Maaf All :D ngaretnya kebangetan yah.
author nya lagi banyak kerjaan, jadi yah gini deh.
ada yang masih nungguin gak ??? Gak ada ??? Okeh deh, saya maklum aja yah.
cerbungnya gak jelas sih :D jadi gak ada yang suka.
Happy reading semuanyaaaaaa !!!
Part sebelumnya !!!
Ify langsung tertawa sekeras kerasnya melihat raut wajah Rio yang lucu menurutnya. Sedangkan Rio, dia hanya memandang Ify aneh. Sedetik kemudian Rio tersenyum jail. Dengan gerakan cepat Rio menempelkan bibirnya di pipi kiri Ify membuat gadis itu berhenti tertawa. Ify hanya diam sehingga tidak menyadari bahwa Rio sudah masuk ke dalam menuju ke ruang makan di rumah Ify untuk kabur sebelum gadis itu menerkamnya.
“Rioooooo, keluar loe dari rumah ini.” Teriak Ify murka. Ify berlari kearah Rio dengan tatapan tajamnya. Rio hanya tertawa mendengarnya.
“Dasar cowo mesum.” Teriak Ify seraya memukul lengan Rio dengan ganas.
“Aduh. Udah Fy Stop. Badan gue masih sakit nih. Tadi juga kan loe duluan yang ngejailin gue, ya gantian dong sekarang.” Ucap Rio berusaha menahan kedua tangan Ify yang masih memukulnya penuh nafsu.
“Loe tuh emang rese tahu gak.” Ify langsung membalikan badanya dengan tangan terlipat di depan dada. Pasang muka ngambek tentunya.
“Maap Py. Gue kan tadi sengaja, eh maksudnya gak sengaja. Masa gitu doang loe ngambek sih.” Ify masih tetap diam. “Fy.”
“Kalau loe masih diem aja, gue cium lagi nih. Tadi kan di pipi kiri, sekarang giliran yang satunya lagi. Biar gak ada yang iri.” Ucapan Rio berhasil membuat Ify membalikan tubuhnya kembali menghadap Rio dan memukulnya kembali.
“Rese, nyebelin.” Teriak Ify. Rio yang sudah kesakitan karena luka lebam di sekujur tubuhnya yang belum sembuh pun langsung memeluk Ify dengan erat.
Reflek Ify menghentikan aksi pukul memukulnya. Dia hanya diam. Kaget. Gadis cantik ini masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang sedang terjadi. Ify hanya diam tanpa berniat membalas pelukan Rio. Pemuda tampan itu juga sepertinya menikmati dengan pelukannya tanpa menyadari jika ada orang lain yang sedang melihat aksi mereka berdua. Orang itu hanya diam karena kaget dengan kejadian di hadapannya sekarang.
“Rio Ify.” Rio dan Ify reflek melihat ke arah orang yang memanggil mereka. Seketika itu matanya langsung terbelalak kaget melihat kedatangan orang itu yang tiba tiba. Dan reflek pula Rio langsung melepas pelukannya dari Ify. Mereka sama sama salting karena orang itu melihat kearah mereka dengan tatapan menyelidik.
Part selanjutanya !!!
“Cakka / kakak.” Koor Rio dan Ify kompak.
“Ckckck, loe berdua belum juga resmi udah peluk pelukkan aja.” Ucap seseorang itu yang ternyata kakak sepupu Ify.
“Loe kok balik lagi. Katanya mau jalan sama Agni.” Ucap Ify berusaha menyembunyikan kesaltingannya.
“Gak pengin gue ganggu ??? Untung yang dateng gue, coba kalau nggak, loe berdua bisa di demo warga gara gara berdiam di dalam rumah Cuma berdua. Pake acara peluk pelukkan segala.”
“Intinya tadi tuh gak seperti yang loe kira. Gue tadi di pukulin sama Ify. Ya udah gue peluk aja biar dia berhenti.” Ujar Rio berusaha menjelaskan.
