Matahari sedari tadi telah bersinar menampakkan cahayanya.
Entah kenapa hari ini cuaca sangat panas. Sekelompok siswa SMA Tunas Jaya
sedang melakukan latihan di lapangan untuk persiapan lomba Basket Antar
Sekolah. Sedangkan di pinggir lapangan terdapat para gadis yang sedang
melakukan latihan Cheers untuk persiapan mendukung tim Basket di sekolahnya.
Cuaca yang sangat panas menjadikan seluruh siswa yang berada
di lapangan mengeluh kepanasan. Ada juga siswa yang berkali kali minum untuk
menghilangkan rasa haus yang merasuki tubuhnya. Tidak biasanya mereka seperti
ini.
Beberapa saat kemudian anak Basket berhenti berlatih karena
sang pelatih mereka menyuruh mereka untuk berhenti dan di lanjutkan keesokan
harinya. Seketika itu pula seluruh anak basket langsung berlari untuk pulang ke
rumahnya karena tidak tahan dengan cuaca yang sangat panas ini.
Begitu pula dengan siswi yang mengikuti Cheers, mereka juga
segera beranjak untuk mengganti pakaian dan menuju ke rumahnya. Di lapangan
hanya ada 1 siswa yang sedang memegang bola orange serta mendribblenya dan ada
1 siswi yang duduk di pinggir lapangan.
“Loe mau
bilang apa’an sih yo, cepetan dong. Panas nie.” Keluh seorang gadis seraya
mengibas ngibaskan tangannya di wajahnya. Gadis ini bernama Ashilla Zahrantiara
atau yang biasa di panggil Shilla
“Gue mau
bilang serius sama loe.” Ujar pria itu seraya membawa bola orange dan
menghampiri sang gadis. Pria ini bernama Mario Stevano Aditya Haling atau biasa
di sapa Rio
“Mau bicara
apa’an ??? Emang gak bisa besok apa. Gak usah basa basi deh loe, panas banget
ni. Kenapa gak besok pagi aja sih Yo” Lagi lagi gadis ini mengeluh kepanasan
seraya meminum aqua botolnya karena pria di hadapannya terlalu lama berbasa
basi membicarakan sesuatu yang menurutnya pasti tidak penting.
“Gue sayang
sama loe, gue cinta sama loe. Dan gue mau loe jadi cewek gue.”
“(tersedak).
Huk huk huk. Loe bilang apa tadi. Gak salah ???” Tanya Shilla memastikan.
Karena selama ini hubungan mereka berdua itu seperti teman
biasa. Dan tidak ada yang special di antara mereka. Tetapi dengan beraninya
pria di hadapannya mengungkapkan pernyataan itu tanpa ada bukti yang menandakan
jika dia menyukai dirinya.
“Gue gak
main-main Shilla. Gue serius. Aku cinta sama kamu. Would you be my princess
???” Tanya Rio seraya memegang tangan kanan Shilla menggunakan tangan kirinya.
“I can not
answer now. I need time for answer your questions. How ???” Jawab Shilla
santai.
“Ok, I’m
always wait you. Lagian gue Cuma mengungkapkan perasaan gue aja kok sama loe,
kalau loe tolak juga gapapa, tapi gue berharap sih loe mau nerima gue.” Ujar
Rio seraya menyampirkan tas punggungnya dan berlalu meninggalkan Shilla dengan
membawa bola orange itu.
“Rio
Tunggu.” Pekik gadis itu seraya menjajarkan langkahnya dengan Rio dan menatap
tajam mata Rio. Dan Rio juga membalas tatapan tajam Shilla dengan tatapan
lembutnya.
“Ada apa
???” Tanya Rio gugup
“Mmmm, kamu
pengin jawaban aku secepatnya ???” Tanya Shilla lembut.
“Iyah. Tapi
aku juga gak maksa kok. Terserah kamu mau jawab pertanyaan aku tadi kapan.”
“Aku mau
jawab sekarang, asal ada syaratnya.” Ucap Shilla melipat tangannya di dada.
“Apa ???”
Tanya Rio curiga.
“Ini tanggal
berapa ???” Tanya Shilla tanpa menjawab pertanyaan Rio tadi.
“Tanggal 25.
Kenapa ???”
“(tersenyum
penuh kemenangan). Berarti kamu harus melakukan tugas aku sebanyak 25 kali.”
“Tugas ???
Tugas apa.”
“Kamu harus
mengitari lapangan basket sambil berlari sebanyak tanggal hari ini.”
“What ???
Lari 25 kali ???” Tanya Rio kaget.
