Setelah sampai di Lovers Café,
mereka langsung memarkirkan motornya dan langsung masuk ke dalam mall. Tujuan
pertama mereka adalah ke time zone. Mereka langsung bergegas ke tempat time
zone dan langsung membeli tiket supaya mereka bisa bermain sepuasnya di tempat
itu. Rio, Gabriel, Alvin dan Cakka langsung menuju ke permainan basket. mereka
langsung bermain di sana sepuasnya.
Sedangkan
para gadis langsung menuju ke tempat dance yang ada di tempat time zone. Mereka
langsung menunjukkan bakat dance di tempat itu. Setelah merasa puas mereka
semua langsung bergegas ke tempat karaoke. Mereka langsung bernyanyi
gila-gilaan di tempat karaoke. Permainan mereka di selingi canda dan tawa
membuat hari ini terasa menyenangkan untuk mereka.Setelah merasa lelah, mereka
langsung beristirahat di bangku panjang yang letaknya di depan tempat karaoke.
“Huft, capek banget gue. Tapi gue
seneng banget hari ini.” Ucap Alvin.
“Setuju banget sob. Terus habis
ini kita kemana nih.” Tanya Gabriel yang membuat yang lain berfikir.
“Habis ini kita belanja aja
gimana. Shopping kak.” Usul Ify yang membuat para gadis yang lain mengangguk
setuju sedangkan para pemuda tampan itu hanya memasang tampang cengo mendengar
ucapan para gadis itu.
“Kenapa sih. Mukanya pada aneh
gitu. ada yang salah emang ???” Tanya Shilla.
“Salah lah. Shopping kan emang
hoby kalian. Sedangkan kita ??? masa di suruh shopping juga sih.” Jawab Rio
yang langsung di sambut anggukan dari yang lain.
“Siapa yang suruh kalian ikut
Shopping. Kita nggak nyuruh.” Ucap Sivia dan langsung membuat para pemuda
tampan itu bernafas lega.
“Syukur deh kalau gitu.”
“Kalian itu nggak ikut
shopping’nya, tapi kalian bantuin kita bawain barang-barangnya nanti.” Ucap
Agni yang membuat keempat pria tampan itu kaget.
“APA !!!”
“Nggak nggak nggak, gue nggak
mau, enak ajah, emangnya kita babu apa di suruh bawain barang-barang loe semua.”
Ucap Alvin mewakili yang lain.
“Ought. Jadi kalian gak mau. Ok.
Tapi jangan harap kita mau baikan sama kalian.” Ancam Ify.
“jangan dong beib, iya deh aku
mau bawain barang-barang kamu.” Ucap Gabriel yang langsung membuat Ify
tersenyum lebar.
“Gitu dong. Kalian gimana ???
Masih mau gak mau bawain barang-barang kita ???” Tanya Ify lagi.
“Iyadeh.” Jawab mereka pasrah.
“Yaudah, Ayo kita Shopping.” Ucap
para gadis dan langsung menggandeng tangan para pemuda tampan itu supaya mau
mengikuti dirinnya menuju ke tempat shopping.
SKIP !!!
“Huft, capek banget gue.
Belanjaan kalian banyak banget sih.” Gerutu Alvin setelah mereka duduk di
sebuah café Friendship yang ada di mall tersebut.
“Tahu nih. Pegel banget kaki
gue.” Tambah Rio.
“Kalau gak ikhlash kenapa baru bilang
??? Kenapa gak dari tadi aja coba.” Ucap Sivia.
“Bener banget tuh kata Sivia. Itu
salah kalian sendiri yang mau nurutin kemauan kita-kita.” Tambah Shilla seraya
menyeruput es jeruknya.
“Cause, if we refuse ask you, we
will get a problem.” Ucap Cakka sok inggris.
“Apa banget deh loe Cak, loe tuh
……….”
“Shilla.”
Ucapan
Gabriel terpotong karena mendengar suara seseorang yang berteriak memanggil
nama sahabatnya. Secara gerakan spontan keenam para remaja itu mengedarkan
pandangannya ke seluruh penjuru café. Dan pandangannya terhenti pada sesosok
pemuda tampan yang mengenakan kemeja biru muda dan celana jeans’nya yang sedang
berdiri di tempat yang tidak jauh dari meja yang sekarang mereka duduki.
Kemudian,
secara tiba-tiba Alvin menyenggol lengan Shilla dan mengedip ngedipkan matanya
seperti memberi isyarat untuk gadis satu itu. Pastinya tanpa sepengetahuan yang
lainnya. Dan sepertinya gadis itu sudah paham dengan apa yang di maksud oleh
kakak seniornya itu. Dengan gerakan cepat Shilla melambai lambaikan tangannya
kepada pemuda tampan yang tadi memanggil nama dirinnya.
