Allyssa Saufika Umari. Gadis berusia 15 tahun yang mempunyai siVit ceria, baik hati dan sangat menyenangkan. Setiap harinya gadis ini selalu tersenyum kepada semua orang yang menyapanya menandakan dia orang yang ramah. Gadis manis ini biasa di sapa oleh teman-temannya dengan sebutan Ify. SMA Bintang adalah sekolah yang ditempati oleh Allyssa Saufika Umari atau Ify. Sekolah barunya ituh membuat gadis cantik ini berfikir kalau dia sudah dewasa. Dan baginya masa putih abu-abu adalah masa dimana siVit Dewasa Ify mulai ada dan berfikir secara dewasa mulai berkembang.
Gadis cantik ini pernah menjadi
primadona di sekolahnya dulu, yakni sekolah menengah pertama atau SMP. Gadis
yang sangat cantik, tinggi, langsing dan mempunyai rambut panjangnya yang
berwarna hitam ini tidak pernah sombong meskipun banyak kaum adam yang menyukai
dirinnya. Itulah Ify, putri dari Bapak Umari dan Ibu Rosalina (?) yang tinggal
di perumahan matahari blok C dengan nomor rumah 69. Nomor rumah gadis ini
adalah angka Vivoritnya. 6 dan 9. MOS telah berakhir dan saatnya Ify memulai
kegiatannya dan mulai beraktifitas seperti biasanya, umumnya siswa SMA lainnya.
“Mah, Ify pamit berangkat sekolah
dulu yah” pamit Ify ramah
“Iya nak, hati-hati dan jangan
bikin masalah yah” Saran Mama Ify
“Pasti ma, papa, Ify berangkat
dulu yah, Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam, hati-hati nak”
SKIP
!!!
Ify sampai di sekolah barunya.
Sepanjang perjalanan menuju ke kelasnya , banyak sekali orang yang menyapa Ify,
dan tentu saja gadis cantik ini membalasnya dengan ramah. Setelah sampai di
kelas, ada seseorang yang sudah menunggunya. Siapa lagi kalau bukan Sivia,
sahabat Ify dari kecil ituh. Sahabat yang selalu ada dan menemani dirinnya dari
kecil hingga sekarang ini.
“Selamat pagi Allyssa Saufika
Umari” Ucap Sivia ramah
“Selamat pagi juga Sivia Azizah J ada apah ni, jarang sekali kamu
menunggu aku seperti ini di kelas, biasanya kan kamu selalu kabur ke Kantin
buat ketemu sama kakak dingin ituh” Ucap Ify panjang lebar dengan semangatnya.
“ hehehe J ada sesuatu yang ingin aku
bicarakan sama kamu.”
“huhuhu, ada maunya. Ya sudah
ceritakan saja.”
“hehehe J kamu sudah membuat surat untuk kakak
kelas belum dari kakak kakak OSIS yang dikasih kemarin. Kamu mau memberinya
untuk siapa Fy. Mmm (berfikir) aku tahu, kau pasti mau memberi surat itu untuk
….” Potong Sivia
“ssssttttt, jangan di sebutin,
kalau mereka semua tahu bagaimana ??? Surat itu aku tujukan memang buat dia.”
Ucap Ify malu-malu
“iya iya maaf, sahabatku ternyata
udah jatuh cinta sama kakak misterius ituh.” Gumam Sivia
“Bukan Cuma aku, kamu juga kan ??? Sama Pangeran Es ituh.” Goda Ify
“Ish Ify, akh kamu mah gituh
(manyun) , jangan di bocorin dong” Ujar Sivia manyun.
“iya iya maap ya Sivia.” Jawab Ify
gemas sambil mencubit ke2 pipi Sivia
“sakkitttt, kamu kebiasaan deh Fy
L”
Sebelum Ify menjawab ucapan Sivia,
terdengar jelas pengumuman dari Osis lewat speaker sekolah bahwa seluruh kelas
X disuruh menuju ke lapangan. Ify dan Siviapun bergegas ke lapangan dan
berbaris sesuai perintah osis. Begitupun teman-teman Ify yang lain, mereka juga
berbaris.
