Di sebuah kamar yang besar, terlihat seorang pria sedang
memegang Handphone’nya karena ada panggilan yang masuk melalui HP’nya. Setelah
melihat siapa yang memanggil dirinya itu dengan segera pria ini menekan tombol
hijau dan mendekatkan HP’nya ke telinga. Betapa kagetnya pria ini setelah
mendengarkan suara teriakan gadisnya melalui HP’nya.
“Halo Ify, loe kenapa. Hey jawab gue dong. Ify. Loe dimana
sekarang ??? Fy, please jawab pertanyaan gue. Fy, loe dimana sekarang ???”
Tanya Rio dengan nada panik setelah mendengarkan teriakan dari gadisnya di
seberang sana.
Dengan
gerakan cepat pria ini mematikan HP’nya dan langsung mengambil kunci mobil
serta jaket dan menuju ke garasi untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi
dengan gadisnya itu. Setelah itu pria ini langsung mengendarai mobilnya dengan
kecepatan tinggi.
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Di SMA
Cakrawala terlihat seorang gadis yang berusaha melepaskan dirinya dari tangan
yang membekap dirinya seraya berteriak teriak. Tetapi seseorang yang membekap
Ify tetap membawa Ify menuju tempat yang sudah disiapkan oleh teman-temannya.
“Lepasin gue, siapa sih loe. apa salah gue. Lepasin.
Tolong-tolong.” Teriak Ify seraya berusaha melepaskan dirinya dari tangan orang
itu.
“Diem kalau gak mau gue bunuh loe, ngerti loe.” Ancam, orang
itu seraya mengikat Ify setelah mendudukan Ify di sebuah kursi kayu yang ada di
ruangan itu dan memasang lakban di mulut Ify sedangkan Ify dari tadi berusaha
melepaskan dirinya dengan cara meronta-ronta.
“Hhhhhhhhhhhhhh.” Teriak Ify tertahan di balik lakban yang
menutup mulutnya.
“(mengangkat dagu Ify secara kasar)Ini akibatnya karena loe
udah berani sama gue tadi di kamar mandi. Loe juga udah nekad ngomong yang gak
pantes ke gue. Rasain loe. biar mampus loe di kurung di sini (melepaskan
cengkraman tangannya dari wajah Ify). Banyak tikus, gelap, kotor, menjijikan.
Doble Iuuuuhhhhh. Bye sayang.” Ucap orang itu seraya pergi meninggalkan Ify di
ruangan itu sendirian dalam keadaan gelap.
(“Mamah, Papah tolongin Ify mah pah. Ify takut disini
sendirian. Kak Rio, tolongin gue. Gue takut kak. Gue takut.” Batin Ify seraya
menangis.)
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Seorang pria
dengan tergesa-gesa keluar dari mobilnya setelah berhasil memasrkirkan mobilnya
di tempatnya. Pria ini langsung masuk ke dalam SMA Cakrawala dengan berlari
menyusuri bangunan itu seraya memanggil nama Ify, gadisnya. Dengan perasaan
khawatir dan panic pria ini mencari gadisnya itu.
“Ify, Ify. Loe dimana Fy.” Teriak pria ini seraya berlari
menyusuri bangunan sekolah.
Sedangkan di
tempat Ify. Gadis ini terus menerus menangis dan berusaha melepaskan ikatanya.
Beberapa menit kemudian. Gadis ini mendengar ada yang memanggil dirinya. Dan
sepertinya dia tahu siapa orang yang memanggilnya itu. Dengan segera gadis ini
memukul kakinya yang terikat ke kursi supaya kekasihnya itu dapat mengetahui
dirinya berada di tempat itu.
“Kak Rioooo, gue ada di sini.” Ucap Ify tertahan dan
berteriak, tetapi dengan mulut yang tertutup lakban, tidak mudah di dengar oleh
orang lain.
(“kak rioo, gue ada di gudang ini kak, please kesini. Gue
takut kak, kak Rioo.” Batin Ify dengan masih terisak.)
Sedangkan di
luar gudang tampak seorang pemuda dengan masih bersifat panik. Samar-samar dia
mendengar ada bunyi sesuatu dari dalam gudang sekolah. Seperti bunyi sesuatu di
dalam sana. Perlahan-lahan pria ini mendekat ke pintu gudang.
“Halooooo, ada orang di dalam sana.” Ucap Rio setengah
berteriak tetapi dia masih mendengar bunyi itu tetapi lama-kelamaan bunyi itu
semakin melemah. Dan seketika itu sudah tidak ada lagi bunyi di dalam gudang
tua itu.
