CHAPTER 7
Kekuatan Cinta memang mampu
mengalahkan segalanya.
Tapi, kejujuran cinta, jauh lebih bisa
mengalahkan segalanya.
***********
Alyssa
duduk diam di depan sebuah komputer dengan raut wajah tidak terbaca. Dia sedang
mengerjakan tugasnya yang diberikan oleh pemimpin di perusahaannya yang baru –
atau lebih tepatnya yang dulu karena Alyssa pernah bekerja di sini sebelumnya.
Siapa
lagi kalau bukan Gabriel – pemimpin perusahaan Damanik yang merupakan saingan
terberat perusahaan Mario.
Alyssa
menundukkan wajahnya sebentar kemudian mengangkatnya lagi seraya mengambil
nafas sebanyak mungkin. Membicarakan Mario membuatnya merasa sedih entah
mengapa. Hatinya tidak bisa menerima kalau dia berjauhan dengan Mario. Padahal
mereka tidak mempunyai hubungan yang jelas sekarang ini.
Hampir
2 minggu dia tidak bertemu dengan Mario. Sebentar lagi, setelah semuanya beres,
dia akan kembali kesana. Dia merindukan laki – laki itu. Sangat. Tapi dia
berusaha keras untuk tetap bisa berjauhan dengan Mario. Dia memang sengaja
mematikan seluruh alat komunikasinya dan menghindari tempat tinggalnya.
Selama
ini, Alyssa tinggal di rumah sahabatnya – Shilla. Dia hanya tidak ingin karena
Mario pekerjaannya menjadi terganggu. Dan untungnya, setiap laki – laki itu
ingin menemuinnya di kantor ini, akan ada satpam yang sudah menyuruhnya keluar.
Kalian tahu sendiri, perusahaan Gabriel dan Mario itu bersaing. Tidak mungkin
pekerjanya mengijinkan pemimpin perusahaan itu masuk ke perusahaan lainnya
tanpa membuat ijin terlebih dahulu, that’s impossible.
“Lys, malah ngelamun. Tuh dicariin Pak
Gabriel.”
“Gue ??” Tanya Alyssa dengan bingung.
“Ngapain nyariin loe, ya proposalnya
lah, masa elonya.”
Alyssa
hanya memperlihatnya gigi giginya yang putih melihat teman satu kantornya yang
bernama Laura kesal. Dia hanya mengangguk anggukan kepalanya membuat Laura
mendengus kemudian pergi setelah menepuk pelan bahu Alyssa.
“Fighting.” Ucapnya pada diri sendiri.
“Pokoknya gue harus bisa dapetan berkas itu setelah itu gue selesai dan bisa
ketemu sama Mario lagi.”
Alyssa
tersenyum mengingat Mario kemudian melangkahkan kakinya setelah laporannya
sudah siap di tangannya. Alyssa mengetuk ruangan besar itu kemudian setelah
terdengar suara yang menyuruhnya masuk, dia membuka pintunya.
Terlihatlah
Gabriel yang sedang serius dengan pekerjaannya. Alyssa mendekat seraya
tersenyum kemudian membungkukan tubuhnya sebagai salam hormat dan langsung
dibalas oleh Gabriel dengan senyuman manis laki – laki itu.
“Ini pak laporannya.”
“Bagus Alyssa. Saya suka dengan
pekerjaan kamu yang sangat cepat melaksanakan perintah dengan hasil yang sangat
luar biasa. Silahkan kamu duduk dulu, ada yang ingin saya bicarakan Alyssa.”
Alyssa
menuruti perintah Gabriel. Dia mengedarkan pandangannya seraya duduk tepat di
depan Gabriel yang sekarang sedang sibuk dengan laporan yang baru saja ia buat.
Kemudian tatapan Alyssa beralih ke sebuah lemari kecil yang terletak di sudut
ruangan. Sepertinya pemikirannya yang sekarang ini benar. Dia harus bisa
membuktikannya sendiri nanti.
