Langit
begitu terang. Menampakkan hari sudah pagi. Dan memang kegiatan rutinitas
setiap siswa untuk melaksanakan kegiatanya sebagai seorang siswa, apalagi kalau
bukan SEKOLAH, kecuali jika hari minggu.
Seorang gadis turun dari mobil
Avanza putihnya setelah diantarkan oleh sang supir pribadinya. Setelah itu dia
melangkah masuk ke dalam sekolah megah dan mewah. Di atas gerbang tertulis
dengan nama SMA TUNAS BANGSA. Sekolah ini menurut pendapat orang adalah sekolah
yang sangat bagus dan prestasinya sangat memuaskan. Berkali kali sekolah ini
telah menjuarai berbagai lomba yang diikuti oleh siswa siswi SMA Tunas Bangsa
itu sendiri.
Kembali ke seorang gadis tadi. Dia
melangkah masuk melewati gerbang dan menyusuri setiap bangunan yang ada di
dalam Sekolah itu. Dan dia sangat sangat bingung dengan sekolah dihadapannya.
Dan kalian pasti tau bahwa gadis ini adalah siswi baru yang baru masuk SMA
Tunas Bangsa. Dia berhenti melangkah setelah melihat seorang gadis yang sedang
berdiri di dekat madding.
“Permisi,
maaf saya mengganggu.” Ucap Gadis ini ramah
“Iyah
ada pa yah.” Tanggap gadis yang di dekat madding itu.
“Mmmm,
ruang kepala sekolah dimana yah.” Tanya gadis ini hati-hati.
“Oh,
lurus ajah, setelah itu ada pertigaan dan loe belok kanan. Setelah itu belok
kanan lagi. Ruang kepsek ada di deket belokan itu.” Terang Gadis itu seraya
membenarkan lembaran yang akan di pasang di madding. Sepertinya gadis ini
pengurus madding.
“makasih
yah.” Ucap gadis ini tersenyum ramah
“Iyah
sama-sama.”
Setelah itu gadis ini melanjutkan
jalannya dan setelah menempuh belokan pertama, gadis itu jatuh karena merasa
ada sesuatu yang membuat dirinya menjadi jatuh.
“Adduuhhhh.”
Pekik gadis ini merasa kesakitan
Gadis ini merasa kesakitan dengan
kedua lututnya. Karena kedua lutut dia mengenai lantai secara langsung. Setelah
merasa baik gadis ini mencoba berdiri dan mencari tau apa yang menyebabkan dia
terjatuh. Setelah dia benar-benar berdiri dia membenahi baju seragamnya yang
kotor akibat terkena debu lantai.
Dan
gadis ini melihat seorang pria yang sedang berdiri memegang buku dan satu
kakinya terjuntai ke depan jalan. Ternyata kaki pemuda itu yang menyebabkan
dirinya terjatuh.
(‘nie
cowok gak nyadar apa yah, padahal kakinya sempet kedorong gue, tapi masih ajah
masih dalam posisi yang sama. Ternyata
dia yang nyebabin gue jatuh. Nyebelin.’ Batin gadis ini.)
“Heh,
loe gak nyadar apa, apa yang loe lakuin ke gue barusan.” Bentak gadis itu
Tak ada jawaban dari pria
dihadapannya. Karena kesal gadis ini pun langsung mengambil buku milik pria
dihadapannya. Membuat pria itu mau tak mau menoleh ke arahnya.
“loe gak
sopan banget sih jadi orang. Gak sadar sama kelakuan loe yah.” Hardik gadis itu
dengan nada tidak bersahabat dan menatap pria dihadapannya dengan tajam
“(ngerebut
buku yang di pegang gadis di hadapannya). Loe udah ganggu aktifitas gue.” Ucap
pria dihadapannya dengan nada dingin
“Apa ???
gue gangguin loe. Heh, gak nyadar banget sih loe. Bukanya loe yang udah
gangguin aktifitas gue yah. Gara-gara kaki loe yang ngehalangin jalan ini, gue
kesandung dan jatuh.”
“So, apa
perduli gue. Sekali lagi gue jelasin, gue gak suka aktifitas gue di ganggu. Apa
lagi sama loe. Cewek ko’ gak ada sopan-sopannya.” Jawab pria ini sekenanya.
“Heh,
siapa yang gak sopan ??? Bukannya loe yah yang gak sopan. Loe gak minta maaf
sama gue, jelas-jelas loe udah tau kesalahan loe apa.” Hardik gadis tadi.
“jadi
loe nyalahin gue ???” Tanya pria itu dengan nada membentak
“Iyah,
dan loe tahu, tadi gue jatuh dan itu gara-gara kaki loe yang seenak jidat loe
menjuntai ke tengah jalan, dan loe tahu akibat dari ulah yang loe perbuat ???”
“Gak.”
Jawab pria itu santai
“Heh,
pelit banget sih loe jadi orang, ngomong aja gak ada panjang-panjangnya. Gila
gue sekolah disini kalo semua muridnya itu kaya loe. Huh L.” Keluh gadis itu
“Heh
anak baru, loe gatau gue jadi mending loe diem ajah yah. Kalo loe tahu gue
siapa pasti sekarang loe udah ngemis ngemis minta maaf sama gue.”
“What.???
Minta maaf sama loe ??? Gak salah ???”
“Susah
yah ngomong sama orang yang gatau etika. Jadi cewek gak ada sopan-sopannya loe.
Anak baru aja belagu banget.” Gumam pria itu sinis.
“Heh,
sembarangan aja loe ngomong. Gue denger yah apa yang loe omongin ???” Hardik
gadis itu nyolot
“Gak
bakalan selesai ngomong sama orang kaya loe.” Ucap Pria itu seraya pergi
meninggalkan gadis itu yang masih cengo di tempatnya itu dan berjalan seraya
memasukkan satu tangannya ke dalam saku celanannya dan satu tangannya lagi
memegang bukunya.
