Selasa, 22 Oktober 2013

Gue Kena Karma - Part 11 (RIFY)

gue mau nerusin cerbung gue yang gaje ini, semoga tambah sukaa yaaaa :*
sorry kalau mengecewakan, HAPPY READING ALL :*
Cekidot !!!

Setelah kejadian itu, dimana sudut bibir Ify berdarah. Rio langsung mencari tau siapa yang menyebabkan gadis itu menjadi seperti itu. Sepulang Rio menjemput Ify waktu latihan cheers itupun gadis itu tidak mau membuka suara. Bahkan gadis itu mengusir Rio untuk meninggalkannya sendirian. Rio tidak terima dengan hal itu. Dia bertekad untuk mencari tahu dalang dari semua ini.

Karena Ify tidak mau memberitahu siapa yang sudah melakukan hal itu, maka Rio harus mencari tahu sendiri siapa pelakunya. Ketiga sahabat Ify sudah ia Tanyai dan mereka tidak ada yang tahu Ify kenapa. Anggota cheers yang lain pun sudah ia tanyai, tapi tetap saja tidak ada yang tahu kejadian yang menimpa Ify setelah selesai latihan cheers itu.

“Yo, latihan cheers ada CCTV’nya kan ???” Rio langsung mengangguk dengan cepat mendengar pertanyaan dari Sivia – pacar sahabatnya.

Sepulang dari cheers, memang ada 2 kejadian yang buruk dan yang baik. Buruknya karena Ify mendapatkan perlakuan tidak manusiawi entah siapa yang melakukannya, dan baiknya karena sahabatnya – Alvin resmi menjadi sepasang kekasih dengan Sivia – sahabat Ify. Awalnya mereka berjanji akan memberikan PJ sesuai janjinya dengan sahabat sahabatnya dulu. Tapi setelah mendengar kejadian yang menimpa sahabatnya, Alvin dan Sivia mengurungkan niatnya. Ify juga belum mengetahui bahwa Sivia sudah resmi berpacaran dengan Alvin.

“Kenapa kita gak minta rekamannya aja. Siapa tahu perbuatan yang mereka lakuin ke Ify kelihatan di rekaman itu. jadi kita bisa tahu siapa pelakunya.” Lanjut Sivia yang membuat kedua sahabatnya dan Rio memandangnya dengan mata yang berbinar binar.

“Pinter Vi. Gak salah Alvin jadiin loe pacarnya.” Ucap Rio dan membuat Sivia memukul bahunya pelan. Sedangkan Shilla dan Agni hanya terkekeh mendengar ucapan Rio.

“Apaan sih loe.”

“Yaudah Yo, kita langsung aja minta rekamannya sekarang.” Usul Agni

“Iya. Loe bener. Lebih cepat lebih baik. Ayo girls.” Ucap Rio seraya berlari menuju ruang penyimpanan rekaman CCTV diikuti oleh para gadis di belakangnya.

Setelah merayu Pak Andre – guru yang menjaga rekaman CCTV itu. Akhirnya mereka mendapatkannya, dengan syarat rekaman itu harus sudah dikembalikan secepatnya. Tanpa buang waktu, Rio langsung mengambil laptopnya dan menyalakannya untuk melihat hasil rekaman CCTV itu. Shilla dan Agni ada di sebelah kanan Rio sedangkan Sivia berada di sebelah kiri Rio bersama Alvin. Urusan Alvin tentang perbaikan nilai ulangannya sudah selesai. Mungkin gara gara kejadian kemarin yang mengingatkannya dengan acara penembakan yang dilakukan dirinya kepada gadis pujaannya, makanya hari ini dia tidak bisa konsentrasi sampai sampai nilai ulangannya di bawah KKM.

Mata mereka semua terbelalak melihat siapa yang datang ke ruangan cheers pada saat semua anggota dan sang pelatih cheers sudah keluar meninggalkan ruangan cheers itu. hanya seorang gadis yang sedang duduk di tengah lapangan dan keempat gadis yang baru saja datang dan mendekati gadis yang sedang duduk itu yang tak lain adalah Ify.

“Gila, ternyata mereka yang lakuin itu ke Ify.” Ucap Shilla tidak percaya.