“Iyah. Kalo
gak mau juga gak papa sih. Aku kan Cuma nyaranin ajah.” Jawab Shilla santai.
“Ok. Deh
(menaruh bola orange dan tas’nya di kursi yang ada di sebelah Shilla dan menuju
ke lapangan). Aku akan buktiin sama kamu dan aku nglakuin ini demi kamu Shil.”
Ucap Rio
Gadis ini tersenyum sangat manis
seraya duduk di penggir lapangan melihat orang yang rela melakukan apa yang dia
perintahkan tadi. Gadis ini tidak menyangka, di cuaca yang sangat panas ini
pria itu mau melakukan tugas yang di beri dirinya tadi.
“Twenty
Five.” Pekik pria itu seraya duduk di tengah lapangan untuk mengatur nafasnya
yang tidak beraturan itu setelah berlari cukup banyak dan di cuaca yang sangat
panas ini.
“Prok Prok
Prok (tepuk tangan). Keren keren. Bisa juga kamu berlari di saat cuaca sedang
panas seperti ini.” Ujar Shilla menghampiri pria yang kelihatan sedang sangat
lelah itu.
“Hosh, aku .
hosh udah nglakuin apa hosh yang kamu mau kan ??? Terus gimana ???” Ujar pria
ini seraya membasuh peluh keringat yang mengalir deras di dahinya. Bajunya
sudah sangat basah terkena keringat yang mengalir itu.
“Gimana yah
??? Mau gak yah.” Ucap Shilla tersenyum jail.
“(berdiri).
Terserah kamu kalau kamu belum bisa jawab sekarang.” Ucap Rio seraya berjalan
kearah kursi tempat tas dan si bola orange berada.
“Rio, aku
mau kok jadi pacar kamu.” Teriak Shilla yang masih berada di lapangan basket.
Mendengar pernyataan gadis itu otomatis Rio membalikan tubuhnya dan tersenyum.
Shilla akhirnya menghampiri Rio dengan memasang senyum termanisnya.
“Are you
sure ???” Tanya Rio memastikan seraya menggenggam kedua tangan Shilla.
“I’m
serious, I would become your princess.”
“Makasih
Shilla, I love you. Aishiteru baby.” Ujar Rio memeluk gadis yang ada di
hadapannya yang sekarang resmi menjadi gadisnya.
“Ihhh Rio,
keringet kamu tuh banyak banget tahu. Basah kan baju aku.” Ujar Shilla manyun.
“Maaf
sayang, kita pulang yuk. Aku anterin kamu pulang yah.”
“Iyah.”
Shilla dan Rio beranjak meninggalkan lapangan dan menuju ke parkiran tempat
mobil Rio terparkir. Setelah itu pasangan yang baru aja resmi ini meninggalkan
sekolah tercintanya itu dan mengantar gadisnya pulang ke rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
Keesokan harinya SMA Tunas Jaya
heboh dengan couple baru di sekolah mereka. Siapa lagi kalau bukan Rio dan
Shilla. Mereka berdua berangkat bareng dan Rio menggenggam tangan gadis itu
menyusuri kelas demi kelas untuk sampai di kelas gadisnya itu. Sedangkan
gadisnya hanya menyunggingkan senyum termanisnya kepada setiap orang.
Ratusan pasang mata yang melihat
mereka berdua dengan perasaan yang berbeda beda. Ada yang happy karena kebahagiaan
mereka. Ada juga yang kesel dan benci karena pujaan hati mereka sang ketua osis
serta kapten basket SMA Tunas Jaya telah memiliki kekasih baru. Ada juga yang
iri melihat kemesraan kapten basket dan kapten Cheers itu.
“Makasih yah
Beb, udah mau nganterin aku ke kelas.” Ujar Shilla manja setelah sampai di
kelasnya. Teman-temannya yang melihat dirinya ada di luar bersama Rio langsung
menyoraki dengan kata-kata menggoda.
“Iya sayang.
Sama-sama J. Yaudah aku balik ke kelas dulu yah.” Ujar Rio
“Iyah
hati-hati.” Pesan Shilla seraya memasuki kelasnya.
SKIP !!!
Beberapa hari kemudian. Selama
beberapa hari ini para siswa siswi yang menjadi anggota tim basket dan cheers
telah di sibukkan dengan latihan untuk persiapan lomba beberapa minggu lagi.
Anggota Osis juga di sibukkan dengan rapat yang membahas masalah acara yang
akan di jadikan kenang-kenangan untuk perpisahan sekolah mereka yang akan di
adakan beberapa bulan lagi.
