Seorang gadis sedang menggigil
kedinginan di sebuah halte yang tak jauh dari sekolahnya. Setelah dirinya
berhasil keluar dari gerbang sekolahnya dirinya langsung menuju ke sebuah halte
untuk menunggu taksi ataupun angkutan umum yang melintas di jalan di hadapanya.
Setelah dirinya melihat jam, ternyata dirinya baru sadar bahwa jam segini tidak
mungkin ada taksi atau bus yang lewat. Dirinya sudah tidak bisa mengandalkan
orang lain lagi.
Sopir
pribadi keluarganya sedang mengantar mamahnya menuju ke kantor beliau.
Sedangkan seniornya dulu sedang ada acara di sekolahnya-Debo. Dan ayahnya tentu
saja masih berada di kantor dan tidak mungkin dirinya meminta tolong pada
ayahnya yang sedang sibuk dengan pekerjaanya. Adik tercintanya juga tidak mungkin
untuk menjemput dirinya karena adiknya itu belum bisa mengendarai mobil
sendiri. Dengan sabar gadis cantik itu menunggu seraya duduk di bangku yang
telah tersedia.
Beberapa
saat kemudian. Gerimis berdatangan. Dan tak lama kemudian, hujan pun mengguyur
bumi dengan hebatnya. Dirinya sudah tidak bisa melarikan diri dari tempat ini.
Jika dirinya lebih memilih untuk kabur dari tempat itu, maka sudah di pastikan
dirinya akan basah kuyup. Maka dari itu, dia lebih memilih berteduh di halte.
Walaupun tubuhnya sudah menggigil kedinginan. Tapi itu adalah cara yang paling
tepat seraya menunggu keajaiban yang datang kepadanya.
Tiba-tiba,
ada sebuah motor yang berhenti di hadapanya. Seseorang yang sangat ia kenali
sedang memarikan motor ninjanya yang berwarna merah dan sang empunya langsung
berlari ke arahnya. Dan dengan santai pemuda ninja merah itu langsung duduk di
sampingnya, membuat dirinya menatap pemuda itu dengan tatapan heran.
“Ngapain loe ngelihatin gue sampe
segitunya. Gue ganteng ??? Emang. Baru tahu loe.” Ucap pemuda yang sedang
mengeringkan rambutnya dengan cara mengibas ngibaskan rambutnya membuat gadis
cantik di sebelehnya terkena air yang ada di rambut pemuda itu.
“Kak Rio. Kena kan guenya. Ihhh,
kalo mau ngeringin rambut jangan disini dong. Udah tahu ada orang.” Ucap Shilla
kesal dan sebal.
“Yaelah, sewot banget neng.
Santai aja dong. Ini juga gara-gara loe” Balas Rio santai.
“What !!! Salah gue ??? Emang
yang nyebabin rambut loe basah gue apa.” Balas Shilla nyolot.
“Bukan itu. Maksud gue, temen-temen
loe nyuruh gue nyusulin loe kesini. Makanya gue kesini.”
“Kalo loe kesini Cuma buat bikin
gue sebel. Mendingan jangan kesini deh. Udah tahu hujan pake nekad segala.
Katanya juga loe mau pergi, kok malah kesini sih. Loe kesini karena terpaksa
???” Tanya Shilla
“Gue beneran tulus kok pengin
nyamperin loe. gak pengin aja di salahin sama semua orang kalau terjadi apa-apa
sama loe.” Jawab Rio sekenanya.
“yaudah pergi sana. Gue jamin gak
akan ada yang nyalahin loe kalau gue kenapa-napa. Udah sana pergi. Gue disini
sendirian juga gak papa. Dari pada loe disini karena terpaksa.”
“Please deh Shill. Jangan mulai.
Gue serius nih pengin nolongin loe. loe juga sampe kedinginan gituh. Muka loe
pucet tuh gara-gara menggigil mulu dari tadi. Nih pake jaket gue. Gue jamin loe
lebih anget dari yang tadi. Tenang ajah. di dalamnya gak basah kok. Cuma
luarnya ajah.” Ucap Rio seraya melepas jaketnya dan memberikanya pada gadis di
sampingnya.
“Emangnya loe gak kedinginan ???”
Tanya Shilla menyakinkan.
“Gak kok. Gue udah biasa kali
kena hujan. Oyah Shill. Kayaknya hujanya bakalan lama deh. Soalnya makin deres
hujanya. Gimana kalau kita terobos ajah hujanya. Biar loe pulang gak
kemaleman.”
“Gila loe kak. Ini tuh masih
deres banget hujanya. Mana loe bawa motor lagi. Jalanya juga licin, ntar kalo
ada apa-apa gimana. Ntar kalau ada mobil lewat gimana. Ntar kalo loe gak bisa
ngimbangin motornya gimana. Kan bahaya kak. Lagian nunggu hujanya reda juga gak
ada salahnya kan. Dari pada kita masuk rumah sakit dan ……..”
“Ssssttttt, pikiran loe kejauhan
neng. Mikir tuh yang positif napa sih. Pikiran loe negative semua. Emangnya gue
mau bunuh loe apah. Kalopun iya gak mungkin diri gue terlibat. Gila apa. Lagian
gue juga udah biasa bawa motor, bukan orang yang baru latihan motor kan ???”
“Iya sih, tapi kan gak seharusnya
nerobos hujan kaya gini kak. Hujanya juga masih deres banget kaya gini. Nunggu
bentar juga gak masalah kan ??”
“Buat gue ituh gak masalah. Tapi
buat loe itu masalah besar. Ntar kalo hujanya reda nanti malam gimana. Apa loe
mau bertahan sampe malam juga disini ??? gak kan, makanya loe nurutin perkataan
gue, gue jamin gak akan ada apa-apa. Asal kita berdoa.” Ucap Rio membuat Shilla
berfikir.
“Iya deh, tapi bener yah.
Hati-hati.”
“Siap Boss. Mending jaketnya loe
kancing deh. Supaya baju loe gak basah.”
