salut mes amis :*
mianhae mianhae buat keterlambatan saya yang udah keterlaluan :D
makasih yaw, buat kalian semua yang udah nungguin cerita ini ;)
WARNING !!!
hanya boleh di baca oleh kalangan 17 ke atas !!!
PART 4
Mario
terus menerus menundukkan wajahnya dalam diam. Dia berusaha untuk terus
menyibukkan diri dengan ponselnya – yang sebenarnya lebih menghindari tatapan
mengintimidasi dari lelaki paruh baya yang ada di hadapannya sekarang – karena
kejadian beberapa menit yang lalu.
Mario
terus merutuki dirinya sendiri yang melupakan dimana dia sekarang berada.
Harusnya kedatangan sahabatnya – Alvin – bisa membuatnya lebih berhati – hati
dalam bertindak. Karena kedatangan sahabatnya itu juga merupakan sebuah
peringatan bahwa apa yang mereka lakukan di kantor adalah salah.
“Saya berada di sini sekarang sebagai
orang yang kamu anggap sebagai Ayah, Mario. Bukan sebagai bawahan kamu.”
Mario
memberanikan diri untuk menatap lelaki paruh baya di hadapannya yang baru
disadari oleh Mario terlihat semakin menua – hanya karena di lihat dari garis
wajahnya yang terlihat semakin bertambah umur – membuat Mario sangat amat
merasa bersalah.
Mario
ingat sekali dengan kejadian beberapa saat yang lalu. Saat dimana dia kembali
kepergok oleh seseorang sedang berbuat mesum di dalam kantor.
FLASHBACK !!!
Ceklek !!!
Mata
Mario melebar mendengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang. Dia langsung
memeluk Alyssa dengan lebih erat untuk menutupi bagian depan tubuh wanita itu
yang terbuka.
“Siapa ??” Tanya Mario penuh dengan
kegugupan.
Alyssa
juga sama gugupnya melihat seseorang paruh baya yang sedang berdiri disana
menatap kearahnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh Alyssa. Dia
malu. Sungguh. Sudah dua kali dia kepergok sedang berbuat ‘mesum’ bersama
dengan direkturnya ini. Entah dia harus bagaimana lagi jika harus berhadapan
dengan seorang paruh baya yang masih berdiri mematung di pintu itu.
“Siapa Alyssa ??” Tanya Mario sekali
lagi dengan tidak sabaran.
“Pak Adit.” Jawab Alyssa dengan lirih.
“APA.”
Mario
mengatur nafasnya agar terlihat biasa saja. Dia benar benar mengunci tubuh
Alyssa agar Pak Adit – yang sudah ia anggap sebagai ayah keduanya – tidak bisa
melihat apa yang sedang terjadi dengan mereka berdua.
“15 menit Mario. Saya tunggu di
ruangan saya.”
Suara
itu membuat Mario meremang. Tapi suara pintu juga membuat dia menghela nafas
lega karena sudah berhasil menghindar dari rasa gugup yang berlebihan. Dia
melonggarkan pelukannya saat dirasanya pintu sudah tertutup kembali
menghilangkan bayangan seseorang yang membuat Mario seperti sedang dihakimi
oleh banyaknya orang berbadan besar. Halusinasinya terkadang suka berlebihan membuatnya
terkekeh sendiri.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang
??” Tanya Alyssa panik. Dia langsung mengambil kemeja Mario yang kebetulan
berada di atas mejanya dan berada di dekatnya untuk menutupi bagian depan
tubuhnya yang setengah naked.
Mario
menatap Alyssa dengan bingung. Sedetik kemudian dia menghela nafas kesal dan
membuang pandangannya kearah lain.
“Ya gue harus siap disidang sama Ayah
gue.”
“Ayah ??”
Mario mengangguk anggukan kepalanya.
“Pak Adit itu ayah kedua gue. Gue jauh lebih sayang sama beliau daripada sama
bokap kandung gue sendiri.”
