Rabu, 13 Maret 2013

Perjalanan Cinta Junior dan Senior - Part 4


 Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. Tetapi pemuda ini masih betah duduk di balkon kamarnya. Dirinya masih betah genjrang genjreng gitar kesayangannya. Membuat melody yang tercipta sangat tidak beraturan. Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan gerakan cepat pemuda ini membuka pintu kamarnya.
“Shilla, kamu belum tidur ???” Tanya pemuda itu dengan heran. Rio.
“Aku tadi sempet tidur, tapi denger kamu main gitar jadi bangun lagi deh. lagian kamu kurang kerjaan banget sih main gitar malem-malem gini. Ganggu ajah. mending ada nadanya, sama sekali gak menimbulkan bunyi yang enak di denger.” Cerocos gadis cantik yang bernama Shilla tersebut masih dengan muka kusutnya karena habis bangun tidur.
“Hehehe J. Maaf yah sayang. Aku lagi galau soalnya. Yaudah, kamu tidur lagi sana. Udah malem juga. Aku janji deh gak mainin gitar ini lagi.” Ucap Rio dengan nada menyesal.
“Galau kenapa ???”
“Gak papa. Udah sana tidur. Atau mau tidur di kamar aku ???” Goda Rio seraya menaik turunkan alisnya.
“Omes banget sih jadi orang.” Jawab Shilla kesal.
“Kok omes. Aku kan tadi bilangnya kamu tidur di kamar aku. bukan nawarin kamu buat tidur bareng sama aku. makanya kalo ada orang ngomong itu di dengerin baik-baik. Mata udah mau merem gituh masih di paksain ajah.” Cerocos Rio.
“Huh, nyebelin. Ini juga gara-gara kamu tahu. coba ajah kalo kamu tadi gak genjreng-genjreng gitar seenaknya. Pasti aku juga masih terlelap dalam mimpi.” Gerutu Shilla dengan kesalnya.
“Iyah iyah. Maaf yah. Udah sana tidur. Nanti mama malah bangun lagi denger kita ribut. Udah sana.”
“Yaudah, aku tidur dulu yah. Tapi kamu gak papa ???” Tanya Shilla khawatir.
“Gak papa. Udah sana. Besok mau kan temenin aku ketemu sama anak-anak di lapangan kompleks rumah Gabriel ???”
“Iyah. Besok aku temenin. Yaudah aku ke kamar dulu. Kamu juga tidur. Awas ajah kalo kamu gak tidur.”
“Siap sayang. Sweet dream yah.”
“Iyah.” Ucap Shilla seraya melangkah menuju ke kamarnya.
SKIP !!!
                Keesokan harinya. Shilla sudah siap untuk pergi ke lapangan kompleks deket rumah Gabriel. Seperti yang di janjikan Rio tadi malam. Sekarang dirinya tengah berada di tengah keluarga Rio dan sekarang mereka berada di ruang makan untuk sarapan pagi. Sedangkan Rio masih berada di dalam kamarnya. Sepertinya pria itu tidur terlalu malam. Makanya tadi di bangunin susahnya minta ampun.
                Akibatnya Shilla lagi yang harus menunggu. Faktanya gadis cantik ini tidak suka dengan yang namanya MENUNGGU. Tapi karena keadaan yang memaksanya, dia pun rela untuk menunggu sang kekasih. Sedangkan kedua orang tua dan adik kesayangan Rio selalu menggodanya. Tentunya mereka masih menunggu Rio untuk sarapan bersama. Seraya menunggu Rio, meluncurlah aksi goda godaan tersebut. sebenernya Shilla tidak suka jika seperti ini.
                Tapi gadis cantik ini sangat senang berada di tengah-tengah keluarga kekasihnya. Dia jadi seperti sedang berkumpul bersama dengan keluarganya. Sekarang mama dan papa Rio memperbolehkan dirinya menganggap mereka seperti orang tua dirinya.
                Beberapa saat kemudian. Munculah Rio. Pria tampan ini menuruni tangga dengan tergesa gesa seraya membenarkan jaketnya yang masih dia sampirkan di bahunya. Dengan didalamnya terdapat kaos biru bertuliskan tulisan di tengah kaosnya. Dan menggunakan sepasang sepatu kets putih polos. Tentunya dengan memakai celana jeans khasnya dan dengan model rambut acak acakanya membuat pria tampan ini menjadi KEREN.
