Senin, 19 Agustus 2013

Gue Kena Karma - Part 4 (RIFY)

Sinar matahari yang akan terbenam membuat langit yang tadinya cerah berubah menjadi kekuningan. Dan sebentar lagi akan berubah menjadi warna gelap. Ck. Sama seperti perasaan pemuda ini. Rio sekarang sedang berada di jalan raya. Dirinya bersiap untuk pergi ke club basket’nya. Tapi sebelum itu, dia harus ke rumah sahabat mama’nya untuk mengantarkan kue yang di buat oleh tangan mama’nya langsung. Dan mau tidak mau dirinya harus mau.

Sebenernya. Rio sangat tidak ingin untuk bertemu dengan gadis itu dulu. Dirinya ingin menghirup udara segar dulu. Dirinya tidak ingin merasakan sesak di dadanya setelah mendengar perkataan pahit dan kasar yang keluar dari mulut mungil gadis itu. ck. Terlalu sakit jika sekarang dirinya harus mendengar perkataan kasar itu. tapi sekarang, Rio harus merasakan sesak jika bertemu dengan gadis itu.

Rio telah sampai di depan rumah sahabat mama’nya itu. masih dengan perasaan gugup karena berkali kali pemuda ini menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara kasar. Di tangannya sudah ada bingkisan yang disusun rapi oleh mama’nya. Dengan masih dengan perasaan gugupnya. Pemuda ini menekan bel rumah yang terletak di sebelah pintu dan menempel di tembok rumah itu. harapan dia. Semoga saja bukan gadis itu yang membukakan pintu. Tapi ternyata harapannya tidak terkabul.

“Ngapain loe disini.” Cukup mendengar kalimat pembuka saja pemuda ini langsung merasakan sesak di dadanya. Ini yang ia hindari sejak tadi. Sekarang ini, Rio hanya tidak mau bertemu dengan gadis ini. Dirinya masih ingin menghirup udara segar di luar sana.
“Heh, loe bener-bener gak ada kerjaan lain kayaknya. Ngapain sih loe. kalau gak ada perlu lebih baik loe pulang sekarang.”
“Mama kamu ada Fy ???” Tanyanya lembut dan dibalas oleh tatapan tajam dari gadis di hadapannya.
“Mau ngapain ??? Cari perhatian lagi ??? Gak mempan.”
“Mmm, mau nganterin kue ini kok. Dari mama. katanya buat mama kamu.”
“Oh. Mama lagi gak ada di rumah. Lagi pergi.”
“Kemana ???”
“Kepo banget sih loe. ya pergi. Pergi kemana juga bukan urusan loe. Atau maksud loe, loe mau nyusulin gitu ??? Cari muka banget.”
“Bukan gitu. Yaudah nih kuenya. Kasih ke mama kamu ya Fy.” Ucap Rio seraya menyerahkan bingkisan yang sedari tadi berada di tangannya ke Ify.
“Hmm.”
“Yaudah. Aku langsung pamit aja.”
“Yaudah pergi sana. Semakin loe cepet pergi dari sini semakin baik.”
“Aku Pamit Fy.”
“hmm.” Jawab Ify masih dengan nada ketus. Dan Rio hanya menghela nafas sedalam-dalamnya supaya dapat mengobati hatinya yang kembali terasa sesak mendengar kata-kata Ify.

Selama perjalanan menuju ke club basketnya. Rio masih memikirkan kata-kata Ify. Selama ini gadis itu tidak pernah mau menganggap dirinya. Sebenernya dia bingung. Apa yang membuat gadis itu begitu benci kepadanya. Sudah 4 bulan dirinya seperti orang gila yang kerjaannya hanya mengejar gadis itu. memberikan apa yang dia rasa dibutuhkan untuk gadis itu. Dan selama ini pula gadis itu tidak pernah mau memberikan pemberiannya satupun.

Sebenernya pemuda ini lelah. Lelah menjadi pengagum gadis itu. tentunya tanpa di kagumi kembali. Bahkan untuk di anggapnya pun tidak bisa. Kelakuan gadis itu sekarang sedang berputar di otaknya. Selama 4 bulan juga dia harus merasakan sakit di dadanya. Tapi pemuda ini terlalu cinta dengan gadis itu. Rio ingin selalu melindunginya. Tapi perkataan Alvin membuatnya pusing.