“Dasar
cowok sok ganteng loe, padahal aslinya jelek banget L. Iuuuhhh, sok cool banget
gayanya.” Ujar gadis itu seraya melanjutkan kegiatannya yang tertunda.
Gadis ini melanjutkan jalannya dan
berhenti di sebuah ruangan. Dan gadis ini melihat ke atas. Di atas pintu
tertera slogan yang bertuliskan RUANG KEPALA SEKOLAH.
“Ini
dia, akhirnya gue nemuin juga ruangannya.” Gumam gadis ini bahagia.
Kemudian gadis ini mengetuk pintu R.
kepsek itu dan setelah ada suara dari dalam yang menyuruh gadisnya masuk
akhirnya gadis ini dengan santai membuka pintu dan terlihat wanita paruh baya
berkacamata yang sedang duduk di kursinya seraya memegang map data.
“Assalamu’alaikum
bu. Maaf saya mengganggu.” Salam gadis itu.
“Oh yah
tidak apa-apa. Kamu …. Murid baru pindahan dari Bandung. Benarkah ???” Tanya
kepsek
“Iya bu,
benar sekali. Perkenalkan nama saya ASHILLA ZAHRANTIARA saya pindahan dari
Bandung bu.” Ujar gadis itu yang ternyata bernama Ashilla
“Baik
Ashilla, silahkan duduk di depan saya (menunjuk kursi yang tersedia di depan
kursinya).”
“Terima
kasih bu, tetapi ibu cukup memanggil saya dengan nama SHILLA saja sudah cukup.”
“Baik
Shilla, ini map kamu (memberikan map yang sedari tadi di pegangnya). Di
dalamnya ada proposal yang harus kamu selesaikan.” Ujar Kepsek
“(menerima
map itu). Iya bu, apa yang harus saya lakukan sekarang ??” Tanya Shilla
“Di
dalam proposal itu ada tanda tangan ketua osis di SMA Tunas Bangsa ini. Tapi
masih kosong, dan tugas kamu adalah mencari ketua osis SMA ini dan minta tanda
tangannya.” Terang kepsek seraya membetulkan letak kacamatanya.
“Baik
Bu, saya akan melaksanakan tugas saya.” Tegas Shilla
“Yasudah,
kerjakan sekarang. Setelah selesai kamu boleh kembali kesini untuk menyerahkan
map itu.”
“Baik
bu, permisi.” Pamit Shilla seraya bangkit dari duduknya seraya keluar dari
ruangan.
Setelah keluar dari ruangan, gadis
ini bingung harus mencari ketua osis itu dimana. Dia aja baru datang di sekolah
ini, bagaimana bisa dia mengitari sekolah ini dalam waktu cepat ???. Sepertinya
itu sangat mustahil. Gadis ini pun berjalan menurut langkah yang dia ambil
walaupun masih ragu.
“Gue
kemana yahh. Adduhhh, mana gak di kasih bocoran lagi. Parah banget gila. Nasib
deh jadi anak baru. Pasti gue lagi ada di tahap di kerjain nie sama guru. Huft L.” Gumam gadis ini berbicara
sendiri
Gadis ini melangkah mengikuti kemaun
langkahnya sendiri. Kemudian dia memasuki kantin. Entah mengapa kakinya
melangkah menuju kantin. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin
untuk menemukan orang yang dia cari. Dan matanya langsung berhenti pada 3 orang
gadis yang sedang melahap makanan seraya bercanda. Shilla pun menghampiri
ketiga gadis itu.
“Hay,
sorry gue ganggu. Gue boleh Tanya gak ???” Ucap Shilla minta persetujuan
“Santai
aja lagi. Tanya apa ???” Ujar salah satu gadis berwajah putih serta lonjong itu
seperti boneka barbie yang sedang minum es jeruk yang di pesannya.
“Hmmm,
ketua osis SMA Tunas Bangsa itu namanya siapa yah ???” Tanya Shilla hati-hati
“Oh, gue
bisa tebak sekarang. Loe pasti murid baru disini. Iya kan ???” Tanya gadis yang
berwajah chubby itu seraya menunjuk ke arah Shilla.
“Kok loe
tahu ??” Tanya Shilla balik
“Iyalah,
siapa coba yang gatau ketua osis SMA Tunas Bangsa ini. SMA lain aja pada tahu
ketua osis di SMA ini. Namanya tuh MARIO STEVANO ADITYA. Dia anak XI IPA 2.”
Terang gadis manis yang sedang memegang bola basket itu, terlihat dari style
dia kalo dia itu gadis tomboy.
“Oh
gituh yahh, thanks yah, Hmmm …. Kalian namanya siapa ??? Kalo boleh tahu sihh,
kalo gak boleh juga gak papa.” Tanya Shilla mulai SKSD (sok kenal sok dekat).
“Boleh
lahh, nama gue ALYSSA SAUFIKA UMARI. Tapi loe bisa manggil gue Ify” Ucap gadis
berwajah putih serta berdagu tirus itu yang wajahnya seperti boneka.
“Nama
gue AGNI TRI NUBUWATI, loe bisa panggil gue agni.” Ujar gadis tomboy dan sangat
manis itu.
“Nama
gue SIVIA AZIZAH. Loe boleh manggil gue Via, kalo loe namanya siapa ???” Tanya
gadis berwajah chubby itu seraya menunjuk Shilla.
“Nama
gue Ashilla Zahrantiara. Loe bisa manggil gue Shilla, guys gue pergi dulu yah,
gue disuruh nyari ketua osis itu soalnya. Disuruh kepsek.”
“Ok
Shill, senang berkenalan denganmu.”
“Nice to
meet you too J.
See you guys. Daaahhh J.”
