Ify
dan Rio ternyata memasuki sebuah Café yang terdapat di Rise Mall. Café itu
bernama Café friendship. Ify yang dari tadi hanya diam dan bingung dengan pria
dihadapannya inipun membuka suaranya. Tadi pria dihadapannya terlihat marah dan
sangat kesal dengannya. Tetapi mengapa sekarang dia malah mengajaknya ke Café.
“Kak. Kakak gak salah masuk kan
???”
“Maksudmu apa.” Tanya Rio dingin
“Mmmm gak. Tadi kan kakak
membentakku pada saat aku meminta ijin untuk istirahat. Tetapi sekarang malah
mengajakku ke tempat ini.” Jawab Ify setengah takut dengan pria dihadapannya
“jadi kau tidak mau aku ajak ke
tempat ini. Yasudah ayo kita jalan lagi.” Ucap Rio seraya keluar dari café itu.
Pada saat ketua osis ini menarik
tangan gadis ini. Ify malah tidak mengikuti langkah pria dihadapannya. Dia
justru diam di tempat dan sebal dengan pria dihadapannya. Mengapa dia bisa
kenal dengan pangeran es seperti Rio ??? Sesungguhnya Ify daritadi sudah sebal
dengan pria dihadapannya yang melakukan apa saja kepada dirinya dengan
seenaknya. Riopun yang mengetahui bahwa gadisnya tidak mengikuti langkahnya
membalikan tubuhnya dan melihat gadisnya itu.
“Mengapa kau berhenti ???” Tanya Rio heran
Bukanya menjawab pertanyaan Rio. Ify
malah melangkahkan kakinya meninggalkan Rio seorang diri di depan Café
Friendship itu. Riopun bingung harus berbuat apa. Sepertinya pria ini sudah
mengetahui bahwa Ify sebal dengan semua perbuatannya. Riopun berlari menyusul
gadis itu. Rio bisa menjajarkan langkahnya dengan Ify di depan Toko bunga yang
sedang tutup di café itu. Kebetulan di tempat itu tidak ada penjual lagi selain
toko bunga tersebut.
“Hey … what you are angry with me
???” Tanya Rio lembut seraya menarik tangan Ify.
“Lepas. Aku mau pulang dan kakak
tidak usah mengikutiku lagi.” Jawab Ify seraya melepas cengkraman Rio dengan
paksa dan kembali melanjutkan berjalan tanpa memperdulikan pria yang sedari
tadi bersamanya.
“Hey, tunggu dulu. Maafkan aku Fy.
Tadi aku tidak bermaksud untuk …..” Potong Rio
“Sudahlah kak. Kakak memang
selalu menjadikanku boneka yang bisa kakak suruh seenaknya dan bisa kakak manfaatin
seenaknya. Cuma demi mendapatkan kata maaf dari kakak aku rela keliling toko
music tadi. Dan kakak tau, aku capek sekali.” Menarik nafas dalam dan
mengehembuskannya secara kasar kemudian melanjutkan kata-katanya tadi.
“Tapi kakak tidak mau mengerti
perasaanku. Aku ijin untuk beristirahat saja kakak tidak mengijinkanya. Mau
kakak apa sih!!! Aku sudah capek dengan sifat kakak selama ini. Aku tau
sekarang. Kakak itu dekat denganku supaya kakak bisa menyuruhku seenaknya kan
??? supaya kakak bisa menjadikanku sebuah boneka kan ??? Yang digunakan setiap
kakak butuh. Dan dibuang kalau kakak sudah tidak butuh. Ya kan kak. Jawab !!!.
Mengapa kakak hanya diam, Hah !!!”
Menangis dan menangis. Perasaan
seorang gadis yang sakit hati akibat perbuatan pangeranya itu. Dan pria
dihadapannya hanya bisa melihatnya dengan Iba dan kasihan serta merasa bersalah
kepada gadis dihadapannya. Yang dia hanya bisa lakukan adalah membiarkan
gadisnya menumpahkan semua emosinya yang sepertinya sudah ditahan cukup lama.
“Terserah kakak sekarang (menghapus
air matanya). Kalau kakak tidak mau memaafkanku pun aku sudah tidak perduli.
