Senin, 19 Agustus 2013

Gue Kena Karma - Part 6 (RIFY)

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya. Menyenandungkan beberapa melody gabungan dari berbagai macam jenis music, dan lagu ini membuat semua siswa siswi tersenyum senang. Disamping mereka bisa kembali ke rumah surga mereka, mereka juga bisa bergemuruh ria dengan ruangan kesayangan mereka. Yaitu kamar tidur.

Berbeda dengan pemuda tampan yang sekarang sedang duduk seraya mendengarkan ocehan sahabatnya dan siswi baru yang masuk hari ini. Sepertinya mereka sedang berkenalan lebih jauh satu sama lain, tetapi dirinya sangat tidak tertarik dengan obrolan mereka berdua. Lebih asyik jika bergelut dengan pikirannya sendiri.

Pemuda tampan yang bernama Rio ini membuka handphone’nya. Tanpa sadar, ada suatu pengingat di layar yang muncul. Tulisannya mengingatkannya dengan gadis itu. Ify. Yaps, pesan pengingat itu berhubungan dengan gadis itu. Isinya adalah ‘Hari ini Ify latihan Cheers’. Sebuah pengingat yang sangat lucu bukan. Apakah pemuda ini mempunyai sifat pelupa sehingga pesan seperti itu saja sampai harus di jadikan pengingat. Bukan !!! Bukan itu jawabanya.

Rio melakukan ini karena tidak mau ketinggalan berita tentang semua yang menyangkut gadis itu, Ify. Tetapi sekarang, sama sekali tidak bergairah untuk bertemu dengan gadis itu. seharian ini dirinya tidak pernah mengganggu gadis itu. kecuali pada saat insiden tabrakan tadi. Entah mengapa tekadnya yang ingin menjauh dari gadis itu semakin besar saja. Melihat gadis itu yang semakin tersenyum sangat lebar mengingat dirinya yang seharian ini yang tidak mengganggu gadis itu.  Mungkin, gadis itu benar-benar tidak suka dengan kehadirannya.

Sampai sampai dia bertekad akan mengubah cara bicaranya dengan gadis itu, tidak lembut seperti dulu lagi. Terbukti pada saat insiden tabrakan tadi. Dia mengubah kata ganti ‘aku’ yang biasanya ia gunakan menjadi ‘gue’ yang biasanya gadis itu ucapkan jika sedang bersamanya. Yah mungkin dengan cara seperti itu, senyum lebar dari bibir gadis pujaannya selalu ia perlihatkan di depan semua orang. Walaupun tanpa dirinya. Dan itu jauh lebih baik. Daripada setiap hari dia harus menyiapkan mental untuk mendengar ucapan ucapan pedas yang keluar dari mulut gadis itu.

