Seorang
pria sedang mendribble bola basketnya di dalam kamarnya. Karena pemuda tampan
ini mempunyai sebuah kamar yang sangat mewah dan cukup luas sehingga bisa
digunakan untuk bermain basket kecil-kecilan, walaupun tidak ada ring’nya.
Terlihat pria ini sedang mendribble bola basket tetapi fikiranya melayang jauh
ke kejadian di kantin pagi tadi.
“Addduuuhhhh mengapa aku tidak
bisa melupakan kejadian itu. Mengapa gadis itu selalu muncul di fikiranku.
Mengapa aku tidak bisa melupakan gadis itu. Aku bingung, aku tidak bisa
melupakanya, ada apa ini. Aku tidak mungkin menaruh hatiku untuknya.”
Pada saat pria itu berfikir keras
untuk melupakan sosok gadis itu. Rio teringat sesuatu, yah pria tampan ini
teringat akan surat pemberian gadis itu. Kemudian dia mulai mencari dan
mencari. Setelah beberapa menit mencari, pemuda tampan ini berhasil menemukan
surat dengan warna amplop biru dengan dihiasi bunga di sebelah kanan surat,
berwarna merah.
“Mending aku membaca suratnya saja
deh, aku penasaran apa isinnya.”
Pemuda
inipun mulai membuka suratnya yang berwarna biru polos dengan diisi tulisan
indah yang ditulis oleh gadis itu J. Perlahan tapi pasti pemuda tampan ini membuka
surat dari gadis yang membuat dirinnya menjadi frustasi malam ini. Dan gadis
itu juga yang juga membuat dirinnya terus memikirkan diri gadis cantik itu dan
tidak bisa melupakan bayangan-bayangannya yang selalu melintas di benaknya.
“Dear Ketua Osis SMA Bintang ( kakak Mario Stevano Aditya
Haling )
Hai kak
Rio, terima kasih yah karena kau telah membuang-buang waktumu untuk membaca
suratku yang tidak berguna ini. Maafkan aku karena aku berani membuat surat
untukmu. Karena aku sungguh tidak pantas memberikannya untukmu. Semoga kau bisa
menerima dan menyimpan suratku ini.
Tujuan
aku memberi surat yang ku buat untukmu ini adalah hanya karena aku ingin
mengucapkan sesuatu. Karena aku berfikir, kalau aku berbicara langsung kepadamu
rasanya tidak mungkin dan tidak pantas.
Kak,
kakak harus tau kalau aku sangat kagum sama kakak. Kakak baik dan perduli sama
orang lain. Kakak juga ramah. Kakak pintar dan kakak hebat sebagai ketua osis.
Aku salut kepadamu, walaupun banyak orang yang memujimu, tapi kakak tidak
pernah sombong. Kakak juga keren dan hmmm J tampan … Di dalam fikiranku mengenai kakak adalah
SEMPURNA. 1 kata itu memang terlalu singkat, tapi hanya kata itu yang bisa
kuungkapkan untuk kakak.
Maafkan
aku, aku telah berani menulis surat untukmu. Tapi aku tidak berharap apa-apa
dari kakak. Aku hanya ingin kakak menyimpan surat dariku dan tidak membuangnya.
Tapi itu terserah kakak. Sekali lagi
Maafkan aku dan terima kasih.
From : Allyssa Saufika Umari ( X.1 )
Senyum. Itulah ekspresi yang
ditunjukkan oleh pemuda tampan itu selama membaca surat dari gadis itu. Ify.
Yah nama gadis itu yang membuat seorang Mario Stevano Aditya Haling tidak bisa
melupakannya. Entah karena apa, perasaan yang kini membuat seorang ketua osis
ini bingung dengan kelakuan gadis manis yang mirip boneka itu.
SKIP
!!!