Pamit Shilla seraya pergi meninggalkan kantin dan langsung pergi ke kelas XI
IPA 2, kelas ketua osis SMA Tunas Bangsa itu.
Gadis ini melangkah menuju kelas XI
IPA 2. Setelah dia berhasil bertanya pada seseorang yang berdiri di depan ruang
osis dan bertanya ketua osis SMA ini kelasnya dimana. Kemudian gadis ini
menyusuri tangga untuk sampai di kelas XI IPA 2. Karena kelas itu berada di
lantai 2.
Gadis itu berhenti di depan kelas
setelah yakin bahwa kelas yang didatanginnya memang kelas ketua osis itu.
Kemudian dia berjalan mendekat pada ketiga pria yang sedang berdiri di depan
kelas itu seraya memegang laptop, Hp dan Ipod.
“Maaf
kak, Mmm, mau Tanya boleh ???” Pertanyaan Shilla membuat ketiga pria itu
mengangkat wajahnya menatap gadis cantik di hadapannya.
“Boleh,
Tanya apa ???” Ucap pria yang berwajah putih dan sedikit chubby yang sedang
memegang Laptop’nya.
“Mmm,
kak Mario’nya ada di dalam gak ???” Tanya Shilla to the point
“Oh Rio,
ngapain loe nyariin dia ???. dia lagi gak di dalem. Dari tadi pagi dia gak di
kelas. Mungkin di atap gedung. Biasannya dia disana soalnya.” Terang pria yang
berwajah putih dan lonjong serta bermata sipit itu seraya memegang Hp’nya.
“Oh
gituh yah kak. Yaudah deh, makasih yah kak.” Ucap Shilla
“Ok,
sama-sama cantikk J.”
Goda pria berwajah putih dan sedikit chubby itu.
“Cak,
loe apa-apa’n sihh (bisik bisik). Maaf yah temen gue emang gitu.” Ucap berwajah
putih dan lonjong serta bermata sipit itu.
“Gapapa
kak. Makasih yah J.
Permisi J.” Pamit Shilla ramah seraya
pergi meninggalkan ketiga pria tampan itu.
SKIP !!!
Gadis ini menyusuri lorong sekolah
dan melewati ruangan-ruangan yang ada dan menuju keatap gedung. Menaiki tangga
untuk bisa sampai di atap gedung membuat dirinnya kelelahan. Setelah berhasil
menyusuri tangga akhirnya gadis ini sampai di atap gedung.
Dia
mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang ingin ditemuinnya. Dan dirinnya
menemukan pria itu sedang bersandar di tiang yang berdiri kokoh di atap gedung
itu.perlahan tapi pasti gadis ini mendekati pria itu. Tentu saja dia tidak tahu
pria yang bersender pada tiang itu siapa. Karena pria itu membelakangi
dirinnya.
“Permisi
kak.” Ucap Shilla pasti
Pria itu tidak menyahut panggilan
gadis itu. Atau lebih tepatnya pria itu belum mengetahui jika ada seorang gadis
yang berdiri di belakangnya.
“Maaf
kak mengganggu, saya Cuma mau minta tolong sama kakak.” Tetap tidak ada jawaban
dari pria di hadapannya yang sedang membelakanginya.
Karena merasa kesal gadis ini pun
mendekati pria itu dan berdiri tepat di hadapannya. Dan gadis ini sangat
terkejut melihat siapa pria dihadapannya.
(‘Gila,
ini beneran ketua osis SMA Tunas Bangsa ??? Mampus gue, gimana dong.’ Batin
Shilla)
“gak ada
cara lagi selain ini.” Tiba-tiba Shilla mendekati pria itu dan langsung merebut
buku yang sedang dibaca oleh pria itu dengan kasar, akibat perbuatan yang
dilakukan gadis ini, pria itu pun sontak kaget dan berdiri menatap Shilla
tajam.
“LOE !!!
(menunjuk dan menatap Shilla tajam)”
Shilla yang ditatap seperti itu jadi
takut. Yang hanya gadis ini lakukan saat ini adalah menunduk.
“Loe
ngapain sihh gangguin gue mulu, gue kan udah pernah bilang sama loe jangan
pernah gangguin gue. Loe berani-beraninya ngambil buku gue seenak jidat loe.
Loe pikir loe siapa HAH.” Bentak pria itu
“Maaf
kak, tapi tujuan gue kesini bukan mau ganggu loe, gue kesini Cuma mau ……”
“Mau
apa, sini buku gue (merebut buku yang di pegang Shilla dengan paksa). Loe
selalu aja gangguin gue, lagian loe ngapain sihh kesini,” Ucap pria itu dengan
nada masih membentak
“gue
kesini Cuma mau minta tanda tangan loe kak.” Gumam Shilla dengan raut wajah
yang ketakutan
“Tanda
tangan ??? Maksud loe ???”
“Nie
(menyerahkan map yang di kasih Kepsek tadi). Loe tanda tangan di situ, ini
perintah Bu. Ira” Terang Shilla masih ketakutan
“Udah
nyadar loe posisi gue di sekolah ini apaan (nada meremehkan). Belagu banget sih
loe jadi anak baru, gak punya sopan santun. Sekarang loe dengan enaknya minta
tanda tangan gue setelah loe lakuin apa yang gue benci. Hhhh, minta tanda
tangan yang lain aja sana.” Ucap pria itu seraya pergi dan memasukkan tangan
kanannya kedalam saku celananya dan tangan kirinya memegang buku
“Kak
Mario, gue tahu gue salah. Maafin gue. Sekarang gue minta tanda tangan loe kak.
Ini perintah bu Ira dan gue disuruh kembali ke ruangannya secepatnya.”