“Alyssa, ada sesuatu hal yang harus
saya bicarakan sama kamu. Hal ini menyangkut kemajuan perusahaan kita.”
“Maksud Bapak ??”
“Begini, saya berencana untuk merebut
perusahaan milik Mario. Pastinya kamu sudah tahu kan ?? Jika kita bisa merebut
perusahaan itu, perusahaan kita akan menjadi besar Lys. Saya mempercayakan kamu
karena saya yakin kamu mampu membantu saya merebut perusahaan Mario.”
Alyssa
mengepalkan tangannya dengan emosi. Dia benar – benar tidak tahu lagi harus
menghadapi orang seperti Gabriel. Bagaimana bisa dia bisa terjebak di
perusahaan ini – dulu. Kalau seperti ini caranya, dia lebih semangat
menjalankan tugas yang diberikan oleh atasannya di markas.
“Baiklah pak. Bapak bisa mengatur
semuanya.”
“Bagus Alyssa, nanti saya akan
membicarakan masalah ini lebih lanjut, hari ini kamu bebas. Karena saya akan
mengadakan rapat di dampingi manajer perusahaan. Jadi, kamu bisa melakukan
aktifitas kesenangan kamu.”
Alyssa
bisa melihat Gabriel yang sedang sibuk membereskan meja kantornya. Kemudian
mengambil proposal beserta tas kerjanya dan menyambar jas yang sedari tadi
digantung di pojok ruangan dengan asal kemudian Gabriel pergi meninggalkan
Alyssa seorang diri disana.
“Merebut perusahaan Mario ?? Gue yakin
loe gak akan bisa Gabriel. Karena gue gak akan membiarkan hal itu terjadi.”
Gumam Alyssa dengan seringaian yang tajam.
Alyssa
langsung menutup pintu dan menguncinya. Kemudian langsung mencari berkas berkas
yang dia butuhkan untuk ia bawa ke markas untuk disampaikan kepada pemimpin
markas. Setelah tugasnya selesai dia bisa kembali lagi bersama Mario. Dan itu
yang sangat dia harapkan.
“Dimana sih berkasnya.” Gumam Alyssa
dengan nada frustasi.
Alyssa
membuka satu persatu lemari yang berada di sana, dia berusaha mencari tanpa
merusak atau mengubah keadaan yang berada di sana supaya tidak ada yang curiga.
Untungnya, CCTV ruangan Gabriel sedang mengalami gangguan, jadi dia bebas untuk
memeriksa seluruh ruangan sebelum laki – laki itu kembali.
*********
Mario
menghembuskan nafasnya kesal. Sudah kesekian kalinya dia menekan nomor yang
sama untuk menelepon Alyssa. Tapi tetap saja tidak tersambung. Wanita itu benar
– benar mencari masalah dengannya. Apa sebegitu tidak pentingkah dirinya untuk
wanita itu sampai sampai melupakannya seperti ini ??
Kalau
hanya panggilan yang tidak tersambung tidak masalah asal dia bisa bertemu
dengan wanita itu, tapi masalahnya, dia mencoba untuk bertemu wanita itu di
kost juga tidak bisa, karena sepertinya Alyssa sengaja untuk tidak kembali ke
kost itu. Apalagi menemuinya di kantor Gabriel, yang ada dia malah di
permalukan sama satpam yang seharusnya tidak berhak untuk berbuat demikian
kepada seorang Mario Raditya.
Mario
menyampirkan jasnya asal ke kepala kursi di belakangnya. Tangannya langsung
bergerak untuk melonggarkan dasi biru tua yang dipakainya karena merasa dasi
itu benar – benar mencekik lehernya. Dan langsung menenggelamkan wajahnya pada
lipatan tangannya di atas meja.
“Loe kemana sih Alyssa.”
“Gue bener – bener benci dengan
keadaan kita yang sekarang ini.”
