Minggu, 10 Maret 2013

Queen in SMA Batavia - Part 2


Keesokan harinya. Seluruh siswi heboh dengan kegiatan Camping yang akan di adakan oleh sekolah. Berbagai komentar di lontarkan oleh seluruh siswa. Ada yang happy ada juga yang gak seneng. Karena acara Camping hanya di tujukan untuk kelas XI. Sedangkan kelas X mengikuti study tour ke Bali.
“Vi, loe ikut camping nggak.” Tanya Gabriel saat mereka berada di ruang music bersama dengan anggota musical lainnya. Tetapi Gabriel sedang berada di depan ruangan itu bersam dengan Rio, Ify, dan Sivia.
“Pertanyaan loe aneh banget iel. Bukanya camping itu di tunjukkin wajib buat kelas XI yah. Pertanyaanya yang baku dikit dong. Gak erotis banget sih loe.” Komentar Rio
“Sialan loe, gue kan lagi basa-basi. Fy, urusin cowo loe nie. Repot banget ngurusin urusan orang lain.” Sungut Gabriel yang tidak terima.
“Yaelah, biasa aja kali iel. Lagian bener kok kata Rio, pertanyaan loe aneh banget.” Ujar Sivia nyambung.
“Kok loe belain si Rio sih Vi, ntar ada yang jealous tuh, ada pacarnya juga. Ngapain loe belain si Rio.” Sungut  Gabriel yang tidak terima Sivia membela Rio.
“Gue biasa aja kok, ada juga loe kali yang jealous karena Sivia itu lebih milih belain Rio daripada loe.” Sambung Ify memojokkan Alvin.
“Apaan sih loe Fy.” Ujar Sivia salting.
“Gue gak jealous kok, biasa ajah.” Ucap Gabriel gugup + salting.
“Sama-sama salting aja belagu loe berdua. Jangan di terusin, ntar dunia sepi. Udah yah, gue sama Ify mau masuk dulu, Bye.” Pamit Rio seraya menggenggam tangan Ify dan masuk ke ruang musical.
“Udah Vi, gak usah di dengerin omongan mereka berdua. Aneh banget emang.” Ujar Alvin
“Iyah, gak apa-apa kok, masuk yuk, anak-anak udah pada kumpul di dalem tuh.” Ajak Sivia.
“Yaudah. Yuk.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Queen in SMA Batavia sedang berada di kelasnya bersama dengan sahabatnya yang merupakan teman sebangkunya. Duduk di bangku deretan ketiga dan baris paling belakang (?).
“Ngapain ada acara camping segala sih, rese banget. Mana gak ada yang ngasih tahu gue lagi.” Sungut Shilla sebal seraya menyandarkan kepalanya di meja.
“Mungkin emang dadakan kali Shill, lagian kan masih ada waktu 3 bulan lagi. Masih lama kan ???”
“Iya Agni, gue ngerti itu masih lama, tapi di madding ada tulisan WAJIB, apaan tuh. Pemaksaan tuh namanya. Gue gak mau ikut pokoknya, disana pasti tidurnya di tanah. Ihhh, kan dingin Ag, udah gitu pasti kotor, banyak kotorannya, Ihhh, gue gak bayangin deh.” Ucap Shilla sombong.
“Iya Shilla, loe gak usah ikut kan bisa, loe tinggal bilang sama guru. Gampang kan ???”
“Pastinya. Gue pasti bakalan bilang. Mana mau gue ikut kegiatan menjijikan kaya gitu. adanya juga gue yang rugi, orang-orang kumuh doang yang ikut acara begituan. Loe mau ikut Ag ???”
“Pastinya. Gue itu paling suka sama acara begituan. Kita jadi lebih deket sama alam. Lagian pemandanagnnya pasti keren banget disana. Ada yayang gue juga. Katanya dia ikut.” Jawab Agni santai.
“Heh, loe enak. Ada Cakka kawekas wekas Nuraga.”
“Shillaaaaa, berapa kali gue bilang kalau nama cowo gue itu Cakka Kawekas Nuraga.” Sungut Agni sebal.
“Iyah iyah. Up to you said. Whatever, ok. Lagian loe ngapain ikutan acara begituan, kotor, menjijikan, dan pastinya dingin banget disana. Doble Iuuuuhhhhh.” Keluh Shilla sombong.
“Please deh Shill. Kaya gitu tuh menyenangkan banget. Apalagi ada jalan malem. Waahh pasti seru banget. Gue bakalan ikut pokoknya.”
