Senin, 11 Maret 2013

Benci Jadi Cinta - Part 1 (Yoshill)


Langit begitu terang. Menampakkan hari sudah pagi. Dan memang kegiatan rutinitas setiap siswa untuk melaksanakan kegiatanya sebagai seorang siswa, apalagi kalau bukan SEKOLAH, kecuali jika hari minggu.
            Seorang gadis turun dari mobil Avanza putihnya setelah diantarkan oleh sang supir pribadinya. Setelah itu dia melangkah masuk ke dalam sekolah megah dan mewah. Di atas gerbang tertulis dengan nama SMA TUNAS BANGSA. Sekolah ini menurut pendapat orang adalah sekolah yang sangat bagus dan prestasinya sangat memuaskan. Berkali kali sekolah ini telah menjuarai berbagai lomba yang diikuti oleh siswa siswi SMA Tunas Bangsa itu sendiri.
            Kembali ke seorang gadis tadi. Dia melangkah masuk melewati gerbang dan menyusuri setiap bangunan yang ada di dalam Sekolah itu. Dan dia sangat sangat bingung dengan sekolah dihadapannya. Dan kalian pasti tau bahwa gadis ini adalah siswi baru yang baru masuk SMA Tunas Bangsa. Dia berhenti melangkah setelah melihat seorang gadis yang sedang berdiri di dekat madding.
“Permisi, maaf saya mengganggu.” Ucap Gadis ini ramah
“Iyah ada pa yah.” Tanggap gadis yang di dekat madding itu.
“Mmmm, ruang kepala sekolah dimana yah.” Tanya gadis ini hati-hati.
“Oh, lurus ajah, setelah itu ada pertigaan dan loe belok kanan. Setelah itu belok kanan lagi. Ruang kepsek ada di deket belokan itu.” Terang Gadis itu seraya membenarkan lembaran yang akan di pasang di madding. Sepertinya gadis ini pengurus madding.
“makasih yah.” Ucap gadis ini tersenyum ramah
“Iyah sama-sama.”
            Setelah itu gadis ini melanjutkan jalannya dan setelah menempuh belokan pertama, gadis itu jatuh karena merasa ada sesuatu yang membuat dirinya menjadi jatuh.
“Adduuhhhh.” Pekik gadis ini merasa kesakitan
            Gadis ini merasa kesakitan dengan kedua lututnya. Karena kedua lutut dia mengenai lantai secara langsung. Setelah merasa baik gadis ini mencoba berdiri dan mencari tau apa yang menyebabkan dia terjatuh. Setelah dia benar-benar berdiri dia membenahi baju seragamnya yang kotor akibat terkena debu lantai.
Dan gadis ini melihat seorang pria yang sedang berdiri memegang buku dan satu kakinya terjuntai ke depan jalan. Ternyata kaki pemuda itu yang menyebabkan dirinya terjatuh.
(‘nie cowok gak nyadar apa yah, padahal kakinya sempet kedorong gue, tapi masih ajah masih dalam posisi  yang sama. Ternyata dia yang nyebabin gue jatuh. Nyebelin.’ Batin gadis ini.)
“Heh, loe gak nyadar apa, apa yang loe lakuin ke gue barusan.” Bentak gadis itu
            Tak ada jawaban dari pria dihadapannya. Karena kesal gadis ini pun langsung mengambil buku milik pria dihadapannya. Membuat pria itu mau tak mau menoleh ke arahnya.
“loe gak sopan banget sih jadi orang. Gak sadar sama kelakuan loe yah.” Hardik gadis itu dengan nada tidak bersahabat dan menatap pria dihadapannya dengan tajam
“(ngerebut buku yang di pegang gadis di hadapannya). Loe udah ganggu aktifitas gue.” Ucap pria dihadapannya dengan nada dingin
“Apa ??? gue gangguin loe. Heh, gak nyadar banget sih loe. Bukanya loe yang udah gangguin aktifitas gue yah. Gara-gara kaki loe yang ngehalangin jalan ini, gue kesandung dan jatuh.”
“So, apa perduli gue. Sekali lagi gue jelasin, gue gak suka aktifitas gue di ganggu. Apa lagi sama loe. Cewek ko’ gak ada sopan-sopannya.” Jawab pria ini sekenanya.
“Heh, siapa yang gak sopan ??? Bukannya loe yah yang gak sopan. Loe gak minta maaf sama gue, jelas-jelas loe udah tau kesalahan loe apa.” Hardik gadis tadi.
“jadi loe nyalahin gue ???” Tanya pria itu dengan nada membentak
“Iyah, dan loe tahu, tadi gue jatuh dan itu gara-gara kaki loe yang seenak jidat loe menjuntai ke tengah jalan, dan loe tahu akibat dari ulah yang loe perbuat ???”
“Gak.” Jawab pria itu santai
“Heh, pelit banget sih loe jadi orang, ngomong aja gak ada panjang-panjangnya. Gila gue sekolah disini kalo semua muridnya itu kaya loe. Huh L.” Keluh gadis itu
“Heh anak baru, loe gatau gue jadi mending loe diem ajah yah. Kalo loe tahu gue siapa pasti sekarang loe udah ngemis ngemis minta maaf sama gue.”
“What.??? Minta maaf sama loe ??? Gak salah ???”
“Susah yah ngomong sama orang yang gatau etika. Jadi cewek gak ada sopan-sopannya loe. Anak baru aja belagu banget.” Gumam pria itu sinis.
“Heh, sembarangan aja loe ngomong. Gue denger yah apa yang loe omongin ???” Hardik gadis itu nyolot
“Gak bakalan selesai ngomong sama orang kaya loe.” Ucap Pria itu seraya pergi meninggalkan gadis itu yang masih cengo di tempatnya itu dan berjalan seraya memasukkan satu tangannya ke dalam saku celanannya dan satu tangannya lagi memegang bukunya.
