Lanjut lanjut lanjut.
kalau kalian masih suka dengan cerbung saya, silahkan read :D
maaf kalau mengecewakan guys,
hope you like this story :*
Rio
keluar dari gedung club basket’nya. Teman temannya yang lain memang
sudah pulang duluan. Tinggal dia seorang di dalam sana. Dan sekarang ia
memutuskan untuk pulang kerumahnya. Memang sudah kebiasaannya dia pulang
paling akhir. Kadang sendiri, kadang di temani Alvin, dan kadang juga
di temani oleh teman temannya yang lain. Bahkan sang pelatih pun sudah
pulang terlebih dahulu.
Hari ini benar benar melelahkan. Selain
karena team’nya harus berlatih lebih giat lagi dari biasanya karena akan
ada pertandingan sebentar lagi, cuaca juga sedang panas panasnya.
Seakan akan matahari tepat berada di atasnya. Dan dengan tanpa dosanya
matahari itu memancarkan hawa panas kepada setiap orang yang berada di
tempat yang terbuka. Dan tersenyum melihat banyak insane manusia
kapanasan akibat ulahnya.
Sekarang pemuda ini sedang berjalan
menuju kearah parkiran motornya. Tapi langkahnya terhenti begitu melihat
seorang gadis sedang bersender di kap mobilnya dengan memainkan
handphone’nya. Gadis itu juga tidak menyadari jika ada pemuda yang
sedang menatapnya. Dia masih asyik memainkan handphone’nya.
Dan
Rio sudah hafal gadis itu siapa. Tanpa melihat wajahnya pun dia sudah
sangat hafal. Bentuk tubuhnya benar benar mirip dengan gadis yang selama
ini dicintainya tapi juga melukainya. ‘mau apa dia kesini ???’ pikirnya
bingung. Tapi Rio tidak ambil pusing. Dia masih melanjutkan jalannya
mendekati motornya. Dan langsung melanjukannya.
Ify yang
menyadari jika ada bunyi motor seseorang langsung mendongak. Dia melihat
pangerannya yang sedang ingin keluar gerbang. Dengan gerak cepat Ify
kembali menghadangnya. Dan membuat pemuda itu berhenti tepat di
depannya. Ify masih menyunggingkan senyum manisnya, sedangkan pemuda itu
– Rio hanya menatap Ify dengan kesal. Dia langsung melepas helm
fullface’nya.
“Ngapain disitu ??? Minggir.”
“Ish, galak banget ngomongnya. Gue mau ngomong sama loe.”
“Ngomong apa ???”
“Turun dulu. Terus masuk ke mobil gue. Panas banget disini.”
“Yaudah kalau loe gak mau disini. Gue mau pulang. Gak ada waktu buat ngurusin loe.”
“Rio.
Please dong. Loe gak lihat pengorbanan gue nih. Gue dari beberapa jam
yang lalu udah disini, kepanasan demi ketemu loe. Eh pas ketemu loe
malah cuekkin gue.”
“Gak ada yang nyuruh kan.”
“Please Yo.”
Rio menatap gadis cantik di hadapannya. Tatapannya memelas dan kedua
telapak tangannya di satukan di depan tubuhnya – memohon kepadanya. Rio
jadi tidak tega. Akhirnya dia turun dari motornya dan turun menuju ke
mobil Ify dan masuk. Ify pun tersenyum dan langsung mengikuti Rio dan
duduk di bangku kemudi. Dia langsung menatap Rio yang sedang mengalihkan
pandangannya dari wajahnya. Dia tidak akan menyerah – tekadnya dalam
hati.
“Yo.”
“Hmmm.”
“Loe lihat gue dong. Gue kan mau ngomong sama loe.”
“Loe banyak maunya yah. Loe mau ngomong apaan ???” Ucap Rio kesal tanpa menatap kearah Ify.
“Gue mau ngejelasain soal rekaman itu. Please dengerin penjelasan gue dulu.”
“Loe tahu darimana kalau gue disini ???” Tanya Rio tanpa menjawab ucapan Ify sebelumnya.
“Gak penting.”
“Menurut gue itu penting.”
“Yaudah gak akan gue jawab. Kalau loe mau ngedengerin penjelasan gue, baru gue akan ngasih tahu loe.”
“Cissh.
Loe itu maunya apa sih sebenernya. Belum puas buat gue sakit hati lagi.
Loe jangan main main sama perasaan Fy. Gue juga manusia biasa. Kalau
loe emang berniat buat main main, tolong jauhin gue.”
