Kamis, 20 Februari 2014

Gue Kena Karma - Part 15

Selamat siang semuanyaaaa :D
thanks buat yang masih membaca my story dari awal sampai sekarang :)
semoga belum bosen yaaa, thanks banget buat readers dimanapun loe berada :D
let's see !!! Hope you like this story.
Cekidot !!



Ify berdiri di depan sebuah rumah besar dan mewah dengan pagar yang menjulang tinggi berwarna merah hitam yang menghalangi langkahnya memasuki rumah itu. dengan gerakan cepat di tekannya bel rumah, dan beberapa saat kemudian keluarlah sang satpam yang bertugas untuk membukakan pintu gerbang dan wajib menerima laporan dari tamu yang akan mendatangi rumah majikannya itu.

“Permisi pak.” Ucap Ify sopan setelah sang satpam membukakan pintu gerbangnya.

“Iya non, ada yang bisa saya bantu ???”

“Apa benar ini rumahnya tante Manda dan Om Haling ???”

“Iya non betul. Ada perlu apa non.”

“Mmm. Saya Ify pak. Saya mau bertemu dengan anaknya. Namanya Mario Stevano.”

“Oh Den Rio. Mari non silahkan masuk.”

“Terima kasih pak.”

Ify melangkah memasuki bangunan megah tersebut. Rumah ini benar benar besar. Bahkan rumahnya pun kalah jauh dengan rumah ini. Rumah milik Mario Stevano Aditya Haling. Nama pemuda yang masih tersimpan rapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam sebagai seseorang yang sangat ia cintai. Entah mengapa, pemuda itu memilik tempat tinggal bak istana seperti ini. Padahal setau Ify, pemuda itu hanya memiliki satu rumah yang biasanya ia datangi. Tapi sekarang.

Sebelum ke tempat ini, Ify memang menuju ke rumah Rio yang dulu. Rumah yang lebih kecil darinya. Dan rumah itu ternyata kosong. Hanya di tempati oleh seorang pembantu rumah Rio. Dengan gampangnya, pembantu itu menjelaskan dengan sedetail mungkin mengenai rumah Rio yang sebenernya.

“Non Ify memangnya gak tahu kalau den Rio punya rumah 2 ???” Ify hanya menggeleng saat di beri pertanyaan seperti itu. Memang kenyataannya dia sama sekali tidak tahu jika pemuda itu memiliki rumah 2.
“Den Rio sama non Chelsea memang tinggal berdua di rumah ini non. Sedangkan Tuan sama Nyonya tinggal di perumahan Matahari. Rumah tuan sama nyonya yang di situ jauh lebih besar dari rumah ini non. Tapi tuan sama nyonya sering mampir ke sini buat nengokin den Rio sama non Chelsea.”
“Kenapa gak bareng aja bi ???”
“Bibi juga gak tahu alasannya. Tapi kata den Rio sih pengin hidup mandiri gitu. Jauh dari orang tua, biar kalau udah kuliah nanti bisa hidup sendiri.”
“Oh, berarti sekarang Rio tinggal sama orang tuanya bi ???”
“Bibi juga gak tahu non, den Rio baru aja pergi. Tadi bilangnya sih mau ke rumah tuan sama nyonya. Katanya kangen.”
“Kalau kak Chelsea bi ???”
“Non Chelsea belum pulang dari kampus non. Tapi non Chelsea tinggal disini. Buat jagain den Rio juga.”
“Bi, Ify boleh minta alamat rumah Rio yang di perumahan matahari gak bi ???”
“Tapi Non. Den Rio gak mengijinkan.”
“Bi, please. Ify janji gak akan pernah ngasih tahu Rio kalau Ify tahu informasi ini dari Bibi. Ify mohon bi. Ify ada perlu sama Rio.” Ucap Ify memohon dengan mengatupkan kedua tangannya ke depan.
“Yaudah deh Non, tapi non janji yah jangan bawa nama bibi.”
“Siap bi.”

Setelah mendapatkan alamatnya jadilah sekarang Ify berada di rumah bak istana tersebut. Sampai saat ini pun dirinya belum menyangka jika Rio mempunyai rumah yang jauh lebih besar dari rumahnya sendiri. Bahkan di garasi depan rumah itu terdapat beberapa mobil dari berbagai merk berjajar rapi mengisinya. Ternyata Rio jauh lebih kaya dari pada dirinya. Mengapa dia dulu berfikiran kalau Gabriel lebih segalanya dari Rio. Dia salah lagi.