Pria itu berhenti dan membalikan
tubuhnya menatap gadis di hadapannya tajam. Tatapannya menandakan sangat tidak
bersahabat. Dan pria ini melangkah menuju ke gadis itu. Sedangkan Shilla hanya
menelan ludahnya kuat-kuat menandakan dia sangat takut melihat pria di
hadapannya yang menatap dirinya tajam dan mendekat ke arahnya. Yang hanya dia
lakukan hanyalah kata PASRAH. Pria itu berhenti tepat di hadapannya dan masih
menatapnya tajam.
“Sini
map’nya (mengambil map yang di pegang Shilla kemudian membukannya dan meraih
bolpoin yang ada di tangan gadis itu dengan kasar kemudian tanda tangan). Udah
kan ??? dan mulai sekarang jangan pernah ganggu gue lagi. Ngerti loe.” Ujar
ketua osis SMA Tunas Bangsa itu seraya pergi.
“Makasih
kak.” Teriak Shilla. Senyum merekah setelah melihat pria itu mau mentanda
tangani proposalanya.
Gadis ini pun beranjak dari sana dan
langsung berlari menuju ke ruang kepsek. Setelah dia sampai di depan ruang
kepsek. Gadis ini mengetuk pintunya dan membukanya setelah ada jawaban dari
kepsek itu.
“Maaf
bu, saya lama. Ini map’nya.” Ucap Shilla seraya menyerahkan map’nya.
“Tidak
apa-apa. Yasudah sekarang kamu boleh ke kelas kamu. Kelas kamu adalah kelas
X.1. wali kelas kamu adalah Bu. Winda.” Terang Kepsek
“Baik
Bu, terima kasih.”
“Tunggu,
kamu sudah tahu nama Ibu ??? (Shilla menggeleng). Nama Ibu adalah Irawati. kamu
bisa memanggil Ibu Ira.”
“Baik
Bu.Ira. saya permisi dulu. Terima kasih.” Ujar Shilla
“Iya,
silahkan.”
SKIP !!!
Di kelas X. 1. Semua anak-anaknya
sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
Ada yang bermain HP, Laptop, tebak-tebakkan, petak kumpet (?), dan tembak
tembakkan (?). seketika itu murid murid langsung diam setelah wali kelas mereka
memasuki kelas mereka.
“Pagi
anak-anak.”
“Pagu
Buuuuuuuu.” Koor semua murid kompak seraya kembali ke tempat duduknya
masing-masing dengan cepat.
“Baiklah,
hari ini kita akan kedatangan murid baru. Dan kebetulah murid baru itu akan
menjadi teman baru kalian.” Terang Bu. Winda
“Cewek
apa Cowok Bu, cantik gak.” Ujar Nyopon, murid paling rusuh di kelas mereka.
“Huhuhuhuhu
L.” Koor semua murid
“Sudah
sudah. Nanti kalian tahu sendiri. Shilla ayo masuk.” Ujar Bu. Winda menyuruh
Shilla masuk.
Setelah Shilla masuk ke dalam kelas.
Bu. Winda langsung menyuruhnya untuk memperkenalkan dirinya di hadapan
teman-teman barunya.
“Pagi
teman-teman. My name is Ashilla Zahrantiara. You can call me Shilla. Saya
pindahan dari bandung. Semoga kalian bisa menerima saya untuk menjadi teman
baru kalian. Salam kenal.” Ucap Shilla memperkenalkan diri.
“Salam
kenal juga cantikkk.” Ceplos Daud teman sepermainan Nyopon
“Boleh
Tanya gak cantik.” Ucap Abner
“gak
boleh, emang kenapa ???” Sinis Cahya yang memang sedari dulu musuh bebuyutan
Abner.
“Syirik
aja loe item, diem loe. Gue gak Tanya sama loe. Gak ada kabel nyambung.” Ucap
Abner sebal karena di ganggu oleh musuh bebuyutannya.
“Heh,
kalo gak ada kabel. Nie kipas angin gak bakalan nyala, lampu juga gak bakalan
nyala, gue tahu loe itu bego tapi jangan bego-bego banget dong. Malu maluin aja
loe.” Sinis Cahya lagi
“Heh,
loe ngatain gue ??? Sialan loe. Bukanya loe yah yang bego, ngerjain matematika
aja gak bisa, masa dapet nilai 4 ??? OMG. Malu gue jadi loe.” Ucap Abner gak
kalah nyolot.
“Heh,
loe tuh gak nilai diri loe sendiri apa ???. mending gue dapet 4, nah loe. 3
ajah gak ada. Nilai loe 2 kan ???” bales Cahya gak kalah nyolot
Seketika
itu tawa langsung meledak oleh penghuni kelas X.1.
“hey,
udah udah. Diam anak-anak.” Bentak Bu. Winda.
“Iya
buuuu.”
“Baik
Shilla, kamu bisa duduk di samping Sivia. Sivia angkat tangan kamu (Sivia
mengangkat tangannya). Silahkan Shilla.”
Kemudian Shilla melangkah menuju ke
meja Sivia dan langsung duduk di sampingnya. Gadis ini pun tidak lupa
menyunggikan senyum ramahnya kepada teman-teman barunya.
“Baiklah
anak-anak. Sekarang ibu permisi dulu karena ada tamu yang menunggu Ibu.”
Kemudian
Bu. Winda keluar kelas. Seketika itu juga kelas X.1 berubah jadi pasar lagi.
“Hay,
kita ketemu lagi. Ternyata loe sekelas sama gue.” Ucap Sivia
“Iyah,
gue juga gak nyangka. Kalian ternyata di kelas ini.”
“Oy
Shil, tadi loe udah ketemu sama ka’ Rio ???” Tanya Ify tiba-tiba
“Mmm
udah kok, kenapa fy ???” Tanya Shilla bingung dan kaku mendengar pertanyaan Ify
“Mmm,
gak apa-apa sihh. Loe sekarang udah tahu kak Rio orangnya gimana kan ???