“Gak Yo, gue serius.”
“Serius
kalau loe emang gak cinta sama gue ??? Iya gue tahu, makanya sekarang
loe jauhin gue. Jangan usik lagi kehidupan gue Fy. Gue mau move on dari
loe. Jangan buat gue lebih terluka lagi dari ini.”
“Gak Yo. Gue gak
bermaksud buat nyakitin hati loe. Gue emang beneran cinta sama loe. Gue
sayang sama loe. Gue serius Yo. Rekaman itu memang bener. Tapi itu dulu
waktu awal loe ngedetin gue. Itu rekaman dulu Yo. Perasaanku gue yang
dulu sama sekarang beda Yo.”
Rio hanya mengdengarkan baik baik
apa yang dibicarakan oleh gadis di sampingnya, tanpa melihat ke arahnya.
Berusaha memahami setiap kata yang keluar dari bibir manisnya. Berusaha
mencari tahu perasaan gadis di sampingnya yang sebenernya kepada
dirinya.
“Dulu gue emang gak suka sama loe. Dan gue mau jujur
sama loe kalau gue kena karma. Gue kena karma karena udah mencintai
seseorang yang dulu begitu gue benci. Gue ngaku sama loe. terserah kalau
loe emang gak percaya. Gue udah bilang yang sebenernya sama loe.”
“Gue
juga udah tahu semuanya tentang loe Yo. Tentang hubungan loe sama
Gabriel itu apa sebenernya. Dan gue juga udah tahu rahasia yang mungkin
hadi rahasia terbesar loe.”
“Rahasia apa ???” Tanya Rio, dan nada suaranya melembut dari sebelumnya.
“Tentang
rumah loe. Rumah loe yang di perumahan matahari. Kenapa loe gak jujur
sama gue tentang semuanya Yo. Bahkan loe nyembunyiin jabatan loe
sebelumnya dan tentang loe jadi pemimpin di club basket ini.”
“Terus
kenapa ??? Loe tambah ngefans sama gue ??? Ternyata seorang Mario yang
loe anggap lebih rendah segalanya dari Gabriel ternyata jauh di atasnya.
Ini yang gue gak suka. Gue itu Mario Stevano yang selalu tampil
sederhana Fy. Gue gak perduli mau loe bilang kalau Gabriel lebih
segalanya dari gue. Memang seperti itu faktanya. Itu semua harta bokap
nyokap gue. Dan gue gak suka ada cewe yang deket sama gue Cuma karena
gue anak orang kaya dan gue terkenal.”
“Gak. Bukan gitu. Gue gak
pernah mempersalahkan status loe kaya gimana. Gue juga udah jatuh cinta
sama loe sebelum gue mengetahui semua ini. Dan gue terima loe apa adanya
Yo. Mau loe kaya kek, gak kek. gue gak perduli. Yang gue tahu, gue Cuma
cinta sama Mario Stevano yang selalu tampil sederhana.”
“Gue masih gak yakin.”
“Loe harus yakin.”
“Buktiin sama gue.”
“Okeh kalau itu mau loe. lihat gue sekarang.” Ucap Ify dengan nada memerintah. Dan mau tak mau Rio melihat ke arah Ify.
Rio tersentak kaget melihat tingkah Ify yang diluar fikirannya. Gadis
ini benar benar nekad. Setelah Rio melihat Ify, gadis itu langsung
menangkup wajah Rio dan mendekatkan wajahnya dengan Rio. Dan bibir Ify
langsung mencium lembut bibir Rio. Rio hanya diam tanpa membalas karena
masih kaget dengan tingkah gadis cantik yang sekarang sedang menciumnya.
Beberapa saat kemudian, Ify melepaskan ciumannya dan menatap Rio
lembut. Yang di tatap hanya melihat kearah Ify dengan tatapan tak
percaya. Ify menyadarkan Rio dengan memegang tangannya dan
menggenggamnya lembut. Rio langsung tersadar dan menatap Ify yang sedang
tersenyum ke arahnya.
“Loe …”
“Gimana ??? Sekarang loe
percaya kan sama gue. Ini First kiss gue Yo. Dan gue kasih buat loe.
karena gue emang benar benar cinta sama loe. Bukan karena loe anak orang
kaya ataupun ketua club basket Batavia. Tapi gue cinta loe karena loe
cowo yang apa adanya dan gak mengumbar umbar kekayaan yang loe punya di
depan semua orang.”