Keesokan harinya, semua orang
memulai aktivitas seperti biasanya seperti Ify dan Sivia. 2 gadis manis ini
berjalan menyusuri koridor sekolah untuk memasuki kelas mereka yaitu kelas X.1.
Tiba-tiba ditengah perjalanan Sivia menhentikannya. Seperti ada sesuatu K.
“Mengapa kau berhenti ??? Apa ada
sesuatu.” Tanya Ify penasaran.
“Mmmm, sepertinya aku harus
mengembalikan buku perpustakaan yang ku pinjam kemarin.” Jawab Sivia sambil
mengeluarkan buku tebal yang di depan buku bertuliskan FISIKA.
“oh begitu, yasudah. Apa kau mau
aku temani untuk mengembalikan buku itu.”
“Terima kasih sahabatku. Tapi
sepertinya tidak perlu, karena aku sendiri yang akan mengembalikannya. Lebih
baik teruskan saja perjalananmu menuju kelas. Aku akan menyusul nanti.”
“oh yasudah, sampai ketemu
nanti.” Ucap Ify seraya meninggalkan sahabatnya itu dan menuju kelas
SKIP
!!!
Setelah mengembalikan buku tebal itu
ke perpustakaan. Gadis itupun melanjutkan perjalananya menuju kelas. Tapi
sepertinya gadis ini sedang tidak beruntung, karena merasa menabrak seseorang.
Setelah tau siapa yang dia tabrak. Gadis itupun langsung menunduk dan mengatakan
kata MAAF kepada pria dingin dihadapannya itu. Siapa lagi kalau bukan Alvin.
“Sivia ???” Tanya Alvin dengan
tampang cool’nya.
“Maafkan aku sekali lagi, aku
tidak melihatmu kak.” Jawab Sivia seraya menunduk
“Tidak apa-apa, sudahlah. Aku
juga bersalah karena tidak melihatmu.”
“yasudah tidak apa-apa, aku
permisi dulu ya kak J.”
Baru beberapa langkah gadis itu
meninggalkan pria dingin itu, Pria dingin itu sudah memanggil nama Sivia dan
menarik tangannya. Perbuatan yang dilakukan oleh pria itu membuat Sivia
membalikan badanya dan menatap tajam ke mata bening milik Alvin. Beberapa menit
mereka dalam posisi seperti itu, akhirnya mereka sadar dan keduanya terlihat
salah tingkah.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud
seperti itu.” Ucap Alvin, pria yang ditabrak Sivia merasa salah tingkah sejak
kejadian tadi.
“Tidak apa-apa, ada hal
pentingkah yang ingin kau katakan kepadaku.” Ucap Sivia tidak kalah gemetar
dengan pria dingin dihadapannya.
“Oh tidak, aku hanya ingin
mengatakan kepadamu, apa benar kata-kata yang kau tulis di dalam suratmu.”
“Maksudmu ??? Mmmm, apa kau tidak
suka dengan isi suratku itu. Kalau kau tidak suka, buang saja. Aku juga tidak
berharap kau menyimpan suratku itu.” Ucap Sivia dengan menundukan kepalanya.
“Tidak, bukan maksudku seperti
itu. Tapi aku hanya ….” Potong Alvin
“Sudahlah kak, aku permisi dulu,
sebentar lagi bel.” Sivia langsung pergi.
SKIP
!!!
Terlihat seorang pria yang sedang
berdiri di lapangan basket. Tetapi pria itu masih bingung mengapa kakinya
melangkah menuju ke lapangan basket. Seperti ada sesuatu yang menyuruh hatinya
untuk menuju ke lapangan. Padahal sekarang ini jam di tangannya menunjukkan
pukul 10.00 tepat. Tapi kenapa kakinya berjalan kearah lapangan ??? Harusnya
sekarang ini dia sudah duduk manis di kursi kantin dan memakan makanan yang dia
suka.
“Mengapa aku ke tempat ini yah.
