Bel
pulang pun nyaring terdengar hamper di seluruh ruangan SMA Bintang. Semua siswa
pun berhamburan keluar kelas dan pulang dengan kendaraan masing-masing dan ada
yang menggunakan kendaraan umum. Berbeda dengan seorang gadis yang berjalan
sendirian menyusuri jalanan sekolah untuk menuju ke depan sekolah. Tiba-tiba
ada seseorang yang mengagetkannya.
“Allyssa Saufika Umari” Panggil
seseorang dari belakang Ify
Setelah tau siapa yang memanggil
gadis ini pun meneruskan jalannya tanpa melihat lebih lama siapa orang yang
memanggilnya. Baginya, dia seperti tidak ada di sekolah ini
“Wait me Fy, please !!!” Ucap
pria yang memanggilnya yg ternyata adalah ketua osis SMA Bintang. Dan pria
tampan ini langsung menyamakan dirinnya sehingga berjajar dengan gadis cantik
itu.
“Ada apa.” Ucap Ify dingin
“Aku ingin berbicara kepadamu.
Ikut aku sekarang.” Ucap Rio seraya menarik tangan gadis dihadapannya dengan
kasar
“kakak sakit, lepasin !!!” Bentak
Ify dan berusaha melepaskan tangannya
“Ikut aku jika kau tidak mau
terjadi apa-apa denganmu. Ayo !!!” Ajak Rio dengan memaksa.
“Kakak lepasin, sakit banget kak.
Aku mohon lepaskan.” Ucap Ify dengan suaranya yang bergetar karena menahan
sakit di tangannya
Rio langsung membalikan tubuhnya
karena mendengar suara isakkan tangis yang berasal dari gadis di belakangnya
dan melepaskan tangannya dan menatap gadis di hadapannya yang sedang kesakitan
akibat perbuatannya tadi.
“Aw sakkkittt.” Pekik Ify
“Maafkan aku, tangan kamu sudah
tidak apa-apa kan ???” Tanya Rio lembut
“I hate you kak. Kakak bilang
tangan aku tidak sakit, Hah !!! Sakkkittt banget kak, kenapa kakak tidak
membunuhku sekalian daripada harus menyiksaku seperti ini.” Gumam Ify bergetar
“Ify, maafkan aku, aku tau aku
sangat salah terhadapmu, aku min ….” Potong Rio
“Sudahlah, aku tidak mau bertemu
denganmu lagi. Dan kakak jangan pernah memanggilku lagi, jangan pernah
menganggapku lagi, anggap aja kita tidak pernah bertemu.” Ucap Ify menahan
tangis dan berlari meninggalkan Rio seorang diri di lorong sekolah yang sudah
sangat sepi.
“Mungkin ini belum waktunya.”
Gumam Rio seraya pergi ke rumahnya
èèèèèèèèèèèè
“Kak tunggu dong, kakak kenapa
sih. Dari tadi kakak juga tidak kelihatan, aku tidak melihatmu seharian ini,
kakak kenapa sih sebenarnya, maafkan aku jika aku punya salah kak.” Ucap Sivia
memohon kepada pangerannya itu setelah Sivia berhasil menghentikan langkah
Wakil ketua Osis ini.
“Aku tidak marah kepadamu. Aku
hanya merasa lelah setelah seharian mengerjakan tugas Osis.”
“Tapi kakak tuh kelihatan sekali
kalau kakak marah kepadaku. Maafkan aku kak.”