“Gue percaya sama loe Yo. Kan sepupu gue itu udah tergila gila sama loe. jadi kalau loe apa apain juga gak papa. Asal tanggung jawab aja.” Ucap Cakka enteng.
Ify yang mendengarnya langsung melemparkan sandal yang dipakainya kearah Cakka dan tepat mengenai kepala Cakka. Cakka langsung mengaduh kesakitan dan Rio hanya tertawa saja melihat adegan yang sangat lucu ini.
“Rese loe Py. Sakit.” Ringis Cakka seraya mengusap usap kepalanya yang jadi sasaran pelemparan sandal Ify.
“Makanya jangan ngomong sembarangan.”
“Udah udah jangan berantem. Cakka, ikut makan bareng yuk.” Ajak Rio ramah.
“Gak sopan loe.” Tuding Cakka, Rio hanya mengernyit heran.
“Gak sopan gimana. Orang gue nawarnya juga baik baik. Aneh loe.”
“Gue itu lebih tua dari loe. jadi berhenti manggil gue just ‘Cakka’. Tapi harus pake kakak di depannya. Ngerti.”
“Ogah. Gue sama loe Cuma selisih satu tahun. Males banget manggil loe kakak.”
“Dasar loe. loe mau gak gue restuin loe sama Ify ???”
“Ngancem ??? Silahkan. Yang penting gue udah dapet restu dari nyokap bokapnya. Loe siapa ??? Cuma sepupu kan ??? Jadi berhenti buat sok. Paham.”
Cakka langsung mengambil sandal Ify dan kembali melemparnya kearah Rio. Tapi dengan cekatan Rio langsung menangkap sandal tersebut dan tersenyum kemenangan kearah Cakka. Sedangkan Cakka memasang tampang murka kepada Rio. Ify hanya geleng geleng kepala melihat 2 cowo keren di sekelilingnya ini.
“Gak bisa. Gue lebih hebat dari loe. hahaha.”
“Awas aja loe. Gak akan gue restuin loe berdua.” Ancam Cakka membuat Ify menyikut lengan Rio dan Rio langsung berhenti ketawa.
“Hehehe. Becanda bro. Gitu aja di tanggepin serius. Gue tetep menghargai loe sebagai sepupu ipar gue kok. Tenang aja.”
“Ngarep. Mana ada sepupu ipar.”
“Ada adain aja lah. kan loe juga bakal jadi bagian dari keluarga gue juga kalau gue nikah sama Ify nanti.”
“Menghayal aja terus. Lagian siapa yang bakalan restuin loe. hahaha.”
“Rese loe.”
“Canda Yo, gue ke atas dulu yah.”
“heh mau ngapain ??? Gak makan dulu ???” Tanya Ify membuat Cakka memberhentikan langkahnya yang akan menaiki tangga dan menoleh kearah Ify.
“Gue mau menghabiskan waktu gue hari ini sama Agni. Udah lama juga kan gak ketemu dia. kangen berat gue. Lagian Agni ada di luar tuh, lagi nungguin gue.”
“Bodoh, loe kenapa gak nyuruh Agni masuk ???”
“Udah nona Ify ku tersayang. Tapi Agni’nya gak mau. katanya pengin di dalem mobil aja. Udah ah, loe berdua terusin aja tuh mesra mesra’nya. gue mau ke atas dulu.” Ucap Cakka seraya menaiki tangga dengan setengah berlari.
“Dasar, udah Yo makan aja. Katanya tadi loe laper.” Ucap Ify. Rio hanya menganggukan kepalanya seraya duduk di kursi diikuti oleh Ify di depannya.
“Fy Ambilin dong.” Ujar Rio manja seraya menyodorkan piringnya kearah Ify.
“Ogah. Emang gue istri loe ???”
“Calon Fy. Makannya loe harus latihan dari sekarang.”
“Ogah. Gue gak mau jadi istri loe.”
“Eh serius ???”