Dan
pemuda tampan itupun langsung menghampiri meja Shilla. Sedangkan Rio hanya
menyatukan alisnya tanda ia bingung terhadap pemuda di hadapannya. Setelah
berada tepat di hadapan Shilla, pemuda itupun langsung tersenyum kepada Shilla
dan tersenyum kepada yang lainnya. ‘Siapa sih nie cowok, SKSD banget sama
Shilla.’ Pikir Rio. Sesungguhnya Rio takut jika pemuda di hadapannya mempunyai
hubungan special dengan gadis yang ia sukai itu. Apalagi jika gadis yang ia
sukai malah suka terhadap pemuda tampan di hadapannya. ‘Masih kerenan gue,
masih gantengan gue. Jadi mana mungkin Shilla suka sama nie cowok.” Pikir Rio
narsis.
“Hay semuanya. Sorry yah
mengganggu.” Ucap pemuda tampan itu sopan.
“Gak kok kak. Duduk kak. Kakak
kok bisa ada disini sih ???” Tanya Shilla seraya mempersilahkan duduk.
“Iyah nie Shill. Lagi nyari bola
basket baru. Terus karena capek mampir ke sini deh. Tahunya ketemu sama kamu.
Lagi pada ngumpul yah.”
“Iyah kak. Lagi pada kumpul. Tadi
habis seru seruan bareng di time zone.”
“Ought. Gak papa dong, kalo kakak
gabung disini ???”
“Ehem ehem.” Dehem yang lainnya
menghentikan percakapan seru 2 orang itu.
“Eh sorry semuanya. Kenalin. Ini
namanya Debo. Dia itu dulu kakak kelas gue waktu SMP.”
“Hay semuannya. Kenalin, nama gue
Debo Andryos. Gue sekarang sekolah di SMA Mahakarya. Salam kenal yah semuanya.”
Ucap Debo seraya menjulurkan tangannya kepada Gabriel yang pertama kali
kemudian di lanjutkan ke Ify, Alvin, Sivia, Cakka, Agni. Pada saat dirinnya
menjulurkan tangannya kearah Rio. Rio malah menatapnya dengan sinis. Membuat
Debo menarik kembali tangannya.
“Gue Debo, loe siapa ???” Tanya
Debo ramah.
“Gue Rio.” Jawab Rio singkat
tanpa mengalihkan pandangannya kearah Debo.
“Hmmm, loe ketua Osis SMA Tunas
Bangsa kan ???”
“Udah tahu ngapain nanya. Guys,
gue ke toilet bentar yah.” Ucap Rio seraya pergi meninggalkan yang lainnya yang
masih memasang ekspresi cengo melihat keanehan sahabatnya.
“Hahaha. Cemburu gila tuh anak.
Bisa aja loe Deb. Loe berhasil bikin dia cemburu. Tuh Shill, loe lihat sendiri
kan kalo si Rio itu gak suka banget sama Debo. Dan gue tau banget. dia pasti
benci banget sama loe Deb. Hahaha.” Komentar Alvin pada saat Rio meninggalkan
mejanya dengan alasan ingin ke toilet.
“Gue yang ngerasa gak enak nih
sama dia. ntar dia beneran musuhin gue lagi. Loe sih Vin, punya ide gila kaya
gini. Mana gue lagi yang jadi korbanya.” Sungut Debo.
“Tenang aja Sob, gue yakin banget
kok. Dia itu benci sama loe karena Shilla doang. Setelah dia tahu semuanya,
ntar juga ramah sama loe. sekali kali lah bantuin adik kelas loe yang merana
itu. Dia itu pengin banget di tembak sama Rio.” Ucap Cakka yang langsung
mendapat toyoran di kepalannya oleh Shilla.
“Apaan banget sih kak. Siapa juga
yang mau di tembak sama dia.” Ngeles Shilla.
“Masa ??? Gak mau beneran nih
???” Goda Agni.
“Apaan sih loe semua. Udah diem.
Ntar kalo ada kak Rio bisa repot tau. Kak Debo, maaf yah. Kita libatin kakak.”
Ucap Shilla.
“Iyah Shill, tenang ajah. gue
rela kok bantuin loe. dulu, loe juga pernah bantuin gue kan.”
“Iyah kak. Makasih.”
