2 jam
kemudian. Test yang dilakukan oleh murid baru ini telah selesai di kerjakan. Bu
kepsek keluar ruangan diikuti oleh Bu Maya dan Pak Duta. Sedangkan gadis ini
memilih untuk tetap di dalam seraya menelungkupkan wajahnya di meja.
“Akhirnya
selesai juga test’nya. Capek banget gue. Mana belum ke isi lagi nie perut.”
Keluh Shilla lirih
Kemudian terdengar derap langkah
memasuki ruang osis mendekati gadis yang sedang menelungkupkan wajahnya itu.
“Ngapain
loe masih disini. Bukannya pulang.” Suruh Rio tajam.
“Maaf
kak,” Mengambil tas dan berjalan keluar ruang osis dengan langkah gontai.
“Heh
Tunggu (memegang lengan Shilla). Ya ampun, panas banget lengan loe. Heh kenapa
loe. Loe sakit ???” Tanya Rio khawatir seraya memegang dahi Shilla.
“(menurunkan
tangan Rio dari dahinya). Gapapa kok kak, Cuma kecapekan aja kali. Gue duluan
kak.”
“Ekh
tunggu, gue anterin loe pulang.” Tawar Rio lembut.
“Gak
usah kak, gue bisa pulang naik taksi.”
“Loe gak
lihat nie udah jam berapa ??? Mana ada taksi jam segini. Udah loe gue anterin
pulang aja. Keadaan loe gak memungkinkan untuk pulang sendiri.”
“(memegang
kepalanya) Gapapa kak, gue ….”
Belum sempat gadis ini melanjutkan
kata-katanya, dia sudah Ambruk atau pingsan. Dengan sigap Rio menangkap tubuh
Shilla dengan raut wajah khawatir.
“Shil,
Shilla bangun, adduhh gimana nie, bangun Shil.” Ucap Rio dengan nada khawatir
seraya menepul pelan pipi Shilla. “Gue bawa ke UKS aja deh.” Ceplos Rio seraya
menggendong Shilla menuju UKS.
Pria tampan ini menggendong Shilla
ke UKS. Perasaan bersalah langsung menyelimuti hati ketua osis ini. Entah
kenapa dia merasa sangat khawatir dengan gadis ini. Setelah itu Rio
membaringkan Shilla di ranjang yang ada di UKS.
Kemudian
dirinya beranjak keluar UKS dan menuju ke kantin dengan berlari. Setelah
berhasil membeli nasi goreng serta the hangat, pria ini kembali ke UKS dan
meletakkan makanan dan minumanya di meja di samping ranjang.
Kemudian
dirinya duduk di pinggir kasur seraya menggenggam tangan gadis itu lembut.
Entah kenapa pria ini berani melakukannya. Terasa hangat tangan gadis ini.
Beberapa saat kemudian tangan gadis ini bergerak dan matanya terbuka. Otomatis
pria tampan ini bangun dan melepaskan genggamanya.
“Loe
udah sadar.” Pekik Rio kaget seraya bangun dari pinggir tempat tidur.
“Iyah
kak (berusaha bangun dan menyenderkan dirinya ke tembok belakang). Gue kenapa
kak, ada di mana sekarang ???” Tanya Shilla bingung
“Loe ada
di UKS, tadi loe pingsan jadi gue bawa loe kesini. Nie makan dulu, gue tahu loe
pasti belum makan kan ???” Ucap Rio seraya memberikan nasi gorengnya kepada
Shilla.
“Makasih,
karena kakak udah nolongin gue. Tapi kalau kakak mau pulang juga gak papa kok.”
“Gak,
gue mau disini sampai loe merasa baikan. Sejak kapan loe gak makan ???” Tanya
Rio
“Baru
tadi pagi kok.” Jawab Shilla singkat.
“Bohong
banget loe. Udah jujur aja. Ini semua gara-gara gue kan ??? Sorry kalau gitu,
gue tahu gue salah dengan ngebiarin loe belajar sendiri, gue minta maaf, gue
sadar kalau gue salah.”
“Gak,
kakak gak salah kok. Gue yang minta kakak buat gak ngajarin gue kan ???”
“Udah.