“Woy, ngelamun mulu loe.”
Suara teriakan tersebut serta sentuhan di lengan tangannya membuat Rio tersadar dari alam khayalannya. Buru-buru Rio memasukkan Hp’nya ke dalam saku celananya. Lantas dirinya menatap sahabatnya yang tadi menepuk pelan lengannya. Dan menatap seorang gadis yang ternyata sekarang sedang duduk di hadapannya.
“Ngagetin aja loe.”
“Ya lagian, loe bengong aja. Lagi mikirin apa sih bro, asyik nih cerita bareng.”
“Iya iya. Ra, kok duduk di situ.” Tanya Rio yang heran melihat siswi baru itu duduk tepat di hadapannya. Di bangku Keke. Siswi yang paling diam di kelasnya.
“Aku pindahnya dari tadi kok. Kamunya aja yang bengong terus. Lagi mikirin apa. Aku yah.” Canda Zahra seraya tertawa pelan, membuat Alvin-sahabat Rio juga ikut tertawa mendengarnya.
“Sapa yang mikirin kamu. GR. Eh, jam berapa nih. Pulang yuk. Udah siang.” Ajak Rio
“Ntar dulu dong Yo. Kakak aku belum dateng nih, ntar aku nunggu sendirian dong.”
“Emangnya sekarang kakak loe lagi dimana ???” Tanya Alvin yang sedari tadi diam.
“Kakak aku lagi kesini. Sebentar lagi kok. Yayaya. Temenin.” Rengek Zahra manja membuat kedua pemuda di hadapannya mengernyit bingung.
“Dasar manja.” Komentar Alvin yang melihat sikap manja Zahra.
“Biarin.” Jawab Zahra dengan pura pura kesal.
“Hahaha, canda Ra. Iya iya kita temenin, ya nggak bro.” Ucap Alvin yang membuat Rio mengangguk anggukan kepalannya.
“Thanks my boy. Kalian berdua emang cowok ter the best in the world. Kalian emang temen aku yang paliiiiiiiing baik.” Ucap Zahra dengan nada super lebay.
“Sumpah, kalo sampe fans-fans loe lihat ekspresi loe yang kaya tadi, gue jamin mereka semua pasti pada mengundurkan diri jadi fans loe. Gila, lebay banget.” Komentar Alvin seraya bergidik kecil.
“Biarin aja. Malah bagus, Kalau mereka semua gak ada yang gangguin aku kan pasti aku bisa hidup tenang. Tanpa harus takut takut ketemu mereka. Lakuin aja Vin, di Video aja sekalian. Ntar kamu sebarin deh ke mereka. Biar mereka pada mengundurkan diri.” Cerocos Zahra yang membuat kedua pemuda tampan ini geleng-geleng kepala tidak habis pikir dengan dirinya.
“Mereka mengundurkan diri, dan repotasi kamu di sekolah ini sebagai siswi baru yang WAW said them jadi turun ke jurang yang paling dalam. Gitu.” Ucap Rio.
“Biarin aja lagi. Lagian aku lebih seneng gitu. mereka suka sama aku kan karena mungkin aku cantik, dan mungkin aja aku manis dan aku baik dan aku juga rumah, mungkin juga aku cute, mungkin juga aku ……”
“Stop, berhenti narsis di depan kita. Ck, baru kenal sehari sama loe udah pusing gue. Loe itu orang Amerika atau orang Betawi sih. Cerewetnya ngalahin emak-emak.” Komentar Alvin yang membuat Zahra nyengir.
“Gak dua-duanya tuh. Aku itu orang Indonesia. Ngapain bangga tinggal di luar negeri, orang aku aja lahirnya di Indonesia.”
“Yayaya. Loe cukup bangga dengan Indonesia. Karena loe lahir di Indonesia. Bukan karena Indonesia jaya atau udah bener-bener merdeka. Ck, sebelum ada loe disini aja Indonesia udah parah, di tambah ada loe. tambah parah dah.”
“Eh sembarangan aja. Aku tuh malah bawa berkah tau. Dengan adanya aku, Indonesia jadi punya penduduk yang manis dan cantiknya gak ketulungan kaya aku.”
“Cih, jiwa ke’PD’an loe emang udah akut. Perlu di periksa kayaknya.”
“Hahaha, mending aku dong, daripada kamu. Wlek. Hahaha.”
“Rese.”
“Udah akh, Eh Yo. Diem aja sih daritadi. Sariawan ??? Atau lagi tergila-gila sama wajah cantik aku.” Narsis Zahra seraya tersenyum kearah Rio.
“Ck, Bener kata Alvin, PD’nya kamu udah akut. Perlu di periksa dan di kasih obat biar sembuh.” Balas Rio membuat Zahra manyun sedangkan Alvin malah tertawa.
“Rese. Bukannya ngebelain malah diejek. Huh.”
“Hahaha, iya iya sorry. Tuh ada pesan di handphone kamu.” Ucap Rio seraya memandang handphone Zahra yang ada di genggaman gadis itu.
Zahra pun langsung melihat kearah handphone’nya. Ternyata benar. Ada gambar amplop dan wajah kakaknya di layar Hp’nya.
“Yo, Vin. Kakak aku udah di depan nih, aku duluan yah. Sampai ketemu besok. Bye.” Pamit Zahra seraya berlari keluar kelas sedangkan kedua pemuda tampan ini hanya geleng-geleng kepala. Belum di jawab udah ngeloyor aja. Ckckck. Pikirnya.
“Bro, balik yuk.” Ajak Alvin dan di sambut anggukan oleh Rio. Mereka berdua melangkah menuju ke luar kelas.