Aku pulang. Permisi.” Ucap Ify mengakhiri perkataanya seraya pergi
Rio pun langsung berlari menuju ke
tempat parkir dimana motornya ia titipkan di tempat itu. Dia akan mengejar
gadisnya yang emosinya sedang tinggi itu. Dia sangat takut jika sesuatu terjadi
pada gadisnya itu. Sedangakan cuaca di luar tidak memungkinkan Rio untuk pergi
menggunakan motornya karena sedang Hujan besar. Tapi keinginan dia untuk
menjaga gadisnya lebih besar sehingga dia menaiki motornya dan melaju untuk
mencari gadisnya itu.
Baru beberapa menit dia melaju
menggunakan motornya. Dia melihat seorang gadis di tengah jalan yang sedang
duduk sambil memegang lututnya serta seluruh badannya menggigil karena cuacanya
pada saat itu sangat dingin. Gadis itupun tidak menggunakan jaket. Hanya baju
sekolah yang ia kenakan. Riopun langsung berlari menuju gadis itu. Pada saat Rio
akan menyentuhnya, gadis itu sudah jatuh tak sadarkan diri. Ternyata dia
pingsan.
Pria ini bingung harus bagaimana.
Dia sangat khawatir kepada gadis itu. Kebetulan ada taksi yang melintas. Rio
akhirnya membawa Ify ke rumahnya menggunakan taksi. Karena tidak memungkinkan
jika pria ini membawa Ify ke rumah Ify dalam keadaan basah kuyup dan tak
sadarkan diri ini. Akhirnya dia putuskan untuk membawa Ify ke rumahnya.
Kebetulan di rumahnya sedang sepi
karena kedua orang tuanya ada tugas di luar kota. Di rumah hanya ada 2 bibi’nya
dan pak udin selaku sopir keluarga Rio serta adik Rio yang bernama Acha yang
baru berumur 13 tahun. Riopun membawa Ify masuk dan membaringkan Ify di kamar
tamu. Diapun memanggil salah satu bibi’nya.
“Bi, tolongin Rio yah. Ganti
pakaian gadis ini dengan punya Acha ya bi.
Bibi ambil di kamar sivia. Cepet bi.”
“Ya den, baik. Sebentar bibi
ambilkan.” Ucap Bibi seraya pergi.
Beberapa
menit kemudian bibi kembali dengan membawa satu stell baju milik Acha.
“ini den baju non Acha.”
“Yasudah bibi gantiin pakaiannya.
Rio menunggu di luar yah.”
“Iya den baik.”
Selesai mengganti pakaian Ify, bibi
pun keluar menemui tuan mudanya itu di ruang tamu bagian depan. Selang beberapa
menit terdengar bunyi mobil di luar rumahnya. Sepertinya adik Rio yang masih
berumur 13 tahun itu, siapa lagi kalau bukan Acha.
“Assalamu’alaikum” Salam Acha
kepada siapapun yang ada di dalam rumah.
“Wa’alaikum salam.” Jawab Rio dan
Bibi kompak.
“Kenapa kak. Kayaknya lelah
banget. Habis ngapain sih.” Tanya Acha seraya duduk di sofa.
“kakak pinjem bajumu sebentar
yah. Buat temen kakak.”
“Temen kakak cewe atau cowo kak.”
“Cewe lah, masa temen kakak yang cowo mau pake baju punya
kamu sih.” Ujar Rio sebal
“Hah, cewe kak. Kakak bawa temen
cewe ke rumah yah. Nanti Acha bilangin mama sama papa loh, biar ka’ Rio
dimarahin” Ancam Acha kepada kakaknya itu.
“Heh anak kecil. Jangan sok tau
deh. Itu Cuma temen kakak. Udahlah, masuk sana. Ganti baju terus istirahat.”
Suruh Rio
“Huh dasar, bibi anterin Acha ke
kamar yuk. Takut sendirian.” Rengek Acha kepada bibinya itu
“Iya non, permisi den” Ujar bibi
seraya mengikuti majikanya ke kamarnya
Setelah bibi dan adik bungsunya itu
meninggalkan Rio seorang diri di ruang tamu, Riopun membanting tubuhnya di sofa
ruang tamu tersebut. Bisa dilihat dari wajahnya kalau dia sedang sangat lelah
dan bingung harus berbuat apa. Di hatinya yang paling dalam dia sangat khawatir
dan merasa bersalah kepada gadis cantik itu. Tapi disisi lain, dia juga tak
ingin jika gadis itu membencinya.