“Dasar cowok sok ganteng loe, padahal aslinya jelek banget L. Iuuuhhh, sok cool banget gayanya.” Ujar gadis itu seraya melanjutkan kegiatannya yang tertunda.
            Gadis ini melanjutkan jalannya dan berhenti di sebuah ruangan. Dan gadis ini melihat ke atas. Di atas pintu tertera slogan yang bertuliskan RUANG KEPALA SEKOLAH.
“Ini dia, akhirnya gue nemuin juga ruangannya.” Gumam gadis ini bahagia.
            Kemudian gadis ini mengetuk pintu R. kepsek itu dan setelah ada suara dari dalam yang menyuruh gadisnya masuk akhirnya gadis ini dengan santai membuka pintu dan terlihat wanita paruh baya berkacamata yang sedang duduk di kursinya seraya memegang map data.
“Assalamu’alaikum bu. Maaf saya mengganggu.” Salam gadis itu.
“Oh yah tidak apa-apa. Kamu …. Murid baru pindahan dari Bandung. Benarkah ???” Tanya kepsek
“Iya bu, benar sekali. Perkenalkan nama saya ASHILLA ZAHRANTIARA saya pindahan dari Bandung bu.” Ujar gadis itu yang ternyata bernama Ashilla
“Baik Ashilla, silahkan duduk di depan saya (menunjuk kursi yang tersedia di depan kursinya).”
“Terima kasih bu, tetapi ibu cukup memanggil saya dengan nama SHILLA saja sudah cukup.”
“Baik Shilla, ini map kamu (memberikan map yang sedari tadi di pegangnya). Di dalamnya ada proposal yang harus kamu selesaikan.” Ujar Kepsek
“(menerima map itu). Iya bu, apa yang harus saya lakukan sekarang ??” Tanya Shilla
“Di dalam proposal itu ada tanda tangan ketua osis di SMA Tunas Bangsa ini. Tapi masih kosong, dan tugas kamu adalah mencari ketua osis SMA ini dan minta tanda tangannya.” Terang kepsek seraya membetulkan letak kacamatanya.
“Baik Bu, saya akan melaksanakan tugas saya.” Tegas Shilla
“Yasudah, kerjakan sekarang. Setelah selesai kamu boleh kembali kesini untuk menyerahkan map itu.”
“Baik bu, permisi.” Pamit Shilla seraya bangkit dari duduknya seraya keluar dari ruangan.
            Setelah keluar dari ruangan, gadis ini bingung harus mencari ketua osis itu dimana. Dia aja baru datang di sekolah ini, bagaimana bisa dia mengitari sekolah ini dalam waktu cepat ???. Sepertinya itu sangat mustahil. Gadis ini pun berjalan menurut langkah yang dia ambil walaupun masih ragu.
“Gue kemana yahh. Adduhhh, mana gak di kasih bocoran lagi. Parah banget gila. Nasib deh jadi anak baru. Pasti gue lagi ada di tahap di kerjain nie sama guru. Huft L.” Gumam gadis ini berbicara sendiri
            Gadis ini melangkah mengikuti kemaun langkahnya sendiri. Kemudian dia memasuki kantin. Entah mengapa kakinya melangkah menuju kantin. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin untuk menemukan orang yang dia cari. Dan matanya langsung berhenti pada 3 orang gadis yang sedang melahap makanan seraya bercanda. Shilla pun menghampiri ketiga gadis itu.
“Hay, sorry gue ganggu. Gue boleh Tanya gak ???” Ucap Shilla minta persetujuan
“Santai aja lagi. Tanya apa ???” Ujar salah satu gadis berwajah putih serta lonjong itu seperti boneka barbie yang sedang minum es jeruk yang di pesannya.
“Hmmm, ketua osis SMA Tunas Bangsa itu namanya siapa yah ???” Tanya Shilla hati-hati
“Oh, gue bisa tebak sekarang. Loe pasti murid baru disini. Iya kan ???” Tanya gadis yang berwajah chubby itu seraya menunjuk ke arah Shilla.
“Kok loe tahu ??” Tanya Shilla balik
“Iyalah, siapa coba yang gatau ketua osis SMA Tunas Bangsa ini. SMA lain aja pada tahu ketua osis di SMA ini. Namanya tuh MARIO STEVANO ADITYA. Dia anak XI IPA 2.” Terang gadis manis yang sedang memegang bola basket itu, terlihat dari style dia kalo dia itu gadis tomboy.
“Oh gituh yahh, thanks yah, Hmmm …. Kalian namanya siapa ??? Kalo boleh tahu sihh, kalo gak boleh juga gak papa.” Tanya Shilla mulai SKSD (sok kenal sok dekat).
“Boleh lahh, nama gue ALYSSA SAUFIKA UMARI. Tapi loe bisa manggil gue Ify” Ucap gadis berwajah putih serta berdagu tirus itu yang wajahnya seperti boneka.
“Nama gue AGNI TRI NUBUWATI, loe bisa panggil gue agni.” Ujar gadis tomboy dan sangat manis itu.
“Nama gue SIVIA AZIZAH. Loe boleh manggil gue Via, kalo loe namanya siapa ???” Tanya gadis berwajah chubby itu seraya menunjuk Shilla.
“Nama gue Ashilla Zahrantiara. Loe bisa manggil gue Shilla, guys gue pergi dulu yah, gue disuruh nyari ketua osis itu soalnya. Disuruh kepsek.”
“Ok Shill, senang berkenalan denganmu.”