Pokoknya gue yang salah, dan sekarang gue mau tanggung jawab. Sekarang loe
makan.” Suruh Rio lembut seraya memberikan nasi gorengnya lagi.
“Gak akh
kak, mual banget soalnya.”
“Justru
karena loe belum makan makanya mual, udah nie gue suapin, pokoknya loe harus
makan.”
“Gak
usah kak, gue bisa sendiri (merebut nasi gorengnya dari tangan Rio).”
“Yaudah.”
Ucap Rio seraya duduk di pinggir tempat tidur ngelihatin Shilla makan.
“Kak,
jangan nglihatin gue mulu napa, risih tahu.”
“Eh, iya
maaf.” Jawab Rio gugup.
Beberapa menit kemudian. Shilla
telah selesai makan dan menaruh piringnya di meja lagi. Dan Rio mengambilkan
teh hangatnya untuk di minum Shilla.
“Makasih
kak. Sekarang gue mau pulang.” Ujar Shilla lirih seraya turun dari ranjang.
“Gue
anterin yah. Badan loe masih panas nie. Ntar kalo ada apa-apa sama loe gue
tambah merasa bersalah.” Tawar Rio membantu Shilla berjalan.
“Iyah
kak, makasih.”
Rio terus membantu Shilla sampai ke
parkiran mobilnya. Kebetulan hari ini Rio membawa mobil. Jadi gadis ini tidak
merasa kedinginan di perjalanan nanti. Rio membuka pintu mobil samping dan
membantu Shilla masuk ke dalam mobil. Setelah itu dirinya memutar mobil lewat
depan mobilnya dan masuk ke dalam kursi kemudi.
“Loe
make jaket gue yah, biar loe anget badanya (melepas jaketnya dan memakaikan
jaketnya ke tubuh Shilla).”
“Makasih
kak, tapi loe gapapa ???” Ucap Shilla memastikan seraya membetulkan jaket Rio.
“Gapapa,
santai aja. Rumah loe di mana Shill ????” Tanya Rio seraya menjalankan mobilnya
“Di
kompleks perumahan Bahari no.69 (ngarang.com).” Jawab Shilla singkat.
“Ok, loe
tiduran aja. Nanti kalau udah sampe dirumah loe gue bangunin.”
“Iya
kak, makasih.”
Selama di perjalanan. Gadis ini
memang tidur, terlihat dari raut wajahnya kalau gadis ini sangat kecapekan dan
kelelahan. Perasaan bersalah lagi lagi menyelimuti hati pria tampan yang sedang
konsen untuk menyetir mobilnya. Sesekali pria ini menyingkirkan beberapa helai
rambut yang menutupi wajah cantik gadis di sampingnya. “Gue minta maaf banget
sama loe Shil, gue yang udah bikin loe kaya gini, sekali lagi gue minta maaf.”
Ucap Rio lirih seraya menatap gadis cantik di sampingnya.
Beberapa menit kemudian mobil Rio
sudah memasuki kompleks perumahan Bahari dan dengan cepat pria ini menemukan
rumah no.69. Setelah itu pria tampan ini menatap gadis di sampingnya sejenak
kemudian dirinya turun dan memasuki rumah megah itu. Kemudian menekan bel rumah
itu.
Kemudian terlihat wanita paruh baya
membukakan pintunya.
“Iya
den, ada apa yah.”
“Maaf Bi
sebelumnya. Orang tua Shilla ada di dalam bi ???” Tanya Rio sopan
“Oh,
nyonya sama tuan lagi keluar Kota den sama adik non Shilla juga, rumah ini
kosong den, Cuma ada non Shilla, tapi non Shilla’nya belum pulang.” Celoteh
wanita paruh baya itu.
“Oh
gitu. Mmm, Shilla lagi tidur di mobil saya Bi, tadi dia habis ngikutin test
jadi baru pulang sekarang.”
“Oh gitu
den, yaudah bawa ke kamarnya aja den, ada di atas (menunjuk kamar Shilla).”
“Iya bi,
sebentar yah.” Ucap Rio seraya kembali menuju ke pintu samping mobilnya tempat
Shilla tidur dan membukanya serta melepaskan sabuk pengaman yang di pakai
Shilla setelah itu menggendong gadis ini memasuki rumahnya dan menuju ke
kamarnya.