“Serah loe deh.” Ucap Shilla kesal.
SKIP !!!
                Sore ini di rumah Queen in SMA Batavia sudah berkumpul seluruh anggota keluargannya. Orang tua dan seluruh pembantunya sudah berkumpul di ruang tengah.
“Papa sama mama ngapain sih ngumpulin semuannya. Ada acara apa lagi.” Ujar Shilla.
“Begini sayang, Bi Minah, Bi Surti, Bi Iyem serta Pak Ucup dan Pak Malik mau pulang kampung, mereka semua papa izinkan untuk berkumpul kembali bersama keluarganya yang ada di kampung selama beberapa bulan ke depan, dan besok sore mereka akan berangkat.” Terang papa Shilla.
“Terus yang ngurusin Shilla siapa pah ???” Tanya Shilla
“Ya sendiri lah, lagian papa juga akan menitipkan kamu pada anak dari temen bisnis papa, nanti kamu akan tinggal sama dia, papa juga mau pergi ke Amerika sama mama dan temen bisnis papa itu, ada urusan mendadak sayang selama beberapa bulan ke depan.” Terang papa Shilla.
“Ihhhh, aku kan gak kenal sama dia. papa juga pake nitipin aku segala, emang aku itu barang apa di titipin.” Sungut Shilla sebal
“Makanya sayang, malam ini kamu akan bertemu dengannya. Keluarga dia mengundang kita untuk dinner  together. kamu harus ikut.” Ujar mama Shilla
“Kok harus sih mah, maksa banget kesannya. Lagian kalau Shilla gak mau kenapa ???”
“Papa akan motong 50 % uang jajan kamu. Mau ???”
“Yah pah, jangan dong, iya deh Shilla ikut. Ngancemnya gitu mulu, gak ada yang lain apa ??? Udah akh, Shilla mau ke kamar, mau tidur.” Ucap Shilla seraya meninggalkan ruang tengah.
“Yaudah Bi, Pak. Kalian boleh kembali kerja. Maafkan Shilla sekali lagi.” Ujar mama Shilla.
“gak apa-apa nyonya, non Shilla gak salah apa-apa sama kita.” Ujar Bi Minah.
“Iyah nyonya tuan. Non Shilla gak punya salah.”
“Shilla selama ini sering berlaku seenaknya sama kalian, jadi maafkan Shilla sekali lagi.”
“Iya Tuan, kami sudah memaafkan non Shilla. Permisi tuan nyonya, saya mau ke dapur dulu.”
“Iyah Tuan Nyonya,permisi  saya juga mau ke belakang dulu.” Ujar Pak Ucup beranjak dari duduknya diikuti oleh yang lain, sedangkan Papa dan Mama Shilla duduk di depan TV seraya menonton TV.
SKIP !!!
                Malam hari telah tiba, seorang queen keluar dari kamarnya dengan memakai gaun yang sangat indah. Memakai gaun selutut berwarna Merah Maron yang dilengkapi dengan Belt di pinggang yang ada bunga mawar berwarna merah tua di pinggir belt. Rambut tetap di gerai hanya dipasang dengan jepitan kupu-kupu berwarna putih dan menggunakan wedges berwarna putih.
Penampilannya sangat memukau dan sangat anggun bak seorang putri dari kerajaan ternama. Tetapi sayang, wajahnya memasang mimik tidak bersahabat dan murung. Dengan langkah gontai gadis ini menuruni tangga rumahnya menuju ke bawah dimana orang tuanya berkumpul.
“Mukannya jangan BT gitu dong sayang, senyum dong. Masa cantik gini wajahnya kaya gini ???” Ujar Mama Shilla yang sudah siap bersama dengan papa Shilla
“Aku gak mood buat ikutan acara kaya gini, gara-gara ancaman papa terpaksa deh ikut.”
“Kamu kalau di depan mereka harus senyum yah, pasang wajah cantik kamu, awas aja kalau papa lihat kamu masih BT gitu, papa akan benar-benar memotong uang jajan kamu.”
“Ihhh papa, ngancem mulu deh bisanya.”
“Hahaha J. Yaudah masuk mobil sayang, Kita berangkat sekarang yah.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Di sebuah rumah yang sangat megah dan mewah tersedia berbagai makanan di ruang tengah. Berbagai makanan dan minuman telah di sajikan oleh sang pemilik rumah untuk menyambut kedatangan tamu special. Sedangkan sang pemilik rumah masih berada di ruang keluarga.