Harusnya aku menuju ke kantin dan berkumpuldengan teman-temanku.” Ucap Rio, yah
pria ini yang sedari tadi bingung mau berbuat apa di lapangan basket.
“ka’ Rio.”
Tiba-tiba ada seorang gadis yang
memanggil nama pria itu. Reflek pria itupun membalikan wajahnya dan mencari
seseorang yang memanggil namanya itu.
“Ada apa ???” Tanya Rio masih
bingung dengan gadis di hadapannya.
“Bukankah seharusnya aku yang
bertanya seperti itu kepada kakak.”
“Maksudmu ???” Aku tidak mengerti
Ify.”
“Tadi ada seseorang yang
menyuruhku menemui kakak. Ternyata kakak berada disini, kupikir ada sesuatu
yang ingin kakak sampaikan padaku.” Ucap Ify bingung dengan pria dihadapannya
“Tunggu, aku benar-benar bingung,
seseorang ??? siapa ???”
“Kakak menyuruhku datang ke sini
bukan ??? Aku tidak mengenal seseorang itu, yang aku tau dia Cuma menyuruhku
untuk mencari kakak dan menemui kakak.” Jawab Ify panjang lebar
“Ah, sudahlah. Orang itu hanya
membohongimu. Aku tidak pernah menyuruhmu untuk datang menemuiku, yasudah aku
pergi dulu.” Ucap Rio seraya pergi
BARU
BEBERAPA LANGKAH
“Kakak tunggu, aku ingin
berbicara jujur kepadamu.”
“Yasudah cepat katakan. Aku tidak
mempunyai banyak waktu.” Ujar Rio cuek
“Aku mau mengakui sesuatu. Bahwa
aku sangat kagum dengan kakak. Kakak begitu baik, walaupun kakak tidak pernah
mau bertemu denganku, tapi aku senang karena aku bisa berbicara dengan kakak
sekarang. Aku tau, sesungguhnya gadis sepertiku tidak pantas berbicara dengan
kakak. Aku juga tau, kakak pasti tidak mau bertemu denganku. Setelah ini aku
tidak akan mengganggu kakak lagi. Aku akan berusaha untuk melupakan kakak.
Terima kasih karena kakak telah membuatku semangat pada saat acara MOS
berlangsung. Terimakasih dan aku permisi dulu kak.” Terang Ify seraya
meninggalkan pemuda tampan yang masih diam tersebut.
Senang, bingung, terharu, merasa
bersalah, dan tidak percaya. Itulah yang dirasakan oleh pemuda tampan ini
sedari mendengar penuturan secara langsung dari mulut seorang gadis manis itu
yang membuatnya tidak bisa melupakan sosoknya.
Pria tampan ini hanya bingung mau
menjawab apa dengan penuturan gadis gadis itu. Dia terlihat senang pada saat
gadis itu jujur bahwa dia sangat kagum dengan Rio. Tapi pemuda inipun merasa
bersalah karena membuat Ify berfikiran kalau Rio tidak mau bertemu dengannya.
èèèèèèèèèèèè
2 orang sahabat ini sedang melakukan
aksi persahabatannya di ruang osis. Memecahkan suatu masalah yang terjadi di
dalam diri mereka masing-masing secara bersama-sama.
“Kau kenapa Yo ??? Seperti sedang
ada masalah.” Tanya Alvin
“Gadis itu.” Jawab Rio singkat,
padat dan tidak jelas
“Maksudmu Ify ??? Kenapa kau
tiba-tiba jadi pendiam begini ??? Cuma gara-gara seorang gadis, baru kali ini
aku melihatmu seperti orang sedang galau gara-gara seorang gadis.”
“Aku juga bingung. Gadis itu
membuatku bingung dengan perasaanku sendiri. Entah karena apa aku selalu nyaman
berada di sisinya. Tapi aku juga selalu membuatnya bersedih. Aku bingung
mengapa semuanya jadi seperti ini.” Ucap Rio murung
“Yasudah ceritakan saja apa yang
kau alami dengan gadis itu pagi tadi, jika aku bisa aku akan membantumu dan
memberikan saran yang baik untukmu.”