“Lama banget Yo dandanya. Kasihan Shilla kan.” Ucap mamah Rio seraya memandang putra sulungnya itu.
“Yah mamah. Ini juga udah cepet. Cuma setengah jam nih mah buat mandi sama beres beres. Ini aja masih belum selesai.” Gerutu Rio seraya duduk di samping Shilla.
“Makanya kalo tidur itu jangan malem malem.” Sahut Shilla tanpa memandang ke arah Rio.
“Tadi malem aku tidur jam satu koq. Masa jam satu malem Shill.”
“Kamu salah Shill. Jam satu bukan malem banget. itu mah udah pagi. Ya kan sayang (Rio). Kamu ini yah, padahal udah mama peringatin buat jangan tidur jam segitu masih ajah bandel.”
“Sekali kali mama hukum kak Rio dong. Ray ajah kalo tidur jam segitu selalu dapet hukuman dari mama. masa kak Rio gak. Curang.” Rajuk Ray tidak terima.
“Loe kan masih kecil Ray. Gue kan udah gede. Jadi, gak papa dong.” Sahut Rio.
“Bener kata kamu Ray. Yaudah Rio. Pulang ini, kamu mesti wajib buat bersihin kolam renang. Sendirian.”
“Yah mamah. Masa kolam renang mah. Itu kan luas banget. sendirian pula.” Jawab Rio tidak terima.
“Yaudah kalau gak mau. Uang jajan kamu mamah potong 75 %. Mau ???”
“Gak mah. Iya deh nanti Rio bersihin.” Ujar Rio pasrah.
“Nah gitu dong. Udah sekarang makan. Maaf yah Shilla. Pacar kamu ini emang kebiasaan banget. gak bisa dibilangin yang baik baik. Harus tante apain yah Shill.” Ucap mama Rio kepada Shilla.
“Dipotong ajah uang jajanya tante.” Celetuk Shilla yang membuat Rio melotot kaget.
“Shilla. Apaan deh. nggak.”
“Bener juga kata kamu Shill. Yaudah Rio satu minggu ini uang jajan kamu mama potong 50 %.”
“Mah.”
“Hahaha. Kasihan banget sih loe kak. Rasain loe. emang enak gak dibelain pacar sendiri. Good job kak Shilla.” Sela Ray seraya tertawa dan Shilla juga ikut tertawa mendengarnya.
                Sedangkan Rio hanya melotot mendengar ucapan adiknya yang menyebalkan itu. ck, kenapa dirinya harus mempunyai adik seperti Ray. Dan yang bikin dia kesal. Ini semua gara-gara Shilla. Pacar dirinya. Sedangkan Shilla hanya memeletkan lidahnya kepada Rio setelah melihat tatapan tajam dari sang kekasih.
“Gak asyik nih. Rio gak mood makan. Aku tunggu di mobil ajah.” Ucap Rio seraya ngacir keluar rumah. Sedangkan mama dan adiknya serta Shilla langsung berhenti tertawa dan langsung melihat Rio.
“Yah ngambek dia.” Ucap Ray.
“Gara-gara kamu nih.” Ucap mama Rio menyalahkan Ray.
“Yah mamah. Kok Ray sih yang salah. Kan mama yang ngasih hukuman.”
“Yaudah tante, Ray. Shilla langsung berangkat ajah. nanti Shilla yang nyuruh Rio buat makan.”
“Yaudah Shill. Hati-hati yah. Bujuk Rio juga supaya mau makan.”
“Iya tante. Yaudah tante. Shilla permisi.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Sedangkan di dalam mobil. Sang pria terus terusan menggerutu menyalahkan sang kekasih yang masih berada di dalam bersama mama dan adiknya. Kalau uang jajanya di potong itu tandanya dirinya tidak akan bisa berhura hura lagi bersama sahabatnya setelah pulang sekolah. Beberapa saat kemudian ada yang membuka pintu mobil sebelah kemudi. Ternyata Shilla. Pria tampan ini langsung saja membuang muka kearah depan.
“Yo, maaf dong. Aku kan gak bermaksud.”
