Hari
sudah mulai semakin gelap. Matahari pun siap untuk kembali menyembunyikan
tubuhnya. Tetapi pasangan yang satu ini tidak beranjak juga dari tempatnya.
Entah apa yang mereka bahas. Mereka masih saja diam memandang pemandangan di
hadapannya. Langit yang mulai berubah jadi orange ke kuning-kuningan,
mengakibatkan pemandangan di hadapannya.
2 sejoli ini menikmati masa-masa
indahnya bersama sore ini. Di pantai dekat kompleks mereka menghabiskan waktu
bersama. Sang gadis menyenderkan tubuhnya di bahu sang pria tampan ini.
Sedangkan pria itu melingkarkan tangannya di pinggang sang gadis.
“Indah
banget yahh kak, aku pengin lihat ini terus sama kakak.” Ujar gadis ini semakin
mempererat tubuhnya untuk mendekat ke tubuh kekasihnya itu.
“Iya
Sivia sayang. Aku juga pengin banget sama kamu terus. Aku janji gak akan
ninggalin kamu sayang. Aku terlalu cinta sama kamu. Kamu juga harus janji sama
aku.” Ujar sang pria seraya menengadahkan kepalanya agar bisa menatap gadisnya
itu.
“Iya aku
janji my prince. Aku sayang sama kamu ka’ Alvin Jonathan Sindunata.”
“Aku
juga sayang sama kamu Sivia Azizah.”
“I love you.
I always love you. Now, tomorrow and ever J.”
“Aku
juga. I love you too my prince.” Ujar Sivia seraya memeluk kekasihnya itu.
SKIP !!!
Di sebuah rumah mewah dan megah
terlihat seorang gadis yang sedang bermain basket di lapangan depan rumah.
Tetapi ada yang berbeda dengan permainan gadis ini, gadis ini bermain secara
asal-asalan tidak seperti biasanya yang selalu keren dalam bermain.
“Arggghhhh
(mengacak rambutnya sendiri). Gue benci banget sama loe Cakka, sungpahh yahh
loe tuh nyebelin banget jadi cowok. Loe gak tahu apa-apa tentang gue, jadi loe
gak berhak menilai gue kaya gitu. GUE BENCI LOE CAKKA.” Teriak gadis itu
“Agni.”
Akibat
panggilan itu. Otomatis gadis ini membalikan tubuhnya melihat siapa yang
datang.
“Loe,
ngapain ke rumah gue kak. Gak ngabarin dulu lagi.” Ujar gadis itu yang bernama
Agni
“Hehehe
(mendekat ke arah Agni). Gue kan mau buat surprise for you. Kenapa nie. Muka
loe kasihan bener ag, lagi ada masalah yah J.” Ucap pria yang datang itu
“gak ada
apa-apa kok. Gue Cuma lagi pengin main basket ajah. Pengin main bareng gue gak.
One by one. Mau ???” Tawar Agni
“Palingan
juga loe yang kalah. Secara kan gue kapten basket (menaikkan kerah bajunya).
Shion dilawan.”
“Huhuhu,
bisanya Cuma sombong doang loe kak. Coba sini lawan gue.” Tantang Agni
“Ok.
Siapa takut. Kalo gue menang dapet apa nie.” Ucap Shion jail
“Dapet
apa yahh. Yahh jangan ada kaya gituan deh kak. Ntar kalo gue kalah gimana.”
Ujar Agni pesimis.
“Masa
udah pesimis gituh. Biasanya juga loe yang nantangin gue. Ada apain sihh. Mau
cerita gak.”
“Gak ada
apa-apa kok. Oyah sebelum kita tanding gue mau Tanya dong.”
“Tanya
apa ???” Tanya Shion
“Tujuan
loe kesini mau ngapain kak. Mau ketemu sama gue, atau Keke. Atau loe mau ketemu
sama bokap nyokap gue.”
“Mau
ketemu loe lakh. Ngapain juga gue ketemu sama Bonyok loe. Gak ada di rumah juga
kan ??? gue juga tahu kalau Keke lagi belajar kelompok di rumah Acha. Sekarang
loe di rumah sendirian kan ???”
“Hmmm,
nasib benget gue yah kak. Sendirian mulu di rumah. Untung loe datang. Jadi kan
gue ada temen.” Gumam Agni lirih
“Udah
dong. Sahabat gue sejak kapan murung gini. Semangat dong Ag, yaudah kita
tanding basket ajah yuk, kalau loe menang loe boleh minta apa ajah ke gue dehh.
Kalau gue menang loe harus masakkin makanan buat gue.”
“Ogah.