Ternyata,
ide Alvin sewaktu mereka masih berada di kantin Sekolah mereka adalah membuat
Rio cemburu kepada pria yang dekat dengan Shilla. Yaitu dengan meminta tolong
kepada Debo. Teman satu angkatan Alvin sewaktu Alvin masih berada di club
basket Praja Muda dan teman satu komplek Cakka dan Gabriel sewaktu Debo masih
tinggal di komplek perumahan Cakka dan Gabriel. Dan juga Debo adalah kakak
kelas Shilla waktu mereka masih berada di SMP Cilencia
Dan
dengan kedatangan Debo. Mereka ingin membuktikan apakah Rio itu benar-benar
mencintai Shilla atau tidak. Mereka akan membuktikan itu semua melalui
kedekatan Shilla dan Debo yang akan di mulai besok pagi. Dan mereka ingin Rio
mempercayai ucapannya bahwa Debo itu suka terhadap Shilla. Dan Debo akan
berusaha supaya Debo bisa mendapatkan Shilla.
SKIP !!!
Malam
Harinya. Di sebuah kamar yang cukup luas, terdapat seorang pemuda tampan yang
sedang memegang sebuah buku di meja belajarnya. Tetapi sedari tadi, dirinnya
hanya mendesah pelan dan hanya menggerutu kesal setelah kejadian di café sore
tadi. Pikirannya tertuju pada pemuda yang mengenal Shilla dengan baik. Dan
sepertinya Shilla juga menyukai kedatangan pemuda itu.
“Haduhhh, bisa gila gue. Tuh
cowok siapa sih. Mana deket banget sama Shilla lagi. Jangan-jangan dia mantan
Shilla lagi. Tapi gak mungkin ah. Shilla kan bilangnya kalau dia itu Cuma kakak
kelasnya waktu SMP. Tapi kalau emang mereka punya hubungan gimana. Gak. Gak
mungkin Shilla suka sama tuh cowok. Shilla kan sukanya sama gue, iya gue yakin
banget kalau Shilla itu suka sama gue, sebelum ada tuh cowok juga Shilla
kelihatan seneng banget ada di dekat gue. Iyah, gue yakin banget.” Ucap Rio PD.
“Tapi kalau misalkan Shilla juga
suka sama tuh cowok gimana yah. Gue gimana ??? gak. Gue gak akan ngijinin
Shilla jadian sama tuh cowok. Gue harus bisa bikin Shilla jauh dari tuh cowok,
dan gue harus bikin Shilla suka sama gue lagi dan deket sama gue lagi. Gue gak
rela kalau dia itu jadian sama tuh cowok. Lagian tuh cowok siapa sih.
Berani-beraninya dateng tanpa di undang. Mana di saat seperti ini lagi.” Sungut
Rio lagi.
Pemuda
tampan itu terus menerus memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya sore
tadi. Pikirannya berkecamuk. Antara sedih, takut dan merasa tersaingi. Dirinnya
sangat takut jika gadis yang di sukainya itu malah menyukai pemuda itu, dan
dirinnya merasa tersaingi karena kehadiran pemuda itu.
Dengan
gerakan cepat, dirinnya langsung beranjak dari tempat belajarnya itu dan
langsung mengambil handphone’nya dan langsung mencari nama gadis yang di
sukainya itu di dalam kontak handphone’nya. Dengan gerakan cepat dirinnya
langsung menekan tombol berwarna hijau di handphone’nya.
Dilain
tempat. Seorang gadis sedang membaca buku kimiannya seraya mengerjakan soal
yang diberikan oleh sang guru killer yang mengajar kelasnya. Beberapa saat
kemudian, terdengar suara marcell yang menyanyikan lagu takkan terganti di
handphone’nya tanda ada panggilan yang masuk.
‘RIO
MY PRINCE’ Calling ………..
“Kak Rio ??? Tumben banget
telepon gue. Ada apaan yah.” Gumam Shilla dan langsung menekan tombol hijau di
handphone’nya.
“Halo kak Rio.” Sapanya kepada
orang yang menelopon dirinya.
“Halo Shill. Mmm, loe lagi
ngapain.” Tanya seorang pemuda tampan itu sedikit terdengar gugup saat
berbicara dengannya di handphone’nya itu.
“Lagi belajar Kimia kak. Kenapa
??? Ada hal penting kak ???” Tanya Shilla heran.
“Mmm, gue, gue Cuma mau nanya sih
sebenernya, boleh nggak ???”
“Boleh kak. Tanya apa. Tumben
minta persetujuan dulu, biasanya langsung nyerocos ajah.”
“Mmm, gituh yah. Hehehe J. Gue Cuma mau nanya. Cowok tadi
itu cowo loe bukan sih.”
‘ought, nanyain kak Debo toh.
Berarti rencananya kak Alvin berhasil dong, kak Rio ngira dia itu cowok gue,
tapi gue mesti jawab apa yah. Masa iya bilang kalo kak Debo cowok gue. Gimana
yah. Adduhh bingung sendiri jawabnya gimana.’ Pikir Shilla seraya mondar mandir
di kamar tidurnya.