Rio masih saja tetap diam seraya melihat kearah depan tanpa melihat kearah kekasihnya.
“Maaf deh. nanti aku bilang deh sama mama kamu supaya jangan motong uang jajan kamu. Please maafin. Tadi aku niatnya Cuma bercanda Yo.” Ucap Shilla lagi setelah melihat pemuda tampan di hadapannya masih tetap diam. “Maafin dong Yo. Jangan diam ajah.” Tambahnya seraya memegang lengan Rio.
“Lucu ???”
“Gak lucu. Makanya maafin. Nanti aku bantuin bilang lagi deh. yayaya.”
“Udah terlanjur. Uang jajan aku udah di potong.” Sahut Rio masih tetap dengan nada cuek.
“Yaudah. Nanti pake uang aku deh. janji gak akan minta ganti. Tapi kamunya jangan kaya gini.”
“Beneran ???” Shilla langsung mengangguk dengan cepat. “Ok, aku minta 5 juta.” Tambahnya dan langsung membuat Shilla melotot kaget.
“kamu gila ??? Banyak banget. mau buat apaan ???”
“Tadi kamu yang bilang sendiri aku boleh make uang kamu tanpa ganti. Yaudah aku minta segitu.”
“Tapi itu banyak banget Yo. 500 ribu ajah yah.”
“Yaudah kalau gak mau.”
“Mmmm, iya deh 5 juta.” Ucap Shilla seraya menunduk dan membuat Rio ingin tertawa melihat wajah sang gadis yang begitu pasrah.
                Sebenernya Rio hanya main-main mengucapkan kalimat itu. mana mungkin dirinya meminta uang 5 juta kepada gadisnya itu. Gila aja. Pria tampan ini hanya ingin melihat reaksi bersalah gadisnya itu. dirinya sangat menyukai moment ini. Dimana Shilla yang sedang merasa bersalah dan mau melakukan apapun agar dirinya mendapatkan maaf darinya. Melihat ekspresi Shilla Rio ingin sekali tertawa tapi ditahanya karena ingin melihat gadis itu merasa bersalah kembali.
“Tapi itu buat hari ini. Buat besok dan selama satu minggu ini aku minta 10 juta.” Ucapan Rio lagi-lagi membuat Shilla kembali menatap pemuda di hadapannya dengan tatapan sulit diartikan.
“Kamu serius ???”
“Yah serius lakh. Kamu yang bikin mama motong uang jajan aku jadi kamu harus tanggung jawab. Kenapa ??? Keberatan ???”
“Gak gitu. tapi itu kebanyakan Yo. Masa 15 juta.”
“Kamu lupa apa yang kamu bilang tadi ??? Aku boleh make uang kamu tanpa ganti.”
“Iya sih. Tapi kan gak 15 juta juga Yo. Maksud aku kan yang ratusan ribu ajah.”
“Yaudah kalau gak boleh. Gak papa kok.” Ucap Rio yang ingin melihat ekspresi kekasihnya seperti tadi lagi.
“Iya deh. nanti aku kasih.” Ucap Shilla pasrah. “Yaudah jalan.” Suruhnya dengan nada suara kesal.
“Nah gitu dong.” Ucap Rio seraya menjalankan mobilnya. Sebenernya sedari tadi dia ingin tertawa sekeras kerasnya melihat wajah kekasihnya yang sudah BT abis itu. tapi dirinya juga ingin membuat gadis ini menjadi tambah kesal lagi. Karena gadis ini juga Rio kehilangan 50 % uang jajannya selama satu minggu ini.
                Sedangkan Shilla hanya kaget mendengar ucapan terakhir pemuda di sampingnya. Itu tandanya permintaan pemuda ini tadi beneran ??? Sungguhan ??? Ck, dia harus mengeluarkan uang 15 juta hanya untuk mendapatkan maaf dari pemuda di sampingnya. Sepanjang perjalanan Shilla hanya menggerutu kesal di dalam batinya. Yang jelas dirinya benar-benar tidak menyangka jika dirinya sedang di palak oleh kekasihnya sendiri. Benar benar tidak menyangka. Ck.
                Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Rio sedang asyik menyetir seraya menahan tawanya melihat wajah gadis di sampingnya yang sudah BT abis. Sedangkan Shilla terus terusan memandang ke luar jendela melihat pemandangan lalu lalang. Dirinya masih kesal dengan pemuda di sampingnya yang menginginkan sesuatu kurang lazim itu.
                Setibanya disana. Shilla langsung membuka pintu mobil Rio dan membantingnya dengan cukup keras. Gadis ini langsung berlari kearah sahabatnya dan langsung bergabung disana tanpa menoleh kearah pria pria itu yang menatapnya dengan ekspresi bingung.
                Sedangkan Gabriel, Alvin dan Cakka langsung menghentikan permainan mereka melihat kedatangan sahabatnya. Dan mereka langsung bingung melihat Shilla yang sepertinya sedang kesal itu. akhirnya mereka mendekat kearah Rio yang baru saja keluar dari mobilnya.
“Kenapa bro.” Tanya Alvin bingung.
“Loe berbuat apalagi sampe si Shilla kesel banget kaya gituh. Pake acara banting pintu mobil segala lagi.” Tambah Cakka diangguki oleh Alvin dan Gabriel.
“Nanti ajah gue ceritain. Gue lagi seneng ngelihat dia marah.” Jawab Rio seraya tersenyum senang.
“Gila yah loe. ngelihat cewe sendiri marah malah seneng loe.” Ucap Gabriel heran.
“Hahaha. Nanti gue ceritain. Main yuk.” Ujar Rio seraya merebut bola orange yang sedari tadi di pegang oleh Gabriel dan langsung mendribblenya menuju lapangan.
“Aneh.” Sahut ketiga sahabatnya seraya menyusul Rio ke lapangan.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Kenapa Shill.” Tanya Agni heran karena melihat sahabatnya yang baru datang langsung merebut minumanya dan meminumnya dengan kasar.
“BT gue sama Rio.” Jawab Shilla singkat.
“BT kenapa ??? Kak Rio ngapain loe ???” Tanya Ify dan langsung duduk di sebelah Shilla.
“Masa dia minta uang 15 juta ke gue. Gila kan ???”
“15 juta ??? Loe serius ???” Ucap Agni, Sivia dan Ify kompak. “Gimana ceritanya sampe sampe kak Rio minta uang 15 juta ke loe Shill.” Tambah Sivia.
“Jadi gini ceritanya ………………”
                Shillapun menceritakan apa yang dialaminya tadi. Dari rumah Rio dan apa yang terjadi di mobil Rio. Sedangkan sahabatnya hanya menjadi pendengar yang setia. Kadang mereka tertawa ada juga memasang ekspresi bingung. Kadang mereka juga menahan tawanya karena tidak ingin melihat sahabatnya bertambah kesal. Sedangkan Shilla mencertitakan kejadian tadi dengan sangat menggebu gebu dan memasang face BT.
“Jadi gitu guys.” Ujar Shilla setelah selesai berbagi cerita dengan sahabatnya.
“Hahaha.”
“Kok kalian malah ketawa sih. Apa yang lucu coba.” Ucap Shilla kesal.
“Lucu lakh Shill. Lagian loe pake sok sok’an pake nawarin ke kak Rio segala. Ya terserah dia dong mau minta berapa, loe malah nawar. Hahaha.”
“Bener banget kata loe Fy. Kalau gue jadi kak Rio sih gue minta milyaran sama loe. mumpung gak minta ganti. Hahaha.” Tambah Agni melanjutkan ucapan Ify.
“Rese loe semua. Bikin gue tambah bad mood ajah.”
“Peace Shill. Hehehe. Guys. Ke lapangan yuk. Kan katanya mau ngomongin tentang pertandingan itu.”
“Iya Vi. Yuk guys.”
“Gue disini ajah lakh. Loe bertiga kalau mau ke lapangan, ke lapangan ajah sana. Gue disini aja.” Tolak Shilla karena masih merasa BT kepada Rio.
“Beneran ???” Shilla mengangguk. “Yaudah yuk guys. Kita ke lapangan.” Ajak Sivia
                Sivia, Ify dan Agnipun menuju ke lapangan kompleks. Tanpa Shilla tentunya, karena gadis itu masih sebal dan kesal dengan kekasihnya. Makanya gadis itu menolak untuk ikut bersama mereka. Setibanya disana. Mereka langsung melihat para pria pria itu sedang mendribble bola seraya tertawa bersama. Sedangkan sang leader hanya menarik bibirnya membentuk senyuman tipis.