Gue gak bisa masak kak. Loe mau ngehina gue nie ceritanya.” Ucap Agni manyun
“Hahaha J. Bercanda lagi non, Hmmm, loe
harus mau nemenin gue jalan hari ini. Full.” Tantang Shion
“Ok,
kalau itu gak masalah. Yaudah yuk.”
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Bingung. Itulah yang dirasakan oleh
gadis cantik ini. Sedari tadi dia hanya melakukan hal-hal yang tidak jelas. Berkali-kali
juga dia melempar BB’nya ke kasur. Sebagai pelampiasan kebingungan dia, guling
juga jadi sasarannya.
“Gue
bingung banget nie. Gue telepon kak Rio gak yah. Udah mepet banget waktunya.
Kak Rio juga sihh yang salah. Dia gak pernah ngajakkin gue belajar bareng. Tapi
emang gue sihh yang butuh. Gue telepon gak yahh.” Celoteh gadis ini sendiri
seraya berjalan bolak-balik di kamarnya
Setelah beberapa menit dalam posisi
seperti itu akhirnya gadis ini mempunyai kesimpulannya. Dia mengambil BB’nya
yang telah di lempar sebelumnya ke kasur setelah itu membuka contact dan
mencari nama seseorang setelah itu menekan tombol hijau
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Di tempat lain. Seorang pria sedang
membaca buku di balkon kamarnya seraya bersender ke dinding tembok. BB’nya ia
taruh di atas meja belajarnya.
Beberapa saat kemudian lagu One Time
dari Justin Bieber terdengar nyaring. Panggilan masuk terlihat dari layar
BB’nya. Tetapi pria ini tetap tidak bergeming. Pria ini tetap asyik membaca
buku.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Gadis ini sedari tadi terus terusan
bersungut sungut seraya menggenggam BB’nya yang terpasang di telingannya.
“Ihhhh
kak Rio, angkat dong teleponya. Pasti nie anak lagi baca buku dehh, ahhh kak
Rio, angkat buruan.” Celoteh gadis ini kesal
“Gue ke
rumahnya ajah dehh. Sekalian belajar ajah. Nie kan hari minggu.” Tekad gadis
ini seraya mematikan sambungan teleponya.
Kemudian mengambil sweater’nya dan
mengambil kunci mobil seraya turun ke bawah dan menuju ke garasi mobil setelah
itu memasuki mobil dan CABUT J.
SKIP !!!
Gadis ini sampai di sebuah rumah di
daerah kompleks yang sangat asri dengan perpaduan warna putih dengan kuning
menjadikan rumah ini bertambah asri. Berbagai macam tumbuhan berdiri kokoh (?)
di samping pagar. Gadis ini langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah itu
dan turun.
“(menekan
bel). Permisi. Permisi.” Teriak gadis ini
Beberapa
saat kemudian pintu terbuka dan terlihat wanita paruh baya di balik pintu.
“Iya non,
cari siapa yah.” Tanya wanita paruh baya itu.
“Maaf
Bi, saya mencari Rio bi, Mario’nya ada ???” Tanya gadis ini
“Ada
non, non ini siapa yahh. Ada keperluan apa yah datang kemari ???” Tanya Bibi
“Hmm
nama saya Shilla bi, saya mau belajar bersama dengan dia. Bisa di panggilkan
bi.”
“Bisa
non, silahkan masuk dulu. Bibi panggilkan den Rio’nya dulu.”
“Iya bi,
terima kasih.” Ucap Shilla seraya duduk di sofa ruang tamu
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Di lain tempat. Di sebuah mall yang
sangat megah dan besar yang bernama Dinasty mall. Terlihat sepasang muda mudi
yang sedang berjalan-jalan.terlihat gadisnya itu merangkul lengan pria itu.
Mereka berkeliling mall sudah 4 jam. Terlihat raut wajah kesal yang terpancar
di wajah sang pria.
“Istirahat
dulu yukk. Capek banget nie.” Ujar sang pria
“Adduhhh
Cakka, jangan istirahat dong. Aku pengin beli barang-barang lagi. Katanya aku
boleh beli apa ajah. Terus yang bayarin kamu. Masa udah istirahat sihh. Aku kan
belum beli Tas, Sepatu, Baju, Celana, Aksesoris. Gimana sihh.” Celoteh gadis
ini. Aren.
“Diem
bisa gak, gue tuhh udah capek. Loe mau meras gue yah. Gila apa barang-barang
itu semuanya mau loe beli. Beli aja sendiri. Gue mau pulang. Duit gue udah
abiss.” Bentak pria itu yang bernama Cakka seraya pergi meninggalkan gadis itu.
