Jumat, 12 April 2013

That's All Cause of Love - Part 4


Ify dan Rio ternyata memasuki sebuah Café yang terdapat di Rise Mall. Café itu bernama Café friendship. Ify yang dari tadi hanya diam dan bingung dengan pria dihadapannya inipun membuka suaranya. Tadi pria dihadapannya terlihat marah dan sangat kesal dengannya. Tetapi mengapa sekarang dia malah mengajaknya ke Café.
“Kak. Kakak gak salah masuk kan ???”
“Maksudmu apa.” Tanya Rio dingin
“Mmmm gak. Tadi kan kakak membentakku pada saat aku meminta ijin untuk istirahat. Tetapi sekarang malah mengajakku ke tempat ini.” Jawab Ify setengah takut dengan pria dihadapannya
“jadi kau tidak mau aku ajak ke tempat ini. Yasudah ayo kita jalan lagi.” Ucap Rio seraya keluar dari café itu.
            Pada saat ketua osis ini menarik tangan gadis ini. Ify malah tidak mengikuti langkah pria dihadapannya. Dia justru diam di tempat dan sebal dengan pria dihadapannya. Mengapa dia bisa kenal dengan pangeran es seperti Rio ??? Sesungguhnya Ify daritadi sudah sebal dengan pria dihadapannya yang melakukan apa saja kepada dirinya dengan seenaknya. Riopun yang mengetahui bahwa gadisnya tidak mengikuti langkahnya membalikan tubuhnya dan melihat gadisnya itu.
“Mengapa kau  berhenti ???” Tanya Rio heran
            Bukanya menjawab pertanyaan Rio. Ify malah melangkahkan kakinya meninggalkan Rio seorang diri di depan Café Friendship itu. Riopun bingung harus berbuat apa. Sepertinya pria ini sudah mengetahui bahwa Ify sebal dengan semua perbuatannya. Riopun berlari menyusul gadis itu. Rio bisa menjajarkan langkahnya dengan Ify di depan Toko bunga yang sedang tutup di café itu. Kebetulan di tempat itu tidak ada penjual lagi selain toko bunga tersebut.
“Hey … what you are angry with me ???” Tanya Rio lembut seraya menarik tangan Ify.
“Lepas. Aku mau pulang dan kakak tidak usah mengikutiku lagi.” Jawab Ify seraya melepas cengkraman Rio dengan paksa dan kembali melanjutkan berjalan tanpa memperdulikan pria yang sedari tadi bersamanya.
“Hey, tunggu dulu. Maafkan aku Fy. Tadi aku tidak bermaksud untuk …..” Potong Rio
“Sudahlah kak. Kakak memang selalu menjadikanku boneka yang bisa kakak suruh seenaknya dan bisa kakak manfaatin seenaknya. Cuma demi mendapatkan kata maaf dari kakak aku rela keliling toko music tadi. Dan kakak tau, aku capek sekali.” Menarik nafas dalam dan mengehembuskannya secara kasar kemudian melanjutkan kata-katanya tadi.
“Tapi kakak tidak mau mengerti perasaanku. Aku ijin untuk beristirahat saja kakak tidak mengijinkanya. Mau kakak apa sih!!! Aku sudah capek dengan sifat kakak selama ini. Aku tau sekarang. Kakak itu dekat denganku supaya kakak bisa menyuruhku seenaknya kan ??? supaya kakak bisa menjadikanku sebuah boneka kan ??? Yang digunakan setiap kakak butuh. Dan dibuang kalau kakak sudah tidak butuh. Ya kan kak. Jawab !!!. Mengapa kakak hanya diam, Hah !!!”
            Menangis dan menangis. Perasaan seorang gadis yang sakit hati akibat perbuatan pangeranya itu. Dan pria dihadapannya hanya bisa melihatnya dengan Iba dan kasihan serta merasa bersalah kepada gadis dihadapannya. Yang dia hanya bisa lakukan adalah membiarkan gadisnya menumpahkan semua emosinya yang sepertinya sudah ditahan cukup lama.