“Dan Zahra juga ada disitu. Dia juga ikut ikutan Yo.” Gumam Alvin yang juga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di layar laptop milik Rio.

“Gue bener bener gak nyangka mereka semua yang lakuin itu ke Ify. Emangnya Ify salah apa sampe mereka tega berbuat hal keji kaya gitu ke Ify.” Giliran Agni yang tidak percaya seraya mengepalkan kedua tangannya karena tidak terima sahabatnya diperlakukan kaya gitu.

Mereka semua kembali menyaksikan rekaman CCTV itu yang masih berputar di layar laptop Rio. Dimana pada saat itu, Zahra, Febby, Prissil dan Oik sedang menyiksa Ify habis habisan. Mereka semua benar benar tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang. Bukan Febby, Prissil ataupun Oik yang mereka lihat, tapi Zahra. Ketiga gadis itu memang sering sekali berurusan dengan guru BK di sekolahnya karena perbuatan yang mereka lakukan sudah keterlaluan. Tapi Zahra, gadis cantik pindahan Amerika yang baru baru ini memasuki sekolahnya sudah berani melakukan perbuatan yang tidak dapat diterima akal.

“Kita harus laporin ini ke Bu Ira, ini gak bisa dibiarin. Mereka udah keterlaluan sama Ify. Gue gak terima mereka memperlakukan Ify kaya gitu.”

“Iya Ag, loe tenang dulu. Kita pasti laporin ini semua ke Bu Ira. Tapi kita juga harus cari tahu dulu apa yang membuat mereka tega memperlakukan Ify kaya gini.”

“Gue setuju sama Sivia. Kita cari mereka sekarang.” Ujar Rio seraya berdiri setelah mematikan laptopnya.

“Tadi gue lihat mereka lagi ada di kantin.” Ucap Alvin

“Oke, cabut guys.”

Shilla, Sivia dan Agni langsung beranjak menuju ke atap sekolah di tingkat paling tinggi di SMA STAR. Sedangkan Rio dan Alvin menuju ke kantin sekolah dimana Zahra cs sedang berada disana. Setelah memastikan tebakan Alvin benar bahwa mereka sedang berada di kantin sekolah, kedua pemuda tampan ini langsung menyuruh Patton – teman sekelas mereka yang pada saat itu melewati mereka untuk menuju ke kantin.

“Patton, loe mau bantuin kita gak.”

“Bantuin apaan Yo ???”

“Tolong bilangin sama Zahra, Febby, Prissil, Oik kalau mereka di tungguin sama orang. Loe jangan bilang ini dari gue yah, loe bilang aja kalau ada yang cari mereka di atap gedung ini. Sekarang. Okeh.”

“Oke oke. Jadi gue gak usah ngasih tau sama mereka kalau loe sama Alvin yang nyuruh ???” Rio dan Alvin langsung mengangguk dengan cepat. “Oke deh. ntar gue kasih tahu mereka.”

“Thanks banget Ton.”

“Oke Vin sama sama. Yaudah gue masuk dulu yah.” Setelah mendapat jawaban dari Rio – yang menganggukan kepalanya, Patton langsung memasuki kantin dan menuju ke tempat Zahra cs berada.

Rio dan Alvin melihat jika Patton sedang berbincang bincang dengan Zahra cs. Tapi sepertinya berhasil. Zahra cs langsung beranjak dari duduknya dan menuju ke luar kantin. Kedua pemuda tampan ini langsung mengikutinya dari belakang. Karena mereka Cuma ingin memastikan jika keempat gadis di hadapannya benar benar menuju ke atap gedung sekolah ini.

Ternyata memang benar, keempat gadis itu menuju ke tempat yang sudah di pilihnya. Dimana disana ada Sivia, Shilla dan Agni yang sudah stand by di tempat. Setelah mereka benar benar dekat, ketiga gadis itu langsung tersenyum sinis melihat kedatangannya. Rio dan Alvin masih bersembunyi. Biarkan ketiga gadis itu yang mengurusnya. Tugas kedua pemuda tampan ini hanya menjaganya dari luar tanpa sepengetahuan Zahra cs.

“Ngapain loe semua ngajakkin kita ketemuan disini.”

“Santai aja lah Pris. Gue Cuma mau loe semua jujur kok.” Ucap Sivia santai

“Jujur apaan ???” Tanya Zahra sedikit membentak.