“Cak,
yahh kok pergi sihh.” Ucap gadis itu manja seraya merangkul lengan Cakka
“Lepas
nona Aren, gue mau pulang. Mulai sekarang kita gak ada hubungan apa-apa lagi.
Gue sama loe END. Gue mutusin loe hari ini juga. Ngerti loe.” Bentak Cakka
seraya pergi meninggalkan gadis itu
“Cak gue
gak terima loe mutusin gue. Lihat aja nanti. Gue itu emang gak butuh loe. Tapi gue
butuh semua duit loe. Pokoknya sebelum gue beli barang-barang itu dari loe gue
gak akan menyerah buat dapetin loe.” Gumam Gadis itu seraya tersenyum licik
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Terlihat seorang pria sedang
menuruni tangga dan memasang muka datar. Sedangkan sang gadis mengembangkan
senyumnya seraya melihat pria itu turun. Akhirnya orang yang sedari tadi di
nantinya muncul juga. Itulah yang ada di benak sang gadis.
“Ngapain
sihh loe kesini.” Tanya pria itu datar
“Mmm,
mau belajar bareng kak, maafin gue. Gue gak bilang dulu sama loe. Tapi gue
kesini Cuma mau minta loe ngajarin gue buat prepare test nanti kak.” Ujar gadis
itu ragu
“Oh
gituh. (menghampiri sang gadis). Yaudah lahh. Ini juga perintah Kepsek kan. Dan
tugas gue juga buat ngajarin loe buat prepare test. Bentar yahh, gue ambilin
minum dulu buat loe.” Ucap pria itu seraya pergi menuju dapur
Beberapa menit kemudian pria ini
kembali dengan membawa es jeruk 2 dengan beberapa cemilan kemudian meletakkan
di depan mereka (meja). Kemudian pria itu duduk tepat di sebelah sang gadis.
“Minum
dulu tuhh.” Suruh pria itu datar
“Makasih
kak (mengambil minumannya dan meminumnya). Mmm, sepi sihh kak. Pada kemana ???”
Tanya gadis ini basa basi.
“Apa
urusan loe. Gak ada sangkut pautnya sama loe dehh perasaan.”
“Maaf
kak Rio, bukannya gituh. Aku kan Cuma Tanya kalau gak di jawab juga gapapa
sihh.”
“Bokap
Nyokap gue lagi ke luar kota. Adek gue lagi main di rumah temen.” Jawab Rio
datar
“Oh
gituh.”
“Yaudah
mulai, ngapain loe bengong gitu. tambah jelek aja loe.”
“Eh iya
iya.”
Kemudian mereka berdua memulai
belajar bersama. Sesekali sang pria memberi pertanyaan kepada gadis itu seusai
menerangkan. Sedangkan sang gadis dengan patuh menuruti apa yang di suruh oleh
ketua osis SMA Tunas Bangsa itu.
SKIP !!!
Pagi yang cerah. Matahari telah
menampakan dirinya. SMA Tunas Bangsa telah dipenuhi siswa siswi yang baru
datang untuk melaksanakan tugas mereka sebagai siswa.
Terlihat 4 pria tampan yang sedang
berjalan memasuki sekolahnya setelah mereka berhasil memarkirkan motor ninja
mereka di parkiran. Semua siswi terpana melihat 4 pria paling tampan di
sekolahnya. Mereka bukan hanya tampan tapi juga memiliki prestasi akademik maupun
non akademik.
Mereka berjalan memasuki kelas
mereka yaitu XI IPA 2. Sedangkan para gadis dengan hebohnya meneriakan nama
mereka ketika mereka berjalan di hadapannya. Berbeda dengan 4 gadis yang sedang
asyik memakan pesanan mereka di kantin. Keempat gadis ini terlihat seperti
biasa saja.
“Gila,
kurang kerjaan banget sih teriak-teriak pagi-pagi.” Ucap gadis berambut panjang
seraya memasukan sesuap nasi goring ke dalam mulutnya.
“Addduhhhh
Shilla. Please deh. Bukanya gue udah pernah cerita yah tentang mereka.” Ujar
gadis chubby
“Cowo
gue makin lama makin banyak aja fans’nya. Jadi takut tersingkir nie gue.” Keluh
gadis berbehel seraya meminum Es The Manis yang di pesannya.
“Please
deh fy, gak usah lebay. Mereka kan bisanya Cuma tebar pesona doang. Loe marahin
aja cowo loe supaya gak sering tebar pesona.” Ketus gadis tomboy.
“Siapa
yang lebay Agnii. Gue ngomong nyata lagi. Cowo gue tuh gak pernah tebar pesona.
Mereka nya aja yang kecentilan banget.” Bela gadis berbehel.
