Senin, 11 Maret 2013

Benci Jadi Cinta - Part 8 (Yoshill)


Setelah sampai di Lovers Café, mereka langsung memarkirkan motornya dan langsung masuk ke dalam mall. Tujuan pertama mereka adalah ke time zone. Mereka langsung bergegas ke tempat time zone dan langsung membeli tiket supaya mereka bisa bermain sepuasnya di tempat itu. Rio, Gabriel, Alvin dan Cakka langsung menuju ke permainan basket. mereka langsung bermain di sana sepuasnya.
            Sedangkan para gadis langsung menuju ke tempat dance yang ada di tempat time zone. Mereka langsung menunjukkan bakat dance di tempat itu. Setelah merasa puas mereka semua langsung bergegas ke tempat karaoke. Mereka langsung bernyanyi gila-gilaan di tempat karaoke. Permainan mereka di selingi canda dan tawa membuat hari ini terasa menyenangkan untuk mereka.Setelah merasa lelah, mereka langsung beristirahat di bangku panjang yang letaknya di depan tempat karaoke.
“Huft, capek banget gue. Tapi gue seneng banget hari ini.” Ucap Alvin.
“Setuju banget sob. Terus habis ini kita kemana nih.” Tanya Gabriel yang membuat yang lain berfikir.
“Habis ini kita belanja aja gimana. Shopping kak.” Usul Ify yang membuat para gadis yang lain mengangguk setuju sedangkan para pemuda tampan itu hanya memasang tampang cengo mendengar ucapan para gadis itu.
“Kenapa sih. Mukanya pada aneh gitu. ada yang salah emang ???” Tanya Shilla.
“Salah lah. Shopping kan emang hoby kalian. Sedangkan kita ??? masa di suruh shopping juga sih.” Jawab Rio yang langsung di sambut anggukan dari yang lain.
“Siapa yang suruh kalian ikut Shopping. Kita nggak nyuruh.” Ucap Sivia dan langsung membuat para pemuda tampan itu bernafas lega.
“Syukur deh kalau gitu.”
“Kalian itu nggak ikut shopping’nya, tapi kalian bantuin kita bawain barang-barangnya nanti.” Ucap Agni yang membuat keempat pria tampan itu kaget.
“APA !!!”
“Nggak nggak nggak, gue nggak mau, enak ajah, emangnya kita babu apa di suruh bawain barang-barang loe semua.” Ucap Alvin mewakili yang lain.
“Ought. Jadi kalian gak mau. Ok. Tapi jangan harap kita mau baikan sama kalian.” Ancam Ify.
“jangan dong beib, iya deh aku mau bawain barang-barang kamu.” Ucap Gabriel yang langsung membuat Ify tersenyum lebar.
“Gitu dong. Kalian gimana ??? Masih mau gak mau bawain barang-barang kita ???” Tanya Ify lagi.
“Iyadeh.” Jawab mereka pasrah.
“Yaudah, Ayo kita Shopping.” Ucap para gadis dan langsung menggandeng tangan para pemuda tampan itu supaya mau mengikuti dirinnya menuju ke tempat shopping.
SKIP !!!
“Huft, capek banget gue. Belanjaan kalian banyak banget sih.” Gerutu Alvin setelah mereka duduk di sebuah café Friendship yang ada di mall tersebut.
“Tahu nih. Pegel banget kaki gue.” Tambah Rio.
“Kalau gak ikhlash kenapa baru bilang ??? Kenapa gak dari tadi aja coba.” Ucap Sivia.
“Bener banget tuh kata Sivia. Itu salah kalian sendiri yang mau nurutin kemauan kita-kita.” Tambah Shilla seraya menyeruput es jeruknya.
“Cause, if we refuse ask you, we will get a problem.” Ucap Cakka sok inggris.
“Apa banget deh loe Cak, loe tuh ……….”
“Shilla.”
            Ucapan Gabriel terpotong karena mendengar suara seseorang yang berteriak memanggil nama sahabatnya. Secara gerakan spontan keenam para remaja itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru café. Dan pandangannya terhenti pada sesosok pemuda tampan yang mengenakan kemeja biru muda dan celana jeans’nya yang sedang berdiri di tempat yang tidak jauh dari meja yang sekarang mereka duduki.
            Kemudian, secara tiba-tiba Alvin menyenggol lengan Shilla dan mengedip ngedipkan matanya seperti memberi isyarat untuk gadis satu itu. Pastinya tanpa sepengetahuan yang lainnya. Dan sepertinya gadis itu sudah paham dengan apa yang di maksud oleh kakak seniornya itu. Dengan gerakan cepat Shilla melambai lambaikan tangannya kepada pemuda tampan yang tadi memanggil nama dirinnya.
