2
insan yang tidak mempunyai hubungan apa-apa sedang berada di dalam suatu
ruangan tertutup dan tidak ada seorangpun disana selain mereka berdua. Wajarkah
??? Entahlah, mereka seperti tidak perduli dengan orang-orang di sekelilingnya.
Terutama pria tampan ini, padahal dia sudah mempunyai kekasih yang sangat
disayanginya itu, tetapi sepertinya pemuda ini tidak sadar jika gadisnya kecewa
dengan sikap yang ia perbuat L.
“Yo, aku gak ngerti cara bikinya
gimana. Tolongin dong.” Ucap gadis itu manja
“Gampang banget kok, tadi kan aku
udah kasih tau caranya De, masa masih gak bisa.” Jawab Rio kepada gadis itu
yang ternyata adalah Dea, anak baru SMA Bintang.
“Tapi aku masih gak ngerti,
ajarin dong.” Ujar Dea dengan nada manja yang menjijikan seraya merangkul
lengan pemuda di sampingnya.
“Yaudah (berusaha melepaskan
rangkulan gadis disampingnya) sini aku bantuin.” Ucap Rio seraya mendekat ke
arah gadis di sampingnya dan mulai membungkukan badanya supaya bisa melihat
layar laptop di hadapannya.
Gadis ini tersenyum penuh
kemenangan. Seolah-olah dia menang melawan musuh yang paling dibencinya. Tasya
bisa merasakan harum parfum Rio khas para pria itu. Dan dengan sengaja gadis
ini pun mendekat ke arah pemuda di sampingnya itu. Dan dengan sengaja pula
tubuh gadis ini mendekat ke arah lengan Rio.
Rio dapat merasakan harum parfum
gadis di sampingnya itu. Dan dia juga merasakan aneh dengan Dea. Sepertinya
tubuh Rio sangat dekat dengan gadis di sampingnya ini. Tapi Rio tidak perduli
dan masih tetap focus dengan laptop di hadapannya supaya cepat selesai
pekerjaan mereka. Tiba-tiba dia merasakan kecupan di pipinya. Ternyata gadis di
sampingnya yang melakukanya. Dan gadis ini masih menahannya beberapa saat.
Hingga Rio sadar dari dunianya itu.
“Kamu apa-apa’an sih. Kenapa
nyium aku coba. Apa maksudnya HAH.” Bentak Rio
“Tadi aku reflek Yo, maaf. Aku
tidak bermaksud untuk menciummu. Tapi …”
“Tapi apa (membentak). Kau tahu,
aku sudah punya kekasih. Tapi kau malah dengan gerakan spontan menciumku. Hey,
kau tidak ingatt !!!” Hardik Rio masih
dengan nada membentak
“Tapi aku tidak sengaja. Kamu
juga harus tau Yo, kalo aku ngelakuin itu karena reflek. Dan kejadian tadi itu
terjadi karena ketidaksengajaan. Maafin aku Yo.” Terang Dea dengan sesenggukan
dan terus menangis
“Maafin aku juga yah, tadi aku
tidak bermaksud membentakmu.” Ucap Rio merasa bersalah
“Iyah kak tidak apa-apa. Aku juga
minta maaf.” Gumam Dea
“Maaf yah.”
“Iyah.” Ucap Tasya dengan senyuman miringnya
dan menghapus air mata busuknya itu. Ternyata gadis ini tadi hanya berpura-pura.
Sungguh keterlaluan.
èèèèèèèèèèèè
Ternyata dibalik pintu tempat Rio
dan Dea sedang bercengkrama itu ada seorang gadis yang sedari tadi melihat
semua kejadian yang terjadi antara Rio dan Dea. Air mata yang sedari tadi di
tahannya akhirnya meleleh membasahi wajah cantiknya setelah dia melihat
pangeran hatinya di cium oleh gadis lain.
Sepertinya gadis yang mencium
pangeran hatinya itu mengetahui jika dirinya sedang berada di balik pintu.