“Ekh,
udah udah. Ngapain kalian ributin mereka sih. Aneh-aneh aja deh.” Lerai Shilla
“Gitu-gitu
my prince tahu salah satu di antara mereka J.” Bangga Sivia
“He’empt.
Oya Shill, kemarin loe minta di ajarin sama kak Rio yah.” Ujar Ify kepada
Shilla.
“Iyah.
Bener-bener sabar banget gue. Huft, ada gitu orang yang sedingin dia.” Keluh
Shilla
“Itu
karena faktor tertentu tahu Shill. Gue yakin kok, loe yang bakal ngerubah dia
kaya dulu lagi.” Yakin Agni seraya memakan makanannya.
“Emang
dia dulu kaya gimana ???” Tanya Shilla.
“Anaknya
rame, suka bercanda, jail lagi dan dia ramah sama semua orang gak sedingin
sekarang.” Jawab Sivia mendiskripsikan Rio dulu
“Iya
Shill, dia juga anaknya gak se jaim sekarang. Dan loe pasti bisa ngerubah dia.
Gue juga yakin kok, just you yang bisa bikin kak Rio kaya dulu lagi.” Ucap Ify
“Kok gue
??? Apa hubungannya sama gue ??? Yakin banget loe bertiga. Kalo dia ketemu gue
aja penginya marah mulu.” Ketus Shilla.
“Santai
aja non ngomongnya. Suatu saat nanti loe bakal tahu. Masuk Yuk, udah mau bel
masuk nie.” Ucap Agni seraya beranjak dari duduknya. Diikuti yang lain.
Kemudian mereka masuk ke kelas mereka yaitu kelas X.1.
SKIP !!!
Pelajaran Fisika di kelas X.1
membuat semua murid pusing setengah mati. Apalagi banyak rumus yang harus
mereka hafalkan. Guru yang mengajar mereka juga sangat Killer menurut pandangan
mereka. 1 kesalahan yang di perbuat oleh murid akan dapat hukuman 2 x lipat
dari kesalahan itu.
Semua murid memilih untuk sibuk
dengan kegiatanya masing-masing daripada harus memahami apa yang di ajarkan
oleh guru Killer di depan mereka yang sedang sibuk menulis itu. Kemudian.
“Ok
anak-anak. Ini ada 1 soal yang harus kalian selesaikan. Dan pak guru akan
meminta salah satu di antara kalian untuk mengejarkan soal ini. SHILLA, kamu
maju untuk mengejarkan soal ini.” Ucap Pak Roy seraya menujuk Shilla yang
sedang asyik menggambar di buku tulisnya itu.
“Ah eh,
iya pak.” Ucap Shilla gugup.
“Cepat
kerjakan. Maju kamu.” Perintah Pak Roy.
Mau tidak mau gadis ini maju untuk
mengerjakan soal yang di berikan guru Killer itu. Dengan langkah gontai gadis
ini berjalan akhirnya sampai di hadapan Pak Roy. Mengambil sepidol dan memulai
mengerjakan soal itu.
“Mengapa
kamu diam saja. Cepat kerjakan.” Perintah Pak Roy
“Maaf
pak. Tadi saya tidak mendengarkan apa yang bapak ajarkan. Jadi saya tidak bisa
mengerjakan soal ini.” Ucap Shilla menunduk.
“Kamu
itu anak baru disini. Berani sekali kamu tidak mendengarkan ajaran saya. Kamu
tahu, pelajaran ini itu sangat penting untuk masa depan kamu. Malah kamu tidak
mendengarkan apa yang saya ajarkan. Jagan ikut-ikutan teman-teman kamu yang
lain. Bla ….. Bla ...... Bla.” Celoteh Pak Roy. Sedangkan para murid memilih
untuk tidak mendengarkan celotehan Pak Roy.
“Sekarang
kamu bersihkan Kamar mandi putri sekarang. Cepat.” Suruh Pak Roy kepada Shilla
“I iiya
pak.” Ucap Shilla seraya berlari keluar kelas dan menuju ke kamar mandi putri.
SKIP !!!
Seorang gadis cantik sedang mengepel
lantai kamar mandi putrid dan membersihkan lantai kamar mandi itu. Sungguh
malang nasib gadis cantik ini.
“Huft,
bau banget lagi. Gila apa gue di suruh ngerjain tugas kaya gini. Pak Roy kurang
kerjaan banget sih nyuruh gue ngepel lantai sama bersihin kamar mandi kaya
gini. Baru juga masuk ke sekolah ini, udah dapet hukuman berat kaya gini … Bla
… Bla …. Bla.” Celoteh gadis ini sendiri.