“Bagaimana rasanya setelah kalian
terbebas dari masa MOS adek2 ???” Tanya ketua Osis SMA Bintang yang bernama Mario
Stevano Aditya Haling
“menyenangkan / sedih / gak enak
/ tersiksa / seru / asyik” Koor seluruh siswa kelas X
“ok, kakak hargai semua jawaban
kalian, memang kenyataanya seperti ituh. Ya sudah, sekarang kalian berikan
Surat yang pernah ditugaskan oleh Kakak Osis secara langsung kepada orang yang
kalian tujukan dalam surat yang kalian buat.” Suruh Rio
“Whatttt, sampaikan orangnya
langsung !!! hadduhh bagaimana ini Fy, bisa mati aku kalau ka’ Alvin sampai
tahu aku menulis surat untuknya.” Ujar Sivia pelan kepada sahabatnya ituh.
“kamu fikir Cuma kamu saja yang
terkejut, aku juga, apalagi ka’ Rio kan Ketua Osis, aku takut dia tidak mau
menerima surat dariku.” Ucap Ify Pesimis
Semuanyapun maju untuk memberikan
surat itu kepada kakak Osis yang mereka idolakan. Walaupun beberapa dari mereka
merasa Pesimis dan ragu untuk menyampaikan surat itu. Pemberian suratpun
berakhir, semua anak kelas X diijinkan untuk kembali ke kelas masing-masing.
Karena Hari ini adalah hari pertama KBM, maka acaranyapun Cuma perkenalan.
èèèèèèèèèèèè
Kini saatnya kakak-kakak Osis harus
kerja keras untuk membaca surat dari Vins mereka. Sebagian dari mereka memilih
untuk membaca di rumah dan sebagian ada yang memilih untuk membaca di sekolah.
Sama Halnya dengan Rio dan Alvin. 2 anak ini memang menjadi inceran bagi para
kaum Hawa. Karena selain mereka memiliki wajah yang tampan, mereka juga pandai
dan pintar sehingga banyak piala yang mereka sumbangkan untuk sekolah. Mereka
juga ramah kepada siapapun.
Rio yang notabenya Ketua Osis dan Alvin
yang menjabat sebagai Wakil Ketua Osis ini memang sangat ramah orangnya. Setiap
ada gadis yang ingin berfoto dengannya, mereka selalu menyambutnya dengan
ramah. Tapi menurut mereka yang mempunyai nama lengkap Mario Stevano Aditya
Haling dan Alvin Jonathan Sindunata, belum ada gadis yang mampu membuat mereka
nyaman berada di sisinya. 2 sahabat karib ini tidak pernah mau mencari cinta
sejatinya. Karena menurutnya Cinta Sejati akan muncul jika Tuhan Menghendaki J.
“Vin,apa kau tidak mau membaca
salah satu suratnya ???” Tanya Rio
Alvin
hanya diam diam dan diam. Ternyata dia melamun.
“Vin.” Panggil Rio sekali lagi
dengan melambaikan tangan kanannya tepat di depan wajah Alvin. “Yaelah, nie
anak malah ngelamun gak jelas.” Sungut Rio pelan.
“ekh iya, ada apa Yo.” Ucap Alvin
Gugup
“kau kenapa ??? You Have a
Problem ???” Tanya Rio penasaran
“aku bingung dengan salah satu
adik kelas kita. Aku tidak tau dia siapa.”
“maksudmu ??? aku tidak
mengerti.”
“Begini Yo, pada saat di
memberikan suratnya untukku, dia menunduk, aku fikir dia ada masalah, tapi
sepertinya tidak, apa jangan-jangan dia takut denganku.”
“memangnya kau hantu apah J mmm, apa kau masih ingat surat
gadis itu !!! Cari saja, kalau sudah ketemu beritahu aku di Ruang Osis yah, Ada
hal penting yang harus aku selesaikan disana, ok.” Ucap Rio seraya meninggalkan
sahabatnya
“I agree with you, Thanks my brother,
You are the Best for me Yo.” Teriak Alvin
Mencari dan mencari. Itulah yang
hanya dilakukan oleh Alvin saat ini. Berharap dia tidak lupa cirri-ciri surat
gadis tadi. Dia Coba mengingat ingat dan …….. TEPAT. Alvin menemukan suratnya
dan dia segera ke ruang Osis untuk memberitahu kepada sahabatnya.