1 jam kemudian Rio menunggu Ify
bangun, tetapi belum ada tanda-tanda gadis itu untuk bangun akhirnya Rio
memutuskan untuk masuk ke kamar tamu yang sekarang sedang ditempati oleh gadis
itu. Perlahan tapi pasti dia membuka pintu kamarnya dan langsung melihat
gadisnya itu sedang tidur dengan dilengkapi selimut tebal yang menemaninya.
Beberapa menit kemudian gadis itu membuka matanya. Riopun menghampirinya.
“Hmmm, aku dimana, ini rumah
siapa dan mengapa aku berpakaian seperti ini. Perasaan tadi aku menggunakan …”
Potong Ify bingung
“Ify” Panggil Rio merasa bersalah
“kak Rio. Mengapa kau ada disini.
Aku dimana kak.” Ify takut
“Maafkan aku. Aku memang salah
terhadapmu. Aku terlalu mementingkan diriku sendiri. Maafkan aku yah. Kau mau
kan maafin aku.” Ujar Rio lemah
“Kakak jawab aku. Mengapa aku
bisa berada disini kak. Ini rumah siapa ??? terus siapa yang mengganti bajuku.
Atau jangan-jangan kakak sudah melakukanya kepadaku yah” Ucapnya seraya menjauhi
Rio
“Tidak Fy, sungguh. Aku sama
sekali tidak menyentuhmu pada saat kau tidur tadi. Kamu sekarang ada di rumahku
dan kau sekarang memakai baju Adik Bungsuku. Dan yang mengganti pakaianmu bukan
aku tapi bibi Fy.” Jelas Rio panjang lebar
“aku sekarang mau pulang. Terima
kasih untuk semuannya. Mulai sekarang anggap aja kita tidak pernah bertemu.
Anggap aja kau tidak mengenalku kak. Anggap aja kalau kau dan aku tidak pernah
punya hubungan apa-apa. Thank’s for all.” Ucap Ify seraya bangkit dari tempat
tidurnya.
“Please Fy, jangan menghukumku
seperti itu. Aku minta maaf. Kau boleh memukulku atau menusuk pisau ke perutku
atau kalau kau mau kau boleh membunuhku sekarang. Tapi please Fy, maafkan aku.
Aku tau aku salah besar terhadapmu.” Ujar Rio seraya menarik tangan Ify.
“Sudahlah kak, gak baik disesali
semua yang udah terjadi. Aku emang tidak pantas jika bersamamu dan aku tidak
cocok jika harus mempunyai hubungan lebih dari teman sama kakak.” Ujar Ify
menangis
“Fy, dengarkan aku (menarik Ify
agar mau berhadapan dengannya). Aku janji tidak akan melukaimu lagi. Siapa
bilang kau tidak cocok jika menjadi kekasihku. Aku yang menentukan gadis mana
yang pantas menjadi kekasihku. Dan aku memutuskan kaulah yang pantas menjadi
kekasihku.”
“kakak tidak usah bicara seperti
itu. Apa sih yang harus aku lakukan untuk menyadarkan kakak. Oke, kalau kakak
minta aku supaya memaafkanmu, aku akan memaafkanmu. Dan sekarang aku sudah
memaafkan kakak. Dan aku minta jauhi aku mulai dari sekarang.”
“Tidak Fy, jangan menghukumku
seperti itu. Aku tau aku salah. Jangan menjauhiku. Aku benar-benar sayang
kepadamu dan aku ingin selalu menjagamu.” Teriak Rio karena Ify sudah berlari
menuruni tangga dan beranjak keluar rumah
Mendengar perkataan Rio, Ifypun
hanya menolehkan kepalanya dan menatap pria dihadapannya untuk sesaat. Setelah
itu gadis ini melanjutkan langkahnya meninggalkan rumah mewah milik pria yang
sudah membuat hatinya tidak karuan. Sesungguhnya Ifypun tidak mau menjauh dari
pria yang sangat ia cintai itu. Tapi gadis ini sadar, jika dirinnya sangat
tidak pantas jika bersanding dengan pria tampan yang membuatnya jatuh hati.
“apa yang harus aku lakukan
sekarang ??? Ify sudah sangat membenciku. Sepertinya dia tidak akan pernah mau
memaafkanku.” Gumam Rio
SKIP
!!!
Keesokan harinya di sekolah megah
SMA Bintang. Pagi ini ada rapat osis sehingga membuat para anggota osis
berkumpul di ruang osis dan menggunakan Dispen selama 1 jam. Setelah rapat usai
dan semua anggota osis berhambur ke kelas masing-masing, justru ketua osis SMA
Bintang malah memilih untuk menyendiri di sudut ruangan itu.