“Ify.” Pekik seorang wanita paruh baya menghampiri Ify dan Ify langsung berdiri yang semula duduk di sofa lembut ruang tamu rumah Rio.
“Tante.”
“Kamu tahu darimana rumah tante Fy ??? tahu dari Rio yaaa.”
“Bukan kok tan. Rio sama sekali gak pernah memberitahu Ify tentang ini semua.”
“Oh, iya emang anak itu. Gak ada yang tahu kalau Rio punya rumah disini Fy. Dia benar benar menyuruh tante sama Om dan Kak Chelsea supaya tutup mulut dengan ini semua. Terus Ify tahu darimana ???”
“Dari bibi di rumah Rio tante. Dia memberitahu Ify. Tapi Ify mohon tante. Jangan bilang ke Rio kalau Ify dapet informasi ini dari Bibi. Nanti takutnya Rio marah sama bibi.”
“Iya sayang. Kamu tenang aja yah. Ayo duduk lagi. Ify ke sini mau ketemu sama siapa Fy. Rio atau sama tante ???”
“Mmmhh…” Jawab Ify malu malu.
“Ah tante tahu jawaban kamu. Tapi Rio’nya gak ada disini Fy. Sore ini kan jadwal Rio latihan basket.”
“Latihan basket tante ???” Tanya Ify kaget.
“Iya latihan basket. Emangnya kenapa Fy ???”
“Ify gak tahu kalau Rio latihan basket tante.”
“Jadi Rio gak cerita ke kamu juga ??? Benar benar itu anak. Kenapa semuanya harus di rahasiain sih.”
“Ify juga gak tahu tan. Terus Rio baru latihan kapan ??? Awal kelas 2 ini ???”
“Awal kelas 2 ??? Rio udah latihan dari kelas 2 SMP Fy. Bukan kelas 2 SMA ini. Makanya dia jadi ketua club basket’nya.”
“Ketuanya tante ???” Tanya Ify – dengan ekspresi kaget ‘lagi’. Gadis cantik ini benar benar mendapatkan kejutan yang sangat luar biasa hari ini. Dimulai dari rumah Rio yang ternyata jauh lebih besar dari rumahnya. Kekayaan yang dimiliki Rio yang selama ini tersembunyikan dengan rapi. Latihan basket di sebuah club dari SMP. Dan menjadi ketua club tersebut. Benar benar di luar dugaan.
“Iya Fy. Ketuanya. Ketua Club Basket Batavia. Ify tahu kan ???” Tanya Mama Rio dan membuat Ify lagi lagi tersentak kaget.

Club Batavia itu cukup terkenal di kalangan sekolah tingkatan SMA dan SMP. Sekolah mana yang tidak tahu tentang club basket itu. Club basket paling di minati oleh para kalangan remaja yang ingin bisa bermain basket. Dan Rio merupakan ketua club basket tersebut. Sedari tadi gadis cantik ini memang dibuat bingun oleh penjelasan berturut turut yang membuatnya semakin pusing. Rahasia apa lagi yang di simpan rapat rapat oleh pemuda itu ???.

“Iya tante. Ify tahu.” Mama Rio hanya menganggukan anggukan kepalanya. “Mmh, yaudah tante. Ify pamit aja kalau gitu. Ify mau ketemu sama Rio di club basket’nya aja. Ada yang ingin Ify bicarain sama Rio tante.”

“Oh gitu, yaudah gak papa.”

“Permisi tante.”

“Iya Ify. Hati hati yah. Jangan ngebut.” Ify hanya tersenyum dan langsung memasuki mobilnya dan melajukannya untuk menuju ke tempat Rio. Pikirannya masih berkecamuk tentang Rio. Banyak pertanyaan pertanyaan yang harus di jawab oleh pemuda itu. Dia harus mendapatkan jawabannya dari mulut Rio sendiri. Harus.

***************
Ify sekarang sedang berdiri di depan mobilnya dan bersender pada kap mobil depannya. Matanya menatap bangunan megah di hadapannya. CLUB BATAVIA. Dia masih ragu apakah harus masuk ke dalam atau menunggu Rio selesai latihan. Kalau masuk ke dalam, yang ada hanyalah membuat keributan kecil dengan Rio. Karena pasti pemuda itu tidak mau menerima kehadirannya.