Hubungan Rio dengan Shilla juga
baik-baik aja. Mereka malahan semakin lengket aja karena tiap latihan mereka
selalu bersama jadi mereka berdua juga sering ketemu. Sekarang mereka berdua
ada di kantin sekolah.
“Hey, kenapa
ngelamun aja. Mukanya juga jelek kaya gitu.” Goda Rio seraya duduk di samping
Shilla yang sedang mengaduk es jeruk di hadapannya tanpa di minum.
“Aku lagi
sebel Rio. Jangan di ajak bercanda. Aku lagi bad mood tahu.” Jawab Shilla
ketus.
“Kenapa sih.
Bad mood kenapa sayang ???” Tanya Rio lembut seraya membelai rambut Shilla.
“Mama sama
Papa pergi ke Australia dan mereka bawa adik juga, sementara aku, di tinggal
gitu aja sama mereka. Aku kan juga pengin ikut Yo, Apa salahnya mereka ngajak
aku coba.” Terang Shilla manyun dan mengentak kakinya seperti anak kecil.
“Mungkin
mereka mikir kalau kamu itu lagi sekolah sayang. Masa iya, kamu mau bolos
sekolah demi ikut liburan ke Australia sih.” Jawab Rio menenangkan Shilla.
“Tapi kan
seenggaknya mereka perginya nunggu aku liburan dulu Yo. Jahat banget sih
mereka. Sekarang aku kan sendirian di rumah. Sebel banget deh sama mama papa.
Mereka gak pernah mikirin perasaan aku.”
“Tapi kamu
harusnya bisa ngerti kalau …..”
“Ngerti kamu
bilang. Mereka itu ke Australia itu mau liburan Rio. Bukan mau kerja atau ada
urusan. Dengan santainya aja kamu bilang aku suruh ngerti. Kamu gak tahu sih
rasanya di tinggal mama papa kamu. Di tinggal jauh lagi.” Bentak Shilla
“Kamu tenang
dulu dong sayang. Jangan marah-marah gitu. kan bisa di selesaiin dengan
baik-baik tanpa harus emosi. Kamu bisa ………”
“Ihhhh, kamu
tuh daritadi ngomong gitu mulu. Aku yang dengernya tambah emosi tahu gak.
Bukannya nenangin atau gimana biar aku seneng malah ngomong yang bikin emosi
aku tambah, udah akh. Aku mau ke kelas.” Ucap Shilla cuek dan masih dengan nada
membentak seraya beranjak dari duduknya dan berjalan dengan santainya menuju kelas.
“Selalu aja
gitu. Gue mulu yang di jadiin pelampiasan emosi dia, sabar banget gue pacaran
sama dia, Ck.” Gumam Rio seraya beranjak dari duduknya dan menuju ke kelasnya.
SKIP !!!
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring.
Siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk bisa bersantai di rumah
masing-masing. Rio dengan santai melangkah keluar kelas dan menuju ke kelas
gadisnya itu setelah berpamitan kepada Alvin, sahabat Rio.
Setelah sampai di kelas gadisnya
itu. Rio hanya diam mematung melihat pemandangan di kelas Shilla. Shilla dengan
santai merangkul lengan Gabriel yang sudah jelas notabenya sebagai mantan
Shilla. Ada perasaan cemburu dan tidak rela melihat gadisnya itu merangkul
lengan kekasih masa lalunya itu.
“Hay Beb, kamu
sejak kapan disini.” Tanya Shilla santai tanpa melepaskan lengan Gabriel.
“(menatap
lengan Gabriel yang sedang di rangkul oleh gadisnya tajam). Baru sih. Kamu mau
ngapain sama dia.” Jawab Rio berusaha menutupi kecemburuannya dan bersikap
santai dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.
“Oh, aku mau
nonton sama Gabriel Yo, dia tadi udah bikin aku ngakak abis sama kekonyolan dia, kalau kamu lihat kamu juga
bakalan ngakak juga deh kaya aku. Oya hari ini aku gak pulang bareng kamu yah.
Aku mau pergi sama Gabriel soalnya.” Terang Shilla antusias menceritakan
mantannya itu.
“Oh gituh.
Yaudah gapapa. Bro, gue titip Shilla yah.” Ujar Rio santai
“Ok. Sipppt
kalau gitu. gue ijin bawa cewe loe yah.” Ucap Gabriel seraya tersenyum
terpaksa.
“Yaudah Beb,
aku pergi dulu yah. Dadaaahhhh. Yukh iel.” Pamit Shilla seraya melambaikan
tangannya ke Rio dan menyeret Gabriel.
