Senin, 19 Agustus 2013

Rio and Ify Forever Love - Part 3 (END)

Sore itu, Rio kembali mengajak Ify ke danau untuk melihat matahari tenggelam, Sambil menunggu matahari tenggelam, mereka berdua duduk-duduk sambil menikmati air kelapa muda mereka pun keasyikan ngobrol.

"Eh Fy, ceritain dong tentang loe" kata Rio memulai percakapan setelah lama terdiam menikmati suasana sore yang indah di tepi danau.
"He??? Cerita apaan?" Tanya Ify bingung sambil melirik ke arah Rio yang berada di sampingnya.
"Ya apa aja, Semua tentang loe, Gue kan belum kenal banget sama kehidupan loe yang sesungguhnya itu seperti apa" Jawab Rio dan balas menatap Ify yang berada di sampingnya.
"Hemmm, Apa ya??? Gue juga bingung apa yang harus gue ceritain sama loe" Balas Ify sambil berfikir.
"Tumben loe nggak membantah perintah gue, Biasanya kan loe hobby banget buat gue sebel dulu" Kata Rio dan dengan cepat Ify langsung menjitak kepalanya "Aduh, Sakit tau. Loe itu apa-apaan sih" Rio mengusap-usap kepalanya yang di jitak Ify tadi.
"Siapa suruh jadi orang yang menyebalkan, Gue membantah loe nya sewot, Gue diam aja, loe nya malah ngatain, Maunya loe sebenernya itu apa sih???" Ify jadi sebel juga di buatnya.
"He he he, Gue kan cuma bertanya. Kali aja loe mau menjawab, 'Karena gue udah suka sama loe' gitu..."
"His, Maunya... Itu nggak bakal pernah terjadi ya..." Kata Ify sambil mengalihkan tatapannya ke arah depan, Menghindari tatapan Rio yang membuatnya jadi salting. "Bisa, kita lihat aja nanti, Loe pasti bakal suka sama gue, Dan gue jamin setelah loe bilang suka sama gue, Itu bakal jadi hari bersejarah buat loe sendiri, karena sekali aja loe bilang suka sama gue, sampai kapan pun gue nggak bakal pernah ngelepasin elo" kata Rio pelan tapi tegas.
"Berarti karena sekarang gue nggak pernah bilang suka sama loe, loe bakal ada kemungkinan ngelepasin gue donk" kata Ify sambil menoleh ke arah Rio, dan langsung gantian mendapat jitakan dari Rio "Aaah kok jadi gue sih yang kena jitak" Ify nggak terima.
"ya kalau nggak siapa lagi, nggak mungkin kan gue menjitak kepala gue sendiri, lagian elo siapa suruh punya fikiran seperti itu, gue itu nggak bakal menyerah sampai apa yang gue mau itu tercapai, dan kemauan gue itu adalah, membuat elo slalu ada di samping gue" Rio bela diri.
"itu nama nya curang, loe nggak boleh donk seenaknya sendiri seperti itu" kata Ify nggak terima.
"Bodo' suka-suka gue donk. udah deh, loe jangan mulai ngajakin gue berantem lagi, mending loe jawab aja apa yang gue tanyain tadi, ceritain tentang loe, kalau nggak apa kek gitu, yang gue nggak tau" kata Rio.
"Gue nggak tau harus cerita apaan"
"Ah elo kayak nggak pernah pacaran aja, ya bisanya kalau lagi berduaan ama pacarnya apa yang loe ceritain sama dia?"
"loe ngeledekin gue ya, mentang-mentang gue belum pernah pacaran" kata Ify sebel.
"jadi loe belum pernah pacaran???" tanya Rio dengan sedikit ragu Ify menggeleng "sekali pun nggak pernah???"
"kalau gue bilang nggak ya berarti nggak pernah, ah loe apa-apaan sih tanyanya yang begituan, gue nggak mau mengulangi lagi" kata Ify.
"ya abis elo nggak mau cerita, jadi gue yang cari tau dengan bertanya sama loe, jadi kenapa loe nggak mau pacaran?" tanya Rio, Ify terdiam memikirkan sebaiknya ia cerita atau tidak ke Rio "baik lah kalau loe nggak mau cerita, gue bakal menunggunya, tapi kalau gue, gue nggak mau pacaran dari dulu karena belum menemukan yang cocok buat gue aja, kan loe tau dari dulu selalu saja gue yang di kejar-kejar dan gue pengen suatu saat nanti gue bisa melakukan apa yang biasa di lakukan cowok, yaitu mengejar bukan di kejar" cerita Rio, Ify langsung menatapnya.
"Jadi loe juga belum pernah pacaran???" tanya Ify kaget, Rio menggeleng "Seriuz loe???" Ify masih nggak percaya.
"Tentu saja, jadi loe udah mau cerita kenapa loe nggak mau pacaran? apa loe menunggu cowok seperti gue??" tanya Rio dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Huuu maunya... ya nggak lah" jawab Ify.
"jadi karena apa???" tanya Rio, Ify diam sejenak, lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Gue... menunggu seseorang yang berjanji bakal kembali menemui gue, seorang cowok yang gue temui 10 tahun yang lalu, Huufffh, bodoh kan??? ya itu lah gue, gue udah tau kok kalau gue itu bodoh karena menunggu orang yang jelas-jelas nggak bakal pernah gue temuin lagi, tapi... gue juga nggak tau kenapa gue bisa menunggunya selama ini" cerita Ify, Rio terdiam, bingung mau menjawab apa. Benar kan orang yang di cintainya mengharapkan orang lain???
"Loe... masih mengharapkannya???" tanya Rio hati-hati, Ify kembali menarik nafas panjang, lalu mengangkat bahunya dan melirik kearah Rio.
"Gue nggak tau, gue udah bosen jadi orang bodoh yang nggak tau untuk apa gue menunggu selama ini" jawab Ify.
"Apa loe udah nggak mengharapkannya setelah loe ketemu sama gue???" tanya Rio.
"He??? maksud loe???" Ify bingung.
"ia, kalau loe mulai nggak mengharapkannya setelah bertemu sama gue, berarti loe udah suka sama gue..." jawab Rio.
"Loe ada-ada aja sih, gue itu cuma bilang menunggu tuh orang aja, bukan bilang dia cinta pertama gue kan???"
"tapi kenyataannya pasti begitu, dia cinta pertama loe kan???" tanya Rio, Ify jadi makin bingung menjawabnya.
"Loe yakin mau mengetahuinya???" tanya Ify.
"Tentu saja"
"Sekali pun gue bakal cerita tentang orang yang gue cintai?" tanya Ify.