“Tadi pagi aku pergi ke lapangan
basket dan ……..”
Riopun menceritakan semua yang
terjadi kepada sahabatnya itu. Dari awal sampai akhir, pria tampan ini
menceritakan dengan sempurna apa yang terjadi di lapangan basket pagi tadi.
Sahabatnyapun berusaha untuk menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya
sendiri itu.
Setelah Rio selesai menceritakan
semuanya kepada sahabatnya itu.
“….. Jadi menurutmu aku harus
bagaimana ???” Ucap Rio mengakhiri ceritanya
“Lebih baik kau minta maaf
padanya. Sepertinya dia sakit hati dengan perbuatanmu. Lagian kan kau yang
memulai, masa kau tidak mau minta maaf padanya.” Ujar Alvin memberi saran
“Bukanya tidak mau, tapi aku
bingung. Apa kau yakin dia mau bertemu denganku setelah kejadian kemarin !!!
Kuarasa tidak. Sekarang dia pasti sangat membenciku.” Ucap Rio merasa pesimis
“Itu menurutmnu, tidak menurutku.
Menurutku dia adalah gadis yang baik, jadi dia pasti mau bertemu denganmu.
Jangan pesimis seperti itu kawan. Aku yakin kau bisa. I believe you can.”
“Thank’s Vin. I will meet her
tomorrow, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat, jadi lebih baik besok
saja aku menyelesaikan semuanya.”
“Ok Ok, no problem kawan. Up to
you.” Jawab Alvin sambil menganggukan kepalanya
èèèèèèèèèèèè
Setelah berjam jam, 2 gadis ini
menghabiskan waktu mereka setelah pulang sekolah tadi. Mereka memilih MALL
karena dengan berjalan-jalan mereka bisa melupakan masalah mereka walau hanya
sesaat. Dan melepas lelah setelah seharian mereka mengerjakan tugas sekolah dan
menghabiskan waktu di sekolah. Setelah lelah, mereka memutuskan untuk
beristirahat di Cafetaria yang terdapat di salah satu mall tersebut. Ify dan Sivia.
Yah 2 gadis cantik ini memesan makanan dan minuman untuk mengganjal perut
mereka setelah lelah berjalan-jalan.
“Kamu ada hubungan apa dengan ka’
Alvin.” Suara Ify membuat Sivia terkejut dan bingung harus menjawab apa.
Pertanyaanya sangat susah untuk di jawab
“Tidak ada hubungan apa-apa.
Mengapa kau berfikiran seperti itu.” Jawab Sivia dan bersikap biasa
“Aku merasa, kau dan ka’ Alvin
sangat dekat. Bahkan pagi tadi aku melihatmu sedang berbicara dengan ka’ Alvin
setelah kamu mengembalikan buku yang kamu pinjam ke perpus. Benarkan ??”
“Ah, eh, mmm … aku hanya ingin
meminta maaf dengannya karena aku telah berani menulis surat untuknya.” Jawab Sivia
bingung seraya meminum jus Apel yang di pesannya.
“Apa dia sudah tau bahwa kau
menyukainya !!”
“Sepertinya tidak. Dan aku tidak
ingin dia mengetahuinya. Karena aku yakin, dia sangat tidak suka denganku. Kau
tau, menerima suratku saja dia tidak mau.” Ucap Sivia murung
“Jangan pernah berfikiran seperti itu. Positive thinking aja
Vi, siapa tau pemikiranmu salah.”
