Senin, 11 Maret 2013

Benci Jadi Cinta - Part 2 (Yoshill)


Hari sudah mulai semakin gelap. Matahari pun siap untuk kembali menyembunyikan tubuhnya. Tetapi pasangan yang satu ini tidak beranjak juga dari tempatnya. Entah apa yang mereka bahas. Mereka masih saja diam memandang pemandangan di hadapannya. Langit yang mulai berubah jadi orange ke kuning-kuningan, mengakibatkan pemandangan di hadapannya.
            2 sejoli ini menikmati masa-masa indahnya bersama sore ini. Di pantai dekat kompleks mereka menghabiskan waktu bersama. Sang gadis menyenderkan tubuhnya di bahu sang pria tampan ini. Sedangkan pria itu melingkarkan tangannya di pinggang sang gadis.
“Indah banget yahh kak, aku pengin lihat ini terus sama kakak.” Ujar gadis ini semakin mempererat tubuhnya untuk mendekat ke tubuh kekasihnya itu.
“Iya Sivia sayang. Aku juga pengin banget sama kamu terus. Aku janji gak akan ninggalin kamu sayang. Aku terlalu cinta sama kamu. Kamu juga harus janji sama aku.” Ujar sang pria seraya menengadahkan kepalanya agar bisa menatap gadisnya itu.
“Iya aku janji my prince. Aku sayang sama kamu ka’ Alvin Jonathan Sindunata.”
“Aku juga sayang sama kamu Sivia Azizah.”
“I love you. I always love you. Now, tomorrow and ever J.”
“Aku juga. I love you too my prince.” Ujar Sivia seraya memeluk kekasihnya itu.
SKIP !!!
            Di sebuah rumah mewah dan megah terlihat seorang gadis yang sedang bermain basket di lapangan depan rumah. Tetapi ada yang berbeda dengan permainan gadis ini, gadis ini bermain secara asal-asalan tidak seperti biasanya yang selalu keren dalam bermain.
“Arggghhhh (mengacak rambutnya sendiri). Gue benci banget sama loe Cakka, sungpahh yahh loe tuh nyebelin banget jadi cowok. Loe gak tahu apa-apa tentang gue, jadi loe gak berhak menilai gue kaya gitu. GUE BENCI LOE CAKKA.” Teriak gadis itu
“Agni.”
            Akibat panggilan itu. Otomatis gadis ini membalikan tubuhnya melihat siapa yang datang.
“Loe, ngapain ke rumah gue kak. Gak ngabarin dulu lagi.” Ujar gadis itu yang bernama Agni
“Hehehe (mendekat ke arah Agni). Gue kan mau buat surprise for you. Kenapa nie. Muka loe kasihan bener ag, lagi ada masalah yah J.” Ucap pria yang datang itu
“gak ada apa-apa kok. Gue Cuma lagi pengin main basket ajah. Pengin main bareng gue gak. One by one. Mau ???” Tawar Agni
“Palingan juga loe yang kalah. Secara kan gue kapten basket (menaikkan kerah bajunya). Shion dilawan.”
“Huhuhu, bisanya Cuma sombong doang loe kak. Coba sini lawan gue.” Tantang Agni
“Ok. Siapa takut. Kalo gue menang dapet apa nie.” Ucap Shion jail
“Dapet apa yahh. Yahh jangan ada kaya gituan deh kak. Ntar kalo gue kalah gimana.” Ujar Agni pesimis.
“Masa udah pesimis gituh. Biasanya juga loe yang nantangin gue. Ada apain sihh. Mau cerita gak.”
“Gak ada apa-apa kok. Oyah sebelum kita tanding gue mau Tanya dong.”
“Tanya apa ???” Tanya Shion
“Tujuan loe kesini mau ngapain kak. Mau ketemu sama gue, atau Keke. Atau loe mau ketemu sama bokap nyokap gue.”
“Mau ketemu loe lakh. Ngapain juga gue ketemu sama Bonyok loe. Gak ada di rumah juga kan ??? gue juga tahu kalau Keke lagi belajar kelompok di rumah Acha. Sekarang loe di rumah sendirian kan ???”
“Hmmm, nasib benget gue yah kak. Sendirian mulu di rumah. Untung loe datang. Jadi kan gue ada temen.” Gumam Agni lirih
“Udah dong. Sahabat gue sejak kapan murung gini. Semangat dong Ag, yaudah kita tanding basket ajah yuk, kalau loe menang loe boleh minta apa ajah ke gue dehh. Kalau gue menang loe harus masakkin makanan buat gue.”