“Gue gak ngerti harus ngapain Fy.”
“Gue Cuma mau loe percaya sama gue kalau gue itu sungguh sungguh mencintai loe.”
“Rekaman itu ???”
“Gue
gak ngerti siapa yang nyebarin. Tapi feeling gue ini ulah Gabriel.
Karena gue yakin banget waktu itu gue lagi telfonan sama dia. dan
mungkin aja kata kata gue di rekam sama dia. Dan perasaan gue dulu sama
sekarang itu berbalik 180° Yo.”
“So ???”
“Gue cinta sama loe.”
“Beneran ???”
“Iya, sekarang gantian loe dong. Gue mulu yang jujur dari tadi.”
“Mau jujur apa ???”
“Ya loe bilang ke’ kalau loe itu juga cinta mati sama gue.”
“Loe gak Tanya perasaan gue yang sekarang sama dulu beda apa nggak ???”
“Maksud
loe sekarang loe udah gak cinta lagi sama gue ???” Tanya Ify kesal
seraya menyentak tangan Rio kasar. Dia melepaskan genggaman tangannya
pada tangan Rio.
“Siapa yang bilang ???”
“Ish, dari tadi muter muter mulu. Yaudah jujur aja kenapa sih.”
“Kalau gue bilang gue gak cinta lagi sama loe, loe gak akan marah kan ???”
“Rio.
Loe …” Ify tidak bisa melanjutkan perkatannya lagi. Fikirannya benar
benar sudah menyebar kemana mana. Dan hatinya terasa sakit mendengar
perkataan terakhir dari pemuda di sampingnya ini.
“Kenapa ???” Tanya Rio sok polos.
“Turun
loe. kalau loe ada di mobil gue Cuma mau bilang kalau loe udah gak
cinta lagi sama gue mendingan loe turun. Turun sekarang.”
“Ngusir ???”
“Ish
Rio. Udah sana turun. Sekarang.” Teriak Ify membuat Rio meringis
kesakitan karena Ify tepat teriak di telinga kananya. Tapi Rio hanya
diam saja dan kembali mengalihkan pandangannya kearah lain.
“Riooo. Loe dengerin gue ngomong gak sih.”
“Berisik banget sih loe. kita ada di mobil, loe ngomong pelan aja bisa gak.”
“Yaudah makanya turun. Gue mau pulang.” Ucap Ify sedikit melembut tapi juga lirih membuat Rio serba salah.
“Gak mau.”
“Terus loe mau ngapain disini ???”
“Mau berduaan sama loe.”
“Gak lucu.” Teriak Ify – lagi.
Setelah itu Ify beranjak ingin keluar dari mobil. Rio yang paham gadis
itu mau keluar dari mobil ini langsung menarik lengannya sampai Ify
sampai ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya, sama seperti yang
dilakukan oleh Ify tadi. Ify hanya diam karena kaget. Tindakan Rio
sangat tiba tiba dan posisi Ify juga sangat dekat dengan Rio. Benar
benar tidak ada jarak di antara mereka berdua.
“Mmm.” Gumaman Ify
langsung membuat Rio melepaskan ciumannya. Mereka melakukan itu cukup
lama. Nafas mereka tersenggal senggal dan beberapa saat kemudian kedua
pasangan adam dan hawa ini langsung salting dan mengalihkan
pandangannnya kearah lain.
“Sekarang kita satu sama. Gue udah bales perbuatan loe tadi.”
“Ish. Apaan sih.” Ucap Ify pura pura kesal untuk menutupi kesaltingannya.
“Loe
mau tahu. Kenapa gue gak mau keluar dari mobil loe ???” Ify langsung
menatap Rio seakan akan mengiyakan pertanyaan Rio barusan.
“Tadi kan
loe bilang ‘kalau loe ada di mobil gue Cuma mau bilang kalau loe udah
gak cinta lagi sama gue mendingan loe turun’ iya kan ???” Tanya Rio dan
dibagian pas perkataan Ify tadi, Rio mengikutinya dengan gaya yang sama
dengan Ify.
“Terus ??”
“Loe amati aja baik baik perkataan loe yang itu.”
Ify langsung berfikir. Kalimatnya tadi benar benar memusingkan. Padahal
kalau di cermati baik baik Ify pasti akan langsung paham. Mungkin ini
efek kejadian dengan pemuda di sampingnya beberapa menit yang lalu. Jadi
fikiran Ify tidak focus. Rio masih menatap Ify yang Nampak sedang
berfikir.