“Heh, loe itu anak baru disini. jadi jangan belagu deh.” Bentak Agni.

“Loe yang belagu, sok cowok banget sih loe.” Ucapan Oik ini membuat Agni semakin geram, Shilla dan Sivia langsung menenangkan Agni.

“Udah deh, kita semua nyuruh loe kesini bukan buat ngajakkin kalian berantem. Kita Cuma pengin loe semua jujur, apa bener kalian yang udah celakain Ify kemarin.”

“Oh, masalah cewek sok kecakepan itu. Kalau iya kenapa.” Ucap Febby sinis.

“Loe semua bener bener gak punya hati yah. Kenapa loe ngelakuin itu sama Ify. Dia salah apa sama kalian semua.”

“Shilla Shilla, loe sama aja kaya temen loe yang satu itu, loe berdua juga – Agni dan Sivia – sama sama sok kecakepan, suka tebar pesona, suka godain cowo. Pantes aja loe semua belain Ify, orang loe semua juga gitu.”

“Jaga mulut loe Pris, yang suka tebar pesona siapa ??? Bukannya kalian bertiga ?? Dan loe Zahra, loe itu anak baru, gue kira loe anak baik baik, gak tahunya loe sama aja kaya bos palsu loe ini. Kalau tahu gitu, kenapa dulu gue gak larang loe buat deket sama cowo gue yah, untung aja cowo gue gak kepincut sama loe.”

“Loe denger yah Sivia, terserah loe mau ngatain gue apa. Yang jelas, gue gak suka sama kelakuan Ify, sahabat loe itu yang suka deket deket sama Rio. Dulu aja Rio sampe ngemis gitu ke Ify, sekarang dia tiba tiba baik gitu sama Rio. Gue yakin, ada sesuatu yang membuat Ify jadi baik banget sama Rio. Ya kan ???”

“Loe itu sok tahu.”

“Gue gak sok tahu, mana mungkin ada cewe yang dulunya benci setengah mati sama cowo sampe nolak semua yang dikasih sama cowo itu, tapi dalam hitungan tercepat cewe itu tiba tiba bersikap baik sama cowok itu.”

“Bukannya perbedaan benci sama cinta tipis banget ???”

“GUE TAHU, loe gak usah sok ngajarin, loe itu cewe tomboy yang gak laku. Mana ada cowo yang mau sama loe. penampilan aja mencurigakan. Jangan jangan loe bener bener cowo. Gue yakin sama feeling gue. Loe mau Tanya kenapa, jawabannya karena gue gak pernah lihat loe deket sama cowo dari dulu sampe sekarang.” Oik dengan kasarnya memaki Agni membuat gadis tomboy itu geram dan memandang Oik dengan tatapan tajamnya.

“Dan loe fikir loe oke nona OIK. Loe itu ngejudge gue kaya gitu, tapi gak bercermin dulu yah loe. kapan loe pernah pacaran. Ngakunya cewe. Tapi pacar aja gak punya. Dari dulu loe selalu caper sama cowo kan, loe yang tebar pesona. Loe juga bilang kalau cewe tomboy kaya gue gak bakalan dapet cowo. Loe salah besar, justru cewe yang sok kaya loe yang gak bakalan dapet cowo. Itu terbukti dari peristiwa dulu kan. Apa loe masih mau menyangkal.”

“LOE. Sekarang gue Tanya. Siapa yang mau sama loe. Hah.” Bentak Oik yang membuat ketiga sahabatnya memandang ketiga gadis di hadapannya sinis.

Rio dan Alvin ternyata tidak bersembunyi sendirian. Ada makhluk lain yang ikut memperhatikan pertengkaran yang ada di hadapannya. Makhluk itu memandang keempat gadis yang sadis itu dengan mata berkilat marah. Rio dan Alvin memang menyadari kedatangan seseorang itu. Tapi mereka hanya diam saja melihat sesosok itu yang ternyata adalah seorang cowo ikut mendengarkan perdebatan adu mulut gadis gadis cantik yang ada di hadapan mereka.