Tapi kalau di luar dan menunggu pemuda itu keluar bangunan itu, pasti akan membutuhkan waktu yang lama. Karena ia juga tidak tahu jam latihan Rio sampai jam berapa. Ify tidak akan pernah pergi dari hadapan pemuda itu sebelum pertanyaan pertanyaan yang berputar dalam benaknya di jawab langsung oleh Rio.

Lagian dia juga harus minta maaf sama pemuda itu. Dan hari ini juga dia harus bisa membuat Rio percaya bahwa apa yang ia katakana itu memang tidak benar. Dulu dia memang membenci Rio, tapi sekarang. Dia benar benar sudah jatuh cinta setengah mati kepada pemuda tampan itu. Dan dia tidak akan pernah menyerah begitu saja sebelum pemuda itu memafkannya dan mau menerima penjelasannya.

Seorang pemuda keluar dari bangunan itu menuju ke luar gerbang, menuju kearah Ify yang sekarang sedang berada di luar gedung basket itu. Dan kesempatan ini tidak disia siakan oleh Ify. Dia langsung mencegat pemuda itu untuk memberhentikan langkahnya. Pemuda itu hanya mengernyit bingung melihat gadis cantik di hadapannya.

“Ngapain loe ??? Mau malak gue ???” Ify langsung manyun.

“Enak aja, emang gue ada tampang preman apa.”

“Ya lagian loe pake nyegat segala. Terus ngapain ??? Sorry yah, bukannya mau menyinggung atau gimana. Tapi suwer deh, gue gak kenal sama loe. jadi jangan sok akrab sama gue. Gue tahu gue ganteng, makanya banyak cewe yang ngejar gue termasuk loe.” Ify hanya melotot mendengar penuturan pemuda di hadapannya.

“Loe narsis banget sih. Cerewet lagi. Cowo kok cerewet.”

“Loe tuh yang aneh. Cantik cantik kok aneh.”

“Ish, gue aneh. Loe apa ???” Ucap Ify menantang.

“Sebenernya loe mau ngajakkin gue ribut atau mau minta tanda tangan gue sih. Ganggu kerjaan gue aja. Kalau mau ribut jangan disini.”

“Mending gue ngajakkin ribut loe daripada minta tanda tangan loe deh.”

“Yaudah, loe mau ribut sama gue dimana ???”

“Gak. Gue pasti akan kalah kalau lawan loe. jadi gue nyerah duluan.”

“Feminim juga gak bisa berantem.”

“Iya dong. Cantik, manis, baik lagi. Ya kan ???”

“Narsis. Udah ah, loe mengganggu perjalanan gue aja. Minggir gue mau lewat.”

“Eh tunggu dulu. Gue mau Tanya sama loe.”

“Tanya apa ???”

“Loe kenal sama yang namanya Rio gak ??? Anak basket Batavia juga.” Tanya Ify to the point. Sedangkan pemuda di hadapannya kembali menatap Ify dengan pandangan menyelidik. ‘ngapain nih orang Tanya Tanya Rio.’ Batinya.

“Mario Stevano Aditya Haling ???” Tanya Pemuda itu lagi sekedar memastikan apakah yang di maksud oleh gadis di hadapannya adalah Rio yang itu.

“Iya dia. loe kenal dia ???” Tanya Ify lagi dan langsung membuat pemuda di hadapannya tertawa. Tertawa di hadapan Ify membuat Ify jengkel juga. ‘di ajak serius dia malah ketawa’ pikirnya kesal.
“Ada yang lucu ???”

“Loe yang lucu. Hahaha.”

“Heh, berhenti ketawanya. Gue lagi serius tahu. loe gak bisa di ajak serius banget sih.” Ucap Ify kesal.

“Sorry sorry. Ya habisnya loe Tanya kaya gitu. siapa juga yang gak kenal sama Mario Stevano. Dia itu kapten club basket ini. Gimana bisa gue gak kenal sama dia. dasar cewe aneh.”

“Jadi bener dia ketua club basket ini ???” Pemuda itu langsung mengangguk menIYAkan ucapan Ify.