èèèèèèèèèèèè
Dilain tempat. Ify dan Sivia
terlihat sangat gugup, gelisah dan tidak tenang. Pilihanya hanya 2, jika kakak
Osis itu menerima surat itu berarti mereka tidak menyobek atau bahkan di buang
ke tempat sampah. Tapi jika sebaliknya L akh itu hanya fikiran mereka saja.
Sekarang jarum jam sudah
menunjukkan pukul 10.00, tandanya itu adalah jam istirahat. Dimana seluruh
siswa SMA Bintang akan berkumpul dengan teman terdekatnya masing-masing dan
berfikir untuk mengisi perut mereka yang kosong dengan jajanan kantin. Untuk
menenangkan hatinya itu akhirnya 2 gadis cantik yang menjadi idola kaum adam
ini melangkahkan kakinya menuju kantin.
èèèèèèèèèèèè
Alvin langsung menghampiri
sahabatnya di ruang Osis. Terlihat dari wajahnya yang mirip orang China ini,
bahwa dia terlihat sangat senang setelah berhasil menemukan surat dari gadis
itu.
“Yo, aku sudah menemukan
suratnya, surat dari gadis ituh.” Ucap Alvin semangat
“beneran ??? yakin gak kalau itu
suratnya.”
“yakin banget, aku baca yah
isinya, aku sangat penasaran dengan isi surat ini.” Ujar Alvin seraya membuka
surat yang beramplop biru itu dan terdapat gambar bunga warna merah di tepi
amplop
“ya sudah. Aku juga sangat
penasaran.” Gumam Rio penasaran
Dear : Ka’ Alvin Jonathan Sindunata
Hai
kak, apa kabar ??? Basi banget yah pertanyaan aku. Hehehe J.
Maaf kak, aku tidak bermaksud tidak sopan, aku hanya bingung mau menyampaikan
apa sama kakak. Terima kasih karena kakak mau membaca surat dariku. Mungkin
surat dariku ini sangat tidak penting dan tidak berarti apa-apa buat kakak.
Tapi seenggaknya aku bisa menulis surat ini untuk kakak.
Bagi
aku, kakak adalah yang terbaik. Kakak tampan, keren, ramah, baik hati dan
perhatian sama semua orang. Aku kagum sama kakak. Dan aku bersyukur banget bisa
memberi surat ini untuk kakak. Maaf kak, aku lancang menulis seperti itu untuk
kakak. Tapi itulah kenyataannya. Terima kasih karena kakak telah membaca surat
ini. Dan aku juga berharap kakak menyimpan surat ini dan tidak membuanganya J
From : Pengagummu ( Sivia Azizah )
“Sivia, yah nama gadis itu Sivia
tepatnya Sivia Azizah. Dan di sini dia jujur kalau dia pengagumku, baru kali
ini aku menemukan gadis seperti ini.” Ucap Alvin tetapi matanya tak pernah
lepas dari kertas Ungu itu. Surat dari gadis yang membuatnya bingung
“Sepertinya dia pengagum
terbesarmu, melalui surat itu aku bisa menyimpulkan seperti itu. Apa kau
berinisiatif untuk membalas surat gadis itu ???” Ucap Rio berkomentar
“Sepertinya tidak, aku ingin
melihat sejauh mana dia bertindak untuk menyakinkan aku kalau dia kagum
padaku.”Ujar Alvin tersenyum seraya melipat suratnya.
èèèèèèèèèèèè
Ify dan Sivia sampai di kantin dan
mencari bangku yang kosong untuk mereka. Setelah itu mereka duduk dan memesan
makanan yang mereka suka.
“Kira-kira suratku sudah dibaca
belum yah sama ka’ Rio.” Ucap Ify tiba-tiba
“Menurutku, ka’ Rio tidak mungkin
membaca surat itu sekarang, mungkin belum.” Ucap Sivia yakin seraya mengaduk
aduk minuman yang dipesannya yang kini tepat berada di hadapannnya.
“Yah. Sepertinya memang begitu.
Tapi aku yakin kalau surat pemberianmu pasti sudah dibaca oleh ka’ Alvin.” Ujar
Ify seraya meminum jus Jeruk yang dipesannya.
