Jumat, 12 April 2013

That's All Cause of Love - Part 2


Seorang pria sedang mendribble bola basketnya di dalam kamarnya. Karena pemuda tampan ini mempunyai sebuah kamar yang sangat mewah dan cukup luas sehingga bisa digunakan untuk bermain basket kecil-kecilan, walaupun tidak ada ring’nya. Terlihat pria ini sedang mendribble bola basket tetapi fikiranya melayang jauh ke kejadian di kantin pagi tadi.
“Addduuuhhhh mengapa aku tidak bisa melupakan kejadian itu. Mengapa gadis itu selalu muncul di fikiranku. Mengapa aku tidak bisa melupakan gadis itu. Aku bingung, aku tidak bisa melupakanya, ada apa ini. Aku tidak mungkin menaruh hatiku untuknya.”
            Pada saat pria itu berfikir keras untuk melupakan sosok gadis itu. Rio teringat sesuatu, yah pria tampan ini teringat akan surat pemberian gadis itu. Kemudian dia mulai mencari dan mencari. Setelah beberapa menit mencari, pemuda tampan ini berhasil menemukan surat dengan warna amplop biru dengan dihiasi bunga di sebelah kanan surat, berwarna merah.
            “Mending aku membaca suratnya saja deh, aku penasaran apa isinnya.”
            Pemuda inipun mulai membuka suratnya yang berwarna biru polos dengan diisi tulisan indah yang ditulis oleh gadis itu J. Perlahan tapi pasti pemuda tampan ini membuka surat dari gadis yang membuat dirinnya menjadi frustasi malam ini. Dan gadis itu juga yang juga membuat dirinnya terus memikirkan diri gadis cantik itu dan tidak bisa melupakan bayangan-bayangannya yang selalu melintas di benaknya.

“Dear Ketua Osis SMA Bintang ( kakak Mario Stevano Aditya Haling )
                Hai kak Rio, terima kasih yah karena kau telah membuang-buang waktumu untuk membaca suratku yang tidak berguna ini. Maafkan aku karena aku berani membuat surat untukmu. Karena aku sungguh tidak pantas memberikannya untukmu. Semoga kau bisa menerima dan menyimpan suratku ini.
                Tujuan aku memberi surat yang ku buat untukmu ini adalah hanya karena aku ingin mengucapkan sesuatu. Karena aku berfikir, kalau aku berbicara langsung kepadamu rasanya tidak mungkin dan tidak pantas.
                Kak, kakak harus tau kalau aku sangat kagum sama kakak. Kakak baik dan perduli sama orang lain. Kakak juga ramah. Kakak pintar dan kakak hebat sebagai ketua osis. Aku salut kepadamu, walaupun banyak orang yang memujimu, tapi kakak tidak pernah sombong. Kakak juga keren dan hmmm J tampan … Di dalam fikiranku mengenai kakak adalah SEMPURNA. 1 kata itu memang terlalu singkat, tapi hanya kata itu yang bisa kuungkapkan untuk kakak.
                Maafkan aku, aku telah berani menulis surat untukmu. Tapi aku tidak berharap apa-apa dari kakak. Aku hanya ingin kakak menyimpan surat dariku dan tidak membuangnya. Tapi itu terserah kakak. Sekali lagi  Maafkan aku dan terima kasih.
From : Allyssa Saufika Umari ( X.1 )

Senyum. Itulah ekspresi yang ditunjukkan oleh pemuda tampan itu selama membaca surat dari gadis itu. Ify. Yah nama gadis itu yang membuat seorang Mario Stevano Aditya Haling tidak bisa melupakannya. Entah karena apa, perasaan yang kini membuat seorang ketua osis ini bingung dengan kelakuan gadis manis yang mirip boneka itu.
SKIP !!!
            Keesokan harinya, semua orang memulai aktivitas seperti biasanya seperti Ify dan Sivia. 2 gadis manis ini berjalan menyusuri koridor sekolah untuk memasuki kelas mereka yaitu kelas X.1. Tiba-tiba ditengah perjalanan Sivia menhentikannya. Seperti ada sesuatu K.
“Mengapa kau berhenti ??? Apa ada sesuatu.” Tanya Ify penasaran.
“Mmmm, sepertinya aku harus mengembalikan buku perpustakaan yang ku pinjam kemarin.” Jawab Sivia sambil mengeluarkan buku tebal yang di depan buku bertuliskan FISIKA.