Ify tertegun. Pemuda itu benar benar menjadi pemimpin di club basket sebesar ini. Club basket yang terkenal dengan kualitas terbaiknya. Dia benar benar tidak menyangka jika Rio memiliki bakat sehebat itu. Mengapa Ify sama sekali tidak tahu kalau pemuda itu bisa bermain basket ?? Mengapa pemuda itu tidak mau bercerita kepadanya ??

Pemuda itu kembali menatap Ify dengan pandangan menyelidik. Tapi kali ini tatapan kosonglah yang ia dapatkan setelah melihat dengan seksama ke mata gadis cantik itu. Dia benar benar heran melihat gadis cantik dihadapannya, ‘tadi sok nyolot, sekarang jadi diem kaya gini. Nih cewe bener bener gila kayaknya. Atau jangan jangan nih cewe habis di putusin sama Rio makanya nih cewe nyari Rio. Wah parah tuh orang. Bikin anak orang gila kaya gini’ Pikirnya ngelantur.

“Woy, loe siapanya Rio ??? Loe habis di putusin sama Rio yaaa. Makanya loe jadi gila kaya gini.” Ucap pemuda itu seraya menepuk pelan bahu Ify untuk menyadarkan gadis cantik ini.

“Ah, apaan sih. Siapa juga yang gila. Gue sama Rio itu gak pernah pacaran. Mana ada kata putus. Loe yang gila.”

“Terus hubungan loe sama Rio apa ??? Ngapain nyari Rio ??? Eh tapi wajar juga yah, bukan Cuma loe sih, sering banget cewe cewe pada kesini buat ketemu langsung sama Rio. Loe termasuk salah satu fans Rio yaaa ???”

“Fans ??? Ya bukan lah. Gue itu temen dia.”

“Oya sorry nih, kita belum kenalan dari tadi. Nama loe siapa ??? Kenalin gue Riko Anggara. Loe cukup panggil gue Riko.” Ucap pemuda itu yang ternyata bernama Riko seraya mengulurkan tangannya di depan Ify.

“Gue Ify.” Seraya menyambut uluran tangan Riko untuk berkenalan.

“Oh. Ify, loe beneran temen Rio ???” Ify mengangguk. “Tapi gue masih gak percaya, soalnya setiap ada cewe kesini sering banget pake boong buat ketemu sama Rio. Ada yang ngaku temen kaya loe ini, ada yang ngaku sahabat, ada yang ngaku saudara, dan ada juga yang ngaku pacarnya Rio. Makanya gue gak percaya sama loe.”

“Ish yaudah lah. Gak penting juga dapet kepercayaan dari loe. Gue mau nanya lagi bolehn ???.”
“Asal ada traktirannya aja.”

“Ish, loe tuh yah. Iya deh. Tapi jawab yang jujur. Loe ceritain semua tentang Rio yang loe tahu dong. Semuanya tanpa terkecuali.”

“Loe siapa sih. Kepo banget urusan orang.”

“Suatu saat loe akan tahu siapa gue. Yaudah, loe ceritain sekarang. Jangan buat gue penasaran. Ayo.”

“Okeh okeh, Rio itu sekolah di SMA STAR, kelas XI IPA 1. Dia itu anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya namanya Chelsea. Nama orang tuanya itu Haling dan Amanda. Dia tinggalnya di jalan Mawar Blok 2. Hobby’nya tuh main basket. Dia anaknya ramah, baik, setia kawan, jail, sederhana, suka nolong orang …”

“Heh, itu namanya loe lagi nyebutin biodata Rio.” Pemuda itu langsung kesal karena ucapannya di potong oleh Ify.

“Nona cantik yang nyebelinnya minta ampun. Tadi loe bilang apa sama gue. Ceritain semua tentang Rio yang gue tahu. Ya tadi itu jawabannya.”

“Bukan tentang itu. Maaf deh. Kalau yang loe sebutin tadi gue mah udah tahu. maksudnya ceritain tentang Rio di club basket ini. Terus tentang Gabriel.”

“Gabriel ??? Loe kenal sama dia juga ??? Loe anak STAR juga yah.”
“Iya gue anak STAR. Seangkatan bareng Rio sama Gabriel.”
“Oh pantes.”
“So ???”