            Dan pemuda tampan itupun langsung menghampiri meja Shilla. Sedangkan Rio hanya menyatukan alisnya tanda ia bingung terhadap pemuda di hadapannya. Setelah berada tepat di hadapan Shilla, pemuda itupun langsung tersenyum kepada Shilla dan tersenyum kepada yang lainnya. ‘Siapa sih nie cowok, SKSD banget sama Shilla.’ Pikir Rio. Sesungguhnya Rio takut jika pemuda di hadapannya mempunyai hubungan special dengan gadis yang ia sukai itu. Apalagi jika gadis yang ia sukai malah suka terhadap pemuda tampan di hadapannya. ‘Masih kerenan gue, masih gantengan gue. Jadi mana mungkin Shilla suka sama nie cowok.” Pikir Rio narsis.
“Hay semuanya. Sorry yah mengganggu.” Ucap pemuda tampan itu sopan.
“Gak kok kak. Duduk kak. Kakak kok bisa ada disini sih ???” Tanya Shilla seraya mempersilahkan duduk.
“Iyah nie Shill. Lagi nyari bola basket baru. Terus karena capek mampir ke sini deh. Tahunya ketemu sama kamu. Lagi pada ngumpul yah.”
“Iyah kak. Lagi pada kumpul. Tadi habis seru seruan bareng di time zone.”
“Ought. Gak papa dong, kalo kakak gabung disini ???”
“Ehem ehem.” Dehem yang lainnya menghentikan percakapan seru 2 orang itu.
“Eh sorry semuanya. Kenalin. Ini namanya Debo. Dia itu dulu kakak kelas gue waktu SMP.”
“Hay semuannya. Kenalin, nama gue Debo Andryos. Gue sekarang sekolah di SMA Mahakarya. Salam kenal yah semuanya.” Ucap Debo seraya menjulurkan tangannya kepada Gabriel yang pertama kali kemudian di lanjutkan ke Ify, Alvin, Sivia, Cakka, Agni. Pada saat dirinnya menjulurkan tangannya kearah Rio. Rio malah menatapnya dengan sinis. Membuat Debo menarik kembali tangannya.
“Gue Debo, loe siapa ???” Tanya Debo ramah.
“Gue Rio.” Jawab Rio singkat tanpa mengalihkan pandangannya kearah Debo.
“Hmmm, loe ketua Osis SMA Tunas Bangsa kan ???”
“Udah tahu ngapain nanya. Guys, gue ke toilet bentar yah.” Ucap Rio seraya pergi meninggalkan yang lainnya yang masih memasang ekspresi cengo melihat keanehan sahabatnya.
“Hahaha. Cemburu gila tuh anak. Bisa aja loe Deb. Loe berhasil bikin dia cemburu. Tuh Shill, loe lihat sendiri kan kalo si Rio itu gak suka banget sama Debo. Dan gue tau banget. dia pasti benci banget sama loe Deb. Hahaha.” Komentar Alvin pada saat Rio meninggalkan mejanya dengan alasan ingin ke toilet.
“Gue yang ngerasa gak enak nih sama dia. ntar dia beneran musuhin gue lagi. Loe sih Vin, punya ide gila kaya gini. Mana gue lagi yang jadi korbanya.” Sungut Debo.
“Tenang aja Sob, gue yakin banget kok. Dia itu benci sama loe karena Shilla doang. Setelah dia tahu semuanya, ntar juga ramah sama loe. sekali kali lah bantuin adik kelas loe yang merana itu. Dia itu pengin banget di tembak sama Rio.” Ucap Cakka yang langsung mendapat toyoran di kepalannya oleh Shilla.
“Apaan banget sih kak. Siapa juga yang mau di tembak sama dia.” Ngeles Shilla.
“Masa ??? Gak mau beneran nih ???” Goda Agni.
“Apaan sih loe semua. Udah diem. Ntar kalo ada kak Rio bisa repot tau. Kak Debo, maaf yah. Kita libatin kakak.” Ucap Shilla.
“Iyah Shill, tenang ajah. gue rela kok bantuin loe. dulu, loe juga pernah bantuin gue kan.”
“Iyah kak. Makasih.”