                Beberapa saat kemudian terdengar bunyi bel di depan pintu, otomatis sang pemilik rumah langsung keluar secara bersama-sama untuk menyambut tamunya itu. Sedangkan anak pemilik rumah masih berada di ruang keluarga, sama sekali tidak tertarik untuk melihat siapa yang datang.
“Eh Bu Tiara sama Pak Faris. Silahkan masuk Bu Pak, kami sudah menunggu kalian sedari tadi.” Ujar pemilik rumah
“Iya, Halo Pak Haling, Bu Manda. Maaf kami terlambat datang.” Ucap Pak Faris.
“Tidak, sama sekali tidak terlambat. Silahkan masuk. Ini anak kalian ???” Tanya Pak Haling.
“Iyah, perkenalkan ini Ashilla Zahrantiara putri tunggal kami, Shilla ini Om Haling dan ini tante Amanda. Kamu salam gih.” Suruh Bu Tiara (Ibu Shilla).
“Shilla om (menyalami Pak Haling). Shilla tante (menyalami Bu Amanda).”
“Cantik yah, mirip mamanya.” Puji Bu Amanda.
“Bisa aja kamu Bu. Anak kalian mana ???” Tanya Bu Tiara.
“Oh, dia masih di dalam, silahkan masuk dulu Pak Bu, Silahkan.” Suruh Pak Haling halus.
                Kemudian mereka semua masuk ke dalam menuju ke ruang tengah dimana putra tunggalnya berada. Sedangkan Shilla sedari tadi hanya melipat tangannya di dada dan menatap rumah itu dengan pandangan tidak suka. Setelah bertemu satu sama lain.
“Rio / Shilla.” Ucap kedua anak remaja itu bebarengan.
“Kalian udah saling kenal ???” Tanya Pak Faris bingung.
“Jadi yang papa maksud itu dia ???” Tanya Shilla tanpa menjawab pertanyaan papanya.
“Iyah sayang, ini yang papa sama mama maksud. Kamu sepertinya sudah kenal, jadi kami tidak perlu mengenalkan kalian satu sama lain.” Ujar Mama Shilla, Bu Tiara.
“Apa ??? Gak, Shilla gak mau kalau harus tinggal satu rumah bareng dia.” Tolak Shilla gak terima.
“Maksudnya apa sih pah mah ???” Tanya Rio yang memang tidak mengerti dengan apa yang di omongin oleh tamu special menurut orang tuanya itu.
“Gak usah sok nggak ngerti deh, pake acara gak ngerti segala, pasti loe sekarang lagi girang kan gara-gara mau satu rumah sama gue ???” Ucap Shilla nyolot.
“Apa ??? Gue satu rumah sama loe ??? Emangnya ada apa sih pah mah, kok tinggal satu rumah, maksudnya apa ??? Jadi yang papa sama mama maksud tamu special itu mereka ???” Tanya Rio heran.
“Gini Rio, biar papa jelasin tapi setelah kita selesai makan malam yah, sekarang kita dinner dulu bareng-bareng. Kasihan Om Faris sama tante Amandanya yang udah dateng ke sini.” Ucap Pak Haling.
“Iyah Rio, kita makan malam dulu yah. Yuk Bu, Pak.” Ujar Mama Rio, Ibu Amanda seraya beranjak menuju ke meja makan diikuti oleh orang tua Shilla dan suaminya.
“Dasar cowo gila, pura-pura gatahu, padahal loe seneng kan bisa tinggal satu rumah sama ratu sekolah. Loe seneng gue enek.” Geram Shilla seraya beranjak menuju ke meja makan.
“Maksudnya apa sih ???” Gumam Rio seraya mengikuti langkah Shilla.
SKIP !!!
                Makan malam telah selesai. Seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di ruang keluarga.
“Rio, papa mau menjelaskan sama kamu.”
“Iya pah jelasin aja.”
“Papa sama Mama mau pergi ke Amerika besok malam. Om sama tante juga ikut Rio, acara ini sangat dadakan sekali, ada urusan yang harus kami selesaikan disana selama beberapa bulan ke depan, mungkin sampai setengah tahun, dan karena pembantu di rumah Shilla itu pada pulang kampung semua, kami memutuskan untuk tinggal bersama kamu disini.” Terang pak haling.
“Tinggal bareng ??? satu rumah ???” Tanya Rio kaget.
“Iyah Rio, tante sama Om mau menitipkan Shilla sama kamu, bagaimana ??? Kamu keberatan Rio ???”
“Ah Eh, gak kok tante, sama sekali gak keberatan. Rio seneng bisa bantu tante.” Ujar Rio gugup.