“Ogah. Gue gak bisa masak kak. Loe mau ngehina gue nie ceritanya.” Ucap Agni manyun
“Hahaha J. Bercanda lagi non, Hmmm, loe harus mau nemenin gue jalan hari ini. Full.” Tantang Shion
“Ok, kalau itu gak masalah. Yaudah yuk.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Bingung. Itulah yang dirasakan oleh gadis cantik ini. Sedari tadi dia hanya melakukan hal-hal yang tidak jelas. Berkali-kali juga dia melempar BB’nya ke kasur. Sebagai pelampiasan kebingungan dia, guling juga jadi sasarannya.
“Gue bingung banget nie. Gue telepon kak Rio gak yah. Udah mepet banget waktunya. Kak Rio juga sihh yang salah. Dia gak pernah ngajakkin gue belajar bareng. Tapi emang gue sihh yang butuh. Gue telepon gak yahh.” Celoteh gadis ini sendiri seraya berjalan bolak-balik di kamarnya
            Setelah beberapa menit dalam posisi seperti itu akhirnya gadis ini mempunyai kesimpulannya. Dia mengambil BB’nya yang telah di lempar sebelumnya ke kasur setelah itu membuka contact dan mencari nama seseorang setelah itu menekan tombol hijau
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Di tempat lain. Seorang pria sedang membaca buku di balkon kamarnya seraya bersender ke dinding tembok. BB’nya ia taruh di atas meja belajarnya.
            Beberapa saat kemudian lagu One Time dari Justin Bieber terdengar nyaring. Panggilan masuk terlihat dari layar BB’nya. Tetapi pria ini tetap tidak bergeming. Pria ini tetap asyik membaca buku.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Gadis ini sedari tadi terus terusan bersungut sungut seraya menggenggam BB’nya yang terpasang di telingannya.
“Ihhhh kak Rio, angkat dong teleponya. Pasti nie anak lagi baca buku dehh, ahhh kak Rio, angkat buruan.” Celoteh gadis ini kesal
“Gue ke rumahnya ajah dehh. Sekalian belajar ajah. Nie kan hari minggu.” Tekad gadis ini seraya mematikan sambungan teleponya.
            Kemudian mengambil sweater’nya dan mengambil kunci mobil seraya turun ke bawah dan menuju ke garasi mobil setelah itu memasuki mobil dan CABUT J.
SKIP !!!
            Gadis ini sampai di sebuah rumah di daerah kompleks yang sangat asri dengan perpaduan warna putih dengan kuning menjadikan rumah ini bertambah asri. Berbagai macam tumbuhan berdiri kokoh (?) di samping pagar. Gadis ini langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah itu dan turun.
“(menekan bel). Permisi. Permisi.” Teriak gadis ini
            Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan terlihat wanita paruh baya di balik pintu.
“Iya non, cari siapa yah.” Tanya wanita paruh baya itu.
“Maaf Bi, saya mencari Rio bi, Mario’nya ada ???” Tanya gadis ini
“Ada non, non ini siapa yahh. Ada keperluan apa yah datang kemari ???” Tanya Bibi
“Hmm nama saya Shilla bi, saya mau belajar bersama dengan dia. Bisa di panggilkan bi.”
“Bisa non, silahkan masuk dulu. Bibi panggilkan den Rio’nya dulu.”
“Iya bi, terima kasih.” Ucap Shilla seraya duduk di sofa ruang tamu
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Di lain tempat. Di sebuah mall yang sangat megah dan besar yang bernama Dinasty mall. Terlihat sepasang muda mudi yang sedang berjalan-jalan.terlihat gadisnya itu merangkul lengan pria itu. Mereka berkeliling mall sudah 4 jam. Terlihat raut wajah kesal yang terpancar di wajah sang pria.
“Istirahat dulu yukk. Capek banget nie.” Ujar sang pria
“Adduhhh Cakka, jangan istirahat dong. Aku pengin beli barang-barang lagi. Katanya aku boleh beli apa ajah. Terus yang bayarin kamu. Masa udah istirahat sihh. Aku kan belum beli Tas, Sepatu, Baju, Celana, Aksesoris. Gimana sihh.” Celoteh gadis ini. Aren.
“Diem bisa gak, gue tuhh udah capek. Loe mau meras gue yah. Gila apa barang-barang itu semuanya mau loe beli. Beli aja sendiri. Gue mau pulang. Duit gue udah abiss.” Bentak pria itu yang bernama Cakka seraya pergi meninggalkan gadis itu.