“Shill, kok malah bengong sih. Di
jawab dong pertanyaan gue.” Ucap Rio setelah mengetahui bahwa gadis yang kini
sedang berbicara dengannya tiba-tiba diam seketika.
“Eh, iya kak. Hmm, kak Debo bukan
cowok gue kok. Cuma, dulu gue sempet suka gitu sama dia. gatau sekarang masih
suka apa nggak. Tapi setelah lihat kak Debo tadi. Tiba-tiba aja gue ngerasa
suka lagi sama dia. mungkin karena udah lama nggak ketemu kali yah, jadi kangen
mungkin.” Terang Shilla yang membuat Rio panas.
“Ought gitu yah. Yaudah deh, Hmm,
besok mau berangkat bareng gue nggak.” Tawar Rio yang berusaha mengalihkan
pembicaraan supaya lawan bicaranya tidak membahas cowok yang baru saja hadir
tanpa di undang di antara mereka berdua.
“Maaf kak. Tapi, kak debo udah
nawarin duluan tadi.”
“Ought gitu yah. Tapi sekolah
kita sama sekolah dia kan gak searah Shill. Masa loe mau ngerepotin dia sih,
mending loe berangkat bareng gue ajah Shill. Kan searah.” Ucapan Rio ini
membuat Shilla mau tak mau tertawa ringan di kamarnya. Entah mengapa perasaan
senang menyelimuti dirinya saat mendengar ucapan pangeran hatinya itu.
Tandanya, pemuda tampan itu masih care dengannya.
“Hmmm, kak Debo nggak keberatan
kok kak. Gue juga gak bisa menolak tawaran kak Debo juga kak. Ini kesempatan
langka soalnya. Udah lama juga gue gak berduaan sama dia sejak dia lulus SMP
dulu. Gue kan kangen moment penting seperti ini.” Ucap Shilla dengan nada di
buat-buat supaya lawan jenisnya bisa percaya dengan apa yang diucapkan
dirinnya.
“Ought gituh. Yaudah deh, udah
dulu yah. Gue mau belajar lagi soalnya. Bye Shill. Met malem.” Ucap Rio
mengakhiri pembicaraannya, dan langsung memutuskan hubungan telepon mereka
tanpa memberikan kesempatan kepada Shilla untuk membalas ucapannya.
“Aneh banget kak Rio. Apa bener
yah dia cemburu. Gatau deh. Tapi gue berharap sih bener. Gue pengin banget
bikin dia cemburu. Tapi kalo nyatanya kak Rio gak ngelakuan apa-apa supaya gue
jauh dari kak Debi gimana yah. Itu kan tandanya dia gak mencintai gue.” Ucap
Shilla setelah merebahkan tubuhnya di kasur kesayanganya itu.
Sedangkan
pemuda tampan di tempat lain hanya menggerutu kesal mendengar ucapan gadis
cantik di seberang sana. Mengapa dia lebih memilih berangkat bareng dengan
pemuda yang baru saja hadir tanpa di undang itu daripada menerima ajakannya
itu. Pemuda ini benar-benar kesal dengan gadis itu. Tetapi dia lebih kesal
dengan pemuda yang baru saja hadir yang
telah membuat gadis cantik itu lebih memilihnya dari pada dengan pemuda tampan
ini.
SKIP !!!
Keesokan
harinya. Terlihat siswa siswi yang sedang berkumpul di depan madding sekolah
mereka. Mereka hanya tidak ingin melewatkan berita baru yang mungkin saja baru
di post oleh anak madding. Dan mereka seketika itu mengalihkan pandangannya
pada pemuda tampan dan seorang gadis yang baru saja memasuki halaman
sekolahnya. Sepertinya sang pemuda tampan itu bukan salah satu siswa SMA Tunas
Bangsa. Terlihat dari seragam yang dipakai oleh dirinya. Terlihat mencolok
sekali dengan seragam siswa siswi SMA Tunas Bangsa.
Setelah
seorang gadis yang berada di boncengannya turun dari motornya. Pemuda tampan
itu langsung membuka helm fullface’nya yang langsung menyebabkan semua siswi
yang berada di area itu langsung berteriak histeris. Pangeran tampan yang
tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan menggunakan motor ninja berwarna
putih dan menggunakan helm fullface’nya itu membuat seluruh kaum hawa yang
melihatnya menjadi tersepona dengannya.