Setelah sampai di kamarnya. Rio
kembali membaringkan gadis ini dan menarik selimutnya untuk menutupi tubuh
gadis ini. Sementara Rio sudah berlari menuju kearah Bibi di dapur dan meminta
kompresan untuk Shilla. Setelah selesai pria ini kembali ke kamar gadis cantik
itu dan mengompresnya.
“Shil,
gue minta maaf banget sama loe. Kalau gue gak egois waktu itu pasti loe gak
akan kaya gini.” Gumam Rio seraya membetulkan kompresan Shilla.
Selama beberapa jam Rio singgah di
rumah gadis cantik ini. Tidak mungkin jika dia meninggalkan gadis ini yang
dalam keadaan sakit di rumah sendirian. Sekarang jam di dinding sudah
menunjukkan pukul 17.25, dan beberapa saat kemudian gadis cantik ini bangun
dari tidurnya.
Setelah berhasil mendudukan dirinya
di kasur, gadis ini baru menyadari jika ada orang lain selain dirinya di dalam
kamar. Terlihat pria ini sedang menelungkupkan wajahnya di pinggir tempat tidur
sementara dirinya duduk di kursi samping ranjangnya.
“Makasih
buat semuanya kak, gue baru tahu loe baik banget.” Gumam Shilla kemudian
menaruh kain yang sedari tadi digunakan Rio untuk mengompres dirinya di meja
samping. Setelah itu gadis ini turun dan keluar kamar.
Belum sempat gadis ini melangkah
keluar kamar, terdengar suara yang memberhentikan langkahnya. Itu suara Rio.
Ternyata pria tampan ini sudah bangun dari tidurnya.
“Mau
kemana loe ???” Tanya Rio heran
“Mau
keluar kak, bosen banget di kamar mulu.” Jawab Shilla sekenanya dan melanjutkan
langkahnya
“Gue
ikut. (mengejar Shilla). Kenapa loe gak ngebangunin gue.”
“Hmmm,
habis tidur loe pulas banget, jadi gue gak tega buat bangunin loe. Makasih yah
kak.”
“For
What ???” Tanya Rio heran.
“For
all, loe udah ngebantuin gue dan nungguin gue sampe gue siuman serta udah
ngasih makanan sama minuman serta nganterin gue pulang dan ngompres gue.”
Terang Shilla senyum manis.
“Itu gak
seberapa lagi, dibandingkan dengan kesalahan gue sama loe. gue masih ngerasa
bersalah sama loe.” Kata Rio
“Loe gak
salah apa-apa sama gue kok kak. Makasih buat semuanya.” Ucap Shilla seraya
duduk di sofa diikuti Rio yang duduk disebelahnya.
Kemudian mereka berdua bercanda dan
tertawa bersama. Entah apa yang menyebabkan 2 insan ini menjadi dekat seperti
sekarang, padahal dulunya mereka seperti kucing dan tikus yang tak pernah akur.
Setelah jam dinding menunjukkan pukul 18.30 Rio memutuskan untuk kembali ke
rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Adduhh
rumah Agni dimana sih. Daritadi gak ketemu-temu.” Sungut pria tampan ini seraya
mengendarai motornya di sebuah kompleks perumahan.
“Tadi
kata Ify, rumah Agni itu di kompleks perumahan Kasih Bunda no……… akh iya, no.
14. Berarti disana.” Ceplos pria ini dan mengendarai motornya dengan kecepatan
sedang.
Akhirnya pria ini sampai di sebuah
rumah megah dan mewah di kompleks perumahan. Setelah berhasil memarkirkan
motornya pria ini masuk ke dalam dan menekan bel rumah itu.
“Permisi.
Permisi.” Teriak pria ini sesekali menekan bel rumah itu.
“(membuka
pintu). Iya, cari siapa yah.” Ucap wanita paruh baya tapi terlihat anggun.
“Maaf
tante mengganggu. Saya Cakka teman Agni. Bisa bertemu dengan agni tante.” Pinta
Cakka ramah.
“Oh
Agni. Ada di dalam, mari masuk. Tante panggilkan Agni dulu di kamarnya yah.”