“Kenapa sih,
gue selalu kelihatan lemah di depan dia. Pengecut banget gue jadi orang.” Gumam
Rio berusaha sabar seraya berjalan menuju parkiran mobilnya.
SKIP !!!
Pria tampan ini memarkirkan mobilnya
di bagasi rumahnya. Setelah itu memasuki rumah megah berwarna putih biru yang
sangat mewah dengan di lengkapi sebuah kolam ikan dan taman di depan rumahnya.
Dengan langkah malas pria ini memasuki rumahnya itu.
“Rio, mama
mau bicara sama kamu.” Ucap wanita paruh baya yang merupakan mama Rio.
“Ngomong aja
mah.” Jawab Rio sekenanya. Seraya membuang muka.
“Rio, mama
tahu kamu marah sama mama dan papa. Tapi kamu juga harus mengerti nak, kita itu
udah gak bisa sama-sama lagi. Ini memang jalannya mama sama papa Rio, kamu
jangan buat mama bingung dengan sikap cuek kamu dong.”
“Mama, Rio
itu gak marah sama mama. Rio Cuma masih belum terima aja atas perpisahan mama
sama papa. Rio sayang sama mama papa, dan Rio pengin lihat kalian bahagia.
Kalau memang kalian bahagia dengan perpisahan kalian, Rio akan terima mah.”
Ucap Rio seraya memeluk mamahnya itu dengan lembut.
“Makasih yah
sayang (melepaskan pelukan Rio dan mengusap lembut rambut Rio). Sekarang mama
Tanya sama kamu. Kamu mau ikut papa dengan tetap tinggal disini. Atau ikut mama
ke rumah nenek, Ray (adik Rio) memutuskan untuk ikut mama ke rumah nenek
sayang. Kamu gimana ???” Tanya mama Rio
“Rio gak mau
tinggal sama papa disini. kasih Rio kesempatan mah, supaya Rio bisa berfikir
untuk meninggalkan rumah ini dan ikut sama mama.” Pinta Rio.
“Iya sayang.
Mama akan kasih kamu kesempatan. Tapi nanti sore mama sama Ray akan berangkat
ke rumah nenek (matanya berkaca-kaca). Kalau kamu udah berfikir, dateng ke
rumah nenek ya sayang (air mata turun mengalir melewati wajahnya). Mama juga
mohon banget sama kamu, 1 minggu lagi mama pengin kamu dateng ke pengadilan.”
Pinta mamah Rio
“Iya mah,
sekarang aku mau pergi ke rumah temen Rio yah mah. Rio janji, 1 minggu lagi Rio
akan dateng ke pengadilan buat lihat mama papa terakhir bersama.” Ujar Rio
seraya menghapus air mata mamah tercintanya itu. “Rio pergi yah mah. Jaga diri
mama baik-baik.” Lanjut Rio seraya keluar dari rumah itu dengan perasaan tidak
menentu.
SKIP !!!
Rio menuju ke rumah Alvin yang
notabenya sahabat Rio dari kecil. Setelah dia memarkirkan mobilnya di depan
rumah Alvin, pria ini melangkah memasuki rumah Alvin dan menekan bel rumah itu.
“(membuka
pintu). Rio, ngapain loe.” Tanya Alvin gak nyante. “Yaudah masuk dulu bro,”
Suruh Alvin mempersilahkan Rio masuk dan dirinya langsung mengikuti di
belakangnya.
“(duduk di
sofa). Kenapa Bro, loe lagi ada masalah sama cewe loe ???” Tanya Alvin
“Gak, nie
masalah keluarga gue bro.” Jawab Rio seraya duduk di sofa mengikuti Alvin.
“emangnya
kenapa ???”
“Nyokap
Bokap gue mau cerai, dan gue di suruh milih mau tinggal bareng siapa, jelas aja
gue milih tinggal sama nyokap gue, daripada gue tinggal bareng bokap yang
kerjaanya Cuma seneng seneng, minum minuman. Akh, gue bingung Vin, di satu sisi
gue sayang banget sama nyokap gue, tapi gue juga gak bisa ninggalin rumah itu,
rumah itu terlalu banyak kenangan masa lalu gue Vin.” Terang Rio
“Sabar yah
Bro, loe pasti bisa nemuin jalan keluar loe kok. Gue yakin, nie emang jalan
yang paling baik buat nyokap bokap loe. dan gue saranin loe jangan benci sama
bokap loe, gimanapun juga dia itu bokap loe.” saran Alvin
“Iya Vin,
Thanks yah. Oyah gue boleh tinggal disini gak buat sementara. 1 minggu aja deh
bro. sampe proses pengadilan selesai.” Pinta Rio
“Boleh
banget lakh, kebetulan nyokap bokap lagi pergi keluar kota selama 2 minggu ini.