“Loe
yang kurang kerjaan. Ngomong sendiri. Di kamar mandi lagi. Kaya orang gila
loe.” Ucap seorang pria yang sedang membaca buku seraya menyenderkan tubuhnya
di tembok.
“Kak
Rio. Ngapain loe di situ.” Tanya Shilla bingung.
“Terserah
gue dong. Ini tempat umum kan ??? Justru gue yang mau bilang sama loe. Jadi
anak baru itu yang sopan dikit sama guru. Ngapain loe jelek-jelekin Pak Roy.
Loe’nya aja yang salah.”
“Heh,
kenapa loe yang sewot sih. Terserah gue dong. Mau di hukum kek mau di kasih
hadiah kek. Itu urusan gue. Suka-suka gue dong.” Balas Shilla gak kalah nyolot
“Loe
jadi cewe gak ada sopan-sopannya banget sih. Biasa aja dong. Pantesan aja loe
pindah ke sini. Pasti sekolah loe yang dulu ngusir loe yah. Makannya loe pindah
ke sini.”
“Heh,
sembarangan aja loe bilang. Gue di usir ??? Gue tuh pindah karena bokap gue ada
kerjaan disini. Makannya gue pindah. Enak aja gue di usir.” Ketus Shilla yang
tidak terima dengan kata-kata pria itu seraya menaruh kedua tangan di
pinggangnya.
“Masa.
Bukannya di usir ???”
“Ihhh,
loe tuh nyebelin banget sih jadi cowo. Bisa-bisanya loe jadi ketua osis.
Songong gitu. kalo misalkan gak ada test itu juga gue gak akan minta tolong
sama loe.”
“Yaudah,
mulai sekarang loe gak boleh minta bantuan sama loe lagi. Ini permintaan loe
sendiri. Dasar cewe gila. Kerjain tuh yang bersih. Jangan ada yang kotor.”
Suruh Rio seenaknya.
“Oh
tentu dong. Kamar mandi ini bakalan BERSIH. Dan mulai sekarang gue gak akan
minta bantuan sama loe lagi. Tenang aja. Gue gak akan ngomong sama Bu Kepsek.
Dan makasih udah ngajarin gue kemarin.” Nyolot Shilla seraya masuk kamar mandi
membawa ember dan alat pel lainnya.
“Huft.
Akhirnya gue bebas juga dari nenek sihir itu. Males banget harus ngajarin cewe
kaya gitu. kurang kerjaan banget.” Gumam Rio seraya berjalan meninggalkan kamar
mandi.
SKIP !!!
Beberapa hari kemudian. Gadis ini
masih setia dengan buku-bukunya. Selama beberapa hari ini gadis ini bekerja
keras untuk bisa mengerjakan Test nanti. Gadis ini selalu belajar dan belajar
agar bisa lulus Test dan menjadi siswa SMA Tunas Bangsa tanpa ada orang yang
membantu. Dan besok pagi gadis ini harus sudah siap untuk melaksanakan test
dari Sekolah.
Pagi ini adalah hari terakhir gadis
ini belajar. Karena, keesokan harinya gadis ini harus melaksanakan Test itu. Di
perpustakaan gadis ini sedang belajar sekarang. Setelah bel masuk berbunyi
gadis ini menata bukunya dan bersiap untuk masuk kelas.
“Tuh
anak belagu banget sih. Pake belajar sendiri lagi. Kita liat aja nanti. Apa loe
bisa ngerjain soal Test nanti.” Gumam seorang pria seraya melanjutkan
membacanya yang sempat tertunda tadi.
SKIP !!!
Pagi yang cerah membuat semangat
para murid SMA Tunas Bangsa. Semua murid dengan santainya memasukin sekolah
mereka. Berbeda dengan gadis cantik ini. Gadis ini dengan langkah ragu memasuki
sekolahnya. Dan melangkah menuju kelasnya.
Terlihat sahabatnya yang sedang
menunggu dirinya di depan kelas.
“Shill,
loe udah siap belum buat ngikutin test hari ini.” Ucap Ify
“Siap
gak siap gue harus bisa. Doain yah guys. Semoga gue bisa ngerjain tu soal
dengan mudah.”
“Amiiinnn.
Loe harus yakin Shill. Gue juga yakin kok kalau loe bisa ngerjain tuh soal
dengan mudah. Semangat !!!” Ucap Agni menyemangati disertai anggukan Sivia
“Iyah J. Thanks yah guys. Kalian emang
sahabat gue yang paling baik.” Ucap Shilla memeluk sahabatnya itu.