“Loe beneran gak papa kak ??? Kan
kalau nerobos hujan bakalan dingin banget kak. Loe juga Cuma pake seragam.
Mendingan jaketnya loe pake ajah nih.”
“Gak, loe pake ajah. gue gak
papa. Kan tadi gue udah bilang. Gue udah biasa hujan-hujanan.”
“Yaudah deh terserah loe ajah.”
“Yaudah bentar yah gue ambil
motornya.” Ucap Rio seraya menerobos hujan dan langsung menuju ke hadapan
Shilla.
Setelah
dirinya berteriak memanggil Shilla untuk mendekat, dirinya langsung tancap gas
meninggalkan halte itu. Tentunya dengan hujan-hujanan. Shilla sih masih mending
ada jaket Rio yang melindungi tubuhnya, sedangkan Rio. Dia hujan-hujanan DEMI
SHILLA. Ingat guys. Demi Shilla dia rela melakukan ini.
Di
tengah perjalanan yang cukup sepi, tiba-tiba motor Rio berhenti secara
mendadak. Otomatis Shilla dan Rio langsung turun dari motor tentunya masih
dengan hujan-hujananya.
“Kok berhenti sih kak ???” Tanya
Shilla seraya mengusap wajahnya yang terkena air hujan.
“Gatau nih, yaudah mending loe
berteduh dulu di bawah pohon itu.” Ucap Rio seraya menunjuk pohon rindang yang
berada tak jauh dari tempatnya sekarang.
“Tapi kak, ntar loe gimana ???”
“Gue mau ngecek motor gue dulu.
Loe tunggu disitu buruan. Ntar kalo kelamaan disini loe bisa sakit. Udah sana.”
Usir Rio halus.
“Gak kak. Gue mau disini ajah. please
dong kak, jangan nyuruh gue berteduh. Gue gak mungkin berteduh sementara kakak
malah hujan-hujanan disini.”
“Shill, hujannya makin gede.
Please dong Shill. Sekali ini ajah loe nurutin gue. Cepetan berteduh kalo loe
masih anggep gue sebagai senior loe. buruan.”
“Iya deh kak, yaudah, gue kesana
dulu yah.” Ucap Shilla seraya berlari kearah pohon rindang tersebut setelah
mendapat anggukan dari seniornya itu.
“Nie motor kenapa sih. Gak join
banget deh.” Ucapnya seraya berusaha menyalakan motornya. “Sial. Ternyata
bensinya habis.” Rutuknya setelah melihat jumlah bensin yang tersisa. Ternyata
panahnya sudah berada di tanda merah. Kemudian, dirinya langsung mengambil
kunci dan berlari menuju kearah Shilla yang sedang menggigil kedinginan di
bawah pohon.
“Shill, loe gak papa ???” Tanya
Rio setelah melihat wajah pucat Shilla.
“Dingin banget kak.” Jawab Shilla
seraya memeluk erat tubuhnya sendiri.
“Yaudah sekarang kita cari tempat
yang pas buat berteduh yuk. Bensin motor gue habis. Dan pom bensin dari tempat
ini jauh banget. jadi mendingan kita cari tempat buat berteduh dulu yuk.”
Shilla mengangguk “Yaudah. Yuk.” Ajak Rio seraya menarik tangan Shilla
menerobos hujan.
Kemudian
dua insan ini berlari menelusuri jalanan yang sangat sepi, selain jalanan ini
jauh dari tempat penduduk, jalanan ini juga terdapat pohon-pohon besar di tepi
jalan. Bagaimana mungkin mereka dapat menemukan tempat yang cocok untuk
berteduh sementara jalanan sangat ekstrim seperti ini.
Setelah
berlari cukup jauh. Rio menghentikan larinya karena gadis yang ada di
belakangnya tiba-tiba memperlemah genggamannya. Menyadari itu, pria hitam manis
ini pun membalikan tubuhnya dan menghadap Shilla. Dilihatnya Shilla sedang memegangi
kepalanya dengan wajah yang sangat pucat.
“Shill, loe kenapa ??? Please
bertahan dulu, kita kesitu dulu yuk.” Ajak Rio seraya memapah Shilla menuju ke
gubuk yang tak jauh dari tempatnya tadi.
Setelah
sampai, Rio langsung mendudukan Shilla di tempat yang ada di gubuk tersebut.
lebih mirip seperti ranjang yang sudah sangat rapuh. Kemudian dirinya membuat
bantal dengan menggunakan kardus yang juga sangat rapuh. Kemudian di atasnya ia
taruh beberapa helai kain untuk menutupi kardus tersebut. dan dirinya langsung
menyuruh sang gadis untuk tidur menggunakan bantal buatan dirinya.
“Aduh gimana nih. Mana hujannya
makin deres lagi. Gue gak mungkin ngebiarin Shilla disini terus. Baju dia juga
basah. Apalagi jaket gue. Gimana yah. Kenapa juga ponsel gue ketinggalan di
sekolah tadi, pasti ponsel gue jatuh pas gue mau nyusulin Shilla, mana motor
bensinya habis lagi. Apes banget gue. Semoga ada keajaiban.” Gumam Rio panik.
Setelah
beberapa saat berdiam diri di dalam gubuk. Akhirnya pemuda tampan ini
berinisiatif untuk mencari tumpangan yang akan lewat di jalanan itu dengan
menunggunya di pintu gubuk. Sedangkan sang gadis masih menggigil kedinginan
serta meringkukan tubuhnya.
Beberapa
menit kemudian, ada sepasang lampu mobil yang melaju tak jauh dari tempatnya
dan menuju kearah jalan di hadapannya. Reflek, pemuda inipun berlari menuju ke
tengah jalan membuat sang pengendara mobil memperlambat laju mobilnya dan tepat
berhenti di hadapan sang pemuda.
“Rio ???” Pekik sang pengendara
mobil kaget.
“Debo, kebetulan banget loe
disini. Mending loe sekarang turun dan bantuin gue buat bawa Shilla kerumah.