“Aku kan sudah bilang, aku hanya
merasa lelah. Kau ini kenapa sih, kamu memang tidak pernah mengerti apa yang
aku rasakan. Kamu selalu membuatku jadi tambah merasa lelah” Bentak Alvin dan
reaksi gadisnya hanya menangis dan menangis
“Vi, tadi aku tidak bermaksud
untuk …” Potong Alvin
“Jadi aku hanya merepotkanmu
selama ini. Maafkan aku kak, aku tidak akan merepotkanmu lagi sekarang.” Ujar Sivia
seraya meninggalkan Alvin
Alvinpun hanya bisa melihat gadisnya
itu dengan perasaan campur aduk. Marah, kesal, merasa bersalah, khawatir,
kangen. Itulah yang saat ini dirasakan oleh pria tampan ini. Sedangkan Sivia
langsung menjauh keluar sekolah dengan berlinangan air mata dan menghentikan
taksi serta pulang menuju ke rumahnya.
“Aku harus mengikutinya …
perasaanku tidak enak.” Ucap Alvin seraya berlari menuju motornya dan melaju
mengikuti taksi yang membawa kekasinya itu
èèèèèèèèèèèè Di dalam taksi
“Non, kenapa menangis. Kekasih
non ya, yang membuat non seperti ini.” Tanya Pak Sopir
“Mmmm, tidak pak. Bukan kekasih
saya ko’ yang membuat saya seperti ini.” Ucap Sivia seraya menghapus air
matanya yang mengalir deras
(“Ternyata hubungan kita selama
ini hanya membuatmu lelah kak. Aku baru sadar kalau kakak selama ini tidak
mencintaiku. Apa yang harus aku lakukan sekarang ??? Haruskah aku memutuskan
hubunganku dengan kakak supaya kakak bisa merasa nyaman”) Batin Sivia
Pada saat Sivia sibuk dengan
pikirannya itu. Tiba-tiba ada sekelompok pemuda yang sepertinya seusia Rio dan Alvin
berhenti tepat di depan taksi yang ditumpangi oleh Sivia dengan menggunakan
motornya masing-masing. Kira-kira ada 4 orang yang berhenti tepat di depan
mereka.
“Pak, ada apa. Siapa mereka.”
Ucap Sivia ketakutan dengan pemuda yang kini sudah ada di samping kaca jok
belakang taksi
“Saya juga tidak tau non, harus
bagaimana ini.” Ujar Pak Sopir gemetar
“Heh, Cepat keluar dari mobil
kalian atau kalau tidak aku akan membakar mobil ini sekarang. Cepat keluar !!!”
Bentak salah satu dari kelompok pemuda itu
“Non, sebaiknya kita keluar
mengikuti saran mereka, tenang saja non, bapak akan melindungi non.”
“I … ii .. ya pak …” Ucap Sivia
gemetar dan keringat dingin mulai membasahi pelipisnya
2 orang langsung menodong Pak Sopir
dan 2 orang lainnya sudah mendekap Sivia dan membekap mulutnya dengan tangan
mereka dengan kasar ..
“Mmmppppp.” Gumam Sivia berkaca
-kaca yang sedang dibekap oleh salah satu dari mereka.
Pak Sopir pun langsung melawan
dengan 2 orang di hadapannya. Karena dia terus-teruan melawan maka salah satu
dari 2 orang yang membekap Sivia akhirnya ikut melawan Pak Sopir. Pak Sopir pun
kalah dan dia jatuh dengan muka yang berdarah karena terus-terusan di hantam
oleh ketiga kelompok itu. Sedangkan Sivia langsung menangis setelah tau pak
Sopir kalah.
“Lepaskan aku, mau apa kalian.
Tolong tolong. Hmmmppppp …” Ucap Sivia ketika tanganya sudah mulai mengendur
dalam membekap mulut Sivia
“Heh, jika kau ingin selamat
mending kau diam saja yah. Aku tidak mau apa-apa dari barang-barangmu, aku
hanya ingin kamu. Hahahaha ….”
“Hmmmmpppp, lepaskan aku…” teriak
Sivia menangis dan yang masih dibekap oleh pemuda jahat itu.
“Hey, lepaskan dia.” Teriak
seseorang dan sepertinya Sivia sangat mengenali orang itu.
“Siapa kau. Berani-beraninya kau
berbicara seperti itu. Memangnya apa hubungan kau dengan gadis ini.”