“Iyah
sama sama Shilla.” Ucap Sahabatnya kompak.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Bro,
hari ini Shilla test kan ??? tanggung jawab loe gimana tuh bro.” Ucap Alvin
seraya menyenderkan tubuhnya di tembok. Sekarang sedang berada di ruang osis
bersama sahabatnya itu.
“Hahaha J. Loe ngebiarin dia belajar
sendiri ??? Parah loe.” Kata Cakka mengutak atik laptopnya.
“Iya
lah. dia sendiri yang minta gue buat gak ngajarin dia kok. Bukan salah gue
dong. Belagu banget sich tuh anak. Gue pengin lihat kemampuan dia itu
seberapa.” Ucap Rio, matanya gak lepas dari buku yang di bacanya.
“Gak
berubah ternyata sifat loe bro, yaudah gue mau ke perpus dulu. Mau pinjem buku.
Ada yang mau ikut ???” Ucap Cakka
“Gue
Cak, sekalian mau ngembaliin buku.” Jawab Gabriel.
“Yaudah
Yuk, bro gue pergi dulu yah.” Pamit Cakka dan Gabriel
Setelah itu Cakka dan Gabriel pergi
meninggalkan ruang osis. Sedangkan Alvin masih sibuk dengan BB’nya dan ketua
osis SMA Tunas Bangsa masih sibuk dengan buku yang lagi dibacanya.
“Bro,
loe gak bosen apa (menyimpan BB’nya di saku celananya). Setiap hari kerjaan loe
baca bukuuuu mulu. Have fun dong bro.” Ucap Alvin menghampiri Rio
“Gue
Have fun kok. Dengan baca buku kaya gini kita lebih banyak wawasan.” Ucap Rio
seenaknya
“Wawasan
wawasan. Justru itu yang bikin loe itu gak gaul bro. sekali-sekali nyari cewe
gitu. Noh, fans loe pada klepek-klepek sama loe. Tinggal tembak ntar juga
mereka terima bro.”
“Seenaknya
aja loe ngomong, gue itu masih belum bisa nemuin cewe kaya Sylvia. Dia itu cewe
special di hati gue setelah nyokap gue. Dan gue belum bisa nemuin cewe yang
bisa bikin gue tenang dan bisa bikin gue merasa nyaman ada di deketnya setelah
Sylvia pergi ninggalin gue Vin.” Terang Rio sedih
“Ckckck,
loe masih mikirin dia??? Lupain aja bro, dia udah tenang di alam sana. Dan gue
yakin banget dia pasti lagi sedih ngelihat loe yang putus semangat gini bro.
gue yakin, sebenernya Sylvia pengin banget ngelihat loe jadian sama cewe lain.
Dan gak terus-terusan trauma kaya gini.” Ucap Alvin
“Alvin,
loe jangan seenaknya ngomong gitu deh. Gue masih belum mau nyari cewe. Loe
ngerti gak. Sekalipun ada cewe yang ngemis-ngemis cinta sama gue. Gue gak
bakalan terima. Gue bakalan nyari cewe baru kalau gue nemuin cewe yang bikin
gue nyaman.” Terang Rio seraya duduk di depan Alvin
“Ok, gue
harap loe secepatnya nyari cewe.”
“Hempt.”
Jawab Rio sekenanya.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Bro,
gue balik ke kelas yah. Mau ngerjain sesuatu.” Ucap Gabriel setelah berhasil
mengembalikan buku perpus.
“Ya udah
deh. Terserah loe aja.” Ucap Cakka seraya memilih buku yang akan dia pinjam.
“Ok Bro,
gue cabut.” Pamit Gabriel seraya pergi meninggalkan Cakka yang sedang
sibuk-sibuknya memilih buku.
“Iyah,
mana sih bukunya, dari tadi gue cariin gak ada. Padahal kemarin gue lihat tuh
buku ada disini, kenapa sekarang malah gak ada yah.” Ucap Cakka
Setelah beberapa menit memutar
perpustakaan akhirnya Cakka menemukan bukunya. Tetapi pada saat Cakka mau
mengambil bukunya ada tangan lain yang mendahului mengambil buku itu. Sehingga
tangan Cakka seperti sedang memegang tangan seseorang yang mendahului mengambil
buku.
Setelah tahu siapa yang mengambil
buku itu, Cakka segera menarik tangannya yang sedang memegang tangan itu. Dan
Cakka menggaruk rambut belakang kepalannya yang sama sekali tidak gatal.
“Eh itu
buku gue, gue dulu yang nemuin.” Ucap Cakka nyolot.
“Enak
ajah. Ini buku yang ngambil gue duluan, dasar cowo playboy, ngapain loe tadi
megang-megang tangan gue.” Ketus orang yang mengambil buku itu.