“Cak, yahh kok pergi sihh.” Ucap gadis itu manja seraya merangkul lengan Cakka
“Lepas nona Aren, gue mau pulang. Mulai sekarang kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Gue sama loe END. Gue mutusin loe hari ini juga. Ngerti loe.” Bentak Cakka seraya pergi meninggalkan gadis itu
“Cak gue gak terima loe mutusin gue. Lihat aja nanti. Gue itu emang gak butuh loe. Tapi gue butuh semua duit loe. Pokoknya sebelum gue beli barang-barang itu dari loe gue gak akan menyerah buat dapetin loe.” Gumam Gadis itu seraya tersenyum licik
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Terlihat seorang pria sedang menuruni tangga dan memasang muka datar. Sedangkan sang gadis mengembangkan senyumnya seraya melihat pria itu turun. Akhirnya orang yang sedari tadi di nantinya muncul juga. Itulah yang ada di benak sang gadis.
“Ngapain sihh loe kesini.” Tanya pria itu datar
“Mmm, mau belajar bareng kak, maafin gue. Gue gak bilang dulu sama loe. Tapi gue kesini Cuma mau minta loe ngajarin gue buat prepare test nanti kak.” Ujar gadis itu ragu
“Oh gituh. (menghampiri sang gadis). Yaudah lahh. Ini juga perintah Kepsek kan. Dan tugas gue juga buat ngajarin loe buat prepare test. Bentar yahh, gue ambilin minum dulu buat loe.” Ucap pria itu seraya pergi menuju dapur
            Beberapa menit kemudian pria ini kembali dengan membawa es jeruk 2 dengan beberapa cemilan kemudian meletakkan di depan mereka (meja). Kemudian pria itu duduk tepat di sebelah sang gadis.
“Minum dulu tuhh.” Suruh pria itu datar
“Makasih kak (mengambil minumannya dan meminumnya). Mmm, sepi sihh kak. Pada kemana ???” Tanya gadis ini basa basi.
“Apa urusan loe. Gak ada sangkut pautnya sama loe dehh perasaan.”
“Maaf kak Rio, bukannya gituh. Aku kan Cuma Tanya kalau gak di jawab juga gapapa sihh.”
“Bokap Nyokap gue lagi ke luar kota. Adek gue lagi main di rumah temen.” Jawab Rio datar
“Oh gituh.”
“Yaudah mulai, ngapain loe bengong gitu. tambah jelek aja loe.”
“Eh iya iya.”
            Kemudian mereka berdua memulai belajar bersama. Sesekali sang pria memberi pertanyaan kepada gadis itu seusai menerangkan. Sedangkan sang gadis dengan patuh menuruti apa yang di suruh oleh ketua osis SMA Tunas Bangsa itu.
SKIP !!!
            Pagi yang cerah. Matahari telah menampakan dirinya. SMA Tunas Bangsa telah dipenuhi siswa siswi yang baru datang untuk melaksanakan tugas mereka sebagai siswa.
            Terlihat 4 pria tampan yang sedang berjalan memasuki sekolahnya setelah mereka berhasil memarkirkan motor ninja mereka di parkiran. Semua siswi terpana melihat 4 pria paling tampan di sekolahnya. Mereka bukan hanya tampan tapi juga memiliki prestasi akademik maupun non akademik.
            Mereka berjalan memasuki kelas mereka yaitu XI IPA 2. Sedangkan para gadis dengan hebohnya meneriakan nama mereka ketika mereka berjalan di hadapannya. Berbeda dengan 4 gadis yang sedang asyik memakan pesanan mereka di kantin. Keempat gadis ini terlihat seperti biasa saja.
“Gila, kurang kerjaan banget sih teriak-teriak pagi-pagi.” Ucap gadis berambut panjang seraya memasukan sesuap nasi goring ke dalam mulutnya.
“Addduhhhh Shilla. Please deh. Bukanya gue udah pernah cerita yah tentang mereka.” Ujar gadis chubby
“Cowo gue makin lama makin banyak aja fans’nya. Jadi takut tersingkir nie gue.” Keluh gadis berbehel seraya meminum Es The Manis yang di pesannya.
“Please deh fy, gak usah lebay. Mereka kan bisanya Cuma tebar pesona doang. Loe marahin aja cowo loe supaya gak sering tebar pesona.” Ketus gadis tomboy.
“Siapa yang lebay Agnii. Gue ngomong nyata lagi. Cowo gue tuh gak pernah tebar pesona. Mereka nya aja yang kecentilan banget.” Bela gadis berbehel.