“Hey, kau dengar ya, dia itu
kekasihku, aku ini kekasihnya. Jadi lepaskan dia atau kalau tidak kalian semua
akan berurusan denganku.”
“kak Alvin.” Gumam Sivia
“hahahaha …. Segampang itu aku
melepaskannya. Tidak lah, aku itu tidak bodoh dan tidak bisa dibohongi olehmu.
Kau pikir kami takut terhadapmu. Four in one. Okeh, kalau itu maumu.”
“hey lepaskan dia.” Ucap Alvin
yang tidak tega melihat gadisnya menangis ketakutan dan di bekap oleh pemuda
itu. Akhirnya Alvin memutuskan untuk melawan orang yang membekap kekasihnya itu
terlebih dahulu, karena tidak tega melihat gadisnya seperti itu. Akhirnya Alvin
pun berhasil, pemuda itu langsung jatuh tersungkur setelah mendapatkan pukulan
di perutnya
“Kau tidak apa-apa kan ??? Sudah
yah jangan menangis lagi. Aku ada disini untukmu.” Ucap Alvin seraya menghapus
air mata Sivia dan langsung memeluk Sivia erat.
“Kakak, aku takut” Gumam Sivia
tetapi Alvin mendengarnya
“heyy, kurang ajar kau. Kalau kau
berani lawan kami.” Bentak salah satu dari mereka
“sayang, sekarang kau sembunyi di
belakang pohon itu yah. Inget jangan keluar sebelum aku suruh. Cepat lari aku
akan menjagamu.” Gumam Alvin kepada gadisnya itu
Akhirnya perkelahian pun tidak bisa
dihindarkan. Alvin melawan mereka 4 orang sekaligus. Alvin hanya mendapatkan
pukulan di sebagian mukanya dan bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Setelah
beberapa menit mereka berkelahi, Alvinpun berhasil menyelasaikan perkelahian
itu. Dan 4 pemuda itu langsung meninggalkan tempat itu menggunakan motornya
itu. Alvin pun langsung menghampiri gadisnya yang sedang ketakutan di belakang
pohon.
“Sivia” Panggil Alvin yang
melihat gadisnya duduk sambil menangis dan memeluk lututnya itu
“kak Alvin aku takut kak.” Ucap Sivia
sesenggukan seraya memeluk Alvin erat.
“Iya sayang, aku tau. Sekarang
kau sudah aman bersamaku (melepaskan jaketnya dan memakaikannya kepada gadisnya
itu) biar tidak dingin. Sekarang kita pulang yuk. Sebentar lagi hujan.”
“Kak, kita tolongin Pak Sopir
dulu, kasihan dia. Kita bawa ke rumah sakit dulu yah.”
“Iyah yuk kesana. Pak, pak bangun
pak” Ucap Alvin seraya membangunkan sopir taksi itu.
“Hmmmm, Aww …” Ucap Pak Sopir
seraya merintih kesakitan.
“Bapak tidak apa-apa, biar saya
bantu ke rumah sakit yah pak.”
“Tidak usah den, bapak masih
sanggup buat menjalankan mobilnya kok, non tidak apa-apa kan ???. Maafkan saya
yah non, saya tidak bisa melindungi non tadi.”
“Tidak pak, terima kasih karena
telah menolong saya, biar kami bantu bapak ke rumah sakit yah.”
“Tidak usah non, bapak masih
sanggup.”
“Tidak apa-apa pak, biar saya
bantu untuk membawa bapak ke rumah sakit. Sebagai tanda terima kasih karena
bapak telah menolong kekasih saya.”
“Tidak usah, tidak apa-apa.
Sungguh, bapak masih sanggup.”
“Yasudah pak, kalau bapak masih
tetep pada pendirian bapak itu. Ini ada beberapa uang untuk membayar ongkos
kekasih saya tadi dan sisanya untuk pengobatan bapak.”Ucap Alvin seraya
memberikan beberapa jumlah uang kepada Pak Sopir itu.