Dia lagi menggigil di dalam gubuk itu, mending loe sekarang bawa dia kerumahnya
deh. Kayaknya dia demam gitu gara-gara kena hujan terlalu lama. Sorry, gue
ngebuat cewe loe sakit.” Terang Rio membuat Debo menganga kaget.
“Yo, dia itu bukan ….”
“Udah deh, bukan waktunya buat
ngomong. Udah buruan loe ikut gue.” Ucap Rio seraya menarik tangan Debo
membawanya ke dalam gubuk dimana Shilla berada.
“Shilla.” Pekik Debo kaget
melihat keadaan Shilla yang sedang menggigil kedinginan dengan muka pucat pasi
dan tiduran di ranjang yang sangat kumuh.
Tanpa
Berfikir panjang, Debo langsung melepaskan jaket yang dikenakanya dan
memasangnya ke tubuh Shilla setelah dirinya melepaskan jaket Rio dan
mengembalikanya ke sang empunya. Kemudian dirinya langsung membopong Shilla
setelah mendapat persetujuan dari Rio. Sedangkan pemuda hitam manis itu masih
terduduk di ranjang yang kumuh itu. Rio tidak ikut dengan mobil Debo karena
motor dirinya masih berada di daerah sini, tidak mungkin jika dirinya meninggalkan
motor itu.
“Maafin gue Shill, gue ngebuat
loe sakit. Loe emang lebih pantes sama Debo, dia lebih bisa menjaga loe. semoga
loe bahagia sama Debo. Gue sekarang percaya kalo loe bakalan aman sama Debo.
Dan gue juga percaya kalo Debo bakalan ngasih yang terbaik buat loe dan akan
selalu jagain loe.”
Kemudian
pria tampan ini menuju ke motornya setelah sebelumnya berlari menuju ke pom
bensin dengan hujan hujanan dan masih menggunakan seragamnya yang sudah sangat
basah. Kemudian, pria tampan ini melajukan motornya menuju kearah rumahnya.
SKIP !!!
Sesampainya
di rumah pemuda ini langsung menuju ke kamarnya karena tidak ada orang di
rumahnya yang semegah istana itu. Yang ada hanya bibi, sopir peribadi
keluarganya dan tentunya adik tersayangnya. Setelah sampai di kamar dirinya
langsung bergegas ke kamar mandi.
Setelah
selesai, pemuda ini keluar dari kamar mandi dan langsung tiduran di ranjang.
Dirinya sedang tidak enak badan setelah hujan-hujanan terlalu lama tadi. Ketika
punggung tanganya menyentuh keningnya sendiri ternyata panas. Dirinya juga
merasa pegal dan sangat lelah. Kemudian dirinya memutuskan untuk tidur.
SKIP !!!
Malam
harinya di keluarga haling. Tepatnya di ruang makan di kediaman haling. Tampak
seorang pemuda yang sedang menyantap makananya di ruang makan sendirian.
Setelah bibi menaruh makananya di meja. Pemuda itu bertanya kepada sang bibi.
“Bi, kak Rio belum pulang juga
???” Tanya sang pemuda yang duduk di ruang makan tadi.
“Udah den. Tadi bibi denger suara
motornya. Mungkin sekarang lagi di kamar den.” Jawab sang bibi ramah.
“Pulang naik motor ??? Tadi kan
hujan bi, kak Rio hujan-hujanan dong.”
“Iyah den, tadi bajunya basah
sekali. Wajahnya juga kelihatan pucat. Kalo den Ray khawatir mending den Ray
susulin den Rio di kamarnya ajah. bibi masih banyak kerjaan di dapur soalnya
den. Jadi belum bisa menjenguk den Rio di kamarnya. Yaudah den, bibi permisi
dulu ke dapur.” Terang sang bibi seraya menuju kearah dapur.
“Yaudah deh bi, Ray ke kamarnya
kak Rio dulu yah.” Pamit Ray seraya melangkah menuju ke kamar sang kakak yang
berada di lantai atas.
Ray
membuka pintunya dengan hati-hati. Karena dirinya tidak ingin kakaknya yang
sedang sakit itu merasa terganggu dengan kedatangannya. Setelah berhasil masuk
tanpa mengganggu kakaknya, Ray langsung duduk di kursi di bawah kamar tidur
kakaknya. Dilihatnya wajah pucat Rio yang sedang terlelap dalam tidur indahnya.
“Panas.” Pekik Ray ketika
punggung tangannnya menyentuh dahi sang kakak.
Pemuda
tampan yang tadi masih asyik terlelap dalam mimpi menggeliatkan badannya karena
mendengar pekikan seseorang yang cukup keras membuat dirinya terganggu. Mau tak
mau pemuda tampan itu membuka matanya melihat siapa orang yang sudah membuat
dirinya bangun dari tidur nyenyaknya. Dilihatnya sang adik yang sedang duduk
seraya menyunggingkan senyum manisnya.
“Ray, sejak kapan loe disini ???”
Tanya pemuda tampan itu seraya mengumpulkan nyawanya yang tadi sempat hilang
selepas bangun dari tidurnya.
“Barusan sih kak, sorry yah kak.
Gue udah ganggu tidur loe. badan loe panas. Kenapa ???”
“Tadi gue hujan-hujanan cukup
lama. Mungkin karena badan gue juga gak dilengkapi sama jaket makanya jadi gak
kuat gini.” Jawab Rio seraya menyandarkan tubuhnya di senderan kasur.
“Ought. Emang jaket loe kemana
???” Tanya sang gadis kepo.
“Di pake Shilla. Tadi gue kan
pulang bareng sama dia. terus motor gue mogok di tengah jalan. Yaudah, terpaksa
gue hujan-hujanan deh. mama sama papa belum pulang kan Ray ???”
“Belum ko. Kenapa ??? Loe takut
di marahin mama sama papa ??? Gue jamin, kalo sampe mereka tahu loe pasti dapet
ceramah yang amat sangat panjang dari mama. dan gue jamin loe pasti bakalan
dapet peringatan dari papa. Lagian loe udah pernah dapet ceramah dari mama
supaya gak hujan-hujanan lagi tapi masih tetep nekad ajah sampe sekarang.” Cerocos
Ray.