“Terserah kakak sekarang (menghapus air matanya). Kalau kakak tidak mau memaafkanku pun aku sudah tidak perduli. Aku pulang. Permisi.” Ucap Ify mengakhiri perkataanya seraya pergi
            Rio pun langsung berlari menuju ke tempat parkir dimana motornya ia titipkan di tempat itu. Dia akan mengejar gadisnya yang emosinya sedang tinggi itu. Dia sangat takut jika sesuatu terjadi pada gadisnya itu. Sedangakan cuaca di luar tidak memungkinkan Rio untuk pergi menggunakan motornya karena sedang Hujan besar. Tapi keinginan dia untuk menjaga gadisnya lebih besar sehingga dia menaiki motornya dan melaju untuk mencari gadisnya itu.
            Baru beberapa menit dia melaju menggunakan motornya. Dia melihat seorang gadis di tengah jalan yang sedang duduk sambil memegang lututnya serta seluruh badannya menggigil karena cuacanya pada saat itu sangat dingin. Gadis itupun tidak menggunakan jaket. Hanya baju sekolah yang ia kenakan. Riopun langsung berlari menuju gadis itu. Pada saat Rio akan menyentuhnya, gadis itu sudah jatuh tak sadarkan diri. Ternyata dia pingsan.
            Pria ini bingung harus bagaimana. Dia sangat khawatir kepada gadis itu. Kebetulan ada taksi yang melintas. Rio akhirnya membawa Ify ke rumahnya menggunakan taksi. Karena tidak memungkinkan jika pria ini membawa Ify ke rumah Ify dalam keadaan basah kuyup dan tak sadarkan diri ini. Akhirnya dia putuskan untuk membawa Ify ke rumahnya.
            Kebetulan di rumahnya sedang sepi karena kedua orang tuanya ada tugas di luar kota. Di rumah hanya ada 2 bibi’nya dan pak udin selaku sopir keluarga Rio serta adik Rio yang bernama Acha yang baru berumur 13 tahun. Riopun membawa Ify masuk dan membaringkan Ify di kamar tamu. Diapun memanggil salah satu bibi’nya.
“Bi, tolongin Rio yah. Ganti pakaian gadis ini dengan punya Acha ya bi.  Bibi ambil di kamar sivia. Cepet bi.”
“Ya den, baik. Sebentar bibi ambilkan.” Ucap Bibi seraya pergi.
Beberapa menit kemudian bibi kembali dengan membawa satu stell baju milik Acha.
“ini den baju non Acha.”
“Yasudah bibi gantiin pakaiannya. Rio menunggu di luar yah.”
“Iya den baik.”
            Selesai mengganti pakaian Ify, bibi pun keluar menemui tuan mudanya itu di ruang tamu bagian depan. Selang beberapa menit terdengar bunyi mobil di luar rumahnya. Sepertinya adik Rio yang masih berumur 13 tahun itu, siapa lagi kalau bukan Acha.
“Assalamu’alaikum” Salam Acha kepada siapapun yang ada di dalam rumah.
“Wa’alaikum salam.” Jawab Rio dan Bibi kompak.
“Kenapa kak. Kayaknya lelah banget. Habis ngapain sih.” Tanya Acha seraya duduk di sofa.
“kakak pinjem bajumu sebentar yah. Buat temen kakak.”
“Temen kakak cewe atau cowo kak.”
“Cewe lah,  masa temen kakak yang cowo mau pake baju punya kamu sih.” Ujar Rio sebal
“Hah, cewe kak. Kakak bawa temen cewe ke rumah yah. Nanti Acha bilangin mama sama papa loh, biar ka’ Rio dimarahin” Ancam Acha kepada kakaknya itu.
“Heh anak kecil. Jangan sok tau deh. Itu Cuma temen kakak. Udahlah, masuk sana. Ganti baju terus istirahat.” Suruh Rio
“Huh dasar, bibi anterin Acha ke kamar yuk. Takut sendirian.” Rengek Acha kepada bibinya itu
“Iya non, permisi den” Ujar bibi seraya mengikuti majikanya ke kamarnya
            Setelah bibi dan adik bungsunya itu meninggalkan Rio seorang diri di ruang tamu, Riopun membanting tubuhnya di sofa ruang tamu tersebut. Bisa dilihat dari wajahnya kalau dia sedang sangat lelah dan bingung harus berbuat apa. Di hatinya yang paling dalam dia sangat khawatir dan merasa bersalah kepada gadis cantik itu. Tapi disisi lain, dia juga tak ingin jika gadis itu membencinya.