“Terima kasih den, non.
Seharusnya kalian tidak usah repot-repot.”
“Tidak apa-apa pak,”
“Yasudah, terimakasih yah den
terima kasih ya non, bapak permisi dulu.” Ucap Pak Sopir seraya menaiki
mobilnya dan melaju
Kini hanya ada 2 insan ini di tengah
jalan yang sangat sepi itu.
“Mmmm, kau tidak apa-apa. Mereka
tidak berbuat apa-apa kan terhadapmu.” Tanya Alvin khawatir
“Iya kak, terima kasih banyak.
Aku punya hutang kepadamu. Terima kasih sudah menolongku dan membayar Taksi tadi,
aku janji aku akan menggantinya.” Ucap Sivia seraya menunduk karena takut
melihat mata bening milik kekasihnya itu
“Sayang, aku itu kekasihmu. Mengapa
kau berbicara seperti itu. Maafkan aku atas kejadian tadi yah. Aku hanya
sedikit kesal dengan tingkahmu tadi pagi. Kata-kataku tadi hanya alasan belaka
sayang. Supaya kau tahu apa kesalahanmu. Sungguh, kau sama sekali tidak merepotkanku.
Aku juga tidak bosan denganmu. Aku sangat sayang kepadamu. Aku hanya takut jika
aku akan kehilanganmu. Sekali lagi maafkan aku.” Ucap Alvin serius dan menatap
tajam ke gadis dehadapannya
“Aku sempat berfikir kalau
kata-kata kakak tadi adalah perasaan kakak yang sebenarnya kepadaku. Aku merasa
aku adalah gadis yang sangat merepotkan untuk kakak. Kalau kakak benar-benar
sayang kepadaku kakak tidak mungkin mengatakan hal yang membuatku sakit kak,
aku tau kakak sedang emosi tadi, tapi tidak seharusnya kakak mengucapkan
kata-kata kasar kepadaku kan ???”
“Vi, please maafkan aku. Aku tau
aku salah. Tapi aku benar-benar sayang kepadamu, aku ingin kau selalu ada
disisiku. Please Vi, maafkan aku, aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan
maaf darimu. Aku juga bersedia jika aku harus bersujud di hadapanmu. Kau
menyuruhku untuk membunuh dirikupun aku sanggup Vi, maafkan aku.”
“Kak, bangun, aku mohon bangun aku
sudah memaafkan kakak. Aku juga sangat menyayangi kakak. Maafkan aku juga, aku
terlalu kekanak-kanakkan.”
“Serius kamu sudah memaafkanku.”
Ucap Alvin dengan semangatnya
“Iyah.”
“Makasih sayang. Aku janji akan
selalu menjagamu.” Ucap Alvin seraya memeluk gadisnya itu.
“Iyah kak. Aku percaya kok sama
kakak.” Jawab Sivia membalas pelukan Alvin
“Sekarang kita pulang yuk. Udah
sore. Yuk.” Ucap Alvin seraya menggandeng tangan Sivia
SKIP
!!!
Malam harinya adalah malam minggu.
Terlihat seorang pria yang memakai kemeja berwarna putih dan celana jeans hitam
serta dibalut dengan Stell’an jass berwarna hitam sedang melihat bayangan
dirinya di cermin. Berkali kali pria ini memperbaiki penampilannya. Setelah
merasa bahwa dirinya perfect, diapun keluar dari kamarnya dan menuruni tangga
rumahnya untuk kebawah.
Dan terlihat bundanya sedang
menonton tv dengan adik semata wayangnya di ruang keluarga. Riopun menghampiri
mereka dan langsung pamit.
“Bun, Rio berangkat dulu yah.”
Pamit Rio seraya membetulkan dasinya di kemeja putihnya.