"Heemmm, gimana ya??? mungkin gue bakal merasa sedikit sakit hati ya, karena elo tau, gue itu bukan orang yang berbesar hati, gue itu mudah cemburu, tapi untuk hari ini gue relain hati gue buat sakit demi loe, loe nggak boleh memendam ini terlalu lama, karena semakin lama loe diem, loe nggak bakal bisa hidup seperti layaknya orang lainnya" kata Rio dengan nada seriuz.
"Loe emang bener, tapi itu udah cerita 10 tahun yang lalu, gue juga nggak tau kenapa gue bisa begitu mengharapkannya selama ini, padahal pertemuan gue cuma tiga hari"
"Ha?! jadi loe bisa mencintai seseorang dalam waktu tiga hari???" tanya Rio.
"Mungkin. Tapi bukan kah itu terlalu cepat?"
"Menurut gue nggak" jawab Rio, Ify kembali menatapnya "karena gue cuma butuh waktu beberapa menit untuk jatuh cinta sama loe" lanjutnya yang langsung membuat Ify jadi merasa kegembiraan yang nggak terlukiskan dengan kata-kata, untuk menghindari dari tatapan Rio, Ify kembali mengalihkan pandangannya.
"Udah ah, gue nggak mau cerita lagi, gue juga nggak tau kabarnya seperti apa sekarang, kali aja dia udah menikah, atau... sesuatu yang lebih mengerikan dari pada itu"
"Baik lah, kita cerita yang lain aja, gue juga bukan cowok yang bisa menahan sakit hati gue dengan baik, jadi gue nggak mau pura-pura tegar mendengar elo yang menceritakan tentang cinta pertama loe itu, walau gue berharap loe nggak akan bertemu dengannya lagi"
"Lho kok gitu???"
"Tentu saja, loe fikir gue mau menyerahkan loe begitu saja sama orang yang udah membuat elo menunggunya, gue yakin itu bukan hal yang mudah, gue juga tau pasti loe sering mengeluarkan air mata demi dia, jadi gue nggak bakal menyerahkan elo pada orang yang udah membuat elo sakit" kata Rio.
"Jangan sok jadi pahlawan kesiangan deh"
"gue itu bukan jadi pahlawan loe, tapi kalau loe bisa mencerna apa yang gue bilang, gue yakin loe bisa tau, apa yang gue lakuin ini karena gue nggak mau kehilangan elo dan itu berarti karena gue mau gue nggak sakit hati dan gue lebih mementingkan kebahagiaan gue" kata Rio.
"Ah bener, kenapa gue nggak kefikiran sampai kesitu ya, gue nggak nyangka elo setega itu" kata Ify dengan nada bercanda.
"Biarin, makanya loe harus suka sama gue, biar loe juga bisa bahagia. Hemm, mendengar cerita loe, gue jadi inget sama kakak kembar gue" kata Rio tiba-tiba.
"He? siapa? prasan gue nggak pernah lihat"
"Tentu saja, dia nggak di sini, sementara gue di bandung, dia di surabaya. kita bertemu cuma kalau gue lagi libur, atau kebetulan dia lagi libur" jawab Rio.
"Oh pantesan aja, tapi... kenapa kalian berjauhan??"
"Karena kita itu mirip banget, nggak ada yang bisa membedakan gue sama dia, baik wajah yang tampan atau pun postur tubuh yang mengagumkan" jawab Rio "jadi biar nggak ada orang yang salah faham sama kita, gue dan dia berjauhan, kan orang-orang nggak bakal salah mengenali gue"
"Kalau sampai semirip itu, apa yang bisa bedain kalian?"
"Emmm, kalau kepribadian gue sama dia, lebih baikan gue banget. tapi kalau di lihat dari fisik... Dia punya luka di pelipisnya, katanya itu di dapat waktu dia nolongin seseorang 10 tahun yang lalu, gue juga nggak tau pasti ceritanya seperti apa, yang jelas itu jadi pembeda di antara kami"
"10 tahun yang lalu???" tanya Ify.
"Iya, dia itu orang yang selalu baik sama siapa saja orang yang di temuinya, jadi yaaa gitu deh, namanya Gabriel, dia sekarang sedang kuliah di surabaya, jadi agar gue nggak di kira dia, dan dia nggak di kira gue, kita memilih untuk hidup berjauhan saja" cerita Rio.
"loe pasti sangat menyayanginya kan?"
"Tentu saja, loe fikir gue sejahat itu apa, gue itu dan dia seperti nggak terpisahkan, walau kadang-kadang suka berdebat dikit, tapi kita tetap akrab kok. karena dia selalu saja mengerti gue, walau kita beda umur beberapa hari tapi dia tetap saja selalu mengalah sama gue, itu lah makanya kita bisa deket"
"Gue bisa memaklumi itu, karena gue yakin elo bukan orang yang gampang mengalah" kata Ify sambil tersenyum.
"Bener banget. tapi gue harap itu sebuah pujian"
"Yaaa kalau loe nggak salah artiin apa yang gue maksud, he he he..."
"Eh matahari mulai tenggelam tuh" kata Rio sambil berdiri, Ify ikutan berdiri lalu melangkah menghampiri tepi danau agar lebih mudah menikmati pemandangan alam yang sangan indah itu.
"Emmm tadi kata loe, loe inget sesuatu tentang saudara kembar loe itu, kenapa sama dia?" tanya Ify tiba-tiba.
"Oh itu,... dia juga punya cinta pertama juga, dan mirib banget sama loe, gara-gara cinta pertamanya itu dia nggak pacaran sampai sekarang, katanya dia tetap menunggu sampai menemukan cinta pertamanya itu" jawab Rio.
"Oh ya??? kebetulan banget ya??? jangan-jangan..."
"He-eh, tapi gue bisa pastiin kalau kalian berdua nggak ada hubungannya sama sekali"
"Lho kok gitu, kali aja cinta pertama nya dulu itu gue, begitu juga sebaliknya" kata Ify tiba-tiba.
"Nggak, itu nggak mungkin, orang lain kan banyak yang mengalami seperti yang kalian alami itu, gue yakin kok kalian nggak ada hubungannya, karena gue nggak bakal tinggal diam. loe tau, gue itu nggak bakal mau menyerah sebelum mendapatkannya, jadi gue bisa pastiin walau seandainya cinta pertama loe itu Gabriel, gue bakal tetap mempertahankan elo"
"Wah itu sih egois banget namanya"
"Biarin, Makanya gue bakal membuat elo suka sama gue seumur hidup loe, baru gue bakal mempertemukan elo sama dia, jadi loe nggak bakal memandangnya lagi, mulai sekarang loe harus berusaha melupakan dia ya, gue mohon... tetap lah di sisi gue, gue tau gue pasti terlihat sangat egois. Tapi gue juga nggak bisa sok berbesar hati..."
"Kita lihat aja nanti"
"Jangan menunggunya Ify, karena gue nggak bakal melepaskan elo semudah itu, meskipun buat saudara kembar gue sendiri" kata Rio, yang membuat Ify terdiam.