Ify dengan mantap menganggukan kepalanya. Rio langsung murung. Dia menarik kembali piringnya dan mengambil makanan yang ada di meja makan dengan ekspresi super bad mood’nya. Ify hanya menahan tawa dan berusaha untuk tidak tertawa sekarang.
Cakka berdehem dengan nada keras membuat Ify dan Rio menolehkan kepalanya kearah pemuda tampan yang berdiri tidak jauh dari mereka. Pemuda itu hanya menunjukkan deretan gigi putihnya merasa sudah mengganggu acara pasangan belum jelas di depannya.
“Sorry sorry. Okeh, gue mau pergi sekarang. Bidadari gue udah nunggu tuh di kereta kencana’nya. Baik baik ya loe berdua. inget, loe berdua Cuma berdua di sini. Jangan ngelakuin hal macem macem.” Peringat Cakka bermaksud menyindir dan langsung ngacir ke luar rumah.
“Heh Cicak. Nyebelin banget sih loe.” Teriak Ify membuat Cakka tertawa puas di depan rumah.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil menyala dan perlahan lahan suaranya mulai menjauh dari rumahnya. Pertanda bahwa pemuda tampan itu sudah beranjak dari rumahnya. ‘kenapa tadi pas kak Cakka dateng gue gak denger suara mobilnya yah. Atau gue terlalu menikmati pelukan hangat Rio sampe sampe gak denger bunyi suara mobil kak Cakka.’ Batin Ify seraya tersenyum senang.
Rio sedari tadi hanya diam. Sama sekali tidak ada mood untuk membalas candaan kakak sepupu pujaan hatinya itu. Dia masih bad mood. Gara gara ucapan gadis di hadapannya yang terdengar serius. Rio hanya mencoba untuk focus makan karena sedari tadi perutnya sudah berdemo minta di beri asupan. Tentunya dengan suasana hati yang sangat menyedihkan.
Ify menolehkan kepalanya kembali kearah Rio. Dia melihat bahwa pemuda itu sedari tadi hanya diam saja. Kenapa ???. Itu yang jadi pertanyaan oleh Ify. Tapi beberapa detik kemudian, gadis cantik ini menyadari kesalahannya. Dia tadi mengucapkan kata kata yang mungkin menyakiti hati pemuda itu. Tapi Ify masih diam, dia hanya memandang Rio yang sedang makan dengan kepala menunduk.
“Yo.” Panggil ify pelan.
“Hem.” Jawab Rio tanpa menolehkan kepalanya kerah Ify.
“Ish, Rio.” Panggil ify dengan nada keras. Lagi lagi hanya jawaban ‘hem’ dari pemuda tampan di hadapannya. “Kenapa sih.”
“Gak apa apa. Gue udahan aja deh. Udah kenyang. Udah malem juga. Gak enak sama tetangga loe.” Ujar Rio seraya menghentikan aksi makanya. Dan bersiap untuk berdiri.
“Rio tunggu, loe marah sama gue ??” Tanya Ify sok polos.
“Gak kok. Gak ada alesan gue untuk marah.”
“Ada. Alesan loe marah karena gue bilang, gue gak mau nikah sama loe.”
“Udah gak usah difikirin lagi. Gue gak marah karena itu kok. Lagian kan itu terserah loe juga. Hak loe buat milih siapa yang pantes jadi pendamping hidup loe. Ya mungkin gue termasuk ke dalam golongan yang bukan pilihan loe buat jadiin pendamping hidup.” Jelas Rio.
“Lagian kita kan masih kecil, udah bahas kaya gitu aja. Perjalanan kita masih jauh. Belum tentu gue jodoh loe begitupun sebaliknya. Masih banyak rintangan yang harus kita lalui menuju kearah itu Yo.”
“Maksud loe masalah yang bakal kita hadapi suatu saat nanti ???”