“Mau kemana Yo.” Tanya Bundanya
“Mau ke rumah ka’ Ify bun,
biasalah mau berkencan dengan pacar barunya itu.” Sela Sivia
“Heh, anak kecil. Jangan sok tau
kamu. Ify itu bukan pacarku. Memang sih bun, aku mau ke rumah Ify, tapi hanya
sekedar minta maaf, bukan mengajak dia untuk berkencan.”
“hahaha, bohong tuh bun, kalau
Cuma mau minta maaf gak mungkin serapih itu kan ???” Goda Sivia
“Ish, kamu tuh …” Potong Rio
“Udah udah. Ko malah berantem
sih. Yaudah be rangkat sana. Hati-hati
yah.” Sela Bunda
“jadi bunda mengijinkan Rio buat
pergi malam ini ???” Tanya Rio
“Iya dong. Anak bunda kan udah
besar, tapi ingat waktu yah, jangan kemaleman pulangnya.”
“Siap Bun, yaudah Rio berangkat
yah (mencium punggung tangan Bunda) dah adek kecil yang cerewet.” Ucap Rio
seraya pergi dan langsung ke tempat mobilnya.
SKIP !!!
Pria tampan ini memasuki halaman
rumah yang sangat luas. Dan langsung turun dari mobilnya dan langsung menekan
bel rumahnya. Terlihat dari wajahnya jika dia terlihat sangat gugup. Sudah
berulang kali dia menekan bel rumah itu. Tapi tak ada seorangpun yang membuka
pintunya.
èèèèèèèèèèèè
Terlihat gadis yang sangat manis itu
sedang membolak balikan majalahnya. Gadis ini berusaha untuk focus dan
berkonsentrasi ke majalahnya tapi bayangan pangeran hatinya itu selalu
terngiang ngiang di otaknya. Menjadikan gadis ini tidak bisa berkonsentrasi.
“Aduh, aku itu kenapa sih. Please
Ify, jangan terus membayangkan dia lagi.” Ucap Ify seraya menaruh majalahnya di
meja di hadapannya.
Saat ini dia sedang sendirian di
rumahnya. Karena kedua orang tuanya sedang ada tugas di luar kota. Dan kakaknya
sedang berkencan dengan kekasihnya itu. Maka tinggalah dia sendiri di rumah
hanya di temani bibi dan pak sopirnya. Beberapa saat kemudian ada suara bel
terdengar dari luar rumahnya.
“Bi, bibi lagi dimana. Itu diluar
ada tamu bi.” Teriak Ify kepada Bibinya
“Iya non, sebentar, Bibi bukain
dulu ya non.” Ucap Bibi seraya pergi ke
pintu dan membuka pintunya.
èèèèèèèèèèèè
Rio memutuskan untuk berhenti menekan
bel rumah mewah itu dan memilih berdiri di depan pintu dan membelakangi
pintunya. Beberapa saat kemudian ada bunyi suara pintu. Otomatis Rio langsung
membalikan tubuhnya dan melihat wanita paruh baya yang sedang berdiri di pintu.
“Maaf den, cari siapa yah.” Tanya
Bibi
“Mmmm, Ify nya ada bi, saya mau
bertemu dengannya.” Jawab Rio to the point
“Oh, non Ify, ada ada. Sebentar
ya den, Bibi panggilkan dulu.” Ujar Bibi dan masuk ke dalam rumah
èèèèèèèèèèèè
“Maaf non, di luar ada seorang
pria yang mencari non Ify, katanya mau bertemu dengan non.” Ujar Bibi sangat
sopan kepada majikannya.
“Siapa bi ???” Tanya Ify
penasaran
“Bibi tidak tau non.”
“Oh, yasudah. Bibi boleh masuk
lagi ke dalam.”
“Ya non, bibi permisi dulu.”
Ifypun bangkit dari duduknya dan
langsung keluar menuju kearah pintu.