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam. Pikiran Alvin yang sibuk dengan Sivia, teman dekat Ify. Sedangkan Rio sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Yaitu mengenai Ify. Suara candaan dari arah belakang mengejutkan mereka. Lantas mereka langsung membalikan tubuhnya dan mendapati sekelompok siswi yang masih berpakaian baju cheers sedang berjalan keluar halaman sekolah.

“Bro, loe nggak lupa kan ??? Hari ini Ify latihan cheers bro.” Tanya Alvin bingung.
“Nggak.” Jawab Rio masih dengan sikap santainya.
“Terus ??? Tumben loe gak nungguin dia. Biasanya kan ……”
“Biasanya Vin, tapi sekarang lagi gak biasanya. Seperti yang gue bilang sama loe. Gue bakal berusaha buat ngelupain dia. Mulai sekarang.” Ucap Rio dengan nada pasti.
“Ini baru Rio yang gue kenal. Gitu dong bro. gak ada gunanya nunggu cewek yang gak berperasaan kaya Ify. Cabut yuk.” Ujar Alvin seraya mengajak Rio meneruskan perjalananya.

Sedangkan seorang gadis cantik yang masih menggunakan pakaian cheers lengkap sedang berdiri di depan pintu seperti menunggu seseorang. Dia Ify. Apakah gadis ini sedang menunggu Gabriel menjemputnya ??? Maybe.

“Tumben banget, biasanya kan tuh anak berdiri disini kalau gak mau masuk. Kok sekarang malah gak ada. Gak biasanya deh. seharian ini dia bener-bener gak gangguin gue. Apalagi setelah ada anak baru itu. masa Rio lebih milih dia sih. Bagusan gue Kemana mana. Lebih cantik gue lah daripada tuh anak baru. Pake tadi bercanda lagi. Sok deket banget tuh anak baru. Kenal aja nggak sama Rio. Dasar kecentilan, baru masuk aja udah bikin heboh satu sekolah.” Gerutu Ify seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman.
“Hay Fy.” Sapaan itu membuat Ify kaget. Akibatnya gadis ini akan jatuh ke belakang, karena Gabriel-orang yang menyapa Ify tadi kebetulan ada di belakang Ify, akibatnya gadis itu di tangkap oleh Gabriel. Perasaan keduanya sama-sama kaget, ini benar benar di luar dugaan mereka. Beberapa saat mereka menikmati posisi mereka yang jarang ini.
Sedangkan kedua pemuda tampan tadi-Rio dan Alvin yang kebetulan sedang lewat depan ruang Cheers melihat adegan acara peluk-pelukan itu. membuat salah satu dari mereka-Rio merasakan perasaan panas yang sangat luar biasa.
“Udah bro, selow aja. Dia udah bukan siapa-siapa loe. Oke. Dan selamanya akan begitu. So, forget her. Buruan jalan lagi. Loe jangan lupa acara kita nanti sore.” Ujar Alvin seraya mengingatkan jika nanti sore mereka berdua ada acara.
“Iya iya, gue inget kok. Yuk.”

Perasaan panas masih di rasakan oleh pemuda tampan ini-Rio. Benar-benar sangat tidak percaya jika semua kejadian yang terjadi hari ini sangat mendukung sekali untuk dirinya bisa melupakan gadis itu. Dan dia juga tidak percaya jika gadis itu dengan pemuda tadi yang memeluknya-Gabriel benar-benar sudah sejauh ini. Mengapa dirinya baru menyadarinya ??? Mengapa peri cinta membiarkan dirinya merasakan cinta dengan seorang gadis yang sama sekali tidak mencintai dirinya ??? Kenapa dirinya bisa terlibat dalam cinta yang serumit ini ???

***************
Bintang bertaburan dengan sangat indahnya di langit. Langit yang gelap membuat bintang itu mengeluarkan sinar cahayanya dengan sangat indah. Mereka berlomba lomba menciptakan sinar terbaik untuk kaum manusia yang sedang melihatnya, dan pemandangan itu membuat siapa saja yang melihatnya ikut tersenyum. Amat sangat damai dan menenangkan. Langit yang gelap sangat mendukung sekali membuat bintang-bintang itu memancarkan sinarnya yang kelihatan berkelap kelip di langit.