“Ah sudahlah, aku tidak mau
membahas dia lagi. Oh ya, bagaimana dengan perkembangan hubungan kamu sendiri
dengan pria misterius itu.” Ucap Sivia seraya mengganti topic pembicaraan
“Perkembangan ??? Memanganya aku
dengan dia sudah berhubungan apa, yang jelas aku akan berusaha untuk
melupakannya dan aku tidak pernah berbicara lagi dengannya. Aku sudah
mengatakan seperti itu kepada ka’ Rio pagi tadi.” Ucap Ify
“Apa ??? Jadi pagi tadi kau sudah
berbicara dengan ka’ Rio. Mengapa kau tidak memberitahuku sihh L kau masih menganggapku sahabat
kan ???”
“Maafkan aku Vi, bukanya aku
tidak mau menceritakannya padamu. Aku juga tidak percaya dengan apa yang aku
katakan kepada ka’ Rio. Aku sangat menyesal. Perasaanku sekarang ini bukan suka
/ kagum saja Vi sama dia, tapi perasaanku sudah berubah menjadi CINTA. Dan
sekarang mau gak mau aku harus melupakan dia dan menghapus perasaan cinta ini.”
Gumam Ify putus asa
“Fy.” Memeluk Ify
Mendengar penuturan langsung dari
mulut sahabatnya itu, Sivia langsung berhambur memeluk sahabatnya itu. Tangis Ifypun
pecah. Dia tidak sanggup menahan air matanya yang sedari tadi ditahannya.
Menangis di pelukan sahabatnya. Dia memang sangat beruntung mempunyai sahabat
seperti Sivia yang selalu ada di saat dalam keadaan senang maupun sedih. 2
gadis ini tidak perduli dengan banyak pasang mata yang sedari tadi sudah
memperhatikan mereka. Setelah Ify merasa tenang, Siviapun melepaskan pelukanya
dan mencoba bertanya kepada Ify.
“Aku sangat tau pasti kau sangat
terluka. Menurutku kau tidak harus menepati kata-kata yang kau ucapkan kepada
ka’ Rio pagi tadi. Kau masih boleh mencintai dia dan mengagumi dia semaumu, dia
juga tidak menyadarinya kan ???” Ucap Sivia memberi saran
“Iyah memang dia tidak tau. Tapi
hatiku sangat sakit Vi, sampai kapan aku harus mempertahankan rasa cinta ini
??? sampai ka’ Rio menikah kah.”
“Tidak, tetapi sampai ka’ Rio
menyadari bahwa kau mencintai dia dengan sepenuh hatinnya.”
“Aku pikir-pikir lagi yah Vi.
Makasih karena kau mau mendengar semua keluh kesahku.”
“Iyah J sama-sama sahabatku. Jangan
bersedih lagi ya, kalau kau punya masalah kau ceritakan saja padaku. Siapa tau
aku bisa membantumu J”
Ify hanya tersenyum mendengar
penuturan dari sahabatnya itu. dirinya sangat beruntung mempunyai sahabat
seperti Sivia. Yang selalu ada saat dirinya sedang senang maupun dalam keadaan
duka dan penuh luka seperti sekarang ini.
SKIP
!!!
Keesokan paginya, di sebuah sekolah yang
sangat megah yang terkenal dengan anak-anaknya yang pintar dan pandai itu.
Apalagi kalau bukan SMA Bintang. Terlihat 2 orang pemuda ini sedang berjalan
menyusuri jalanan sekolah menuju ke kelas mereka dengan tampang dingin dan sok
cool’nya. Setelah sampai di kelas mereka yaitu kelas XI IPA 2, mereka menaruh
tas mereka dan duduk serta membuka buku KIMIA untuk dipelajari sebelum guru
menjelaskan.
“Aku ingin bertemu dengan Sivia
pagi ini.” Ucap Alvin membuka suara
“apa yang ingin kau perbuat
kepada gadis itu.”
“Aku hanya ingin berdamai
dengannya. Aku mau mengucapkan kata maaf kepadanya.”