‘Cewe gak Cuma dia Yo. Dia itu Cuma salah satu gadis yang pernah masuk ke dalam kehidupan loe. tapi apa pernah dia nganggep loe ada. Ataupun sekedar menganggap loe sebagai orang yang mengaguminya. Loe itu ganteng, baik, pinter. Apalagi yang kurang dari loe ??? Banyak di luar sana cewe yang suka sama loe bro. jangan mengandalkan Ify terus. Dia bukan cewe yang baik buat loe. mendingan loe lupain dia dan belajar buka hati loe buat cewe lain.’

Kata-kata sahabat baiknya itu menyadarkan dirinya dari mimpi buruknya selama ini. Dia sadar. Sampai kapanpun Ify tidak akan pernah bisa melihat dirinya. Sampai kapanpun Ify tidak akan bisa membalas perasaanya. Buat apa dia melakukan ini semua jika akhirnya seperti ini. Lebih baik dia mengakhiri semuanya daripada merasakan sakit di dadanya setiap harinya. Dia sudah cukup lelah menghadapi tingkah gadis itu.

Tidak kerasa. Pemuda itu sudah sampai di club basket’nya. Langsung saja pemuda ini memarkirkan motornya dan langsung bergegas untuk menuju kamar ganti untuk mengganti bajunya setelah melihat teman-temannya di lapangan sudah menunggunya.

***************
Seperti yang dipikirkan kemarin olehnya. Kemarin sore dia benar-benar memikirkan semua kejadian yang selama ini terjadi di hidupnya. Tentunya bersama dengan gadis itu. dan dirinya sudah tahu apa yang harus dilakukannya hari ini. Hari ini tidak seperti biasa. Pemuda itu tidak membawa sesuatu untuk diberikan ke Ify. Seperti  biasa roti coklat kesukaanya dan juga minuman dingin. Pemuda ini tidak melakukannya. Dan ia sudah bertekad untuk berhenti berbuat ulah gila itu.

Sedangkan di kelas Ify. Gadis ini mengernyitkan keningnya bingung. Ify melirik jam tangannya masih dengan face begitu. Kemudian dirinya membatin “Tumben jam segini tuh orang gak gangguin gue.” Tapi ia langsung menepis semua pemikirannya. Bagaimana bisa dirinya memikirkan pemuda itu, yang harus ia pikirkan sekarang adalah Gabriel. Cowok yang berhasil merebut hatinya. Mungkin. Dan gadis ini menggeleng gelengkan kepalanya membuat sahabatnya yang duduk satu bangku dengannya memandangnya heran.

“kenapa Fy ???” Tanya Sivia, salah satu sahabat Ify. Sedangkan kedua sahabatnya yang lain yang bernama Shilla dan Agni belum datang. Buktinya tempat yang mereka duduki di belakang Ify dan Sivia masih kosong.
“Kenapa apanya ???” Tanya Ify bingung.
“Kok geleng-geleng kepala gitu ??? Ada masalah ???”
“Gak Vi. Lagi mikirin sesuatu aja.”
“Oh. Mikirin Gabriel apa Rio ???” Pertanyaan Sivia membuat Ify menatap padanya tajam. Kenapa sahabatnya membahas tentang Rio.
“Rio ??? Ngapain juga gue mikirin dia. gue lagi mikirin Gabriel. Kok sampe saat ini tuh anak belum nembak gue yah.” Dustanya mengalihkan pembicaraan. Padahal sedari tadi Ify sedang memikirkan pemuda itu. Mengapa Rio sampai saat ini belum menuju ke kelasnya untuk memberi roti coklat seperti biasa kepadanya.
“Oh Gabriel. Mungkin dia lagi nyari saat yang tepat kali Fy.”
“Mungkin.” Jawab Ify singkat, karena entah mengapa. Dirinya jadi tidak mood mendengar nama Gabriel. Yang dirinya fikirkan saat ini malah …… Ahh, tidak mungkin dia memikirkan pemuda itu.