                Jika mereka di suruh menebak. Pasti mereka sekarang sedang mengadakan pertandingan basket sendiri. Dan sepertinya salah satu dari mereka baru saja menceritakan kejadian yang lucu mungkin sampai sampai teman temannya tertawa seperti itu. Dan ketiga gadis itu mendekat kearah pemuda itu dan langsung duduk di bangku samping lapangan seraya melihat permainan keempat pria itu.
                Menyadari ada yang memperhatikan permainan mereka. Para pemuda itu langsung menghentikan permainannya dan mengedarkan pandangannya ke penjuru lapangan mencari siapa yang sejak tadi memperhatikan mereka. Dan pandangan mereka berhenti di satu titik yaitu bangku panjang tersebut. dimana disana ada tiga gadis yang sedang asyik memperhatikan permainan mereka.
“Kenapa gak ngomong kalau kesini.” Ucap Gabriel seraya mendekat kearah ketiga gadis itu.
“Gak mau ganggu kalian main aja.” Jawab Ify seraya memberikan sebotol minuman ke Gabriel.
“Shilla mana ???” Tanya Rio menyadari kekasihnya tidak ada bersama ketiga gadis itu.
“Yah kak Rio mah pura-pura lupa. Shilla kan lagi ngambek sama kakak.” Jawab Sivia mewakili sahabatnya.
“Masih ngambek Dianya ???” Ketiga gadis itu langsung mengangguk cepat.
“Salah loe tuh, anak orang di bikin ngambek.” Ucap Cakka yang duduk di sebelah Agni. Sedangkan Rio dan Alvin masih berdiri karena kekasih Alvin duduk di antara Agni dan Ify.
“Kalian udah tahu ???” Tanya Agni
“Tuh tadi orang yang suka ngerjain orang baru cerita.” Ucap Alvin seraya mengarahkan dagunya ke Rio.
“Ngerjain orang ??? Maksudnya ???” Tanya Ify
“Iya Fy. Jadi si Rio itu Cuma ngejain Shilla. Dia gak beneran minta uang itu ke Shilla kok.” Jawab Cakka.
“Jadi girls. Gue Cuma ngerjain sobat loe ajah. gak mungkin lah gue minta duit ke dia. Apalagi 15 juta. Gak mungkin banget lah.”
“Tapi kak Rio. Shilla itu marah beneran. Sebenernya sih dia gak marah-marah banget. Tapi karena permintaan loe yang kurang wajar itu jadi marah dianya. Coba kalo kak Rio mintanya yang ratusan ribu ajah, pasti Shilla kasih beneran tuh.” Terang Sivia.
“Gue Cuma bercanda kok. Mau ratusan ribu kek, mau puluhan ribu kek. Gue gak akan pernah minta ke dia. Sekalipun gue lagi gak megang uang sepeserpun.”
                Hening. Tidak ada yang membuka suara. Hanya ada suara ketiga gadis itu yang bersikap manja ke pacarnya masing-masing. Sedangkan Rio sedang berpikir keras gimana caranya supaya gadisnya tidak marah lagi kepadanya. Apa yang harus dirinya lakukan saat ini. Sebenernya Rio sudah tahu jika gadis itu marah, pasti akan susah mendapatkan maaf darinya. Gadis itu akan memilih diam dan cuek dengan sekitarnya. Sekalipun jika dia sedang bersama Rio.
“Mmm, gue ke rumah loe ya Yel. Mau ketemu Shilla.”
“Eh, ntar dulu. Masalah pertandingan gimana.” Sela Gabriel cepat sebelum Rio benar benar pergi.
“Loe Tanya ke Alvin. Dia udah tahu rencana gue. Vin loe jelasin ke mereka semua. Besok kita kumpul di lapangan indoor. Loe bertiga kasih tahu yang lainnya. Termasuk anggota basket yang juga notabenne sebagai anggota OSIS. Gue tunggu besok pagi. Gue duluan.” Terang Rio sebelum dirinya benar benar pergi.