*****

Hari-hari berlalu hubungan Rio dan Ify makin lengket saja, yang makin membuat beberapa anak-anak makin menjauhi Ify, Tapi Ify berusaha untuk tetap diam, karena baginya selama Rio masih selalu di sampingnya, ia akan melewati semua yang menjadi rintangannya, Termasuk di jauhi dari semua anak-anak hampir satu sekolah.
Siang itu, sepulang dari toko buku Ify duduk-duduk sendiri di taman sambil membaca buku yang di belinya, sepi juga satu hari nggak ada Rio, karena nggak tau kemana tuh anak tiba-tiba ngilang nggak tau deh kemana.
"Huufffh, kira-kira Rio kemana ya???" kata Ify sendiri sambil menutup buku yang di bacanya dengan perasaan yang tiba-tiba sebel "Menyebalkan!!! baru beberapa jam nggak melihatnya saja gue udah kelimpungan setengah mati seperti ini" lanjutnya.
"Sebesar itukah Rio mempengaruhi hidup gue?? Bodoh, baru begini saja gue udah merindukannya, Benar-benar menyebalkaaaan... Tapi, kemana dia hari ini? padahal hari minggu, apa dia nggak ada keinginan sedikit pun untuk mengajak gue jalan-jalan??? kenapa malah ngilang seperti ini???" gerutu Ify sendiri.
"Hemmm, tenang Ify... tenang... mungkin dia lagi ada keperluan yang lebih penting, nggak mungkin kan dia selingkuh di belakang gu..." kata-kata Ify terhenti saat melihat sepasang manusia yang baru memasuki taman dengan mesranya.
"lho, itu kan..." Ify membantu di tempat dan hampir tak mempercayai penglihatannya, ia mengucek-ngucek matanya, tapi masih tetap, orang di depannya tidak berubah, karena cowok yang sedang berjalan mesra tak jauh darinya itu bener-bener Rio??? Tapi, siapa cewek yang bersamanya??? Ify berusaha menahan agar air matanya tidak mengalir sekarang, ia nggak mau menjadi cewek yang lemah.
Rio dan cewek yang tak di kenal itu duduk berdua dengan mesra, dan saat si cewek membicarakan sesuatu yang tak bisa di dengar Ify, mereka tertawa bersama, Begitu Rio melihat kesekelilingnya, tatapannya terhenti ke arah Ify yang terus menatap kearahnya. dan tatapan mereka bertemu, untuk sepersekian detik mereka bertatapan, Ify berusaha untuk tersenyum kearah Rio meski hatinya sakit banget, Tapi Rio malah mengalihkan pandangannya kearah cewek di sampingnya tanpa menghiraukan Ify sama sekali.
Melihat itu air mata Ify tidak bisa di bendung lagi, ia langsung meneteskan air mata, Ify berlari keluar dari taman dengan perasaan yang hancur. Sakit. itu yang di rasakan Ify saat ini, setega itu kah Rio padanya??? Apakah Rio bosen selalu menunggunya yang belum pasti??? Apakah Rio tidak menyadari bahwa Ify begitu mencintainya??? Berbagai macam pertanyaan berkecamuk di dalam benak Ify yang makin membuatnya semakin sakit.
Lagi, lagi dan lagi Ify menangis gara-gara cowok yang di cintainya, begitu mirisnya kah hidupnya??? di sakiti sama orang yang sangat di cintai??? kenapa tuhan begitu sering men 'coba' nya dengan cara selalu di sakiti??? dan yang lebih parahnya lagi, sama orang yang sangat di percayainya.