(Shilla mengangguk). Gak usah dimasukkin ke hati perkataan dia. Kalau aktifitas
dia di ganggu emang gitu sifatnya. Apa lagi kalo lagi baca buku.” Terang Ify
“Iyah
Fy, dia orangnya emang aneh banget. Kenapa jadi bahas dia sihh. Udah lah yang
lain aja.”
Kemudian mereka membahas masalah
mereka masing-masing. Dan Shilla menceritakan kehidupannya selama di Bandung.
Sekarang Shilla bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Dan dia
mulai dekat dengan Sivia, Ify dan Agni.
SKIP !!!
Bel berbunyi nyaring menandakan bel
Istirahat untuk semua murid. Kantin yang tadinya kosong sekarang malah penuh
dan pada berebut kursi. Berbeda dengan keempat pria yang sedang berjalan menuju
kantin. Mereka berhenti sejenak melihat keadaan kantin yang rame banget.
“Gila
nih kantin. Sampe gak muat gitu tempatnya, kayaknya harus ada kantin tambahan
nie.” Komentar salah satu pria yang putih dan lonjong serta bermata sipit itu.
“Tahu,
terus kita makan di mana ???” Tanya Pria hitam manis di sebelahnya
“Gatahu
gue juga bingung, gimana bro, kita jadi makan atau nanti ajah.” Ucap pria
chubby dan wajah putih itu kepada temannya yang berdiri paling depan.
“Jadi
lakh, laper nie gue.” Sahut pria hitam manis dan tinggi itu yang berada paling
depan
“Terus
duduk dimana ???” Tanya pria chubby lagi
“kita pesen
dulu ajah dehh.” Tukas pria hitam manis itu.
Setelah itu mereka melangkah dengan
pasti memasuki kantin dan menerobos kerumunan orang yang sedang berebut makanan
di kantin. Yang tadinya mereka sedang berebut makanan, melihat keempat pria
tampan itu mereka berhenti beraktifitas apa lagi para kaum hawa. Mereka pada
mupeng melihat keempat pria itu.
“Ganteng
banget D’orions.” Ceplos salah satu gadis di kantin
“Gila,
keren.”
“Adduhhhh,
ganteng banget. Mereka kesini.”
Itulah komentar sebagian dari gadis
yang pada mupeng melihat keempat pria itu. Mereka berempat sering di panggil
dengan sebutan D”ORIONS
oleh para kaum hawa.
Memang
itu adalah nama group mereka. Group yang terdiri dari 4 pria tampan dan keren
yang masuk ke dalam daftar MOST WANTED IN THE SCHOOL. Mereka sangat terkenal,
apalagi di kalangan kaum hawa. Dengan ketampanan yang mereka miliki dn dengan
gaya cool dan khas yang mereka miliki.
“Eh,
ngapain cewek-cewek itu pada mupeng banget nglihat 4 cowok itu. Gak ada keren
kerennya juga. Ckckck, heran gue.” Gumam Shilla di meja nomor 2 dari depan yang
sedang makan bersama dengan ketiga teman barunnya itu.
“Gitu-gitu
cowok gue tahu. Dan menurut gue mereka emang keren, tapi lebih kerenan cowo
gue.” Sahut Sivia dan asyik menyeruput minumannya
Gara-gara
mendengar pernyataan Sivia barusan, Shilla tersedak es jeruk yang di pesannya.
“Pelan
pelan neng, santai aja lagi. Kenapa sihh loe.” Ucap Agni seraya menyerahkan air
putihnya untuk Shilla
“Makasihh,
gue Cuma kaget ajah denger pernyataan loe vi, loe beneran pacaran sama salah
satu dari mereka ???” Tanya Shilla masih tidak percaya.
“Iya
lahh, loe jangan kaget juga, Ify juga pacarnya salah satu di antara mereka
tahu.” Ujar Agni
“Serius
Fy (Ify menganggukan kepalannya). Kok bisa sihh.”
“Kok loe
kaya gak percaya gitu sihh, kenapa shill ??? Salah yahh.” Tanya Ify
“Gak
gitu sihh. Cuma mareka kan ….. ahh udah ahh, gak usah di bahas lagi.”
Sementara itu keempat pria itu sudah
selesai memesan makanan dan minuman mereka maing-masing. Kemudian berhenti di
depan meja palin belakang dan mengedarkan pandangannya ke segala arah di
seluruh kantin.
“Gue
tahu kita duduk dimana.” Ceplos pria hitam manis itu.
“Dimana
???” Tanya ketiga pria lainnya.
“Tuh
(menunjukk meja keempat gadis tadi). Kita makan disana, ayo.” Ucap pria hitam
manis itu seraya melangkah mendekat ke meja keempat gadis itu dan yang lainnya
terpaksa mengikuti dari belakang.
“hay
Sayang.” Sapa pria hitam manis itu seraya duduk di sebelah Ify.
“Hay
juga sayang.” Sahut Ify seraya tersenyum manis
Yang lainnyapun mengikuti duduk.
Pria berwajah putih dan lonjong itu duduk di sebelah Sivia selaku pacarnya itu.
Dan pria berwajah chubby dan putih duduk di samping Agni (terpaksa) yang selaku
musuh bebuyutan dari awal masuk SMA Tunas Bangsa dan KETUA OSIS SMA Tunas
Bangsa duduk di sebelah anak baru, karena tidak ada tempat duduk lagi.
“Ngapain
loe duduk di sini, ada yang ngijinin gitu.” Protes Agni merasa tidak terima
musuh bebuyutannya duduk di sebelahnya.
“Gak
ada, gue pengin duduk aja disini. Lagian nie meja bukan punya loe kan ???
Ngapain marah.” Ujar pria chubby dengan sekenannya
“Heh
playboy cap kampung. Loe denger yah, nie meja emang bukan punya gue, tapi gue yang pertama duduk
disini dan gue sangat tidak suka dengan loe. Ngerti.”
