
            Rio meletakkan handphone’nya di meja sebelah ranjangnya. Setelah itu pria ini meletakkan tubuhnya di kasur dan kedua tanganya bertumpu pada belakang kepalannya dan menatap langit langit kamar sepupu Alvin. Pikirannya menerawang kemana-mana. Beberapa saat kemudian terdengar lagu takkan terganti dari marcell yang berasal dari Handphone’nya. Pertanda ada seseorang yang meneloponnya.
            Pria ini tercengang melihat nama siapa yang menelepon dirinya.
“My Honey Calling.”
“Halo sayang.” Sapa gadis di seberang sana antusias
“(tersenyum masam). Hay juga.” Jawab Rio kikuk
“Kamu lagi ngapain ??? Oh yah. Aku punya cerita seru nie pas aku jalan-jalan sama Gabriel tadi. Film’nya yo, akh keren banget pokoknya. Coba tadi kamu ikut, pasti kamu bakalan seneng deh. Terus pulangnya aku tuh mampir taman bermain yang buat anak-anak ituh yo. Disana banyak banget permainanya, tadi Gabriel juga ngajakkin aku naik permainan yang ada di sana. Seru deh pokoknya, kapan-kapan kamu harus mau yah datang kesana sama aku.” terang Shilla antusias menceritakan kejadian yang baru di alaminya bersama kekasih masa lalunya.
“(tersenyum masam). Kamu udah pulang ???” Tanya Rio mengalihkan perhatian supaya gadisnya itu tidak membicarakan kekasih masa lalunya itu.
“Udah, baru ajah. Kamu sendiri sekarang lagi ngapain ???” Tanya gadis itu balik.
“Gak lagi ngapa-ngapain. Udah makan ???” Tanya Rio
“Udah tadi sama Gabriel.” Jawab Shilla singkat
“Oh. Sekarang tambah deket aja sama Gabriel. Masih ada rasa yah.” Ucap Rio memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Shilla
“Hah, nggak lah. sekarang kan aku sama kamu. Masa aku masih suka sama dia sih. Sama sekali gak ada kok, kamu mesti percaya sama aku. By the way kamu cemburu ???”
“Cemburu. Nggak lah. ngapain juga aku cemburu. Kalau kamu sama Gabriel lagi aku juga gak masalah kok. Yah kayaknya kamu itu lebih bahagia sama dia daripada sama aku.”
“Kamu tuh ngomong apa sih. Aku sama sekali gak ada rasa sama dia. terus kenapa kamu ngomong gitu coba. Udah nggak sayang lagi nie ceritanya.” Omel Shilla
“Gak gitu sayang. Cuma Tanya aja kok. Yah siapa tahu nanti kamu jadi ada rasa lagi gitu sama dia, jadi kamu gak usah ngerasa bersalah sama aku, kamu bisa langsung mutusin aku.”
“Rio, kamu tuh apa-apaan sih. Kamu udah gak sayang lagi sama aku yah.” Bentak Shilla
“Bukan gitu tapi …..”
“Ihhh nyebelin. Kamu tahu kan aku lagi sendirian di rumah. Gak ada salahnya dong Gabriel ngajak pergi aku. jahat banget sih. Udah tahu aku lagi kesepian disini. Kamu juga. Kenapa gak ngajak jalan aku. seenggaknya main ke rumah gitu. nggak perhatian banget jadi cowok.”
“Shill, bukan gitu, tapi aku ……”
“Tapi apa, udah akh. Tujuan aku nelepon kamu itu supaya aku itu ada temen buat di ajak ngobrol. Ekh kamu malah gitu. cemburuan banget. Besok kamu gak usah datang yah buat jemput aku. aku tadi udah janjian mau berangkat bareng Gabriel. Oh yah satu lagi. Kamu gak usah cemburuan lagi. Aku gak ada apa-apa sama dia.”
“CLICK” gadis itu mengakhiri pembicaraan dengan kekasihnya tanpa memberi kesempatan kekasihnya untuk berbicara.