Mario
menatap Alyssa yang masih memasang wajah bingung. Beberapa saat kemudian, dia
langsung mengambil paksa kemejanya yang dipegang oleh wanita di hadapannya
dengan sangat erat.
“Mario. Lepasin tangan loe.” Teriak
Alyssa berusaha menahan kemeja pria itu yang ia gunakan untuk menutupi tubuh
depannya.
“Ini punya gue Alyssa, gak punya waktu
lagi. Gue Cuma butuh waktu 15 menit.”
Mario
akhirnya menyerah saat wanita ini tetap kekeh untuk mempertahankan kemejanya di
depan tubuhnya. Sedetik kemudian, pria itu menyeringai dengan senyuman
menyebalkan yang pernah Alyssa lihat. Mario berjalan memutar meja dan mengambil
pakaian atas wanita itu yang sempat ia lempar tadi.
“Nih.” Mario menyerahkan pakaian itu
di depan Alyssa. Wanita itu dengan cepat mengambilnya dan dengan cepat pula
Mario menghindarkannya membuat Alyssa berteriak kesal kepadanya.
“Jauhkan kemejanya, dan gue akan
mengembalikan ini sama loe.”
“Enggak. Gue tahu apa yang ada di otak
loe Pak Direktur yang sangat menyebalkan. Sekarang kembaliin pakaian gue dan
balik kanan.”
“Yaudah. Berarti loe lebih memilih
buat melanjutkan kegiatan kita yang tertunda tadi. Fix, gue jauh lebih suka
sama option ini.”
“Mario.” Geram Alyssa. Ingin sekali
dia menginjak injak pria di hadapannya ini kalau saja dia tidak ingat Mario
adalah bos’nya. Bos gila yang pernah ditemuinya.
“Yaudah. Gue udah kasih loe option.
Tinggal pilih, terus selesai deh masalahnya.”
Alyssa
masih memandang sebal kearah pria di hadapannya ini. Kemudian menghela nafas
kasar. Dengan gerakan lamban dia menjauhkan kemejanya. Mario menyeringai lagi
dan dengan cepat pria ini mengambil kemejanya dan menjauhkan dari jangkauan
Alyssa.
“Mario, kembaliin pakaian gueee.”
Teriak Alyssa super keras. Mario langsung mengecup bibirnya supaya wanita itu
berhenti berteriak. Dan benar saja, Alyssa terdiam membuat Mario lebih leluasa
untuk memegang kendali.
“Diem kan jauh lebih baik.” Mario
mengambil baju Alyssa kemudian memakaikannya kearah wanita itu. Alyssa hanya
diam seraya menuruti kemauan pria itu. Supaya masalah selesai dan dia bisa
terbebas dari bos’nya ini.
Terakhir,
Mario memakaikan blazer wanita itu. Setelah selesai dia kembali mengecup bibir
Alyssa dengan penuh kasih sayang. Dan dia merapikan rambut Alyssa yang berantakan
karena ulahnya.
“Mau bantuin gue pakai kemejanya ??”
Tawar Mario. Alyssa langsung menggelengkan kepalanya dengan penuh ketegasan.
“Berarti loe menginginkan gue lebih
lama disini.” Ucap Mario santai.
“Ck, dasar pemaksa. Menyebalkan.”
Sungut Alyssa dan mengambil kemeja pria itu secara paksa dan mendekatkan
tubuhnya kearah Mario.
Alyssa
menelan salivanya dengan susah payah saat melihat garis tubuh pria itu yang
membuatnya terpesona. Hasil abs yang sangat luar biasa. Ingin sekali Alyssa
menyentuhnya, tapi akhirnya dia bisa menahan diri dan segera memakaikan
kemejanya ke tubuh pria itu dengan cepat.