“Heh,
gue juga aslinya gak mau duduk disini, dan loe juga mesti denger baik-baik gue
bukan playboy cap kampung. Seenaknya aja loe manggil gue dengan sebutan kaya
gitu. dasar cewe jadi-jadian. Gak ada sifat ceweknya didiri loe.”
“Heh,
loe seenaknya aja ngomong gitu. terserah gue dong. Mau tomboy kek, mau feminim
kek, mau cantik kek, itu urusan gue. Dan gak ada sangkut pautnya sama loe.”
Bentak Agni.
“Hey
udah udah. Ngapain sih loe berdua. Berantem mulu dari tadi, sekali-kali akur
gitu. kan enak dilihatnya.” Lerai Alvin
“Gue
bakal akur, kalo temen loe ini gak minta maaf sama gue.” Sindir Agni.
“Gak,
ogah gue minta maaf sama loe. Justru loe yang harusnya minta maaf sama gue.”
“Loe
berdua kalo gak bisa diem gue lempar nie botol.” Ujar Ketua Osis itu seraya
memegang botol kecap yang ada di hadapannya dan bersiap melempar ke arah dua
orang di hadapannya. Sepertinya kegiatannya merasa terganggu.
“Hehehe J. Peace bro, damai. Kejem amat
loe Yo sama sahabat sendiri.” Ujar Cakka kecakutan.
“Ya
lagian loe gak bisa diem dari tadi, terganggu nie acara makan gue.” Bales Rio
sinis.
“Iya iya
sorry.”
“Ehhh
sayang, ini siapa ??? (menunjuk Shilla). Loe cewek yang tadi nyariin Rio kan
??? Anak baru yahh.” Cerocos pria
berwajah putih dan lonjong
“Ehh iya
sampe lupa, kenalin kakak kakak semua, ini temen baru kita, anak baru di kelas
kita pindahan dari Bandung namanya Ashilla Zahrantiara, panggil shilla ajah.”
“Hallo
kak (mengulurkan tangannya) nama gue Shilla.”
“Hallo
juga, nama gue ALVIN JONATHAN SINDUNATA, loe bisa manggil gue Alvin, gue anak
XI IPA 2. Selaku pacar Ayang Sivia.” Ucap Alvin
“Gue
(merebut tangan Shilla dari Alvin) CAKKA KAWEKAS NURAGA cowok paling ganteng
nan keren di sekolah ini.” Ucap Cakka narsis
“PD
banget idup loe, dasar playboy cap kampung, gatau malu banget deh.” Sela Agni
“Diem
loe cewek jadi jadi jadian, nyambung aja loe kaya pipa.”
“HEH
udah udah malah berantem. Gak usah dengerin Shill, kenalin nama gue GABRIEL STEVENT DAMANIK, loe bisa manggil gue
IEL.” Ucap Gabriel seraya melepaskan jabatan tangannya dari Shilla
Kemudian mata mereka mengarah kepada
sang ketua osis yang sedari tadi sibuk memakan makanannya. Kemudian mereka
bertatap tatapan penuh arti.
“Mmmm
shill sorry yah (melirik pria yang sedang asyik memakan makananya). Nama dia
MARIO STEVANO ADITYA HALING loe bisa manggil dia Rio aja cukup. Dia ketua Osis
disini, kapten basket juga.” Terang Alvin mengingat sahabatnya yang selalu
marah jika aktivitasnya terganggu
“(mengangguk
anggukan kepalannya). Iyaah kak, salam kenal semuannya.”
“Sipppttt”
‘Mohon Maaf
semuannya. Diberitahukan kepada ketua Osis SMA Tunas Bangsa Mario Stevano
Aditya Haling dan murid baru kelas X.1 Ashilla Zahrantiara untuk datang ke
ruang Osis sekarang juga. Sekali lagi diberitahukan kepada Mario Stevano Aditya
Haling dan Ashilla Zahrantiara untuk datang ke ruang osis sekarang juga. Terima
kasih.’
Terdengar suara seperti itu melewati
seluruh speaker sekolah yang menandakan ada panggilan yang ditujukan kepada
sang ketua osis dan anak baru untuk segera berkumpul.
“Shill,
loe di panggil tuh.” Ucap Agni.
“Bro
(menyenggol lengan Rio).”
“Apaan
sihh, loe ganggu aja dehh iel. Ada apaan ???” Tanya Rio sewot
“Loe gak
denger tadi ??? Ada panggilan buat loe tuh. Katanya disuruh ke ruang osis
sekarang. Sama Shilla juga, udah sana, kayaknya penting deh bro.” Cerocos
Gabriel
“Di jeda
bisa kali iel, panjang banget kata-kata loe. Yaudah gue pergi, duluan yah
semua.” Ujar Rio seraya beranjak pergi dan berlari menuju ke ruang osis.
“Gila
tuh anak, Shill, loe sendirian gapapa ??? Atau mau gue anterin ??? Sayang lagi
cewek cantik kaya loe jalan sendirian ke ruang osis.” Goda Cakka kepada Shilla
“Dasar
playboy, jangan mau Shill, ntar loe di pellet sama dia.” Sela Agni nyolot
“Heh,
loe ngajak berantem gue mulu yah. Nyebelin banget sihh loe.” Nyolot Cakka
“Siapa
yang ngajakin loe berantem ??? Gue Cuma gak mau sahabat gue masuk ke perangkap
sesat loe itu. Udah punya cewek lima mau godain cewek lain lagi, ckckck.” Decak
Agni kesal.
“heh,
urusan gue dong. Kenapa loe, ngiri yahh karena gak punya cowok, makanya jadi
cewek tuh yang lembut. Wujud aja gaje (gak jelas) gini. Mau cowok apa cewek.