“Iya
Tante terima kasih.” Jawab Cakka seraya duduk di sofa ruang tamu.
SKIP !!!
Seorang gadis sedang menuruni tangga
menggunakan baju yang sangat sederhana. Hanya memakai kaos merah dengan celana
pendek selutut gadis ini menghampiri tamu yang mengaku sebagai teman Agni.
Dengan langkah gontai dia berjalan. Jika mamahnya tidak memaksa untuk menemui
tamu yang tidak di undang ini mungkin dia masih berada di dalam kamar dan tidak
menemui tamunya itu.
“Ngapain
sih loe kesini. Tahu dari mana lagi rumah gue.” Ucap Agni sewot.
“Santai
aja dong non, niat gue kesini bukan mau nyari ribut sama loe. gue tahu rumah
loe dari Ify sahabat loe.” Jawab Cakka berdiri menghampiri Agni
“Terus
ngapain, udah deh gak usah basa basi gue ngantuk pengin tidur. Loe tahu,
kehadiran loe itu sangat mengganggu gue.” Ketus Agni
“Iya
sorry, gue kesini Cuma mau minta maaf atas kesalahan gue selama ini sama loe.
maafin gue karena gue selalu bikin loe kesel bikin loe sakit hati dan bikin loe
nangis karena perlakuan gue selama ini, gue sadar kok kalau gue udah kelewatan
sama loe. maka dari itu gue mau minta maaf sama loe.” terang Cakka
“permintaan
Maaf loe gak gue terima. Enak banget loe ngomong maaf, loe tahu kesalahan loe
itu udah banyak banget sama gue.” Ucap
Agni seraya melipat tangannya di dadanya.
“Iya
Agni, gue bakal nglakuin apa aja yang loe suruh deh. Asal loe mau maafin gue.”
Pinta Cakka
“Sejak
kapan loe ngemis ngemis minta maaf sama gue. Bukanya selama ini loe paling anti
sama yang namanya minta maaf yah. Selama ini juga loe selalu ngajak gue ribut.
Loe minta maaf sama Rival loe sendiri, gak masuk akal lagi.”
“Terserah
loe deh mau ngomong apa sama gue. Yang jelas gue minta maaf sama loe. gue juga
mau kalau setiap hari loe suruh buat ngebersihan semua rumah loe. atau nguras
kolam renang yang ada di belakang rumah loe. gue juga mau kalau loe suruh gue
buat mutusin semua cewe gue.”
“Itu mah
masalah kecil buat loe. loe mutusin semua cewe loe sekarang, besoknya loe udah
dapetin yang lebih banyak lagi kan ??? coba gue suruh loe loncat ke jurang atau
minta loe buat berdiri di jalan raya yang rame banget, pasti loe gak mau kan
???”
“Ya
jangan gitu juga dong. Itu mah mau bunuh gue namanya.” Sungut Cakka kesal
dengan perkataan Agni tadi.
“Iya,
dengan loe gak ada di dunia ini itu lebih baik. Daripada setiap hari ada cewe
yang nangis kejer gara-gara loe putusin secara sepihak.”
“Ag,
please. Loe jangan ngungkit masalah itu. Gue kesini Cuma mau minta maaf sama
loe, bukan mau nyari ribut. Maafin gue ag.” Pinta Cakka dengan raut wajah
memelas.
“Ok, gue
bakal maafin loe asal ada 1 syarat yang harus loe lakuin.”
“Apa
syaratnya ???” Tanya Cakka curiga.
“Besok
pas loe berangkat sekolah. Gue mau loe berangkat sekolah pake angkutan umum dan
simpan motor loe itu. Dan gue mau loe bawa poster yang intinya minta maaf sama
gue. Itu loe lakuin setelah loe turun dari angkutan umum itu dan jadiin tuh
poster kaya kalung loe. pake di leher dan jalan sampai kekelas gue. Apa loe sanggup
???” Terang Agni.
“Gue,
gue …….”
“Loe gak
sanggup kan ??? Jangan harap gue mau maafin loe sebelum loe nglakuin apa yang
gue suruh tadi. Ngerti.” Ucap Agni seraya berjalan menuju ke kamarnya.