“Rio sama Gabriel itu musuh bebuyutan semenjak mereka masih duduk di bangku SMP Fy. Bahkan sampai sekarang mereka belum bisa akur. Gabriel tuh yang sering nyari gara gara sama Rio. Dia gak pernah mau kalah sama Rio. Segalanya penginnya dia yang menang. Tapi Rio juga gak begitu peduli dengan itu semua. Dulu waktu SMP, Rio sama Gabriel memperebutkan posisi sebagai ketua OSIS dan Kapten basket. Tapi lagi lagi Rio yang menang. Dan semenjak itu Gabriel jadi benci banget sama Rio.

“Rio pernah bilang sama gue. Kalau dia gak pengin punya musuh. Makanya sekarang dia ngalah sama Gabriel. Di STAR nama Rio kan gak eksis kaya nama Gabriel. Dia emang sengaja ngelakuin itu supaya Gabriel itu gak benci lagi sama dia. Tapi kayaknya tuh orang gak punya rasa terima kasih, udah di kasih hati minta jantung. Dia tetep benci sama Rio sampai sekarang setelah apa yang udah Rio lakuin buat dia. Rio mah gak masalah. Kata dia yang penting pernah buat Gabriel seneng dengan jabatan yang Gabriel raih di STAR.”

“Gue mah gak setuju banget kalau Gabriel seneng. Dia gak pantes untuk seneng. Gue bener bener gak ngerti sama sifat Gabriel. Suka main keroyokan dan main kasar. Sama cewe aja gak bisa lembut. Segalanya dengan kekasaran. Udah playboy, suka tebar pesona, gak tahu terima kasih, sok banget, suka seenaknya sama cewe, bahkan sama orang yang lebih tua dari dia pun dia kasarin. Gue bener bener gak ngerti sama Gabriel. Gimana caranya supaya tuh orang bisa sadar yah.”

“Dulu waktu Rio pertama kali mencalonkan diri jadi anggota team basket di club basket BATAVIA ini waktu kelas 3 SMP aja, Gabriel mulai cari gara gara lagi. Dia juga ikut daftar di sini. Dan lebih parahnya lagi tuh orang nantangin Rio buat ngerebut jabatan kapten lagi.”

“Gabriel bikin perjanjian yang isinya kalau dia menang dia yang akan jadi kapten disini dan Rio harus keluar, begitupun sebaliknya, kalau Rio yang menang, Gabriel yang akan keluar. Itu Gabriel sendiri yang buat, sama sekali tidak ada keputusan dari Rio. Dia terima aja tantangan Gabriel. Dan hasilnya loe bisa lihat sendiri sekarang.”

Ify begitu kaget mendenger penjelasan yang disampaikan oleh pemuda di hadapannya. Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya (lagi). Benar benar ajaib, ternyata Rio dan Gabriel satu SMP. Dan udah lama mereka musuhan. Pantas saja waktu pertama kali masuk SMA pandangan Gabriel ke Rio udah gak enak banget.

Ify juga tidak menyangka, ternyata Gabriel itu sangat amat buruk. Untung saja dia tidak jadi menerima Gabriel menjadi pacarnya. Dan dia memilih orang yang tepat. Rio. Mereka berdua itu penuh dengan misteri. Apa yang membuat Gabriel begitu benci sama Rio. Kenapa Gabriel tidak pernah berbuat ramah kepada Rio setelah apa yang udah Rio lakuin untuknya. Mengapa pemuda itu begitu egois dan ingin selalu menang sendiri ??? Apa sebegitu bencinya sampai dia mau mencelakakan Rio kapanpun dia mau.

“Loe gak tahu juga kalau Rio punya rumah di perumahan Matahari ???” Tanya Ify karena pemuda tadi menyebutkan alamat Rumah Rio yang dulu.

“Perumahan Matahari ??”

“Iya.”

“Gue gak tahu.”

“Jadi Rio nyembunyiin ini dari loe juga ???”

“Bukan hanya gue mungkin. Tapi anggota club basket Batavia juga gak ada yang tahu. yang mereka dan gue tahu itu Cuma yang di jalan Mawar blok 2 itu. itu rumah Rio juga kan ???”

“Iya itu emang rumah Rio. Tapi yang dulu. Ah udah ah. Loe jangan bilang siapa siapa yah tentang informasi ini. Gue takutnya Rio marah sama gue.”

“okeh okeh gue gak akan ngasih tahu sama siapapun. Sekarang gantian loe yang jujur sama gue. Loe itu siapa ???”