            1 jam kemudian Rio menunggu Ify bangun, tetapi belum ada tanda-tanda gadis itu untuk bangun akhirnya Rio memutuskan untuk masuk ke kamar tamu yang sekarang sedang ditempati oleh gadis itu. Perlahan tapi pasti dia membuka pintu kamarnya dan langsung melihat gadisnya itu sedang tidur dengan dilengkapi selimut tebal yang menemaninya. Beberapa menit kemudian gadis itu membuka matanya. Riopun menghampirinya.
“Hmmm, aku dimana, ini rumah siapa dan mengapa aku berpakaian seperti ini. Perasaan tadi aku menggunakan …” Potong Ify bingung
“Ify” Panggil Rio merasa bersalah
“kak Rio. Mengapa kau ada disini. Aku dimana kak.” Ify takut
“Maafkan aku. Aku memang salah terhadapmu. Aku terlalu mementingkan diriku sendiri. Maafkan aku yah. Kau mau kan maafin aku.” Ujar Rio lemah
“Kakak jawab aku. Mengapa aku bisa berada disini kak. Ini rumah siapa ??? terus siapa yang mengganti bajuku. Atau jangan-jangan kakak sudah melakukanya kepadaku yah” Ucapnya seraya menjauhi Rio
“Tidak Fy, sungguh. Aku sama sekali tidak menyentuhmu pada saat kau tidur tadi. Kamu sekarang ada di rumahku dan kau sekarang memakai baju Adik Bungsuku. Dan yang mengganti pakaianmu bukan aku tapi bibi Fy.” Jelas Rio panjang lebar
“aku sekarang mau pulang. Terima kasih untuk semuannya. Mulai sekarang anggap aja kita tidak pernah bertemu. Anggap aja kau tidak mengenalku kak. Anggap aja kalau kau dan aku tidak pernah punya hubungan apa-apa. Thank’s for all.” Ucap Ify seraya bangkit dari tempat tidurnya.
“Please Fy, jangan menghukumku seperti itu. Aku minta maaf. Kau boleh memukulku atau menusuk pisau ke perutku atau kalau kau mau kau boleh membunuhku sekarang. Tapi please Fy, maafkan aku. Aku tau aku salah besar terhadapmu.” Ujar Rio seraya menarik tangan Ify.
“Sudahlah kak, gak baik disesali semua yang udah terjadi. Aku emang tidak pantas jika bersamamu dan aku tidak cocok jika harus mempunyai hubungan lebih dari teman sama kakak.” Ujar Ify menangis
“Fy, dengarkan aku (menarik Ify agar mau berhadapan dengannya). Aku janji tidak akan melukaimu lagi. Siapa bilang kau tidak cocok jika menjadi kekasihku. Aku yang menentukan gadis mana yang pantas menjadi kekasihku. Dan aku memutuskan kaulah yang pantas menjadi kekasihku.”
“kakak tidak usah bicara seperti itu. Apa sih yang harus aku lakukan untuk menyadarkan kakak. Oke, kalau kakak minta aku supaya memaafkanmu, aku akan memaafkanmu. Dan sekarang aku sudah memaafkan kakak. Dan aku minta jauhi aku mulai dari sekarang.”
“Tidak Fy, jangan menghukumku seperti itu. Aku tau aku salah. Jangan menjauhiku. Aku benar-benar sayang kepadamu dan aku ingin selalu menjagamu.” Teriak Rio karena Ify sudah berlari menuruni tangga dan beranjak keluar rumah
            Mendengar perkataan Rio, Ifypun hanya menolehkan kepalanya dan menatap pria dihadapannya untuk sesaat. Setelah itu gadis ini melanjutkan langkahnya meninggalkan rumah mewah milik pria yang sudah membuat hatinya tidak karuan. Sesungguhnya Ifypun tidak mau menjauh dari pria yang sangat ia cintai itu. Tapi gadis ini sadar, jika dirinnya sangat tidak pantas jika bersanding dengan pria tampan yang membuatnya jatuh hati.
“apa yang harus aku lakukan sekarang ??? Ify sudah sangat membenciku. Sepertinya dia tidak akan pernah mau memaafkanku.” Gumam Rio
SKIP !!!
            Keesokan harinya di sekolah megah SMA Bintang. Pagi ini ada rapat osis sehingga membuat para anggota osis berkumpul di ruang osis dan menggunakan Dispen selama 1 jam. Setelah rapat usai dan semua anggota osis berhambur ke kelas masing-masing, justru ketua osis SMA Bintang malah memilih untuk menyendiri di sudut ruangan itu.