Gue Cuma tinggal bareng Ozy sama bibi doang. Dengan adanya loe kan, gue gak
mungkin kesepian J. Oya Shilla udah tahu tentang ini ???” Tanya Alvin
“Belum, dan
gue minta sama loe supaya loe jangan ngasih tahu dia. gue mohon jangan ngasih
tahu dia. gue takutnya dia itu malah kasihan sama gue.”
“Iya Bro,
gue tahu kok, jawaban loe pasti kaya gitu. loe tuh terlalu baik Rio. Loe lihat
cewe loe deh, dia selaluuu aja cerita tentang masalahnya ke loe. tapi loe, sama
sekali gak pernah cerita kan sama dia, loe selalu nanggung masalah loe sendiri
tanpa harus berbagi sama dia.” Ucap Alvin menyimpulkan sahabatnya itu.
“J Gue gak mau aja dia terlalu banyak
pikiran. Loe janji sama gue gak akan bilang semua ini kan ???” Tanya Rio
memastikan
“Iya Bro,
gue janji. Yaudah loe istirahat gih. Di sebelah kamar gue noh. Disitu biasanya
buat sepupu gue kalau lagi nginep disini.”
“Ok.deh. Gue
masuk ke kamar yah bro, gue capek banget pengin istirahat.” Ucap Rio seraya
beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar yang ditunjukkan sahabatnya
itu.
“Sipppp.”
SKIP !!!
Rio meletakkan handphone’nya di meja
sebelah ranjangnya. Setelah itu pria ini meletakkan tubuhnya di kasur dan kedua
tanganya bertumpu pada belakang kepalannya dan menatap langit langit kamar
sepupu Alvin. Pikirannya menerawang kemana-mana. Beberapa saat kemudian
terdengar lagu takkan terganti dari marcell yang berasal dari Handphone’nya.
Pertanda ada seseorang yang meneloponnya.
Pria ini tercengang melihat nama
siapa yang menelepon dirinya.
“My Honey Calling.”
“Halo
sayang.” Sapa gadis di seberang sana antusias
“(tersenyum
masam). Hay juga.” Jawab Rio kikuk
“Kamu lagi
ngapain ??? Oh yah. Aku punya cerita seru nie pas aku jalan-jalan sama Gabriel
tadi. Film’nya yo, akh keren banget pokoknya. Coba tadi kamu ikut, pasti kamu
bakalan seneng deh. Terus pulangnya aku tuh mampir taman bermain yang buat
anak-anak ituh yo. Disana banyak banget permainanya, tadi Gabriel juga
ngajakkin aku naik permainan yang ada di sana. Seru deh pokoknya, kapan-kapan
kamu harus mau yah datang kesana sama aku.” terang Shilla antusias menceritakan
kejadian yang baru di alaminya bersama kekasih masa lalunya.
“(tersenyum
masam). Kamu udah pulang ???” Tanya Rio mengalihkan perhatian supaya gadisnya
itu tidak membicarakan kekasih masa lalunya itu.
“Udah, baru
ajah. Kamu sendiri sekarang lagi ngapain ???” Tanya gadis itu balik.
“Gak lagi
ngapa-ngapain. Udah makan ???” Tanya Rio
“Udah tadi
sama Gabriel.” Jawab Shilla singkat
“Oh.
Sekarang tambah deket aja sama Gabriel. Masih ada rasa yah.” Ucap Rio
memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Shilla
“Hah, nggak
lah. sekarang kan aku sama kamu. Masa aku masih suka sama dia sih. Sama sekali
gak ada kok, kamu mesti percaya sama aku. By the way kamu cemburu ???”
“Cemburu.
Nggak lah. ngapain juga aku cemburu. Kalau kamu sama Gabriel lagi aku juga gak
masalah kok. Yah kayaknya kamu itu lebih bahagia sama dia daripada sama aku.”
“Kamu tuh
ngomong apa sih. Aku sama sekali gak ada rasa sama dia. terus kenapa kamu
ngomong gitu coba. Udah nggak sayang lagi nie ceritanya.” Omel Shilla
“Gak gitu
sayang. Cuma Tanya aja kok. Yah siapa tahu nanti kamu jadi ada rasa lagi gitu
sama dia, jadi kamu gak usah ngerasa bersalah sama aku, kamu bisa langsung
mutusin aku.”