“Thanks dear.” Bisik Mario mesra tepat
di depan mulut wanita itu. Membuat nafas hangat pria itu mengalir di seluruh
tubuhnya membuat wajahnya memerah menahan malu. Dan dia hanya bisa memejamkan
matanya saat Mario mengecup sudut bibirnya dengan cukup lama.
“Tunggu disini. Tunggu sampai Alvin
datang dan membawakan syal buat loe. Gue gak mau pekerja kantor membicarakan
loe yang enggak enggak. Mengerti Nona Alyssa.”
“Iya.” Jawab Alyssa setengah kesal.
Mario tersenyum seraya mengacak acak rambut Alyssa dengan penuh cinta, kemudian
pria itu melangkahkan kakinya keluar ruangan.
FLASHBACK END !!!
“Aku benar – benar minta maaf Ayah.
Silahkan ayah meluapkan kekesalan Ayah sama Mario. Tapi jangan bawa – bawa
Alyssa. Karena ini murni kesalahanku.”
“Apa yang kamu pikirkan sampai berbuat
hal seperti itu Mario. Ini kantor. Kamu harus bisa membedakan mana perbuatan
yang layak dan tidak layak kamu lakukan di dalam kantor. Kamu harus ingat,
kedudukan kamu disini itu sebagai apa.”
Mario
hanya menganggukkan kepalanya tanpa berusaha menyela atau membantah. Karena itu
murni kesalahannya. Dia hanya menunggu kalimat – kalimat pria di hadapannya
yang sepertinya akan berlanjut lebih panjang dari kalimat yang pernah ia dengar
sebelumnya.
“Apa hubunganmu dengan sekretaris baru
itu ??”
“Tidak ada hubungan apa – apa.” Jawab
Mario santai.
“Tidak ada ?? Bahkan kamu melakukan
hal itu dengan perempuan itu Mario. Apa itu bisa disebut hanya sebagai teman
biasa ?? Atau sekedar atasan dan bawahan ??”
“Sungguh Ayah. Tidak ada hubungan
special diantara kami.”
“Yaa, Ayah percaya. Dan Ayah sangat
yakin kalau baru kali ini kamu melakukan hal itu dengan seorang wanita. Apa
kamu mencintai dia Mario ??”
“Tidak tahu Ayah. Aku belum merasakan
perasaan apapun saat bersama Alyssa.”
“Tidak mungkin seseorang melakukan
perbuatan seperti itu secara sadar kalau tidak mempunyai perasaan apapun Mario.
Ada setitik perasaan di dalam diri kamu untuk wanita itu. Ayah sangat yakin
dengan ini. Tapi kamu harus berhati – hati, jangan perasaan yang
mengendalikanmu, tapi kamu yang harus mengendalikannya.”
************
Alyssa
duduk di dalam ruangan yang sudah beberapa minggu ini ia tempati dengan
perasaan gelisah. Dia terus memukul dahinya dan menggumamkan kata bodoh terus
menerus. Kakinya juga ia hentakkan hentakkan menyebabkan bunyi nyaring karena
high heels yang ia kenakkan menyentuh lantai.
“Bodoh Alyssa. Loe bodoh.”
Alyssa
menghela nafas pasrah dan menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangannya
yang berada di atas meja besar ruangannya. Dia terus merutuki tingkah bodohnya
tadi dengan boss’nya itu.
“Ini semua salah loe. Pokoknya salah
loe.” Teriak Alyssa. Tapi suaranya terendam oleh mejanya, jadi tidak terlalu
nyaring.
“Siapa yang loe maksud Alyssa ??”
Suara
itu. Alyssa melebarkan kedua matanya. Orang bodoh mana yang tidak ingat dengan
suara seseorang yang sudah mengganggunya berkali – kali. Alyssa masih sibuk
menenggelamkan wajahnya. Tidak ingin merespon apapun yang akan dikatakan oleh
orang ini.
“Oh. Jadi loe ingin gue berbuat
‘sesuatu’ dulu yang lebih ekstrim, baru loe akan menatap gue. Baiklah kalau
memang itu yang ...”