Tangannya
bergerak meraih ponselnya lagi dan menekan tombol 8 yang langsung tersambung ke
Pak Adit, manajer di perusahaannya.
“Pak, tolong ke ruangan saya sekarang
juga.” Ucap Mario dan langsung mematikan tanpa menunggu penolakan ataupun
penerimaan dari ayah keduanya itu.
“Masuk.” Ucap Mario saat terdengar
bunyi ketukan pintu.
Mario
hanya bisa tersenyum saat sadar apa yang sudah ia lakukan setelah melihat orang
yang masuk ke ruangannya itu. dia menggaruk tengkuknya karena merasa salah
sudah membuat kekacauan.
“Ada apa tuan muda Mario ??”
“Maaf Yah, aku tadi lagi frustasi,
jadi begitu.” Ucap Mario sambil memperlihatkan gigi putihnya seraya menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal.
“Lain kali, kalau manggil orang tua
itu yang sopan. Jangan seperti itu lagi Mario.”
“Iya, Mario ngerti yah.”
“Terus, ngapain kamu nyuruh ayah
kesini ??”
“Mmm, Cuma mau minta bantuan Yah. Itu,
bantuan buat nyari keberadaannya Alyssa.” Ucap Mario dengan hati – hati.
Pak
Adit hanya menyipitkan matanya curiga. Kemudian dia duduk tepat di depan Mario
dan masih menatap Mario dengan pandangan yang menusuk.
“Apa maksudnya ??”
“Yah, pasti ayah ngerti apa yang aku
rasain. Udah hampir 2 minggu yah.”
“Dia gak cinta sama kamu mungkin.”
“Enggak, kalaupun dia gak cinta sama
aku, ngapain pake pindah kost ada apa tanpa aku tahu dia tinggal dimana, terus
ngapain juga pake matiin handphone’nya plus ngelarang aku buat ketemu dia di
kantor Gabriel.”
“Kamu minta ijin dulu sama papa kamu.
Nanti baru ayah ijinin.”
Mario
memutar bola matanya malas. Disaat seperti ini selalu saja di sangkut pautkan
dengan papanya. Dia tidak suka dan kenapa tidak ada satupun yang mengerti
dirinya ??
“Oke ayah minta maaf. Nanti ayah
bantuin. Ayah kasih kabar ke kamu secepatnya.”
Mario tersenyum senang. “Makasih Yah.”
“Yaudah ayah lanjutin pekerjaan ayah
dulu. Kamu kerja yang bener sana. Inget ya Mario, kamu udah lupain kewajiban
kamu sebagai pimpinan perusahaan beberapa hari terakhir ini, ayah gak mau
denger kalau laporan keuangan kita mengalami penurunan. Mengerti.”
“Mario ngerti yah. Kalau ayah bisa
nemuin keberadaan Alyssa, Mario janji akan kerja lebih semangat lagi.”
Pak
Adit hanya tersenyum kemudian keluar dari ruangan Mario. Mario menyenderkan
tubuhnya ke senderan kursi seraya tersenyum manis, apalagi mengingat bahwa
sebentar lagi dia akan bertemu dengan Alyssa.
“Gue gak tahu ini perasaan apa, tapi
yang jelas, gue gak suka Alyssa jauh dari gue.”
***********
Alyssa
menatap beberapa berkas yang diletakkan di atas meja dengan perasaan yang
bercampur aduk menjadi satu. Dia menyeringai kemudian menyandarkan tubuhnya di
sandaran sofa. Dia harus cepat – cepat mengakhiri hal ini kalau dia tidak ingin
terjadi apa – apa dengan dirinya.
“Fy.” Alyssa mendongak dan melihat
Sivia – sahabatnya yang sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Wanita
itu memutuskan untuk membenarkan duduknya saat Sivia mendekat kearahnya.