“Apa ??? Kenapa loe ngijinin sih ???” Protes Shilla
“Shilla, kamu yang sopan dong, gak sopan kaya gitu Shilla.”
“Tapi mah, Shilla emang gak mau tinggal disini, Shilla mau tinggal di rumah ajah.”
“Shilla, kalau kamu tinggal di rumah itu gak aman, kamu akan tinggal sendirian disana, lagian kan juga gak ada bibi sama mamang, kalau ada apa-apa sama kamu bagaimana, gak ada yang nolongin kamu.”
“Huh, Terserah papa deh.” Ucap Shilla pasrah.
“Shilla, kalau kamu tidak mau tinggal disini juga tidak apa-apa, om tidak akan memaksa, tapi jika lebih baik kamu itu tinggal disini, Rio kan bisa jagain kamu juga, lagian disini ada Bibi juga, anggap aja ini rumah kamu sendiri.” Terang Pak Haling.
“Iyah Om, Shilla mau kok tinggal disini.”
“Yaudah, Pak, Bu, kami permisi dulu, besok pagi saya akan mengantar Shilla kesini.” Pamit Pak Faris
“Baiklah, terimakasih yah sudah mau datang kesini untuk makan bersama kami.”
“Iyah Bu, kami permisi, Shilla, kasih salam dulu sama Om sama tante sana.” Suruh Ibu Tiara
“Om Tante, Shilla pamit pulang dulu yah, makasih buat makan malam’nya.”
“Iyah Shilla sama-sama, hati-hati di jalan.”
SKIP !!!
                Shilla langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang kesayangan dia. Kemudian menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru tosca.
“Huh, kenapa sih papa sama mama selalu maksa gue buat nurutin semua kemauan mereka, gue kan udah bilang tadi, kalau gue itu gak mau tinggal bareng sama cowo nyebelin itu, rese banget deh. Tuh cowo juga, bego banget, kenapa tadi gak nolak coba. Coba aja papa gak ngancem gue dengan motong uang jajan gue, pasti gue gak akan pernah mau tinggal bareng cowo rese itu, gue gak pengin ninggalin kamar dan rumah ini.” Cerocos Shilla sebal.
                Karena terlalu lelah mengikuti acara orang tuanya tadi, akhirnya iapun tertidur dengan pulas masih dengan menggunakan gaun yang sebelumnya di pake buat datang ke rumah Rio.
SKIP !!!
                Keesokan harinya, Shilla terbangun dari tidurnya karena ada seseorang yang memanggil namanya dengan mengetuk pintu kamarnya. Mau gak mau Shilla bangkit dan membuka pintu.
“Mama, ngapain sih, Shilla masih ngantuk nie.” Keluh Shilla seraya mengucek (?) maatanya.
“Kamu itu gimana sih Shil, hari ini kamu mesti ke rumah Rio, siap-siap sana, beresin barang-barang kamu, setelah itu kamu mandi dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke rumah Rio, cepet.” Suruh mama Shilla yang langsung disambut dengan dumelan Shilla.
“Iyah mah, Shilla beres-beres sekarang.” Ucap Shilla malas.
“Oya satu lagi, bibi sama mamang bakalan pulang kampung nanti siang, soalnya gak ada kendaraan sore hari, jadi mereka berangkat nanti siang. Kamu jangan lama-lama dandannya.”
“Iya mama, ini Shilla mau beresin, mama’nya juga masih disini, gimana Shilla bisa beres-beres.”
“Yaudah, mama ke bawah dulu.”
“Iyah.” Sahut Shilla seraya menutup pintunya dan dengan malas mulai membereskan barang-barang yang akan di bawa ke rumah Rio.
“sebel sebel sebel.”
SKIP !!!
                Siang ini Shilla sudah berada di ruang tamu bersama dengan para pembantunya dan orang tuanya. Shilla masih malas-malasan dengan bersandar di sofa seraya memainkan BB’nya.
“Shilla, ini bibi sama mamang mau pamitan sama kamu, hargain dong sayang, kamu ini gimana sih, gak ada sopan-sopannya sama Bibi sama mamang.” Omel mama Shilla.
“Iyah mah, lagian mama daritadi marah-marah mulu deh perasaan, biasa aja lagi. Bibi kan belum selesai pamitan sama mama sama papa.” Bela Shilla ogah-ogahan.
“Shilla, sekarang, kamu pamitan sama mereka. Cepet.” Bentak papa Shilla.