Gadis ini tidak sanggup melihat lebih jauh lagi apa yang mereka lakukan,
akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari tempatnya itu.
Gadis ini melangkah dengan wajah
sembab dan sedari tadi tangannya menahan air matanya agar tidak keluar. Setelah
itu dia mempercepat langkahnya dan pergi ke taman sekolah. Berharap semua yang
terjadi barusan hanyalah mimpi semata.
SKIP
!!!
Bel pulang berbunyi menyebabkan
sekolah yang megah ini dipenuhi siswa siswi yang berhamburan keluar sekolah.
Tetapi tidak untuk kedua gadis yang masih setia duduk di tempatnya. Gadis yang
pertama sibuk melamun dengan pandangan kosong dan sahabatnya dengan heran
melihat gadis itu dengan kening berkerut. Sepetinya ada sesuatu yang
menyebabkan sahabatnya itu melamun dengan pandangan kosong itu.
“Mmm Fy, gak pulang ???” Tanya
gadis berwajah seperti orang korea ini
“Gak,nanti aja Vi, kamu pulang
duluan ajah sana.” Jawab Ify seadanya.
“Gak. Aku mau pulang kalau kamu
juga pulang.” Tegas Sivia keras kepala
“Yaudah dehh, yuk.” Ucap Ify
seraya tersenyum tipis, karena jika gadis ini tidak menuruti kata sahabatnya
itu, mereka tidak akan menemukan ujungnya.
“Nah gitu dong.”
Mereka berdua melangkah keluar kelas
kemudian menyusuri jalanan dan lorong sekolah yang megah itu. Kemudian mereka
sampai di depan sekolah. Telihat seorang pria memakai helm fullace’nya sedang
bertengger di atas motor ninja berwarna putihnya. Sepertinya mereka mengenali
pemuda itu.
“Ehemm, udah di jemput tuhh, sana
gih.” Suruh Ify
“Terus kamu gimana ???” Tanya Sivia
“Aku udah sms pak supir kok suruh
jemput, kamu pulan duluan ajah sana, kasihan ka’ Alvin nungguin dari tadi.”
Ucap Ify berbohong seraya tersenyum ramah
“Mmmm beneran gapapa ??? (Ify
mengangguk) Hmmm, yaudah dehh, aku pulang duluan yahh. Hati hati.” Ucap Sivia
seraya berlari menghampiri kekasihnya itu.
Setelah memastikan Alvin dan Sivia
pergi dan meninggalkan sekolah. Ify pun duduk di lantai depan sekolahnya seraya
membenamkan wajahnya pada kedua lututnya. Seolah-olah dengan cara itu dia bisa
melupakan masalahnya.
“Ka’
Rio bener-bener lupa sama aku. Dia pulang ajah gak pamit sama aku. Ya Tuhan.
Apa yang harus aku lakukan ??? aku tidak kuat menahan semuanya.” Pasrah gadis
itu dan dengan sadarnya air matanya turun membasahi wajah cantiknya itu.
Tidak lama kemudian ponsel di saku
seragamnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Kemudian gadis ini
mengeluarkan ponsel’nya dan membuka isi pesanya.
From : My Lovely
Hai sayang J. Kamu udah pulang belum ??? Atau
masih di sekolah ???
Tak
butuh waktu lama gadis itu menekan tombol reply untuk menjawabnya
To : My Lovely
Hmm, aku udah pulang kok. Udah di rumah. Kenapa ???
Gadis
ini berbohong. Dia sudah terlanjur kecewa dengan kekasihnya itu. Beberapa menit
kemudian ponselnya kembali bergetar
From : My Lovely
Syukur dehh. Makan yah sayang J. Setelah itu
istirahat. Jangan lupa sama pesen aku tadi.
Gadis itu hanya tersenyum masam
melihat perhatian yang ditunjukkan oleh kekasihnya itu. Entah kekasihnya itu
dengan tulus mengatakan seperti itu atau hanya untuk hiburan semata. Karena
gadis ini pu tidak tahu ekspresi dari pangeran hatinya itu. Tapi dia tetap bisa
menghargai usaha kekasihnya itu, karena dengan seperti itu dia masih menganggap
dirinya sebagai kekasihnya. Padahal gadis ini sempat merasa bahwa kekasihnya
itu benar-benar melupakannya.
