Selamat siang semuanyaaaa :D
thanks buat yang masih membaca my story dari awal sampai sekarang :)
semoga belum bosen yaaa, thanks banget buat readers dimanapun loe berada :D
let's see !!! Hope you like this story.
Cekidot !!
Ify
berdiri di depan sebuah rumah besar dan mewah dengan pagar yang
menjulang tinggi berwarna merah hitam yang menghalangi langkahnya
memasuki rumah itu. dengan gerakan cepat di tekannya bel rumah, dan
beberapa saat kemudian keluarlah sang satpam yang bertugas untuk
membukakan pintu gerbang dan wajib menerima laporan dari tamu yang akan
mendatangi rumah majikannya itu.
“Permisi pak.” Ucap Ify sopan setelah sang satpam membukakan pintu gerbangnya.
“Iya non, ada yang bisa saya bantu ???”
“Apa benar ini rumahnya tante Manda dan Om Haling ???”
“Iya non betul. Ada perlu apa non.”
“Mmm. Saya Ify pak. Saya mau bertemu dengan anaknya. Namanya Mario Stevano.”
“Oh Den Rio. Mari non silahkan masuk.”
“Terima kasih pak.”
Ify melangkah memasuki bangunan megah tersebut. Rumah ini benar benar
besar. Bahkan rumahnya pun kalah jauh dengan rumah ini. Rumah milik
Mario Stevano Aditya Haling. Nama pemuda yang masih tersimpan rapi dalam
lubuk hatinya yang paling dalam sebagai seseorang yang sangat ia
cintai. Entah mengapa, pemuda itu memilik tempat tinggal bak istana
seperti ini. Padahal setau Ify, pemuda itu hanya memiliki satu rumah
yang biasanya ia datangi. Tapi sekarang.
Sebelum ke tempat ini,
Ify memang menuju ke rumah Rio yang dulu. Rumah yang lebih kecil
darinya. Dan rumah itu ternyata kosong. Hanya di tempati oleh seorang
pembantu rumah Rio. Dengan gampangnya, pembantu itu menjelaskan dengan
sedetail mungkin mengenai rumah Rio yang sebenernya.
“Non Ify
memangnya gak tahu kalau den Rio punya rumah 2 ???” Ify hanya menggeleng
saat di beri pertanyaan seperti itu. Memang kenyataannya dia sama
sekali tidak tahu jika pemuda itu memiliki rumah 2.
“Den Rio sama non
Chelsea memang tinggal berdua di rumah ini non. Sedangkan Tuan sama
Nyonya tinggal di perumahan Matahari. Rumah tuan sama nyonya yang di
situ jauh lebih besar dari rumah ini non. Tapi tuan sama nyonya sering
mampir ke sini buat nengokin den Rio sama non Chelsea.”
“Kenapa gak bareng aja bi ???”
“Bibi
juga gak tahu alasannya. Tapi kata den Rio sih pengin hidup mandiri
gitu. Jauh dari orang tua, biar kalau udah kuliah nanti bisa hidup
sendiri.”
“Oh, berarti sekarang Rio tinggal sama orang tuanya bi ???”
“Bibi juga gak tahu non, den Rio baru aja pergi. Tadi bilangnya sih mau ke rumah tuan sama nyonya. Katanya kangen.”
“Kalau kak Chelsea bi ???”
“Non Chelsea belum pulang dari kampus non. Tapi non Chelsea tinggal disini. Buat jagain den Rio juga.”
“Bi, Ify boleh minta alamat rumah Rio yang di perumahan matahari gak bi ???”
“Tapi Non. Den Rio gak mengijinkan.”
“Bi,
please. Ify janji gak akan pernah ngasih tahu Rio kalau Ify tahu
informasi ini dari Bibi. Ify mohon bi. Ify ada perlu sama Rio.” Ucap Ify
memohon dengan mengatupkan kedua tangannya ke depan.
“Yaudah deh Non, tapi non janji yah jangan bawa nama bibi.”
“Siap bi.”
Setelah mendapatkan alamatnya jadilah sekarang Ify berada di rumah bak
istana tersebut. Sampai saat ini pun dirinya belum menyangka jika Rio
mempunyai rumah yang jauh lebih besar dari rumahnya sendiri. Bahkan di
garasi depan rumah itu terdapat beberapa mobil dari berbagai merk
berjajar rapi mengisinya. Ternyata Rio jauh lebih kaya dari pada
dirinya. Mengapa dia dulu berfikiran kalau Gabriel lebih segalanya dari
Rio. Dia salah lagi.