“Iya. Dan siapa tahu aja loe ataupun gue dapetin seseorang yang jauh lebih baik kan. Kan kita gak bisa bersama kalau udah terjadi masalah itu. jadi gue gak mau ngasih harapan sama loe dulu. Karena perjalanan kita masih panjang.”
Selama Ify mengungkapkan argument’nya. Rio hanya diam mendengarkan dengan seksama. Dia benar benar mencoba mengerti apa maksud gadis itu berkata demikian. Dan Rio langsung tersentak saat Ify mengucapkan kalimat ‘Dan siapa tahu aja loe ataupun gue dapetin seseorang yang jauh lebih baik kan.’. Kalimat itu benar benar seperti kode. Kode bahwa Rio ataupun Ify tidak akan bersama suatu saat nanti karena kehadiran seseorang yang jauh lebih baik untuk salah satu dari mereka berdua.
Rio hanya mendesah pelan. Dia tahu sekarang apa maksudnya. Ify tidak mau bersamanya untuk menjadi yang terakhir. Kebersamaan mereka berdua hanya kebersamaan sesaat yang sebentar lagi akan mencapai tahap akhir. Tentunya setelah menempuh tahap akhir mereka akan hidup sendiri sendiri dan berusaha mencari seseorang yang jauh lebih baik.
Tetapi sepertinya bukan Rio yang menginginkan tahap akhir itu ada. Tapi gadis cantik yang sekarang ada di hadapannya. Rio sudah mencintai Ify selama 4 bulan. Tidak mungkin dia tidak ingin menjadikan Ify sebagai wanita terakhir yang terukir manis dalam hatinya yang paling dalam. Tapi jika Ify. Gadis itu sudah menolaknya selama 4 bulan, jadi ada kemungkinan besar gadis itu menginginkan tahap akhir itu ada. Dan itu membuat Rio sesak.
“Gue ngerti maksud loe. yaudah gue balik yah. Udah malem. Thanks buat semuanya Fy.” Ucap Rio seraya tersenyum getir.
“Yo, Ucapan gue tadi itu gak ada maksud apa apa. Gue pengin jadi yang terakhir buat loe. Gue Cuma meringatin loe aja untuk mikir ke depannya. Pasti banyak rintangan Yo. Dan jangan berharap terlalu jauh dulu.”
“Iya. Thanks udah meringatin gue Fy. Gue pulang dulu. Salam buat Cakka kalau dia balik.” Pamit Rio seraya berjalan ke luar rumah untuk menuju ke motornya. Setelah tersenyum paksa kepada Ify, Rio langsung mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata rata.
***************
“Loe yakin mau nyebarin ini semua ???”
“Iyalah. Gue gak akan pernah ngijinin mereka bersama. Dengan video ini gue yakin mereka akan pisah. Dan pastinya saling membenci satu sama lain.”
“Sebenerya loe cinta beneran gak sih sama Ify ???”
“Gak. Cewe di luar sana masih banyak. Ngapain juga gue ngemis ngemis cinta sama cewe kaya dia. Gak oke banget deh.”
“Dan apa alesan loe mau ngelakuin itu semua ??? Kalau loe emang udah gak cinta sama Ify, harusnya loe gak usah ikut campur urusan mereka.”
“Gue udah pernah bilang sama loe kan. Gue gak akan pernah ngijinin cewe kaya dia ngerasain kebahagiaan. Dia udah nolak gue. Itu artinya sama aja kaya dia nginjek nginjek harga diri gue. Gue gak terima.”\
“Bukannya loe benci juga sama Rio ???”
“Itu jelas. Gue gak suka sama cowo sok kaya dia. selain gue mau ngehancurin Ify, gue juga mau ngehancurin Rio. Dengan ini, gue yakin, mereka berdua sama sama menderita.”
“Oke. Terus kapan loe mau ngelakuin misi loe itu.”
“Besok pagi. Lebih cepat lebih baik. Gue tahu, kalau mereka berdua lagi bareng bareng sekarang. Lumayan lah, buat tanda perpisahan. Dan besok pagi gak akan ada senyum lagi. Gue bakal bikin mereka berdua malu di depan semua anak anak.”