“Marioooo.” Teriak Alyssa yang
langsung memotong kalimat boss’nya ini. Alyssa mengangkat wajahnya dan menatap
tajam kearah pria itu.
Mario
hanya terkekeh melihat raut wajah Alyssa. Pria ini berjalan mendekat kearah
wanita itu dan langsung setengah duduk di meja besar satu satunya yang berada
di ruangan Alyssa. Kemudian Mario mencondongkan tubuhnya mendekat kearah wanita
itu membuat Alyssa memundurkan kursinya.
“Apa ??” Tanya Alyssa berusaha
terlihat berani. Tetapi sesungguhnya, hatinya sudah ingin meloncat keluar
karena bertatapan kembali dengan direkturnya ini yang mempunyai wajah melebihi
kata tampan.
Mario
hanya tersenyum. Tangannya terangkat dan mengelus pipi kiri wanita itu
menggunakan tangan kananya. Tangan kirinya sudah berada di lengan kanan Alyssa
dan mengelusnya dari atas ke bawah dan begitu seterusnya dengan menggoda
membuat Alyssa merinding sendiri.
“Mario. Gue gak mau ada orang yang
memergoki kita seperti tadi. So please, stop it.”
Mario
menganggukkan kepalanya. Alyssa hampir saja bernafas lega kalau pria di
hadapannya ini tidak berbuat sesuatu yang membuatnya melebarkan mata.
Mario
hanya tersenyum di sela – sela ciumannya. Dia memang sengaja berbuat seperti
ini – menempelkan bibirnya pada bibir wanita itu. Sedetik kemudian Mario
menarik wanita itu untuk berdiri kemudian menekan pinggangnya agar menempel
sempurna pada tubuhnya. Kemudian Mario memperdalam ciumannya.
Mario
terus bergerak ke kanan dan ke kiri. Berusaha untuk merasakan semua rasa manis
di bibir Alyssa. Lidahnya sudah bermain dengan lidah wanita itu. Dan tangan
Mario sudah tidak berada di pinggang Alyssa lagi, tapi menelusuri semua bagian
tubuh wanita itu.
Mario
membuka syal yang menutupi leher Alyssa dan membuangnya sejauh mungkin.
Kemudian ciuman pria ini turun menuju ke lehernya. Alyssa terus mendesah
menikmati perlakuan laki – laki ini. Alyssa terus saja mengangkat kepalanya
karena tidak tahan dengan semua ini memudahkan Mario menjelajah lehernya lebih
panas.
Rambut
laki – laki itu sudah sangat berantakan karena remasan tangan Alyssa disana.
Tapi Mario tidak perduli, itu justru menambah semangatnya. Tangannya terus saja
bermain di tubuh wanita itu membuat Alyssa merasa panas.
Tidak. Alyssa tidak kuat menahan
semuanya.
Alyssa
terus saja mendesah sekencang mungkin dan mengerang perlahan. Tubuhnya terus
menggeliat kesana kemari karena tidak kuat dengan sentuhan Mario pada tubuhnya.
“Mariooo.” Desah Alyssa sekuatnya.
Tubuhnya mengejang karena pelepasannya. Alyssa langsung lemas dan langsung
ditahan oleh Mario dengan cara memeluknya. Mungkin jika di tahan, wanita ini
sudah ambruk ke lantai.
“Bagaimana Alyssa ??” Tanya Mario
dengan senyuman evilnya. Alyssa hanya diam seraya mengatur nafasnya yang
memburu dengan kedua matanya yang terpejam.
“Lagi ??” Goda Mario membuat Alyssa
langsung mencubit lengannya dengan keras. Bukannya kesakitan, Mario malah
tertawa lepas.
“Gue benci sama loe.” Teriak Alyssa
dan melepaskan tangan Mario di tubuhnya. Dan dengan pelan, dia masuk ke dalam
kamar mandi dengan menutup pintunya keras – keras. Dan Alyssa masih bisa
mendengar suara tawa Mario.