Cakka – makhluk lain yang tak lain adalah sepupu Ify sendiri yang juga ikut mendengarkan perdebatan itu ikut bersembunyi di belakang tembok bersama dengan kedua pemuda tampan itu. Dia mendengarkan baik baik setiap kata yang keluar dari mulut para gadis cantik di tengah ruangan outdoor tersebut. Tetapi dia tersentak saat Oik memaki Agni.  Bisa bisanya perempuan itu memaki gadis pujaannya. Dia tidak terima. Dengan gesit Cakka ingin melangkah masuk yang sebelumnya melewati kedua pemuda tampan itu yang dengan sigap menahan lengannya. Tapi dia tidak perduli, dia menyentak penghalang jalannya di lengannya dan memasuki ruangan outdoor tersebut.

Alvin dan Rio hanya memasang wajah heran melihat pemuda itu melangkah memasuki ruangan outdoor yang di tengahnya telah terdapat gadis gadis cantik di sekolahnya. Tetapi mereka hanya mengangkat bahu dan ikut memasuki atap sekolahnya itu, Rio dan Alvin melihat jika pemuda itu sudah berdiri di sebelah Agni. Alvin pun langsung memposisikan dirinya di sebelah Sivia. Sedangkan Rio berada di dekat Shilla. Dan ketiga pemuda tampan itu langsung memandang tajam keempat gadis sok di hadapan mereka sekarang.

“Gue yang mau sama Agni. Kenapa ??? Loe masih mau menghina dia ???”

“Kak Cakka.” Gumam Oik karena kaget melihat kehadiran Cakka di ruangan outdoor tersebut. Agni sama kagetnya dengan Oik. Mereka berdua sama sama kaget melihat kehadiran cowo yang dulu sempat membuat mereka berdua membenci satu sama lain.

“Loe gak berhak ngomong kaya gitu sama Agni. Level Agni tuh jauh di atas loe. Loe gak pernah sadar rupanya. Loe masih tetep jadi cewe egois yang gak punya hati. Kalau loe emang cantik, kenapa loe bisa kalah dari Agni buat ngedapetin gue dulu. Hah.”  Ucap Cakka sedikit membentak.

Ucapan Cakka benar benar mengejutkan banyak pihat yang berada di sana. Agni dan Oik tentu saja lebih terkejut dari mereka semua. Pemuda ini yang dulu sempat menjadi rebutan di antara keduanya. Pemuda yang penuh pesona yang bisa membuat cewe yang berada di sekelilingnya terpesona, dengan senyum khasnya yang membuat cewe di sekitarnya pada melting. Kedua gadis cantik ini dengan pasti bisa mendapatkannya. Mereka berdua bersaing secara halus. Tapi pertengahan perjalanan persaingan mereka. Oik telah berbuat rencana jahat hingga membuat Agni tidak bisa melakukan PDKT kepada kakak kelasnya itu.

Tapi pada saat dulu, Agni tidak terlalu berharap. Karena ia yakin cewe seperti dia tidak akan dipilih oleh kakak kelasnya yang tampan itu, apalagi saingannya adalah Oik – primadona di sekolahnya waktu SMP dulu. Tetapi justru Agni lah yang dipilih Cakka. Pemuda itu dengan pasti memilih Agni dan menolak Oik di hadapan semua teman temannya. Tentu saja membuat gadis cantik itu merasa malu karena sudah dipermainkan olehnya. Apalagi pemuda itu menolaknya dengan terang terangan di hadapan teman temannya, adik kelasnya ataupun kakak kelasnya.

Beberapa orang yang berada disana juga Nampak terkejut dengan ucapan terakhir pemuda itu. Kata ‘dulu’ yang keluar dari bibir pemuda itu membuat mereka semua bingung. Memangnya apa hubungannya Cakka, Agni dan juga Oik, mengapa mereka seperti telah berkenalan lama ???.

Shilla dan Sivia juga tidak mengerti dengan ucapan sepupu Ify itu. Agni tidak pernah menceritakan apapun kepadanya tentang masa lalunya. Bahkan gadis tomboy itu pernah berkata jika dirinya tidak pernah berpacaran dengan siapapun. Jadi apa maksud ucapan terakhir Cakka ??? Jadi selama ini Agni membohonginya ??? Dan dia juga berpura pura tidak mengenal Oik di sekolahnya dan Cakka pada saat mereka bermain ke rumah ify ???