“Ckckck, loe kalo lagi ngomong
gak ada bedanya sama mama yah Ray. Panjang banget. udah loe keluar sana, gue
mau istirahat. Dingin banget nih.” Ucap Rio seraya mengusir adik semata
wayangnya.
“Iyah iyah. Yaudah, loe
istirahat. Gue keluar yah. Cepet sembuh loe.” Ucap Ray seraya keluar dari kamar
sang kakak.
SKIP !!!
Keesokan
harinya. Seorang gadis sudah berdiri di gerbang SMA Tunas Bangsa. Sepertinya
dirinya sedang menunggu seseorang. Padahal jam yang bertengger di tangan sang
gadis masih menunjukkan pukul 06.20. jadi masih terlalu pagi jika dirinya sudah
stand bye di sekolah dan bertengger di gerbang sekolah seperti menunggu
seseorang yang sangat berarti buat dirinya.
Pada
saat dirinya masih asyik mengedarkan pandanganya ke penjuru sekolah. Dirinya di
kagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba menepuk bahunya. Membuat sang gadis
langsung melihat siapa orang yang sudah mengganggunya.
“Kak Cakka, Agni. Ngagetin.”
Pekik sang gadis reflek.
“Sorry yah Ashilla Zahrantiara.
Lagian loe ngapain berdiri di sini di pagi buta. Kaya orang ilang ajah.” Ucap
sesosok cowok tomboy yang bernama Agni itu.
“Yeee, sembarangan ajah kalo
ngomong. Gue lagi nungguin kak …………” Shilla dengan reflek menutup mulutnya
menggunakan tanganya. (‘Hampir ajah. gengsi dong, kalo mereka tahu gue berdiri
di sini dari tadi nungguin kak Rio. Huft.’ Batin Shilla.)
“Kak siapa hayooo. Nungguin kak
Rio yah.” Tebak Agni seraya menahan tawa melihat wajah sahabatnya yang merona
merah karena malu.
“Apaan sih. Gue lagi nungguin kak
Gabriel tahu. mau ngomong penting.” Sangkal Shilla.
“juju rajah lah Shill. Lagian gue
kesini mau ngasih tahu loe tentang keadaan Rio. Kalo loe emang gak berniat
nyari dia yaudah. Gue gak jadi ngasih tahu.” Ucap Cakka memancing Shilla supaya
jujur.
“Eh kak. Emang kenapa sama kak
Rio ??? Dia baik-baik aja kan ???” Tanya Shilla khawatir.
“Hahaha. Ketahuan kan sekarang
kalo loe emang lagi nungguin Rio. Mau tahu gak tentang Rio ???” Tanya Cakka
memancing Shilla lagi.
“Mau dong kak. Gimana keadaan kak
Rio ??? Cepetan dong kak kasih tahunya.” Ucap Shilla kesal.
“Iyah iyah. Segitunya perhatian loe
ke Rio. Dia sakit Shilla. Gara-gara kemarin kehujanan lama banget. demam
gituh.” Terang cakka dan langsung membuat Shilla terpekik kaget.
“Serius loe kak ???” Tanya Shilla
dan membuat pasangan muda mudi di hadapannya mengangguk kompak.
“Iya serius Shilla. Ngapain gue
sama kak Cakka bohongin loe.” Timpal Agni.
“Yaudah thanks yah.” Ucap Shilla
seraya beranjak dari gerbang sekolah. Tetapi Agni dengan cepat menahan langkah
Shilla yang ingin keluar dari gerbang sekolah.
“Mau kemana ???” Tanya Agni. “mau
ke rumah kak Rio lah. gara-gara gue dia sakit kaya gitu.” Jawab Shilla. “Eh,
bentar lagi mau ulangan Fisika. Loe lupa ??? Pulang sekolah ajah jenguk kak
Rio’nya. Lagian loe kaya khawatir banget sih. Tenang ajah lagi. Kak Rio itu
Cuma demam. Gak parah Shilla.” Cerocos Agni.
“Iya deh. yaudah kekelas yuk.”
Ucap Shilla seraya menarik tangan Agni meninggalkan Cakka.
“Gila. Gue ditinggalin. Parah
banget sih tuh cewe-cewe. Ninggalin gue sendirian disini. Ke kelas ajah deh.
rese semuanya.” Gerutu Cakka seraya menuju ke kelasnya.
SKIP !!!
“Loe kenapa sih Shill ??? dari
tadi ngelamun terus.” Tanya Ify yang melihat perubahan Shilla sahabatnya.
Sekarang dirinya dan para sahabatnya sedang berada di kantin SMA Tunas bangsa.
“Lagi mikirin kak Rio tuh Fy.
Galau dia gara-gara gak lihat kak Rio seharian ini.” Goda Agni seraya tertawa.
“Rese loe Ag, gue merasa bersalah
ajah sama kak Rio. Gara-gara gue dia jadi sakit kan.”
“Merasa bersalah apa khawatir
hayooo ??? Ngaku ajah gak mau. Dasar. Loe gak kangen gituh sama kak Rio Shill.
Selama ini kan loe berdua selalu berantem plus jadi jauh gara-gara kehadiran
kak Debo Shilla.
“ Ujar Sivia yang membuat lainnya mengangguk setuju.
“ Ujar Sivia yang membuat lainnya mengangguk setuju.
“Gue juga pengin mengakhiri
semuanya Vi. Tapi cowo loe tuh yang nyuruh gue buat kaya gini. Dan loe semua
juga tahu kalau kak Alvin nyuruh gue mengakhiri semuanya kalo prom night udah
selesai.”
“Iyah sih Shilla. Kalo loe gak
kuat mending udahin ajah. gak usah dengerin kata-kata kak Alvin. Ntar kalo kak
Rio nempel di cewek lain gimana ???” Ujar Ify.
“Iyah bener banget tuh. Lagian
nih yah. Gue lihat-lihat kayaknya kak debo mulai ada feel gituh sama loe.
jangan-jangan dia beneran suka lagi sama loe.” Tebak Sivia.