Bel berbunyi nyaring menghentikan obrolan Ify dan sahabatnya itu. lagi-lagi gadis ini melirik jam di tanganya. Apa yang membuat pemuda itu tidak menemui dirinya seperti biasa. Apa dia lelah. Apa dia sudah terlalu lelah menerima semua perlakuan buruknya selama ini. Ahh. Mengapa jadi memikirkan pemuda itu.

***************
“Bro. Tumben loe.”
“Tumben kenapa ???” Tanya Rio heran mendengar ucapan sahabatnya di sampingnya kini. Guru yang mengajar di jam ini sedang ada tugas di luar kelasnya. Jadi beliau Cuma memberi tugas untuk kelas Rio.
“Ya elo tadi pagi udah duduk manis di sini. Biasanya kan loe baru masuk kelas kalau bel masuk bunyi. Seperti biasa. Loe ke kelas princess loe itu dan loe sok perhatian gitu ngasih dia roti coklat. Ck.”
“Lagi gak mood gue.”
“Jadi, loe beneran gak ngasih roti coklat buat dia ???” Tanya Alvin kaget.
“Iya. Kenapa emangnya ???”
“Gue kaget bro. loe kenapa ??? Sakit ??? Panas nih pasti.” Ucap Alvin seraya menyentuh dahi Rio menggunakan tangannya.
“Apaan sih. Gue fine.” Jawabnya seraya menepis tangan Alvin.
“Fine ??? Tapi gak biasanya. Bukannya hal itu udah jadi kebiasaan loe.”
“Ya, gue mau berhenti buat ngejar ngejar dia. gue capek. Bener kata loe waktu itu. Percuma gue nunggu dia. Gak ada gunanya.”
“Good job bro. ini baru sahabat gue.” Ucap Alvin senang melihat sahabatnya yang ingin berhenti berbuat ulah seperti biasanya untuk gadis sok itu.
Rio yang berniat berbicara mengundurkan niatnya setelah mendengar teriakan teman-teman cowoknya yang pada histeris keluar kelas. Rio mengangkat alisnya bingung. Begitupun dengan Alvin. Ada apa ??? Masalahnya ini tidak seperti biasanya. Biasanya yang histeris kan para cewek di sekolahnya. Mengapa sekarang malah para cowok yang histeris seperti itu.
“Ada apa sih ???” Tanya Alvin pada Rio yang di balas Rio dengan mengangkat bahunya tanda dia juga tidak mengerti. Setelah itu. dia bertanya kepada teman cowoknya yang masih berada di dalam kelas. Gila. Temannya yang bernama Patton itu tengah menyisir rambutnya. Ck.
“Patton. Ada apa sih ??? Histeris semua gitu ??? Loe lagi, ngapain sisiran di sekolah.” Tanya Alvin bingung melihat temannya yang satu itu.
“Yeee. Loe gak tahu emang ??? Tuh di luar, ada bidadari bro. gila tuh cewek cantiknya Naudzubillah deh pokoknya. Gue mau dandan dulu supaya dia jadi suka sama gue gitu. Kalo loe gak lihat, nyesel loe ntar.”
“Bidadari ??? Serius loe. gue jadi penasaran.” Ucap Alvin dan langsung menghampiri Rio. “Bro, ada bidadari katanya di luar. Kayaknya sih anak baru. Lihat yuk bro. siapa tahu loe jadi suka sama dia.”
“Gak Vin. Gak mood gue.”
“Ah terserah loe deh. gue lihat dulu yah bro.” Ucap Alvin langsung ngacir keluar kelas untuk melihat bidadari yang katanya sangat mempesona itu.
Benar saja. Setelah Alvin keluar kelas. teman-temannya banyak yang sedang membicarakan gadis itu. bahkan teman cowoknya yang biasanya tidak suka bergosip hari ini jadi penggosip semua. Alvin menghela nafas kecewa. Dirinya tidak bisa melihat bidadari itu secara langsung. Karena katanya dia sudah masuk ke ruang kepala sekolah untuk menentukan kelasnya dimana. Semua kaum adam sedang berdoa agar mereka bisa satu kelas dengan gadis itu.
“Ya Allah, semoga hamba bisa satu kelas dengannya.”
“Ya Allah, hamba ingin menjadi pacarnya. Kabulkan ya Allah.”
“Ya Allah, jadikanlah dia bidadari di hatiku ya Allah. Aku tahu, kalau Kau menciptakan bidadari itu untuk turun ke bumi karena Engkau ingin mengirimnya untukku Ya Allah. Terima Kasih Ya Allah.”