“Rio, kamu
tuh apa-apaan sih. Kamu udah gak sayang lagi sama aku yah.” Bentak Shilla
“Bukan gitu
tapi …..”
“Ihhh
nyebelin. Kamu tahu kan aku lagi sendirian di rumah. Gak ada salahnya dong
Gabriel ngajak pergi aku. jahat banget sih. Udah tahu aku lagi kesepian disini.
Kamu juga. Kenapa gak ngajak jalan aku. seenggaknya main ke rumah gitu. nggak
perhatian banget jadi cowok.”
“Shill,
bukan gitu, tapi aku ……”
“Tapi apa,
udah akh. Tujuan aku nelepon kamu itu supaya aku itu ada temen buat di ajak
ngobrol. Ekh kamu malah gitu. cemburuan banget. Besok kamu gak usah datang yah
buat jemput aku. aku tadi udah janjian mau berangkat bareng Gabriel. Oh yah
satu lagi. Kamu gak usah cemburuan lagi. Aku gak ada apa-apa sama dia.”
“CLICK”
gadis itu mengakhiri pembicaraan dengan kekasihnya tanpa memberi kesempatan
kekasihnya untuk berbicara.
“Huft
(menaruh HP’nya di meja). Sabar Rio. Loe gak boleh emosi.” Gumam Rio
SKIP !!!
Matahari baru saja menampakkan
cahayannya. Cuaca hari ini sangat aneh, tidak seperti biasa. Seorang pemuda
mengendarai mobilnya bersamaan dengan sahabatnya di sampingnya. Mereka berdua
berangkat bersama memasuki SMA Tunas Jaya.
“Bro, gue ke
kelas dulu yah. PR gue belum gue kerjain. Ok.” Pamit Alvin melambaikan tangan
seraya berlari menuju kelas.
“(Memasang
tombol pengaman ke mobilnya). Dia udah berangkat. Pake motor, mereka berangkat
bareng” Ceplos Rio ketika melihat sebuah motor ninja berwarna hijau milik
Gabriel.
Kemudian Rio meneruskan langkahnya,
di koridor sekolah terlihat beberapa anak yang sedang berdesak desakan, tepatnya
di depan madding. Setelah anak-anak pada keluar dari kerumunan dan madding
terlihat sepi, Rio melihat ada apa sebenarnya.
“Prom Night
???” Gumam Rio bertanya pada diri sendiri.
“Eh Yo, kok
gak ada pemberitahuan sebelumnya sih sama anak osis. Gue gatau tuh kalau
sekolah mau ngadain Prom Night.” Ucap salah satu siswa yang notabenya sebagai
anggota osis yang bernama Randy Saputra, dia disapa Randy.
“Gue juga
gatau, gue baru aja tahu kalau sekolah mau ngadain prom night. Gak ada
pemberitahuan sama sekali sama gue.” Jawab Rio bingung.
“Jadi loe
juga gatau ???” Tanya Randy lagi
“Gak tahu,
ntar gue coba bilang sama pak Duta deh. Ntar gue kabarin loe sama anak osis
lainnya.” Ucap Rio
“Sipppt bro.
gue duluan yah.” Pamit Randy disertai anggukan Rio
Kemudian Rio melanjutkan langkahnya
menyusuri jalanan sekolah menuju kelas dia. berbagai masalah mulai bergelayut
di pikiranya. Dari mulai perceraian orang tuanya, Shilla yang akhir-akhir ini
sering emosi dan meluapkan kepada dirinya, lomba basket antar sekolah yang akan
di laksanakan sebentar lagi dan sekarang Acara Prom Night yang dipasang secara
diam-diam tanpa pengetahuan dirinya yang notabenya adalah ketua osis.
“Shil Shilla
…” Panggil Rio setelah melihat gadisnya melewati dirinya.
“Apa. Masih
perduli juga. Aku kira, kamu udah lupa sama aku.” Ucap Shilla dengan nada ketus
“Kok gitu
sih mikirnya, gak dong sayang. Aku tuh masih sayang dan perduli banget sama
kamu. Kenapa sampe mikir gitu sih.”
“Yah habis,
kamu nyebelin banget. Kesepian nie akunya. Malah kamu nglarang aku buat pergi.”
“Bukanya
nglarang sayang. Aku Cuma khawatir aja sama kamu. Lagian kamu kan bisa minta
tolong sama aku biar aku dateng ke rumah kamu.” Ucap Rio masih terlihat santai
“Khawatir
??? Hey, kamu tuh udah tahu kan kalau aku tuh perginya sama Gabriel yang
notabenya adalah teman sekelasku.” Bentak Shilla.