Seorang gadis tersenyum senang melihat bintang bintang yang bertaburan di atas langit. Dirinya seperti sedang bersama bintang-bintang itu. menerangi semua kehidupan yang terasa gelap. Lagi lagi gadis ini tersenyum. Dan kali ini senyumnya semakin lebar. Perlahan, senyum itu memudar mengingat kejadian yang berlangsung selama 1 minggu ini.

Sudah satu minggu pemuda yang biasanya mengganggunya sekarang tidak mengganggunya lagi. Entah kenapa ada perasaan janggal di hatinya. Mengingat jika pemuda itu bertemu dengannya. Pemuda itu malah lebih memilih untuk memutar balik arahan kakinya daripada harus bertegur sapa dengan dirinya. Dan selama satu minggu ini pula, gadis ini tahu, jika siswi baru di sekolahnya itu semakin dekat dengan pemuda yang biasanya mengganggunya.

Rio. Entah kenapa, gadis yang sekarang sedang duduk di balkon seraya memandang bintang yang sangat indah di langit merasakan perasaan kehilangan semenjak pemuda itu tidak lagi melakukan sesuatu yang biasanya dia lakukan untuk dirinya. Merasa rindu saat-saat pemuda itu memberinya beberapa makanan hanya untuk dirinya, tapi dengan pasti dirinya selalu menolak.

Ify merenungi kejadian kejadian yang telah terjadi di hidupnya saat dengan pemuda itu. Apa salah semua yang ia lakukan selama ini dengan pemuda itu. lagi-lagi gadis ini mendesah. Mengingat beberapa hari yang lalu. Keluarganya mengundang keluarga Rio untuk dinner di rumahnya. Tetapi dengan tidak perdulinya pemuda itu tidak datang untuk menghadiri makan malam bersama tersebut. Seharusnya pada saat itu dia senang, jika pemuda itu tidak datang maka berarti tidak ada yang mengganggunya lagi, tapi entah kenapa perasaan kecewalah yang ia dapatkan pada malam itu. kecewa bahwa pemuda itu tidak datang dengan alasan yang tidak masuk akal.

Dia tahu, apa yang menyebabkan pemuda itu tidak datang. Pasti karena dirinya. Dia pasti sudah cukup lelah dengan semua perlakuan dirinya kepada pemuda itu. Takut jika dengan adanya pemuda itu di acara dinner'nya waktu itu akan mengacaukan segalanya. Dan mungkin Rio sudah tahu apa yang akan terjadi padanya jika bertemu dengan gadis cantik ini. Dan dia lebih memilih untuk tidak datang dan menghindarinya. Lagi lagi dia menghindarinya. Gak di sekolah gak luar sekolah, pemuda itu sekarang lebih memilih untuk menjauhinya. Cukup sakit juga mendengar nada tak bersahabat jika pemuda itu terpaksa harus berbicara dengannya. tidak seperti dulu yang selalu lembut dan penuh kasih sayang.

Ify lagi-lagi memflashback ingatanya. Beberapa hari yang lalu juga di sekolah. Gadis ini melihat Rio dengan siswi baru itu sedang duduk berduaan di taman sekolah. Tertawa bersama dan saling meledek satu sama lain. Itu membuat perasaanya sangat amat berantakan. Entah kenapa. Perasaan tidak suka muncul dalam diri gadis ini, LAGI. Melihat mereka berdua tentunya. Selama satu minggu ini mereka sangat dekat jika ia perhatikan baik-baik. Dimana ada Rio pasti ada siswi baru itu. dan itu membuatnya muak.

Siswi baru itu yang telah merubah Rio jadi berpaling darinya. Dan membuat Rio melupakan dirinya dan melupakan Rio melupakan tentang suatu moment yang biasanya pemuda ia lakukan untuknya. Zahra. Yah, siswi baru pindahan Amerika yang amat sangat berhasil membuat semua kaum adam di sekolanya jadi tergila-gila padanya. Apakah Rio salah satu dari mereka yang tergila-gila dengan siswi baru itu ???.