“Kenapa loe ?? Ada masalah lagi sama
kerjaan loe ??”
“Enggak, gue lagi mikir aja kapan
semua ini akan berakhir.”
“Ya loe harus jujur sama cowo loe dong
kalau loe punya orang tua, dia kan tahunya loe anak yatim piatu, emangnya loe
gak ada keinginan untuk berbagi masalah loe sama cowo loe itu ??”
“Dia bukan cowo gue.”
“Ralat, dia belum jadi cowo loe. Dalam
tahun ini, gue yakin kalian akan punya status resmi tapi mengikat.”
“Cieee anak hukum sampe bawa bawa
mengikat ada apa.” Sindir Alyssa membuat Sivia tertawa. Sivia kemudian
merangkul pundak Alyssa.
“Seenggaknya kalau loe berbagi sama
dia, dia akan jadi pendengar yang baik Fy. Dan siapa tahu aja dia bisa bantuin
loe atasi masalah loe yang rumit itu.”
“Stop call me Ify, My name is Alyssa.
You know ??”
“Okey okey. Terus ??”
“Gue gak yakin dia akan menerima gue
saat gue cerita orang tua gue masih hidup. Kalau mereka sayang sama gue, gue
gak akan nutup nutupin seperti ini Vi. Mereka yang nyuruh gue merahasiakan
keberadaan mereka. Dan mereka juga yang memanfaatkan gue untuk bisa mencari
uang dimanapun dan dalam keadaan apapun. Gue merasa, gue bukan anak kandung
mereka.”
“Loe enggak boleh ngomong begitu Lys.
Mereka orang tua loe, gue yakin kok, mereka itu sebenarnya sayang sama loe. Gak
ada orang tua yang gak sayang sama anaknya. Loe Cuma salah paham. Dan ending
dari cerita kehidupan loe, loe akan menemukan jawabannya sendiri.” Ucap Shilla
memberikan penjelasan.
Alyssa
hanya menundukkan wajahnya. Dia tidak bisa untuk tidak menangis jika sudah
menyangkut kedua orang tuanya yang selalu memperlakukannya seperti anak
buahnya, bukan sebagai anaknya yang seharusnya dimanja dan didampingi seperti
anak pada umumnya. Alyssa berbeda. Dan ini yang membuatnya tertekan.
“Gue Cuma bisa bilang itu Lys. Terus
loe mau apain nih berkas ??”
“Gue akan kasih ke bos secepatnya.”
“Loe yakin ini bener ?? Ini
keinginannya bos ??”
Alyssa mengangguk. Sivia juga membalasnya
dengan anggukan. Kemudian gadis itu berdiri dan menepuk pundak Alyssa pelan.
“Jaga diri, gue pergi dulu.”
“Mau kemana ??”
“Dari kemarin Nathan ngajakkin
ketemuan terus Lys, tapi gue gak pernah bisa. Hari ini gue mau menebus kesalahan
gue sama dia.” Ucap Sivia seraya memperlihatkan gigi – giginya yang putih.
“Oke, hati – hati dijalan.”
Sivia
hanya mengacungkan ibu jarinya seraya berjalan keluar rumah. Alyssa hanya
menggeleng gelengkan kepalanya. Kalau liat orang pacaran memang paling aneh.
Senyum – senyum sendiri dan ngobrol sendiri.
Alyssa
jadi ingat, dia dulu yang mempertemukan Nathan dengan sahabatnya itu. Alyssa
sangat tahu, jika dari dulu pemuda itu sangat mencintai sahabatnya tapi tidak
pernah punya keberanian untuk mengatakannya. Jadi saat itu, saat Alyssa duduk
di bangku kelas 3 SMA, dia mempunyai rencana untuk mempersatukan mereka. Dan
akhirnya seperti ini.
“Bangga sih, bisa buat dua orang yang
punya rasa ‘mau’ tapi ‘malu’ bersatu. Sampe sekarang lagi. Udah berapa tahun
tuh dari gue kelas 3 SMA.” Alyssa geleng geleng kepala sendiri dengan
pemikirannya.