èèèèèèèèèèèè
“Ka’ .. ka’, ka’ Rio.” Panggil Ify
gugup.
“Hay, aku tidak menggagumu kan
malam ini. Aku hanya ingin berbicara sebentar sama kamu Fy. Sebelumnya aku
minta maaf jika aku tidak memberitahumu bahwa aku akan datang kesini. Yang
kedua aku hanya ingin meminta maaf atas kejadian kemarin.” Terang Rio
“Yasudah, kakak masuk dulu. Tidak
enak jika bicara di luar seperti ini.” Tawar Ify
“Iya terimakasih.” Ucap Rio
seraya mengikuti Ify menuju kedalam rumahnya.
“Duduk kak. Mmmm .. tujuan kakak
kesini hanya ingin meminta maaf kepadaku ???” Tanya Ify
“Mmmm, bukan hanya itu. Tapi
tujuan aku utamanya memang itu. Aku tidak bermaksud kasar terhadapmu Fy, kalau
aku boleh jujur, aku melakukan itu semua semata-mata hanya karena aku ingin
dekat denganmu. Aku tau tindakanku sangat tidak pantas. Maafkan aku, aku akan
melakukan apa saja asal kau mau memaafkanku Fy, please maafkan aku. Aku sangat
menyesal.” Terang Rio serius
“Mmmmm, sebenarnya aku sangat
benci terhadap kakak. Karena perbuatan kakak yang seolah-olah menjadikanku
boneka yang bisa kakak manfaatkan seenaknya. Kakak seolah olah hanya
membutuhkanku jika kakak butuh. Tapi jika kakak sudah tidak butuh kakak
benar-benar cuek kepadaku.”
“Fy, aku tau aku salah. Tapi aku
…”
Ucapan Rio terpotong karena
tiba-tiba Bibi datang dengan membawa 2 gelas yang berisi es jeruk yang di taruh
di atas nampan.
“Silahkan diminum den. Permisi
non.” Ucap Bibi
“Iya terimakasih bi.” Sahut Ify
“Fy, dengarkan aku. Aku sangat
menyesal dengan semua perbuatanku. Aku mau melakukan apa saja keinginanmu Fy,
bahkan jika kau mau aku terjun ke jurang sekarang pun aku mau asal kamu
memaafkanku.” Ucap Rio sungguh-sungguh
“Mengapa kakak begitu antusias
meminta maaf kepadaku. Biasanya jika kakak berbuat salah terhadap orang lain kakak
selalu cuek dan tidak mau mengucapkan kata maaf. Tapi ini …”
“Karena aku menyayangimu.” Ucap Rio
memotong ucapan Ify
“kakak tidak usah bercanda deh,
gak lucu kak. Ini bukan waktunya untuk bercanda yah.”
“Aku serius. Jadi bagaimana, apa
kau mau memaafkanku.” Tanya Rio lagi
“Mmmmm, oke. Tapi ada syaratnya.”
Ucap Ify seraya senyum penuh kemenangan.
“Apa ???”
“Kakak harus menulis kalimat
‘MAAFKAN AKU IFY, AKU MEMANG SALAH. AKU MINTA MAAF’ sebanyak 1000 kali di
kertas folio dan membuat iklan yang intinya minta maaf kepadaku dan langsung di
tempel di madding sekolah. Dan hari senin harus sudah jadi semuanya Bagaimana
???”
“Mmmm, okeh. Aku akan membuatnya.
Tapi, aku kesini ingin mengajakmu dinner bersamaku sekarang.”
“Dinner ???” Tanya Ify tak
percaya
“Iya. Please kali ini aja kau mau
mengikuti kemauanku.” Pinta Rio memelas
“Iya. Sebentar aku ganti baju
dulu. Sebentar yah.” Ucap Ify seraya pergi ke kamarnya di lantai atas
èèèèèèèèèèèè
Rio menunggu dengan membaca majalah
yang ada di ruang tamu itu. Sesaat kemudian Ify muncul dari atas tangga dan
menyusuri satu persatu tangga di rumahnya itu. Rio Nampak terkejut dengan apa
yang dilihatnya.