“Iyah iyah. Bi, bibi hati-hati yah di jalan, salam buat keluarga yang ada di kampung. Mamang juga, hati-hati di jalan. Semoga selamat sampe tujuan.” Ucap Shilla setengah ikhlas.
“Iya non, terimakasih.”
“Yaudah tuan, nyonya, kami permisi dulu, terimakasih buat kebaikan nyonya sama tuan, terimakasih karena tuan sama nyonya mau memperkerjakan kami disini.”
“Iyah, terimakasih juga buat non Shilla, maafin Bibi yah non kalau bibi punya salah sama Non.”
“Iyah Bi, sama-sama. Hati-hati di jalan. Salam buat keluarga yang ada di rumah yah Pak, Bi.” Ujar Mama Shilla menyalami semua pembantunya.
“Terimakasih sudah membantu kami selama ini yah Bi, Pak.” Ucap Papa Shilla
“Iyah tuan nyonya. Permisi.” Semua pembantunya langsung masuk ke dalam taksi yang sudah di pesan oleh orang tua Shilla.
“Shilla, kamu langsung siap-siap. Mama sama papa mau ganti baju dulu, setelah ini kita langsung pergi ke rumah Rio, kamu jangan lama-lama.”
“Iyah.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
                Di Keluarga Rio. Rio sedang menuruni tangga menuju ke ruang tengah dimana orang tuanya sedang berada di ruang tengah. Setelah itu dirinya menghempaskan tubuhnya di depan orang tuanya.
“Kamu kenapa Rio ???” Tanya Pak Haling.
“Rio merasa keberatan dengan keputusan papa tadi malam. Papa sama mama kenapa gak cerita sama Rio dulu kalau Rio bakalan tinggal satu rumah bareng Shilla ???”
“Mama kira kamu belum tahu siapa Shilla sayang, jadi papa sama mama gak ngasih tahu kamu dulu, eh ternyata kalian satu sekolah. Lagian bukannya kamu seneng bisa tinggal bareng temen satu angkatan yah. Kenapa malah marah-marah gak jelas gini ???” Terang mama Rio
“Gak apa-apa kok mah. Rio emang gak deket sama Shilla ajah. Lagian kalau itu orang lain yang Rio gak deket pun Rio bakalan nglakuin hal yang sama kaya gini.”
“Oh, yaudahlah. Oya, hubungan kamu sama Ify baik-baik aja ???” Tanya mama Rio.
“Baik-baik ajah mah, emangnya kenapa ???”
“Gak apa-apa Rio, mama ngerasa kamu gak cocok aja sama dia.”
“Gak cocok gimana ??? Rio nyaman kok sama Ify. Bukanya mama sama papa setuju Rio pacaran sama Ify ??? Kok sekarang malah meragukan gitu.”
“Bukannya meragukan Rio. Yang mama maksud itu hubungan kamu sama Ify gak akan bertahan lama. Gak tahu kenapa papa juga berfikir seperti itu, yaudahlah gak usah di bahas lagi. Lihat aja nanti.” Terang papa Rio
“Iyah pah.”
SKIP !!!
                Keluarga Shilla sekarang sudah berada di rumah keluarga Rio, sekarang mereka berada di ruang tamu keluarga Rio. Rio dengan Shilla duduk bersebelahan di depan orang tuanya.
“Rio, kamu antar Shilla ke kamar sana, sekalian bantuin Shilla buat beres-beres barang-barangnya.” Suruh Papa Rio membuat Rio beranjak dari duduknya.
“Iya Pah, Yuk.” Ajak Rio kepada Shilla seraya mendorong koper yang di bawa Shilla tadi.
“Shilla permisi dulu semuanya.” Pamit Shilla menenteng tas’nya dan mendorong koper satunya mengikuti langkah Rio menuju ke lantai atas.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Barang-barang loe banyak banget sih, mana nie koper berat banget lagi.” Keluh Rio setelah mereka berdua sampai di kamar Shilla yang berada di depan kamar Rio.
“Ihhh, kalau gak ikhlas gak usah nolongin, tinggal bilang gak mau aja susah banget.” Sinis Shilla
“Biasa aja dong, bilang terimakasih kek udah di bantuin.”
“Heh, gue gak pernah tuh nyuruh loe buat bantuin gue, jadi ngapain gue mesti bilang terima kasih sama loe.”
“Loe tuh yah, udah lah terserah loe, urusin nie semua barang-barang loe.” Ujar Rio seraya keluar dari kamar Shilla menuju ke kamarnya.