“Hey bro, kau kenapa. Tidak biasanya kau seperti ini. Oh ya aku lupa. Semenjak ada gadis manis kelas sepuluh itu kan kau jadi sering seperti ini yah. Jangan-jangan sekarang kau seperti ini juga karena gadis itu. Ya kan ???” cerocos sahabatnya itu seraya duduk disebelah ketua osis ini.
“Diem deh. Bukanya membantu atau gimana malah mengejek. Huh dasar kau. Dulu aja waktu kau lagi bersama Sivia aku yang terus membantu. Sekarang giliran aku yang susah kau seenaknya mengejekku.”
“iya deh sobat, gak usah cemberut begitu dong. Aku kan hanya bercanda. Sekarang ceritakan masalahmu kepada sahabatmu yang setia kawan ini.” Ucap Alvin narsis
“siapa bilang kau setia, kayaknya Cuma gadismu yang bilang kalau kau setia.”
“Hahaha sudahlah. Cepetan cerita, aku akan dengarkan dan memberi saran …”
“Jadi gini …..” Rio memulai ceritanya tentang kejadian kemarin bersama gadisnya itu
“Gila kamu, itu sih memang salahmu. Pantas saja Ify benci dan tidak mau memaafkanmu. Menurutku kau sudah sangat keterlaluan terhadapnya. Jadi jangan salahkan dia jika dia tidak mau memaafkanmu. Karena itu semua salahmu. Menurutku, lebih baik kau berusaha untuk mendapatkan maaf darinya. Apapun caranya kau harus melakukanya supaya Ify mau memaafkanmu. Aku tau, kau sangat menyayanginya dan sangat menyukainya. Tetapi sekarang kau malah membuat hatinya sedih.” Ucap Alvin memberi saran untuk sahabatnya itu setelah mendengarkan cerita Rio.
            Rio hanya diam mendengarkan ucapan sahabat baiknya itu. Ucapanya memang amat sangat benar, apalagi kalau masalah Rio menyukai dan menyayangi Ify, itu malah 100 % benar. Tapi Rio sudah kelewat batas sehingga sekarang Ify malah marah kepadanya.
“Kapan yah waktu yang tepat untuk meminta maaf kepadannya.” Tanya Rio
“Secepatnya. Jangan menunda nunda waktu selagi sekarang kau bisa melakukannya. Sudah yah. Aku mau ketemu dengan Sivia. Kasihan dia daritadi menungguku di loby. Bye Yo.” Ucap Alvin seraya pergi
“Huft. Sekarang setelah mempunyai kekasih, dia lebih sering meninggalkanku. Ckckck terus aku harus bagaimana yah. Pulang sekolah nanti aku akan coba.” Gumam Rio seraya beranjak dari duduknya dan pergi menuju ke kelasnya.
èèèèèèèèèèèè
“hey, sudah lama yah menunggunya. Maaf yah. Tadi Rio ada problem dengan sahabatmu.” Ucap Alvin seraya duduk di sebelah gadisnya yang kini sedang duduk di Loby sekolah
“Iyah gapapa. Aku mengerti ko’. Aku juga baru datang kesini. Mengapa kakak menyuruhku untuk datang kesini. Padahal kan kita bisa bertemu di sekolah.” Tanya Sivia
“Mmm, ada sesuatu yang aku mau bilang sama kamu. Di kelas kamu tidak ada guru yang mengajar kan ??? kalau ada mending nanti saja aku bilangnya.”
“Tidak ada kak, kebetulan anak Ibu Ida sedang sakit. Jadi beliau tidak masuk. Jadi apa yang akan kakak katakan kepadaku.”
“I LOVE YOU.” Ucap Alvin seraya menyungginggkan senyum manisnya
“Just it ??? itu yang kakak bilang pentingkah.” Tanya Sivia heran dengan kekasihnya itu
“Ah, kamu tuh gak pernah bisa diajak romantic yah. Memangnya kata-kataku tadi tidak penting untukmu yah.” Ucap Alvin manyun dan mengalihkan pandanganya dari gadisnya itu.