(‘Astaghfirullah,
itu bidadari atau bukan yah. Cantik banget’) Batin Rio
Rio memandang Ify dengan tatapan
yang tidak enak dipandang. Pria tampan ini tampak diam dan tidak berkedip
melihat gadis yang sedang berjalan ke arahnya itu. Gaun berwarna hitam
dilengkapi dengan jepitan rambut berwarna merah yang menyandar di rambutnya itu
menambah gadis ini Nampak sangat cantik. Sabuk yang melingkar di tengah gaunnya
yang berwarna merah menandakan jika gadis ini sangatlah cantik dan anggun pada
malam itu.
“Mmmm, kak .. kak Rio .. hey.”
Ucap Ify seraya melambai lambaikan tangannya di depan wajah Rio.
“Eh .. mmm. Iya iya.” Ucap Rio
gugup setelah dia sadar dari mimpinya
“Kenapa ??? ko’ ngelamun ???
Mmmm, aku jelek yah.” Ucap Ify seraya melihat dandanannya.
“Enggak ko’. Cantik sekali malah.
Eh, maksud kakak kamu itu gak jelek. Iyah gituh.” Jawab Rio gugup
“oh gituh. Mmmm, berangkat
sekarang yuk kak, keburu terlarut malam.”
“Yaudah yuk.” Ucap Rio seraya
pergi menuju ke mobilnya.
èèèèèèèèèèèè
Di perjalanan mereka hanya diam dan
sesekali CCP (Curi Curi Pandang) satu sama lain. Salting. Itulah yang dirasakan
mereka berdua ketika mata mereka bertemu.
èèèèèèèèèèèè
Mereka sampai di sebuah taman yang
sangat indah. Kemudian Rio memarkirkan mobilnya ke tempat parkir setelah itu
mereka berdua masuk ke dalam taman tersebut. di taman itu terdapat beberapa
pohon mawar yang sangat indah. Jika melihat ke bawah akan ada beberapa lampu
dari rumah penduduk yang membentuk hati <3. Keren dan sangat indah sekali.
“Waw. Indah sekali kak. Ini
rancangan siapa yah. Benar benar indah.” Komentar Ify
“Iya. Taman ini memang paling
indah di Jakarta.” Jelas Rio
“Duduk disana yuk kak.” Ujar Ify
seraya menunjuk kursi yang ada di taman itu dan menarik tangan Rio seraya duduk
di kursi panjang itu.
“Keren yah. Indah sekali” Gumam Rio
setelah melihat air terjun di depannya. Walaupun air terjun itu jauh dari
taman. Tetapi masih bisa dilihat dari taman itu
“Iyah J Mmmm, kakak tau dari mana tempat
ini. Ini sangat indah kak. Amazing J” Ucap Ify
“Tau dari seseorang.” Jawab Rio
murung dan pikirannya melayang jauh ke kejadian dulu
“Mmmm, siapa dia ??” Tanya Ify
seraya menatap pria tampan yang kini sedang bersamanya
“Dia Cinta pertama aku. Namanya
Tasya. Tasya Putri Anggraeni. Orang yang udah merubah aku jadi pria yang
dewasa. Selalu berfikiran positif dan bersahabat. Dia juga yang membuat aku
merasakan betapa indahnya punya CINTA. Cinta sederhana dari seorang gadis.”
Jelas Rio dan tatapannya lurus kedepan dan tidak melihat gadis yang kini
disebelahnya
“Mmmm, sekarang Tasya dimana
kak.”