“Ada orang gak yah di dalem. Masa iya ada, gelap banget lagi
nie gudang.” Gumam Rio
“Tapi perasaan gue bilang Ify ada di dalem. Gue masuk gak
yah.” Gumam Rio “Fy, loe ada di dalem gak, Fy. Ini gue Rio. Ify jawab
pertanyaan gue sekarang.” Lanjut Rio berteriak
Walaupun
tidak pasti, pria ini tetap mendekat kearah gudang itu. Dan dengan pasti dia
membuka pintu itu. Ternyata pintunya terkunci, dan dengan hati-hati pria ini mendrobak
pintu itu sampai pintu itu terbuka. Beberapa saat kemudian pintu itu berhasil
terbuka dan pria ini memasuki gudang tua itu.
“Ify, Astaga. Sayang bangun sayang. Fy, bangun.” Pekik Rio
kaget setelah melihat kekasihnya ada di dalam gudang dalam keadaan terikat dan
sekujur tubuhnya terasa dingin.
“(melepaskan ikatan Tangan dan kaki Ify serta melepaskan
lakban dari mulut Ify). Fy, kamu tahan yah sayang. Kamu sekarang udah aman sama
aku.” Ucap Rio seraya membopong Ify keluar gudang dan menuju ke mobilnya.
Setelah itu meletakkan Ify di jok depan dan Rio langsung menjalankan mobilnya.
Pria ini
terus melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi dan dengan raut wajah
khawatir pria ini menjalankan mobilnya menuju ke rumah gadisnya itu. Setelah sampai
di rumah gadisnya, pria ini langsung memarkirkan mobilnya dan langsung
membopong Ify menuju ke dalam rumah.
“Den Rio, non Ify kenapa ??? Kok bisa sampe pingsan gitu ???”
Tanya Bibi khawatir.
“Nanti Rio jelasin Bi, sekarang tante sama om kemana bi ???”
Tanya Rio balik.
“Nyonya sama Tuan gak ada di rumah den, lagi pergi ke luar
kota. Non Acha juga lagi di rumah tantenya den.” Jawab Bibi
“Yaudah deh Bi, Rio taruh Ify di kamarnya yah Bi.” Pamit Rio
seraya menaiki tangga dan membuka kamar Ify dan membaringkan tubuh Ify di ranjang.
“Ify sayang. Bangun dong. Aku khawatir banget sama kamu.”
Ucap Rio seraya menggenggam tangan Ify lembut dan menciumnya beberapa saat.
Beberapa saat kemudian,
Bibi datang membawa kompresan
“Den Rio, ini kompresan sama makanan dan minuman non Ify
den.”
“Iyah Bi, makasih banyak yah (mengambil kompresan dan menaruh
di dahi Ify).”
“Yaudah deh den. Bibi pamit keluar dulu. Mau nerusin
pekerjaan Bibi.” Pamit Bibi seraya keluar dari kamar setelah mendapat
persetujuan dari Rio.
Dengan penuh
kasih sayang, pria ini menjaga gadisnya dengan duduk di samping ranjang seraya
menggenggam tangan gadisnya dengan lembut.
Beberapa jam
kemudian, gadis ini menggeliat bangun dan langsung mendudukan dirinya di kasur.
Gadis ini merasa ada tangan yang menggenggam tangannya dengan perlahan gadis
ini melihat siapa yang menggenggam tangannya. Ternyata tangan pangeran hatinya.
Sebelum gadis ini berusaha melepaskan tangannya yang di genggam, kekasihnya itu
sudah menggeliat bangun dan langsung menatap dirinya.
“Ify, loe udah sadar ???” Tanya Rio dengan nada khawatir.
“Iyah kak. Pasti kakak deh yang nyelamatin gue. Makasih yah
kak. Gue takut banget pas di dalam gudang itu. Gelap banget lagi.” Jawab Ify
seraya mengurut keningnya
“Iyah sayang. Sekarang loe udah aman. Masih sakit gak. Atau
masih pusing”
“Sedikit sih.” Jawab Ify singkat.
“Yaudah nie. Minum dulu (menyerahkan minumannya kepada Ify),
sekarang loe gak usah takut lagi. Loe udah aman sekarang. Kenapa loe bisa di
dalem gudang sih. Siapa yang nglakuin ini sama loe.” Ucap Rio
“Mmm, kak Silvia kak yang nglakuin nie semua sama gue.” Jawab
Ify lirih.
“Silvia ??? Ternyata dia yang ngalkuin ini sama loe ???”
“Iyah kak, gue juga gatahu kenapa dia nglakuin itu sama gue.