“Huft (menaruh HP’nya di meja). Sabar Rio. Loe gak boleh emosi.” Gumam Rio
SKIP !!!
            Matahari baru saja menampakkan cahayannya. Cuaca hari ini sangat aneh, tidak seperti biasa. Seorang pemuda mengendarai mobilnya bersamaan dengan sahabatnya di sampingnya. Mereka berdua berangkat bersama memasuki SMA Tunas Jaya.
“Bro, gue ke kelas dulu yah. PR gue belum gue kerjain. Ok.” Pamit Alvin melambaikan tangan seraya berlari menuju kelas.
“(Memasang tombol pengaman ke mobilnya). Dia udah berangkat. Pake motor, mereka berangkat bareng” Ceplos Rio ketika melihat sebuah motor ninja berwarna hijau milik Gabriel.
            Kemudian Rio meneruskan langkahnya, di koridor sekolah terlihat beberapa anak yang sedang berdesak desakan, tepatnya di depan madding. Setelah anak-anak pada keluar dari kerumunan dan madding terlihat sepi, Rio melihat ada apa sebenarnya.
“Prom Night ???” Gumam Rio bertanya pada diri sendiri.
“Eh Yo, kok gak ada pemberitahuan sebelumnya sih sama anak osis. Gue gatau tuh kalau sekolah mau ngadain Prom Night.” Ucap salah satu siswa yang notabenya sebagai anggota osis yang bernama Randy Saputra, dia disapa Randy.
“Gue juga gatau, gue baru aja tahu kalau sekolah mau ngadain prom night. Gak ada pemberitahuan sama sekali sama gue.” Jawab Rio bingung.
“Jadi loe juga gatau ???” Tanya Randy lagi
“Gak tahu, ntar gue coba bilang sama pak Duta deh. Ntar gue kabarin loe sama anak osis lainnya.” Ucap Rio
“Sipppt bro. gue duluan yah.” Pamit Randy disertai anggukan Rio
            Kemudian Rio melanjutkan langkahnya menyusuri jalanan sekolah menuju kelas dia. berbagai masalah mulai bergelayut di pikiranya. Dari mulai perceraian orang tuanya, Shilla yang akhir-akhir ini sering emosi dan meluapkan kepada dirinya, lomba basket antar sekolah yang akan di laksanakan sebentar lagi dan sekarang Acara Prom Night yang dipasang secara diam-diam tanpa pengetahuan dirinya yang notabenya adalah ketua osis.
“Shil Shilla …” Panggil Rio setelah melihat gadisnya melewati dirinya.
“Apa. Masih perduli juga. Aku kira, kamu udah lupa sama aku.” Ucap Shilla dengan nada ketus
“Kok gitu sih mikirnya, gak dong sayang. Aku tuh masih sayang dan perduli banget sama kamu. Kenapa sampe mikir gitu sih.”
“Yah habis, kamu nyebelin banget. Kesepian nie akunya. Malah kamu nglarang aku buat pergi.”
“Bukanya nglarang sayang. Aku Cuma khawatir aja sama kamu. Lagian kamu kan bisa minta tolong sama aku biar aku dateng ke rumah kamu.” Ucap Rio masih terlihat santai
“Khawatir ??? Hey, kamu tuh udah tahu kan kalau aku tuh perginya sama Gabriel yang notabenya adalah teman sekelasku.” Bentak Shilla.
“Iyah iyah. Tapi aku tuh Cuma gak mau kamu ….”
“Akh udah akh. Aku kalau lagi ngobrol sama kamu bikin emosi aja deh. Udah akh, aku mau ke perpus dulu. Mau pinjem buku.” Pamit Shilla seraya berlari menjauh dari Rio.
“Bro, loe kenapa sih masih tahan aja sama dia. loe kan tahu sifatnya itu. Gue aja yang notabenya bukan siapa siapa dia aja ilfeel banget denger perkataanya itu. Gak peka lagi perasaanya. Mana tahu dia kalau loe lagi banyak masalah. Di tambah dia yang bikin masalah loe tambah banyak.” Terang Alvin yang tiba tiba datang di belakang Rio.