Flashback...

Ify naik ke atas pohon untuk mengambil tasnya yang tersangkut di salah satu dahan, gara-gara di jahili sama anak-anak nakal, nggak tau siapa, meski baru berumur 7 tahun tapi Ify bisa membela dirinya sendiri, dengan melawannya.

Tapi kali ini??? anak-anak itu dengan sengaja menyangkutkan tasnya di atas pohon??? Gila, di atas pohon??? kejahatannya bener-bener tak termaafkan. Ify bersumpah akan mematahkan hudung mereka dengan sekali tonjok, jika bertemu nya. Sial, mana pohonya lumayan tinggi lagi.

Saat hampir meraih tasnya yang tinggal beberapa centi lagi di depannya, tiba-tiba ada seekor semut yang menggigitnya, secara refleks Ify berusaha membuang semut itu, tapi ia lupa posisinya dan akhirnyaaaa...

Brruuuk...!!!
"Aduuuuh... kaki gue..." Ify terjatuh dari pohon yang lumayan tinggi itu, kakinya terluka dan mengeluarkan darah "Mamaaa... Ify takut darah..." Jeritnya, tapi tampak nya di tempat itu sepi.
"Hoaaa... Mamaaa.. bagaimana ini??? Ify bisa mati kehabisan darah... Darahnya semakin banyak yang keluar..."
"Hei, loe kenapa?" tanya seseorang dari arah samping, Ify menoleh dan langsung kaget melihat siapa yang berada di sampingnya, dan tampa sadar mulutnya terbuka. Ya tuhaaannn... Diaaa... keren banget... "Hei..." Kata-kata kedua tu cowok langsung menyadarkan Ify.
"Gue... jatuh dari pohon" jawab Ify setelah tersadar dai ke 'terpanaan' nya terhadap sang 'Hero'.
"Cuma luka sebegitu saja loe nangis???" tanyanya.
"Gue takut daraah... kalau gue mati kehabisan darah bagaimana???" Ify bela diri.
"Ha ha ha... Cuma luka seperti itu nggak mungkin Bisa membuat orang mati, sini gue bantu..." lata tuh cowok sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, lalu mengikat luka Ify dengan sapu tangan "Nah, udah kan, nggak perlu nangis lagi, Tapi loe kan cewek kenapa naik ke atas pohon?" tanyanya.
"Gue mau ngambil tas yang kesangkut di pohon itu..." Tunjuk Ify ke arah tasnya yang masih nyangkut di atas pohon.
"Oooh, biar gue bantu..." Kata tuh cowok sambil memanjat pohon untuk mengambil tas Ify, setelah dapat tu cowok bermaksud langsung turun tapi tiba-tiba ada salah satu dahan yang kering menggores pelipisnya "Aww..." katanya sambil mengusap pelipisnya, tapi tangannya langsung terkena darah yang keluar dari pelilisnya "Payah, begini saja berdarah" Gumannya dan kembali turun dari atas pohon, lalu menghampiri Ify "Nih tas loe..." Katanya sambil menyerahkan tas Ify.
"Makasih yaa..." Balas Ify dan mengenakan tas ranselnya kembali.
"Lain kali kalau nggak bisa sendiri loe boleh minta tolong sama orang lain, karena nggak semua hal bisa kita lakukan sendiri" nasehatnya.
"Baiklah, Tapi... ada apa sama pelipis loe?" tanya Ify sambil menunjuk pelipisnya yang berdarah.
"Ah nggak. cuma tergores dahan kering tadi. Tapi nggak apa-apa kok, Tenang aja" balasnya, Ify membuka ranselnya dan mengeluarkan sapu tangan panjang, lalu menyerahkannya ke sang 'Hero'.
"Nih, ini bisa menahan agar darahnya berhenti mengalir, tapi loe ikat sendiri, gue takut lihat darah" kata Ify.
"Oh baiklah, Terima kasih" balasnya dan menerima sapu tangan dari Ify untuk mengikat lukanya dengan melilitkan sapu tangan ke sekeliling kepalanya. Tuh cowok jongkok di depan Ify "Naiklah ke punggung gue, gue antar loe sampai rumah"
"He?! loe mau gendong gue??? gue itu berat tau" Ify memperingati.
"Gue tau itu. Tapi gue juga nggak mungkin ninggalin loe sendiri di sini, loe tenang aja gue itu lebih besar dari loe, jadi gue lebih kuat, lagian gue itu laki-laki, Ayo"
"Emmm, baiklah..." kata Ify akhirnya setelah berfikir beberapa saat, lalu naik kepunggung cowok baik hati itu.
"Rumah loe di mana?" tanya tuh cowok.
"Di sana... di ujung jalan itu" tunjuk Ify.
"0oo... Eh Tapi,... Gue belum tau nama loe, Nama loe siapa?" tanya tuh cowok sambil membawa Ify di atas punggung nya.
"Gue Ify, dan elo pasti Hero"
"Ha?! Hero???" tuh cowok tampak bingung.
"Ia Hero, karena loe pahlawan gue, jadi loe itu Hero" jawab Ify.
"Hemmm, Baiklah, Hero sepertinya bukan nama yang buruk" balas Hero akhirnya sambil tersenyum senang begitu juga dengan Ify.