“Iyah iyah.
Tapi aku tuh Cuma gak mau kamu ….”
“Akh udah
akh. Aku kalau lagi ngobrol sama kamu bikin emosi aja deh. Udah akh, aku mau ke
perpus dulu. Mau pinjem buku.” Pamit Shilla seraya berlari menjauh dari Rio.
“Bro, loe
kenapa sih masih tahan aja sama dia. loe kan tahu sifatnya itu. Gue aja yang
notabenya bukan siapa siapa dia aja ilfeel banget denger perkataanya itu. Gak
peka lagi perasaanya. Mana tahu dia kalau loe lagi banyak masalah. Di tambah
dia yang bikin masalah loe tambah banyak.” Terang Alvin yang tiba tiba datang
di belakang Rio.
“Udahlah.
Perlakuannya wajar lagi. Kalau misalkan dia udah kelewatan gue bakal negur dia,
tapi untuk sekarang kayaknya gak dulu deh. Oya, loe dah lihat belum iklan Prom
Night di madding.”
“Udah bro,
yang gue bingung, gue kok bisa gatau yah ada acara Prom Night di sekolah. Loe
tahu gak.” Tanya Alvin seraya merangkul Rio dengan nada bingung.
“Sama sekali
gak tahu malah. Gue baru tahu tadi pas lihat di madding. Istirahat anterin gue
ketemu Pak Duta yah. Tanya masalah Prom Night.” Pinta Rio
“Ok my bro.
gue pasti anterin loe J.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYY
Di kelas XII IPA 3, kelas Shilla
dkk. Tampak Shilla sedang bercengkrama dengan sahabatnya yaitu Agni sekaligus
teman sebangku Shilla di bangku Shilla.
“Ekh, gue
lihat tadi pagi loe berantem yah sama Rio. Kenapa ???” Tanya Agni
“Dia
cemburuan orangnya. Masa gue Cuma pergi sama Gabriel aja dia gak ngijinin.
Bukan gak ngijinin sih. Dia ngijinin gue pergi sama Gabriel tapi dia gak suka
gue jalan sama Iel. Alasanya gak masuk akal banget tahu gak. Dia Cuma khawatir
sama gue. Jelas-jelas dia tuh tahu gue pergi sama Iel. Pake khawatir segala.
Alay deh.” Terang Shilla dengan nada sinis
“Shil Shil,
loe kapan berubah sih. Gue bingung deh sama loe. loe selalu aja kaya gini. dia
itu cowo loe Shil. Loe sebenarnya cinta gak sih sama Rio atau loe jangan-jangan
udah gak nganggep Rio cowo loe lagi. Atau jangan-jangan loe masih punya
perasaan sama Gabriel.” Tebak Agni seraya mengingat hubungan Shilla dengan
Gabriel.
“Apaan sih.
Gue udah gak ada perasaan apa-apa kok sama Gabriel. Gue juga masih sayang sama
Rio, dan gue masih nganggep dia itu cowo gue. Sembarangan aja loe ngomong.”
Ucap Shilla tidak terima dengan perkataan Agni, sahabatnya.
“Ya syukur
deh kalau kaya gitu. gue lega aja dengernya. Gue kira loe mau main-main sama
Rio. Dia itu perfect tahu gak sih. Perhatian sama loe. dia juga baik sama loe.
jangan pernah loe sia siain dia.” Pesan Agni kepada sahabatnya itu.
“Iyah non
Agniku sayang yang bawel dan cerewet.”
“Huh. Kaya
loe Gak bawel sama cerewet aja.” Balas Agni manyun, sedangkan Shilla Cuma
ngakak gak jelas.
SKIP !!!
Beberapa hari kemudian. Hari ini
adalah hari bebas bagi siswa siswi SMA Tunas Bangsa, selain karena Osis yang
ingin mengadakan rapat tentang acara Prom Night, anak anak basket juga harus
mempersiapkan hari terakhir sebelum pertandingan di mulai. Karena besok adalah
hari dimana pertandingan basket dimulai.
Hubungan Rio dengan Shilla
akhir-akhir ini menjadi renggang. Entah kenapa Shilla selalu berusaha menjauhi
Rio. Dan Rio juga tidak punya banyak waktu buat Shilla akhir-akhir ini karena
proses perceraian orang tuanya yang akan di adakan sebentar lagi. Maka dari
itu, setiap kali Rio punya waktu buat ngomong sama Shilla, Shilla selalu
menghindar. Entah karena alasan apa dia menghindari Rio. Padahal
permasalahannya pun tidak tahu itu apa.