“Ify.” Pekik seorang wanita paruh baya
menghampiri Ify dan Ify langsung berdiri yang semula duduk di sofa
lembut ruang tamu rumah Rio.
“Tante.”
“Kamu tahu darimana rumah tante Fy ??? tahu dari Rio yaaa.”
“Bukan kok tan. Rio sama sekali gak pernah memberitahu Ify tentang ini semua.”
“Oh,
iya emang anak itu. Gak ada yang tahu kalau Rio punya rumah disini Fy.
Dia benar benar menyuruh tante sama Om dan Kak Chelsea supaya tutup
mulut dengan ini semua. Terus Ify tahu darimana ???”
“Dari bibi di
rumah Rio tante. Dia memberitahu Ify. Tapi Ify mohon tante. Jangan
bilang ke Rio kalau Ify dapet informasi ini dari Bibi. Nanti takutnya
Rio marah sama bibi.”
“Iya sayang. Kamu tenang aja yah. Ayo duduk lagi. Ify ke sini mau ketemu sama siapa Fy. Rio atau sama tante ???”
“Mmmhh…” Jawab Ify malu malu.
“Ah tante tahu jawaban kamu. Tapi Rio’nya gak ada disini Fy. Sore ini kan jadwal Rio latihan basket.”
“Latihan basket tante ???” Tanya Ify kaget.
“Iya latihan basket. Emangnya kenapa Fy ???”
“Ify gak tahu kalau Rio latihan basket tante.”
“Jadi Rio gak cerita ke kamu juga ??? Benar benar itu anak. Kenapa semuanya harus di rahasiain sih.”
“Ify juga gak tahu tan. Terus Rio baru latihan kapan ??? Awal kelas 2 ini ???”
“Awal kelas 2 ??? Rio udah latihan dari kelas 2 SMP Fy. Bukan kelas 2 SMA ini. Makanya dia jadi ketua club basket’nya.”
“Ketuanya
tante ???” Tanya Ify – dengan ekspresi kaget ‘lagi’. Gadis cantik ini
benar benar mendapatkan kejutan yang sangat luar biasa hari ini. Dimulai
dari rumah Rio yang ternyata jauh lebih besar dari rumahnya. Kekayaan
yang dimiliki Rio yang selama ini tersembunyikan dengan rapi. Latihan
basket di sebuah club dari SMP. Dan menjadi ketua club tersebut. Benar
benar di luar dugaan.
“Iya Fy. Ketuanya. Ketua Club Basket Batavia. Ify tahu kan ???” Tanya Mama Rio dan membuat Ify lagi lagi tersentak kaget.
Club Batavia itu cukup terkenal di kalangan sekolah tingkatan SMA dan
SMP. Sekolah mana yang tidak tahu tentang club basket itu. Club basket
paling di minati oleh para kalangan remaja yang ingin bisa bermain
basket. Dan Rio merupakan ketua club basket tersebut. Sedari tadi gadis
cantik ini memang dibuat bingun oleh penjelasan berturut turut yang
membuatnya semakin pusing. Rahasia apa lagi yang di simpan rapat rapat
oleh pemuda itu ???.
“Iya tante. Ify tahu.” Mama Rio hanya
menganggukan anggukan kepalanya. “Mmh, yaudah tante. Ify pamit aja kalau
gitu. Ify mau ketemu sama Rio di club basket’nya aja. Ada yang ingin
Ify bicarain sama Rio tante.”
“Oh gitu, yaudah gak papa.”
“Permisi tante.”
“Iya
Ify. Hati hati yah. Jangan ngebut.” Ify hanya tersenyum dan langsung
memasuki mobilnya dan melajukannya untuk menuju ke tempat Rio.
Pikirannya masih berkecamuk tentang Rio. Banyak pertanyaan pertanyaan
yang harus di jawab oleh pemuda itu. Dia harus mendapatkan jawabannya
dari mulut Rio sendiri. Harus.
***************
Ify sekarang
sedang berdiri di depan mobilnya dan bersender pada kap mobil depannya.
Matanya menatap bangunan megah di hadapannya. CLUB BATAVIA. Dia masih
ragu apakah harus masuk ke dalam atau menunggu Rio selesai latihan.
Kalau masuk ke dalam, yang ada hanyalah membuat keributan kecil dengan
Rio. Karena pasti pemuda itu tidak mau menerima kehadirannya.