“Dulu aku gak bisa dapetin kakak karena Agni udah berbuat curang.” Ujar Oik membuat Agni membelalakan matanya. Dan juga membuat Cakka memandang Oik tajam dan matanya berkilat marah membuat Oik ketakutan. Tapi gadis itu sepertinya lebih memilih memandang Agni sinis.

“Loe jangan asal nuduh Agni kaya gitu Oik. Gue tahu kok. Loe yang berbuat curang sama Agni. Tapi Agni diem aja kan. Bahkan dia gak menuduh loe melakukan curang setelah apa yang loe lakuin ke Agni.” Bentak Cakka.

“Udah deh kak, gak ada gunanya loe belain gue kaya gitu. Gue bukan siapa siapa loe lagi. Kita gak ada hubungan apapun sekarang. Dan gue juga gak perduli sama kedatangan loe kesini. Gue disini Cuma mau membela Ify. Mereka udah ngelakuin hal yang gak sepantasnya sama dia. Seharusnya loe ikut ngebelain Ify, bukan malah ngebelain gue. Guys, sorry gue gak bisa bantuin kalian lagi. Gue permisi.” Ucap Agni sebelum berlari keluar ruangan outdoor menuju ke lantai bawah.

“Guys, gue juga permisi. Gue mau nyusul Agni. Dan buat loe Oik. Jangan pernah menjelek jelekkan Agni lagi. Dia itu lebih segalanya dari loe. ngerti.” Ucap Cakka dan langsung berlari mengikuti Agni.

Alvin yang ingin mengejarnya segera di cegah oleh Rio. “Biarin mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sekarang kita mesti bantuin Ify.” Dan Alvin hanya mengangguk patuh serta kembali ke sebelah Sivia.

“Sekarang kita kembali ke permasalahan awal. Loe semua tahu ini ???” Tanya Rio seraya mengangkat tangan kananya yang berisi kaset.

“Anak TK juga ngerti itu kaset.” Ucap Prissil acuh dan tidak perduli

“Loe jangan ngremehin benda ini Prissilia. Di dalamnya menyangkut hidup dan mati kalian.”

“Hidup dan Mati. Loe lebay Alvin. Kaset kaya gitu mah banyak di pasaran.” Ucap Febby sinis. Sedangkan Zahra hanya menatap Rio yang juga sedang menatapnya. Cowo itu menatapnya seolah olah dirinya adalah tersangka yang habis ketahuan menabrak seseorang dan tidak bertanggung jawab dengan cara kabur melarikan diri.

“Loe semua bener bener keterlaluan. Kalian udah ketangkep basah kejahatannya masih berani ngomong santai kaya gitu, ck.”

“Udah Shill, biar gue aja yang jelasin sama cewe cewe bodoh di depan kita sekarang ini.” Zahra cs memandang Sivia dengan tajam dan sinis, mata mereka berkilat marah memandangnya, tapi sepertinya Sivia tidak perduli, dia tetap meneruskan ucapannya.

“Kalian tahu di dalam kaset ini ada apa ??? Di dalem kaset ini ada rekaman perbuatan kalian ke Ify kemarin. Dan loe semua gak akan pernah bisa lepas gitu aja dari kita kita. Kalian gak akan bisa lari lagi sekarang.”

“Oya ??? Loe fikir kita bakalan percaya gitu aja. Loe semua salah besar. Kita gak akan semudah itu di bohongin sama kalian.”

“Bener banget Feb, mereka semua Cuma lagi ngunci kita aja. Padahal aslinya gak ada rekaman apa apa di dalem kaset itu. gue tahu kok apa yang bakal kalian lakuin. Loe semua pasti lagi ngrekam ucapan kita kita kan ??? Dan setelah itu rekamannya diserahin ke kepsek. Cetek banget ide kalian semua.”

“Loe yang cetek ide. Kita gak sepicik kalian yah. Buat apa kita susah susah ngebujuk kalian supaya ngaku padahal udah ada rekaman aslinya di dalem kaset ini.” Bentak Shilla.

“Loe semua gak lupa kan kalau di dalam ruangan cheers ada CCTV’nya ???” Tanya Rio telak. Membuat keempat gadis cantik di hadapannya pucat pasi. Mereka menatap kaset yang berada di tangan Rio khawatir. Kenapa tidak ada yang menyadari jika di ruangan cheers itu ada CCTV’nya ???