Jadi kan gak ada cowok yang mau sama loe. Ntar di kira mereka homo lagi pacaran
sama loe.” Ujar Cakka sinis
“Apa loe
bilang ??? Loe (menunjuk Cakka) nyebelinn.” Ucap Agni seraya pergi menjauh dari
kantin
“Loe
cak, omongan loe nyesek banget tuh. Gila loe.” Ucap Alvin yang sedari tadi gak
tahan pengin melerai keributan sahabatnya dan sahabat pacarnya.
“yaudah
kak, gue ke ruang Osis dulu yahh.” Ucap Shilla seraya pergi dari kantin.
“Loe sih
kak (menyalahkan Cakka). Agni jadi pergi kan ??? Jahat banget sih loe kak. Loe
boleh benci sama Agni tapi loe gak berhak ngeluarin kata-kata kasar kaya gitu
sama Agni. Kalo gue jadi Agni gue juga pasti marah kak sama loe.” Ucap Sivia
“Tahu
nie, loe nyebelin banget sihh kak. Tega banget loe ngomong gituh sama Agni. Vi,
kita pergi dari sini yuk. Kak duluan yah, mau nyusulin Agni. Daaahhh.” Ujar Ify
seraya menarik tangan Sivia seraya pergi meninggalkan kantin dan menyusul Agni.
“Cak
cak, gue heran sama loe. Loe tega banget sama Agni. Gimanapun juga dia cewek
dan masih punya perasaan cak, loe kasar banget sama dia.” Ujar Gabriel.
“Sorry
guys, gue kalut tadi, yahh habis tuh cewek ngajak ribut gue mulu.” Gumam Cakka
“Sorry
sorry, jangan minta maaf sama kita, minta maaf sana sama Agni. Gue cabut duluan,
mau ke perpus.” Ujar Gabriel seraya pergi melangkah menuju perpus
“Parah
loe, gue kekelas dulu yah.” Pamit Alvin seraya meninggalkan Cakka sendirian di
kantin
“emang
kata-kata gue tadi kasar banget yah sama Agni. Arrrgghhhh pusing gue.” Gumam
Cakka
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Rio yang sudah sampai di ruang osis
langsung masuk ke dalam tidak lupa untuk mengetuk pintu terlebih dulu. Setelah
dia masuk, dia melihat disana ada Bu.Ira, Pak Duta dan Bu Maya. Bu.Ira selaku
kepsek di SMA Tunas bangsa ini dan Bu Maya dan pak Duta selaku Pembina osis di
SMA Tunas Bangsa.
“Permisi
pak, bu.” Pamit Rio ramah
“Iyah
Rio, silahkan duduk dulu di sini (menunjuk kursi di hadapannya). Shilla belum
datang Yo ???” Tanya Bu Maya
“Shilla
??? Memangnya Ibu menyuruh Shilla buat datang ke sini juga bu ???” Tanya Rio
heran
“Iyah
Rio, kamu gak denger pengumuman tadi. Yasudah, kita tunggu Shilla sebentar
supaya dia kesini.” Ujar Pak Duta heran dengan sang ketua Osis SMA Tunas
Bangsa.
Beberapa menit kemudian ada suara
yang mengetuk pintu depan ruang osis. Dan seluruh orang yang ada di ruangan
akan mengira bahwa yang datang adalah orang yang sedari tadi ditunggunya.
“Masuk.”
Pekik Kepsek dengan suara keras
Setelah itu terlihat seorang gadis
di balik pintu, kemudian gadis itu menutup pintunya lagi. Sedangkan sang ketua
osis hanya bisa menundukan kepalannya dan memainkan minuman di hadapannya yang
telah disediakan sedari tadi tanpa memperdulikan gadis yang baru datang itu.
“Masuk
Shilla, sini duduk disini.” Ujar Bu Ira ramah dan mempersilahkan Shilla duduk
di samping Rio
“Makasih
Bu, ada apa yah bu, kok saya di panggil kesini.” Tanya Shilla yang masih
terlihat gugup melihat sang ketua osis dan guru guru di hadapannya.
“Begini
Shilla, kamu kan anak baru disini, peraturan murid baru disini adalah mengikuti
Test yang selalu di adakan oleh Osis. Dan setiap ada murid baru akan selalu di
tangani oleh Ketua Osisnya untuk membantu memberikan pelajaran supaya murid
baru bisa mengerjakan test dengan lancar.” Terang Bu Maya menjelaskan
“Jadi
intinya ya Shilla, kamu akan mengikuti test 1 minggu lagi dan selama satu
minggu ini kamu akan di ajarkan oleh Rio, kamu tahu kan kalau Rio itu ketua
osis disini ??? (Shilla mengangguk). Jadi dia akan mengajarkan kamu supaya kamu
bisa mengerjakan soal test nanti.” Tambah Pak Duta menjelaskan
Shilla begitu kaget mendengar
penjelasan dari guru guru di hadapannya. Apa yang harus ia lakukan ??? Selama
satu minggu ini dia harus selalu berurusan sama ketua osis yang cuek ini dan
sudah menjadi musuh akibat kejadian yang sepele dulu. Bagaimana ini ???
“I … I
ya bu, pak. Saya mengerti kok.” Jawab Shilla berusaha tersenyum
“Ok,
bagaimana dengan kamu Rio ??? Tentu kamu sudah tahu bukan tentang rencana ini,
dan pasti kamu tidak kaget lagi dengan pernyataan Pak Duta dan Bu Maya tadi.