“Ekh, udah udah. Ngapain kalian ributin mereka sih. Aneh-aneh aja deh.” Lerai Shilla
“Gitu-gitu my prince tahu salah satu di antara mereka J.” Bangga Sivia
“He’empt. Oya Shill, kemarin loe minta di ajarin sama kak Rio yah.” Ujar Ify kepada Shilla.
“Iyah. Bener-bener sabar banget gue. Huft, ada gitu orang yang sedingin dia.” Keluh Shilla
“Itu karena faktor tertentu tahu Shill. Gue yakin kok, loe yang bakal ngerubah dia kaya dulu lagi.” Yakin Agni seraya memakan makanannya.
“Emang dia dulu kaya gimana ???” Tanya Shilla.
“Anaknya rame, suka bercanda, jail lagi dan dia ramah sama semua orang gak sedingin sekarang.” Jawab Sivia mendiskripsikan Rio dulu
“Iya Shill, dia juga anaknya gak se jaim sekarang. Dan loe pasti bisa ngerubah dia. Gue juga yakin kok, just you yang bisa bikin kak Rio kaya dulu lagi.” Ucap Ify
“Kok gue ??? Apa hubungannya sama gue ??? Yakin banget loe bertiga. Kalo dia ketemu gue aja penginya marah mulu.” Ketus Shilla.
“Santai aja non ngomongnya. Suatu saat nanti loe bakal tahu. Masuk Yuk, udah mau bel masuk nie.” Ucap Agni seraya beranjak dari duduknya. Diikuti yang lain. Kemudian mereka masuk ke kelas mereka yaitu kelas X.1.
SKIP !!!
            Pelajaran Fisika di kelas X.1 membuat semua murid pusing setengah mati. Apalagi banyak rumus yang harus mereka hafalkan. Guru yang mengajar mereka juga sangat Killer menurut pandangan mereka. 1 kesalahan yang di perbuat oleh murid akan dapat hukuman 2 x lipat dari kesalahan itu.
            Semua murid memilih untuk sibuk dengan kegiatanya masing-masing daripada harus memahami apa yang di ajarkan oleh guru Killer di depan mereka yang sedang sibuk menulis itu. Kemudian.
“Ok anak-anak. Ini ada 1 soal yang harus kalian selesaikan. Dan pak guru akan meminta salah satu di antara kalian untuk mengejarkan soal ini. SHILLA, kamu maju untuk mengejarkan soal ini.” Ucap Pak Roy seraya menujuk Shilla yang sedang asyik menggambar di buku tulisnya itu.
“Ah eh, iya pak.” Ucap Shilla gugup.
“Cepat kerjakan. Maju kamu.” Perintah Pak Roy.
            Mau tidak mau gadis ini maju untuk mengerjakan soal yang di berikan guru Killer itu. Dengan langkah gontai gadis ini berjalan akhirnya sampai di hadapan Pak Roy. Mengambil sepidol dan memulai mengerjakan soal itu.
“Mengapa kamu diam saja. Cepat kerjakan.” Perintah Pak Roy
“Maaf pak. Tadi saya tidak mendengarkan apa yang bapak ajarkan. Jadi saya tidak bisa mengerjakan soal ini.” Ucap Shilla menunduk.
“Kamu itu anak baru disini. Berani sekali kamu tidak mendengarkan ajaran saya. Kamu tahu, pelajaran ini itu sangat penting untuk masa depan kamu. Malah kamu tidak mendengarkan apa yang saya ajarkan. Jagan ikut-ikutan teman-teman kamu yang lain. Bla ….. Bla ...... Bla.” Celoteh Pak Roy. Sedangkan para murid memilih untuk tidak mendengarkan celotehan Pak Roy.
“Sekarang kamu bersihkan Kamar mandi putri sekarang. Cepat.” Suruh Pak Roy kepada Shilla
“I iiya pak.” Ucap Shilla seraya berlari keluar kelas dan menuju ke kamar mandi putri.
SKIP !!!
            Seorang gadis cantik sedang mengepel lantai kamar mandi putrid dan membersihkan lantai kamar mandi itu. Sungguh malang nasib gadis cantik ini.
“Huft, bau banget lagi. Gila apa gue di suruh ngerjain tugas kaya gini. Pak Roy kurang kerjaan banget sih nyuruh gue ngepel lantai sama bersihin kamar mandi kaya gini. Baru juga masuk ke sekolah ini, udah dapet hukuman berat kaya gini … Bla … Bla …. Bla.” Celoteh gadis ini sendiri.