Sedangkan
gadis yang baru saja turun dari motor pemuda tampan itu hanya menunduk takut
melihat sikap para teman-temannya dan seniornya yang berteriak histeris melihat
pemuda yang tadi mengantarnya. Dengan gerakan cepat, gadis ini menyuruh pemuda
tampan itu untuk bergegas meninggalkan sekolahnya dan menyuruhnya untuk pergi
menuju ke sekolahnya.
“Kak, mending kakak berangkat
sekarang deh. Keburu mereka semua bikin sekolah ini jadi pasar dadakan. Gue
juga gak mau disangka jadi provokator disini.” Ucap sang gadis yang membuat
pemuda tampan itu mengangguk mengerti.
“Yaudah deh, kakak berangkat
duluan yah. Ntar pulang sekolah kakak jemput lagi. Ok.” Ucap Pemuda tampan itu
seraya meninggalkan SMA Tunas Bangsa dan langsung terdengat desahan kecewa dari
para kaum hawa yang melihat pangeran tampan itu pergi tanpa bisa berkenalan
dengannya secara langsung.
“Yahhh. Kok pergi sih. Gue kan
belum kenalan sama dia. udah pergi ajah anaknya.” Komentar salah satu kaum hawa
yang melihat kejadian tadi.
“Iyah bener banget, mana dia
cakep banget lagi. Keren banget pula. Beruntung banget sih si Shilla bisa di
boncengan gitu sama dia. gue juga pengin.” Tambah kaum hawa yang lain.
Mendengar
komentar para seniornya itu, Shilla langsung bergegas masuk ke dalam sekolahnya
secara terburu buru, karena dirinnya tidak ingin menjadi santapan pertanyaan
mereka mengenai pemuda yang baru saja mengantarnya itu. Tepat di depan ruang
osis, dirinnya berhenti dan melangkah menuju ke tempat sahabatnya yang berdiri
tidak jauh dari ruang osis tersebut. sahabat-sahabatnya sedang duduk di bangku
panjang yang letaknya tidak jauh dari ruang osis.
“Ciyeeee, yang habis di anterin
sama prince.” Goda Ify yang membuat Shilla salting.
“Apa banget deh Fy, dia bukan
prince gue kok. Kalian tadi lihat ???” Tanya Shilla seraya melirik pemuda
tampan yang sibuk dengan handphone’nya tanpa melirik ke arahnya sedikitpun.
“Lihat dong. Mesra banget lagi
pas boncengan tadi. Berasa kaya cerita Cinderella yang lagi di anterin sama
pangerannya tahu nggak.” Jawab Agni dengan antusias.
“Iyah Shill mesra banget. loe
udah akrab ajah sama si Debo. Jangan-jangan udah jadian lagi.” Ucap Alvin yang
membuat yang lain tertawa secara bersamaan.
“Iyah bener banget tuh. Kalo
jadian bilang bilang dong Shill.” Ucap Gabriel seraya melirik sahabatnya yang
berada di sebelahnya yang masih sibuk dengan ponselnya.
“Apaan deh kak. Gue belum jadian
kok sama kak Debo. Ngarang banget.”
“Belum Shill. Berarti nanti
bakalan jadian. Ciyeeee.” Goda cakka lagi yang membuat sahabatnya yang sedari
tadi sibuk dengan ponselnya langsung berdiri.
“Sorry guys. Gue mesti ketemu
sama Pak Danil buat bicarain rapat osis nanti. Gue duluan yah. Bye semuanya.”
Ucap Rio langsung ngacir tanpa memberi kesempatan kepada semuanya untuk
menjawab pertanyaanya itu.
“Ciyaaaa. Cemburu tuh anak.
Hahaha.”
“Kasihan tahu kak. Ntar kalau kak
Rio beneran marah sama gue gimana ???” Ucap Shilla khawatir.
“Udah loe tenang ajah. gue jamin
kalau Rio Cuma cemburu, dan dia gak mungkin benci sama loe.” Ucap Alvin yang
membuat lainnya mengangguk setuju
Sedangkan
di tempat lain. Seorang pemuda asyik berjalan melewati beberapa siswa siswi SMA
Tunas Bangsa yang sedang asyik bergosip ria membicarakan pemuda tampan yang tadi
mengenakan seragam yang berbeda dengan mereka dan yang tadi mengantar murid
baru yang baru saja singgah di SMA Tunas Bangsa beberapa bulan ini.
‘Apa banget dah tuh cewe,
ngebicarain orang seenak jidat, mana bilang kalau tuh cowok pacaran lagi sama
Shilla. Mereka itu gak pacaran, mereka Cuma temenan, layaknya junior ke senior.
Dasar cewek tukang gossip, gitu aja di bicarain.’ Batin seorang pemuda seraya
berjalan melewati mereka dengan sikap acuh tak acuh.