“Sembarangan ajah loe Vi. Gak
mungkin lah kak Debo suka sama gue. Dia kan udah tahu, kalo gue sukanya sama
kak Rio.”
“Bisa aja tahu Shill. Lagian
selama ini kak Debo selalu perhatian sama loe. bahkan kalo gak ada kak Rio pun
dia masih tetep perhatian sama loe. Apa itu gak membuktikan kalo kak Debo itu
suka sama loe ???” Terang Ify
“Setuju banget sama loe Fy.
Jangan-jangan bener lagi kalo kak Debo itu suka sama loe Shill. Kasihan kak
Rio’nya dong. Loe jadi berpindah hati. Ckckck, nasib kak Rio kasihan banget
yah.” Ujar Agni sok memelas membuat Ify dan Sivia tertawa terpingkal pingkal
dan Shilla mengerucutkan bibirnya.
“Rese loe semua. Bukanya bantuin
malah ngeledekin gue. Lagian gue gak suka sama kak debo. Gue juga udah nganggep
kak debo sebagai kakak gue sendiri. Hati gue ituh Cuma buat kak Rio. Selamanya
akan seperti itu guys.”
“Ciyuuusss, Miapa.” Ucap Agni,
Ify dan Sivia secara kompak.
“Rese.” Gerutu Shilla dan
langsung membuat ketiga sahabatnya tertawa terbahak bahak.
SKIP !!!
Bel
pulang berbunyi dengan nyaring. Seluruh siswa siswi SMA Tunas bangsa
berhamburan keluar kelas. seorang gadis dengan langkah cepat keluar dari kelas
dan menuju ke gerbang sekolah setelah sebelumnya telah berpamitan kepada para
sahabatnya. Sang gadis langsung menghentikan taksi yang melintas di hadapanya.
Dengan cepat taksinya langsung meluncur dengan mulus setelah sebelumnya sang
gadis menyebutkan alamat yang akan dirinya kunjungi sekarang.
Sekarang,
sang gadis sudah berada di depan sebuah rumah yang amat megah dan mewah. Dengan
ragu dirinya melangkah masuk ke pekarangan rumah mewah tersebut. seorang wanita
paruh baya membukakan pintunya menghampiri sang gadis yang barusan telah
memencet bel rumah tersebut.
“Maaf Bi, saya mengganggu.”
“Tidak apa-apa non. Non mau
ketemu den Rio yah ???” Tanya sang bibi to the point.
“Iyah bi. Dia di rumah kan bi
???” Tanya sang gadis ramah.
“Ada non di dalem. Silahkan masuk
non.”
“Terima kasih bi.” Sang gadis
yang bernama Shilla langsung melangkah memasuki rumah mewah tersebut.
“Non kalau mau ke kamarnya den
Rio langsung silahkan saja non. Bibi mau ke dapur dulu ambil minum. Kamarnya
den Rio ada di sebelah sana non.” Ucap bibi seraya menunjuk sebuah kamar yang
berada di tingkat atas.
“Iyah bi. Terima kasih yah. Saya
pemit ke atas dulu.” Pamit Shilla seraya berjalan menuju ke lantai atas.
Setelah
sampai di sebuah kamar yang ditunjuk oleh sang bibi. Shilla langsung mendekat
dan dirinya menemukan tulisan MARIO’S ROOM yang terpajang rapi di pintu
tersebut. kemudian dirinya mengetuk pintu tersebut dan langsung mendengar
teriakan MASUK dari dalam kamar. Dengan pasti dirinya membuka pintu tersebut.
Sang
pria yang berada di dalam kamar terpekik kaget melihat kedatangan seorang gadis
yang tadi baru saja mengetuk pintu rumahnya. Bagaimana bisa dia berada di
kamarnya sekarang ??? Mengapa dirinya merasa senang dengan kehadiran sang gadis
??? hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabanya.
“Shilla. Ngapain loe disini.”
“Mmm, gue gue denger dari
temen-temen kalo loe sakit, jadi gue kesini deh. loe sakit juga pasti gara-gara
kehujanan kemarin kan sama gue.” Terang Shilla ragu.
“Mmm, gue udah gak papa kok. Loe
gak usah ngerasa bersalah gituh deh. gue Cuma demam. Dan gak seharusnya juga
loe kesini Cuma buat bilang maaf ke gue.”
“Tapi kalo kemarin loe gak
teralalu lama kehujanan. Pasti sekarang loe gak sakit kaya gini. Maafin gue
juga karena kemarin gue pulang sama kak Debo. Gue bener-bener gak ngerti kenapa
tiba-tiba gue bisa ada di rumah dan ada kak debo di rumah gue.”
“Iya Shilla. Gak papa. Kemarin
kebetulan Debo lewat depan tempat kita. Dan pas itu loe lagi pingsan dan badan
loe panas banget. kebetulan dia bawa mobil. Jadi gue nyuruh dia buat nganterin
loe pulang. Lagian kalo loe lagi sama Debo loe pasti selalu aman Shill. Gak
kayak gue yang selalu bikin loe susah.”
“Kakak kok ngomongnya gituh sih.
Gak kok. Justru gue mesti berterima kasih sama loe karena kemarin loe udah
ngelindungin gue. Gue juga gak pernah merasa susah kok kalo lagi sama loe.”
“Please Shill. Gue pengin sendiri
dulu. Loe mendingan pulang deh. ntar cowok loe nyariin lagi.”
“Kak, kak Debo tuh bukan cowok
gue. Dia Cuma ……..”
“Cuma apa Shill ??? Atau
jangan-jangan loe berdua udah tunangan ???” Tanya Rio dan membuat Shilla
terpekik kaget.
“Tunangan ??? ya nggak lah kak.
Gue gak pernah pacaran sama dia apalagi tunangan. Loe kalo ngomong yang bener
dong.” Jawab Shilla emosi.
“Terserah Shill. Mau dia cowok
loe kek, tunangan loe kek. suami loe kek. Itu urusan loe. dan bukan urusan gue.
Jadi mendingan loe pergi dari kamar gue sekarang. Gue mau istirahat.”