“Nice to meet you too J. See you guys. Daaahhh J.” Pamit Shilla seraya pergi meninggalkan kantin dan langsung pergi ke kelas XI IPA 2, kelas ketua osis SMA Tunas Bangsa itu.
            Gadis ini melangkah menuju kelas XI IPA 2. Setelah dia berhasil bertanya pada seseorang yang berdiri di depan ruang osis dan bertanya ketua osis SMA ini kelasnya dimana. Kemudian gadis ini menyusuri tangga untuk sampai di kelas XI IPA 2. Karena kelas itu berada di lantai 2.
            Gadis itu berhenti di depan kelas setelah yakin bahwa kelas yang didatanginnya memang kelas ketua osis itu. Kemudian dia berjalan mendekat pada ketiga pria yang sedang berdiri di depan kelas itu seraya memegang laptop, Hp dan Ipod.
“Maaf kak, Mmm, mau Tanya boleh ???” Pertanyaan Shilla membuat ketiga pria itu mengangkat wajahnya menatap gadis cantik di hadapannya.
“Boleh, Tanya apa ???” Ucap pria yang berwajah putih dan sedikit chubby yang sedang memegang Laptop’nya.
“Mmm, kak Mario’nya ada di dalam gak ???” Tanya Shilla to the point
“Oh Rio, ngapain loe nyariin dia ???. dia lagi gak di dalem. Dari tadi pagi dia gak di kelas. Mungkin di atap gedung. Biasannya dia disana soalnya.” Terang pria yang berwajah putih dan lonjong serta bermata sipit itu seraya memegang Hp’nya.
“Oh gituh yah kak. Yaudah deh, makasih yah kak.” Ucap Shilla
“Ok, sama-sama cantikk J.” Goda pria berwajah putih dan sedikit chubby itu.
“Cak, loe apa-apa’n sihh (bisik bisik). Maaf yah temen gue emang gitu.” Ucap berwajah putih dan lonjong serta bermata sipit itu.
“Gapapa kak. Makasih yah J. Permisi J.” Pamit Shilla ramah seraya pergi meninggalkan ketiga pria tampan itu.
SKIP !!!
            Gadis ini menyusuri lorong sekolah dan melewati ruangan-ruangan yang ada dan menuju keatap gedung. Menaiki tangga untuk bisa sampai di atap gedung membuat dirinnya kelelahan. Setelah berhasil menyusuri tangga akhirnya gadis ini sampai di atap gedung.
Dia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang ingin ditemuinnya. Dan dirinnya menemukan pria itu sedang bersandar di tiang yang berdiri kokoh di atap gedung itu.perlahan tapi pasti gadis ini mendekati pria itu. Tentu saja dia tidak tahu pria yang bersender pada tiang itu siapa. Karena pria itu membelakangi dirinnya.
“Permisi kak.” Ucap Shilla pasti
            Pria itu tidak menyahut panggilan gadis itu. Atau lebih tepatnya pria itu belum mengetahui jika ada seorang gadis yang berdiri di belakangnya.
“Maaf kak mengganggu, saya Cuma mau minta tolong sama kakak.” Tetap tidak ada jawaban dari pria di hadapannya yang sedang membelakanginya.
            Karena merasa kesal gadis ini pun mendekati pria itu dan berdiri tepat di hadapannya. Dan gadis ini sangat terkejut melihat siapa pria dihadapannya.
(‘Gila, ini beneran ketua osis SMA Tunas Bangsa ??? Mampus gue, gimana dong.’ Batin Shilla)
“gak ada cara lagi selain ini.” Tiba-tiba Shilla mendekati pria itu dan langsung merebut buku yang sedang dibaca oleh pria itu dengan kasar, akibat perbuatan yang dilakukan gadis ini, pria itu pun sontak kaget dan berdiri menatap Shilla tajam.
“LOE !!! (menunjuk dan menatap Shilla tajam)”
            Shilla yang ditatap seperti itu jadi takut. Yang hanya gadis ini lakukan saat ini adalah menunduk.
“Loe ngapain sihh gangguin gue mulu, gue kan udah pernah bilang sama loe jangan pernah gangguin gue. Loe berani-beraninya ngambil buku gue seenak jidat loe. Loe pikir loe siapa HAH.” Bentak pria itu
“Maaf kak, tapi tujuan gue kesini bukan mau ganggu loe, gue kesini Cuma mau ……”
“Mau apa, sini buku gue (merebut buku yang di pegang Shilla dengan paksa). Loe selalu aja gangguin gue, lagian loe ngapain sihh kesini,” Ucap pria itu dengan nada masih membentak
“gue kesini Cuma mau minta tanda tangan loe kak.” Gumam Shilla dengan raut wajah yang ketakutan
“Tanda tangan ??? Maksud loe ???”
“Nie (menyerahkan map yang di kasih Kepsek tadi). Loe tanda tangan di situ, ini perintah Bu. Ira” Terang Shilla masih ketakutan
“Udah nyadar loe posisi gue di sekolah ini apaan (nada meremehkan). Belagu banget sih loe jadi anak baru, gak punya sopan santun. Sekarang loe dengan enaknya minta tanda tangan gue setelah loe lakuin apa yang gue benci. Hhhh, minta tanda tangan yang lain aja sana.” Ucap pria itu seraya pergi dan memasukkan tangan kanannya kedalam saku celananya dan tangan kirinya memegang buku
“Kak Mario, gue tahu gue salah. Maafin gue. Sekarang gue minta tanda tangan loe kak. Ini perintah bu Ira dan gue disuruh kembali ke ruangannya secepatnya.”