Alyssa
menatap bayangan dirinya di cermin besar yang berada di kamar mandi di dalam
ruangannya dengan tatapan geramnya. Lihatlah, semua pakaiannya sudah berantakan
karena ulah pak Direkturnya itu. perlahan Alyssa membenarkannya kembali.
Alyssa
melihat bibirnya yang membengkak karena ulah Mario yang mencium bibirnya dengan
membabi buta. Juga rambutnya yang sudah acak – acakkan. Dan yang jauh lebih
parah adalah lehernya. Disana terdapat banyak kiss mark.
“Dasar Mario brengsek.”
“Alyssa buka pintunya. Ada orang di
luar yang akan masuk ke dalam ruangan loe. Buruan Alyssa.”
Alyssa
membelalakan matanya setelah memastikan bahwa ada seseorang yang mengetuk pintu
ruangannya. Dengan cepat, dia membuka pintu kamar mandi dan Mario langsung
menerobos masuk ke dalam.
“Lama.” Ucap Rio menggerutu. “Udah
sana buka pintunya, gue mau sembunyi disini dulu sampai orang itu keluar dari
ruangan loe.”
“Loe masih sehat kan ?? Lihat nih
keadaan gue. Loe pikir gue mau mempermalukan diri gue sendiri dengan bertemu
dengan orang itu ??”
“Lalu ?? Loe mau berbuat apa emang ??”
Tanya Mario santai.
“Ck, kita berdua sembunyi disini.”
“Masuk.” Teriak Alyssa tiba – tiba.
“Alyssa. Apa yang loe lakukan.” Desis
Mario tajam.
“Loe diem atau semuanya akan
terbongkar Mario.” Balas Alyssa tajam.
“Bu Alyssa sedang dimana ?? Ini saya
Pak Rama.”
Mario
terus merutuki tingkah Alyssa yang menyebalkan. Bagaimana bisa mereka sedang
berdua di kamar mandi sedangkan di luar sana ada seseorang ?? Ck, jika
situasinya tidak seperti ini, pasti dia akan menjadikan Alyssa sebagai makan
siangnya sampai wanita ini tidak bisa berjalan dengan benar.
“Oh Pak Rama. Maaf pak. Saya sakit
perut sekarang, jadi tidak bisa bertemu bapak. Ada apa pak emangnya ??” Tanya
alyssa dengan suara yang biasa.
Karena
sebal, Mario memeluk Alyssa dari belakang. Dia menyandarkan dagunya di bahu
kanan Alyssa. Dan tangannya sudah bergerak gerak di tubuh Alyssa.
“Apa yang loe lakukan Mario. Lepas.”
Ucap Alyssa dengan nada suara yang pelan.
“Hanya ingin memberikan laporan Bu.
Ini laporannya sudah jadi, tinggal tanda tangan pak Mario saja setelah itu
semuanya selesai.” Ucap Pak Rama.
Rio
terkekeh dan tangannya lebih bersemangat bermain di tubuh Alyssa. Dan dengan
jailnya dia meniup niupkan di sekitar leher dan telinga wanita ini membuat
Alyssa kegelian dengan menggeliatkan tubuhnya pelan.
“Mario berhenti. Gue mau jawab pernyataan
pak Rama.” Ucap Alyssa pelan disertai dengan suara desahannya yang membuat
Mario terangsang lagi.
“Iya pak. Taruh saja di meja saya.”
Jawab Alyssa dengan suara tercekat. Kemudian kembali mendesah dengan suara
pelan agar tidak terdengar dari luar.
“Baik Bu. Jangan lupa untuk minta
tandatangan pak Mario.”
“Iya pak.”
“Yasudah saya permisi dulu.”
Setelah
mendengar suara pintu yang tertutup Alyssa dengan sisa kekuatan yang ia punya
mencoba memberontak.
“Mario. Please. Gue capek.”