“Tapi kak. Loe gak menghargai gue
banget sih. Gue kan udah bela-belain kesini buat jengukin loe. loe malah kaya
gini. Gak berterima kasih banget.”
“Makasih. Puas. Lagian gak ada
yang nyuruh loe buat dateng ke rumah gue kan ??? jadi mendingan loe keluar dari
kamar gue sekarang.”
“Loe jahat kak. Gue benci sama
loe.” Ucap Shilla seraya berlari meninggalkan rumah Rio dengan berlinangan air
mata. Air mata kesedihan tepatnya. Sedangkan ketua osis SMA Tunas Bangsa hanya
menghela nafas panjang.
“Ini akhir kisah gue Shill. Kisah
gue yang menyedihkan. Udah cukup sampe sini. Gue gak mau sakit hati lagi
gara-gara cewe. Dan gue akan ngejauhin loe dan buat loe benci sama gue. Semoga
loe bahagia sama Debo. Selamat yah Shill. Dan maafin gue atas semua kesalahan
gue yang udah gue perbuat sama loe.” Gumam Rio menatap kepergian Shilla dengan
rasa perih di hatinya.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Loe jahat kak Rio. Kenapa loe
ngerelain gue buat kak Debo. Kenapa kak. Kenapa juga loe berharap supaya gue
jadian sama kak Debo. Bahkan loe berharap gue sama kak Debo menikah. Kenapa
kak. Gue benci sama loe. loe gak ngerti perasaan gue kaya gimana waktu loe
ngomong gituh. Sakit kak. Gue cinta sama loe. tapi kenapa loe gak pernah ngerti
perasaan gue. Kenapa kak ???” Teriak Shilla di sebuah pantai yang tak jauh dari
rumah dirinya.
Air
mata selalu menemani dirinya semenjak gadis cantik ini keluar dari rumah
pangeranya. Dengan rasa sakit di hatinya gadis ini meluapkan semuanya di sebuah
pantai yang menyejukkan di dekat rumahnya. Berharap semua masalah yang ada di
dalam benaknya bisa keluar dengan mudah dan menghilang dari dalam benaknya.
Benar.
Semuanya terasa lebih ringan setelah dirinya berteriak di pantai itu. Semuanya seperti terbawa angin
yang berhembus di pantai tersebut. sekarang hatinya merasa lebih lega. Merasa
semua masalahnya berkurang dengan cepat. Dan gadis ini langsung tersenyum.
Walaupun masih tersirat kesedihan dan kekecewaan dalam hatinya tetapi gadis ini
cukup beruntung karena masalahnya berkurang sekarang. Dirinya pun beranjak dari
pantai tersebut menuju ke rumahnya.
SKIP !!!
Keesokan
harinya. Shilla berjalan dengan cerianya. Gadis cantik ini sudah bertekad tidak
akan sedih lagi dan tidak akan menangis lagi karena sikap kakak seniornya yang
sudah berlebihan kepada dirinya. Walaupun hatinya tetap memilih seniornya,
tetap saja dirinya tidak ingin menangis setiap hari karena kelakuan ketua osis
yang sudah mulai berubah itu.
Dengan
ceria dan senyum ramah dilontarkan kepada setiap siswa siswi yang ditemuinya,
dirinya dengan pasti melangkah menuju ke kelasnya. Teman-temannya bingung
melihat teman satu kelasnya itu, biasanya datang dengan muka masam semenjak
bertemu dengan ketua osis sekolahnya. Tetapi sekarang mereka melihat teman
sekelasnya itu sedang tersenyum dan menyapa mereka dengan ramah dan ceria,
bahkan sangat ceria.
“Loe baik baik aja kan Shill ???”
Tanya Daud teman sekelasnya.
“Baik dong. Bahkan sangat baik.
Loe semua gimana ??? baik juga dong pastinya. Hari ini cerah banget yah.” Ucap
Shilla dengan nada gembira dan senang seraya menuju ke bangkunya di sebelah
sahabatnya yaitu gadis chubby yang bernama Sivia.
“Panas loe yah.” Ucap Sivia
seraya memegang kening sahabatnya.
“Apaan sih, mulai sekarang gak
ada kata galau lagi. Gue bakalan selalu happy sepanjang masa. Seperti apa kata
loe Vi. Kita itu masih muda, dan masih panjang perjalanan kita, jadi kita harus
menikmati hidup dengan sepenuh hati. Gak ada kata galau dan gak ada kata sakit
hati. Semuanya harus selalu happy. Betul nggak ???” Cerocos Shilla yang membuat
teman 1 sekelasnya menggeleng gelengkan kepalanya heran.
“Ckckck, anech loe.” Tanggap
teman satu sekelasnya sedangkan Shilla nyengir gaje.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Bel
istirahat berbunyi nyaring. Keempat gadis sudah stand by di bangku kantin
paling pojok favoritnya. Mereka sedang menikmati makanan yang mereka pesan
dalam suasana keheningan. Tiba-tiba sekelompok pria langsung duduk di sebelah
gadis cantik itu. Mereka hanya bertiga.
“Kalian. Ngagetin.” Teriak Ify
dengan nada lantang.
“Yaelah sayang. Biasa aja dong
teriaknya. Gitu banget sama pacar sendiri. Pake teriak teriak lagi. Persis di
kuping aku nih.” Gerutu Gabriel seraya mengusap usap telinganya.
“Ya lagian kamu ngagetin. Udah
tahu aku lagi gak focus.” Jawab Ify manyun.
“Yeee malah berantem. Udah udah.
Kita kesini itu mau MAKAN. Jadi diem aja deh. berisik.” Ucap Alvin dengan nada
coolnya.
“Sok cool banget deh. mau makan
ajah masih sempet-sempetnya.” Sindir Sivia yang duduk tepat di sebelah Alvin.
“Kenapa sih sayang. Aku kan
kemarin udah minta maaf. Aku beneran lupa. Masih marah aja sih.”