“Bro, loe
gapapa ???” Tanya Alvin khawatir melihat sahabatnya yang duduk di kursi yang
ada di ruang osis seraya melamun setelah anak anak osis sudah bergegas keluar
ruangan karena rapat sudah selesai. Sepertinya Rio dalam memimpin rapat juga
tidak konsentrasi dan berkali kali melakukan kata-kata yang salah yang keluar
dari mulutnya.
“Gak papa
bro, biasa aja kok gue.” Jawab Rio sekenanya.
“Gue ini
sahabat loe Yo, dan gue tahu kapan loe baik-baik aja dan ada masalah.”
“Iya, gue
ada masalah. Gue bingung ngadepin Shilla yang akhir-akhir ini menjauh dari gue,
apa salah gue coba. Setiap kali gue pengin ketemu sama dia buat bicara empat
mata dia selalu menghindar dari gue. Dan yang kedua tentang bokap nyokap gue
yang sebentar lagi bakal bener-bener berpisah. Gue bingung.” Terang Rio seraya
mengacak acak rambutnya.
“Masalah loe
berat juga yah. Loe jangan putus asa gitu dong. Mana Rio yang dulu yang selalu
ngebantuin temen-temenya kalau lagi ada masalah. Mana Rio yang selalu berhasil
nyelesaiin masalahnya sendiri tanpa minta bantuan sama orang lain.”
“Thanks Bro,
gue bangga punya sobat kaya loe.”
“ada juga
gue yang bangga punya sobat kaya loe. kalau masalah Shilla, kalau loe tuh jodoh
dia, loe bakal kembali lagi sama dia kaya dulu. Tapi kalau loe emang gak jodoh,
loe terpaksa harus bener-bener menjauhi dia.” saran Alvin merangkul sahabatnya
itu.
“Thanks
Bro.”
SKIP !!!
Keesokan harinya, hari yang ditunggu
tunggu tiba, peserta yang mengikuti lomba sudah berkumpul semua di lapangan.
Tinggal menunggu panitia yang membagi daftar lomba nanti. Sedangkan anak-anak
cheers sudah stand by di pinggir lapangan. Mereka dengan semangatnya mendukung
anak-anak basket dari sekolah mereka masing-masing.
Ternyata tim SMA Tunas Jaya mendapat
no. keempat dalam pertandingan nanti melawan SMA Maju Putra. Sehingga waktu
yang sedemikian banyak digunakan oleh anggota basket SMA Tunas Jaya untuk
beristirahat.
Waktu ini juga digunakan Rio untuk
membicarakan masalahnya yang terjadi dengan gadisnya itu. Dengan santai, dia
menyeret gadisnya agar mau mengikuti dirinya. Mereka berdua berhenti di sebuah
bangunan tua yang ada di samping stadion basket.
“Ngapain
kamu ngajakkin aku ke sini.” Tanya Shilla cuek.
“Kamu masih
nganggep aku ini cowo kamu ???” Tanya Rio malah balik nanya.
“Kamu tuh
ngomong apa sih. Yaiyalah. Pertanyaan aneh yang pernah aku denger. Kalau aku
mutusin kamu baru kamu itu bukan cowo aku lagi.” Jawab Shilla santai
“Terus kenapa
akhir-akhir ini kamu gak pernah mau aku ajak ngomong ???” Tanya Rio
“Bukanya
kamu yang berusaha jauhin aku ??? kenapa kamu tuh gak berusaha buat ngomong
sama aku, atau seenggaknya kamu nemuin aku.” Jawab Shilla masih dengan nada
ketus
“Aku tuh
udah berusaha buat ngomong sama kamu, tapi kamu malah ……”
“Rio.”
Panggil seseorang yang mengakibatkan Rio mengehentikan ucapannya.
“(menoleh ke
sumber panggilan). Ada apa Vin ???” Tanya Rio kepada Alvin
“Di panggil
tuh sama Pak Alex. Katanya semuanya di suruh kumpul di lapangan.” Terang Alvin
seraya berlalu meninggalkan 2 sejoli yang mengalami masalah itu.
“Aku pergi
dulu, suatu saat nanti kamu pasti tahu kenapa akhir-akhir ini aku tuh jauhin
kamu.” Ucap Rio seraya berlalu meninggalkan Shilla yang masih terlihat kesal.
“Maksudnya
apa coba, udah akh. Pusing gue mikirin dia mulu.” Gumam Shilla seraya memasuki
stadion dan berkumpul bersama teman-temannya yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*