Flashback end.

Ify sedih dan kembali meneteskan air matanya, sejak kejadian itu Ify cuma bertemu tiga kali dalam tiga hari, karena kemudian Hero tidak lagi muncul menghampirinya, Ify sampai nangis seharian di kamar sambil memeluk sapu tangan Hero.

"Bodoh, menangisi cowok yang jelas-jelas tidak memperdulikan gue, kenapa gue baru tau kalau gue memang sebodoh itu" Ify berkata pada dirinya sendiri sambi9l memperhatikan sapu tangan yang masih ada bekas darahnya sendiri, begitu mengingat kejadian 10 tahun yang lalu.

Tok tok tok...
"Ify... Ada nak Rio tuh di depan... Mau ketemu kamu katanya..." Panggil mamanya dari luar yang langsung menyadarkan Ify dari tangisannya, mendengar nama Rio kembali membuatnya sedih.
"Bilang aja Ify nggak ada!!" kata Ify dengan sedikit sembab, mamanya menatap pintu kamar Ify dengan sedikit bingung, tapi tetap melangkah keluar menuju ruang tamu begitu mendengar isak tangis anaknya.
"Bodoh, ngapain sih kesini-sini segala, masih inget sama gue??? udah lah, pergi saja, temu cewek itu?!! jangan sok perduli lagi sama gue" Gerutu Ify sendiri. lalu melanjutkan acara tangis-tangisannya.

Setelah lama menangis di kamar, Ify melangkah menuju balkon luar kamarnya, mungkin suasana dari balkon yang sedikit sejuk bisa membuatnya sedikit lebih tenang.

"Ify??? Wah gue bener, Ternyata loe memang ada di kamar" Kata-kata Rio dari balkon kamarnya sendiri langsung menyadarkan Ify "loe kenapa sih nggak mau nemuin gue??? padahal kan gue mau ngajakin loe ke danau seperti biasanya, gue juga mau ngenalin loe sama... Tunggu, Ify??? loe nangis ya???" tanyanya kaget.
"Jangan perduliin gue?! Siapa yang mau loe temui??? Orang yang paling loe sayang???" Tanya Ify langsung yang makin membuat Rio kaget.
"Dari mana loe bisa tau???" tanya Rio bingung
"Ayo jawab!!!"
"I iya... dia orang yang paling gue sayang... Tapi..."
"Jangan pernah temuin gue lagi" potong Ify dan langsung berlari masuk kedalam kamarnya kembali sambil mengusap air matanya.
"Lho, Ify???... Ify..." panggil Rio tapi Ify tetap tidak keluar lagi "Maksud gue itu kan orang yang sangat gue sayang setelah elo. kenapa sih loe main pergi begitu saja" lanjutnya "Apa loe masih marah sama gue??? Tapi, Tunggu!!! Apakah gue melakukan kesalahan????"

******

Dan siang itu sewaktu Ify masuk ke toilet dan mencuci wajahnya di wastafer, Ify mendengar beberapa anak-anak yang memasuki toilet, Ify mengelap wajahnya menggunakan tissue, Tapi Ify langsung menghentikan aktifitasnya saat tak sengaja mendengar obrolan beberapa anak-anak itu.