            Ternyata, ide Alvin sewaktu mereka masih berada di kantin Sekolah mereka adalah membuat Rio cemburu kepada pria yang dekat dengan Shilla. Yaitu dengan meminta tolong kepada Debo. Teman satu angkatan Alvin sewaktu Alvin masih berada di club basket Praja Muda dan teman satu komplek Cakka dan Gabriel sewaktu Debo masih tinggal di komplek perumahan Cakka dan Gabriel. Dan juga Debo adalah kakak kelas Shilla waktu mereka masih berada di SMP Cilencia
            Dan dengan kedatangan Debo. Mereka ingin membuktikan apakah Rio itu benar-benar mencintai Shilla atau tidak. Mereka akan membuktikan itu semua melalui kedekatan Shilla dan Debo yang akan di mulai besok pagi. Dan mereka ingin Rio mempercayai ucapannya bahwa Debo itu suka terhadap Shilla. Dan Debo akan berusaha supaya Debo bisa mendapatkan Shilla.
SKIP !!!
            Malam Harinya. Di sebuah kamar yang cukup luas, terdapat seorang pemuda tampan yang sedang memegang sebuah buku di meja belajarnya. Tetapi sedari tadi, dirinnya hanya mendesah pelan dan hanya menggerutu kesal setelah kejadian di café sore tadi. Pikirannya tertuju pada pemuda yang mengenal Shilla dengan baik. Dan sepertinya Shilla juga menyukai kedatangan pemuda itu.
“Haduhhh, bisa gila gue. Tuh cowok siapa sih. Mana deket banget sama Shilla lagi. Jangan-jangan dia mantan Shilla lagi. Tapi gak mungkin ah. Shilla kan bilangnya kalau dia itu Cuma kakak kelasnya waktu SMP. Tapi kalau emang mereka punya hubungan gimana. Gak. Gak mungkin Shilla suka sama tuh cowok. Shilla kan sukanya sama gue, iya gue yakin banget kalau Shilla itu suka sama gue, sebelum ada tuh cowok juga Shilla kelihatan seneng banget ada di dekat gue. Iyah, gue yakin banget.” Ucap Rio PD.
“Tapi kalau misalkan Shilla juga suka sama tuh cowok gimana yah. Gue gimana ??? gak. Gue gak akan ngijinin Shilla jadian sama tuh cowok. Gue harus bisa bikin Shilla jauh dari tuh cowok, dan gue harus bikin Shilla suka sama gue lagi dan deket sama gue lagi. Gue gak rela kalau dia itu jadian sama tuh cowok. Lagian tuh cowok siapa sih. Berani-beraninya dateng tanpa di undang. Mana di saat seperti ini lagi.” Sungut Rio lagi.
            Pemuda tampan itu terus menerus memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya sore tadi. Pikirannya berkecamuk. Antara sedih, takut dan merasa tersaingi. Dirinnya sangat takut jika gadis yang di sukainya itu malah menyukai pemuda itu, dan dirinnya merasa tersaingi karena kehadiran pemuda itu.
            Dengan gerakan cepat, dirinnya langsung beranjak dari tempat belajarnya itu dan langsung mengambil handphone’nya dan langsung mencari nama gadis yang di sukainya itu di dalam kontak handphone’nya. Dengan gerakan cepat dirinnya langsung menekan tombol berwarna hijau di handphone’nya.
            Dilain tempat. Seorang gadis sedang membaca buku kimiannya seraya mengerjakan soal yang diberikan oleh sang guru killer yang mengajar kelasnya. Beberapa saat kemudian, terdengar suara marcell yang menyanyikan lagu takkan terganti di handphone’nya tanda ada panggilan yang masuk.
‘RIO MY PRINCE’ Calling ………..
“Kak Rio ??? Tumben banget telepon gue. Ada apaan yah.” Gumam Shilla dan langsung menekan tombol hijau di handphone’nya.
“Halo kak Rio.” Sapanya kepada orang yang menelopon dirinya.
“Halo Shill. Mmm, loe lagi ngapain.” Tanya seorang pemuda tampan itu sedikit terdengar gugup saat berbicara dengannya di handphone’nya itu.
“Lagi belajar Kimia kak. Kenapa ??? Ada hal penting kak ???” Tanya Shilla heran.
“Mmm, gue, gue Cuma mau nanya sih sebenernya, boleh nggak ???”
“Boleh kak. Tanya apa. Tumben minta persetujuan dulu, biasanya langsung nyerocos ajah.”
“Mmm, gituh yah. Hehehe J. Gue Cuma mau nanya. Cowok tadi itu cowo loe bukan sih.”