            Pria itu berhenti dan membalikan tubuhnya menatap gadis di hadapannya tajam. Tatapannya menandakan sangat tidak bersahabat. Dan pria ini melangkah menuju ke gadis itu. Sedangkan Shilla hanya menelan ludahnya kuat-kuat menandakan dia sangat takut melihat pria di hadapannya yang menatap dirinya tajam dan mendekat ke arahnya. Yang hanya dia lakukan hanyalah kata PASRAH. Pria itu berhenti tepat di hadapannya dan masih menatapnya tajam.
“Sini map’nya (mengambil map yang di pegang Shilla kemudian membukannya dan meraih bolpoin yang ada di tangan gadis itu dengan kasar kemudian tanda tangan). Udah kan ??? dan mulai sekarang jangan pernah ganggu gue lagi. Ngerti loe.” Ujar ketua osis SMA Tunas Bangsa itu seraya pergi.
“Makasih kak.” Teriak Shilla. Senyum merekah setelah melihat pria itu mau mentanda tangani proposalanya.
            Gadis ini pun beranjak dari sana dan langsung berlari menuju ke ruang kepsek. Setelah dia sampai di depan ruang kepsek. Gadis ini mengetuk pintunya dan membukanya setelah ada jawaban dari kepsek itu.
“Maaf bu, saya lama. Ini map’nya.” Ucap Shilla seraya menyerahkan map’nya.
“Tidak apa-apa. Yasudah sekarang kamu boleh ke kelas kamu. Kelas kamu adalah kelas X.1. wali kelas kamu adalah Bu. Winda.” Terang Kepsek
“Baik Bu, terima kasih.”
“Tunggu, kamu sudah tahu nama Ibu ??? (Shilla menggeleng). Nama Ibu adalah Irawati. kamu bisa memanggil Ibu Ira.”
“Baik Bu.Ira. saya permisi dulu. Terima kasih.” Ujar Shilla
“Iya, silahkan.”
SKIP !!!
            Di kelas X. 1. Semua anak-anaknya sibuk  dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang bermain HP, Laptop, tebak-tebakkan, petak kumpet (?), dan tembak tembakkan (?). seketika itu murid murid langsung diam setelah wali kelas mereka memasuki kelas mereka.
“Pagi anak-anak.”
“Pagu Buuuuuuuu.” Koor semua murid kompak seraya kembali ke tempat duduknya masing-masing dengan cepat.
“Baiklah, hari ini kita akan kedatangan murid baru. Dan kebetulah murid baru itu akan menjadi teman baru kalian.” Terang Bu. Winda
“Cewek apa Cowok Bu, cantik gak.” Ujar Nyopon, murid paling rusuh di kelas mereka.
“Huhuhuhuhu L.” Koor semua murid
“Sudah sudah. Nanti kalian tahu sendiri. Shilla ayo masuk.” Ujar Bu. Winda menyuruh Shilla masuk.
            Setelah Shilla masuk ke dalam kelas. Bu. Winda langsung menyuruhnya untuk memperkenalkan dirinya di hadapan teman-teman barunya.
“Pagi teman-teman. My name is Ashilla Zahrantiara. You can call me Shilla. Saya pindahan dari bandung. Semoga kalian bisa menerima saya untuk menjadi teman baru kalian. Salam kenal.” Ucap Shilla memperkenalkan diri.
“Salam kenal juga cantikkk.” Ceplos Daud teman sepermainan Nyopon
“Boleh Tanya gak cantik.” Ucap Abner
“gak boleh, emang kenapa ???” Sinis Cahya yang memang sedari dulu musuh bebuyutan Abner.
“Syirik aja loe item, diem loe. Gue gak Tanya sama loe. Gak ada kabel nyambung.” Ucap Abner sebal karena di ganggu oleh musuh bebuyutannya.
“Heh, kalo gak ada kabel. Nie kipas angin gak bakalan nyala, lampu juga gak bakalan nyala, gue tahu loe itu bego tapi jangan bego-bego banget dong. Malu maluin aja loe.” Sinis Cahya lagi
“Heh, loe ngatain gue ??? Sialan loe. Bukanya loe yah yang bego, ngerjain matematika aja gak bisa, masa dapet nilai 4 ??? OMG. Malu gue jadi loe.” Ucap Abner gak kalah nyolot.
“Heh, loe tuh gak nilai diri loe sendiri apa ???. mending gue dapet 4, nah loe. 3 ajah gak ada. Nilai loe 2 kan ???” bales Cahya gak kalah nyolot
            Seketika itu tawa langsung meledak oleh penghuni kelas X.1.
“hey, udah udah. Diam anak-anak.” Bentak Bu. Winda.
“Iya buuuu.”
“Baik Shilla, kamu bisa duduk di samping Sivia. Sivia angkat tangan kamu (Sivia mengangkat tangannya). Silahkan Shilla.”
            Kemudian Shilla melangkah menuju ke meja Sivia dan langsung duduk di sampingnya. Gadis ini pun tidak lupa menyunggikan senyum ramahnya kepada teman-teman barunya.
“Baiklah anak-anak. Sekarang ibu permisi dulu karena ada tamu yang menunggu Ibu.”
            Kemudian Bu. Winda keluar kelas. Seketika itu juga kelas X.1 berubah jadi pasar lagi.
“Hay, kita ketemu lagi. Ternyata loe sekelas sama gue.” Ucap Sivia
“Iyah, gue juga gak nyangka. Kalian ternyata di kelas ini.”