“Ok Ag
(Agni menghentikan langkahnya tanpa menengok kearah Cakka) gue bakal nglakuin
itu semua demi loe. gue bakal buktiin sama loe kalau gue bisa. Loe lihat aja
besok. Ok, sekarang gue pamit pulang dulu. Sampaiin rasa terima kasih gue sama
nyokap loe. permisi.” Pamit Cakka seraya menuju ke motornya dan pergi meninggalkan
rumah Agni.
“(melepas
kepergian Cakka dengan menatap Cakka). Gue yakin loe gak mungkin nglakuin apa
yang gue suruh tadi kak, gue tahu loe kaya gimana.” Gumam Agni seraya kembali
melanjutkan langkahnya.
SKIP !!!
Keesokan harinya. Terlihat seorang
pria yang menggulung sebuah kertas besar seraya keluar dari rumahnya dan
berlari menuju ke jalan depan kompleks perumahanya. Pria ini terus berlari guna
mencari angkutan umum yang akan ia tumpangi untuk bisa sampai di sekolahnya.
Setelah sampai di sebuah halte depan kompleks perumahanya dia berhenti dan
mencari angkutan umum itu.
Beberapa menit kemudian terlihat
angkutan umum berhenti di depan halte. Otomatis penunggu yang sedari tadi
menunggu berebut menaiki Metromini itu. Begitu pula dengan pria tampan ini, dia
segera menaiki metromini itu, ternyata semua kursi sudah penuh, mau gak mau
pria ini harus berdiri dengan berpegangan tali yang ada di atasnya. Berdesak
desakan mengakibatkan pria ini tidak tenang. Karena baru pertama kalinya pria
tampan merasakan berdesak desakan dengan orang dan menggunakan metromini.
Penderitaan pria ini belum berakhir.
Karena metromini yang ia tumpangi mengalami kemacetan. Keringat bercucuran
membasahi tubuh pria ini terutama bagian wajah. Selama beberapa menit kemudian
metromini ini berhenti di sebuah terminal yang letaknya tidak jauh dari sekolah
Cakka. Otomatis Cakka harus kembali berlari setelah memberikan beberapa lembar
uang.
“Oya,
posternya.” Ceplos Cakka seraya memakai poster untuk di kalungkan di lehernya.
Kemudian Cakka kembali berjalan meuju ke kelas Agni.
Selama di perjalanan, banyak pasang
mata yang melihat dirinya dengan heran. Apakah yang mereka lihat memang benar
personil dari D’Orions Atau bukan. Tapi pria ini tidak memperdulikan ucapan
mereka dan mempercepat langkahnya untuk bisa sampai di kelas Agni.
Setelah sampai pria ini segera
menuju ke bangku Agni. Terlihat Agni yang sedang mengobrol dengan para
sahabatnya itu. Dan teman-teman Agni langsung menghentikan aktivitasnya dan
menatap Cakka tajam, sedangkan Agni hanya menganga seraya menutupi mulutnya
dengan tangannya.
“Kak
Cakka.” Pekik Ify, Sivia dan Shilla.
“Sorry
semuanya gue ganggu. Gue Cuma mau ketemu sama Agni.” Ucap Cakka santai.
“(melihat
Cakka dari bawah ke atas). Dandanan loe berantakan banget kak.” Ucap Sivia
heran
“(menarik
tangan Cakka dan membawanya ke taman belakang sekolah). Loe habis ngapain sih.
Dandanan loe jadi ancur banget gini. Baju keluar, rambut berantakan. Mana tuh
celana kotor banget lagi.” Ucap Agni heran seraya melihat dandanan Cakka.
“Kan gue
habis nurutin apa yang loe saranin. Gue naik metromini dan bikin poster ini
serta di kalungkan ke leher gue kan ??? Sekarang gue udah nglakuin itu semua
buat loe. sekarang loe mau kan maafin gue.”
“Kak,
tapi ini tuh bisa merusak image loe kak. Leo gak lihat tatapan fans loe yang
gak percaya sama dandanan loe sekarang. Seorang Cakka Kawekas Nuaraga yang
setiap harinya selalu dandan menarik dan bersih juga wangi sekarang jadi kotor,
bau dan sama sekali gak menarik.”