‘ought, nanyain kak Debo toh. Berarti rencananya kak Alvin berhasil dong, kak Rio ngira dia itu cowok gue, tapi gue mesti jawab apa yah. Masa iya bilang kalo kak Debo cowok gue. Gimana yah. Adduhh bingung sendiri jawabnya gimana.’ Pikir Shilla seraya mondar mandir di kamar tidurnya.
“Shill, kok malah bengong sih. Di jawab dong pertanyaan gue.” Ucap Rio setelah mengetahui bahwa gadis yang kini sedang berbicara dengannya tiba-tiba diam seketika.
“Eh, iya kak. Hmm, kak Debo bukan cowok gue kok. Cuma, dulu gue sempet suka gitu sama dia. gatau sekarang masih suka apa nggak. Tapi setelah lihat kak Debo tadi. Tiba-tiba aja gue ngerasa suka lagi sama dia. mungkin karena udah lama nggak ketemu kali yah, jadi kangen mungkin.” Terang Shilla yang membuat Rio panas.
“Ought gitu yah. Yaudah deh, Hmm, besok mau berangkat bareng gue nggak.” Tawar Rio yang berusaha mengalihkan pembicaraan supaya lawan bicaranya tidak membahas cowok yang baru saja hadir tanpa di undang di antara mereka berdua.
“Maaf kak. Tapi, kak debo udah nawarin duluan tadi.”
“Ought gitu yah. Tapi sekolah kita sama sekolah dia kan gak searah Shill. Masa loe mau ngerepotin dia sih, mending loe berangkat bareng gue ajah Shill. Kan searah.” Ucapan Rio ini membuat Shilla mau tak mau tertawa ringan di kamarnya. Entah mengapa perasaan senang menyelimuti dirinya saat mendengar ucapan pangeran hatinya itu. Tandanya, pemuda tampan itu masih care dengannya.
“Hmmm, kak Debo nggak keberatan kok kak. Gue juga gak bisa menolak tawaran kak Debo juga kak. Ini kesempatan langka soalnya. Udah lama juga gue gak berduaan sama dia sejak dia lulus SMP dulu. Gue kan kangen moment penting seperti ini.” Ucap Shilla dengan nada di buat-buat supaya lawan jenisnya bisa percaya dengan apa yang diucapkan dirinnya.
“Ought gituh. Yaudah deh, udah dulu yah. Gue mau belajar lagi soalnya. Bye Shill. Met malem.” Ucap Rio mengakhiri pembicaraannya, dan langsung memutuskan hubungan telepon mereka tanpa memberikan kesempatan kepada Shilla untuk membalas ucapannya.
“Aneh banget kak Rio. Apa bener yah dia cemburu. Gatau deh. Tapi gue berharap sih bener. Gue pengin banget bikin dia cemburu. Tapi kalo nyatanya kak Rio gak ngelakuan apa-apa supaya gue jauh dari kak Debi gimana yah. Itu kan tandanya dia gak mencintai gue.” Ucap Shilla setelah merebahkan tubuhnya di kasur kesayanganya itu.
            Sedangkan pemuda tampan di tempat lain hanya menggerutu kesal mendengar ucapan gadis cantik di seberang sana. Mengapa dia lebih memilih berangkat bareng dengan pemuda yang baru saja hadir tanpa di undang itu daripada menerima ajakannya itu. Pemuda ini benar-benar kesal dengan gadis itu. Tetapi dia lebih kesal dengan pemuda yang baru saja hadir  yang telah membuat gadis cantik itu lebih memilihnya dari pada dengan pemuda tampan ini.
SKIP !!!
            Keesokan harinya. Terlihat siswa siswi yang sedang berkumpul di depan madding sekolah mereka. Mereka hanya tidak ingin melewatkan berita baru yang mungkin saja baru di post oleh anak madding. Dan mereka seketika itu mengalihkan pandangannya pada pemuda tampan dan seorang gadis yang baru saja memasuki halaman sekolahnya. Sepertinya sang pemuda tampan itu bukan salah satu siswa SMA Tunas Bangsa. Terlihat dari seragam yang dipakai oleh dirinya. Terlihat mencolok sekali dengan seragam siswa siswi SMA Tunas Bangsa.
            Setelah seorang gadis yang berada di boncengannya turun dari motornya. Pemuda tampan itu langsung membuka helm fullface’nya yang langsung menyebabkan semua siswi yang berada di area itu langsung berteriak histeris. Pangeran tampan yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan menggunakan motor ninja berwarna putih dan menggunakan helm fullface’nya itu membuat seluruh kaum hawa yang melihatnya menjadi tersepona dengannya.