Dan mengalirlah cerita Ify. Dari mulai Rio yang mengejarnya dan dirinya mengacuhkan pemuda itu begitu saja dan lebih memilih Gabriel sampai dia kena karma dan baru menyadari jika Gabriel itu sifatnya lebih buruk dari Rio. Bukan hanya sifat tapi dari bakat aja udah jauh banget di bawah Rio. Dan tentang rekaman itu pun dia ceritakan. Sampai Rio sekarang sedang marah kepadanya juga tidak ketinggalan dia ceritakan kepada pemuda di hadapannya.

Sedangkan Riko hanya mengangguk anggukan kepalanya saja mendengar penuturan gadis di hadapannya. Dia sekarang percaya dengan cerita yang keluar dari bibir gadis cantik di hadapannya yang ternyata bernama lengkap Allyssa Saufika Umari. Dia pernah dengar kalau Rio sama Gabriel sedang memperebutkan seorang gadis yang bernama Allyssa. ‘ternyata cewe ini toh.’ Batinya seraya tersenyum senang. Karena Rio lagi yang mendapatkan. Bukan Gabriel.

“Loe tenang aja. Rio itu kalau udah suka sama cewe bakalan susah buat di lupain. Dan gue amat sangat yakin kalau Rio itu beneran sayang sama loe. Jadi jangan buat dia kecewa lebih lama lagi Fy. Loe yang terbaik buat Rio. Gue dukung hubungan loe berdua.”

“Thanks yah Rik. Loe udah ngasih saran buat gue.”

“Okeh. Inget Fy. Loe harus hati hati sama Gabriel. Dia gak akan pernah mau ngalah sama Rio. Walaupun loe nanti nya milih Rio, dia akan tetep mempertahankan loe. Gue jadi khawatir sama Rio. Akhir akhir ini dia lagi dalam bahaya.”

“Loe tenang aja Rik. Gue gak akan pernah ngijinin Gabriel buat menyentuh pangeran gue. Gue yakin itu.”

“Ciyee yang pangeran gue. Sah aja belum udah bilang ‘pangeran gue’.”

“Sebentar lagi gue kan emang bakalan jadi Cinderella buat dia. dan dia bakalan jadi pangeran gue.”

“Iya deh yang tingkat kePD’annya tinggi. Gue selalu berdoa yang terbaik buat loe dan Rio.”

“Thanks.”

“Yaudah deh, gue mau ke depan dulu yah. Gara gara loe nih gue jadi lupa buat beli cemilannya kan.”

“Hehe. Maaf deh. kok loe yang beli cemilannya ???”

“Iya, tadi gue terlambat masuk soalnya. Jadi sebagai hukumannya gue di suruh buat beli cemilan di minimarket depan.”

“Gue traktir yah.”

“Gak usah, gue tadi Cuma bercanda lagi. Gue seneng bisa ngelihat cewe yang di rebutin sama Rio Gabriel. Ternyata loe tuh orangnya. Hahaha. Pantes sih jadi rebutan. Habis loe cantik sih.”

“Gombal.”

“Beneran tahu. loe cantik. Baik lagi. Kalau gak mana mungkin Rio bisa nempel sama loe.”
“Emang loe kira gue kertas dan Rio lem’nya apa nempel nempel.”

“Emang kan. Suatu saat nanti loe sama Rio bakalan kaya Lem sama kertas yang selalu nempel kemana mana. Loe lihat aja nanti.”

“Amin.”

“Ngarep banget yah loe. yaudah Fy. Gue ke depan dulu yah nanti gue bantu buat ngomong sama Rio. Okeh. Bye.”

“Thanks Rik.” Pemuda itu hanya mengangkat jempolnya dan melanjutkan perjalanannya ke minimarket depan jalan.

Ify bernafas lega. Pertemuannya bersama dengan pemuda bernama Riko itu membuatnya menjadi lebih tenang. Dia yakin ingin mempertahankan Rio. Bagaimana pun caranya dia harus bisa membuat Rio mendengarkan penjelasanya. Belum pernah Ify jatuh cinta sedalam ini dengan seseorang, dan dengan Rio. Dia akan mempertaruhkan segalanya, termasuk nyawanya sekalipun. Karena dia sudah yakin kalau Rio adalah cinta sejatinya.


Cuma butuh respon kalian semua guys,
mohon dengan sangat, yang sudah membaca, silahkan meinggalkan jejak kalian.
don't be a silent readers ;)
Comment and like !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*