“Oy Shil, tadi loe udah ketemu sama ka’ Rio ???” Tanya Ify tiba-tiba
“Mmm udah kok, kenapa fy ???” Tanya Shilla bingung dan kaku mendengar pertanyaan Ify
“Mmm, gak apa-apa sihh. Loe sekarang udah tahu kak Rio orangnya gimana kan ??? (Shilla mengangguk). Gak usah dimasukkin ke hati perkataan dia. Kalau aktifitas dia di ganggu emang gitu sifatnya. Apa lagi kalo lagi baca buku.” Terang Ify
“Iyah Fy, dia orangnya emang aneh banget. Kenapa jadi bahas dia sihh. Udah lah yang lain aja.”
            Kemudian mereka membahas masalah mereka masing-masing. Dan Shilla menceritakan kehidupannya selama di Bandung. Sekarang Shilla bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Dan dia mulai dekat dengan Sivia, Ify dan Agni.
SKIP !!!
            Bel berbunyi nyaring menandakan bel Istirahat untuk semua murid. Kantin yang tadinya kosong sekarang malah penuh dan pada berebut kursi. Berbeda dengan keempat pria yang sedang berjalan menuju kantin. Mereka berhenti sejenak melihat keadaan kantin yang rame banget.
“Gila nih kantin. Sampe gak muat gitu tempatnya, kayaknya harus ada kantin tambahan nie.” Komentar salah satu pria yang putih dan lonjong serta bermata sipit itu.
“Tahu, terus kita makan di mana ???” Tanya Pria hitam manis di sebelahnya
“Gatahu gue juga bingung, gimana bro, kita jadi makan atau nanti ajah.” Ucap pria chubby dan wajah putih itu kepada temannya yang berdiri paling depan.
“Jadi lakh, laper nie gue.” Sahut pria hitam manis dan tinggi itu yang berada paling depan
“Terus duduk dimana ???” Tanya pria chubby lagi
“kita pesen dulu ajah dehh.” Tukas pria hitam manis itu.
            Setelah itu mereka melangkah dengan pasti memasuki kantin dan menerobos kerumunan orang yang sedang berebut makanan di kantin. Yang tadinya mereka sedang berebut makanan, melihat keempat pria tampan itu mereka berhenti beraktifitas apa lagi para kaum hawa. Mereka pada mupeng melihat keempat pria itu.
“Ganteng banget D’orions.” Ceplos salah satu gadis di kantin
“Gila, keren.”
“Adduhhhh, ganteng banget. Mereka kesini.”
            Itulah komentar sebagian dari gadis yang pada mupeng melihat keempat pria itu. Mereka berempat sering di panggil dengan sebutan D”ORIONS oleh para kaum hawa.
Memang itu adalah nama group mereka. Group yang terdiri dari 4 pria tampan dan keren yang masuk ke dalam daftar MOST WANTED IN THE SCHOOL. Mereka sangat terkenal, apalagi di kalangan kaum hawa. Dengan ketampanan yang mereka miliki dn dengan gaya cool dan khas yang mereka miliki.
“Eh, ngapain cewek-cewek itu pada mupeng banget nglihat 4 cowok itu. Gak ada keren kerennya juga. Ckckck, heran gue.” Gumam Shilla di meja nomor 2 dari depan yang sedang makan bersama dengan ketiga teman barunnya itu.
“Gitu-gitu cowok gue tahu. Dan menurut gue mereka emang keren, tapi lebih kerenan cowo gue.” Sahut Sivia dan asyik menyeruput minumannya
            Gara-gara mendengar pernyataan Sivia barusan, Shilla tersedak es jeruk yang di pesannya.
“Pelan pelan neng, santai aja lagi. Kenapa sihh loe.” Ucap Agni seraya menyerahkan air putihnya untuk Shilla
“Makasihh, gue Cuma kaget ajah denger pernyataan loe vi, loe beneran pacaran sama salah satu dari mereka ???” Tanya Shilla masih tidak percaya.
“Iya lahh, loe jangan kaget juga, Ify juga pacarnya salah satu di antara mereka tahu.” Ujar Agni
“Serius Fy (Ify menganggukan kepalannya). Kok bisa sihh.”
“Kok loe kaya gak percaya gitu sihh, kenapa shill ??? Salah yahh.” Tanya Ify
“Gak gitu sihh. Cuma mareka kan ….. ahh udah ahh, gak usah di bahas lagi.”
            Sementara itu keempat pria itu sudah selesai memesan makanan dan minuman mereka maing-masing. Kemudian berhenti di depan meja palin belakang dan mengedarkan pandangannya ke segala arah di seluruh kantin.
“Gue tahu kita duduk dimana.” Ceplos pria hitam manis itu.
“Dimana ???” Tanya ketiga pria lainnya.
“Tuh (menunjukk meja keempat gadis tadi). Kita makan disana, ayo.” Ucap pria hitam manis itu seraya melangkah mendekat ke meja keempat gadis itu dan yang lainnya terpaksa mengikuti dari belakang.
“hay Sayang.” Sapa pria hitam manis itu seraya duduk di sebelah Ify.
“Hay juga sayang.” Sahut Ify seraya tersenyum manis
            Yang lainnyapun mengikuti duduk. Pria berwajah putih dan lonjong itu duduk di sebelah Sivia selaku pacarnya itu. Dan pria berwajah chubby dan putih duduk di samping Agni (terpaksa) yang selaku musuh bebuyutan dari awal masuk SMA Tunas Bangsa dan KETUA OSIS SMA Tunas Bangsa duduk di sebelah anak baru, karena tidak ada tempat duduk lagi.
“Ngapain loe duduk di sini, ada yang ngijinin gitu.” Protes Agni merasa tidak terima musuh bebuyutannya duduk di sebelahnya.
“Gak ada, gue pengin duduk aja disini. Lagian nie meja bukan punya loe kan ??? Ngapain marah.” Ujar pria chubby dengan sekenannya
“Heh playboy cap kampung. Loe denger yah, nie meja emang  bukan punya gue, tapi gue yang pertama duduk disini dan gue sangat tidak suka dengan loe. Ngerti.”