            Sedangkan gadis yang baru saja turun dari motor pemuda tampan itu hanya menunduk takut melihat sikap para teman-temannya dan seniornya yang berteriak histeris melihat pemuda yang tadi mengantarnya. Dengan gerakan cepat, gadis ini menyuruh pemuda tampan itu untuk bergegas meninggalkan sekolahnya dan menyuruhnya untuk pergi menuju ke sekolahnya.
“Kak, mending kakak berangkat sekarang deh. Keburu mereka semua bikin sekolah ini jadi pasar dadakan. Gue juga gak mau disangka jadi provokator disini.” Ucap sang gadis yang membuat pemuda tampan itu mengangguk mengerti.
“Yaudah deh, kakak berangkat duluan yah. Ntar pulang sekolah kakak jemput lagi. Ok.” Ucap Pemuda tampan itu seraya meninggalkan SMA Tunas Bangsa dan langsung terdengat desahan kecewa dari para kaum hawa yang melihat pangeran tampan itu pergi tanpa bisa berkenalan dengannya secara langsung.
“Yahhh. Kok pergi sih. Gue kan belum kenalan sama dia. udah pergi ajah anaknya.” Komentar salah satu kaum hawa yang melihat kejadian tadi.
“Iyah bener banget, mana dia cakep banget lagi. Keren banget pula. Beruntung banget sih si Shilla bisa di boncengan gitu sama dia. gue juga pengin.” Tambah kaum hawa yang lain.
            Mendengar komentar para seniornya itu, Shilla langsung bergegas masuk ke dalam sekolahnya secara terburu buru, karena dirinnya tidak ingin menjadi santapan pertanyaan mereka mengenai pemuda yang baru saja mengantarnya itu. Tepat di depan ruang osis, dirinnya berhenti dan melangkah menuju ke tempat sahabatnya yang berdiri tidak jauh dari ruang osis tersebut. sahabat-sahabatnya sedang duduk di bangku panjang yang letaknya tidak jauh dari ruang osis.
“Ciyeeee, yang habis di anterin sama prince.” Goda Ify yang membuat Shilla salting.
“Apa banget deh Fy, dia bukan prince gue kok. Kalian tadi lihat ???” Tanya Shilla seraya melirik pemuda tampan yang sibuk dengan handphone’nya tanpa melirik ke arahnya sedikitpun.
“Lihat dong. Mesra banget lagi pas boncengan tadi. Berasa kaya cerita Cinderella yang lagi di anterin sama pangerannya tahu nggak.” Jawab Agni dengan antusias.
“Iyah Shill mesra banget. loe udah akrab ajah sama si Debo. Jangan-jangan udah jadian lagi.” Ucap Alvin yang membuat yang lain tertawa secara bersamaan.
“Iyah bener banget tuh. Kalo jadian bilang bilang dong Shill.” Ucap Gabriel seraya melirik sahabatnya yang berada di sebelahnya yang masih sibuk dengan ponselnya.
“Apaan deh kak. Gue belum jadian kok sama kak Debo. Ngarang banget.”
“Belum Shill. Berarti nanti bakalan jadian. Ciyeeee.” Goda cakka lagi yang membuat sahabatnya yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya langsung berdiri.
“Sorry guys. Gue mesti ketemu sama Pak Danil buat bicarain rapat osis nanti. Gue duluan yah. Bye semuanya.” Ucap Rio langsung ngacir tanpa memberi kesempatan kepada semuanya untuk menjawab pertanyaanya itu.
“Ciyaaaa. Cemburu tuh anak. Hahaha.”
“Kasihan tahu kak. Ntar kalau kak Rio beneran marah sama gue gimana ???” Ucap Shilla khawatir.
“Udah loe tenang ajah. gue jamin kalau Rio Cuma cemburu, dan dia gak mungkin benci sama loe.” Ucap Alvin yang membuat lainnya mengangguk setuju
            Sedangkan di tempat lain. Seorang pemuda asyik berjalan melewati beberapa siswa siswi SMA Tunas Bangsa yang sedang asyik bergosip ria membicarakan pemuda tampan yang tadi mengenakan seragam yang berbeda dengan mereka dan yang tadi mengantar murid baru yang baru saja singgah di SMA Tunas Bangsa beberapa bulan ini.
‘Apa banget dah tuh cewe, ngebicarain orang seenak jidat, mana bilang kalau tuh cowok pacaran lagi sama Shilla. Mereka itu gak pacaran, mereka Cuma temenan, layaknya junior ke senior. Dasar cewek tukang gossip, gitu aja di bicarain.’ Batin seorang pemuda seraya berjalan melewati mereka dengan sikap acuh tak acuh.