Pemuda
tampan itu pun kembali melanjutkan perjalannya dan menghiraukan komentar
komentar para gadis yang sedang membicarakan pemuda yang tadi mengantar gadisnya
itu. Kemudian dirinya langsung masuk ke dalam ruang guru dan langsung mencari
Pak Danil selaku sebagai Pembina Osis SMA Tunas Bangsa.
“Permisi pak.” Sapa Rio sopan
setelah menemukan meja Pak Danil.
“Iya Rio. Bapak sudah menunggu
kamu sedari tadi. Kamu umumkan aja dulu sama seluruh anggota osis supaya
berkumpul di ruang serba guna sekarang. Surat dispensasi sudah bapak sebar ke
kelas kalian masing-masing, sekarang kamu tinggal mengumumkan supaya anggota
osis berkumpul di ruang serba guna sekarang.” Terang pak Danil.
“Iya pak, permisi pak.” Ucap Rio
sopan seraya berjalan menuju ke tempat bar untuk mengumumkan apa yang di
sampaikan pak Danil tadi.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
‘Mohon
maaf kepada bapak dan ibu guru yang sedang mengajar. Kepada seluruh anggota
osis SMA Tunas Bangsa untuk segera berkumpul di ruang Serbaguna sekarang karena
ada hal penting yang ingin kami bicarakan. Sekali lagi diberitahukan kepada
seluruh anggota Osis SMA Tunas Bangsa untuk segera berkumpul di ruang serbaguna
sekarang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.’
Terdengar
suara ketua osis SMA Tunas Bangsa yang berasal dari speaker sekolah yang
memberitahukan bahwa anggota osis diwajibkan untuk berkumpul di ruang osis
sekarang juga. Otomatis, seluruh anggota osis langsung beranjak dari kelasnya
masing-masing setelah sebelumnya meminta izin kepada guru yang sedang mengajar.
“Tumben banget si Rio gak bilang
kita dulu kalau mau kumpul jam ini.” Komentar Alvin setelah dirinnya dan kedua
sahabatnya keluar dari ruang kelasnya.
“Tahu, mana dadakan banget lagi.
Bukannya berita yang kita terima itu rapat osis’nya pulang sekolah ??? Kok jam
segini udah di suruh kumpul sih.” Tambah Cakka yang juga heran.
“Udah lah, Cuma Rio yang bisa
jawab semuanya. Buruan, udah di tungguin tuh.” Ucap Gabriel seraya menarik
tangan kedua sahabatnya menuju ke ruang serbaguna.
Di
ruang serbaguna sudah berkumpul seluruh anggota osis SMA Tunas Bangsa. Mereka
tinggal menunggu ketua osis SMA Tunas bangsa dan Pembina Osis’nya yang belum
datang. Beberapa saat kemudian, terlihat Pak Danil dan seorang pemuda tampan
yang memasuki ruang serbaguna dengan membawa laptop dan beberapa berkas
lainnya.
“Sorry guys. Kita rapat disini
karena tidak memungkinkan kita rapat di ruang osis. Karena ada hal penting yang
akan disampaikan oleh pak Danil.” Ucap Rio seraya menyalakan laptopnya.
“Oke semuanya. Bapak akan
menyampaikan sesuatu yang sangat penting menurut bapak. Mengingat acara ulang
tahun SMA Tunas Bangsa yang sebentar lagi akan terjadi, maka kita harus
menyiapkan acara untuk merayakan ulang tahun sekolah kita. Apa ada yang punya
ide bagus untuk acara apa yang akan dilaksanakan untuk merayakan ulang tahun
sekolah tersebut, silahkan berdiri dan menyampaikan pendapat kalian
masing-masing.” Terang Pak Danil yang membuat anggota osis lainnya mengangguk
mengerti dan langsung berfikir.
“Mmm, acara yang paling bagus
untuk acara sekolah sih menurut saya itu membuat suatu konser dan mendatangkan
band-band sekolah tetangga pak. Itu lebih baik menurut saya. Jadi, acaranya
akan semeriah mungkin. Kita juga bisa bikin acara romantis pas di konser
tersebut pak. Misalya pesta topeng.” Ucap Gabriel menerangkan mengingat
dirinnya sebagai wakil ketua osis.
“Pesta topeng menurut saya itu
sangat formal sekali. Kita bikin acara yang gak terlalu formal ajah. misalnya
kaya pesta-pesta biasanya. Jadi, konser yang di buat itu juga gak terlalu
formal. Acarannya menurut saya paling bagus itu di bikin santai pak.” Tambah Lintar
mengutarakan pendapatnya selaku sebagai sekretaris osis pria.
“Di bikin santai tapi meriah.