Tapi kalau di luar dan menunggu pemuda itu keluar bangunan itu, pasti
akan membutuhkan waktu yang lama. Karena ia juga tidak tahu jam latihan
Rio sampai jam berapa. Ify tidak akan pernah pergi dari hadapan pemuda
itu sebelum pertanyaan pertanyaan yang berputar dalam benaknya di jawab
langsung oleh Rio.
Lagian dia juga harus minta maaf sama pemuda
itu. Dan hari ini juga dia harus bisa membuat Rio percaya bahwa apa yang
ia katakana itu memang tidak benar. Dulu dia memang membenci Rio, tapi
sekarang. Dia benar benar sudah jatuh cinta setengah mati kepada pemuda
tampan itu. Dan dia tidak akan pernah menyerah begitu saja sebelum
pemuda itu memafkannya dan mau menerima penjelasannya.
Seorang
pemuda keluar dari bangunan itu menuju ke luar gerbang, menuju kearah
Ify yang sekarang sedang berada di luar gedung basket itu. Dan
kesempatan ini tidak disia siakan oleh Ify. Dia langsung mencegat pemuda
itu untuk memberhentikan langkahnya. Pemuda itu hanya mengernyit
bingung melihat gadis cantik di hadapannya.
“Ngapain loe ??? Mau malak gue ???” Ify langsung manyun.
“Enak aja, emang gue ada tampang preman apa.”
“Ya
lagian loe pake nyegat segala. Terus ngapain ??? Sorry yah, bukannya
mau menyinggung atau gimana. Tapi suwer deh, gue gak kenal sama loe.
jadi jangan sok akrab sama gue. Gue tahu gue ganteng, makanya banyak
cewe yang ngejar gue termasuk loe.” Ify hanya melotot mendengar
penuturan pemuda di hadapannya.
“Loe narsis banget sih. Cerewet lagi. Cowo kok cerewet.”
“Loe tuh yang aneh. Cantik cantik kok aneh.”
“Ish, gue aneh. Loe apa ???” Ucap Ify menantang.
“Sebenernya
loe mau ngajakkin gue ribut atau mau minta tanda tangan gue sih. Ganggu
kerjaan gue aja. Kalau mau ribut jangan disini.”
“Mending gue ngajakkin ribut loe daripada minta tanda tangan loe deh.”
“Yaudah, loe mau ribut sama gue dimana ???”
“Gak. Gue pasti akan kalah kalau lawan loe. jadi gue nyerah duluan.”
“Feminim juga gak bisa berantem.”
“Iya dong. Cantik, manis, baik lagi. Ya kan ???”
“Narsis. Udah ah, loe mengganggu perjalanan gue aja. Minggir gue mau lewat.”
“Eh tunggu dulu. Gue mau Tanya sama loe.”
“Tanya apa ???”
“Loe
kenal sama yang namanya Rio gak ??? Anak basket Batavia juga.” Tanya
Ify to the point. Sedangkan pemuda di hadapannya kembali menatap Ify
dengan pandangan menyelidik. ‘ngapain nih orang Tanya Tanya Rio.’
Batinya.
“Mario Stevano Aditya Haling ???” Tanya Pemuda itu lagi
sekedar memastikan apakah yang di maksud oleh gadis di hadapannya adalah
Rio yang itu.
“Iya dia. loe kenal dia ???” Tanya Ify lagi dan
langsung membuat pemuda di hadapannya tertawa. Tertawa di hadapan Ify
membuat Ify jengkel juga. ‘di ajak serius dia malah ketawa’ pikirnya
kesal.
“Ada yang lucu ???”
“Loe yang lucu. Hahaha.”
“Heh, berhenti ketawanya. Gue lagi serius tahu. loe gak bisa di ajak serius banget sih.” Ucap Ify kesal.
“Sorry
sorry. Ya habisnya loe Tanya kaya gitu. siapa juga yang gak kenal sama
Mario Stevano. Dia itu kapten club basket ini. Gimana bisa gue gak
kenal sama dia. dasar cewe aneh.”
“Jadi bener dia ketua club basket ini ???” Pemuda itu langsung mengangguk menIYAkan ucapan Ify.
Ify
tertegun. Pemuda itu benar benar menjadi pemimpin di club basket
sebesar ini. Club basket yang terkenal dengan kualitas terbaiknya. Dia
benar benar tidak menyangka jika Rio memiliki bakat sehebat itu. Mengapa
Ify sama sekali tidak tahu kalau pemuda itu bisa bermain basket ??