            Pemuda tampan itu pun kembali melanjutkan perjalannya dan menghiraukan komentar komentar para gadis yang sedang membicarakan pemuda yang tadi mengantar gadisnya itu. Kemudian dirinya langsung masuk ke dalam ruang guru dan langsung mencari Pak Danil selaku sebagai Pembina Osis SMA Tunas Bangsa.
“Permisi pak.” Sapa Rio sopan setelah menemukan meja Pak Danil.
“Iya Rio. Bapak sudah menunggu kamu sedari tadi. Kamu umumkan aja dulu sama seluruh anggota osis supaya berkumpul di ruang serba guna sekarang. Surat dispensasi sudah bapak sebar ke kelas kalian masing-masing, sekarang kamu tinggal mengumumkan supaya anggota osis berkumpul di ruang serba guna sekarang.” Terang pak Danil.
“Iya pak, permisi pak.” Ucap Rio sopan seraya berjalan menuju ke tempat bar untuk mengumumkan apa yang di sampaikan pak Danil tadi.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
‘Mohon maaf kepada bapak dan ibu guru yang sedang mengajar. Kepada seluruh anggota osis SMA Tunas Bangsa untuk segera berkumpul di ruang Serbaguna sekarang karena ada hal penting yang ingin kami bicarakan. Sekali lagi diberitahukan kepada seluruh anggota Osis SMA Tunas Bangsa untuk segera berkumpul di ruang serbaguna sekarang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.’
            Terdengar suara ketua osis SMA Tunas Bangsa yang berasal dari speaker sekolah yang memberitahukan bahwa anggota osis diwajibkan untuk berkumpul di ruang osis sekarang juga. Otomatis, seluruh anggota osis langsung beranjak dari kelasnya masing-masing setelah sebelumnya meminta izin kepada guru yang sedang mengajar.
“Tumben banget si Rio gak bilang kita dulu kalau mau kumpul jam ini.” Komentar Alvin setelah dirinnya dan kedua sahabatnya keluar dari ruang kelasnya.
“Tahu, mana dadakan banget lagi. Bukannya berita yang kita terima itu rapat osis’nya pulang sekolah ??? Kok jam segini udah di suruh kumpul sih.” Tambah Cakka yang juga heran.
“Udah lah, Cuma Rio yang bisa jawab semuanya. Buruan, udah di tungguin tuh.” Ucap Gabriel seraya menarik tangan kedua sahabatnya menuju ke ruang serbaguna.
            Di ruang serbaguna sudah berkumpul seluruh anggota osis SMA Tunas Bangsa. Mereka tinggal menunggu ketua osis SMA Tunas bangsa dan Pembina Osis’nya yang belum datang. Beberapa saat kemudian, terlihat Pak Danil dan seorang pemuda tampan yang memasuki ruang serbaguna dengan membawa laptop dan beberapa berkas lainnya.
“Sorry guys. Kita rapat disini karena tidak memungkinkan kita rapat di ruang osis. Karena ada hal penting yang akan disampaikan oleh pak Danil.” Ucap Rio seraya menyalakan laptopnya.
“Oke semuanya. Bapak akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting menurut bapak. Mengingat acara ulang tahun SMA Tunas Bangsa yang sebentar lagi akan terjadi, maka kita harus menyiapkan acara untuk merayakan ulang tahun sekolah kita. Apa ada yang punya ide bagus untuk acara apa yang akan dilaksanakan untuk merayakan ulang tahun sekolah tersebut, silahkan berdiri dan menyampaikan pendapat kalian masing-masing.” Terang Pak Danil yang membuat anggota osis lainnya mengangguk mengerti dan langsung berfikir.
“Mmm, acara yang paling bagus untuk acara sekolah sih menurut saya itu membuat suatu konser dan mendatangkan band-band sekolah tetangga pak. Itu lebih baik menurut saya. Jadi, acaranya akan semeriah mungkin. Kita juga bisa bikin acara romantis pas di konser tersebut pak. Misalya pesta topeng.” Ucap Gabriel menerangkan mengingat dirinnya sebagai wakil ketua osis.
“Pesta topeng menurut saya itu sangat formal sekali. Kita bikin acara yang gak terlalu formal ajah. misalnya kaya pesta-pesta biasanya. Jadi, konser yang di buat itu juga gak terlalu formal. Acarannya menurut saya paling bagus itu di bikin santai pak.” Tambah Lintar mengutarakan pendapatnya selaku sebagai sekretaris osis pria.