“Loe udah di kasih tahu sama Rio ??? Kapan ???” Tanya Cakka bingung.
“Tadi malem. Semalem kan Rio ke rumah gue buat ngomongin ini.” Jawab Alvin singkat.
“Ough. Gue kira tadi. Yaudah loe kasih tahu ke kita.”
“Jadi gini guys …………” Alvin mulai menceritakan ide Rio tadi malam. Dan sahabatnya hanya menjadi pendengar yang baik. Begitu pula dengan sang gadis. Mereka sama sama mendengarkan penjelasan kakak seniornya itu.
“Loe yakin dengan cara itu bakalan berhasil ???” Tanya Gabriel ragu.
“Usaha Yel. Ini cara satu satunya buat ngeyakinin guru supaya kita bisa ikut pertandingan itu.”
“Tapi kalau gak setuju gimana ???” Tanya Cakka yang juga tidak yakin.
“Rio yang akan tanggung jawab. Besok tugas loe yel yang harus ngomong ini. Nanti Rio bantuin di belakangnya. Dia bilang, dia bakalan usahain ide ini banget. Soalnya ide kita bertiga yang udah pernah kita coba gak ada yang berhasil. Makanya kita usaha supaya ide Rio kali ini berhasil.”
“Ya. Semoga ajah kali ini berhasil.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Rio sudah sampai di depan rumah Gabriel. Sebenernya dirinya masih ragu untuk bertemu dengan Shilla. Gimana kalau gadis itu masih tetap diam. Gimana kalau gadis itu tidak akan memaafkannya. Pelan tapi pasti Rio melangkah memasuki rumah Gabriel yang mewah itu. dan Rio sudah bisa melihat dimana gadis itu berada. Gadis itu sedang duduk di sofa seraya memainkan handphone’nya.
“Ehem.” Dehem Rio. Tetapi tidak ada reaksi dari Shilla.
“Lagi ngapain sih. Sibuk banget.” Tambahnya seraya duduk di samping Shilla.
“Yang kamu lihat aku lagi ngapain.”
“Lagi mainan handphone.”
“Kalau udah tahu ngapain nanya.” Jawab Shilla cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang dipegangnya.
“Masih marah ???”
“Gak.”
“Tapi yang aku lihat kamu marah sama aku ???”
“Udah tahu nanya.”
“Kok marah sih ??? Bukannya kamu yang nawarin sendiri tadi. Kan aku Cuma minta apa adanya.”
“15 juta apa adanya ??? Kamu fikir aku punya bank apa.”
“Kok jadi gak ikhlash gitu ??? Kan tadi aku juga gak maksa. Kalau gak boleh juga gak papa.” Tidak ada jawaban dari Shilla.
“Gak ikhlash ???” Tanya Rio lagi.
“Ikhlash.” Jawab Shilla masih dengan nada kesal.
“Jawabnya kamu yang gak ikhlash. Yaudah aku gak jadi minta uangnya. Ngapain minta uang kalau yang ngasih juga gak ikhlash ngasihnya.” Ucap Rio pura pura ngambek.
“Aku ikhlash kok.”
“Yaudah sekarang mana uangnya. 5 juta buat hari ini. Aku butuh uangnya.”
“Sekarang Yo ???” Tanya Shilla seraya memandang Rio yang memasang face serius.
“Iyalah sekarang, kan sesuai perjanjian. 5 juta buat hari ini. Kamu gak lupa kan ???” Ucapan Rio kali ini membuat Shilla bingung harus melakukan apa. Gadis cantik ini hanya menggigit bibir bawahnya tanda kalau dirinya masih tidak percaya dengan permintaan kekasihnya.
“Mana.” Ucap Rio lagi seraya menjulurkan tangan kananya kearah Shilla.
“Aku gak bawa uangnya. Cuma ada 1 juta di dompet.” Ucap Shilla lirih seraya menundukkan wajahnya.
                Tanpa basa basi lagi Rio langsung memeluk gadis di hadapannya dengan erat. Dirinya memeluk gadis di hadapannya karena sudah tak tega mengerjai gadis ini. Rio memeluknya dengan sangat erat. Dirinya tidak perduli jika gadisnya masih shock akibat perbuatannya ini. Sedangkan Shilla hanya memasang ekspresi bingung akibat perbuatan Rio tadi. Apa maksudnya ???