To : My Lovely
Iyah. Aku gak lupa kok J.
From : My Lovely
Jawabnya lama banget sih sayang. Habis ngapain ???
To : My Lovely
Gak ngapa-ngapain kok. Aku lagi kurang enak badan ajah.
From : My Lovely
Kamu sakit ??? Yaudah aku ke rumah kamu sekarang yah. Aku khawatir
sama kamu.
To : My Lovely
Gak usah. Aku mau istirahat soalnya. Ngantuk banget …
Hoooaaaammm.
From : My Lovely
Yaudah kalo gitu. tidur yang nyenyak yah sayang. Have a nice
dream
Pesan singkat yang di tujukan oleh
kekasihnya itu untuk dirinya. Senyum masam masih merekah di bibirnya. Bukan
senyum ramah seperti biasanya. Sesungguhnya gadis ini tidak tau apa yang
menyebabkan pangeran hatinya dengan ikhlash menerima kecupan anak baru itu.
Bahkan untuk sekedar marahpun tidak terlihat dari wajahnya. Ada apa ini ???
Gadis ini melihat jam di tanganya.
Matanya terbelalak ketika melihat jam di tanganya sudah menunjukkan pukul
15.30. padahal gadis ini keluar dari sekolahnya pukul 14.30. sudah satu jam
rupanya dia berdiam diri di sekolahnya. Kemudian dia berdiri dari keadaan
semula dan menghentikan taksi yang lewat. Setelah itu gadis ini pulang ke
rumahnya.
èèèèèèèèèèèè
“Aku keterlaluan gak yah sama
kejadian tadi. Ya Tuhan. Semoga saja Ify tidak tahu tentang kejadian saat aku
bersama Dea tadi. Adduhhh bisa gawat ni kalo sampai dia tahu. Dia pasti bakal
marah banget. Rio bego bego bego (mengacak acak rambutnya) kenapa kejadian
seperti itu bisa terjadi sihh ???”
Pria ini selalu dihantui rasa
bersalah kepada gadisnya itu jika ia ingat akan kejadian yang menimpa Dea dan
dirinya pada saat berada di dalam ruangan kosong itu seraya mengerjakan tugas
gadis itu. Apa yang harus ia lakukan ??? Haruskah ia jujur ??? Atau malah menunggu
gadisnya mengetahui semuanya sendiri ??? sepertinya itu yang terbaik,
membiarkan gadisnya mengetahui tentang kejadian itu sendiri. Selama gadisnya
tidak tahu mengapa ia harus cerita. Bukankah itu malah membuat masalah baru ???
Yah sepertinya memang begitu.
SKIP
!!!
Keesokan harinya seorang gadis telah
menyisir rambutnya di depan cermin. Menatap wajahnya dan berbicara sendiri
seperti orang bodoh yang hanya tahu bahwa orang yan ada di depan cermin itu
orang lain yang bisa di ajak bicara dan memberi saran.
“Kau tidak cantik Ify, dibanding
dengan ka’ Dea kau jauh lebih buruk, kau tidak pantas bersanding dengan orang
terpenting di sekolah seperti ka’ Rio. Kau terlalu sederhana Ify. Mungkin ka’ Rio
sudah bosan denganmu, makanya dia ngelakuin hal-hal kaya gitu.” Ucap orang yang
berada di cermin kepada Ify.
Setelah dia cukup puas dengan
dandananya dia keluar kamar dan menuruni anak tangga satu per satu. Dan
langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria yang sedang duduk manis di sofa
ruang tamunya.
“Ka’ Rio.” Pekik Ify
“Hai, udah selesaii ??? Berangkat
yuk. Udah siang juga.” Ajak Rio
“Gak, mau apa kakak kesini ???