“Di bikin santai tapi meriah. Gimana kalau kita bikin acara promnight ajah. selain acaranya juga meriah, tapi santai juga kan. Dan gak terlalu formal juga. Di acara promnight nanti kita bisa selingin acaranya sama ngadain konser kecil-kecilan buat ngerayain ulang tahun sekolah kita. Jadi bukan Cuma band tetangga aja yang tampil, tapi dari kita sendiri juga bisa ngasih prom’nya.” Usul Rio yang langsung disambut dengan anggukan oleh anggota osis yang lainnya.
“Ide bagus. Ide yang kalian sampaikan tadi memang sangat cemerlang.  Sepertinya itu acara paling bagus buat ngerayain ulang tahun sekolah kita. Dan buat yang lain yang masih mau memberikan pendapatnya silahkan saja.” Ucap Pak Danil.
“Pak, gimana kalau acara prom night’nya harus berpasangan pak. Semuanya harus punya pasangan masing-masing jika ingin menghadiri acara promnight tersebut pak. Karena gak memungkinkan semuanya dapat pasangan, gimana kalau semuanya boleh mengajak siswa lain dari luar sekolah kita pak. Jadi, yang merayakan acara ulang tahun bukan Cuma anggota SMA Tunas Bangsa tapi juga SMA lain.” Ucap Dea sebagai bendahara Osis.
“Betul banget pak. Dan supaya tidak ada orang lain atau yang tidak kita kenal memasuki acara tersebut secara sembarangan. Gimana kalau kita membuat undangan khusus. Setiap siswa harus membawa undangan tersebut. dan jika ada yang ingin mengajak siswa lain dari sekolah lain mereka harus minta ke kita secara langsung dan dengan menyebutkan secara detail pasangannya nanti.” Tambah Alvin
“Iyah iyah, ide kalian cemerlang. Oke semuanya, jadi kita akan mengadakan konser sekaligus acara prom night yah. Tempat dan tanggal menyusul. Kalian persiapkan dulu ajah yang harus kalian persiapkan. Besok kita berkumpul lagi di ruang serbaguna. Inget, jam setengah 7 rapat mulai. Jangan ada yang telat, karena besok ada beberapa guru yang ikut dan juga ada kepala sekolah yang akan menghadiri acara rapat besok pagi. Mengerti !!!.” Terang Pak Danil mengakhiri rapat osis itu.
“Mengerti pak.”
“Ya sudah, sekarang kalian boleh masuk kelas masing-masing. Terima kasih buat kehadiran kalian. Dan jangan lupa sama besok pagi.”
“Baik pak, kami permisi dulu.”
            Seluruh anggota osis’pun langsung membubarkan diri dan langsung beranjak keluar dari ruang serbaguna dan menuju ke kelas masing-masing.
“Kenapa Bro, galau gituh.” Ucap Cakka seraya berjalan menuju ke XI IPA 2.
“Gimana gue gak galau coba, gara-gara usul loe semua yang harus berpasangan pas acara promnight nanti dan boleh membawa pasangan dari sekolah lain gue jadi galau.” Ucap Rio.
“Kenapa ??? Bukannya itu ide bagus, jadi semuannya kan bisa berpasangan.” Ucap Cakka yang langsung di angguki oleh kedua sahabatnya yang lain.
“Berpasangan mata loe belo. Loe tahu nggak, ntar kalau Shilla ngajak si Debo gimana. Gue mesti sama siapa datangnya ???” Tanya Rio yang membuat yang lain terkikik geli. “Sialan loe, bukannya bantuin gue malah ngetawain.” Gerutu Rio.
“Hahaha. Ya loe cari yang lain lah. cewe bukan Cuma Shilla doang kali Bro. kecuali kalau loe emang cinta mati sama Shilla.” Ucap Alvin.
“Heh, menurut loe ???” Ucap Rio sebal seraya memasuki kelasnya terlebih dahulu diikuti oleh ketiga sahabatnya yang masih terkikik geli.
SKIP !!!
            Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Semua siswa-siswi SMA Tunas Bangsa berhamburan keluar kelas dan menuju ke gerbang sekolah. Ada juga yang menuju ke tempat parkir, baik mobil maupun motor. Siang ini cuaca sangat panas. Menyebabkan seluruh siswa siswi SMA Tunas Bangsa enggan melakukan aktifitas di siang panas seperti itu. Kebanyakan dari mereka memilih untuk kembali ke istananya masing-masing dan memilih untuk pergi ke langit ke tujuh di dalam mimpi.