Mengapa pemuda itu tidak mau bercerita kepadanya ??
Pemuda itu
kembali menatap Ify dengan pandangan menyelidik. Tapi kali ini tatapan
kosonglah yang ia dapatkan setelah melihat dengan seksama ke mata gadis
cantik itu. Dia benar benar heran melihat gadis cantik dihadapannya,
‘tadi sok nyolot, sekarang jadi diem kaya gini. Nih cewe bener bener
gila kayaknya. Atau jangan jangan nih cewe habis di putusin sama Rio
makanya nih cewe nyari Rio. Wah parah tuh orang. Bikin anak orang gila
kaya gini’ Pikirnya ngelantur.
“Woy, loe siapanya Rio ??? Loe
habis di putusin sama Rio yaaa. Makanya loe jadi gila kaya gini.” Ucap
pemuda itu seraya menepuk pelan bahu Ify untuk menyadarkan gadis cantik
ini.
“Ah, apaan sih. Siapa juga yang gila. Gue sama Rio itu gak pernah pacaran. Mana ada kata putus. Loe yang gila.”
“Terus
hubungan loe sama Rio apa ??? Ngapain nyari Rio ??? Eh tapi wajar juga
yah, bukan Cuma loe sih, sering banget cewe cewe pada kesini buat ketemu
langsung sama Rio. Loe termasuk salah satu fans Rio yaaa ???”
“Fans ??? Ya bukan lah. Gue itu temen dia.”
“Oya
sorry nih, kita belum kenalan dari tadi. Nama loe siapa ??? Kenalin gue
Riko Anggara. Loe cukup panggil gue Riko.” Ucap pemuda itu yang
ternyata bernama Riko seraya mengulurkan tangannya di depan Ify.
“Gue Ify.” Seraya menyambut uluran tangan Riko untuk berkenalan.
“Oh.
Ify, loe beneran temen Rio ???” Ify mengangguk. “Tapi gue masih gak
percaya, soalnya setiap ada cewe kesini sering banget pake boong buat
ketemu sama Rio. Ada yang ngaku temen kaya loe ini, ada yang ngaku
sahabat, ada yang ngaku saudara, dan ada juga yang ngaku pacarnya Rio.
Makanya gue gak percaya sama loe.”
“Ish yaudah lah. Gak penting juga dapet kepercayaan dari loe. Gue mau nanya lagi bolehn ???.”
“Asal ada traktirannya aja.”
“Ish,
loe tuh yah. Iya deh. Tapi jawab yang jujur. Loe ceritain semua tentang
Rio yang loe tahu dong. Semuanya tanpa terkecuali.”
“Loe siapa sih. Kepo banget urusan orang.”
“Suatu saat loe akan tahu siapa gue. Yaudah, loe ceritain sekarang. Jangan buat gue penasaran. Ayo.”
“Okeh
okeh, Rio itu sekolah di SMA STAR, kelas XI IPA 1. Dia itu anak kedua
dari dua bersaudara. Kakaknya namanya Chelsea. Nama orang tuanya itu
Haling dan Amanda. Dia tinggalnya di jalan Mawar Blok 2. Hobby’nya tuh
main basket. Dia anaknya ramah, baik, setia kawan, jail, sederhana, suka
nolong orang …”
“Heh, itu namanya loe lagi nyebutin biodata Rio.” Pemuda itu langsung kesal karena ucapannya di potong oleh Ify.
“Nona
cantik yang nyebelinnya minta ampun. Tadi loe bilang apa sama gue.
Ceritain semua tentang Rio yang gue tahu. Ya tadi itu jawabannya.”
“Bukan
tentang itu. Maaf deh. Kalau yang loe sebutin tadi gue mah udah tahu.
maksudnya ceritain tentang Rio di club basket ini. Terus tentang
Gabriel.”
“Gabriel ??? Loe kenal sama dia juga ??? Loe anak STAR juga yah.”
“Iya gue anak STAR. Seangkatan bareng Rio sama Gabriel.”
“Oh pantes.”
“So ???”
“Rio
sama Gabriel itu musuh bebuyutan semenjak mereka masih duduk di bangku
SMP Fy. Bahkan sampai sekarang mereka belum bisa akur. Gabriel tuh yang
sering nyari gara gara sama Rio. Dia gak pernah mau kalah sama Rio.