“Heh, gue juga aslinya gak mau duduk disini, dan loe juga mesti denger baik-baik gue bukan playboy cap kampung. Seenaknya aja loe manggil gue dengan sebutan kaya gitu. dasar cewe jadi-jadian. Gak ada sifat ceweknya didiri loe.”
“Heh, loe seenaknya aja ngomong gitu. terserah gue dong. Mau tomboy kek, mau feminim kek, mau cantik kek, itu urusan gue. Dan gak ada sangkut pautnya sama loe.” Bentak Agni.
“Hey udah udah. Ngapain sih loe berdua. Berantem mulu dari tadi, sekali-kali akur gitu. kan enak dilihatnya.” Lerai Alvin
“Gue bakal akur, kalo temen loe ini gak minta maaf sama gue.” Sindir Agni.
“Gak, ogah gue minta maaf sama loe. Justru loe yang harusnya minta maaf sama gue.”
“Loe berdua kalo gak bisa diem gue lempar nie botol.” Ujar Ketua Osis itu seraya memegang botol kecap yang ada di hadapannya dan bersiap melempar ke arah dua orang di hadapannya. Sepertinya kegiatannya merasa terganggu.
“Hehehe J. Peace bro, damai. Kejem amat loe Yo sama sahabat sendiri.” Ujar Cakka kecakutan.
“Ya lagian loe gak bisa diem dari tadi, terganggu nie acara makan gue.” Bales Rio sinis.
“Iya iya sorry.”
“Ehhh sayang, ini siapa ??? (menunjuk Shilla). Loe cewek yang tadi nyariin Rio kan ??? Anak baru yahh.” Cerocos  pria berwajah putih dan lonjong
“Ehh iya sampe lupa, kenalin kakak kakak semua, ini temen baru kita, anak baru di kelas kita pindahan dari Bandung namanya Ashilla Zahrantiara, panggil shilla ajah.”
“Hallo kak (mengulurkan tangannya) nama gue Shilla.”
“Hallo juga, nama gue ALVIN JONATHAN SINDUNATA, loe bisa manggil gue Alvin, gue anak XI IPA 2. Selaku pacar Ayang Sivia.” Ucap Alvin
“Gue (merebut tangan Shilla dari Alvin) CAKKA KAWEKAS NURAGA cowok paling ganteng nan keren di sekolah ini.” Ucap Cakka narsis
“PD banget idup loe, dasar playboy cap kampung, gatau malu banget deh.” Sela Agni
“Diem loe cewek jadi jadi jadian, nyambung aja loe kaya pipa.”
“HEH udah udah malah berantem. Gak usah dengerin Shill, kenalin nama gue  GABRIEL STEVENT DAMANIK, loe bisa manggil gue IEL.” Ucap Gabriel seraya melepaskan jabatan tangannya dari Shilla
            Kemudian mata mereka mengarah kepada sang ketua osis yang sedari tadi sibuk memakan makanannya. Kemudian mereka bertatap tatapan penuh arti.
“Mmmm shill sorry yah (melirik pria yang sedang asyik memakan makananya). Nama dia MARIO STEVANO ADITYA HALING loe bisa manggil dia Rio aja cukup. Dia ketua Osis disini, kapten basket juga.” Terang Alvin mengingat sahabatnya yang selalu marah jika aktivitasnya terganggu
“(mengangguk anggukan kepalannya). Iyaah kak, salam kenal semuannya.”
“Sipppttt”
            ‘Mohon Maaf semuannya. Diberitahukan kepada ketua Osis SMA Tunas Bangsa Mario Stevano Aditya Haling dan murid baru kelas X.1 Ashilla Zahrantiara untuk datang ke ruang Osis sekarang juga. Sekali lagi diberitahukan kepada Mario Stevano Aditya Haling dan Ashilla Zahrantiara untuk datang ke ruang osis sekarang juga. Terima kasih.’
            Terdengar suara seperti itu melewati seluruh speaker sekolah yang menandakan ada panggilan yang ditujukan kepada sang ketua osis dan anak baru untuk segera berkumpul.
“Shill, loe di panggil tuh.” Ucap Agni.
“Bro (menyenggol lengan Rio).”
“Apaan sihh, loe ganggu aja dehh iel. Ada apaan ???” Tanya Rio sewot
“Loe gak denger tadi ??? Ada panggilan buat loe tuh. Katanya disuruh ke ruang osis sekarang. Sama Shilla juga, udah sana, kayaknya penting deh bro.” Cerocos Gabriel
“Di jeda bisa kali iel, panjang banget kata-kata loe. Yaudah gue pergi, duluan yah semua.” Ujar Rio seraya beranjak pergi dan berlari menuju ke ruang osis.
“Gila tuh anak, Shill, loe sendirian gapapa ??? Atau mau gue anterin ??? Sayang lagi cewek cantik kaya loe jalan sendirian ke ruang osis.” Goda Cakka kepada Shilla
“Dasar playboy, jangan mau Shill, ntar loe di pellet sama dia.” Sela Agni nyolot
“Heh, loe ngajak berantem gue mulu yah. Nyebelin banget sihh loe.” Nyolot Cakka
“Siapa yang ngajakin loe berantem ??? Gue Cuma gak mau sahabat gue masuk ke perangkap sesat loe itu. Udah punya cewek lima mau godain cewek lain lagi, ckckck.” Decak Agni kesal.