“oh begitu, yasudah. Apa kau mau aku temani untuk mengembalikan buku itu.”
“Terima kasih sahabatku. Tapi sepertinya tidak perlu, karena aku sendiri yang akan mengembalikannya. Lebih baik teruskan saja perjalananmu menuju kelas. Aku akan menyusul nanti.”
“oh yasudah, sampai ketemu nanti.” Ucap Ify seraya meninggalkan sahabatnya itu dan menuju kelas
SKIP !!!
            Setelah mengembalikan buku tebal itu ke perpustakaan. Gadis itupun melanjutkan perjalananya menuju kelas. Tapi sepertinya gadis ini sedang tidak beruntung, karena merasa menabrak seseorang. Setelah tau siapa yang dia tabrak. Gadis itupun langsung menunduk dan mengatakan kata MAAF kepada pria dingin dihadapannya itu. Siapa lagi kalau bukan Alvin.
“Sivia ???” Tanya Alvin dengan tampang cool’nya.
“Maafkan aku sekali lagi, aku tidak melihatmu kak.” Jawab Sivia seraya menunduk
“Tidak apa-apa, sudahlah. Aku juga bersalah karena tidak melihatmu.”
“yasudah tidak apa-apa, aku permisi dulu ya kak J.”
            Baru beberapa langkah gadis itu meninggalkan pria dingin itu, Pria dingin itu sudah memanggil nama Sivia dan menarik tangannya. Perbuatan yang dilakukan oleh pria itu membuat Sivia membalikan badanya dan menatap tajam ke mata bening milik Alvin. Beberapa menit mereka dalam posisi seperti itu, akhirnya mereka sadar dan keduanya terlihat salah tingkah.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu.” Ucap Alvin, pria yang ditabrak Sivia merasa salah tingkah sejak kejadian tadi.
“Tidak apa-apa, ada hal pentingkah yang ingin kau katakan kepadaku.” Ucap Sivia tidak kalah gemetar dengan pria dingin dihadapannya.
“Oh tidak, aku hanya ingin mengatakan kepadamu, apa benar kata-kata yang kau tulis di dalam suratmu.”
“Maksudmu ??? Mmmm, apa kau tidak suka dengan isi suratku itu. Kalau kau tidak suka, buang saja. Aku juga tidak berharap kau menyimpan suratku itu.” Ucap Sivia dengan menundukan kepalanya.
“Tidak, bukan maksudku seperti itu. Tapi aku hanya ….” Potong Alvin
“Sudahlah kak, aku permisi dulu, sebentar lagi bel.” Sivia langsung pergi.
SKIP !!!
            Terlihat seorang pria yang sedang berdiri di lapangan basket. Tetapi pria itu masih bingung mengapa kakinya melangkah menuju ke lapangan basket. Seperti ada sesuatu yang menyuruh hatinya untuk menuju ke lapangan. Padahal sekarang ini jam di tangannya menunjukkan pukul 10.00 tepat. Tapi kenapa kakinya berjalan kearah lapangan ??? Harusnya sekarang ini dia sudah duduk manis di kursi kantin dan memakan makanan yang dia suka.
“Mengapa aku ke tempat ini yah. Harusnya aku menuju ke kantin dan berkumpuldengan teman-temanku.” Ucap Rio, yah pria ini yang sedari tadi bingung mau berbuat apa di lapangan basket.
“ka’ Rio.”
            Tiba-tiba ada seorang gadis yang memanggil nama pria itu. Reflek pria itupun membalikan wajahnya dan mencari seseorang yang memanggil namanya itu.
“Ada apa ???” Tanya Rio masih bingung dengan gadis di hadapannya.
“Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepada kakak.”
“Maksudmu ???” Aku tidak mengerti Ify.”
“Tadi ada seseorang yang menyuruhku menemui kakak. Ternyata kakak berada disini, kupikir ada sesuatu yang ingin kakak sampaikan padaku.” Ucap Ify bingung dengan pria dihadapannya
“Tunggu, aku benar-benar bingung, seseorang ??? siapa ???”
“Kakak menyuruhku datang ke sini bukan ??? Aku tidak mengenal seseorang itu, yang aku tau dia Cuma menyuruhku untuk mencari kakak dan menemui kakak.” Jawab Ify panjang lebar
“Ah, sudahlah. Orang itu hanya membohongimu. Aku tidak pernah menyuruhmu untuk datang menemuiku, yasudah aku pergi dulu.” Ucap Rio seraya pergi
BARU BEBERAPA LANGKAH
“Kakak tunggu, aku ingin berbicara jujur kepadamu.”