“Yo.” Ujar Shilla tanpa membalas pelukan Rio. Dirinya masih kaget dengan gerakan tiba-tiba ini.
“Maaf. Tadi aku Cuma bercanda. Aku gak serius kok soal 15 juta itu. aku Cuma ngerjain kamu. Maaf yah.” Ucap Rio seraya memeluk Shilla makin erat.
“Ngerjain ???”
“Iya sayang. Aku gak serius soal uang itu. aku Cuma bercanda. Maaf maaf.”
                Beberapa saat kemudian Rio melepas pelukannya dan langsung memandang Shilla yang sepertinya masih kaget dengan perbuatannya itu.
“Maaf yah sayang. Aku udah ngerjain kamu.”
“Jadi ini semua bohongan ???”
“Iya. Aku gak serius minta uangnya ke kamu. Mana mungkin aku minta uang sebanyak itu ke kamu, tanpa ngeganti lagi. Gak mungkin lah Shill. Lagian kamu nurut ajah.” Ucap Rio seraya memasang senyum jailnya.
“Rese banget sih. Kamu tahu, aku udah sempet mikir tadi. Kenapa sekarang kamu jadi matre gitu. mana minta uangnya banyak banget lagi. Kan aku jadi bingung harus ngapain.”
“Maaf yah. Tapi kamu jahat banget sampe mikir aku jadi matre gitu.”
“Maaf. Aku kan gak tahu kalau lagi dikerjain sama kamu.”
“Tapi sekarang kamu udah maafin aku kan ???”
“Iya. Aku maafin kok. Yaudah sekarang serius. Kamu butuh uang berapa. Nanti aku kasih. Asal jangan sampe berjuta juta gitu.”
“Gak. Aku gak butuh uang kamu. Sekalipun aku lagi gak megang uang berapapun aku gak akan minta uang ke kamu. Aku Cuma butuh Shilla. Bukan barang barang Shilla.”
“So sweet banget deh ucapan kamu. Tapi aku beneran serius. Kalau kamu butuh uang, kamu boleh minta di aku. aku ………”
“Ssssssttttt. Dengerin aku. aku gak butuh uang kamu. Aku juga gak butuh barang-barang kamu. Aku Cuma butuh Shilla. Aku butuh Ashilla Zahrantiara.” Ucapan Rio ini langsung membuat Shilla memeluknya. Shilla memeluk Rio dengan sangat erat. Dan Rio juga membalasanya dengan sangat erat pula.
“Ehem ehem.” Dehem seseorang dari arah belakang membuat Rio dan Shilla melepaskan pelukannya.
“Kalian.”
“Udah baikan sekarang ???”
“Ternyata kak Rio Cuma ngerjain loe ajah Shill.”
“Jadi loe semua udah tahu kalau Rio Cuma ngerjain gue ???” Tanya Shilla kesal seraya menatap ketiga sahabatnya.
“Gak Shill. Beneran. Kita baru tahu tadi. Suwer deh. tadi baru di kasih tahu kak Rio.” Jawab Sivia membuat Ify dan Agni mengangguk kompak.
“Iyah Shill. Mereka baru tahu. yang harus di salahin tuh cowok loe. Dia yang ngerencanain ini.”
“Iya iya. Gue minta maaf.” Ucap Rio yang sedari tadi diam.
“Maaf loe gak di terima Yo. Ya kan Shill ???” Tanya Cakka kepada Shilla.
“Jangan di maafin Shill. Dia juga udah ngerjain kita. Makanya jangan dimaafin.” Tambah Alvin yang membuat Rio melotot melihat kearahnya.
“Loe mau pilih makam apa rumah sakit Vin. Heh.”
“Peace bro. damai damai. Kaya lagunya Arman itu loh Yo. Judulnya Perdamaian.” Ucap Alvin ngelucu.
“Lucu ???”
“Lucu lakh. Buktinya temen-temen kita pada nahan tawa semua. Berarti ucapan gue barusan lucu Yo.”
“Jayus banget sih loe kak. Hahaha.” Ujar Ify.
“Tahu, kak Alvin jadi suka ngelucu sekarang. Oyah kak Rio. Masalah pertandingan gimana ???” Tanya Sivia.