“Sok tau kamu, mana mau ka’ Alvin
membaca suratku itu.” Sivia terlihat pesimis
“Sejak kapan sahabatku mudah
menyerah kaya gitu. Semangat dong Siviaaa, biasanya kan kalau kamu belum mendapatkan
sesuatu yang belum kamu dapat, kamu akan berusaha untuk mendapatkan sesuatu itu
kan ???” Ujar Ify menyimpulkan
“Tapi bukan dalam situasi kaya
gini Fy.” Ucap Sivia sebal
“Bagiku itu sama saja, eh lihat
tuh (menunjuk 2 cowo tampan yang baru memasuki kantin) ada ka’ Rio dan Ka’ Alvin.”
“Hadduhhh L kita pergi dari sini yuk
sekarang.” Sivia menarik tangan Ify untuk pergi
Pada saat 2 gadis itu ingin
melarikan diri dari bangku yang mereka duduki sekarang. Baru beberapa langkah, Rio
dan Alvin sudah berada di depan mereka. Merekapun memberhentikan langkahnya dan
menatap 2 insan di hadapannya. Yang di tatap hanya memasang tampang datar dan
sok cool dengan memasukkan ke2 tanganya ke dalam saku celananya.
Padahal 2 gadis yang mereka tatap
itu sudah gemetar setengah mati. Tapi 2 pemuda itu malah bersikap biasa-biasa
saja dan menatapnya dengan tampang datar. Seolah-olah 2 oarng yang ada di
hadapannya sekarang hanya juniornya yang tidak mempunyai arti apa-apa.
“Maaf kak” koor Sivia dan Ify
kompak
“Atas dasar apa kalian meminta
maaf , memangnya kalian punya salah sama kami ???” Tanya Rio masih dengan
tatapan datarnya.
“Mmmm (berfikir) anu kak, anuu ….
Mmmm.” Jawab Ify gugup
“Sudahlah, kamu (menunjuk Ify)
yang membuat surat untukku bukan, sepertinya dugaanku tidak salah, benar kan
kau menulis surat itu dan ditujukan untukku.” Tanya Rio kepada Ify
Allyssa Saufika Umari, yah itu
adalah nama dari gadis yang sedang jatuh cinta kepada seorang Ketua Osis SMA
Bintang. Tapi yang harus ia fikirkan sekarang adalah dia harus menjawab apa
dari pertanyaan pangeran hatinya itu. Akhirnya Ify memilih untuk tidak menjawab
dan menunduk.
“Hey, aku sedang berbicara
kepadamu. Kenapa kau malah menunduk. Tidak sopan tau, kau tau tidak kalau orang
yang ada di hadapanmu adalah seniormu yang wajib kau hormati” Hardik pemuda
tampan itu kepada gadis di hadapannya.
“mmm iya kak, sekali lagi maafkan
aku.” Ucap Ify masih menundukan kepalanya
“kau ini kenapa ??? Daritadi aku
hanya mendengar kata maaf darimu. Memangnya kau punya salah apa ???” Tanya Rio
lagi dan kelihatan kalau pria ini sedang kesal dengan gadis dihadapannya.
“Bukan maksudku seperti itu, aku
hanya takut jika kau akan marah kepadaku karena aku lancang memberikan suratku
untukmu.”
“Mengapa kau harus berfikiran
seperti itu ??? Bukankah memang dari Osis yang menyuruh selauruh kelas X untuk
membuat surat itu dan memberikannya untuk salah satu kakak Osis ???”
Sahabat karib yang hanya
mendengarkan perdebatan antara Ify dan ketua Osis ini hanya bisa menjadi
pendengar yang baik dan tidak berani untuk memisahkan mereka ber2. Bahkan Sivia
dan Alvin tidak sadar, jika mereka sangat berdekatan dan lengan sebelah kanan Sivia
menempel pada lengan sebelah kiri pria dingin itu. Entah sampai kapan mereka
akan menyadarinya. Mungkin mereka akan sadar jika 2 orang yang ada di
hadapannya berhenti adu mulut. Entahlah J ……. !!!!
“Tapi aku terlalu berani untuk
mengungkapkan isi hatiku melalui surat itu kak. Dan aku juga terlalu berani
memberikannya padamu.”