“Yasudah cepat katakan. Aku tidak mempunyai banyak waktu.” Ujar Rio cuek
“Aku mau mengakui sesuatu. Bahwa aku sangat kagum dengan kakak. Kakak begitu baik, walaupun kakak tidak pernah mau bertemu denganku, tapi aku senang karena aku bisa berbicara dengan kakak sekarang. Aku tau, sesungguhnya gadis sepertiku tidak pantas berbicara dengan kakak. Aku juga tau, kakak pasti tidak mau bertemu denganku. Setelah ini aku tidak akan mengganggu kakak lagi. Aku akan berusaha untuk melupakan kakak. Terima kasih karena kakak telah membuatku semangat pada saat acara MOS berlangsung. Terimakasih dan aku permisi dulu kak.” Terang Ify seraya meninggalkan pemuda tampan yang masih diam tersebut.
            Senang, bingung, terharu, merasa bersalah, dan tidak percaya. Itulah yang dirasakan oleh pemuda tampan ini sedari mendengar penuturan secara langsung dari mulut seorang gadis manis itu yang membuatnya tidak bisa melupakan sosoknya.
            Pria tampan ini hanya bingung mau menjawab apa dengan penuturan gadis gadis itu. Dia terlihat senang pada saat gadis itu jujur bahwa dia sangat kagum dengan Rio. Tapi pemuda inipun merasa bersalah karena membuat Ify berfikiran kalau Rio tidak mau bertemu dengannya.
èèèèèèèèèèèè
            2 orang sahabat ini sedang melakukan aksi persahabatannya di ruang osis. Memecahkan suatu masalah yang terjadi di dalam diri mereka masing-masing secara bersama-sama.
“Kau kenapa Yo ??? Seperti sedang ada masalah.” Tanya Alvin
“Gadis itu.” Jawab Rio singkat, padat dan tidak jelas
“Maksudmu Ify ??? Kenapa kau tiba-tiba jadi pendiam begini ??? Cuma gara-gara seorang gadis, baru kali ini aku melihatmu seperti orang sedang galau gara-gara seorang gadis.”
“Aku juga bingung. Gadis itu membuatku bingung dengan perasaanku sendiri. Entah karena apa aku selalu nyaman berada di sisinya. Tapi aku juga selalu membuatnya bersedih. Aku bingung mengapa semuanya jadi seperti ini.” Ucap Rio murung
“Yasudah ceritakan saja apa yang kau alami dengan gadis itu pagi tadi, jika aku bisa aku akan membantumu dan memberikan saran yang baik untukmu.”
“Tadi pagi aku pergi ke lapangan basket dan ……..”
            Riopun menceritakan semua yang terjadi kepada sahabatnya itu. Dari awal sampai akhir, pria tampan ini menceritakan dengan sempurna apa yang terjadi di lapangan basket pagi tadi. Sahabatnyapun berusaha untuk menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya sendiri itu.
            Setelah Rio selesai menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu.
“….. Jadi menurutmu aku harus bagaimana ???” Ucap Rio mengakhiri ceritanya
“Lebih baik kau minta maaf padanya. Sepertinya dia sakit hati dengan perbuatanmu. Lagian kan kau yang memulai, masa kau tidak mau minta maaf padanya.” Ujar Alvin memberi saran
“Bukanya tidak mau, tapi aku bingung. Apa kau yakin dia mau bertemu denganku setelah kejadian kemarin !!! Kuarasa tidak. Sekarang dia pasti sangat membenciku.” Ucap Rio merasa pesimis
“Itu menurutmnu, tidak menurutku. Menurutku dia adalah gadis yang baik, jadi dia pasti mau bertemu denganmu. Jangan pesimis seperti itu kawan. Aku yakin kau bisa. I believe you can.”
“Thank’s Vin. I will meet her tomorrow, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat, jadi lebih baik besok saja aku menyelesaikan semuanya.”
“Ok Ok, no problem kawan. Up to you.” Jawab Alvin sambil menganggukan kepalanya
èèèèèèèèèèèè
            Setelah berjam jam, 2 gadis ini menghabiskan waktu mereka setelah pulang sekolah tadi. Mereka memilih MALL karena dengan berjalan-jalan mereka bisa melupakan masalah mereka walau hanya sesaat. Dan melepas lelah setelah seharian mereka mengerjakan tugas sekolah dan menghabiskan waktu di sekolah. Setelah lelah, mereka memutuskan untuk beristirahat di Cafetaria yang terdapat di salah satu mall tersebut. Ify dan Sivia. Yah 2 gadis cantik ini memesan makanan dan minuman untuk mengganjal perut mereka setelah lelah berjalan-jalan.