Beberapa
saat kemudian, ada bunyi telepon dari telepon rumah Sivia – sahabatnya. Dengan
ragu, dia mendekat dan mengangkat telepon itu.
“Halo.”
“..........”
“Halo, ini siapa ?? Dengan kediaman
Ibu Zahra, ini siapa ??”
Alyssa
mengerutkan alisnya tidak mengerti. Mengapa ada orang aneh yang meneleponnya
malam malam begini. Dia melirik jam sebentar, dan oh, sudah menunjukkan pukul 9
malam. Dan orang ini dengan tidak sopannya tidak berkata apa – apa saat
teleponnya sudah diangkat.
“Kamu jangan main – main sama saya,
saya bisa aja melaporkan kamu kepada ....”
“Alyssa.”
Alyssa
membeku ditempat. Dia tidak percaya dengan pendengarannya kali ini. Dia tidak
salah kan, yang ia dengar tadi adalah suara pemuda itu. Pemuda yang hampir 2
minggu ini dia anggurkan. Dan Alyssa masih sangat tidak percaya, bagaimana bisa
dia bisa tahu nomor telepon rumah Alyssa.
***********
Mario
memegang selembar kertas kecil di tangan kananya. Matanya tertuju pada isi
kertasnya – berisi nomor telepon yang bisa menghubungkan dia dengan Alyssa.
Walaupun hanya memakai cara seperti ini, dia tetap senang. Itu jelas, karena
dia memang sudah sangat ingin mendengarkan suara lembut wanita itu.
Dengan
ragu, tangannya memindahkan nomor tersebut ke ponselnya. Dan dengan gugup, dia
menekan tombol merah kemudian mendekatkan ke telingannya. Dia menunggu dengan
sabar sampai kemudian suara wanita yang sudah sangat dinantikan dia selama ini
menunjukkan tanda – tanda kehidupannya.
“Halo.”
“Halo, ini siapa ?? Dengan kediaman
Ibu Zahra, ini siapa ??”
“Kamu jangan main – main sama saya,
saya bisa aja melaporkan kamu kepada ....”
Mario langsung memotong pembicaraan
wanita itu.
“Alyssa.”
Mario
sangat tahu, wanita itu pasti sangat shock mendengar suaranya, dia bisa menebak
jika Alyssa pasti sedang membeku ditempatnya. Mario jadi ingin cepat – cepat
bertemu dan langsung mengurung wanita itu di kamarnya.
“Mario.”
“Ya, gue Mario. Gue kangen banget sama
loe Lys.”
“Gue ....”
“Loe jangan berkata apapun, gue hanya
ingin menceritakan bagaimana menyedihkannya gue saat ditinggal sama loe. Jadi
loe cukup jadi pendengar yang baik saat ini untuk gue.”
Mario menarik nafas panjang kemudian
menghembuskannya.
“Gue gak ngerti apa yang ada di
fikiran loe Lys. Loe menghilang dari jarak pandang gue tanpa ngasih jejak ke
gue. Loe tahu, gue frustasi banget waktu loe menghilang. Gue kehilangan Lys.
Dan gue gak punya semangat untuk menjalani apapun.”
Alyssa
yang berada di seberang sana hanya meremas telepon itu dengan kuat. Dia tidak
bisa mendengarkan hal ini lebih jauh lagi. Dia juga ingin jujur kepada Mario
sekarang, tapi tidak bisa, dia tidak ingin bertemu dengan laki – laki itu
sebelum masalahnya mengenai perusahaan Gabriel selesai sudah.
“Maaf Mario.”
Dengan
cepat dia langsung mematikan sambungan teleponnya setelah mengeluarkan dua kata
yang sedari tadi sulit untuk disampaikan. Dia menundukkan wajahnya dan tanpa di
cegah aliran bening keluar dari mata indahnya membasahi kedua pipi mulusnya. Alyssa
menangis meratapi kesalahannya dan kebodohannya.