Gimana kalau kita bikin acara promnight ajah. selain acaranya juga meriah, tapi
santai juga kan. Dan gak terlalu formal juga. Di acara promnight nanti kita
bisa selingin acaranya sama ngadain konser kecil-kecilan buat ngerayain ulang
tahun sekolah kita. Jadi bukan Cuma band tetangga aja yang tampil, tapi dari
kita sendiri juga bisa ngasih prom’nya.” Usul Rio yang langsung disambut dengan
anggukan oleh anggota osis yang lainnya.
“Ide bagus. Ide yang kalian
sampaikan tadi memang sangat cemerlang.
Sepertinya itu acara paling bagus buat ngerayain ulang tahun sekolah
kita. Dan buat yang lain yang masih mau memberikan pendapatnya silahkan saja.”
Ucap Pak Danil.
“Pak, gimana kalau acara prom
night’nya harus berpasangan pak. Semuanya harus punya pasangan masing-masing
jika ingin menghadiri acara promnight tersebut pak. Karena gak memungkinkan
semuanya dapat pasangan, gimana kalau semuanya boleh mengajak siswa lain dari
luar sekolah kita pak. Jadi, yang merayakan acara ulang tahun bukan Cuma
anggota SMA Tunas Bangsa tapi juga SMA lain.” Ucap Dea sebagai bendahara Osis.
“Betul banget pak. Dan supaya
tidak ada orang lain atau yang tidak kita kenal memasuki acara tersebut secara
sembarangan. Gimana kalau kita membuat undangan khusus. Setiap siswa harus
membawa undangan tersebut. dan jika ada yang ingin mengajak siswa lain dari
sekolah lain mereka harus minta ke kita secara langsung dan dengan menyebutkan
secara detail pasangannya nanti.” Tambah Alvin
“Iyah iyah, ide kalian cemerlang.
Oke semuanya, jadi kita akan mengadakan konser sekaligus acara prom night yah.
Tempat dan tanggal menyusul. Kalian persiapkan dulu ajah yang harus kalian
persiapkan. Besok kita berkumpul lagi di ruang serbaguna. Inget, jam setengah 7
rapat mulai. Jangan ada yang telat, karena besok ada beberapa guru yang ikut
dan juga ada kepala sekolah yang akan menghadiri acara rapat besok pagi.
Mengerti !!!.” Terang Pak Danil mengakhiri rapat osis itu.
“Mengerti pak.”
“Ya sudah, sekarang kalian boleh
masuk kelas masing-masing. Terima kasih buat kehadiran kalian. Dan jangan lupa
sama besok pagi.”
“Baik pak, kami permisi dulu.”
Seluruh
anggota osis’pun langsung membubarkan diri dan langsung beranjak keluar dari
ruang serbaguna dan menuju ke kelas masing-masing.
“Kenapa Bro, galau gituh.” Ucap
Cakka seraya berjalan menuju ke XI IPA 2.
“Gimana gue gak galau coba,
gara-gara usul loe semua yang harus berpasangan pas acara promnight nanti dan
boleh membawa pasangan dari sekolah lain gue jadi galau.” Ucap Rio.
“Kenapa ??? Bukannya itu ide
bagus, jadi semuannya kan bisa berpasangan.” Ucap Cakka yang langsung di
angguki oleh kedua sahabatnya yang lain.
“Berpasangan mata loe belo. Loe
tahu nggak, ntar kalau Shilla ngajak si Debo gimana. Gue mesti sama siapa
datangnya ???” Tanya Rio yang membuat yang lain terkikik geli. “Sialan loe,
bukannya bantuin gue malah ngetawain.” Gerutu Rio.
“Hahaha. Ya loe cari yang lain
lah. cewe bukan Cuma Shilla doang kali Bro. kecuali kalau loe emang cinta mati
sama Shilla.” Ucap Alvin.
“Heh, menurut loe ???” Ucap Rio
sebal seraya memasuki kelasnya terlebih dahulu diikuti oleh ketiga sahabatnya
yang masih terkikik geli.
SKIP !!!
Bel
pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Semua siswa-siswi SMA Tunas Bangsa
berhamburan keluar kelas dan menuju ke gerbang sekolah. Ada juga yang menuju ke
tempat parkir, baik mobil maupun motor. Siang ini cuaca sangat panas.
Menyebabkan seluruh siswa siswi SMA Tunas Bangsa enggan melakukan aktifitas di
siang panas seperti itu. Kebanyakan dari mereka memilih untuk kembali ke
istananya masing-masing dan memilih untuk pergi ke langit ke tujuh di dalam
mimpi.