Alvin bergidik mendengar ucapan teman-temannya yang sedang berdoa itu. mereka seperti orang gila. Terutama kalimat yang ia dengar paling panjang itu. ck. Temannya yang bernama Daud itu memang selalu membuat lelucon. Tapi mendengar ucapannya yang seperi itu. Alvin jadi ingin mau muntah. Bisa-bisanya temannya yang bernama Daud itu memiliki sifat yang amat menjijikan itu. cissh.

Kejadian yang sama terjadi di kelas Ify. Semua teman cowoknya semuanya pada berebut ingin keluar kelas karena ingin melihat seorang gadis yang katanya anak baru dan pindahan dari luar negeri itu. Ck. Begitu cantiknya kah gadis itu sehingga membuat semua teman cowoknya jadi berpaling kepadanya ??? Dia tidak yakin jika gadis itu lebih mempesona di bandingkan dirinya. Tapi bukan hanya semua teman cowoknya di kelas. tapi hampir semua siswa di SMA Star yang sedang berebut ingin melihat gadis itu.

Di saat seperti ini dirinya malah teringat dengan pemuda yang selama ini selalu mengejarnya. Apakah pemuda itu juga begitu antusias melihat gadis itu ??? Apakah dengan kedatangan gadis itu dia akan melupakan dirinya sebagai orang yang ia kagumi 4 bulan ini ???

Perasaan takut menyelimuti dirinya. Apakah dirinya takut, jika pemuda itu memilih berhenti untuk menganggunya dan memilih mendekati gadis pindahan luar negeri itu ??? Tidak. Ini tidak mungkin. Dirinya kan tidak menyukainya. Biarkan saja seperti itu. bukannya lebih baik jika pemuda itu tidak mengganggunya lagi. Bukankah lebih baik jika pemuda itu melupakan dirinya dan berhenti untuk berbuat ulah kepadanya.

“Ada apaan sih. Rame bener.” Ucap Agni seraya melongokan kepalanya menuju ka arah pintu.
“Biasa anak baru. Bikin geger satu sekolah. Ck. Apa bagusnya tuh cewe sih. Sampe sampe semua cowok di sekolah ini pada tergila gila.” Jawab Sivia males.
“Biasa. Kan masih baru-barunya Vi. Kalau udah bosen kan mereka semua juga berhenti berbuat ulah kaya gitu. semua anak baru kan ngebosenin. Ya nggak guys ???” Ucap Shilla menyambung.
“Iya iya bener banget loe.” Setuju Agni diangguki langsung oleh Sivia.
“Fy. Malah bengong.” Ucap Shilla seraya menyikut tangan sahabatnya itu yang langsung menyadarkan gadis itu.
“Ah eh. Nggak. Nggak papa gue.” Jawabnya bingung plus kaget.
“Kenapa Fy ??? Gak biasanya ??? Masih mikirin Gabriel ???” Tanya Sivia.
“Nggak. Gue gak lagi mikirin dia kok.”
“Ah gue tahu. loe lagi mikirin Rio kan ???” Tebak Agni membuat sahabatnya yang satu itu menatapnya tajam seakan tidak terima dengan perkataanya barusan.
“Nggak lah. ngapain juga gue mikirin tuh cowo. Kaya gak ada yang lebih penting aja. Gue lagi mikirin anak baru itu tahu. penasaran gue sama wajahnya.”
“Oh. Gue kira loe kena karma.” Ucap Agni seraya nyengir dan membuat kedua sahabatnya yang lain ikut tertawa.
“Rese loe.”
“Hahaha.”

***************
Kedatangan anak baru di SMA Star mengejutkan satu sekolah. Terutama buat para kaum adam. Mereka semua berebut ingin berkenalan dengannya. Banyak kaum adam yang berpendapat bahwa gadis itu mirip sekali dengan Selena Gomez. Artis muda asal Amerika itu. face’nya yang cute membuat semua kaum adam ingin memilikinya. Mungkin hanya beberapa yang tidak tertarik dan tentunya untuk kaum adam yang sudah memiliki seorang pacar berusaha untuk tidak tertarik. Walaupun aslinya ingin sekali berfoto berdua dengannya.