Mario
masih tidak mau berhenti, dia terus saja menggerakkan tangannya di tubuh
Alyssa. Sedangkan perempuan itu hanya bisa menggeliatkan tubuhnya karena entah
mengapa, tubuhnya tidak menolak kelakuan Mario kepadanya. Bahkan sekarang ia
sudah amat terangsang dan ingin melakukan ‘lebih’ bersama direkturnya ini.
Mario tersenyum evil saat mendengar
namanya selalu disebut perempuan ini dalam desahannya. Dia jadi tambah
bersemangat ingin melakukan lebih kepada Alyssa.
“Mario. Stop. Banyak hal yang harus
gue lakukan.” Ucap Alyssa dengan susah payah karena sepertinya pria ini tidak
akan mau berhenti.
“Tapi ada satu syarat.” Ujar Mario
membuat Alyssa dengan cepat mengangguk.
“Nanti malam loe harus bermalam di
apartement gue. Dan loe ngebolehin gue buat melakukan apapun sama loe. Deal ??”
“Loe gila Mario.” Desis Alyssa yang
perasaan kesalnya sudah sampai di ubun – ubun.
“Deal or not. Gue gak butuh jawaban
apapun dari loe selain itu.”
“Okey okey. Deal.”
Mario
tersenyum penuh kemenangan dan langsung melepaskan pelukannya. Dia membiarkan
Alyssa berjalan menjauh darinya setelah sebelumnya mendorong dadanya lumayan
keras karena – mungkin – wanita itu masih kesal kepadanya.
“Lagi – lagi loe membuat pakaian gue
menjadi sangat berantakan.”
“Besok gue akan siapin banyak pakaian
cadangan buat loe. Jadi, kalau kita udah selesai ‘mandi keringat’ loe bisa
ganti pakaian loe.”
Perkataan
santai dari seorang Mario lagi – lagi membuat Alyssa menatapnya dengan tatapan
membunuhnya. Alyssa tidak memperdulikan perkataan Mario dan dengan cepat dia
keluar dari kamar mandi. Alyssa menurunkan kemejanya yang entah sejak kapan di
angkat keatas oleh Mario. Dan memakai blazer’nya kembali karena baru saja
dilepas oleh Mario.
Mario tersenyum bahagia kemudian ikut
keluar.
Mario
berjalan melewati Alyssa begitu saja. Dia berjalan kearah pintu ruangan Alyssa
yang beberapa langkah lagi mungkin pria ini akan sampai disana.
“Mario tunggu.”
Mario
berhenti dan membalikkan tubuhnya dengan tenang. Kedua tangannya tenggelam di
saku celananya membuatnya bertambah beribu kali lipat lebih tampan dan keren.
Apalagi rambut acak – acakkannya setelah ‘aktivitas’ yang baru saja mereka
lakukan.
“Apa ?? Masih kangen sama gue ??”
Alyssa melebarkan matanya. Dia hanya
mencibir pelan. Kemudian menyodorkan map merah yang baru saja diantar oleh pak
Rama. “Tandatangan. Setelah itu loe bisa keluar dari ruangan gue.”
Mario
mendekat dengan senyum evilnya. Tapi Alyssa hanya diam karena dia tahu pasti
Mario mendekat kearahnya hanya karena tandatangan itu. Jadi, Alyssa tidak
menurunkan kedua tangannya dan masih menyodorkan map itu.
Tapi Alyssa merinding saat Mario
mencampakkan map itu dan membuanganya keatas mejanya. Pria itu justru makin
mendekat kearahnya.
Mario menurunkan tubuhnya sehingga
sekarang wajahnya sejajar dengan Alyssa.
Alyssa hanya menahan nafas karena
merasakan nafas hangat pria itu menerpa wajahnya membuat wajahnya terasa panas.
“Datang sendiri ke ruangan gue. Biar
kita punya waktu lebih banyak untuk berduaan. Okeh nona Alyssa.” Ucap Mario dan
dengan sengaja meniupkan nafasnya kearah wanita itu membuat Alyssa memejamkan
kedua matanya.