Segalanya penginnya dia yang menang. Tapi Rio juga gak begitu peduli
dengan itu semua. Dulu waktu SMP, Rio sama Gabriel memperebutkan posisi
sebagai ketua OSIS dan Kapten basket. Tapi lagi lagi Rio yang menang.
Dan semenjak itu Gabriel jadi benci banget sama Rio.
“Rio pernah
bilang sama gue. Kalau dia gak pengin punya musuh. Makanya sekarang dia
ngalah sama Gabriel. Di STAR nama Rio kan gak eksis kaya nama Gabriel.
Dia emang sengaja ngelakuin itu supaya Gabriel itu gak benci lagi sama
dia. Tapi kayaknya tuh orang gak punya rasa terima kasih, udah di kasih
hati minta jantung. Dia tetep benci sama Rio sampai sekarang setelah apa
yang udah Rio lakuin buat dia. Rio mah gak masalah. Kata dia yang
penting pernah buat Gabriel seneng dengan jabatan yang Gabriel raih di
STAR.”
“Gue mah gak setuju banget kalau Gabriel seneng. Dia gak
pantes untuk seneng. Gue bener bener gak ngerti sama sifat Gabriel. Suka
main keroyokan dan main kasar. Sama cewe aja gak bisa lembut. Segalanya
dengan kekasaran. Udah playboy, suka tebar pesona, gak tahu terima
kasih, sok banget, suka seenaknya sama cewe, bahkan sama orang yang
lebih tua dari dia pun dia kasarin. Gue bener bener gak ngerti sama
Gabriel. Gimana caranya supaya tuh orang bisa sadar yah.”
“Dulu
waktu Rio pertama kali mencalonkan diri jadi anggota team basket di club
basket BATAVIA ini waktu kelas 3 SMP aja, Gabriel mulai cari gara gara
lagi. Dia juga ikut daftar di sini. Dan lebih parahnya lagi tuh orang
nantangin Rio buat ngerebut jabatan kapten lagi.”
“Gabriel bikin
perjanjian yang isinya kalau dia menang dia yang akan jadi kapten disini
dan Rio harus keluar, begitupun sebaliknya, kalau Rio yang menang,
Gabriel yang akan keluar. Itu Gabriel sendiri yang buat, sama sekali
tidak ada keputusan dari Rio. Dia terima aja tantangan Gabriel. Dan
hasilnya loe bisa lihat sendiri sekarang.”
Ify begitu kaget
mendenger penjelasan yang disampaikan oleh pemuda di hadapannya. Banyak
pertanyaan yang muncul di benaknya (lagi). Benar benar ajaib, ternyata
Rio dan Gabriel satu SMP. Dan udah lama mereka musuhan. Pantas saja
waktu pertama kali masuk SMA pandangan Gabriel ke Rio udah gak enak
banget.
Ify juga tidak menyangka, ternyata Gabriel itu sangat
amat buruk. Untung saja dia tidak jadi menerima Gabriel menjadi
pacarnya. Dan dia memilih orang yang tepat. Rio. Mereka berdua itu penuh
dengan misteri. Apa yang membuat Gabriel begitu benci sama Rio. Kenapa
Gabriel tidak pernah berbuat ramah kepada Rio setelah apa yang udah Rio
lakuin untuknya. Mengapa pemuda itu begitu egois dan ingin selalu menang
sendiri ??? Apa sebegitu bencinya sampai dia mau mencelakakan Rio
kapanpun dia mau.
“Loe gak tahu juga kalau Rio punya rumah di
perumahan Matahari ???” Tanya Ify karena pemuda tadi menyebutkan alamat
Rumah Rio yang dulu.
“Perumahan Matahari ??”
“Iya.”
“Gue gak tahu.”
“Jadi Rio nyembunyiin ini dari loe juga ???”
“Bukan
hanya gue mungkin. Tapi anggota club basket Batavia juga gak ada yang
tahu. yang mereka dan gue tahu itu Cuma yang di jalan Mawar blok 2 itu.
itu rumah Rio juga kan ???”
“Iya itu emang rumah Rio. Tapi yang dulu.
Ah udah ah. Loe jangan bilang siapa siapa yah tentang informasi ini.
Gue takutnya Rio marah sama gue.”
“okeh okeh gue gak akan ngasih tahu sama siapapun. Sekarang gantian loe yang jujur sama gue. Loe itu siapa ???”