Aku sudah berjanji dengan pak sopir untuk mengantarku ke sekolah. Jadi lebih
baik kakak berangkat duluan ajah sana.” Ucap Ify dingin
“Kamu kenapa sayang ??? Kok
jawabnya ketus gitu. kamu marah sama aku yah ???”
“Aku tidak banyak waktu untuk
berdebat dengan kakak. Lebih baik kakak berangkat atau aku yang akan berangkat
duluan dengan pak sopir.”
“Yaudah aku berangkat dulu. Kamu
jangan marah sama aku yah sayang. I love you baby.” Ucap Rio seraya keluar dari
rumah Ify menuju ke letak motor ninjanya terparkir kemudian melesat jauh
meninggalkan rumah megah itu.
Gadis ini mendesah pelan melihat
kekasihnya itu. Dia mulai berfikir bahwa kekasihnya benar-benar melupakannya.
Entah apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka nanti. Gadis ini pun
melangkah menuju ke mobilnya dan dia melihat sang sopir sudah stand by di
kemudi mobil. Gadis ini pun masuk dan perlahan-lahan mobil melaju.
SKIP
!!!
Ninja merah memasuki halaman SMA
Bintang. Dan dia langsung memarkirkan motor ninjanya di tempatnya. Setelah itu
dia membuka helm Fullace’nya, memperlihatkan wajah tampanya. Jika pemuda ini
masih single mungkin banyak yang memperebutnya. Beberapa saat kemudian ada
seseorang yang menepuk pundaknya. Otomatis dia pun membalikan tubuhnya
menghadap orang itu.
“Ngagetin aja kamu. Ngapain sihh.
Pagi-pagi udah bikin orang jantungan.” Ketus Rio melihat siapa orang yang telah
membuat jantungnya berdetak lebih kencang (?).
“Hehehe. Sorry brother. Aku gak
ada maksud apa-apa kok. Oya kok gak bareng Ify ???” Tanya orang itu yang
membuat Rio tersentak kaget.
“Itu dia Vin, gatau kenapa,
akhir-akhir ini dia selalu menjauh dari aku. Diajak pergi bareng gak mau, di
ajak berangkat bareng apa lagi. Gatau deh kenapa, kayaknya ada yang dia
sembunyiin dari aku.”
“Selesaian baik-baik deh. Saranku sihh kamu menjauh dari gadis gadis
yang lain ajah.” Ucap Alvin
“Menjauh dari gadis-gadis lain
??? Apa maksudnya ???” Tanya Rio penasaran
“Aku sama kamu lebih pintar kamu Yo,
Jadi aku yakin kamu ngerti maksud aku. Hemm, aku masuk dulu yah, mau ketemu
sama ayang Sivia.” Ucap Alvin nyengir kuda seraya berlalu untuk menemui
kekasihnya.
“Apa maksudnya menjauh dari gadis
lain, emangnya aku deket sama siapa ??” Gumam Rio bingung
Beberapa saat kemudian ada seseorang
yang telah berdiri menggantikan posisi Alvin tadi di hadapan Rio. Sepertinya
pemuda ini masih dalam dunia khayalnya sehingga dia tidak mengetahui ada orang
di hadapannya.
“Hey Rio. Kenapa ngelamun ???”
Tanya orang di hadapan Rio.
“Ah Eh … Dea ??? Ngapain kamu
disini ???” Tanya Rio bingung
“Aku daritadi disini, kamunya aja
yang gak lihat. Ke kelas bareng yuk (meraih lengan Rio).”
“Mmm, gak. Aku lagi nunggu …”
“Nunggu siapa ??? Ayolah Yo, aku
pengin ke kelas bareng kamu.” Ucap Dea dengan nada manja
“Mmm, yaudah lakh. Yuk.” Jawab Rio
seraya melangkah memasuki koridor sekolah.