“Lupa ??? Aku udah nunggu
berjam-jam yah. Itu aku lakuin karena aku gak mau batalin rencana kita. Tapi
ternyata kamu yang batalin semuanya. Kamu gak dateng dan buat aku nunggu.”
“Vi, maafin aku. aku tahu aku
salah. Maaf Vi. Aku kemarin bener-bener lupa. Aku juga lagi sibuk buat ngurusin
proposal pensi nanti. Kamu maklumin dong.”
“Ought. Jadi kamu lebih mentingin
urusan pribadi kamu dan buat aku nunggu berjam-jam kedinginan di danau. Gituh.
Kalo itu mau kamu, harusnya kamu gak usah bikin janji sama aku. janji kamu
emang gak pernah di tepatin yah. Bagi kamu aku itu nomor 2, dan osis sama
basket itu nomor 1. Makasih udah bikin aku nunggu kemarin.” Terang Sivia seraya
beranjak dari duduknya keluar kantin.
“Via, tunggu. Kak, kita duluan.”
Ucap Shilla, Ify dan Agni seraya menyusul Sivia.
“Loe mesti cerita sama kita bro.”
Ucap Cakka setelah para gadis pergi.
“Gue nyesel guys udah lupain
janji gue ke Sivia. Sebenernya kemarin gue janji bakalan ngasih surprise ke dia
di danau tadi malam. Tapi gue lupa karena gue waktu sore juga sibuk banget
bikin proposal. Sampe-sampe gue lupa makan dan mandi. Gue kemarin sore
bener-bener nggak sadar kalau gue udah bikin janji sama Sivia. Dan gue
ngelupain itu semua.” Gumam Alvin menerangkan tetapi masih dapat di dengar oleh
sahabatnya.
“Jadi, loe sama sekali gak
ngabarin Sivia waktu itu.” Tanggap Cakka.
“Iyalah bego. Udah tahu tadi
Alvin bilang kalau dia lupa. Hadduhhh, Cak Cak. Rempong banget hidup loe.” Ucap
Gabriel kesal.
“Yeee, namanya juga Tanya. Gak
ada yang larang juga kan ???” Bela cakka.
“Udah udah, malah berantem. Loe
berdua mesti bantuin gue supaya Sivia mau maafin gue.”
“Ckckck, urusan Rio ajah belum
kelar loe udah nambah nambahin masalah baru Vin. Nanti kita bantuin deh biar
loe bisa baikan. Iya nggak Cak ???” Ucap Gabriel.
“Yoi bro, gue kan sahabat yang
baik hati dan tidak sombong.” Ucap Cakka narsis.
“PD gila loe.”
SKIP !!!
Seorang
pria tampak sedang membereskan map yang berserakan di atas meja ruanganya.
Sepertinya sedari tadi pria tampan ini sibuk mengurusi urusan yang menjadi
tanggung jawabnya sebagai ketua osis. Rencana yang telah direncanakan oleh
dirinya dan pengurus lainnya mulai di depan mata. Sebentar lagi ulang tahun
sekolah akan tiba dan anggota osis Cuma membutuhkan waktu beberapa bulan untuk
membuat konsepnya dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan.
“Bro, loe baik baik aja kan ???”
Tanya seorang pria yang sedari tadi sedang membereskan kursi yang habis dibuat
untuk melaksanakan rapat.
“Baik baik aja kok, emangnya
kenapa ???” Tanya sang ketua osis kepada sahabatnya.
“Ya nggak, gue lihat loe kaya
kelelahan gituh .. kalo capek istirahat aja Yo.”
“Ya Gabriel Stevent Damanik,
thanks banget loe udah perhatian sama gue .. tapi gue lagi banyak kerjaan
sekarang, kalo gue tinggal, nih kerjaan gak bakalan selesai.”
“Yaudah terserah loe. gue ikut
bantuin yak biar cepet selesai.”
“Sippt, thanks bro.”
Mereka
sedang sibuk membereskan map dan menyusun map’nya sesuai perintah sang Pembina
osis. Di sela-sela kegiatan mereka, mereka sempatkan untuk mengobrol masalah
pribadi mereka yang akhir-akhir ini selalu mengusik kehidupan mereka
masing-masing.
“Gue denger, kemarin si Shilla ke
rumah loe yah. Udah ketemu belum sama dia ???” Tanya Gabriel tiba-tiba yang
membuat sahabatnya menghentikan kegiatanya dan menatapnya.
“Gue ketemu sama dia.” Jawab Rio
seraya melanjutkan kegiatanya.
“Terus gimana ??? Dia ngerasa
khawatir gak sama loe ??? Akhir-akhir ini gue lihat si Shilla happy mulu Yo,
loe berdua udah jadian yah ???”
“Jadian ??? Mana mungkin dia
jadian sama gue. Si Debo mau dikemanain ??? Lagian tuh anak happy kaya gituh
karena baru di kasih kejutan kali sama Debo.”
“Mana mungkin. Shilla kan Cuma
………..” (‘Hampir ajah gue keceplosan’ Batin Gabriel).
“Cuma apa … Cuma sayang sama Debo
??? Emang.”
“Ish, loe jangan salah paham dong
Yo. Shilla itu gak sayang sama Debo. Dia Cuma suka sama loe.”
“Mana mungkin Yel. Jelas-jelas
gue tahu kalo dia udah jadian sama Debo. Dia sendiri yang ngaku. Jadi bohong
banget kalo loe ngomong kaya gituh.”
“Huft, terus masalah prom night
nanti gimana ??? Loe udah dapet pasangannya belum.”
“Belum, gue masih gak mau
ngurusin ituh. Lagian gue kan ketua osis’nya. Jadi gak papa dong kalo gue
datengnya sendirian ??? Aturan ituh Cuma berlaku Cuma buat siswa TB kecuali
anggota osis kan ??? Jadia fine-fine ajah kalo gue gak bawa pasangan nanti.”
Terang Rio
“Heh, loe gak denger keputusan
Pembina kemarin. Semua siswa maupun siswi wajib dateng sama pasangannya.