“Gue setuju sama loe.”
“Thanks bro. thanks juga buat kerja loe. Karena loe, gue dapet cara buat ngehancurin mereka berdua. yaitu dengan rekaman ini.”
“No problem bro. Gue juga musuh Rio lagi. So, sama sekali gak masalah loe minta bantuin gue buat rekam semuanya. Toh, ujung ujungnya gue juga bakaln senang kan nantinya.”
“Good job bro. Hahaha.”
“Thanks bro. Hahaha.”
“Loe lihat Mario. Besok pagi loe akan benar benar merasa kalah dari gue.”
***************
Keesokan paginya. Semua siswa siswi SMA STAR menjalankan aktivitas seperti biasanya. Dengan perasaan yang berbeda beda tentunya. Harapan mereka semua pada saat pertama membuka mata untuk melihat dunia di hari baru adalah berharap semoga di hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin. Semuanya pasti berpendapat seperti itu.
Karena memulai aktivitas di hari baru adalah keinginan mereka masing masing. Tentunya dengan bersyukur karena mereka masih diberikan kesempatan untuk bisa berkumpul dengan orang yeng mereka sayang di hari yang baru. Membuka mata menemukan cahaya yang dapat menyilaukan mata dan make a wish yang terbaik untuk dirinya dalam menjalani hari yang baru ini dengan senyuman.
SMA STAR saat ini sudah dipenuhi oleh ratusan siswa siswi yang sudah siap untuk menjalani hari baru ini. Tersenyum bahagia disaat bertemu dengan orang orang yang mereka sayang. Tapi tidak dengan pemuda tampan yang satu ini. Rio. Sepertinya pemuda ini benar benar tidak ingin merasakan hari ini. Entahlah, tapi perasaannya tidak menginginkan hari ini ada.
Rio bergegas menuju ke kelasnya setelah berhasil memarkirkan motor ninjanya di parkiran sekolahnya. Dia langsung mendudukan dirinya di bangku. Kepalanya langsung menelungkup pada kedua tangannya yang di lipat di atas meja. Hal ini membuat sahabatnya mengernyit heran. Tidak biasanya sahabatnya seperti ini. Seperti ada masalah.
“Bro, kenapa ???” Tanya Alvin seraya menepuk punggung Rio pelan.
“Gak apa apa Vin.” Jawab Rio masih dengan posisi yang sama seperti tadi.
“Gak apa apa gimana. Muka loe tuh galau banget kayaknya. Cerita dong bro sama gue. Kita kan Friend.” Ucap Alvin lagi, dan kali ini Rio tertawa dalam menanggapi ucapan sahabatnya itu.
“Iya kita Friend. Tapi kalau emang gue gak ada masalah apa apa terus di suruh cerita sama loe, gue mau cerita apa coba.”
“Serius ???”
“Serius Alvin. Gue Cuma lagi gak enak badan aja. Tapi gue fine kok.”
“Halah bahasa loe. Yaudah. Gue ke kelas Sivia dulu yah. Kangen gue. Hehehe.”
“Sok loe. Kangen mata loe sipit. Kemarin baru ketemu udah kangen aja.”
“Sensi banget sih loe Yo. Gue yang kangen kenapa loe yang ribet deh. loe gak mau nyamperin Ify juga ??? Mumpung sekelas nih sama Sivia. Jadi kita bisa bareng kesananya. Lumayan bro, buat nemenin gue.” Cerocos Alvin membuat Rio geleng geleng kepala mendengarnya.
“Gak deh bro, gue disini aja. Lagian gue belum ngerjain PR nih. Loe emang udah ???”
“Udah lah. Alvin gitu loh. Tumben loe belum. Biasanya kalau masalah PR gak pernah gak ngerjain. Kenapa emangnya ???”