“Bukan maksudku seperti itu kak. Ku kira ada sesuatu yang sangat penting sehingga kakak menyuruhku kesini. Tahu’nya hanya ingin mengucapkan itu. Bukanya setiap kakak sedang bersamaku kakak selalu mengatakan itu yah.” Ujar Sivia
            Alvin hanya diam mendengarkan ucapan gadisnya itu. Pernyataan gadisnya itu sungguh menyebalkan baginya. Gadis lain jika mendengarkan Alvin berbicara seperti itu akan terasa dirinya sedang berada di langit ke tujuh. Tapi gadis disebelahnya malah bertanya tentang hal yang tidak penting.
“kak, jawab dong. Masa kakak marah sih sama aku. Iya deh, aku minta maaf. Tadi kan aku pikir….” Ucapan Sivia langsung dipotong oleh Alvin.
“Sudahlah, aku ingin ke kelas. Pak Hendrawan sudah sampai di kelas. Mending sekarang kamu juga masuk ke kelasmu.” Ucap Alvin dingin seraya meninggalkan gadisnya itu.
“Kak, tunggu …” teriak Sivia
            Alvin terus saja melangkah dan tidak perduli dengan gadisnya itu yang sedari tadi berteriak seraya memanggil namanya itu. Perasaan Alvin kini sedang tidak enak. Maka dari itu dia bersikap seperti itu dengan gadisnya. Sedangkan Sivia hanya menatap punggung pangeran hatinya itu yang semakin menghilang. Setelah benar-benar tidak kelihatan Sivia kembali ke kelasnya.
èèèèèèèèèèèè
            Sivia duduk dengan lesu dan tidak bersemangat ketika dia sudah sampai di kelasnya. Dan dia segera duduk di samping sahabatnya itu.
“Kamu kenapa Vi. Ada masalah yah.”
“Ka’ Alvin. Dia marah padaku Fy.” Ucap Sivia seraya menopang dagunya menggunakan kedua tanganya dan menatap lurus dengan pandangan kosong
“Mengapa ka’ Alvin marah. Memangnya kau berbuat apa kepadanya.” Tanya Ify bingung
“ Tadi kan aku disuruh ka’ Alvin untuk menunggunya di Loby karena ada sesuatu hal yang ingin ka’ Alvin sampaikan. Tetapi dia malah…….” Ucap Sivia panjang lebar menceritakan semua yang dialaminya bersama pangeran hatinya itu di Loby sekolah
“Oh jadi begitu. Menurutku tidak sepenuhnya salah kamu Vi, ka’ Alvin juga salah. Seharusnya dia tidak usah mengatakan jika ada hal penting yang harus dibicarakan. Dan sudah seharusnya kamu bertanya seperti itu kepada ka’ Alvin, karena menurutku itu juga bukan hal yang penting. Aku tau ko’, jika ka’ Alvin sedang bersamamu dia selalu mengatakan kata itu kepadamu.” Ujar Ify member saran.
“Iya, makasih yah. Nanti aku akan menyelesaikan semuanya. Bagaimana dengan  ka’ Rio Fy ??? Aku lihat sekarang kau lebih sering menghindar jika akan bertemu ka’ Rio.”
“Ya begitulah. Aku sudah lelah dengannya. Dia memang tidak pernah bisa untuk menyayangiku. Dia sama sekali tidak suka padaku. Jadi kenapa aku harus mempertahankan rasa ini untuknya ???”
“That’s all cause love. I know You love him sis. And I know too him  love you. Jadi pertahankan jika kau yakin kalau ka’ Rio adalah cinta sejatimu.” Ujar Sivia member semangat kepada sahabatnya
“Love. 1 kata yang sangat mudah mengatakannya tetapi sangat sulit untuk melakukannya. Itulah yang kini dirasakan oleh ka’ Rio. Mungkin dia bicara seperti itu kepadaku hanya untuk sesaat. Dan setelah dia bosan mencintaiku dia akan seenaknya meninggalkanku.”
“Kau tidak boleh berfikiran seperti itu Fy. Siapa tau ka’ Rio memang benar-benar mencintaimu.”
“Hmmm, sudahlah, tidak usah membahas dia lagi. Aku sudah cukup sakit dengan perlakuan dia kemarin terhadapku.” Ucap Ify seraya tersenyum pahit.
“Yasudahlah. Tetap semangat dong. Kita berdua harus selalu tetap Smile. Okeh.”
“Iyah.” Jawab Ify singkat seraya tersenyum sangat manis.


thanks buat yang udah baca :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*