Dan mengalirlah cerita Ify. Dari mulai Rio yang mengejarnya dan dirinya
mengacuhkan pemuda itu begitu saja dan lebih memilih Gabriel sampai dia
kena karma dan baru menyadari jika Gabriel itu sifatnya lebih buruk
dari Rio. Bukan hanya sifat tapi dari bakat aja udah jauh banget di
bawah Rio. Dan tentang rekaman itu pun dia ceritakan. Sampai Rio
sekarang sedang marah kepadanya juga tidak ketinggalan dia ceritakan
kepada pemuda di hadapannya.
Sedangkan Riko hanya mengangguk
anggukan kepalanya saja mendengar penuturan gadis di hadapannya. Dia
sekarang percaya dengan cerita yang keluar dari bibir gadis cantik di
hadapannya yang ternyata bernama lengkap Allyssa Saufika Umari. Dia
pernah dengar kalau Rio sama Gabriel sedang memperebutkan seorang gadis
yang bernama Allyssa. ‘ternyata cewe ini toh.’ Batinya seraya tersenyum
senang. Karena Rio lagi yang mendapatkan. Bukan Gabriel.
“Loe
tenang aja. Rio itu kalau udah suka sama cewe bakalan susah buat di
lupain. Dan gue amat sangat yakin kalau Rio itu beneran sayang sama loe.
Jadi jangan buat dia kecewa lebih lama lagi Fy. Loe yang terbaik buat
Rio. Gue dukung hubungan loe berdua.”
“Thanks yah Rik. Loe udah ngasih saran buat gue.”
“Okeh.
Inget Fy. Loe harus hati hati sama Gabriel. Dia gak akan pernah mau
ngalah sama Rio. Walaupun loe nanti nya milih Rio, dia akan tetep
mempertahankan loe. Gue jadi khawatir sama Rio. Akhir akhir ini dia lagi
dalam bahaya.”
“Loe tenang aja Rik. Gue gak akan pernah ngijinin Gabriel buat menyentuh pangeran gue. Gue yakin itu.”
“Ciyee yang pangeran gue. Sah aja belum udah bilang ‘pangeran gue’.”
“Sebentar lagi gue kan emang bakalan jadi Cinderella buat dia. dan dia bakalan jadi pangeran gue.”
“Iya deh yang tingkat kePD’annya tinggi. Gue selalu berdoa yang terbaik buat loe dan Rio.”
“Thanks.”
“Yaudah deh, gue mau ke depan dulu yah. Gara gara loe nih gue jadi lupa buat beli cemilannya kan.”
“Hehe. Maaf deh. kok loe yang beli cemilannya ???”
“Iya, tadi gue terlambat masuk soalnya. Jadi sebagai hukumannya gue di suruh buat beli cemilan di minimarket depan.”
“Gue traktir yah.”
“Gak
usah, gue tadi Cuma bercanda lagi. Gue seneng bisa ngelihat cewe yang
di rebutin sama Rio Gabriel. Ternyata loe tuh orangnya. Hahaha. Pantes
sih jadi rebutan. Habis loe cantik sih.”
“Gombal.”
“Beneran tahu. loe cantik. Baik lagi. Kalau gak mana mungkin Rio bisa nempel sama loe.”
“Emang loe kira gue kertas dan Rio lem’nya apa nempel nempel.”
“Emang kan. Suatu saat nanti loe sama Rio bakalan kaya Lem sama kertas yang selalu nempel kemana mana. Loe lihat aja nanti.”
“Amin.”
“Ngarep banget yah loe. yaudah Fy. Gue ke depan dulu yah nanti gue bantu buat ngomong sama Rio. Okeh. Bye.”
“Thanks Rik.” Pemuda itu hanya mengangkat jempolnya dan melanjutkan perjalanannya ke minimarket depan jalan.
Ify bernafas lega. Pertemuannya bersama dengan pemuda bernama Riko itu
membuatnya menjadi lebih tenang. Dia yakin ingin mempertahankan Rio.
Bagaimana pun caranya dia harus bisa membuat Rio mendengarkan
penjelasanya. Belum pernah Ify jatuh cinta sedalam ini dengan seseorang,
dan dengan Rio. Dia akan mempertaruhkan segalanya, termasuk nyawanya
sekalipun. Karena dia sudah yakin kalau Rio adalah cinta sejatinya.
Cuma butuh respon kalian semua guys,
mohon dengan sangat, yang sudah membaca, silahkan meinggalkan jejak kalian.
don't be a silent readers ;)
Comment and like !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*