***********
“Pagi Pak Gabriel.”
Sapaan
lembut itu membuyarkan lamunan pemuda tampan yang sedang berjalan ke lantai
atas – ruang kerjanya. Dia hanya menoleh sebentar melihat gadis yang sangat
cantik dalam balutan pakaian kantornya, kemudian langsung berjalan kembali
tanpa menoleh atau membalas sapaan gadis itu.
Gabriel
bisa melihat dari ekor matanya, kalau gadis itu yang sedari tadi tersenyum ceria
saat menyapanya, sekarang melunturkan senyum itu berganti dengan senyum
kepedihan dan menundukkan wajahnya. Gabriel hanya tersenyum sinis saat
melihatnya. Baginya, semua perempuan sama saja.
Ya,
menurut pandangan Gabriel, semua perempuan itu sama saja. Hanya mementingkan
uang. Dan dia yakin, kalau gadis itu – Shilla mendekatinya bertujuan untuk
merampas sebagian hartanya.
“Pak Gabriel tunggu.”
Gabriel
menatap tidak suka saat melihat Shilla sekarang sudah berada di hadapannya
dengan senyum lebarnya. ‘Cepat sekali merubah mood’nya.’ Pikir Gabriel seraya
tersenyum miring. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Wajahnya
ia alihkan ke pemandangan lain membuat Shilla tersenyum miris.
“Cuma mau memberi ini. Ini titipan
dari Ibu. Katanya buat Pak Gabriel.” Ucap Shilla seraya menyodorkan sebuah
kotak kepada Gabriel.
Gabriel
hanya melihat sebelum akhirnya menjawab.
“Gue bisa beli sendiri pake uang gue.”
“Iya aku tahu, tapi ini titipan dari
Ibu saya. Seenggaknya Pak Gabriel menerimanya. Jika suka atau tidaknya,
terserah Pak Gabriel.”
“Setelah gue terima, boleh gue buang
??” Tanya Gabriel menantang membuat Shilla semakin menundukkan wajahnya.
“I .. ya. Terserah bapak.” Gumam
Shilla lirih.
Gabriel
dengan cepat mengambil kotaknya kemudian berlalu tanpa mengucapkan apapun lagi.
Shilla hanya melihatnya dengan perasaan yang sangat hancur, bahkan dia bingung
harus menatanya bagaimana lagi.
Gabriel
hanya diam memandangi kotak itu selama berada di lift. Dia membolak balikkan
kotak itu kemudian kembali menghempaskannya ke bawah. Dia teringat Shilla. Gadis
yang sudah mengejarnya saat dirinya masih duduk di bangku kuliah. Gadis yang
selalu membututinya kemana mana. Gadis yang selalu menyusahkannya dan gadis
yang tahan berhadapan dengan sikap Gabriel yang tidak bisa menerima.
Dan
sekarang gadis itu sudah menjadi karyawannya. Sebenarnya Gabriel bisa melihat
jika kinerja Shilla sangat bagus. Sempat terpikirkan menjadikan Shilla sebagai
sekretarisnya. Tapi mengingat kemungkinan terburuk yang akan terjadi, dia
membatalkan niatnya.
Gabriel
tahu bagaimana perasaan Shilla saat dulu – saat pemilihan menjadi sekretaris –
dia ditolak. Padahal hanya ada dua orang yang berhasil lolos dari seleksi
pertama, ada dia dan Alyssa – sekretarisnya yang sekarang telah kembali lagi. Tapi
dengan sadisnya Gabriel memutuskan secara sepihak dengan menerima Alyssa
menjadi sekretarisnya dan menjadikan Shilla karyawan biasa yang tidak punya
kewenangan apapun.