“Tap, Hmmmpppt.”
Alyssa
hanya terdiam saat tiba – tiba laki – laki itu mencium bibirnya kembali. Tidak
bisa menolak. Jelas. Karena Alyssa tidak bisa untuk menutup matanya karena
pemandangan di hadapannya sekarang jauh lebih mempesona.
Lihatlah. Mario memejamkan kedua
matanya. Pria itu bahkan jauh lebih manis jika seperti ini. Dan Alyssa merasa
jantungnya berdebar 10 kali lipat lebih cepat.
Entah
apa yang terjadi pada diri Alyssa, wanita itu justru memejamkan kedua matanya
dan kedua lengannya ia lingkarkan pada leher pria itu. Alyssa membalas lumatan
Mario dengan lebih bernafsu.
Mario membuka matanya dan mengernyit
bingung dengan perubahan Alyssa.
Bahkan sekarang Mario berhenti untuk
memimpin jalan ciuman mereka. Dia hanya terdiam. Dan semuanya Alyssa yang
mengambil alih ciuman itu.
Lihatlah. Betapa nafsunya Alyssa dalam
menciumnya. Batin Mario seraya tersenyum evil di dalam sela – sela ciuman
mereka. Mario kembali menutup matanya.
Tangan
Alyssa tanpa sadar bergerak untuk menyentuh jas Mario, membuka dan melemparnya
dengan asal entah itu kemana. Dan dia membuka kancing kancing kemeja yang
sedang dikenakkan oleh Mario dengan semangat. Setelah merasa semuanya sudah
selesai, Alyssa berniat untuk meloloskan kemeja itu dari tubuh Mario, tapi
tangannya tertahan oleh genggaman tangan seseorang.
Mario
melepaskan ciumannya dengan sengaja karena merasa nafasnya sudah akan habis.
Dia langsung mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
Sedangkan
Alyssa menegang. Apa yang baru saja gue lakukan ?? Batinya dengan berteriak
frustasi. Alyssa menunduk malu.
“Alyssa. Sumpah ... Gue seneng banget
sama kelakuan loe tadi. Tapi gak harus membuang semua pakaian gue di dalam
ruangan loe kan ??” Tanya Mario dengan senyum simpulnya yang menawan seraya
masih mengatur nafasnya.
Alyssa
terus saja menunduk malu. Dia menurunkan tangannya yang sebelumnya berada dalam
genggaman Mario pada kemejanya yang – mungkin – akan dilepaskan oleh Alyssa
saat dia tidak sadar diri tadi.
“Loe bahkan jauh lebih bernafsu daripada
gue tadi.” Goda Mario membuat kedua pipi Alyssa merona merah karena malu.
“Gue pengin banget ngelakuin itu sama
loe sekarang Lys, tapi sayangnya gue ada rapat beberapa menit lagi. Jadi ...”
Mario mendekatkan mulutnya pada telinga Alyssa. “Kita lanjutkan permainan ini
nanti malam di apartement gue.” Lanjutnya dan lagi – lagi sengaja meniupkan
nafasnya disana membuat Alyssa menggeliat geli.
Mario
tertawa pelan kemudian berjalan untuk mengambil jasnya yang ternyata di buang
Alyssa di belakang meja kerja wanita itu. Cukup jauh mengingat mereka berdiri
beberapa langkah dari pintu ruangan Alyssa.
Mario kembali mengancingkan kembali
kemejanya dan memakai kembali jasnya.
Kemudian mendekat kearah Alyssa
kembali.
“Persiapkan stamina loe buat nanti
malam. Karena gue akan membuat kita akan lebih banyak mengeluarkan keringat.”
Bisik Mario mesra dan setelah itu kembali mencium bibir Alyssa kemudian
melepaskannya dan mengacak – acak rambut wanita itu.