Tadi siang waktu gue ke toilet kak Silvia, Dea, Oik sama Zevana emang nyusulin
kak, dan gue di suruh jauh-jauh dari kakak. Yaudah gue nglawan aja dianya. Ekh,
dia malah marah dan ngebentak gue. karena dia gak terima sama perkataan gue
akhirnya dia dan temen-temennya itu nglakuin itu sama gue.” Terang Ify menceritakan
kejadian tadi siang di kamar mandi.
“Loe kenapa gak cerita sama gue sih ???”
“Maaf kak, gue kira kak Silvia itu Cuma nglakuin itu aja sama
gue. Gue kan gak tahu kalau dia bakalan nekad dengan ngurung gue di gudang tua
sekolah kak.” Jawab Ify lirih seraya menundukan kepalannya dan menangis.
“Sssssstttttt, cup sayang. Gue gak bermaksud buat ngebentak
loe tadi. Maaf. Gue Cuma gak nyangka aja Silvia nglakuin itu sama loe. Gue
bakal bikin perhitungan dan bales semua yang dia loe lakuin sama loe. sekarang
loe diem dulu yah. Jangan nangis lagi.” Pinta Rio menghapus air mata Ify
menggunakan Ibu jarinya lembut kemudian memeluk Ify.
“Iyah kak. Makasih.” Ucap Ify seraya membalas pelukan Rio.
SKIP !!!
Keesokan
harinya. D’Prince hari ini janjian akan berangkat menuju sekolah tercinta
mereka secara bersama-sama. Motor Cagiva yang sama memasuki gedung SMA
Cakrawala itu dengan para gadisnya yang duduk manis di belakangnya. Kemudian
mereka langsung memarkirkan motor Cagiva’nya. Rio dengan Cagiva merahnya. Alvin
dengan cagiva’nya birunya. Gabriel dengan Cagiva hitamnya, dan Cakka dengan
Cagiva hijaunya.
“Bro, gue duluan yah. Ada sesuatu yang harus gue kelarin hari
ini.” Ucap Rio
“Keperluan apa ???” Tanya Cakka
“Ada lah pokoknya, gue duluan guys. Yuk Fy.” Pamit Rio seraya
menarik tangan Ify.
Rio dan Ify
berjalan berdampingan menuju ke suatu tempat. Sebelumnya pria ini sudah
memberitahukan kepada seseorang agar datang ke tempat itu. Di atap bangunan
sekolah bagian ataslah Rio dan Ify melangkah. Kemudian Rio menyuruh Ify untuk
bersembunyi dan Rio akan menemui seseorang itu yang sudah di janjikan
sebelumnya.
“Rioooo.” Teriak seorang gadis dari kejauhan seraya berlari
menuju ke Rio yang sedang berdiri menghadap ke bangunan yang ada di hadapan
atap gedung itu.
“Loe tahu kenapa gue nyuruh loe kesini ???” Tanya Rio datar.
“kalau gue boleh ngarep sih gue pengin loe sekarang buat
nembak gue.” Ucap gadis itu.
“Silvia. Maksud loe tuh apa sih. Loe tahu kan gue udah punya
cewe.” Ujar Rio membentak.
“Iya sih. Yah siapa tahu aja loe itu udah mutusin adik kelas
yang belagu itu dan mau menerima gue sebagai pacar loe.” Kata gadis itu yang
ternyata Silvia dengan nada sinis.
“Gue gak mungkin mutusin dia. dan satu lagi, gue gak akan
pernah mau jadi cowo loe sekalipun di dunia ini Cuma ada satu cewe yaitu loe.
gue heran deh. Loe kenapa sih, selalu aja gangguin hubungan gue sama Ify, emang
gak ada cowo lain lagi apa.” Bentak Rio
“Gak ada, dan gue gak akan nyerah buat dapetin loe. enak aja.
Gue gak terima kalau gue harus kalah sama cewe loe yang belagu itu. Ngerti
loe.” Sinis Silvia seraya beranjak dari situ.
“Eits (menarik tangan Silvia). Mau kemana loe. loe harus
tanggung jawab sama perbuatan loe yang seenaknya sama cewe gue.” Gumam Rio
tepat di sebelah kanan telingan Silvia.
“Tanggung jawab apaan sih. Gak usah nuduh gitu deh. Ngapain
gue tanggung jawab. Gue gak pernah ngapa-ngapain dia.” Bales Silvia seraya
berusaha melepaskan cengkraman Rio di tangannya tetapi cengkraman Rio terlalu
kuat sehingga susah untuk dilepaskan begitu saja.