"Kalian serius kan???" Tanya salah satu dari ketiga cewek itu.
"Tentu saja, gue nggak mungkin salah lihat, Karena kalau seandainya pun gue salah lihat Sivia nggak mungkin salah lihat juga kan, Vi bener kan kita lihat Rio sama seorang cewek yang lagi jalan berdua di taman?" Tanya temennya ke arah Sivia, yang di tanya langsung mengangguk dengan antusias.
"Bener banget tuh, Gue lihat pake mata kepala gue sendiri, cowok itu bener-bener Rio, Dan dia lagi jalan sama cewek, Cantik sih walau masih cantikan gue, Tentu saja, Tapi kita nggak bohong Ag" Jawab yang di panggil Sivia tadi.
"Kalian yakin yang kalian lihat itu bukan cewek yang di gosipin sama Rio selama ini??" Tanya Zahra.
"Yakin banget!" Jawab temen-temennya serentak.
"Kira-kira siapa ya tuh cewek??? Ify saja belum berhasil kita singkirin, Sekarang malah muncul lagi musuh baru, dan parahnya kita nggak mengenalnya" Kata Zahra sambil berfikir.
"Loe tenang aja Ra, Kita pasti bakal mencari tau siapa tuh cewek, Tapi guys, Kalau seandainya Rio bener-bener jalan sama cewek lain berarti dia udah ngerjain Ify donk"
Deg. jantung Ify seperti berhenti berdetak mendengar kata-kata yang di ucapkan Sivia, apa?! Di kerjain???? nggak mungkin, Ini pasti ada yang salah, Benarkan dia sebodoh itu sampai-sampai bisa di kerjain sama orang yang sangat di cintainya???
"Wah bisa jadi tuh, Jadi kita nggak perlu repot-repot menyingkirkan Ify, Toh Rio bakal menjauh darinya dengan sendirinya, Dari awal juga gue udah yakin, Pasti Rio cuma mau main-main saja dengan tuh cewek, Mana mungkin sih. Rio cowok yang paling terpandang di SMA ini bisa segitu naksirnya sama cewek sok cantik itu" Kata Zahra lagi, Karena nggak tahan dengan semua caci maki yang di lontarkan oleh beberapa anak-anak di belakangnya, Ify langsung berlari keluar dari toilet sambil menghapus air mata terus mengalir deras di pipinya.
Ify berlari kearah taman, Dan duduk di bawah pohon sambil menangis menyesali kebodohannya, Begini kan akhir dari kisahnya, Apa Rio terlalu bosen menunggunya hingga ia tega melakukan hal se brengsek ini, Benarkan apa yang di katakan anak-anak yang tak sengaja di dengarnya, Apa orang yang selama ini di cintainya bener-bener orang yang paling jahat yang pernah ia temukan selama ini???

"Bodoh! Menangis cuma gara-gara nggak penting seperti ini, kenapa gue jadi selemah ini???" kata Ify sendiri sambil menghapus air matanya yang makin mengalir deras menyadari kebodohannya.
"Kenapa gue bisa tertipu dengan semua perlakuannya ke gue??? Nggak sadarkan gue siapa gue di matanya, gue itu bukan siapa-siapa, Mana mungkin gue bisa jadi cinderella buat pangeran satu sekolah ini... Bodooooh..." lanjutnya, dan mengusap air matanya kembali "Tenang Ify... Tenang... Loe nggak boleh membuang air mata loe yang sangat berharga ini demi cowok yang nggak pernah menghargai elo... Berhenti menangis..."
"Hiks,.. Hiks... Hiks... Kenapa hati gue sakit banget begitu mendengar apa yang selama ini di lakukannya? Kenapa gue seperti nggak terima, Benarkah gue cemburu?? Nggak, gue nggak boleh selemah ini... Jangan menangis gara-gara hal nggak penting seperti ini Ify..." Ify menguatkan dirinya sendiri, sambil membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya yang di tekuk (bisa bayangin nggak gimana posisinya??? *Ehem, Abaikan*).