“Loe yang kurang kerjaan. Ngomong sendiri. Di kamar mandi lagi. Kaya orang gila loe.” Ucap seorang pria yang sedang membaca buku seraya menyenderkan tubuhnya di tembok.
“Kak Rio. Ngapain loe di situ.” Tanya Shilla bingung.
“Terserah gue dong. Ini tempat umum kan ??? Justru gue yang mau bilang sama loe. Jadi anak baru itu yang sopan dikit sama guru. Ngapain loe jelek-jelekin Pak Roy. Loe’nya aja yang salah.”
“Heh, kenapa loe yang sewot sih. Terserah gue dong. Mau di hukum kek mau di kasih hadiah kek. Itu urusan gue. Suka-suka gue dong.” Balas Shilla gak kalah nyolot
“Loe jadi cewe gak ada sopan-sopannya banget sih. Biasa aja dong. Pantesan aja loe pindah ke sini. Pasti sekolah loe yang dulu ngusir loe yah. Makannya loe pindah ke sini.”
“Heh, sembarangan aja loe bilang. Gue di usir ??? Gue tuh pindah karena bokap gue ada kerjaan disini. Makannya gue pindah. Enak aja gue di usir.” Ketus Shilla yang tidak terima dengan kata-kata pria itu seraya menaruh kedua tangan di pinggangnya.
“Masa. Bukannya di usir ???”
“Ihhh, loe tuh nyebelin banget sih jadi cowo. Bisa-bisanya loe jadi ketua osis. Songong gitu. kalo misalkan gak ada test itu juga gue gak akan minta tolong sama loe.”
“Yaudah, mulai sekarang loe gak boleh minta bantuan sama loe lagi. Ini permintaan loe sendiri. Dasar cewe gila. Kerjain tuh yang bersih. Jangan ada yang kotor.” Suruh Rio seenaknya.
“Oh tentu dong. Kamar mandi ini bakalan BERSIH. Dan mulai sekarang gue gak akan minta bantuan sama loe lagi. Tenang aja. Gue gak akan ngomong sama Bu Kepsek. Dan makasih udah ngajarin gue kemarin.” Nyolot Shilla seraya masuk kamar mandi membawa ember dan alat pel lainnya.
“Huft. Akhirnya gue bebas juga dari nenek sihir itu. Males banget harus ngajarin cewe kaya gitu. kurang kerjaan banget.” Gumam Rio seraya berjalan meninggalkan kamar mandi.
SKIP !!!
            Beberapa hari kemudian. Gadis ini masih setia dengan buku-bukunya. Selama beberapa hari ini gadis ini bekerja keras untuk bisa mengerjakan Test nanti. Gadis ini selalu belajar dan belajar agar bisa lulus Test dan menjadi siswa SMA Tunas Bangsa tanpa ada orang yang membantu. Dan besok pagi gadis ini harus sudah siap untuk melaksanakan test dari Sekolah.
            Pagi ini adalah hari terakhir gadis ini belajar. Karena, keesokan harinya gadis ini harus melaksanakan Test itu. Di perpustakaan gadis ini sedang belajar sekarang. Setelah bel masuk berbunyi gadis ini menata bukunya dan bersiap untuk masuk kelas.
“Tuh anak belagu banget sih. Pake belajar sendiri lagi. Kita liat aja nanti. Apa loe bisa ngerjain soal Test nanti.” Gumam seorang pria seraya melanjutkan membacanya yang sempat tertunda tadi.
SKIP !!!
            Pagi yang cerah membuat semangat para murid SMA Tunas Bangsa. Semua murid dengan santainya memasukin sekolah mereka. Berbeda dengan gadis cantik ini. Gadis ini dengan langkah ragu memasuki sekolahnya. Dan melangkah menuju kelasnya.
            Terlihat sahabatnya yang sedang menunggu dirinya di depan kelas.
“Shill, loe udah siap belum buat ngikutin test hari ini.” Ucap Ify
“Siap gak siap gue harus bisa. Doain yah guys. Semoga gue bisa ngerjain tu soal dengan mudah.”
“Amiiinnn. Loe harus yakin Shill. Gue juga yakin kok kalau loe bisa ngerjain tuh soal dengan mudah. Semangat !!!” Ucap Agni menyemangati disertai anggukan Sivia
“Iyah J. Thanks yah guys. Kalian emang sahabat gue yang paling baik.” Ucap Shilla memeluk sahabatnya itu.