“Enak
ajah loe ngatain gue cowo playboy. Mending gue normal masih suka sama cowo nah
loe. Cewe bukan cowo bukan, ribet idup loe. Nama loe ajah kaya cowo gitu. Agni
Tri Wati. Hahaha J.”
“(menatap
Cakka tajam). Iyah, gue itu emang gak jelas, gue bukan cewe maupun Cowo, dan 1
lagi. Nama gue itu emang kaya cowo. Tapi 1 yang harus loe inget nama gue itu
Agni Tri Nubuwati bukan Agni Tri Wati, ngerti loe. Nih bukunya. Gue udah gak
butuh.” Ketus Agni seraya menyerahkan bukunya dan berjalan meninggalkan Cakka.
“Ag
tunggu (memegang lengan Agni). Ok, gue ngerti kalau gue udah keterlaluan, gue
minta maaf.” Ucap Cakka lirih dengan nada penuh penyesalan.
“Cowo
playboy kaya loe minta maaf ??? Gak usah main-main sama gue. Gue itu bukan
orang yang mudah loe kibulin kaya cewe-cewe loe yang lain.” Ucap Agni Tajam
seraya berjalan cepat.
“Gue itu
emang playboy Ag, tapi loe harus tahu, gue nglakuin kaya gini supaya loe juga
bales perbuatan gue, jadi setiap hari gue bisa lihat loe dan bertengkar sama
loe. Entah kenapa gue itu nyaman kalo ada di deket loe ag.” Gumam Cakka seraya
menaruh bukunya dan berjalan keluar Perpus.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Terlihat seorang gadis yang sedang
seius membaca buku di taman sekolah. Prepare buat test nanti. Gadis ini tidak
henti-hentinya membaca buku dan memahami materi yang ada.
“Pusing
banget kepala gue, huft. Loe harus bisa Shil, semangat.” Gumam Shilla
menyemangati dirinya sendiri.
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk
di samping gadis yang sedang membaca buku ini. Otomatis gadis ini menengok ke
arah orang yang duduk di sebelahnya. Kemudian keningnya mengerit tanda dia
bingung dengan pria yang sedang duduk di sebelahnya.
“Hay,
gue boleh duduk disini kan ???” Tanya pria itu.
“Iya,
Hmm, loe siapa ???” Tanya gadis ini ragu
“Gue
Riko, anak kelas XI IPA 4. Loe Shilla kan ??? Anak baru di kelas X.1 ???” Ucap
pria yang bernama Riko itu memastikan.
“Iya
kak.” Jawab Shilla singkat.
“Oh.
Lagi ngapain sih. Sibuk banget kayaknya.” Tanya Riko
“Lagi
belajar kak, buat prepare test nanti. Kakak sendiri ngapain disini ???” Tanya
Shilla
“Hmm
iseng aja sih. Lagi belajar yah. Bukanya loe di tolongin sama ketua osis yang
sok itu.”
“Kok
kakak ngomong gitu. Namanya kak Rio. Kenapa kakak bilang kalo kak Rio itu sok.”
“Ya
iyalah. Siapa juga yang suka sama sikapnya yang sok itu. Sok kegantengan, sok
pinter, sok segalanya deh pokoknya. Loe juga sependapat sama gue kan ???”
“Hmm,
gatau. Gue kan baru disini. Jadi gue gak tahu sifat semua orang yang ada disini
kak.”
“Iya
juga sih. Suatu saat nanti loe juga bakalan setuju sama kata-kata gue tadi.”
Setelah itu mereka berdua belajar
bersama di selingin dengan canda tawa. Tetapi dibalik keceriaan mereak ada
seorang pria yang sedang melihat adegan mereka dengan membawa buku.
“Kenapa
nie perasaan gue. Ck, jangan sampai gue suka sama tuh cewe. Akh, kenapa gue gak
suka yah tuh cewe deket-deket sama cowo lain. Apaan sih gue.” Gumam Rio seraya
melanjutkan jalannya.
SKIP !!!
Bel pulang sekolah sudah terdengar
sangat nyaring. Siswa-siswi SMA Tunas Bangsa berhamburan keluar kelas dan
bersiap untuk menuju ke rumah masing-masing. Berbeda dengan keempat gadis
cantik yang masih berada di bangku kelas mereka.
“Shill,
kita temenin loe buat nglaksanain test’nya yah.” Pinta Sivia
“Gausah
guys. Gue juga tahu kok, loe berdua udah di tungguin sama cowo loe
masing-masing. Dan Agni gue juga tahu kalo loe punya janji sama kak Shion.”
Jawab Shilla seraya memasukkan buku ke dalam tas.