“Oyah. Tadi loe semua udah di kasih tahu sama Alvin kan ???” Semuanya mengangguk. “Itu rencana gue, gue gak yakin sih itu bakalan berhasil. Tapi kayaknya itu cara satu satunya yang paling kuat deh guys.”
“Dan gue gitu yang kebagian buat ngeyakinin guru.” Ucap Gabriel kesal.
“Loe kan ketua osisnya Yel. Jadi loe dong yang ngomong. Masa gue ???”
“Loe kan juga wakilnya Yo. Kenapa gak loe ajah.”
“Gue bakalan bantuin loe. tapi dari belakang. Dan gue yakin. Kalau loe yang ngomong guru bakalan percaya. Loe kan yang megang alih tugas itu.”
“Tapi kalau gagal jangan nyalahin gue.”
“Iya bro. Gue bakalan bantuin loe kok. Pokoknya sampe guru mau ngedengerin ide kita.”
“Yaps. Gue setuju sama Rio.” Ucap Cakka diangguki oleh Alvin.
“Balik yuk.” Ajak Alvin.
“Kok balik. Baru juga bentar.” Protes Gabriel yang notabenne pemilik rumah.
“ Bentar pala loe. Kita udah 3 jam disini.”
“Yaelah Vin. Ini hari minggu mamen. Loe mau ngapain sih lagian. Betah banget di rumah.”
“Gue mau tidur. Capek. Loe semua gatahu sih. Gue tadi malem tidur jam 2 mamen. Gara-gara mikirin ide Rio noh.”
“Loe fikir loe doang yang tidur malem. Gue juga.” Ucap Rio gak mau kalah.
“Makanya kalau punya badan tuh di jaga. Kerjaannya tidur malem doang.” Sela Sivia.
“Iya sayang. Lain kali gak lagi deh.”
“Bohong Vi. Pasti besok besok diulangi lagi. Kaya yang di sebelah gue nih.” Ujar Ify gak mau kalah.
“Kok jadi ikut ikutan. Aku tadi malem tidur jam sebelas kok. Gak malem kan.” Jawab Gabriel
“Setuju kak. Gak malem. Tapi larut malem.” Ucap Agni dan membuat yang lainnya tertawa. Sedangkan Gabriel hanya menggerutu gak jelas mendengar ucapan juniornya itu.
“Udah udah. Gue beneran pengin tidur nih. Vi, pulang yuk.” Ajak Alvin.
“Yaudah deh kak. Guys. Gue balik duluan yah. Kasihan kak Alvin juga.” Pamit Sivia dan diangguki oleh yang lainnya seraya keluar dari rumah Gabriel.
“Duluan guys.” Pamit Alvin sebelum keluar.
“Gue juga pamit deh. Pengin tidur juga.” Ucap Rio
“Bro, masa pulang.”
“Gue pengin istirahat Cakka. Pegel semua nih badan gue. Ntar besok kita ketemu di lapangan aja buat ngebicarain pertandingan sama yang lainnya.”
“Yaudah deh. Yel, gue juga balik deh sama Agni.”
“Yuk Shill. Gue duluan guys.”
“Gue juga Yel, Fy. Duluan yah.” Pamit Rio dan Cakka dan diangguki oleh Gabriel dan Ify.

nih lanjutannya guys :D
gimana ??? kerenkah ??? Jelekkah ???
comment dong guys .. gue butuh saran loe banget ..

7 komentar:

  1. Ka yg ni lum da lnjutanya yah....????

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum ada rencana de' , nanti yah, insya Allah kalau ceritaku udah selesai semua, aku lanjut, tapi gak janji yah :))

      Hapus
  2. Lanjutan na di tunggu ... q suka pasangan rio dan shilla ... ap ge di cinta jd benci ...

    BalasHapus
  3. Lanjutan na di tunggu ... q suka pasangan rio dan shilla ... ap ge di cinta jd benci ...

    BalasHapus
  4. Stuck di sini kayaknya. Aku udah gak ada feel sama cerbung ini tiba-tiba :D Gimana ?? Gak masalah kan ?? Aku juga gak masalah kalau kamu mau lanjutin cerita ini :))

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*