“heh, urusan gue dong. Kenapa loe, ngiri yahh karena gak punya cowok, makanya jadi cewek tuh yang lembut. Wujud aja gaje (gak jelas) gini. Mau cowok apa cewek. Jadi kan gak ada cowok yang mau sama loe. Ntar di kira mereka homo lagi pacaran sama loe.” Ujar Cakka sinis
“Apa loe bilang ??? Loe (menunjuk Cakka) nyebelinn.” Ucap Agni seraya pergi menjauh dari kantin
“Loe cak, omongan loe nyesek banget tuh. Gila loe.” Ucap Alvin yang sedari tadi gak tahan pengin melerai keributan sahabatnya dan sahabat pacarnya.
“yaudah kak, gue ke ruang Osis dulu yahh.” Ucap Shilla seraya pergi dari kantin.
“Loe sih kak (menyalahkan Cakka). Agni jadi pergi kan ??? Jahat banget sih loe kak. Loe boleh benci sama Agni tapi loe gak berhak ngeluarin kata-kata kasar kaya gitu sama Agni. Kalo gue jadi Agni gue juga pasti marah kak sama loe.” Ucap Sivia
“Tahu nie, loe nyebelin banget sihh kak. Tega banget loe ngomong gituh sama Agni. Vi, kita pergi dari sini yuk. Kak duluan yah, mau nyusulin Agni. Daaahhh.” Ujar Ify seraya menarik tangan Sivia seraya pergi meninggalkan kantin dan menyusul Agni.
“Cak cak, gue heran sama loe. Loe tega banget sama Agni. Gimanapun juga dia cewek dan masih punya perasaan cak, loe kasar banget sama dia.” Ujar Gabriel.
“Sorry guys, gue kalut tadi, yahh habis tuh cewek ngajak ribut gue mulu.” Gumam Cakka
“Sorry sorry, jangan minta maaf sama kita, minta maaf sana sama Agni. Gue cabut duluan, mau ke perpus.” Ujar Gabriel seraya pergi melangkah menuju perpus
“Parah loe, gue kekelas dulu yah.” Pamit Alvin seraya meninggalkan Cakka sendirian di kantin
“emang kata-kata gue tadi kasar banget yah sama Agni. Arrrgghhhh pusing gue.” Gumam Cakka
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Rio yang sudah sampai di ruang osis langsung masuk ke dalam tidak lupa untuk mengetuk pintu terlebih dulu. Setelah dia masuk, dia melihat disana ada Bu.Ira, Pak Duta dan Bu Maya. Bu.Ira selaku kepsek di SMA Tunas bangsa ini dan Bu Maya dan pak Duta selaku Pembina osis di SMA Tunas Bangsa.
“Permisi pak, bu.” Pamit Rio ramah
“Iyah Rio, silahkan duduk dulu di sini (menunjuk kursi di hadapannya). Shilla belum datang Yo ???” Tanya Bu Maya
“Shilla ??? Memangnya Ibu menyuruh Shilla buat datang ke sini juga bu ???” Tanya Rio heran
“Iyah Rio, kamu gak denger pengumuman tadi. Yasudah, kita tunggu Shilla sebentar supaya dia kesini.” Ujar Pak Duta heran dengan sang ketua Osis SMA Tunas Bangsa.
            Beberapa menit kemudian ada suara yang mengetuk pintu depan ruang osis. Dan seluruh orang yang ada di ruangan akan mengira bahwa yang datang adalah orang yang sedari tadi ditunggunya.
“Masuk.” Pekik Kepsek dengan suara keras
            Setelah itu terlihat seorang gadis di balik pintu, kemudian gadis itu menutup pintunya lagi. Sedangkan sang ketua osis hanya bisa menundukan kepalannya dan memainkan minuman di hadapannya yang telah disediakan sedari tadi tanpa memperdulikan gadis yang baru datang itu.
“Masuk Shilla, sini duduk disini.” Ujar Bu Ira ramah dan mempersilahkan Shilla duduk di samping Rio
“Makasih Bu, ada apa yah bu, kok saya di panggil kesini.” Tanya Shilla yang masih terlihat gugup melihat sang ketua osis dan guru guru di hadapannya.
“Begini Shilla, kamu kan anak baru disini, peraturan murid baru disini adalah mengikuti Test yang selalu di adakan oleh Osis. Dan setiap ada murid baru akan selalu di tangani oleh Ketua Osisnya untuk membantu memberikan pelajaran supaya murid baru bisa mengerjakan test dengan lancar.” Terang Bu Maya menjelaskan
“Jadi intinya ya Shilla, kamu akan mengikuti test 1 minggu lagi dan selama satu minggu ini kamu akan di ajarkan oleh Rio, kamu tahu kan kalau Rio itu ketua osis disini ??? (Shilla mengangguk). Jadi dia akan mengajarkan kamu supaya kamu bisa mengerjakan soal test nanti.” Tambah Pak Duta menjelaskan
            Shilla begitu kaget mendengar penjelasan dari guru guru di hadapannya. Apa yang harus ia lakukan ??? Selama satu minggu ini dia harus selalu berurusan sama ketua osis yang cuek ini dan sudah menjadi musuh akibat kejadian yang sepele dulu. Bagaimana ini ???