“Iyah sama sama Shilla.” Ucap Sahabatnya kompak.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Bro, hari ini Shilla test kan ??? tanggung jawab loe gimana tuh bro.” Ucap Alvin seraya menyenderkan tubuhnya di tembok. Sekarang sedang berada di ruang osis bersama sahabatnya itu.
“Hahaha J. Loe ngebiarin dia belajar sendiri ??? Parah loe.” Kata Cakka mengutak atik laptopnya.
“Iya lah. dia sendiri yang minta gue buat gak ngajarin dia kok. Bukan salah gue dong. Belagu banget sich tuh anak. Gue pengin lihat kemampuan dia itu seberapa.” Ucap Rio, matanya gak lepas dari buku yang di bacanya.
“Gak berubah ternyata sifat loe bro, yaudah gue mau ke perpus dulu. Mau pinjem buku. Ada yang mau ikut ???” Ucap Cakka
“Gue Cak, sekalian mau ngembaliin buku.” Jawab Gabriel.
“Yaudah Yuk, bro gue pergi dulu yah.” Pamit Cakka dan Gabriel
            Setelah itu Cakka dan Gabriel pergi meninggalkan ruang osis. Sedangkan Alvin masih sibuk dengan BB’nya dan ketua osis SMA Tunas Bangsa masih sibuk dengan buku yang lagi dibacanya.
“Bro, loe gak bosen apa (menyimpan BB’nya di saku celananya). Setiap hari kerjaan loe baca bukuuuu mulu. Have fun dong bro.” Ucap Alvin menghampiri Rio
“Gue Have fun kok. Dengan baca buku kaya gini kita lebih banyak wawasan.” Ucap Rio seenaknya
“Wawasan wawasan. Justru itu yang bikin loe itu gak gaul bro. sekali-sekali nyari cewe gitu. Noh, fans loe pada klepek-klepek sama loe. Tinggal tembak ntar juga mereka terima bro.”
“Seenaknya aja loe ngomong, gue itu masih belum bisa nemuin cewe kaya Sylvia. Dia itu cewe special di hati gue setelah nyokap gue. Dan gue belum bisa nemuin cewe yang bisa bikin gue tenang dan bisa bikin gue merasa nyaman ada di deketnya setelah Sylvia pergi ninggalin gue Vin.” Terang Rio sedih
“Ckckck, loe masih mikirin dia??? Lupain aja bro, dia udah tenang di alam sana. Dan gue yakin banget dia pasti lagi sedih ngelihat loe yang putus semangat gini bro. gue yakin, sebenernya Sylvia pengin banget ngelihat loe jadian sama cewe lain. Dan gak terus-terusan trauma kaya gini.” Ucap Alvin
“Alvin, loe jangan seenaknya ngomong gitu deh. Gue masih belum mau nyari cewe. Loe ngerti gak. Sekalipun ada cewe yang ngemis-ngemis cinta sama gue. Gue gak bakalan terima. Gue bakalan nyari cewe baru kalau gue nemuin cewe yang bikin gue nyaman.” Terang Rio seraya duduk di depan Alvin
“Ok, gue harap loe secepatnya nyari cewe.”
“Hempt.” Jawab Rio sekenanya.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Bro, gue balik ke kelas yah. Mau ngerjain sesuatu.” Ucap Gabriel setelah berhasil mengembalikan buku perpus.
“Ya udah deh. Terserah loe aja.” Ucap Cakka seraya memilih buku yang akan dia pinjam.
“Ok Bro, gue cabut.” Pamit Gabriel seraya pergi meninggalkan Cakka yang sedang sibuk-sibuknya memilih buku.
“Iyah, mana sih bukunya, dari tadi gue cariin gak ada. Padahal kemarin gue lihat tuh buku ada disini, kenapa sekarang malah gak ada yah.” Ucap Cakka
            Setelah beberapa menit memutar perpustakaan akhirnya Cakka menemukan bukunya. Tetapi pada saat Cakka mau mengambil bukunya ada tangan lain yang mendahului mengambil buku itu. Sehingga tangan Cakka seperti sedang memegang tangan seseorang yang mendahului mengambil buku.
            Setelah tahu siapa yang mengambil buku itu, Cakka segera menarik tangannya yang sedang memegang tangan itu. Dan Cakka menggaruk rambut belakang kepalannya yang sama sekali tidak gatal.
“Eh itu buku gue, gue dulu yang nemuin.” Ucap Cakka nyolot.
“Enak ajah. Ini buku yang ngambil gue duluan, dasar cowo playboy, ngapain loe tadi megang-megang tangan gue.” Ketus orang yang mengambil buku itu.