            Berbeda dengan seorang gadis yang berdiri di halte sekolah. Dia sepertinya sedang menunggu seseorang yang ingin mengantarkan dirinya pulang. Tetapi sedari tadi, tidak ada satupun kendaraan yang melewati dirinya dan berhenti di hadapannya.
            Beberapa saat kemudian. Ninja merah telah berada di hadapan seorang gadis tersebut. sang gadis pun tahu siapa yang datang, dengan ekspresi ramah, gadis ini menyapa pemilik ninja merah tersebut.
“Hay Shill, sendirian ???” Tanya sang pemilik ninja merah.
“Menurut kakak ??? kalo kakak bisa melihat dengan sempurna pasti kakak tahu jawabanya.” Jawab sang gadis dengan nada sekenanya seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah.
“Yaelah Shill, kan Cuma basa basi. Loe mau pulang nggak ??? Bareng gue yuk.” Ajaknya.
“Mmm, maaf kak Rio. Gue lagi nungguin kak Debo. Hari ini dia janji mau jemput soalnya. Sekalian mau jalan-jalan bentar.”
“Yahh, kok gitu sih, masa loe nggak nerima tawaran gue sih Shill. Gue kan udah bela belain kesini dulu sebelum pulang.” Ujar Rio dengan nada memelas.
“Kak Rio denger gak sih. Tadi kan gue udah bilang kalau gue mau pulang sama kak Debo. Bukanya mau nolak atau gimana. Tapi gue udah janji kemarin mau pulang sama dia hari ini. Lagian gue juga nggak minta kak Rio buat kesini kan.” Jawab Shilla dengan nada sinis.
            Lagi lagi Rio tersentak mendengar penuturan gadis cantik di hadapannya ini. Dia nggak menyangka gadis yang amat sangat dicintainya ini akan berkata seperti itu. Kalau gadis ini menolak dengan nada yang halus mungkin saja pemuda ini mampu menerimanya walaupun hatinya pasti akan sakit sekali. Tapi gadis di hadapanya ini dengan sangat mudah menolak tawaranya dan dengan nada sinis.
            Shilla juga tidak menyangka, dirinya akan tega berkata seperti itu kepada pemuda tampan itu di hadapanya. Dirinya tidak menyangka akan mengeluarkan kata kata sakral seperti itu yang pasti akan sangat menyakiti pemuda tampan di hadapanya. Dirinya ingin sekali meminta maaf terhadap seniornya itu, tetapi mengingat rencana dirinya dengan Alvin maka dirinya sudah bertekad untuk tidak mengeluarkan kata maaf sekarang. Biarlah pemuda di hadapanya membencinya untuk sekarang.
“Oh gituh yah. Yaudah deh. Maaf mengganggu. Gue duluan.” Ujar Rio seraya mengegas motornya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
“Maafin Shilla kak. Shilla gak bermaksud buat nyakitin kakak. Shilla Cuma pengin buktiin apa kakak bener bener sayang sama Shilla apa nggak. Maaf.” Gumam Shilla miris.
            Beberapa menit kemudian terdengar klakson mobil dari arah gerbang sekolah. Dan semakin dekat dengan gadis cantik yang tadi berdiri di koridor. Setelah sang pria-pemilik mobil mempersilahkan Shilla masuk ke dalam mobil. Pria itupun langsung menjalankan mobilnya untuk mengantar gadis cantik itu pulang. Di perjalanan.
“Shill, kita mau langsung pulang kan ???” Tanya sang pria.
“Mmm, iya kak. Maaf yah udah ngerepotin. Maaf juga udah ngelibatin kakak. Aku juga gak tahu lagi mesti minta bantuan sama siapa lagi. Maaf yah.” Ujar Shilla tulus.
“Santai aja Shill. Gue gak masalah kok. Gue malah seneng bisa bantuin loe. asal cowo loe itu gak bener bener marah sama gue dan berbuat criminal sama gue. Hahaha.” Canda Debo mencairkan suasana.
“Kak Debo bisa ajah. kak Rio tuh bukan cowo Shilla. Terus kak Rio juga bukan preman, ngapain juga kak Rio bertindak criminal sama kak debo. Gak ada guna banget deh.”
“Iya sih Shill. Kan gue Cuma bilang Shill.”
“Iya kak. Kakak tenang ajah. kak Rio gak bakal berbuat jahat kok sama kak Debo. Apalagi Cuma masalah ini.” Ujar Shilla. “Ought gituh. Syukur deh.”
            Setelah sampai di rumah megah dan mewah. Shilla turun dan langsung berterima kasih kepada senior masa lalunya itu. Kemudian dirinya masuk dengan perasaan yang tak menentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*