“I … I ya bu, pak. Saya mengerti kok.” Jawab Shilla berusaha tersenyum
“Ok, bagaimana dengan kamu Rio ??? Tentu kamu sudah tahu bukan tentang rencana ini, dan pasti kamu tidak kaget lagi dengan pernyataan Pak Duta dan Bu Maya tadi. Selama ini, murid baru yang daftar disini selalu mendapatkan nilai yang bagus akibat dibantu dengan kamu Rio, ibu harap sekarang kamu juga masih bisa mengajarkan untuk Shilla, bagaimana ???” Ucap Kepsek
“Iya bu, saya sudah tahu kok, dan saya akan berusaha semaksimal mungkin supaya saya bisa mengajarkan materi nanti dan hasilnya memuaskan.” Ujar Rio dengan nada dibuat seramah mungkin
“Bagus Rio, ibu percaya sama kamu. Jangan kecewakan Bu Maya sama Pak Duta yang udah memberi kamu kepercayaan Rio, pergunakan baik-baik.” Pesan Kepsek ramah
“Rio, bapak tahu kamu pasti bisa, untuk sementara pelajaran kamu akan bapak alihkan Rio, pergunakan waktu istirahat sebaik mungkin dan berusaha mencari waktu luang yang baik.” Pesan Pak Duta disertai anggukan dari Bu Maya yang berarti sependapat dengan Pak Duta
“Baik Bu, pak. Terimakasih telah mempercayakan semuanya sama saya.” Ucap Rio
“Yasudah Rio, kami permisi dulu, perkenalan aja dulu. Ibu tunggu kabar selanjutnya yakh.” Pamit Bu Maya disertai anggukan dari kepsek dan Pak Duta.
“Ibu permisi dulu Rio, Shilla.” Pamit kepsek seraya meninggalkan ruang osis.
            Sekarang hanya ada mereka berdua di ruang osis. Tepatnya Rio dan Shilla. Hening. Itulah keadaan yang sebenarnya yang terjadi di ruang osis. Canggung, bingung, dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Itulah yang dirasakan oleh sang ketua Osis dan murid baru itu.
“Mmmm, kita mau terus terusan diem kaya gini ??? Udah gue mau pergi dulu. Mau lanjutin baca buku.” Ujar Rio seraya beranjak dari duduknya dan berniat meninggalkan RO
“Kak, kita mau mulai kapan belajarnya ???” Tanya Shilla pelan dan sangat hati-hati
“Terserah loe. Yang butuh juga loe kan ??? Gue tugasnya Cuma bantuin aja. Kalo loe udah ngerasa bisa ngapain loe minta tolong sama gue ??? Iya kan ???”
“Gue gak bisa dan gue butuh bantuin loe buat ngajarin gue.” Jawab Shilla tegas. Entah keberanian dari mana dia bisa berbicara seperti itu.
“Up to you. Kalo loe butuh loe bisa temuin gue. Dan satu yang harus loe inget. Jangan pernah ganggu gue di saat gue lagi PW sama kerjaan gue. Ngerti loe.”
“Huft.” Hanya helaan nafas panjang yang terdengar setelah mendengar jawaban dari pria dihadapannya yang sudah menghilang sedari tadi
“Pergi aja dehhh. Ke kelas.”
            Gadis ini pun beranjak dari duduknya dan berjalan menyusuri lorong sekolah supaya bisa sampai di kelasnya. Setelah sampai dia lantas duduk di bangkunya seraya menyenderkan wajahnya ke meja.
“Kenapa Shill ???” Tanya Sivia seraya membelai lembut rambut sahabatnya itu.
“Gue bingung, apa yang harus gue lakuin sekarang.” Gumam Shilla pasrah
“Bingung kenapa Shill ??? Cerita ajah. Kita siap dengerin cerita loe kok.” Ujar Agni yang berada tepat di belakangnya seraya mendudukan dirinya di depan Shilla.
“Iya Shill cerita ajah. Kita bakalan dengerin loe.” Desak Ify seraya mendudukan dirinya di depan Sivia
“Jadi gini ……….” Shillapun menceritakan apa yang terjadi di ruang Osis bersama dengan ketua osis yang cuek itu. “Jadi gitu guys, gue bingung apa yang harus gue lakuin” Terang Shilla
“Hmm, gue juga udah ngira sihh bakal terjadi kaya gini. Gue juga bingung. Masalahnya kak Rio ituh orangnya kaya es batu. Beku banget dia. Boro-boro ngajarin loe Shill, ngomong ajah dia pelit banget.” Komentar Ify setelah mendengarkan cerita Shilla tadi.
“Menurut gue, loe Cuma bisa lakuin satu hal, yaitu ……… loe mesti mencoba baik sama kak Rio, loe berusaha ngomong sama dia. Basa-basi kek, itu terserah loe. Yang jelas loe ngajakkin kak Rio banyak ngomong. Tapi satu hal yang harus loe lakuin juga, jangan pernah bikin dia Emosi, masalah apa yang akan keluar dari mulutnya loe dengerin ajah.” Saran Agni
“I agree with you. Sebaiknya loe lakuin saran Agni tadi Shill, masalah jawaban kak Rio nanti loe gak usah mikirin, yang penting loe bisa lolos dari test itu dengan nilai bagus.” Tambah Sivia yang sependapat dengan jalan pikiran Agni.
“Iyah makasih banget yah. Kalian bertiga emang temen gue yang paling baik. Beruntung banget gue punya temen kaya kalian.”
“Jangan temen dong Shill, gue gak mau akh jadi temen loe.” Ucap Ify gak rela
“Yahh fy, masa loe gak mau jadi temen gue ???” Tanya Shilla kecewa dengan jawaban Ify
“Maksud kitaaaaaaa ….. kita mau loe jadi sahabat kita.” Koor mereka bertiga kompak
“Akhhhh, kalian nie bikin gue khawatir ajah dehhh …”
“hehehe J.”
“Gue mau banget jadi sahabat kalian bertiga. Akhhh (berpelukan). Gue seneng banget punya sahabat kaya kalian bertiga.” Ujar Shilla bahagia
“Kita juga seneng banget punya sahabat kaya loe Shill.” Ujar Ify, Agni dan Sivia kompak.

1 komentar:

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*