“Enak ajah loe ngatain gue cowo playboy. Mending gue normal masih suka sama cowo nah loe. Cewe bukan cowo bukan, ribet idup loe. Nama loe ajah kaya cowo gitu. Agni Tri Wati. Hahaha J.”
“(menatap Cakka tajam). Iyah, gue itu emang gak jelas, gue bukan cewe maupun Cowo, dan 1 lagi. Nama gue itu emang kaya cowo. Tapi 1 yang harus loe inget nama gue itu Agni Tri Nubuwati bukan Agni Tri Wati, ngerti loe. Nih bukunya. Gue udah gak butuh.” Ketus Agni seraya menyerahkan bukunya dan berjalan meninggalkan Cakka.
“Ag tunggu (memegang lengan Agni). Ok, gue ngerti kalau gue udah keterlaluan, gue minta maaf.” Ucap Cakka lirih dengan nada penuh penyesalan.
“Cowo playboy kaya loe minta maaf ??? Gak usah main-main sama gue. Gue itu bukan orang yang mudah loe kibulin kaya cewe-cewe loe yang lain.” Ucap Agni Tajam seraya berjalan cepat.
“Gue itu emang playboy Ag, tapi loe harus tahu, gue nglakuin kaya gini supaya loe juga bales perbuatan gue, jadi setiap hari gue bisa lihat loe dan bertengkar sama loe. Entah kenapa gue itu nyaman kalo ada di deket loe ag.” Gumam Cakka seraya menaruh bukunya dan berjalan keluar Perpus.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
            Terlihat seorang gadis yang sedang seius membaca buku di taman sekolah. Prepare buat test nanti. Gadis ini tidak henti-hentinya membaca buku dan memahami materi yang ada.
“Pusing banget kepala gue, huft. Loe harus bisa Shil, semangat.” Gumam Shilla menyemangati dirinya sendiri.
            Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di samping gadis yang sedang membaca buku ini. Otomatis gadis ini menengok ke arah orang yang duduk di sebelahnya. Kemudian keningnya mengerit tanda dia bingung dengan pria yang sedang duduk di sebelahnya.
“Hay, gue boleh duduk disini kan ???” Tanya pria itu.
“Iya, Hmm, loe siapa ???” Tanya gadis ini ragu
“Gue Riko, anak kelas XI IPA 4. Loe Shilla kan ??? Anak baru di kelas X.1 ???” Ucap pria yang bernama Riko itu memastikan.
“Iya kak.” Jawab Shilla singkat.
“Oh. Lagi ngapain sih. Sibuk banget kayaknya.” Tanya Riko
“Lagi belajar kak, buat prepare test nanti. Kakak sendiri ngapain disini ???” Tanya Shilla
“Hmm iseng aja sih. Lagi belajar yah. Bukanya loe di tolongin sama ketua osis yang sok itu.”
“Kok kakak ngomong gitu. Namanya kak Rio. Kenapa kakak bilang kalo kak Rio itu sok.”
“Ya iyalah. Siapa juga yang suka sama sikapnya yang sok itu. Sok kegantengan, sok pinter, sok segalanya deh pokoknya. Loe juga sependapat sama gue kan ???”
“Hmm, gatau. Gue kan baru disini. Jadi gue gak tahu sifat semua orang yang ada disini kak.”
“Iya juga sih. Suatu saat nanti loe juga bakalan setuju sama kata-kata gue tadi.”
            Setelah itu mereka berdua belajar bersama di selingin dengan canda tawa. Tetapi dibalik keceriaan mereak ada seorang pria yang sedang melihat adegan mereka dengan membawa buku.
“Kenapa nie perasaan gue. Ck, jangan sampai gue suka sama tuh cewe. Akh, kenapa gue gak suka yah tuh cewe deket-deket sama cowo lain. Apaan sih gue.” Gumam Rio seraya melanjutkan jalannya.
SKIP !!!
            Bel pulang sekolah sudah terdengar sangat nyaring. Siswa-siswi SMA Tunas Bangsa berhamburan keluar kelas dan bersiap untuk menuju ke rumah masing-masing. Berbeda dengan keempat gadis cantik yang masih berada di bangku kelas mereka.
“Shill, kita temenin loe buat nglaksanain test’nya yah.” Pinta Sivia
“Gausah guys. Gue juga tahu kok, loe berdua udah di tungguin sama cowo loe masing-masing. Dan Agni gue juga tahu kalo loe punya janji sama kak Shion.” Jawab Shilla seraya memasukkan buku ke dalam tas.