Mungkin jawabanya iya. Karena yang ia lihat selama satu minggu ini sejak kepindahan Zahra, Rio jadi berubah. Sangat berubah. Termasuk kepada dirinya. Dan pemuda itu sekarang lebih sering menghabiskan waktu kosongnya dengan gadis itu, dibandingkan dengan sahabatnya sendiri-Alvin. Ck. Entah kenapa mengingat itu semua membuat perasaanya semakin sakit. Tiba-tiba, dirinya jadi teringat ucapan para sahabatnya 2 hari yang lalu.

FLASHBACK ON !!!
Pada waktu itu dirinya sedang berada di dalam kelasnya. Tidak ada guru dan kelas sedang kosong karena teman-temannya yang lain sedang keluar kelas. karena guru yang mengajar sama sekali tidak memberikan tugas untuk kelasnya, karena itu teman-temannya lebih suka menghabiskan waktu kosong tersebut di luar kelas daripada di dalam kelas.

“Kenapa sih loe Fy. Galau banget kayaknya.” Ucap Agni
“Tahu. Daritadi gak semangat banget. Mikirin siapa ??? Gabriel ???” Tebak Shilla
“Gak, gue lagi mikirin Rio. Lebih tepatnya perubahan Rio sama gue.” Jawab Ify singkat.
“Mikirin Rio ??? Gue gak salah denger ??? Loe mikirin Rio Fy ??? Rio yang sering gangguin loe itu. Rio yang …………”
“Iya Sivia sayang. Gak usah bawel deh. siapa lagi Rio yang gue kenal selain dia.” Potong Ify sebal dengan sahabatnya yang bernama Sivia itu.
“Hehehe. Maap Fy. Yah lagian gak biasanya loe mikirin Rio. Bukannya loe itu sebel sama tuh anak.” Ujar Sivia
“He’emh. Loe kan selama ini berharap banget tuh cowok pergi dari kehidupan loe Fy. Giliran sekarang Rio udah gak gangguin loe lagi loe malah kehilangan.”
“Kehilangan ??? Siapa yang kehilangan ??? Gak usah ngaco deh Shilla. Gue gak kehilangan dia, sama sekali nggak.”
“Terus apa kalo namanya gak kehilangan. Hemh. Loe kena Karma kayaknya nih.”
“Agni. Gak usah sotoy jadi orang. Gue gak suka sama Rio.”
“Yayaya. Loe bisa bohongin kita semua. Tapi loe gak bisa bohongin diri loe sendiri Fy. Loe itu harus percaya kalau loe itu kena KARMA. Karma karena loe selama ini selalu cuek sama Rio dan gak perduli, sekarang malah mikirin perubahan dia. yah mungkin aja selama ini loe merasa kehilangan tapi loe gak mau mengakuinya.” Terang Agni yang membuat Sivia  dan Shilla mengangguk setuju.
“Yaps, benet banget kata Agni. Loe itu kena Karma. Karma akibat perbuatan loe sendiri Fy. Dulu, emang Rio yang ngejar-ngejar loe dan bersikap manis sama loe. tapi sekarang, loe mungkin akan melakukan hal yang sama dengan Rio. Tapi posisinya yang berbeda, loe yang ada di posisi Rio dan Rio ada si posisi loe.” Sambung Sivia
“Loe udah menunjukkan ke kita semua kalau loe itu mulai respect sama Rio. Dengan mikirin perubahan Rio dan gue perhatiin akhir-akhir ini loe selalu sebel sendiri kalau ngelihat Rio lagi sama Zahra. Gue gak ngerti sih loe sebelnya kenapa. Apa karena loe merasa cemburu atau loe merasa benci sama Zahra yang dengan gampangnya dekat dengan para kaum adam disini. Termasuk Rio.” Sambung Shilla.
“Gue ………”
“Gue gak minta loe jujur sekarang Fy, kita bertiga Cuma mau loe nyadarin perasaan loe yang sebenernya. Sebelum semuanya terlambat. Dan endingnya loe malah bakalan nyesel nantinya. Sebagai sahabat, gue Cuma mau ngingetin loe itu. Cuma pengin nyadarin perasaan loe yang sebenernya sama Rio. Loe itu suka sama dia Fy. Dan mungkin selama ini loe menikmati moment yang Rio berikan buat loe. dengan cara ngasih sesuatu setiap harinya ke loe. Dan tanpa sadar itu semua malah menjadi kebiasaan buat loe.”
“Walaupun selama ini loe selalu jahat sama Rio dengan selalu menolak pemberian dia dan loe selalu bersikap acuh bahkan gak perduli sama dia.” Lanjut Sivia melanjutkan perkataan Shilla
“Gue gak tahu guys. Yang gue rasain sekarang Cuma perasaan gak suka ngelihat Rio jadi deket sama Zahra. Gue juga gak ngerti ucapan loe bertiga bener atau nggak. Gue bingung. Disisi lain, gue bener-bener kangen banget sama moment yang Rio kasih buat gue setiap harinya. Tapi disisi lain, gue juga inget Gabriel.”
“Gabriel ??? Apa loe yakin perasaan loe ke Gabriel itu perasaan cinta ???”
“Gue yakin banget.” Jawab Ify mantap menjawab pertanyaan Agni.
“Yakin Fy ??? Terus kenapa 2 hari yang lalu loe nolak Gabriel. Apa alasanya. Kalau emang loe bener-bener suka sama dia bahkan cinta sama dia, harusnya loe itu udah nerima Gabriel waktu itu. tapi, loe malah gantungin jawabannya.” Desak Agni membuat Ify diam seribu bahasa.