“Nah gitu dong.” Ucap Tasya
tersenyum kemenangan
Di tengah jalan ada 2 orang gadis
cantik yang sedang berdiri di depan madding. Sepertinya mereka selesai membaca
kabar terbaru dari SMA Bintang. Gadis yang berwajah seperti orang korea menepuk
pelan punggung sahabatnya karena melihat orang yang baru saja memasuki sekolah
dengan berpegangan tangan lebih tepatnya merangkul lengan kekasih sahabatnya.
“Hay sayang …” Sapa Rio dengan
polosnya kepada kekasihnya itu. Sepertinya dia tidak mengetahui apa yang
terjadi kepada kekasihnya itu.
“Mmm Vi, aku pergi kekelas dulu
yah. Sampai nanti.” Ucap Ify kepada sahabatnya itu.
“Fy, Ify tunggu aku (teriak dan
memandang kekasih sahabatnya itu dengan wajah tidak bersahabat dan garang).
Dasar gak punya perasaan.” Ucap Sivia ketus dan langsung berlari mengejar Ify.
“Vi, maksud kamu apa ??? Jelasin
dulu dong.” Teriak Rio ingin mengejar kekasihnya itu tapi ada tangan lain yang
mencegah lengannya agar tidak pergi.
“Ke kelas ajah yuk. Nanti aja
kamu ngatasinya. Udah mau bel.” Ucap Dea.
“Yaudah.” Jawab Rio pasrah
èèèèèèèèèèèè
“Udahlah Fy, kenapa sih kamu
masih tahan aja sama sikap ka’ Rio. Jelas-jelas dia tadi dengan polosnya bilang
sayang sama kamu tapi nyatanya lengan dia dirangkul sama nenek lampir itu.
Ngomong aja sama ka’ Rio Fy, kalo perlu kamu marah sama dia dan Tanya mau dia
apa sebenernya. Aku gak bisa ngelihat kamu terus-terusan nangis kejer kaya gini
CUMA gara-gara ketua osis yang seenaknya itu.” Bentak Sivia kepada sahabatnya
itu.
Mereka berada di atap gedung
lantai 3 di SMA Bintang. Sedangkan sahabatnya hanya duduk seraya memeluk
lututnya itu dan terus menangis. Sedari tadi Cuma kegiatan itu yang dilakukan oleh
sahabatnya itu. Sehingga emosi gadis berambut panjang ini memuncak. Dia tidak
terima kekasih sahabatnya itu menyakiti Ify.
“Udahlah Fy, berhenti menangis
dan ngomong sama ka’ Rio tentang ini semua. Dari pertama, ka’ Dea tuh gangguin
ka’ Rio mulu. Minta di ajarin bikin proposal lakh, minta di temenin kesini
lakh, minta di anterin kesitu lakh, dan yang paling parah dia berani mencium
pipi ka’ Rio. Dasar nenek lampir, dia gak sadar apa kalo ka’ Rio itu punya
kamu.” Cerocos Sivia tidak terima. Sepertinya kebawelan gadis ini mulai kambuh.
“Tapi aku takut ka’ Rio mutusin
aku Vi.” Gumam Ify lirih
“Yaudah lakh, biarin dia mutusin
kamu daripada kamu terus terusan di bikin nangis kaya gini, kamu tuh cantik,
banyak pria yang mau sama kamu. Lupain ka’ Rio kalo ka’ Rio maunya begitu. Yang
penting sekarang kamu ngomong sama ka’ Rio apa maunya. Masalah hasil nanti aja.
Yang penting kamu ngomong dulu sama ka’ Rio.” Cerewet Sivia lagi, lagi dan lagi
(?).
“Pulang sekolah aku janji bakal
meluruskan segalanya.” Tekad Ify
“Nah gitu dong, itu baru
sahabatku.” Ucap Sivia seraya merangkul Ify.
“Hehehe. Makasih yah Vi, kamu
baik banget sama aku. kamu juga selalu ngehibur aku.” Ucap Ify seraya menghapus
air matannya yang masih ada di pipinya.
“Sama-sama cantik. Itu gunanya
sahabat kan ??? Ke kelas yuk.” Ajak Sivia dan Ifypun mengangguk tanda ia setuju
dengan ucapan sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*