“Kenapa ??? Baru sadar, kalau kaset ini penting ???” Tanya Alvin seraya tersenyum remeh kearah gadis yang pucat pasi di hadapannya sekarang.

“Kembaliin kaset itu sama gue sekarang.” Bentak Prissil ketakutan.

“Loe mau rekaman di kaset ini ??? Silahkan minta yang asli di ruang kepala sekolah. Karena kaset yang asli memang udah di pegang sama kepsek.” Jelas Sivia seraya tersenyum penuh kemenangan melihat wajah pucat gadis gadis cantik di hadapannya.

“Zahra”

Panggilan Rio membuat semua orang menatap ke arahnya. Termasuk Zahra, gadis yang di panggil Rio. Dengan wajah pucatnya dia memberanikan diri untuk menatap mata Rio yang sudah melembut dibandingkan pertama pemuda itu menatapnya tadi. Sedangkan yang lainnya hanya menunggu ucapan yang akan keluar dari mulut Rio selanjutnya. Rio masih menatap Zahra dengan pandangan kecewa.

“Gue bener bener gak nyangka loe berbuat jahat ke Ify. Dia gak ada salah apa apa sama loe. kenapa loe malah gabung sama geng mereka Ra. Loe kan tahu kalau mereka jahat, gue udah peringatin loe dari awal kan Ra. Kenapa loe malah ngelanggar ucapan gue.”

“Maaf.” Gumam Zahra seraya menundukan wajahnya dalam dalam.

“Gak ada artinya lagi maaf loe sekarang Ra. Gue bener bener kecewa sama loe.”

“Tapi Rio, aku ngelakuin itu karena aku suka sama kamu. Aku gak suka kamu deket deket sama Ify.” Ucap Zahra pelan.

“Loe kan udah tahu dari awal, kalau gue suka banget sama Ify. Gue sayang dan bahkan cinta sama dia. Gue juga bilang sama loe kalau gue gak akan pernah bisa mencintai loe. apalagi melebihi cinta gue buat Ify. Itu gak mungkin Ra. Gue Cuma bisa sahabatan sama loe.”

“Maafin aku Yo.”

“Tapi sayang Ra. Maaf loe udah terlambat. Kita gak bisa temenan apalagi sahabatan sekarang, anggap aja kita gak pernah kenal. Gue Cuma mau minta sama loe. setelah loe keluar dari sekolah ini, berbuat baiklah sama semua orang. Jangan ulangi lagi perbuatan loe yang kaya gini.”

“Tapi Yo. Aku masih pengin sekolah disini. Please Yo, aku minta maaf udah berbuat jahat sama Ify. Aku janji akan memperbaikinnya.”

“Udah deh loe. jangan ngemis sama Rio kaya gitu. loe fikir dengan loe pura pura sedih kaya gitu bisa bikin kita semua maafin loe termasuk Rio sama ify ??? Jangan banyak berharap Zahra. Loe emang sama jahatnya kaya mereka. Dan loe pantes dapet hukuman yang setimpal dari kepsek.”

“Sekarang loe ikut kita.”

Zahra cs langsung dibawa ke ruang kepsek. Dan mereka sangat tahu akan mendapat hukuman apa. Mereka hanya perlu berkemas untuk meninggalkan sekolah yang mewah ini, SMA STAR. Karena kepsek pasti akan mengusirnya dengan hormat untuk meninggalkan sekolah ini yang berarti mereka di keluarkan. Rio tersenyum bangga karena berhasil menuntaskan masalahnya. Dia juga senang, karena Ify tidak akan pernah di ganggu siapapun lagi. Tidak akan pernah ada yang berani menyakiti gadis itu, karena Rio akan selalu menjaganya. Seperti janji Rio di awal pertemuan mereka. Rio berjanji akan menjaga Ify apapun yang terjadi.

Thanks buat semua readers yang udah nyempatin waktu kalian buat baca cerita gaje ini yaa :*
buat readers yang udah baca jangan jadi SILENT READERS.
jangan lupa LIKE sama SARAN'NYA guys.
komentar sebanyak banyaknya supaya gue bisa memperbaiki tulisannya.
next part di tunggu yaaaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*