Selama ini, murid baru yang daftar disini selalu mendapatkan nilai yang bagus
akibat dibantu dengan kamu Rio, ibu harap sekarang kamu juga masih bisa
mengajarkan untuk Shilla, bagaimana ???” Ucap Kepsek
“Iya bu,
saya sudah tahu kok, dan saya akan berusaha semaksimal mungkin supaya saya bisa
mengajarkan materi nanti dan hasilnya memuaskan.” Ujar Rio dengan nada dibuat
seramah mungkin
“Bagus
Rio, ibu percaya sama kamu. Jangan kecewakan Bu Maya sama Pak Duta yang udah
memberi kamu kepercayaan Rio, pergunakan baik-baik.” Pesan Kepsek ramah
“Rio,
bapak tahu kamu pasti bisa, untuk sementara pelajaran kamu akan bapak alihkan
Rio, pergunakan waktu istirahat sebaik mungkin dan berusaha mencari waktu luang
yang baik.” Pesan Pak Duta disertai anggukan dari Bu Maya yang berarti
sependapat dengan Pak Duta
“Baik
Bu, pak. Terimakasih telah mempercayakan semuanya sama saya.” Ucap Rio
“Yasudah
Rio, kami permisi dulu, perkenalan aja dulu. Ibu tunggu kabar selanjutnya
yakh.” Pamit Bu Maya disertai anggukan dari kepsek dan Pak Duta.
“Ibu
permisi dulu Rio, Shilla.” Pamit kepsek seraya meninggalkan ruang osis.
Sekarang hanya ada mereka berdua di
ruang osis. Tepatnya Rio dan Shilla. Hening. Itulah keadaan yang sebenarnya
yang terjadi di ruang osis. Canggung, bingung, dan tak tahu apa yang harus
dilakukan. Itulah yang dirasakan oleh sang ketua Osis dan murid baru itu.
“Mmmm,
kita mau terus terusan diem kaya gini ??? Udah gue mau pergi dulu. Mau lanjutin
baca buku.” Ujar Rio seraya beranjak dari duduknya dan berniat meninggalkan RO
“Kak,
kita mau mulai kapan belajarnya ???” Tanya Shilla pelan dan sangat hati-hati
“Terserah
loe. Yang butuh juga loe kan ??? Gue tugasnya Cuma bantuin aja. Kalo loe udah
ngerasa bisa ngapain loe minta tolong sama gue ??? Iya kan ???”
“Gue gak
bisa dan gue butuh bantuin loe buat ngajarin gue.” Jawab Shilla tegas. Entah
keberanian dari mana dia bisa berbicara seperti itu.
“Up to
you. Kalo loe butuh loe bisa temuin gue. Dan satu yang harus loe inget. Jangan
pernah ganggu gue di saat gue lagi PW sama kerjaan gue. Ngerti loe.”
“Huft.”
Hanya helaan nafas panjang yang terdengar setelah mendengar jawaban dari pria
dihadapannya yang sudah menghilang sedari tadi
“Pergi
aja dehhh. Ke kelas.”
Gadis ini pun beranjak dari duduknya
dan berjalan menyusuri lorong sekolah supaya bisa sampai di kelasnya. Setelah
sampai dia lantas duduk di bangkunya seraya menyenderkan wajahnya ke meja.
“Kenapa
Shill ???” Tanya Sivia seraya membelai lembut rambut sahabatnya itu.
“Gue
bingung, apa yang harus gue lakuin sekarang.” Gumam Shilla pasrah
“Bingung
kenapa Shill ??? Cerita ajah. Kita siap dengerin cerita loe kok.” Ujar Agni
yang berada tepat di belakangnya seraya mendudukan dirinya di depan Shilla.
“Iya
Shill cerita ajah. Kita bakalan dengerin loe.” Desak Ify seraya mendudukan
dirinya di depan Sivia
“Jadi
gini ……….” Shillapun menceritakan apa yang terjadi di ruang Osis bersama dengan
ketua osis yang cuek itu. “Jadi gitu guys, gue bingung apa yang harus gue
lakuin” Terang Shilla
“Hmm,
gue juga udah ngira sihh bakal terjadi kaya gini. Gue juga bingung. Masalahnya
kak Rio ituh orangnya kaya es batu. Beku banget dia. Boro-boro ngajarin loe
Shill, ngomong ajah dia pelit banget.” Komentar Ify setelah mendengarkan cerita
Shilla tadi.
“Menurut
gue, loe Cuma bisa lakuin satu hal, yaitu ……… loe mesti mencoba baik sama kak
Rio, loe berusaha ngomong sama dia. Basa-basi kek, itu terserah loe. Yang jelas
loe ngajakkin kak Rio banyak ngomong. Tapi satu hal yang harus loe lakuin juga,
jangan pernah bikin dia Emosi, masalah apa yang akan keluar dari mulutnya loe
dengerin ajah.” Saran Agni
“I agree
with you. Sebaiknya loe lakuin saran Agni tadi Shill, masalah jawaban kak Rio
nanti loe gak usah mikirin, yang penting loe bisa lolos dari test itu dengan
nilai bagus.” Tambah Sivia yang sependapat dengan jalan pikiran Agni.
“Iyah
makasih banget yah. Kalian bertiga emang temen gue yang paling baik. Beruntung
banget gue punya temen kaya kalian.”
“Jangan
temen dong Shill, gue gak mau akh jadi temen loe.” Ucap Ify gak rela
“Yahh
fy, masa loe gak mau jadi temen gue ???” Tanya Shilla kecewa dengan jawaban Ify
“Maksud
kitaaaaaaa ….. kita mau loe jadi sahabat kita.” Koor mereka bertiga kompak
“Akhhhh,
kalian nie bikin gue khawatir ajah dehhh …”
“hehehe J.”
“Gue mau
banget jadi sahabat kalian bertiga. Akhhh (berpelukan). Gue seneng banget punya
sahabat kaya kalian bertiga.” Ujar Shilla bahagia
“Kita
juga seneng banget punya sahabat kaya loe Shill.” Ujar Ify, Agni dan Sivia
kompak.
1 komentar:
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*