“Gak bisa jawab ??? Bodoh banget sih loe.”
“Rio loe
ngeselin banget sih. Ini juga gara gara loe. Gue jadi gak bisa focus.”
Teriak Ify seraya memukul lengan dan tubuh Rio yang ada di hadapannya,
sedangkan Rio hanya meringis kesakitan.
“Aduh Fy. Iya iya. Berhenti dulu.”
“Loe ngeselin sih.”
“Iya
deh maaf. Maksud gue itu gue gak mau keluar dari mobil loe karena gue
masih cinta sama loe. Orang masih cinta kok di suruh keluar. Kan tadi
katanya kalau udah gak cinta gue keluar dari mobil loe. Udah paham nona
cantik ???”
“Jadi ???”
“Loe tahu jawabannya.”
Ify langsung
memeluk Rio dengan erat. Rio juga membalasnya dengan senang hati.
Perasaan dirinya dengan gadis cantik yang sekarang ada di pelukannya
memang belum hilang sama sekali. Malah semakin hari semakin besar saja
rasa cintanya pada Ify. Dan Rio tidak akan pernah mundur sampai
kapanpun. Dia sudah terjebak dalam pesona seorang Allyssa Saufika Umari.
Dan beberapa bulan ini dia sudah berusaha agar Ify mau menerimanya
dengan senang hati. Nyatanya sekarang gadis cantik ini juga benar benar
mencintai dirinya bahkan menyayanginnya. Dan Rio merasa bahagia.
“Yaudah, pulang sana.” Ucap Rio seraya melepaskan pelukannya.
“Loe udah maafin gue kan ???”
“Maunya ???”
“Di maafin dong.”
“Gue maafin kalau loe pulang sekarang.”
“Loe tega ngebiarin gue pulang sendiri ???”
“Terus ???”
“Anterin gue pulang.” Ucap Ify manja.
“Gue kan bawa motor.”
“Yaudah tinggal sini aja. Nanti besok baru di ambil.”
“Enak aja. Terus kalau gue mau pergi pergi naik apa coba ???”
“Rio mah gitu.”
“Yaudah
gini aja. Gue ngikutin loe dari belakang yah. Gue tetep pake motor gue.
Nah loe tetep pake mobil ini. Gue akan nganterin loe ke rumah deh.”
“Gak asyik dong gak bisa berduaan.”
“Kenapa jadi agresif banget deh. Habis makan obat apa emang, kenapa jadi loe yang tergila gila sama gue.”
“Gue
kan kena karma. Dan pesona loe juga udah merasuki hati gue nih.” Ucap
Ify seraya menahan tawanya melihat ekspresi Rio seperti ilfeel
kepadanya.
“Apaan banget bahasa loe. Yaudah gue ambil motor dulu.”
Ucap Rio seraya keluar dari mobil Ify dan berjalan menuju ke motornya.
Rio langsung melajukannya dan Ify juga mengemudikannya. Mereka pulang
dengan beriringan di sertai dnegan canda tawa di antara keduanya.
Kisah cinta Rio dan Ify memang tidak mirip dengan kisah cinta Romeo dan
Julliet, bukan seperti kisah snow white, dan bukan juga seperti kisah
cinta Habibie dan Ainun. Ini kisah Rio dan Ify. Kisah cinta yang begitu
merumitkan hingga berujung pada kebahagiaan. Mereka hanya bisa berharap
kisah cinta mereka akan berakhir happy ending. Dan mereka berharap
mereka hanya dapat dipisahkan oleh maut. Tidak ada selain itu yang bisa
memisahkan mereka berdua. Mereka saling mencintai. More than you know.
***************
Cinta datang secara tiba tiba memang sering terjadi di kalangan remaja
jaman sekarang. Bahkan ada juga di antara mereka yang mencintai
seseorang tapi dirinya tidak sadar dengan semua itu. Hampir semua orang
berfikiran bahwa mencintai seseorang adalah hal yang paling
menyenangkan. Tapi nyatanya, banyak juga di antara mereka yang bukannya
mendapatkan cinta dari orang yang mereka cintai tapi malah mendapatkan
sakit hati dari orang yang dicintainnya.
Semuanya terasa indah
dengan cinta. Cinta tulus dari seseorang adalah perasaan yang paling
berharga yang wajib kita jaga. Dengan adanya cinta tulus itu, hidup kita
jadi berwarna. Hati kita juga merasa nyaman karena diisi oleh kupu kupu
indah yang merasuki hati kita. Dan itu biasa disebut dengan CINTA.