“Hey bro, kau kenapa. Tidak
biasanya kau seperti ini. Oh ya aku lupa. Semenjak ada gadis manis kelas
sepuluh itu kan kau jadi sering seperti ini yah. Jangan-jangan sekarang kau
seperti ini juga karena gadis itu. Ya kan ???” cerocos sahabatnya itu seraya
duduk disebelah ketua osis ini.
“Diem deh. Bukanya membantu atau
gimana malah mengejek. Huh dasar kau. Dulu aja waktu kau lagi bersama Sivia aku
yang terus membantu. Sekarang giliran aku yang susah kau seenaknya mengejekku.”
“iya deh sobat, gak usah cemberut
begitu dong. Aku kan hanya bercanda. Sekarang ceritakan masalahmu kepada
sahabatmu yang setia kawan ini.” Ucap Alvin narsis
“siapa bilang kau setia, kayaknya
Cuma gadismu yang bilang kalau kau setia.”
“Hahaha sudahlah. Cepetan cerita,
aku akan dengarkan dan memberi saran …”
“Jadi gini …..” Rio memulai
ceritanya tentang kejadian kemarin bersama gadisnya itu
“Gila kamu, itu sih memang
salahmu. Pantas saja Ify benci dan tidak mau memaafkanmu. Menurutku kau sudah sangat
keterlaluan terhadapnya. Jadi jangan salahkan dia jika dia tidak mau
memaafkanmu. Karena itu semua salahmu. Menurutku, lebih baik kau berusaha untuk
mendapatkan maaf darinya. Apapun caranya kau harus melakukanya supaya Ify mau
memaafkanmu. Aku tau, kau sangat menyayanginya dan sangat menyukainya. Tetapi
sekarang kau malah membuat hatinya sedih.” Ucap Alvin memberi saran untuk
sahabatnya itu setelah mendengarkan cerita Rio.
Rio hanya diam mendengarkan ucapan
sahabat baiknya itu. Ucapanya memang amat sangat benar, apalagi kalau masalah Rio
menyukai dan menyayangi Ify, itu malah 100 % benar. Tapi Rio sudah kelewat
batas sehingga sekarang Ify malah marah kepadanya.
“Kapan yah waktu yang tepat untuk
meminta maaf kepadannya.” Tanya Rio
“Secepatnya. Jangan menunda nunda
waktu selagi sekarang kau bisa melakukannya. Sudah yah. Aku mau ketemu dengan Sivia.
Kasihan dia daritadi menungguku di loby. Bye Yo.” Ucap Alvin seraya pergi
“Huft. Sekarang setelah mempunyai
kekasih, dia lebih sering meninggalkanku. Ckckck terus aku harus bagaimana yah.
Pulang sekolah nanti aku akan coba.” Gumam Rio seraya beranjak dari duduknya
dan pergi menuju ke kelasnya.
èèèèèèèèèèèè
“hey, sudah lama yah menunggunya.
Maaf yah. Tadi Rio ada problem dengan sahabatmu.” Ucap Alvin seraya duduk di
sebelah gadisnya yang kini sedang duduk di Loby sekolah
“Iyah gapapa. Aku mengerti ko’.
Aku juga baru datang kesini. Mengapa kakak menyuruhku untuk datang kesini.
Padahal kan kita bisa bertemu di sekolah.” Tanya Sivia
“Mmm, ada sesuatu yang aku mau bilang
sama kamu. Di kelas kamu tidak ada guru yang mengajar kan ??? kalau ada mending
nanti saja aku bilangnya.”
“Tidak ada kak, kebetulan anak
Ibu Ida sedang sakit. Jadi beliau tidak masuk. Jadi apa yang akan kakak katakan
kepadaku.”
“I LOVE YOU.” Ucap Alvin seraya
menyungginggkan senyum manisnya
“Just it ??? itu yang kakak
bilang pentingkah.” Tanya Sivia heran dengan kekasihnya itu
“Ah, kamu tuh gak pernah bisa
diajak romantic yah. Memangnya kata-kataku tadi tidak penting untukmu yah.”
Ucap Alvin manyun dan mengalihkan pandanganya dari gadisnya itu.
“Bukan maksudku seperti itu kak.
Ku kira ada sesuatu yang sangat penting sehingga kakak menyuruhku kesini.