“Apa kau serius atau hanya
candaan saja. Atau kau lagi sakit yah.” Ucap Rio bingung
“Aku serius, apa wajahku terlihat
seperti bercanda (menunjuk wajah’nya sendiri) aku sudah banyak melakukan
kesalahan kepadanya.”
“Yasudahlah. Terserah kau saja.
Aku pasti akan selalu mendukungmu sobat.”
“Thanks, kau memang sahabatku
yang terbaik.”
èèèèèèèèèèèè
Terlihat seorang pria sedang berlari
lari kecil menghampiri 2 orang gadis yang sedang berjalan menuju kelas mereka.
Siapa lagi kalau bukan Sivia dan Ify. Mereka berdua akhirnya berhenti di depan
Ruang Osis karena merasa ada seseorang di hadapan mereka.
“Ada apa kak, gak biasanya kakak
menghampiri kita seperti ini.” Tanya Ify. Sedangkan Sivia hanya berdiam diri di
sebelah sahabatnya karena bingung maksud pria dihadapannya.
“mmm … Aku hanya ingin meminta
maaf kepada kalian soal kesalahanku yang pernah membuat kalian sebal terutama
kau Sivia.” Jawab Alvin gugup
“Aku sudah memaafkan kakak. Mmm
.. tapi sepertinya aku harus pergi sekarang karena ada sesuatu yang harus aku
selesaikan. Sampai jumpa nanti.”
Belum sempat Alvin dan Sivia
menjawab pertanyaan Ify, Ify sudah berlari menjauh dari mereka. Kini,
tinggallah Sivia dan Alvin yang masih terlihat gugup satu sama lain.
“Bagaimana, apa kau mau
memaafkanku.” Tanya Alvin
“mmm.”
“ayolahh (pasang muka sayu) aku
mohon, maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku yang dulu. Aku
juga tidak akan menyakiti perasaanmu lagi.” Ucap Alvin memohon
Mendengar permohonan kakak seniornya
di depannya ini membuat Sivia ingin tertawa terbahak-bahak. Suaranya sangat
amat memelas dan ekspresinya benar-benar sangat lucu membuat gadis ini ingin
tertawa. Tapi di tahannya karena tidak mau bertengkar kembali dengan kakak
senior di hadapannya. Akhirnya Sivia pun mengangguk anggukan kepalannya membuat
senyum pria tampan di hadapannya menyunggingkan senyum lebarnya.
“kau sudah memaafkanku. Serius
!!!” Ucap Alvin semangat
“Iyah kakak. Aku sudah
memaafkanmu.”
“makasih, sekarang kita berteman
(mengulurkan jari kelingkingnya)”
“Iyah kita berteman.” Ujar Sivia
seraya menyambut uluran jari kelingking Alvin
Akhirnya mereka berteman. Tidak ada
kata sebal dan tidak ada kata benci di dalam kamus mereka masing-masing.
Hanyalah kata Pertemanan sekarang. Selama di sekolah mereka selalu melontarkan
senyum mereka satu sama lain.
Nah, ini part 2'nya :D
tambah jelek gak ???
tambah jelek gak ???
Oya guys, gue ada info nih, sebenernya cerbung ini udah pernah gue post di blog gue satunya ...
Blog gue namanya "This is Indah's blog"
Blog gue namanya "This is Indah's blog"
Tapi ceritanya yang jadi Yudha sama Vika .. bukan Rio sama Ify .
ini gue ubah sendiri ... jadi loe semua jangan berfikiran gue copas .. karena ini asli di bikin sama gue ..
cuma yang di blog gue satunya gue post bukan nama idola cilik, tapi nama-nama kesukaan gue ..
thanks guys .. monggoh komentarnya ;)
ini gue ubah sendiri ... jadi loe semua jangan berfikiran gue copas .. karena ini asli di bikin sama gue ..
cuma yang di blog gue satunya gue post bukan nama idola cilik, tapi nama-nama kesukaan gue ..
thanks guys .. monggoh komentarnya ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*