“Gue udah menyuruh orang untuk
membawakan pakaian kerja buat loe. Sebentar lagi dia datang. Gue pergi dulu
Alyssa.” Bisik Mario seraya mengusap usap bibir Alyssa yang membengkak dan amat
sangat basah karena ciuman panas mereka tadi.
Alyssa
hanya mengangguk karena sudah terlanjur malu dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Kemudian Alyssa melihat Mario yang berjalan kearah pintu dan pria itu
menghilang disana.
“Bodoh. Loe bodoh Alyssa. Bodoh.”
Alyssa terus saja merutuki dirinya sendiri.
Tapi sejak tadi jantungnya selalu
berdebar lebih kencang dan lebih cepat. Bahkan sejak tadi, dia merasa nyaman
bersama pria evil itu.
Oh, ada apa dengan perasaannya ??
Alyssa buang jauh jauh perasaan loe.
Ini salah. Semua ini salah.
Tapi Alyssa tidak bisa menolak karena
hati yang meminta.
Apa sebenarnya yang ia rasakan ??
***********
Fix, part 4 selesai :D
buat semuanya jangan pada demo terus yes, gue ngerasa bersalah kalau kalian demo terus pada minta lanjut -,-
Okeh, gimana ?? Udah puaskah ?? Atau belum ??
silahkan jawab di kolom komentar di bawah ini ...
DON'T BE A SILENT READERS kata MARIO :p
semakin kalian berulah, semakin lama lanjutannya :D
tahu maksudnya berulah kan ?? Hanya sekedar bacam terus pencet tombol close -_-
nyesek gak sih ? Okeh bye :*
lanjutkan.-. rrrrrrrrrrrr
BalasHapusapa itu maksudnya rrrrrr :D
Hapuslanjut ?? Insya Allah, saya gak janji ;)
next kakak
BalasHapusHaha, gak janji yah ;)
HapusThanks buat kunjungannya ^^
lanjutt kakak... gak papa deh cuma 1 part tapi lanjutannya jangan lama lama ya kakak
BalasHapusHahaha. okeh okeh ^^
Hapussaya usahain yah, tapi gak janji ;)
Thanks buat kunjungannya ^^
yaaaaaa!!!!
BalasHapusRio sumpah yadong a makin akut. Tapi gue suka *plakkkk
huwaaaaa!!!
Indah loe ngaret pake banget, 1 bulan -_- untung gue readers yg baik hati dan rajin ngoment :p
hahahaha. .
Next ndah yg 5 a jgn ngaret bila perlu bsok di post. .wkwkw. .
Ok!!
Selesai siap bca ninggalin jejak. .
Hahaha :D dirimu K-pop juga ngerti bahasa yadong :)
Hapusjangan salahin gue yang ngaret .. salahin mood gue yang baru dateng kemarin :D
Insya Allah lanjut habis puasa :)
bulan puasa gakl boleh mikir yadong :D
thanks buat kunjungannya ^^
ne, kyu oppa yg ngajarin yadong :p
Hapushahahaha,,,
makin kemana-mana ngayal a.
hahaha :D sama dong, saya juga SPARKYU :))
Hapussippt, kita sama .... toss toss #highfive :D
gak apa - apa ngayal, berharap banget bisa ketemu sama evil magnae yang satu itu :D
kamu juga sparkyu ??
Kapan ini di lanjut lagi ndah, penasaran sm rahasia ny ify :)
BalasHapusDilanjut kok, tapi gak dalam waktu dekat ini .. ini aku lagi masa menulis. jadi tenang aja ;)
HapusDilanjut kok, tapi gak dalam waktu dekat ini .. ini aku lagi masa menulis. jadi tenang aja ;)
Hapusdilanjut dong kakakk, puasa udah lewat kok ;))
BalasHapusDilanjut kok teman, tenang aja. Tapi sabar menunggu yaa. Aku lagi masa penulisan :))
HapusTerima kasih sudah berkunjung ^^