“Kamu ada hubungan apa dengan ka’ Alvin.” Suara Ify membuat Sivia terkejut dan bingung harus menjawab apa. Pertanyaanya sangat susah untuk di jawab
“Tidak ada hubungan apa-apa. Mengapa kau berfikiran seperti itu.” Jawab Sivia dan bersikap biasa
“Aku merasa, kau dan ka’ Alvin sangat dekat. Bahkan pagi tadi aku melihatmu sedang berbicara dengan ka’ Alvin setelah kamu mengembalikan buku yang kamu pinjam ke perpus. Benarkan ??”
“Ah, eh, mmm … aku hanya ingin meminta maaf dengannya karena aku telah berani menulis surat untuknya.” Jawab Sivia bingung seraya meminum jus Apel yang di pesannya.
“Apa dia sudah tau bahwa kau menyukainya !!”
“Sepertinya tidak. Dan aku tidak ingin dia mengetahuinya. Karena aku yakin, dia sangat tidak suka denganku. Kau tau, menerima suratku saja dia tidak mau.” Ucap Sivia murung
“Jangan pernah  berfikiran seperti itu. Positive thinking aja Vi, siapa tau pemikiranmu salah.”
“Ah sudahlah, aku tidak mau membahas dia lagi. Oh ya, bagaimana dengan perkembangan hubungan kamu sendiri dengan pria misterius itu.” Ucap Sivia seraya mengganti topic pembicaraan
“Perkembangan ??? Memanganya aku dengan dia sudah berhubungan apa, yang jelas aku akan berusaha untuk melupakannya dan aku tidak pernah berbicara lagi dengannya. Aku sudah mengatakan seperti itu kepada ka’ Rio pagi tadi.” Ucap Ify
“Apa ??? Jadi pagi tadi kau sudah berbicara dengan ka’ Rio. Mengapa kau tidak memberitahuku sihh L kau masih menganggapku sahabat kan ???”
“Maafkan aku Vi, bukanya aku tidak mau menceritakannya padamu. Aku juga tidak percaya dengan apa yang aku katakan kepada ka’ Rio. Aku sangat menyesal. Perasaanku sekarang ini bukan suka / kagum saja Vi sama dia, tapi perasaanku sudah berubah menjadi CINTA. Dan sekarang mau gak mau aku harus melupakan dia dan menghapus perasaan cinta ini.” Gumam Ify putus asa
“Fy.” Memeluk Ify
            Mendengar penuturan langsung dari mulut sahabatnya itu, Sivia langsung berhambur memeluk sahabatnya itu. Tangis Ifypun pecah. Dia tidak sanggup menahan air matanya yang sedari tadi ditahannya. Menangis di pelukan sahabatnya. Dia memang sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Sivia yang selalu ada di saat dalam keadaan senang maupun sedih. 2 gadis ini tidak perduli dengan banyak pasang mata yang sedari tadi sudah memperhatikan mereka. Setelah Ify merasa tenang, Siviapun melepaskan pelukanya dan mencoba bertanya kepada Ify.
“Aku sangat tau pasti kau sangat terluka. Menurutku kau tidak harus menepati kata-kata yang kau ucapkan kepada ka’ Rio pagi tadi. Kau masih boleh mencintai dia dan mengagumi dia semaumu, dia juga tidak menyadarinya kan ???” Ucap Sivia memberi saran
“Iyah memang dia tidak tau. Tapi hatiku sangat sakit Vi, sampai kapan aku harus mempertahankan rasa cinta ini ??? sampai ka’ Rio menikah kah.”
“Tidak, tetapi sampai ka’ Rio menyadari bahwa kau mencintai dia dengan sepenuh hatinnya.”
“Aku pikir-pikir lagi yah Vi. Makasih karena kau mau mendengar semua keluh kesahku.”
“Iyah J sama-sama sahabatku. Jangan bersedih lagi ya, kalau kau punya masalah kau ceritakan saja padaku. Siapa tau aku bisa membantumu J
Ify hanya tersenyum mendengar penuturan dari sahabatnya itu. dirinya sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Sivia. Yang selalu ada saat dirinya sedang senang maupun dalam keadaan duka dan penuh luka seperti sekarang ini.
