Ify menatap wajah tampan di hadapannya dengan tatapan
menyelidik. Di hadapannya sudah ada lelaki tampan yang berdiri dengan patuhnya
menghadap kearahnya dan kedua tangan yang ditautkan di depan tubuhnya. Ify
menyipitkan matanya seraya berjalan mondar-mandir dengan kedua tangannya yang
ditautkan di depan dada.
“Jawab yang jujur sejujur-jujurnya Mario.” Tegas Ify.
“Gue udah jawab jujur, pulang kuliah kemarin gue beneran
ada rapat BEM.”
“Kalau emang ada rapat BEM, kenapa temen gue bisa liat
loe bersama seorang cewe. Naik motor berdua dan pegangan.”
“Selesai rapat gue memang nganterin Shilla pulang. Cuma
nganterin, gak ada niat lain.”
“Gue gak percaya.”
“Loe memang gak pernah percaya sama gue.”
Ify
hanya mendengus mendengar jawaban laki-laki di hadapannya. Dia masih
mondar-mandir di hadapan Mario, masih belum puas dengan jawaban yang diberikan
oleh laki-laki itu.
Mario
adalah junior Ify di kampus. Mereka memang berada di kampus yang sama, tetapi
berbeda jurusan. Mario ada di jurusan Manajemen, sedangkan Ify berada di
jurusan Biologi. Tidak ada yang spesial dalam hubungan mereka berdua. Hanya
senior dan junior yang saling menyukai tetapi tidak bisa bersatu karena
ketakutan umur.
“Loe cemburu ??” Tanya Rio kemudian.
“Enggak. Biasa aja.”
“Yaudah, terus apa yang salah ?? Gue Cuma nganterin
Shilla doang karena kemarin rapatnya sampe jam 9 malem. Gak tega gue ngebiarin
dia pulang sendiri di jam segitu.”
“Gak tega ?? Apa karena loe suka ??”
“Pertanyaan loe selalu membuat gue berpikiran kalau loe
cemburu.”
“Nyatanya gue gak cemburu.”
Rio
hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia merasa pusing dengan perempuan di
hadapannya. Ify, lengkapnya adalah Ify Saufika Kiran. Perempuan yang sudah ia
sukai sejak semester pertama hingga sekarang dia berada di semester tiga.
Perempuan itu merupakan seniornya. Dia bertemu dengan Ify saat dia sedang
menjalani Ospek pertama perkuliahan. Wanita itu menjadi panitianya saat itu.
Sampai
saat ini, dia selalu berusaha untuk meluluhkan hati perempuan di hadapannya. Tetapi
sangat susah mengingat perbedaan umur mereka yang berselisih 1 tahun. Dia sudah
mengejar perempuan di hadapanya sudah 1 tahun lebih. Sampai sekarang dia tidak
mendapatkan kepastian apapun dari perempuan itu.
“Terus mau loe apa ??”
“Jawaban jujur dari loe.”
Rio
mendengus kesal. Dia memang masih bersabar menghadapi sifat keras kepala
perempuan yang dia sukai ini. Tetapi jika secara terus menerus dibuat seperti
ini, laki-laki mana yang akan diam saja mendapat pertanyaan menyudutkan seperti
itu.
“Gue sekarang nanya sama loe. Kenapa loe gak pernah
percaya sama gue ?? Sedangkan gue berusaha untuk selalu percaya sama loe. Gue
juga selalu memberikan jawaban jujur sama loe, tapi loe gak pernah ngerespon
baik penjelasan gue.”
“Banyak yang bilang loe ada hubungan sama Shilla.”
“Siapa yang bilang ??” Rio meninggikan suaranya karena
terlalu kesal dengan pernyataan perempuan di hadapannya. “Hampir seluruh
mahasiswa kampus semuanya tahu, kalau gue Mario Stevano itu sangat mencintai Ify
Saufika dan mereka juga tahu kalau gue udah mengejar loe dari semester awal gue
kuliah. Hampir seluruh mahasiswa kampus juga tahu, kalau gue selalu mendapat
penolakan dari Ify Saufika Kiran.”
Alyssa
hanya diam saja menanggapi pernyataanya. Dia jadi gemas sendiri dengan
perempuan di hadapannya. Bagaimana lagi supaya perempuan di hadapannya menjadi
terbuka perasaan Ify untuk dirinya. Dia menunggu momen itu. Tapi sampai
sekarang belum ada respon apapun dari wanita itu.
“Sekarang ini loe boleh memberi kepastian sama gue Fy.
Gue akan bersedia menerima semua respon apapun dari loe. Gue siap mendengarnya..”
“Bukan itu yang mau gue bahas.”
“Sekarang gue lebih tertarik membahas ini.”
Rio
menatap tajam mata perempuan di hadapannya. Entah apa yang membuat dirinya bisa
begitu mencintai perempuan ini. Di penglihatannya, Ify adalah perempuan dengan
sejuta pesona. Dia aja yang baru mengenal perempuan itu saat hari pertama
langsung jatuh cinta padanya. Entah apa yang membuatnya mendapatkan cobaan yang
begitu berat hanya untuk mendapatkan perempuan itu.