“Udahlah. Perlakuannya wajar lagi. Kalau misalkan dia udah kelewatan gue bakal negur dia, tapi untuk sekarang kayaknya gak dulu deh. Oya, loe dah lihat belum iklan Prom Night di madding.”
“Udah bro, yang gue bingung, gue kok bisa gatau yah ada acara Prom Night di sekolah. Loe tahu gak.” Tanya Alvin seraya merangkul Rio dengan nada bingung.
“Sama sekali gak tahu malah. Gue baru tahu tadi pas lihat di madding. Istirahat anterin gue ketemu Pak Duta yah. Tanya masalah Prom Night.” Pinta Rio
“Ok my bro. gue pasti anterin loe J.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Di kelas XII IPA 3, kelas Shilla dkk. Tampak Shilla sedang bercengkrama dengan sahabatnya yaitu Agni sekaligus teman sebangku Shilla di bangku Shilla.
“Ekh, gue lihat tadi pagi loe berantem yah sama Rio. Kenapa ???” Tanya Agni
“Dia cemburuan orangnya. Masa gue Cuma pergi sama Gabriel aja dia gak ngijinin. Bukan gak ngijinin sih. Dia ngijinin gue pergi sama Gabriel tapi dia gak suka gue jalan sama Iel. Alasanya gak masuk akal banget tahu gak. Dia Cuma khawatir sama gue. Jelas-jelas dia tuh tahu gue pergi sama Iel. Pake khawatir segala. Alay deh.” Terang Shilla dengan nada sinis
“Shil Shil, loe kapan berubah sih. Gue bingung deh sama loe. loe selalu aja kaya gini. dia itu cowo loe Shil. Loe sebenarnya cinta gak sih sama Rio atau loe jangan-jangan udah gak nganggep Rio cowo loe lagi. Atau jangan-jangan loe masih punya perasaan sama Gabriel.” Tebak Agni seraya mengingat hubungan Shilla dengan Gabriel.
“Apaan sih. Gue udah gak ada perasaan apa-apa kok sama Gabriel. Gue juga masih sayang sama Rio, dan gue masih nganggep dia itu cowo gue. Sembarangan aja loe ngomong.” Ucap Shilla tidak terima dengan perkataan Agni, sahabatnya.
“Ya syukur deh kalau kaya gitu. gue lega aja dengernya. Gue kira loe mau main-main sama Rio. Dia itu perfect tahu gak sih. Perhatian sama loe. dia juga baik sama loe. jangan pernah loe sia siain dia.” Pesan Agni kepada sahabatnya itu.
“Iyah non Agniku sayang yang bawel dan cerewet.”
“Huh. Kaya loe Gak bawel sama cerewet aja.” Balas Agni manyun, sedangkan Shilla Cuma ngakak gak jelas.
SKIP !!!
            Beberapa hari kemudian. Hari ini adalah hari bebas bagi siswa siswi SMA Tunas Bangsa, selain karena Osis yang ingin mengadakan rapat tentang acara Prom Night, anak anak basket juga harus mempersiapkan hari terakhir sebelum pertandingan di mulai. Karena besok adalah hari dimana pertandingan basket dimulai.
            Hubungan Rio dengan Shilla akhir-akhir ini menjadi renggang. Entah kenapa Shilla selalu berusaha menjauhi Rio. Dan Rio juga tidak punya banyak waktu buat Shilla akhir-akhir ini karena proses perceraian orang tuanya yang akan di adakan sebentar lagi. Maka dari itu, setiap kali Rio punya waktu buat ngomong sama Shilla, Shilla selalu menghindar. Entah karena alasan apa dia menghindari Rio. Padahal permasalahannya pun tidak tahu itu apa.
“Bro, loe gapapa ???” Tanya Alvin khawatir melihat sahabatnya yang duduk di kursi yang ada di ruang osis seraya melamun setelah anak anak osis sudah bergegas keluar ruangan karena rapat sudah selesai. Sepertinya Rio dalam memimpin rapat juga tidak konsentrasi dan berkali kali melakukan kata-kata yang salah yang keluar dari mulutnya.