Gabriel
duduk di kursi tertingginya dengan menyandarkan tubuhnya seraya mengusap
wajahnya kasar. Dia kembali memandangi kotak pemberian Shilla dengan perasaan
yang tidak bisa ditebak itu apa. Kemudian dengan cepat, dia bangkit dan
melempar kotak itu ke tempat sampah – entah untuk keberapa kalinya Gabriel
sudah membuang pemberian gadis itu dengan Cuma Cuma.
“Gue bukan pria bodoh yang bisa loe
bodohi semau loe. Gue tahu apa motif loe mendekati gue, loe hanya mengincar
harta gue kan Shill, sama seperti wanita wanita yang gue kenal selama ini.”
“Loe harus selalu mengingatnya, sampai
kapanpun seorang Gabriel tidak akan pernah jatuh cinta pada gadis macam loe.”
***********
Mario
menekan tombol di sebelah pintu dengan santai. Dia sekarang sedang berdiri di
depan sebuah rumah minimalis. Tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku
celananya dan tangan kananya sibuk menekan tombol itu. Pakaiannya cukup
berantakan, dengan kemeja hitamnya yang sudah keluar dari celananya, jasnya
yang tersampir asal di bahu kananya dan rambutnya yang sangat acak – acakkan.
Mario
kembali menekan tombol itu dengan tidak sabaran. Sudah hampir 5 menit dia
berdiri di depan pintu tapi tetap saja tidak ada yang membuka. Mario berharap
apa yang ia dapat dari orang kepercayaannya tentang keberadaan orang yang ia
cintai benar. Yaitu di tempat ia berdiri sekarang.
“Buka pintunya Lys, loe kemana sih.”
Ucap Mario sebal.
Tangan
kananya sibuk menekan tombol itu dan sekarang tangan kirinya juga berfungsi,
dia mengetuk bahkan sudah sampai tahap menggedor gedor pintu tapi tetap tidak
ada yang membukakan.
Mario
terus menerus melakukan itu sampai ada bunyi yang bertanda pintu sudah akan dibuka
oleh sang pemilik kamar. Mario hanya berdiri dengan memasukkan kedua tangannya
seraya tersenyum lebar. Dan benar, yang membukakan pintu adalah orang yang
sangat dirindukannya belakangan ini.
Mario
bisa melihat ekspresi kaget dari wajah cantik wanita itu. Mario mengalihkan
pandangannya dari bawah – kaki wanita itu hingga naik keatas. Hanya menggunakan
sandal rumah yang berbentuk kucing bulu yang lucu kemudian hot pants yang
sangat pendek dan baju kebesaran dengan gambar kucing juga. Rambutnya di kuncir
satu tetapi lebih ke berantakan membuat wanita itu bertambah seksi dan cantik
di mata Mario.
“Mario.”
“Hai Alyssa.”
***********
Sebelumnya saya mau minta maaf kepada kalian semua yang sudah saya PHP'in yaa :D
Maaf banget baru bisa post sekarang, entah mengapa ini lagi sibuk banget ^^
.
Tinggalkan jejak kalian teman :*
Please Comment or like this story :))
Thanks, Pay Pay ^^
Wah lama nggak ngunjungin blognya akhirnya waktu baru kunjungin udh di post...
BalasHapusKasihan mario nya udh nahan rindu buat alyssa,tapi alyssa'nya nggak mau ketemu...
Dan ternyata alyssa masih punya orangtua..
Ditunggu deh lnjutannya jgn lama lama ya kak...
Insya Allah gak lama. di tunggu aja yaaa :))
HapusTerima kasih atas kunjungannya ^^
Ya kakak sama2...
HapusDitunggu lnjutannya
Okeh de' :) Selamat membaca ^^
Hapuskak lanjutin dong ;)
BalasHapustunggu aja de' :)) Insya Allah lanjut kok, karena aku gak pengin PHP makanya gak tak bilangin mau lanjut kapan :D
BalasHapusTerima kasih buat kunjungannya ^^
Aku hadir komen nih.. sama sebenernya kayak mereka lanjutin haha..