“Gue bisa batalin janji gue Shill.” Jawab Agni
“Gue juga bisa pulang naik taksi kok Shill. Kita temenin yah. Gue gak mau loe ngadepin test’nya sendiri. Sahabat macam apa kita, masa sahabat sendiri lagi kesusahan kita malah tega ninggalin.” Ucap Ify
“Adduuhh Ify, santai aja lagi. Makasih juga karena kalian mau berkorban demi gue. Tapi gue yakin gue bisa ngadepin test itu sendiri. Doain gue aja yang penting.” Ucap Shilla tersenyum manis.
“Serius Shill, loe yakin ??? Tenang aja Shill, gue pasti doain loe supaya lancar.” Ucap Agni menyemangati seraya merangkul Shilla.
“Yaudah Shill, gue duluan yah. Semangat, gue yakin loe pasti bisa.” Ucap Ify senyum manis
“Iyah, gue yakin. Semangat yah. Hubungi kita kalo test’nya udah kelar. Ok.” Ucap Sivia.
“Sippt, hati hati yah guys.” Teriak Shilla setelah sahabatnya berjalan meninggalkan dirinya di kelas. kemudian Shilla melangkah menuju ke ruang Osis dimana test akan berlangsung.
YYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Yo, gue duluan yah. Gapapa kan kalo loe sendirian yang ngurus test nanti ???” Tanya Alvin memastikan
“Iya Bro, kalo loe keberatan kita bisa nemenin loe kok.” Lanjut Cakka
“Tenang aja bro, gapapa kok. Santai aja lagi. Ini kan emang tugas gue. Loe semua pulang aja. Gue bisa ngurusin sendiri.” Jawab Rio seraya membereskan paper yang sempat berantakan
“Ok. Deh bro. gue cabut yah. Cewe gue udah nungguin nie. Bye.” Pamit Gabriel seraya pergi diikuti Alvin dan Cakka.
            Baru beberapa menit setelah kepergian sahabatnya itu, ada seseorang yang mengetuk pintunya. Otomatis ketua osis ini berteriak menyebutkan kata ‘MASUK’. Setelah itu seorang gadis membuka pintunya dan berjalan menghampiri ketua osis ini yang masih sibuk membereskan paper’nya.
“Kak.” Gumam gadis itu.
“Loe ??? Ah eh, loe mau test kan ???” Tanya Rio gugup.
“Iyah.” Jawab Shilla singkat dan lemas.
“Yaudah loe duduk di situ (menunjuk kursi di hadapannya). Tunggu Bu.Ira, Bu Maya sama Pak Duta bentar lagi.”
“Makasih.” Lirih Shilla seraya duduk dan menaruh tas’nya di meja sebelahnya.
            Beberapa saat kemudian ada yang mengetuk pintunya dan langsung membuka pintunya seraya masuk dan menutup pintunya. Bu Maya terlihat membawa soal dan kertas jawaban yang akan di isi oleh Shilla nanti. Setelah itu mereka duduk tepat di hadapan Shilla, sementara Rio berdiri di sebelah Shilla.
“Ok, Bisa di mulai sekarang Shilla.” Tanya Bu.Ira
“Bisa bu.”
“Bagus, materi yang kalian dapatkan udah banyak kan ??? Dengan dibantu sama Rio. Ibu harap kamu mendapatkan nilai yang memuaskan nanti.” Ucap Bu. Maya menaruh soal test di meja sebelah Shilla.
“Iya Bu.”
“Baik Shilla, kerjakan soal ini (menaruh soal test di depan meja Shilla). Waktu kamu adalah 2 jam. Dan kamu Rio, kamu bisa keluar sekarang.” Suruh Pak Duta.
“Baik Pak, permisi semuanya.” Pamit Rio seraya keluar dari ruang osis dan menutup pintunya lagi.
            Setelah Rio berhasil keluar dari ruangan osis, Shilla mengerjakan soal itu dengan sungguh-sungguh walaupun tubuhnya terasa lemas karena waktu yang dia gunakan untuk istirahat malah dia gunakan untuk belajar dan belajar. Sementara di depan ruang osis.
“Addduuhhh, gue ngerasa bersalah banget sama tuh cewe. Gimana nie kalo dia gak bisa ngerjainya, tapi gue yakin 100 % kalo misalkan dia bisa ngerjainnya. Tungguin dia aja deh. Gue ngerasa bersalah juga sama tuh anak.” Gumam Rio seraya mondar mandir di depan ruang osis.

1 komentar:

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*