“Gue
rela lakuin itu semua demi mendapatkan maaf dari loe.”
“Tapi
gak usah kaya gini juga dong.”
“Sekarang
gue Tanya sama loe, loe udah maafin gue kan ???” Tanya Cakka memastikan
“Iyah,
gue udah maafin loe. udah sekarang ganti baju loe dan bersihin dandanan loe
yang acak-acakkan kaya gini. Bisa di labrak gue sama fans anarkis loe. udah
sana.” Suruh Agni gak nyante.
“Ok,
Thanks yah Ag, gue ganti baju dulu.” Ucap Cakka seraya pergi meninggalkan Agni.
“Ag, dia
gila sejak kapan sih ???” Tanya Gabriel yang muncul dari belakang Agni bersama
dengan anggota D’Orions yang lain kecuali Cakka serta ada Shilla, Ify dan
Sivia.
“Tahu,
merusak Image dia banget. Seorang Cakka Kawekas Nuraga yang biasanya tampil
menarik jadi dekil banget gitu.” Timpal Alvin seraya merangkul Sivia
“Sorry
guys. Gue yang nyuruh kak Cakka kaya gitu. tapi gue beneran gak ada fikiran
kalau kak Cakka bakal nglakuin hal memalukan kaya tadi. Beneran deh.” Ucap Agni
merasa bersalah.
“Loe
yang nyuruh ???” Tanya Rio kaget
“Iya
kak, gue yang nyuruh. Yah habis dia kemarin ke rumah gue. Terus minta maaf sama
gue. Gue kira maaf dia untuk main-main doang. Yaudah gue kasih syarat aja.”
Jawab Agni lirih
“Gila
Ag, keren banget loe. gue salut sama loe. bisa ngerubah Cakka 100 % gitu.
Ckckck.” Decak Alvin kagum disertai anggukan Rio dan Gabiel.
“Yaudah
cabut yuk, temuin Cakka.” Usul Gabiel seraya menggenggam tangan Ify.
“Yaudah
Yuk.” Jawab yang lain dan langsung pergi. Shilla baru saja ingin melangkah,
tangannya sudah di tarik oleh seseorang dan orang itu langsung membawa Shilla
ke atap gedung tua itu.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Ada apa
kak ???” Tanya Shilla setelah sampai di atap gedung sekolah
“Gue
pengin ngomong sama loe.” Jawab Rio seraya duduk di sebelah tiang diikuti
Shilla yang juga ikut duduk di sebelah Rio “Ngomong apa ???” Tanya Shilla
“Gue pengin
minta maaf sama loe. kelakuan gue selama ini emang udah keterlaluan sama loe.
dan loe harus tahu, baru kali ini gue minta maaf sama cewe. Loe cewe kedua yang
bikin gue ngerasa bersalah kalau gue nglakuin sesuatu yang menurut gue salah.
Setelah nyokap gue.” Terang Rio
“kenapa
loe minta maaf sama gue ???”
“Gue
gatahu. Yang jelas gue ngerasa bersalah sama loe dan gue pengin minta maaf sama
loe. loe mau kan maafin gue ???” Tanya Rio seraya menatap Shilla
“(menganggukkan
kepalannya 2x). gue maafin loe kok kak. Gue boleh Tanya ???”
“Boleh,
Tanya apa ???”
“Kenapa
sih, loe selalu berkutat sama buku. Setiap loe lagi baca pasti loe selalu susah
untuk di ganggu. Kalau ada orang yang ganggu mesti loe selalu marah dan kesel.
Maaf kak, gue lancang Tanya ini sama loe. gue Cuma penasaran aja.” Tanya Shilla
dengan perasaan bersalah.
“Iya,
gapapa kok. Gue Cuma lagi mencari kesibukkan aja. Soalnya sebelum gue berkutat
sama buku terus, gue itu selalu ngelamun. Ngelamunin hal yang gak penting
tepatnya. Dulu, gue punya cewe, gue cinta banget sama dia, gue sayang banget
sama dia. Dan dia selalu ngasih gue kebahagiaan yang gak pernah gue dapet dari
siapa-siapa kecuali dari keluarga gue. Dia selalu ada di saat gue lagi butuhin
dia. dia selalu jadi sandaran gue kalau gue punya masalah atau gue lagi
seneng.” Terang Rio menghela nafas kemudian melanjutkan.