BalasHapusbantuin oh din, kamu mau ngelanjutin cerbung aku yang satu ini gak ??
BalasHapushaha, terserah kamu nanti kaya gimana jadinya :D
aku udah bingung sama lanjutannya din :D
yaahhhh gak bisa dah.. bakalan beda nantinya reader kamu bakalan kecewa nantinya aku kan baru amatiran sedangkan kamu udah lama hehe..
BalasHapusgimana aja deh dahh lanjutannya apapun yang kamu tulis pasti menarik nantinya.. gak perlu di bingungin hajar aja wkwk
Ya gak gitu juga din :) Yaudahlah. Kalau aku yang ngelanjutin ngaretnya bisa sampe seabad din. Apalagi ini udah wajaran kuliah lagi.
BalasHapusthanks buat kunjungannya yang entah keberapa kalinya yaa :D
Yaahhhhhhh bakalan lama yaaa padahal banyak yang nungguin termasuk aku juga selalu nunggu bulak-balik buka blog kamu siapa udah di post nih cerita..
BalasHapushaha iyaaa nih aku udah keberapa kalinya berkunjung...
wahhh udah mau masuk lagi yaaaa??? bakal jarang on lagi dong? btw yang foto editan nya belum dah belum semua aku nya vakum dulu..
nurdiana.web.id
jangan keseringan bolak balik, ntar jatuhnya sakit karena gak nemuin apa yang kamu cari di blog aku :D
BalasHapusThanks banget ya din.
Gimanapun juga, prioritas utama aku sekarang ini cuma kuliah. Kuliah beres dulu, baru aku nentuin yang lain :)
Yaaaa, mungkin akan sedikit amat sangat banyak (?) ngaret kali yaa :D
Thanks banget sekali lagi din :*
Iyaaa dah.. seneng aja sih ngunjungin blog kamu re read cerbun sama cerpen wkwk..
BalasHapusokee.. sama-sama...
eng iyaa juga yaaa kuliah kan nguras pikiran sama waktu juga harus di utamain..
yaps berhubung gak enak di desek mulu gak papa deh dah ngaret juga..
fighting aja buat kuliahnya terus semoga sukses...
iya gitu din yang aku rasain sekarang :) Aku nulisnya jalan kok kalau lagi niat, bahkan bisa sampe bikin oneshoot banyak :D
BalasHapusTunggu aja sampe aku punya mood bagus ;)
Thanks ya din sekali lagi :*
Ini keren pake bangettt. Jadi, please cepet dilanjutt :(
BalasHapusmakasih buat komentar dan kunjungannya ^^
BalasHapusInsya Allah lanjut kok :)
Kapan? Gasabar nih :(
HapusKak kok blm di lanjut cerita nya
BalasHapusLanjut donk kak penasaran nih
Kartika : akunya lagi sibuk de, belum punya waktu luang :)
BalasHapusEntah kenapa tugasku akhir akhir ini banyak banget :) Tungguin aja yaaa, kalau gak kuat angkat tangan aja :D
makasih buat kunjungannya ya de' :)
kak,lanjut dong
BalasHapusKak kapan lanjutnya ? kok lama ? Udah penasaran nih
BalasHapusKak lanjut dong ^_^
BalasHapuskak dilanjutin dong !! udah lama banget gk dilanjutin , aku udah nunggu lama ni !! . kak jangan lama lama lagi ya !!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskk, gue gabung yahh..
BalasHapussumpah gue suka bgt cerbung lo kk, kerenn abiiss..
kpn di lnjut ni kk, tanggung bgt.
gue tnggu ya kk part slanjutnya..
kakak lanjutin dong !! Ya pliss aku udah nunggu lama banget , hampir beberapa bulan !!
BalasHapus