Seperti yang di alami oleh Ify. Gadis cantik ini mendapatkan cinta
tulus dari seorang Mario Stevano. Pemuda tampan yang mempunyai cinta dan
rasa sayang hanya untuk seorang ify. Melakukan hal apa saja demi
melihat gadis itu bahagia. Entah mengapa, setiap kali Rio melihat air
mata Ify, hatinya seperti ikut menangis karena nama yang tertanam di
sana sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.
“Udah ???” Tanya Ify kepada Rio. Mereka sedang berada di taman sekolah .
“Udah.
Kenapa harus disini sih, di kelas kan bisa.” Dumel Rio seraya
merebahkan tubuhnya di samping Ify yang sedang duduk bersila sambil
memegangi buku tulisnya.
“Di kelas tuh rame. Jadi gak konsen. Lagian
loe pelit banget sih. Orang di suruh ngajarin juga. Punya ilmu tuh di
bagi bagi kenapa.”
“Bukannya pelit. Tapi tadi gue harus muter muter dulu buat ketemu sama loe disini. loe fikir gak cape’ apa.”
“Salah sendiri. Ngapain juga ke ruang guru segala.”
“Gue di panggil sama Pak Anton. Kalau gue gak kesana. Lapangan bersih gara gara gue nanti.”
“Berarti salah loe dong. Bukan gue.”
“Ck, udah ah. Acara belajar kita BATAL. Gue cape’. Pengin tidur di kelas.” Ucap Rio kesal seraya beranjak dari duduknya.
“Rio.
Ish, loe tuh niat ngajarin gue gak sih. Gue mau ulangan nih habis guru
rapat nanti. Bantuin gue ke’. Loe kan jago Matematika Yo.”
“Keuntungan gue apa kalau jadi bantuin loe ???”
“Terserah loe mau minta apa aja dari gue.”
“Beneran ??? Kalau gue mau nikah sama loe sekarang boleh juga dong.”
“Boleh.
Tapi loe harus minta ijin dulu sama keluarga besar gue. Kalau mereka
ngijinin gue nikah sekarang sih gak masalah.” Jawab Ify santai.
“Loe
ngomong kaya gitu soalnya loe udah tahu kalau keluarga besar loe itu gak
akan pernah ngijinin loe mengikuti jejak Pernikahan Dini.”
“Tuh loe tahu. pinter.”
“Loe lihat aja nanti, gue pasti bakalan menikahi loe tahun depan.”
“Gimana caranya ???”
“Ya
gampang. Setelah kita lulus kita langsung nikah yah Fy. Sebelum itu,
gue mau pendekatan dulu sama calon mertua gue juga. Biar langsung di
terima. Hahaha.”
“Loe ngomongnya kok jadi gaje gini sih. Siapa juga
yang mau nikah dini. Gue mau nikah kalau gue udah sukses nanti. Palingan
juga 7 tahun yang akan datang.”
“Gue harus nunggu loe selama itu ???”
“Ya kalau loe cinta. Kalau gak yaudah.”
“Gak
tahu deh. Lihat nanti aja. Kalau gue udah gak cinta sama loe lagi
gimana ??? kayaknya sih gitu deh. Pasti di kampus nanti kan gue nemuin
cewe yang jauh lebih cantik dari loe. Lebih baik, lebih pinter, lebih
ramah, dan lebih segalanya dari loe. Jadi kemungkinan besar gue pindah
ke lain hati.” Ucap Rio bermaksud menggoda Ify.
“Oh gitu, Okeh fine.
Gue juga bakalan nyari cowo yang jauh lebih segalanya dari loe.” Ucap
Ify kesal seraya membuang muka dari Rio.
“Okeh. Yaudah yah sayang. Gue mau ke kelas dulu. Selamat mencari cowo baru. Haha.” Ucap Rio seraya berlari meninggalkan Ify.
“Sayang sayang nenek moyang loe apa. Rese banget sih loe Yo. Awas aja nanti, gue bales loe. Loe …”
“Ify.”
“Gabriel.”
Part 16 selesai. Hari ini dua part.
thanks for readers.
don't be a silent readers guys. silahkan meninggalkan jejak kalian seperti biasanya yaitu LIKE and COMMENT.
buat yang masih mau membaca, tunggu next part'nya yah guys.
Dare to be rise :* salam hangat dari gue :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*