“Dia di Amerika. Dia pindah
setelah dia lulus di kelas VIII SMP. Dan kelas IX dia memutuskan untuk pindah
ke Amerika karena harus ikut orang tuannya kesana. Dan terpaksa aku harus
memutuskan hubungan kita. Pada saat itu aku sangat kehilangan dia. Keadaanku
setelah dia tidak ada disampingku benar-benar parah.” Terang Rio sedih
“Apa sifat cuek dan galak kakak
selama ini juga gara-gara dia.” Tanya Ify hati-hati
“Iya. Semenjak dia pergi aku
kembali ke sifatku yang dulu. Cuek, Galak, gak perduli sama orang, gak
bersahabat, sensitive dan gak suka bercanda.” Jawab Rio
“Oh gituh.” Gumam Ify
“Tapi sekarang aku udah jadi pria
yang ceria, perduli sama orang, bersahabat, berfikiran dewasa dan lebih
mementingkan orang lain. Aku juga punya pengganti Tasya.” Ujat Rio seraya
menatap Ify dengan tatapan lembutnya membuat Ify salting.
“Si .. si . siapaa kak.” Tanya Ify
Gugup.
“Kamu.” Jawab Rio sukses membuat
kedua pipi Ify bersemu merah
Ify sangat kaget dengan jawaban Rio.
Dia hanya bisa diam menunggu pria dihadapannya berbicara lagi. Baru kali ini
jantung gadis cantik ini Dag Dig Dug jika berada di sebelah Pria.
“Mmm, apa kamu pernah merasakan
yang namannya Cinta pada pandangan pertama ???. Love at the First Sight Fy???”
Tanya Rio
“Tentu. Dengan orang yang baik
tentunya.”
“Oya ??? Mmm, sama aku yah.”
Tanya Rio PD
“Ihhhh PD. Gak. Bukan sama kakak
ko’. Awalnya sih aku emang suka sama kakak. Tapi kakak terlalu nyebelin dan
selalu membuatku bersedih. Kakak hanya membuat aku selalu menangis.” Ujar Ify
“I’m sorry baby. Aku benar-benar
minta maaf. Sekarang aku ingin jujur. Aku melakukan itu semua karena aku takut
kehilangan kamu. Aku benar-benar tidak rela jika kamu itu jatuh ke pria lain
selain aku. Aku sungguh-sungguh menyayangimu. Aku minta maaf. Tapi orang yang
bisa membuatku merasakan CINTA setelah Tasya adalah Kamu.” Jelas Rio seraya
menatap gadis dihadapannya tajam
“Kak. Kakak tidak usah memberiku
harapan lagi.” Jawab Ify datar
“Tidak Ify. Tapi aku ingin
membuat semuanya menjadi kenyataan. Aku sangat menyayangimu. Believe me, please
!!!”
“Aku butuh bukti bukan janji.
Semua pria sama saja. Kata-kata yang dikeluarkan itu pasti hanya untuk
sementara. Jika sudah puas pasti langsung dibuang.” Ucap Ify yakin
“Tidak Ify, aku serius. Oke, apa
yang kamu mau sekarang. Bukti apa yang kamu mau. Atau kamu mau aku terjun ke
jurang yang disana (menunjuk jurang). Oke, aku siap.”
“Tidak. Aku hanya ingin yang
sederhana saja. Buatkan dermaga untukku. Sederhana saja. Dan di tengah tengah
dermaga itu ada nama panggilanku menggunakan bunga mawar. Kakak bisa memetiknya
disini. Bagaimana ??? apa kakak bisa mengabulkan permintaanku ???” Tanya Ify
“Oke. Apapun akan kulakukan
untukmu. Kau tunggu disini sebentar. Aku akan kembali lagi dan menunjukkan
dermaga itu kepadamu.” Jawab Rio seraya pergi dan mulai memetik mawar
èèèèèèèèèèèè
Rio membuatnya di tempat yang jauh
dari tempat yang sekaranag Ify tempatin. Supaya dia tidak tahu jika Rio akan
membuat surprise untuknya. Rio melakukan itu semua dengan senang hati demi
gadisnya yang sangat ia cintai itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*