“Kenapa sampai sekarang loe gantungin gue Fy ?? Udah gak
terhitung berapa banyaknya gue menyatakan perasaan gue sama loe dan udah banyak
juga gue mendapatkan penolakan dari loe.” Ujar Rio dengan matanya yang masih
menatap dalam ke mata Ify.
“Perbedaan umur kita Yo.”
“Kenapa ?? Loe malu pacaran sama junior loe sendiri ??
Memang apa yang dipermasalahin sama hal itu. Diluar sana banyak yang seperti
kita Fy.”
“Bukan hanya itu.”
“Gue tahu, loe lagi nunggu pangeran loe dateng kan ??
Cinta masa lalu loe.” Ujar Rio secara cepat dan langsung menimbulkan respon
cepat Ify.
“Enggak. Gue gak pernah nungguin dia lagi.”
“Lagi ?? Kesimpulannya loe pernah menunggu. Gue gak
pernah mempermasalahkan status kita seperti apa Fy dari dulu sampai sekarang.
Yang buat gue gak bisa nerima itu, loe selalu menggantungkan gue. Loe hanya
bilang kalau loe gak bisa nerima gue karena perbedaan umur. Selama ini loe gak
pernah ngungkapin perasaan loe yang sebenarnya.” Rio tersenyum miring kemudian
membuang nafasnya secara kasar. “Siapa Gabriel ??”
“Dia Cuma masa lalu gue.”
“Masa lalu yang sampai sekarang masih berhubungan ??” Rio
tersenyum sinis. “Ini salah loe yang selalu menggantungkan perasaan gue Fy.
Kalau loe bisa menolak gue dengan tegas sejak awal hubungan ini gak akan pernah
ada. Gue gak akan mengejar loe sampai seperti ini.”
“Sekarang ini kita lagi gak bahas itu Rio. Pertanyaan gue
sebelumnya belum loe jawab, ada hubungan apa antara loe sama Shilla.” Tanya Ify
berusaha mengalihkan pembicaraan.
Rio hanya tersenyum sinis seraya menatap wajah cantik di
hadapannya. “Kenapa loe selalu gak suka setiap kali gue deket sama cewe ??
Sedangkan loe dibebaskan untuk dekat dengan laki-laki manapun. Ini gak adil
untuk gue kan Fy ??”
“Karena gue gak punya hubungan apapun sama cowo-cowo itu,
sedangkan loe selalu punya hubungan sama setiap cewe yang dekat sama loe.”
“Gak punya hubungan loe bilang ?? Loe menuduh gue punya
hubungan sama semua cewe dan loe membela diri dengan mengungkapkan kalau loe
gak ada hubungan apapun sama cowo-cowo itu ??”
“Memang itu kenyataannya Mario.”
“Loe memang wanita unik Fy. Ini salah satu faktornya yang
membuat gue gak bisa jauh dari loe dan selalu membuat gue gak bisa pergi gitu
aja dari hidup loe.”
Alyssa menatap ke dalam mata hitam Mario. “Hubungan loe
sama Shilla apa ??”
“Hubungan yang lebih dari sekedar temen. Puas ??”
Rio mengalihkan pandangannya pada jam tangannya kemudian
berujar kembali. “Gue ada kelas di jam ini. Gue harus pergi ke kelas sekarang.
Gue duluan.”
Rio
mengambil tas ranselnya kemudian memakainya dan berjalan meninggalkan Ify
seorang diri di loby kampus. Dia berjalan dengan wajah menunduk dan tangan yang
terkepal yang ia taruh di depan tubuhnya supaya tidak terlihat oleh Ify. Dia
memejamkan matanya erat untuk menghalau rasa tidak asing yang lagi-lagi merasuki
tubuhnya.
“Gue sekarang masih bertahan berdiri di tempat gue Fy.
Gue gak tahu apakah posisi gue akan berubah seiring berjalannya waktu atau
menetap terus dengan posisi seperti ini.”
**********
kak ini lanjutinnya kapan? udah 2 minggu nunggu ga lanjutlanjut
BalasHapusLanjut sayang :(
BalasHapusKan ini cerita pendek say. Udah kecantum disitu kan kalau ini short story. maapken kalau gak memuaskan, karena aku kan buatnya dengan tujuan agar kalian punya bacaan gitu. Sekaligus melepas rindu sama couple kesayangan.
BalasHapusTerus kapan update cerbung lagi :(
BalasHapuskak kapan lajut y,gue penasaran banget..
BalasHapusAnjirrrrrr, gue di gantungin. Gak rela. Masyaallah, kenapa kau ciptakan author sekejam ini :( apa salah hamba tuhan, tolong kasih hidayah author satu ini agar gak suka gantungin readersnya 😭
BalasHapusLanjut indah nur amalia, ayolah lanjut ya beb 😍
Anjirrrrrr, gue di gantungin. Gak rela. Masyaallah, kenapa kau ciptakan author sekejam ini :( apa salah hamba tuhan, tolong kasih hidayah author satu ini agar gak suka gantungin readersnya 😭
BalasHapusLanjut indah nur amalia, ayolah lanjut ya beb 😍