Yang lebih menggegerkan adalah, ternyata gadis itu masuk kelas XI IPA 1. Kelas Rio, Alvin dan teman-temannya yang lain. Dan itu membuat kaum adam yang menempati kelas XI IPA 1 bersorak senang. Terutama Daud dan Patton yang masuk kategori cowok alay di kelasnya. Mereka berdua sudah yang paling ribut sendiri daripada yang lainnya. Sedangkan kaum adam yang tidak satu kelas dengannya hanya mendesah kecewa. Ternyata itu Cuma harapannya. Harapan yang tidak terkabul.

“Bro, ternyata tuh cewe cantiknya gak ketulungan bro. mantep banget. Gila, baru kali ini gue nemuin cewe secantik dia.” Ucap Alvin begitu antusias menceritakan gadis itu kepada Rio yang sedari tadi hanya di kelas.
“Lebay loe. cantik mana sama Sivia ???”
“Ya kalau boleh jujur sih cantik yang ini. Sivia mah di bawah dia banget. tapi hati gue udah nancepin nama Sivia bro. jadi gue gak bisa berpaling lagi deh.”
“Sok dramatis banget sih loe. lebay.”
“Yeee gak percaya. Nih cewe mirip banget sama Selena Gomez. Beh. Udah cantik, cute, langsing, putih, tinggi, seksi, punya mata yang mempesona. Dan … ahh pokoknya semua yang ada pada diri dia mempesona deh bro.”
“Katanya gak akan berpaling. Tuh, masih bahas dia aja.”
“Yeee. Cuma mau mendiskripsikan. Kan elo belum lihat. Tapi tenang bro. loe bakalan lihat kok tanpa harus bersusah payah dorong-dorongan sama yang lainnya. Karena apa bro. dia satu kelas sama kita. Dia masuk kelas ini bro.”
“Serius ???”
“Dua rius deh. gak percaya ??? Tuh Tanya anak-anak yang lain.”
“Gue percaya aja deh. gak mood gue.”
“Alah, loe pasti masih mikirin cewek sok jual mahal itu kan. ngapain mikirin dia. Di depan mata kita udah ada cewe yang lebih segalanya dari dia bro. lupain aja. Loe focus sama anak baru yang bakalan masuk kelas kita itu bro. gue jamin, loe bakalan suka.”
“Gue gak mood Alvin. Berhenti ngomongin anak baru itu.”
“Yee di bilangin gak percaya.”

Kemudian, wali kelas XI IPA 1 masuk dengan membawa anak baru yang hampir membuat geger satu sekolah itu. dan semua siswa dan siswi langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing melihat kedatangan wali kelasnya. Sedangkan para kaum adam masih berdiri di depan pintu seraya menatap gadis itu. Walaupun sedari tadi para guru sudah melarangnya untuk kembali ke kelas masing-masing. Tapi mereka tetap ngotot dengan pendirian mereka. Jadilah para kaum adam yang mengintip di pintu maupun di jendela jendela ruang kelas XI IPA 1.