"Ify,..." Sebuah suara yang langsung menyadarkan Ify dari tangisnya, Ify menoleh "Loe kenapa???" Tanyanya.
"Ngapain loe di sini!!! Pergi!!!" kata Ify sambil mengusap air matanya. Begitu melihat Rio yang berada di sampingnya.
"Gue salah apa sama loe??? Beri tau gue, jangan seperti ini, kalau loe ada masalah, loe bisa cerita sama gue. Gue pasti bakal membantu loe, Asal loe jangan menghindar dari gue seperti ini" kata Rio.
"Gue. Nggak. Butuh. Kasian. Dari. Loe!!!" Kata Ify dengan penuh penekanan menahan agar air matanya tidak mengalir, tapi sia-sia karena kini air matanya makin banyak saja yang keluar "Pergi sekarang" lanjutnya dan mengalihkan pandangannya dari Rio.
"Loe salah kalau loe fikir gue melakukan ini karena gue kasian sama loe" kata Rio yang membuat Ify kembali menatapnya kaget "Asal loe tau aja, gue melakukan semua ini karena gue sendiri. Loe taukan kalau gue itu egois??? Bahkan saat loe sedang sedih seperti ini gue juga tetap egois. Apa loe tau kalau gue selalu perduli sama loe saat ini atau hari-hari sebelumnya itu karena mentingin diri gue sendiri???" lanjutnya.
"Maksud loe???" Ify bingung sambil mengusap air matanya yang masih mengalir deras di pipinya.
"Gue itu nggak bisa melihat loe seperti ini, loe tau nggak sih. Kalau loe menangis seperti ini gue sakit melihatnya... Gue nggak tega sama loe, gue sama sekali nggak ngasihanin loe, tapi gue kasian sama diri gue sendiri yang selalu sakit saat melihat loe seperti ini, jadi gue mohon sama loe. Berhenti lah menangis..." jawab Rio, Ify langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain kembali.
"Apa loe nggak sadar kalau semua ini gara-gara loe??? Ha?!" Bentak Ify ke arah Rio yang membuat Rio kaget. Lagi?
"Gue??? Apa yang udah gue lakuin??? Loe jangan asal menuduh gue seperti ini" Rio nggak terima.
"Apa belum puas loe menyakiti gue??? Mau loe tambahin seperti apa lagi???" Kata Ify pelan.
"Apakah di dekat gue bener-bener membuat loe semenderita ini??? Tapi gue udah terlanjur janji nggak bakal melepaskan elo begitu saja" kata Rio serius "Nggak bisakah elo bertahan lebih lama lagi di samping gue??? Gue pasti bisa membuat elo menatap gue..." lanjutnya.
"Rio... jangan buat gue terlalu berharap lagi sama loe... Pleaseee udah cukup loe menyakiti gue..." kata Ify.
"Tapi gue nggak bakal berhenti sebelum elo menjelaskan kesalahan gue itu di mana" Rio mulai emosi.
"Loe itu pura-pura bodoh atau memang bodoh Ha?! Loe fikir melihat loe dengan cewek lain dan menganggap gue bukan siapa-siapa itu hal yang mudah Ha?! Nggak berfikir kah loe sedikit pun tentang gue??? gimana gue saat melihat loe dengan nya???"
"Loe ngomong apa???" Rio makin bingung "Cewek??? Siapa???" tanyanya.
"Siapa cewek yang loe ajak jalan kemaren??? He? siapa dia? pacar loe??? Simpanan??? Selingkuhan?? Atau apa Ha?!" Ify semakin marah karena Rio tetap menunjuk kan sikap wajah tanpa dosa nya.
"Jalan??? Kemaren??? Hei, gue di rumah. Nggak sadar kah loe, kemaren itu gue menunggu elo di depan balkon kamar gue??? Handphone loe juga nggak aktif, Seharusnya gue yang tanya loe kemana???" balas Rio.
"0h ya??? Di rumah??? Jadi loe fikir siapa yang gue lihat di taman kota kemaren Ha?! Nggak mungkin kan loe itu punya kem..."
"Ya!!! Gue memang kembar. Dan seingat gue, gue pernah memberi tahu loe" potong Rio dengan tajam. Yang langsung menyadar kan Ify dari kesalahannya, Jangan-jangan... Rio siap mau pergi karena menahan emosinya, Refleks Ify menahan tangannya.
"Maaf" ucap Ify, walau ia tau ucapan 'Maaf' saja tidak cukup untuk menebus kesalahannya. Rio kembali jongkok di samping Ify, lalu memperhatikannya, Ify jadi salah tingkah sendiri.
"Sudah menyadari kesalahan loe???" Tanya Rio, Ify diam tampa bisa menjawabnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain "Masih menginginkan gue untuk pergi???" Tanyanya, Ify langsung menoleh kaget.
"Gue..."
"Bodoh, jangan selalu mengambil kesimpulan yang bakal membuat loe sakit sendiri..." Kata Rio dan memeluk Ify yang masih terdiam, lalu menghapus air matanya "Berhenti lah menangis, gue sakit kalau melihat loe seperti ini, gue tau gue egois dan nggak sempurna, Tapi karena ketidak sempurnaan gue itu lah gue butuh elo untuk menyempurna kannya" Lanjutnya yang membuat Ify merasa terharu dan balas memeluk Rio.

*****

Krriiiingggg....
Ify membuka matanya yang masih mengantuk, lalu meraih jam beker di atas meja dan melihatnya. Pukul 05:03, Ify mengucek-ngucek matanya kembali.
"Ha?! jam Lima??? Siapa yang membuat alarm sepagi ini???" Tanya Ify sedikit bingung, dan terdengar lah lagu 'No other' nya 'Super junior' dari handphonenya yang menandakan ada panggilan masuk. Siapa yang iseng menelefon sepagi ini??? Kurang kerjaan!!!
"Halo..." Ify mengangkat hanpone nya tanpa melihat siapa yang menelponenya karena matanya masih mengantuk, baru jam 12 malam ia bisa tidur karena semalaman ia manyalahkan kebodohannya.
"Siap-siap sekarang, temui gue di bawah. Dan satu lagi, Inget. jangan buat pacar loe ini menunggu lama" kata Rio di seberang sana dan langsung mematikan hubungan telpone nya tanpa menunggu protesan dari Ify.
"Ta, tapi... Halo, Halooo..." Ify melihat kearah hape nya yang sambungannya telah terputus "Gila, mau ngapain pagi-pagi begini??? Benar-benar menyebalkan.!!! tidak bisa kan dia menunda acara marah-marahnya itu tiga jam kedepan. Benar-benar..." gerutu Ify, tapi tetap melangkah kan kaki turun dari ranjangnya menuju kamar mandi.