“Gue
bisa batalin janji gue Shill.” Jawab Agni
“Gue
juga bisa pulang naik taksi kok Shill. Kita temenin yah. Gue gak mau loe
ngadepin test’nya sendiri. Sahabat macam apa kita, masa sahabat sendiri lagi
kesusahan kita malah tega ninggalin.” Ucap Ify
“Adduuhh
Ify, santai aja lagi. Makasih juga karena kalian mau berkorban demi gue. Tapi
gue yakin gue bisa ngadepin test itu sendiri. Doain gue aja yang penting.” Ucap
Shilla tersenyum manis.
“Serius
Shill, loe yakin ??? Tenang aja Shill, gue pasti doain loe supaya lancar.” Ucap
Agni menyemangati seraya merangkul Shilla.
“Yaudah
Shill, gue duluan yah. Semangat, gue yakin loe pasti bisa.” Ucap Ify senyum
manis
“Iyah,
gue yakin. Semangat yah. Hubungi kita kalo test’nya udah kelar. Ok.” Ucap
Sivia.
“Sippt,
hati hati yah guys.” Teriak Shilla setelah sahabatnya berjalan meninggalkan
dirinya di kelas. kemudian Shilla melangkah menuju ke ruang Osis dimana test
akan berlangsung.
YYYYYYYYYYYYYYYYYY
“Yo, gue
duluan yah. Gapapa kan kalo loe sendirian yang ngurus test nanti ???” Tanya
Alvin memastikan
“Iya
Bro, kalo loe keberatan kita bisa nemenin loe kok.” Lanjut Cakka
“Tenang
aja bro, gapapa kok. Santai aja lagi. Ini kan emang tugas gue. Loe semua pulang
aja. Gue bisa ngurusin sendiri.” Jawab Rio seraya membereskan paper yang sempat
berantakan
“Ok. Deh
bro. gue cabut yah. Cewe gue udah nungguin nie. Bye.” Pamit Gabriel seraya
pergi diikuti Alvin dan Cakka.
Baru beberapa menit setelah
kepergian sahabatnya itu, ada seseorang yang mengetuk pintunya. Otomatis ketua
osis ini berteriak menyebutkan kata ‘MASUK’. Setelah itu seorang gadis membuka
pintunya dan berjalan menghampiri ketua osis ini yang masih sibuk membereskan
paper’nya.
“Kak.”
Gumam gadis itu.
“Loe ???
Ah eh, loe mau test kan ???” Tanya Rio gugup.
“Iyah.”
Jawab Shilla singkat dan lemas.
“Yaudah
loe duduk di situ (menunjuk kursi di hadapannya). Tunggu Bu.Ira, Bu Maya sama
Pak Duta bentar lagi.”
“Makasih.”
Lirih Shilla seraya duduk dan menaruh tas’nya di meja sebelahnya.
Beberapa saat kemudian ada yang
mengetuk pintunya dan langsung membuka pintunya seraya masuk dan menutup
pintunya. Bu Maya terlihat membawa soal dan kertas jawaban yang akan di isi
oleh Shilla nanti. Setelah itu mereka duduk tepat di hadapan Shilla, sementara
Rio berdiri di sebelah Shilla.
“Ok,
Bisa di mulai sekarang Shilla.” Tanya Bu.Ira
“Bisa
bu.”
“Bagus,
materi yang kalian dapatkan udah banyak kan ??? Dengan dibantu sama Rio. Ibu
harap kamu mendapatkan nilai yang memuaskan nanti.” Ucap Bu. Maya menaruh soal
test di meja sebelah Shilla.
“Iya
Bu.”
“Baik
Shilla, kerjakan soal ini (menaruh soal test di depan meja Shilla). Waktu kamu
adalah 2 jam. Dan kamu Rio, kamu bisa keluar sekarang.” Suruh Pak Duta.
“Baik
Pak, permisi semuanya.” Pamit Rio seraya keluar dari ruang osis dan menutup
pintunya lagi.
Setelah Rio berhasil keluar dari
ruangan osis, Shilla mengerjakan soal itu dengan sungguh-sungguh walaupun
tubuhnya terasa lemas karena waktu yang dia gunakan untuk istirahat malah dia
gunakan untuk belajar dan belajar. Sementara di depan ruang osis.
“Addduuhhh,
gue ngerasa bersalah banget sama tuh cewe. Gimana nie kalo dia gak bisa
ngerjainya, tapi gue yakin 100 % kalo misalkan dia bisa ngerjainnya. Tungguin
dia aja deh. Gue ngerasa bersalah juga sama tuh anak.” Gumam Rio seraya mondar
mandir di depan ruang osis.
Ganbatee!
BalasHapus