Soalnya bakalan ada acara yang khusus buat pasangan muda-mudi. Juga bakalan ada
pemilihan prince and princess buat tahun ini. Jadi buat loe, gue ataupun
anggota osis lainnya wajib dateng sama pasangannya. Ngerti.” Terang Gabriel
“Yayaya. Tapi loe juga mesti
inget Yel. Gue itu yang bikin acaranya, gue yang ngatur acaranya. Jadi gak
mungkin dong gue sama pasangan gue terus ???”
“Heh, loe itu kerja Cuma sebelum
ulang tahun sekolah terlaksanakan. Pada saat acara ulang tahun sekolah itu
semuanya menjadi siswa dan siswi SMA Tunas Bangsa. Gak ada kedudukan disana. Ya
mungkin buat organisasi kaya osis sama pramuka bakalan punya acara khusus
nanti. Tapi tugas kita bener-bener free pada saat acara prom night nanti.”
“Serius loe ??? kata siapa
acaranya kaya gituh ??? Yang gue denger kayaknya waktu itu pembina osis
bilangnya kalo anggota osis pada saat hari H bakalan pada sibuk semua deh.”
Tantang Rio gak mau kalah.
“Siapa yang bilang ??? Makanya,
kalo lagi rapat itu di dengerin. Pikiran loe jangan ke Shilla mulu. Jadi gak
ngerti kan acaranya apa ajah.” Ledek Gabriel.
“Kenapa jadi bawa-bawa Shilla
lagi. Denger yah Tuan Gabriel yang terhormat. Gue itu selalu focus sama rapat
osis kita setiap dilaksanain. Jangan asal deh kalo ngomong.”
“Denger juga yah Tuan Mario yang
terhormat. Kalo loe emang dengerin dan ngikutin rapatnya dengan
sungguh-sungguh, loe pasti ngerti semua isi rapatnya.”
“Gue ngerti kok.” Jawab Rio
nge’sok.
“Oyah ??? Sekarang gue Tanya,
siapa yang nanya sama gue tentang acara pemilihan prince and princess di acara
ultah sekolah nanti. Dan siapa juga yang Tanya sama gue tentang tema yang akan
ditampilkan buat acara ultah sekolah nanti. Terus siapa yang nanya sama gue tentang
keputusan terkahir di rapat rapat yang udah dilaksanain. Hah.” Tantang Gabriel.
“Ya itu karena gue lagi gak focus
aja. Bukan karena Shilla. Loe apaan deh yel. Kenapa sekarang malah gue yang
dipojokkin sama loe.”
“Ya lagian loe. sama sahabat
sendiri aja gak mau ngaku.”
“Ngaku apaan ???” Tanya Rio.
“Gak usah pura-pura bego deh Yo.
Masalah loe sama Shilla lah.”
“Emang apa yang harus gue akuin
???” Tanya Rio sok gak ngerti.
“Ya perasaan loe lah, perasaan
loe yang sebenarnya ke Shilla itu kaya gimana.” Jawab Gabriel singkat.
“Akh udah akh. Gue lagi males
bahas tuh anak. Thanks loe udah mau bantuin gue.”
“Mengalihkan pembicaraan loe.
emang bisa yah loe. yaudah, mau ke kantin bareng gak ???” Ajak Gabriel.
“Gak usah deh, gue mau ke
lapangan indoor. Loe duluan ajah. kalo gue udah selesai gue pasti nyusul kok.
Okeh bro, bye.” Ucap Rio seraya berlari keluar ruangan.
“Dasar. Gengsinya masih tinggi
ajah. gue berharap loe cepet-cepet nyatain perasaan loe ke Shilla Yo. Sebelum
Shilla bener-bener suka sama Debo.” Gumam Gabriel seraya berjalan menuju ke
kentin.
gimana gimana ????
Keren gak ceritanya ??? ini belum ending guys :D
kalau keren like'nya donk, comment juga jangan lupa ..
silahkan post komentar di bawah ini guys ...
kalau mau di lanjutin tolong comment atau sekedar like.
nanti akan saya lanjutkan ceritanya .. thanks for All ;)
bagus banget ceritanya....
BalasHapusudah ceritax romantis, jalan cerita cintax juga nggk kalah bagus....
Ancungin jempol double deh utk cerita ini...!!! :)
hehehe :)
Hapusmakasih yah buat komentarnya ..
thanks juga udah di baca :)
sumpah cerita nya keren banget. di lanjutin dunk :)
BalasHapusmakassih :)
Hapusnanti aku lanjutin yah ..
lagi dalam proses pengetikan :)
lanjutin nya mana nih ? penasaran gue sama cerita ini (y)
BalasHapusudah ada lanjutannya belum si aku penasaran banget soalnya ceritanya bagus banget
BalasHapusBuat semuanya :)) Liburan sekolah semester ini gue bakalan terusin cerbung yang ini ^^ Buat kalian yang masih pengin tahu kelanjutannya, pantengin terus ya blog gue, okeh (y).
BalasHapusThanks.
Kak ini cerita kapan dilanjutnya :( sumpah penasaran bnget sama nie cerita -_- Cepet dilanjutin donk kag :( plisss
BalasHapusDilanjut dek.
BalasHapustapi nanti yah ^^
aku usahain secepatnya :))
Mana lanjutannya gue penasaran banget ni, kalau bisa sampai tamat ni cerita
BalasHapusinsya Allah cerbung ini sampe END :)) Tunggu saja. lagi fokus buat nulis klanjutannya soalnya :)) Thanks for your visit :))
BalasHapusKak cepetan buat nya dong gw penasaran banget tw ngak klw bisa secepatnya ya kak ok!!
BalasHapusUdah dilanjut de' :D Lihat aja, udah sampe part 12 kok ;) Selamat membaca ;)
HapusKak susah banget ngebuka nya gimana nie
BalasHapusbisa de' :)) Ke home dulu deh .. ntar cari part 11 sama 12'nya. itu postingan terbaru kok .., jadi masih ada di urutan teratas :))
Hapusjujur ceritanyaaa kerennn abizzz
BalasHapusmakasih :)
Hapuskak lanjutan ini kok tidak nemu-nemu
BalasHapus