"Hei, mau apa loe pagi-pagi begini udah bangunin gue Ha?!" Tanya Ify begitu keluar menghampiri Rio yang telah menunggunya, Rio menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Ikut gue sekarang" kata Rio sambil menarik tangan Ify untuk mengikutinya.
"Hei, loe mau bawa gue kemana???" Tanya Ify, tapi Rio tidak menghirau kannya, dan tetap membawa Ify menuju mobilnya, dan membawanya pergi. Padahal hari masih begitu pagi, Tidak sadarkah dia kalau Ify masih mengantuk???.

"Danau????" Ify kaget begitu menyadari Rio memarkirkan mobilnya di tepi danau dan mengajak Ify keluar. Rio tersenyum mengangguk "Mau apa kita ke danau sepagi ini???" Tanyanya berusaha untuk tidak menonjok orang yang berada di depannya, jangan mentang-mentang dia orang yang di sukai trus bisa seenaknya saja memperlakukannya seperti ini kan????
"Ntar loe juga tau sendiri. Loe tau, Ini hukuman karena elo udah membuat gue strez seperti orang gila kemaren. Gue itu sampai ngurung diri gue di kamar sendiri tau, gara-gara kelakuan loe yang menghindari gue secara tiba-tiba itu, apa loe masih nggak sadar juga kalau loe itu salah, Ha?!"
"Apa loe nggak bisa menunda hukuman loe itu tiga jam lagi??? Gue itu masih ngantuk. loe tau kan ini baru jam berapa???" Ify sewot.
"Nggak. Gue nggak mau menunggu lagi. Loe tau, menunggu itu adalah hal yang sangat membosan kan dalam hidup gue, tapi gue masih tetap bertahan menunggu loe sampai sekarang. Apa loe nggak berniat memberi tau isi hati loe sekarang???" tanya Rio.
"Loe yakin mau denger pengakuan gue sekarang???" tanya Ify sambil tersenyum penuh rahasia.
"Tentu saja"
"Sekalipun itu membuat loe sakit hati"
"Maksudnya loe mau nolak gue??? Berani loe lakuin itu, gue jamin hidup loe akan di hantui rasa bersalah" Ancam Rio.
"Apa yang mau loe lakuin???" tanya Ify.
"Sebaiknya loe jawab pertanyaan gue tadi, akuin prasaan loe ke gue sekarang" balas Rio, Ify terdiam menimbang apa kah sebaiknya ia jujur saja sama Rio tentang perasaannya "Gue buat lebih mudah dengan sebuah pertanyaan 'Apa loe udah bisa melihat kearah gue dan mencintai gue???' "tanya Rio kearah Ify.
"Emmm, Baik lah, Gue ngaku kalah, Loe terlalu keren untuk gue tolak" jawab Ify sambil tersenyum bangga.
"Jadi gue udah bisa membuat loe jatuh cinta sama gue???" tanya Rio terlihat senang.
"Tentu saja tidak, loe itu nggak membuat apa-apa untuk membuat gue jatuh cinta sama loe, karena tanpa loe melakukan apa-apa juga gue udah suka sama loe"
"Benarkah??? Loe nggak berusaha untuk membohongi gue kan???" tanya Rio.
"Tentu saja tidak. Udah lah jangan buat gue untuk mengulang kata-kata menjijik kan itu lagi, seharusnya loe tau kalau loe bener-bener suka sama gue, apa kah harus gue akuin dulu baru loe mengerti" Gerutu Ify.
Saat hari mulai semakin pagi, matahari timbul dari arah Timur, dan Samar-samar mengenai wajah Ify yang membuatnya silau, Rio berdiri di depan Ify menghalangi Ify dari sinar matahari pagi.
"Melihat matahari timbul salah satu kegemaran gue mulai sekarang" kata Rio sambil tersenyum.
"Gue akan selalu menemani elo menyaksikannya mulai sekarang, karena gue mau, saat gue bangun di pagi hari sebelum gue melakukan aktivitas apapun gue mau elo yang pertama kali gue lihat" balas Ify dan ikut tersenyum "Tapi, Kalau benar bukan elo, kemaren itu yang gue lihat siapa? bukan kah loe bilang saudara kembar loe berada di surabaya?" tanya nya begitu mengingat sesuatu.
"Kalau loe belum amnesia, gue pernah memberi tau loe kalau Gabriel bakal kesini saat dia libur" jawab Rio, Ify mengingat-ingat, kemudian tersenyum kembali menyadari kesalahannya.
"Hemmm, gue lupa. Mau kah loe berjanji untuk tidak pergi dari gue??? Dan jangan pernah untuk meneteskan air mata lagi??? gue udah melupakan cinta pertama gue untuk elo" pinta Ify.
"Tentu. Gue akan melakukannya. Loe tau kan, Gue belum pernah gagal melakukan apa pun..." jawab Rio sambil tersenyum begitu juga dengan Ify, Benarkah mereka akan bahagia selamanya???? Sepertinya iya, He he he... Karena mereka, Rio dan Ify akan saling mencintai ... selamanya.


Cieeeeee yang udah end ^^
komentarnya jangan lupa dong guys, tinggalkan jejak kalian yaaaaa **
sekedar memberi reaksi kalian juga gak apa apa kok, hehehe.
terima kasih yang udah mau membaca ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*