Berbeda
dengan seorang gadis yang berdiri di halte sekolah. Dia sepertinya sedang
menunggu seseorang yang ingin mengantarkan dirinya pulang. Tetapi sedari tadi,
tidak ada satupun kendaraan yang melewati dirinya dan berhenti di hadapannya.
Beberapa
saat kemudian. Ninja merah telah berada di hadapan seorang gadis tersebut. sang
gadis pun tahu siapa yang datang, dengan ekspresi ramah, gadis ini menyapa
pemilik ninja merah tersebut.
“Hay Shill, sendirian ???” Tanya
sang pemilik ninja merah.
“Menurut kakak ??? kalo kakak
bisa melihat dengan sempurna pasti kakak tahu jawabanya.” Jawab sang gadis
dengan nada sekenanya seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah.
“Yaelah Shill, kan Cuma basa
basi. Loe mau pulang nggak ??? Bareng gue yuk.” Ajaknya.
“Mmm, maaf kak Rio. Gue lagi
nungguin kak Debo. Hari ini dia janji mau jemput soalnya. Sekalian mau
jalan-jalan bentar.”
“Yahh, kok gitu sih, masa loe
nggak nerima tawaran gue sih Shill. Gue kan udah bela belain kesini dulu
sebelum pulang.” Ujar Rio dengan nada memelas.
“Kak Rio denger gak sih. Tadi kan
gue udah bilang kalau gue mau pulang sama kak Debo. Bukanya mau nolak atau
gimana. Tapi gue udah janji kemarin mau pulang sama dia hari ini. Lagian gue
juga nggak minta kak Rio buat kesini kan.” Jawab Shilla dengan nada sinis.
Lagi
lagi Rio tersentak mendengar penuturan gadis cantik di hadapannya ini. Dia
nggak menyangka gadis yang amat sangat dicintainya ini akan berkata seperti
itu. Kalau gadis ini menolak dengan nada yang halus mungkin saja pemuda ini
mampu menerimanya walaupun hatinya pasti akan sakit sekali. Tapi gadis di
hadapanya ini dengan sangat mudah menolak tawaranya dan dengan nada sinis.
Shilla
juga tidak menyangka, dirinya akan tega berkata seperti itu kepada pemuda
tampan itu di hadapanya. Dirinya tidak menyangka akan mengeluarkan kata kata
sakral seperti itu yang pasti akan sangat menyakiti pemuda tampan di hadapanya.
Dirinya ingin sekali meminta maaf terhadap seniornya itu, tetapi mengingat
rencana dirinya dengan Alvin maka dirinya sudah bertekad untuk tidak
mengeluarkan kata maaf sekarang. Biarlah pemuda di hadapanya membencinya untuk
sekarang.
“Oh gituh yah. Yaudah deh. Maaf
mengganggu. Gue duluan.” Ujar Rio seraya mengegas motornya dan langsung
melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
“Maafin Shilla kak. Shilla gak
bermaksud buat nyakitin kakak. Shilla Cuma pengin buktiin apa kakak bener bener
sayang sama Shilla apa nggak. Maaf.” Gumam Shilla miris.
Beberapa
menit kemudian terdengar klakson mobil dari arah gerbang sekolah. Dan semakin
dekat dengan gadis cantik yang tadi berdiri di koridor. Setelah sang
pria-pemilik mobil mempersilahkan Shilla masuk ke dalam mobil. Pria itupun
langsung menjalankan mobilnya untuk mengantar gadis cantik itu pulang. Di perjalanan.
“Shill, kita mau langsung pulang
kan ???” Tanya sang pria.
“Mmm, iya kak. Maaf yah udah
ngerepotin. Maaf juga udah ngelibatin kakak. Aku juga gak tahu lagi mesti minta
bantuan sama siapa lagi. Maaf yah.” Ujar Shilla tulus.
“Santai aja Shill. Gue gak
masalah kok. Gue malah seneng bisa bantuin loe. asal cowo loe itu gak bener
bener marah sama gue dan berbuat criminal sama gue. Hahaha.” Canda Debo
mencairkan suasana.
“Kak Debo bisa ajah. kak Rio tuh
bukan cowo Shilla. Terus kak Rio juga bukan preman, ngapain juga kak Rio
bertindak criminal sama kak debo. Gak ada guna banget deh.”
“Iya sih Shill. Kan gue Cuma
bilang Shill.”
“Iya kak. Kakak tenang ajah. kak
Rio gak bakal berbuat jahat kok sama kak Debo. Apalagi Cuma masalah ini.” Ujar
Shilla. “Ought gituh. Syukur deh.”
Setelah
sampai di rumah megah dan mewah. Shilla turun dan langsung berterima kasih
kepada senior masa lalunya itu. Kemudian dirinya masuk dengan perasaan yang tak
menentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*