Tahu’nya hanya ingin mengucapkan itu. Bukanya setiap kakak sedang bersamaku
kakak selalu mengatakan itu yah.” Ujar Sivia
Alvin hanya diam mendengarkan ucapan
gadisnya itu. Pernyataan gadisnya itu sungguh menyebalkan baginya. Gadis lain
jika mendengarkan Alvin berbicara seperti itu akan terasa dirinya sedang berada
di langit ke tujuh. Tapi gadis disebelahnya malah bertanya tentang hal yang
tidak penting.
“kak, jawab dong. Masa kakak
marah sih sama aku. Iya deh, aku minta maaf. Tadi kan aku pikir….” Ucapan Sivia
langsung dipotong oleh Alvin.
“Sudahlah, aku ingin ke kelas.
Pak Hendrawan sudah sampai di kelas. Mending sekarang kamu juga masuk ke
kelasmu.” Ucap Alvin dingin seraya meninggalkan gadisnya itu.
“Kak,
tunggu …” teriak Sivia
Alvin terus saja melangkah dan tidak
perduli dengan gadisnya itu yang sedari tadi berteriak seraya memanggil namanya
itu. Perasaan Alvin kini sedang tidak enak. Maka dari itu dia bersikap seperti
itu dengan gadisnya. Sedangkan Sivia hanya menatap punggung pangeran hatinya
itu yang semakin menghilang. Setelah benar-benar tidak kelihatan Sivia kembali
ke kelasnya.
èèèèèèèèèèèè
Sivia duduk dengan lesu dan tidak
bersemangat ketika dia sudah sampai di kelasnya. Dan dia segera duduk di
samping sahabatnya itu.
“Kamu kenapa Vi. Ada masalah
yah.”
“Ka’ Alvin. Dia marah padaku Fy.”
Ucap Sivia seraya menopang dagunya menggunakan kedua tanganya dan menatap lurus
dengan pandangan kosong
“Mengapa ka’ Alvin marah.
Memangnya kau berbuat apa kepadanya.” Tanya Ify bingung
“ Tadi kan aku disuruh ka’ Alvin
untuk menunggunya di Loby karena ada sesuatu hal yang ingin ka’ Alvin
sampaikan. Tetapi dia malah…….” Ucap Sivia panjang lebar menceritakan semua
yang dialaminya bersama pangeran hatinya itu di Loby sekolah
“Oh jadi begitu. Menurutku tidak
sepenuhnya salah kamu Vi, ka’ Alvin juga salah. Seharusnya dia tidak usah
mengatakan jika ada hal penting yang harus dibicarakan. Dan sudah seharusnya
kamu bertanya seperti itu kepada ka’ Alvin, karena menurutku itu juga bukan hal
yang penting. Aku tau ko’, jika ka’ Alvin sedang bersamamu dia selalu
mengatakan kata itu kepadamu.” Ujar Ify member saran.
“Iya, makasih yah. Nanti aku akan
menyelesaikan semuanya. Bagaimana dengan
ka’ Rio Fy ??? Aku lihat sekarang kau lebih sering menghindar jika akan
bertemu ka’ Rio.”
“Ya begitulah. Aku sudah lelah
dengannya. Dia memang tidak pernah bisa untuk menyayangiku. Dia sama sekali
tidak suka padaku. Jadi kenapa aku harus mempertahankan rasa ini untuknya ???”
“That’s all cause love. I know
You love him sis. And I know too him love you. Jadi pertahankan jika kau yakin
kalau ka’ Rio adalah cinta sejatimu.” Ujar Sivia member semangat kepada
sahabatnya
“Love. 1 kata yang sangat mudah
mengatakannya tetapi sangat sulit untuk melakukannya. Itulah yang kini dirasakan
oleh ka’ Rio. Mungkin dia bicara seperti itu kepadaku hanya untuk sesaat. Dan
setelah dia bosan mencintaiku dia akan seenaknya meninggalkanku.”
“Kau tidak boleh berfikiran
seperti itu Fy. Siapa tau ka’ Rio memang benar-benar mencintaimu.”
“Hmmm, sudahlah, tidak usah
membahas dia lagi. Aku sudah cukup sakit dengan perlakuan dia kemarin
terhadapku.” Ucap Ify seraya tersenyum pahit.
“Yasudahlah. Tetap semangat dong.
Kita berdua harus selalu tetap Smile. Okeh.”
“Iyah.” Jawab Ify singkat seraya
tersenyum sangat manis.
thanks buat yang udah baca :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*