“Gue tadi malem konsultasi sama kak Chelsea, jadinya gini deh. hehehe.”
“Konsultasi apaan ??? Berasa dokter aja tuh kakak loe. Loe mau pinjem punya gue Yo ??? Ambil aja noh di tas.”
“Ogah. Walaupun gue gak ngerjain PR bukan berarti gue gak bisa. Gue ngerjain sendiri aja deh bro.”
“Iya deh tahu yang pinter. Yaudah, gue mau ke kelas yayang gue dulu. Selamat ngerjain PR bro.” Ucap Alvin seraya ngacir keluar kelas.
“Dasar kodok sipit.”
Rio langsung membuka tas’nya dan mengeluarkan buku’nya dari dalam tas. Dia berusaha untuk focus mengerjakan PR’nya tapi pikirannya tetap mengarah pada ucapan Ify tadi malam di ruang makan rumah Ify. Sebenarnya tadi malam, dia tidak berkonsultasi apapun kepada kakaknya. Dia hanya mengarang saja supaya Alvin tidak bertanya macam macam kepadanya.
Dia hanya memfikirkan ucapan Ify di dalam kamarnya. Hanya berdiam diri di dalam kamar sampai tidak menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 02.00. pantas saja jika sekarang dia sedang tidak enak badan. Tidur Cuma 4 jam. Itu saja tidak bisa tidur dengan tenang karena ucapan Ify sampai ke bawa ke alam mimpi. Dia tidak mengerti mengapa mimpinya buruk sekali. Seolah olah dirinya dengan gadis itu akan berpisah dalam waktu dekat ini.
Rio berusaha untuk membuang pikiran negatif’nya. Dia hanya berharap semoga mimpinya tidak ada pengaruhnya dengan perasaanya yang mengatakan bahwa hari ini akan ada sesuatu yang menyakitkan yang akan terjadi padanya dan ujung ujungnya ber’efek’ ke hubungan mereka berdua. Yah semoga saja harapannya terkabul.
Sedangkan di tempat lain, seseorang sedang merencanakan niat jahatnya. Dia sudah mempersiapkan segalanya untuk menghancurkan orang orang yang dia benci. Dan dia yakin, jika hari ini, orang yang sangat dia benci akan merasakan sakit hati yang luar biasa. Dan kemenangan ada di depan matanya. Dia tersenyum penuh kemenangan menyadari jika musuh’nya akan benar benar kalah di tangannya sendiri.
Sejak pagi tadi semuanya berjalan lancar. Dan sekarang saatnya istirahat yang digunakan oleh siswa siswi SMA STAR dengan melakukan kegiatan yang menurutnya paling enak di lakukan untuk me’refresh otaknya akibat terlalu banyak berfikir oleh pelajaran sebelumnya.
Sama juga seperti keempat gadis cantik yang sedang mengadakan moment kebersamaan. Mereka adalah Ify, Sivia, Shilla dan Agni. Semenjak Agni dan Sivia berpacaran, mereka jarang berkumpul. Apalagi sekarang bertambah dengan Ify yang lagi deket deketnya dengan Rio. Dan Shilla yang sedang berusaha untuk membuat orang yang dia sayang selama ini berubah menjadi orang yang lebih baik.
Sebenernya Shilla mempunyai perasaan cinta kepada seorang pemuda yang merupakan salah satu siswa SMA STAR. Pemuda yang dikenal oleh banyak orang. Tapi sepertinya pemuda itu belum menyadari perasaanya. Shilla masih punya misi untuk membuat orang yang dia cinta itu berubah menjadi sosok yang pantas untuk di banggakan oleh semua orang. Entah kapan waktu itu akan datang. Shilla masih menunggu dengan setia dan berusaha semaksimal mungkin demi kebaikan pemuda itu.
“Gue kangen sama moment ini.” Ucap Agni. Mereka sekarang sedang duduk di atas rumput di taman sekolah.
“Makanya jangan pacaran mulu.”