“Tapi
gara-gara gue, dia gak ada untuk selamanya. Dia pergi ninggalin gue selamanya
dan itu semua gara-gara gue. Gue yang bunuh dia. gue yang bikin dia meninggal.”
Gumam Rio lirih seraya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.
“Kok loe
bisa mikir gitu sih kak. Emang kejadiannya gimana ???”
“Gue
pernah ngajakkin dia ke puncak berdua buat refreshing. Gue ngendarain mobil gue
dengan kecepatan tinggi karena gue mikir jalanan menuju puncak itu sepi banget.
Dan cewe gue berkali kali meringatin gue supaya gue gak ngebut karena bahaya.
Tapi gue gak pernah ngedengerin perkataan dia.” Terang Rio seraya mengambil
nafas sejenak
“Gue
tetep ngebut dan pas di perempatan jalan gue lihat ada truk yang melaju dengan
kecepatan tinggi juga. Karena gue gak konsen gara-gara gue ngajakkin cewe gue
bercanda mulu, akhirnya mobil gue menabrak truk itu. Karena laju mobil gue dan
truk itu sama sama tinggi dan gue gak bisa mengendalikan mobil gue akhirnya
mobil gue nabrak pohon dan terbalik.”
“Gue
masih sadar pas itu. Dan gue lihat cewe gue pingsan, dan gue berusaha keluar
mobil dan langsung nyelamatin cewe gue. Akhirnya pas gue bisa nyelamatin dia,
nyawa dia gak tertolong dan dia meninggal.” Lanjut Rio dengan nada lirih
“Itu
bukan salah loe kak. Itu semua tuh takdir, bukan loe yang nyebabin cewe loe
meninggal.” Ucap Shilla seraya memegang bahu Rio berusaha menguatkan hati pria
di hadapannya.
”Itu
salah gue Shil, kalau gue nurutin perkataan cewe gue, dia bakalan masih ada
sekarang.”
“Loe
yakin banget. Takdir itu gak bisa di rubah kak. Semuannya udah di atur. Dan
cewe loe emang udah takdirnya buat gak ada. Dan loe harus terima itu. Gue juga
pernah ngalamin kejadian yang sama kaya loe. gue pernah kehilangan kakak gue
satu-satunya. Dia juga kecelakaan pesawat pada saat dia mau pergi ke Amerika
buat kuliah. Tapi tiba-tiba pesawatnya itu mengalami kesalahan terknis dan gak
bisa mengimbangi akhinya pesawat itu jatuh ke dalam laut dan semua penumpangnya
itu meninggal. Pada saat itu gue juga sempat syok. Tapi beberapa saat kemudian
gue sadar kalau kakak gue itu emang udah takdirnya buat gak ada.” Terang Shilla
seraya menatap lurus kedepan dan sedari tadi Rio melihat wajahnya seraya
mendengarkan cerita Shilla.
“loe jangan
sedih gitu dong, gue yakin kok. Kakak loe pasti akan selalu ada di hati loe.
dan dia pasti lagi tersenyum disana ngelihat loe. Thanks yah Shil, gue udah
lega sekarang. Gue sadar kalau itu semua takdir. Dan gue ngucapin terima kasih
banyak sama loe yang udah nyadarin gue.”
“Iyah
kak, santai aja lagi. Gue seneng kok bisa bantuin loe.” Ujar Shilla tersenyum
manis.
“Sorry
yah atas kesalahan gue selama ini yang selalu kasar sama loe.”
“Iyah
kak, gue juga minta maaf kalau gue sering bikin loe kesel.”
“Iyah Shill,
sekarang kita temen.” Rio mengangkat jari kelingkinya
“Temen.”
Ucap Shilla seraya menautkan kelingkinya pada kelingking Rio.
“yaudah,
gabung Sama yang lainya yuk.” Usul Rio seraya berdiri.
“Ayok.”
Setuju Shilla dan mengikuti langkah Rio berusaha menjajarkan langkahnya dengan
Rio dan kembali ke temen-temen yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*