Yaps. 2 hari yang lalu, Gabriel memang pernah menyatakan cinta kepada Ify, tapi gadis ini tidak menjawab. Dan malah meminta Gabriel untuk memilih. Antara menunggu jawabanya atau ia menolaknya. Dan dengan yakin Gabriel menjawab dirinya ingin menunggu jawaban saja yang nantinya akan keluar dari mulut Ify.

“Loe mau tahu jawabanya Fy ??? Loe itu bukan cinta sama Gabriel. Loe Cuma kagum sama dia. mungkin karena dia Kapten Basket dan Ketua OSIS. Loe gak bener-bener cinta Fy. Itu Cuma perasaan sesaat. Sedangkan perasaan loe sama Rio. Apa pernah loe bosen dengan kelakuan Rio setiap harinya. Di dasar hati loe yang paling dalam, hati loe menolak kalau loe ngomong loe bosen sama Rio.” Ucap Sivia.
“Dan loe harus percaya sama ucapan kita bertiga. Kita Cuma gak pengin loe nantinya bakalan nyesel Fy. Loe harus percaya kalau loe itu lagi kena hukum KARMA. Inget juga, hukum karma itu masih berlaku buat orang-orang tertentu. Mungkin kejadiannya kaya loe sama Rio gini.” Sambung Shilla.
FLASHBACK OFF !!!

Ify kembali mendesah. Apa benar jika dirinya sedang merasakan perasaan itu kepada pemuda yang setiap harinya selalu mengganggunya. Dirinya masih belum percaya. Tetapi Ify juga membenarkan ucapan sahabatnya. Mengapa sampai saat ini dirinya masih saja menggantungkan Gabriel. Padahal jelas-jelas pemuda itu sudah menyatakan cintanya kepada dirinya waktu itu. Bukankah ini yang ia inginkan sedari dulu ??? Tapi setelah semuanya terjadi, mengapa hatinya selalu menolak jika dirinya ingin mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai Gabriel.

Apa benar selama ini dia hanya kagum denga pemuda itu. Karena jabatanya yang menduduki Tahta tertinggi sebagai seorang siswa di sekolahnya. Yaitu sebagai Kapten Basket dan Ketua OSIS. Entahlah. Gadis ini juga masih bingung dengan perasaanya saat ini. Dirinya masih belum mengerti perasaan apa yang kini sedang merasuki jiwanya terhadap pemuda yang sering mengganggunya itu, dan dia juga masih belum mengerti perasaan yang sebenernya kepada Gabriel. Apakah perasaan cinta seperti pemikirannya selama ini atau hanya sekedar kagum dengan apa yang dimiliki dengan pemuda itu.



To be Continue >>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*