“Selamat pagi anak-anak.” Ucap Wali kelas itu.
“Selamat pagi buuuuuuu.” Koor sebagian siswa siswi kelas XI IPA 1. Karena sebagian lagi masih memandang kagum gadis cantik yang berdiri di sebelah sang wali kelas.
“Baiklah. Hari ini kalian akan mendapatkan teman baru. Ibu harap kalian bisa bersikap sopan pada teman baru kalian ini. silahkan Zahra. Perkenalkan diri kamu.”
“Thank you miss. Hay guys. My name Zahra Damariva. Call me Zahra. Saya pindahan dari Amerika. Tetapi saya berasal dan di lahirkan di Indonesia. So, if you want speak to me, you can with Indonesia language. Because I’m from Indonesia.”
“Baiklah. Sepertinya ibu tidak usah menawarkan kalian semua apakah ada yang ingin bertanya, karena ibu tahu pasti kalian semua ingin bertanya. Yasudah, Zahra. silahkan pilih tempat duduk yang kamu suka.”
Gadis cantik ini mengedarkan pandangannya. Di lihatnya hampir semua kaum adam yang duduk di kelas itu menawarkan dengan tatapan berbinar. Tapi ada satu pemuda yang sama sekali tidak tertarik dengan kedatangannya. Dia hanya menunduk seraya mencoret coret buku di atas mejanya. Tapi dia tidak mungkin agar duduk di situ. Karena di sebelah pemuda itu sudah ada yang menempati.
“Disitu bu.” Ucap Zahra seraya menunjuk perempuan yang duduk sendirian dan duduk di bangku belakang meja kedua pemuda yang salah satunya yang ia pikir tidak tertarik dengannya. Dirinya hanya ingin tahu, jika dia duduk di situ. Apakah pemuda itu masih tetap akan mengacuhkannya.
“Okey. Please sit down in there. If you need assistance, you can ask to your friend in here.”
“Thanks miss. Permisi.” Ucapnya seraya melangkah menuju ke bangku yang ia tunjuk tadi. Tepat di belakang pemuda itu. dirinya tersenyum senang.
“Baiklah. Jam ini dan jam selanjutnya. Kelas kalian akan kosong. Tapi ingat, tugas yang diberikan harus di kerjakan dan segera dikumpulkan.” Pesan wali kelasnya.
“Iya bu.”
“Jangan ribut dan jangan keluar kelas. mengerti.”
“Mengerti buuuuuu.” Koor semua anak XI IPA 1 dan membuat wali kelas itu meninggalkan kelasnya.

Alvin langsung menyikut Rio begitu wali kelasnya berlalu pergi meninggalkan kelanya. Dan berbisik pelan agar tidak terdengar sama seseorang di belakang mereka dan agar tidak terdengar semua teman-temannya yang sudah berkumpul mengitari bangku dimana Zahra berada.

“Bro, dia duduknya di belakang loe bro.” Bisik Alvin pelan.
“Terus ???” Jawab Rio malas.
“Gak semangat gitu. gak asyik loe. Gimana cewenya ??? Cantik banget kan ???”
“Gue belum lihat.” Jawab Rio singkat dan membuat Alvin membelalak kaget.
“Belum lihat ??? Serius loe ???”
“Iya serius, gue Cuma denger suarannya aja. Gue males aja.”
“Ck. Loe itu yah. Makanya di lihat dulu. Ntar loe bakalan tertarik.”
“Gue mau ke kamar mandi bentar. Gerah gue disini.” Ucapnya seraya beranjak dari bangkunya dan keluar kelas tanpa menoleh kearah Zahra yang sedang menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Pemuda itu benar-benar tidak tertarik dengannya. Ck.

***************
Sejak obrolannya dengan Alvin tadi, dirinya jadi tidak mood untuk melakukan apapun. Sebenernya dia tidak benar-benar ingin ke kamar mandi. Dirinya hanya ingin menjauh dari obrolannya dengan sahabatnya, kenapa sekarang semua orang pada tergila-gila pada gadis itu. bahkan sahabatnya pun jadi tergila gila padanya. Padahal ia tahu, sahabatnya itu sedang fall in love dengan sahabat Ify. Sivia Azizah.

Rio melangkah tak tentu arah. Dirinya benar-benar bingung ingin kemana sekarang. Dia hanya ingin menenangkan fikirannya. Fikirannya sedang kacau. Gara-gara semua yang terjadi hari ini. Sikap sahabatnya yang berubah hari ini, kedatangan anak baru yang membuat satu sekolah geger, dan rencana dia yang ingin berusaha menghilangkan perasaan dia kepada Ify. Huft. Dirinya menghela nafas panjang seraya menatap ke bawah dengan masih berjalan lurus. Dan dirinya tidak menyadari jika ada seseorang di hadapannya yang sedang ……

Bruuk bruk bruk
Suara yang keras itu membuat Rio tersadar. Dirinya merasa menabrak seseorang. Dan setelah melihat apa yang terjadi. Terdapat seorang gadis yang sedang memunguti buku-bukunya yang mungkin terjatuh akibat insiden tabrakan tadi. Dengan gerak cepat, Rio juga ikut membantu.
“Maaf maaf. Gue tadi gak sengaja. Gue …” Ucapan Rio terhenti secara langsung melihat seorang gadis yang ada di hadapannya. Ify. Gadis itu ternyata yang ia tabrak. “Ify.”



To be Continue >>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*