“Santai dong, dasar cowo nyebelin, gak ada baik-baiknya dia sama gue, kalau di depan nyokap bokap aja baiknya kaya malaikat, sok cari muka banget tuh orang (peace rise J. Aku juga Rise kok J) padahal aslinya juga jahat banget, dasar.” Dumel Shilla seraya membereskan barang-barangnya.
                Setelah selesai membereskan barang-barangnya sendiri, Shilla akhirnya kelelahan dan langsung merebahkan dirinya di kasur. Beberapa saat kemudian langsung tertidur dengan pulas.
SKIP !!!
                Sore harinya di depan rumah sudah berkumpul semua orang, orang tua Shilla, orang tua Rio, Rio, Shilla serta pembantu-pembantunya sudah berkumpul di depan rumahnya.
“Rio, Shilla. Jaga diri kalian baik-baik yah.” Pesan Mama Shilla.
“Iyah mah, mama juga hati-hati yah di sana, kalau udah sampai hubungin Shilla.” Sahut Shilla
“Iyah sayang, kamu disini jangan bandel yah. Turutin semua aturan disini, jangan seenaknya sendiri.”
“Iyah mama. papa juga hati-hati yah pah.”
“Iyah Shilla, baik-baik yah kamu disini. Rio, om sama tante titip Shilla yah, jagain Shilla. Jangan biarin dia melakukan hal yang diluar kewajaran. Om sama tante udah percaya sama kamu Rio.” Ucap papa Shilla
“Iya om, Rio akan berusaha buat jagain Shilla.”
“Rio, papa sama mama percaya sama kamu. Jangan sering ninggalin Shilla sendiri di rumah. Kasihan ntar dianya sendirian di rumah.” Ucap papa Rio.
“Iyah pah, Rio akan berusaha. Papa sama mama hati-hati yah.”
“Iyah sayang. Kamu juga hati-hati disini. Kalau ada apa-apa langsung kasih tahu mama sama papa yah sayang.” Ucap mama Rio memeluk Rio.
“Iyah mah.”
“Yasudah, papa sama mama pamit dulu yah Shil. Kamu jangan bandel disini.” Pamit mama Shilla.
“Rio, Om sama tante pamit dulu yah. Jagain Shilla yah Rio.” Pamit papa dan mama Shilla kepada Rio.
“Rio, papa sama mama juga pamit dulu. Baik-baik yah sayang.” Ujar Papa Rio “Shilla, om sama tante juga pamit dulu yah.” Lanjutnya disertai anggukan dari mama Rio.
“Iyah. Hati-hati di jalan.” Sahut Rio dan Shilla.
SKIP !!!
“Loe gak sadar apa, udah mau malem masih mainan aja.” Ucap Shilla ketika Rio bermain basket di lapangan belakang rumahnya tetapi Rio sama sekali tidak menyahut ucapan Shilla.
“Heh, loe budeg yah. Gue kan lagi ngomong sama loe. ini udah mau malem, udah jam setengah 6.”
“Apa urusan loe. Ini ituh emang kerjaan gue, udah deh, loe masuk aja sana.” Suruh Rio
“Heh, gue itu lagi ngingetin loe tahu. Terserah loe deh, bodo amat.” Ucap Shilla seraya masuk ke dalam rumah meninggalkan Rio yang masih bermain basket.
“Dasar cewe aneh. Kenapa gue mesti berurusan sama dia sih. Orang yang pernah bikin gue babak belur. Lagian ngapain lagi tuh cewe pake jadi anaknya Om Faris sama Tante Tiara, coba aja kalau Ify, pasti gue seneng banget.” Gumam Rio mengakhiri permainanya dan langsung masuk ke dalam rumah.
“masih inget juga, gue kira loe mau mainan sampe malam nanti.” Sinis Shilla ketika melihat Rio.
“Gue gak pengin ribut sama loe. Capek.” Sahut Rio langsung menuju ke kamarnya.
(“rese banget sih jadi orang, belum ada satu hari aja udah bikin emosi. Lihat aja nanti, gue bakal bales perbuatan loe sama gue. Supaya loe bertekuk lutut sama gue dan mau minta maaf sama gue. Lihat aja besok pagi. Loe bakalan mendapatkan pelajaran yang lebih parah dari babak belur dulu.” Batin Shilla seraya tersenyum licik melihat Rio yang sedang menaiki tangga)

like and comment'nya saya tunggu guys.
silahkan perkenalkan kepada saya siapa anda.
jangan jadi pembaca galau guys :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*