SKIP !!!
            Keesokan paginya, di sebuah sekolah yang sangat megah yang terkenal dengan anak-anaknya yang pintar dan pandai itu. Apalagi kalau bukan SMA Bintang. Terlihat 2 orang pemuda ini sedang berjalan menyusuri jalanan sekolah menuju ke kelas mereka dengan tampang dingin dan sok cool’nya. Setelah sampai di kelas mereka yaitu kelas XI IPA 2, mereka menaruh tas mereka dan duduk serta membuka buku KIMIA untuk dipelajari sebelum guru menjelaskan.
“Aku ingin bertemu dengan Sivia pagi ini.” Ucap Alvin membuka suara
“apa yang ingin kau perbuat kepada gadis itu.”
“Aku hanya ingin berdamai dengannya. Aku mau mengucapkan kata maaf kepadanya.”
“Apa kau serius atau hanya candaan saja. Atau kau lagi sakit yah.” Ucap Rio bingung
“Aku serius, apa wajahku terlihat seperti bercanda (menunjuk wajah’nya sendiri) aku sudah banyak melakukan kesalahan kepadanya.”
“Yasudahlah. Terserah kau saja. Aku pasti akan selalu mendukungmu sobat.”
“Thanks, kau memang sahabatku yang terbaik.”
èèèèèèèèèèèè
            Terlihat seorang pria sedang berlari lari kecil menghampiri 2 orang gadis yang sedang berjalan menuju kelas mereka. Siapa lagi kalau bukan Sivia dan Ify. Mereka berdua akhirnya berhenti di depan Ruang Osis karena merasa ada seseorang di hadapan mereka.
“Ada apa kak, gak biasanya kakak menghampiri kita seperti ini.” Tanya Ify. Sedangkan Sivia hanya berdiam diri di sebelah sahabatnya karena bingung maksud pria dihadapannya.
“mmm … Aku hanya ingin meminta maaf kepada kalian soal kesalahanku yang pernah membuat kalian sebal terutama kau Sivia.” Jawab Alvin gugup
“Aku sudah memaafkan kakak. Mmm .. tapi sepertinya aku harus pergi sekarang karena ada sesuatu yang harus aku selesaikan. Sampai jumpa nanti.”
            Belum sempat Alvin dan Sivia menjawab pertanyaan Ify, Ify sudah berlari menjauh dari mereka. Kini, tinggallah Sivia dan Alvin yang masih terlihat gugup satu sama lain.
“Bagaimana, apa kau mau memaafkanku.” Tanya Alvin
“mmm.”
“ayolahh (pasang muka sayu) aku mohon, maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku yang dulu. Aku juga tidak akan menyakiti perasaanmu lagi.” Ucap Alvin memohon
            Mendengar permohonan kakak seniornya di depannya ini membuat Sivia ingin tertawa terbahak-bahak. Suaranya sangat amat memelas dan ekspresinya benar-benar sangat lucu membuat gadis ini ingin tertawa. Tapi di tahannya karena tidak mau bertengkar kembali dengan kakak senior di hadapannya. Akhirnya Sivia pun mengangguk anggukan kepalannya membuat senyum pria tampan di hadapannya menyunggingkan senyum lebarnya.
“kau sudah memaafkanku. Serius !!!” Ucap Alvin semangat
“Iyah kakak. Aku sudah memaafkanmu.”
“makasih, sekarang kita berteman (mengulurkan jari kelingkingnya)”
“Iyah kita berteman.” Ujar Sivia seraya menyambut uluran jari kelingking Alvin
            Akhirnya mereka berteman. Tidak ada kata sebal dan tidak ada kata benci di dalam kamus mereka masing-masing. Hanyalah kata Pertemanan sekarang. Selama di sekolah mereka selalu melontarkan senyum mereka satu sama lain.



Nah, ini part 2'nya :D
tambah jelek gak ???
Oya guys, gue ada info nih, sebenernya cerbung ini udah pernah gue post di blog gue satunya ...
Blog gue namanya "This is Indah's blog"
Tapi ceritanya yang jadi Yudha sama Vika .. bukan Rio sama Ify .
ini gue ubah sendiri ... jadi loe semua jangan berfikiran gue copas .. karena ini asli di bikin sama gue ..
cuma yang di blog gue satunya gue post bukan nama idola cilik, tapi nama-nama kesukaan gue ..
thanks guys .. monggoh komentarnya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*