“Gak papa bro, biasa aja kok gue.” Jawab Rio sekenanya.
“Gue ini sahabat loe Yo, dan gue tahu kapan loe baik-baik aja dan ada masalah.”
“Iya, gue ada masalah. Gue bingung ngadepin Shilla yang akhir-akhir ini menjauh dari gue, apa salah gue coba. Setiap kali gue pengin ketemu sama dia buat bicara empat mata dia selalu menghindar dari gue. Dan yang kedua tentang bokap nyokap gue yang sebentar lagi bakal bener-bener berpisah. Gue bingung.” Terang Rio seraya mengacak acak rambutnya.
“Masalah loe berat juga yah. Loe jangan putus asa gitu dong. Mana Rio yang dulu yang selalu ngebantuin temen-temenya kalau lagi ada masalah. Mana Rio yang selalu berhasil nyelesaiin masalahnya sendiri tanpa minta bantuan sama orang lain.”
“Thanks Bro, gue bangga punya sobat kaya loe.”
“ada juga gue yang bangga punya sobat kaya loe. kalau masalah Shilla, kalau loe tuh jodoh dia, loe bakal kembali lagi sama dia kaya dulu. Tapi kalau loe emang gak jodoh, loe terpaksa harus bener-bener menjauhi dia.” saran Alvin merangkul sahabatnya itu.
“Thanks Bro.”
SKIP !!!
            Keesokan harinya, hari yang ditunggu tunggu tiba, peserta yang mengikuti lomba sudah berkumpul semua di lapangan. Tinggal menunggu panitia yang membagi daftar lomba nanti. Sedangkan anak-anak cheers sudah stand by di pinggir lapangan. Mereka dengan semangatnya mendukung anak-anak basket dari sekolah mereka masing-masing.
            Ternyata tim SMA Tunas Jaya mendapat no. keempat dalam pertandingan nanti melawan SMA Maju Putra. Sehingga waktu yang sedemikian banyak digunakan oleh anggota basket SMA Tunas Jaya untuk beristirahat.
            Waktu ini juga digunakan Rio untuk membicarakan masalahnya yang terjadi dengan gadisnya itu. Dengan santai, dia menyeret gadisnya agar mau mengikuti dirinya. Mereka berdua berhenti di sebuah bangunan tua yang ada di samping stadion basket.
“Ngapain kamu ngajakkin aku ke sini.” Tanya Shilla cuek.
“Kamu masih nganggep aku ini cowo kamu ???” Tanya Rio malah balik nanya.
“Kamu tuh ngomong apa sih. Yaiyalah. Pertanyaan aneh yang pernah aku denger. Kalau aku mutusin kamu baru kamu itu bukan cowo aku lagi.” Jawab Shilla santai
“Terus kenapa akhir-akhir ini kamu gak pernah mau aku ajak ngomong ???” Tanya Rio
“Bukanya kamu yang berusaha jauhin aku ??? kenapa kamu tuh gak berusaha buat ngomong sama aku, atau seenggaknya kamu nemuin aku.” Jawab Shilla masih dengan nada ketus
“Aku tuh udah berusaha buat ngomong sama kamu, tapi kamu malah ……”
“Rio.” Panggil seseorang yang mengakibatkan Rio mengehentikan ucapannya.
“(menoleh ke sumber panggilan). Ada apa Vin ???” Tanya Rio kepada Alvin
“Di panggil tuh sama Pak Alex. Katanya semuanya di suruh kumpul di lapangan.” Terang Alvin seraya berlalu meninggalkan 2 sejoli yang mengalami masalah itu.
“Aku pergi dulu, suatu saat nanti kamu pasti tahu kenapa akhir-akhir ini aku tuh jauhin kamu.” Ucap Rio seraya berlalu meninggalkan Shilla yang masih terlihat kesal.
“Maksudnya apa coba, udah akh. Pusing gue mikirin dia mulu.” Gumam Shilla seraya memasuki stadion dan berkumpul bersama teman-temannya yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*