“Itu terserah kamu mau memberi
suratnya kepada siapa saja yang kau pilih. Kenapa kau malah Pesimis begitu, kau
harus tau, murid SMA Bintang gak ada kata Pesimis dalam kamus Besar ….” Potong Rio
“Hey, sudah-sudah … Mengapa kau
jadi ribut dengan gadis ini sih (menunjuk Ify). Tujuan kita kesini kan buat
makan bukan untuk ribut.” Ucap Alvin yang sedari tadi ingin membuka mulut
melihat 2 orang dihadapanya itu
Bukanya menjawab, Rio malah melihat
sesuatu yang aneh yang terjadi pada sahabatnya itu. Karena penasaran, dia melihat
sahabatnya itu dari ujung kaki sampai puncak kepala secara bergantian terus
menerus sampai yang ditatap malah bingung dengan tingkah laku sahabatnya itu.
“Hey, mengapa kau melihatku
seperti itu ??? apa ada yang aneh dengan
keadaanku !!!” Tanya Alvin yang masih belum sadar akan gadis disebelahnya.
Akhirnya Rio menyadari. Ternyata
gadis disebelahnyalah yang membuat sahabatnya terasa berbeda. Setau dirinya,
sahabatnya yang mirip orang Korea itu tidak pernah berdekatan dengan seorang
gadis. Tapi dengan gadis sebelahnya ??? Entahlah, hanya Alvin yang bisa
menjawab.
Sivia yang menyadari dirinya sangat
berdekatan dengan pria disebelahnya langsung menjauhkan dirinya dan berdiri
tepat sebelah sahabatnya. Dan dirinnya langsung memalingkan pandangannya karena
merasa bahwa pipinya telah berwarna merah, salting.
“Maaf, aku tidak bermaksud
seperti itu.” Ucap Sivia menunduk karena mukanya merah.
Alvin yang menyadari hal itupun jadi
salah tingkah dan bingung apa yang harus dia lakukan. Akhirnya dia lebih
memilih untuk menghampiri sahabatnya dan berdiri di sebelah pemuda tampan itu
sambil menyembunyikan mukanya yang terasa merah merona.
“Ah eh, iyaaa. Aku juga minta
maaf, tapi aku benar-benar tidak sadar akan hal itu. Maafkan aku sekali lagi.”
Ujar Alvin Gugup
“Tidak apa-apa kak, kami permisi
dulu, Maafkan aku ka’ Alvin. Permisi kak.” Ucap Sivia seraya menarik tangan
sahabatnya yang mirip seperti boneka Barbie itu.
SKIP
!!!
Malam harinya Ify terbaring di
tempat tidur memikirkan kejadian yang terjadi pagi tadi di sekolahnya tepatnya
di kantin sekolah. Entah karena apa, berkali-kali Ify membuka buku pelajaran
yang ia pinjam di perpus sekolah dan
berusaha untuk memahaminya tetapi tidak ada satupun materi yang masuk ke dalam
otaknya. Pikiranya selalu melayang jauh ke kejadian bersama sahabatnya dan two
most wanted in the school tadi pagi.
“Aku tidak menyangka bisa
berbicara langsung dengan ka’ Rio. Walaupun hanya sementara tapi rasanya senang
sekali bisa berbicara denganya. Akh dia selalu membuatku penasaran dengan
tingkahnya itu. Kira-kira dia sudah mempunyai pujaan hatinya belum yah. Yang
aku inginkan sih dia belum mempunyai kekasih. Tapi akh sudahlah, aku juga tidak
pantas untuknya.”
Nah, ini dia Part 1'nya :D
gimana ??? memuaskan gak ???
please comment'nya .. gue tunggu kedatangan loe di blog gue :)
Bagus ceritanya, selalu suka sama tulisan2 kakak
BalasHapus*saran aja yaa kak , menurutku bahasa yg kakak gunakan buat cerbung ini terlalu baku untuk ukuran sebuah cerbung remaja*
Thanks buat sarannya ya de', emang sengaja buat cerbung ini tak bikin baku.
BalasHapusKhusus buat ini, karena ini itu awal aku buat cerita soalnya :D
Thanks buat kunjungannya ^^