“Huuu, Shilla iri.” Sindir Agni membuat Shilla manyun. Sedangkan Ify dengan Sivia hanya tertawa.
“Udahlah Shill, loe tenang aja. Pasti loe bakal nemuin pangeran loe kok.”
“Iya, tapi kapan Fy ???”
“Secepatnya Shill. Loe Cuma mesti berusaha sedikit lagi supaya dia bisa lihat loe. Gue yakin, kalau dia ngelihat loe. Dia bakal tahu kalau ternyata ada satu cewe yang bener bener sayang sama dia. Dan setelah itu dia akan berubah. Dan itu semua karena loe.” Hibur Sivia membuat Shilla tersenyum.
“Thanks Via.” Shilla memeluk Sivia.
“You’re welcome Shilla. Sahabat itu akan selalu menyemangati sahabatnya kalau lagi ada masalah. Jadi loe tenang aja. Loe gak sendirian. Masih ada kita bertiga dan nyokap bokap loe. kita semua sayang sama loe dan akan selalu dukung keputusan loe.”
“Ciyeee Sivia makin bijaksana. Gara gara berhasil pacaran sama pujaan hatinya yah.” Goda Ify membuat pipi Sivia merona merah.
“Apaan sih loe Fy. Oya Ag, hubungan loe sama kak Cakka gimana ???”
“Baik baik aja Vi. Gak ada masalah apapun lagi. Ternyata dia masih cinta sama gue.”
“Iya lah masih cinta. Orang dari dulu sampe sekarang dia gak mau pacaran dulu. Dan alesanya karena dia punya cewe yang bener bener di sayang di Indonesia. Dan ternyata itu loe Ag. Gak nyangka gue.”
“Gue juga gak nyangka Fy. Ternyata Kak Cakka itu kakak sepupu loe. habis loe gak pernah cerita.”
“Percuma gue cerita Ag. Kalau dia juga jauh dari sini. Yang ada loe semua pada kepo pengin ketemu. Loe bertiga kan orangnya kepo.”
“Kaya loe gak aja. Dulu, waktu gue bilang kalau gue ngefans sama Alvin dan loe belum tahu, loe selalu bujuk gue mulu buat cerita Fy. Itu namanya apa kalau gak kepo ???”
“Hahaha. Ya abisnya loe bikin gue penasaran sih.”
“Hubungan loe sama Rio gimana Fy ???” Tanya Shilla membuat Ify menghentikan tawanya.
“Ya biasa aja. Gak ada yang special. Masih berstatus ‘teman’.”
“Loe gak minta Rio buat nembak loe ???”
“Entahlah guys, gue juga gak ngerti apa yang terjadi sama perasaan gue sama Rio. Lagian bukanya status gak penting yah. Yang penting kan kalau gue sama Rio itu saling sayang, saling cinta. Gak masalah dong tanpa status.”
“Iya sih. Tapi kalau ada cewe yang deketin Rio gimana ??? Atau ada cowo yang deketin loe. Bukannya itu berbahaya yah. Kan kalian juga gak punya alesan untuk nolak kedatangan orang ketiga itu. karena kalian masih berstatus ‘TEMAN’.”
“Gak tahu lah Ag. Gue bener bener bingung. Semuanya terserah sama Rio aja enaknya gimana. Kalau emang Rio sayang sama gue, dia gak akan bersikap yang lebih ke orang ketiga itu. apalagi gue. Gue gak akan perah nerima kedatangan orang ketiga itu selama gue masih sayang sama Rio.”
“Ya, loe bener juga sih Fy. Semoga loe baik baik aja yah sama Rio.” Ucap Sivia, Shilla dan Agni serta Ify langsung meng’Amin’i ucapan Sivia.
nah, itu dia part 13'nya :D
semoga tambah sukaaa yah guys.
Don't be a silent readers all. tinggalkan jejak kalian.
LIKE and Comment selalu saya tunggu :*
thanks for readers :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*