“Gak usah sok polo sloe jadi orang. Kalau loe bukan cewe udah
gue hajar loe. loe tahu perbuatan yang loe lakuin itu sangat amat membahayakan.
Loe nyekap Ify (Silvia tersentak dan langsung menatap Rio) di gudang tua
sekolah dalam keadaan gelap, kotor, bau sendirian. Loe tahu, kalau dia gak
langsung di selamatkan itu kejadiannya bisa fatal.” Terang Rio dan mempererat
cengkramannya pada tangan Silvia.
“Loe tahu darimana Ify disekap sama gue.” Ucap Silvia takut.
“Oh, jadi bener loe yang nglakuin itu.”
“Bukan gitu Yo, tapi gue nglakuin itu karena …. Karena …”
“Karena loe mau ngebunuh Ify. Iya.” Potong Rio cepat
“Gak Yo, gue gak ada maksud buat ngebunuh dia. gue Cuma
ngasih dia pelajaran aja kok. Gak lebih dari itu. Loe mesti percaya sama gue.”
Gumam Silvia lemah.
“Gak usah sok melas gitu deh muka loe. gak pantes tahu gak.
Gue bakal bilang sama kepsek dan gue bakalan laporin lo eke polisi dengan kasus
pembunuhan di sekolah.” Ancam Rio
“Yo, gue mohon jangan. Please, gue tahu gue salah. Gue minta
maaf Yo, gue tahu kesalahan gue itu terlalu fatal sama loe juga Ify. Gue minta
maaf, please jangan laporin gue ke polisi.” Mohon Silvia dengan berlinangan air
mata.
“Heh, orang kaya loe itu gak akan pernah berubah. Ok,
sekarang loe itu emang ngomong kaya gitu. tapi nanti, siapa tahu aja loe mau
bener-bener nyelakain dia, atau bahkan orang lain.”
“Gak Yo, gue mohon, maafin gue. Gue mohon jangan nglaporin
gue ke polisi. Gue gak punya siapa-siapa Yo. Gak akan ada yang perduli sama gue
Yo, please.” Mohon Silvia lirih.
“Kak, cukup kak. Kasihan kak Silvia.” Tiba-tiba Ify keluar
dari tempat persembunyiannya dan langsung melepaskan cengkraman tangan Rio dari
Silvia.
“Kok loe belain dia sih Fy, jelas-jelas dia itu salah sama
loe.” Ujar Rio
“Kak, tadi kan kak Silvia udah minta maaf, loe gak denger apa
tadi dia bilang apa, dia itu gak punya seseorang yang perduli sama dia. loe
kenapa jadi jahat gini sih.” Bentak Ify
“Tapi Fy.”
“Kak, loe maafin kek kesalahan kak Silvia, gue juga udah
maafin kok. Loe kenapa sih. Gak punya hati banget. Orang udah nangis kaya gini
masih di desak aja.” Ucap Ify seraya menepuk punggung Silvia yang masih
menangis. “Kak, loe gapapa kan ???” Tanya Ify ke Silvia.
“Gak papa Fy, maafin gue yah Fy, gue emang salah. Gue janji
mulai sekarang gue gak akan gangguin loe sama Rio lagi. Gue nglakuin ini karena
gue kesepian Fy. Nyokap bokap gue gak pernah perduli sama gue. Mereka selalu
sibuk sama urusan mereka sendiri. Gue gak punya temen yang bener-bener perduli
sama gue.” Gumam Silvia sesenggukan.
“Kak, loe boleh kok gabung sama gue dan temen-temen gue. Gue
bakalan perduli sama loe. loe itu masih punya banyak temen yang bener-bener
perduli sama loe.”
“Siapa Fy, gue gak punya temen yang kaya gitu. Zevana, Dea
sama Oik deket sama gue itu karena gue kaya dan mereka selalu manfaatin gue. Dan
di saat gue lagi kesepian, mereka malah pergi ninggalin gue. Mereka Cuma ..
hiks hiks.”
“SSSSsstttt, yang gue maksud bukan mereka. Tapi gue dan
temen-temen gue. Gue bakalan jadi orang
yang perduli sama loe kak. Gue akan selalu ada di saat loe butuhin gue.”
“Beneran Fy ???” Ucap Silvia semangat seraya memastikan.
“Iyah. (menganggukan kepalanya). Gue bakalan ada buat loe.”
“Makasih yah Fy. Gue seneng banget. Gue juga minta maaf sama
loe Yo. Loe boleh kok marah sama gue. Tapi gue harap loe gak nglaporin gue ke
polisi. Loe juga boleh nglaporin gue ke kepsek supaya gue di keluarin dari
sekolah ini. Gue terima. Karena emang gue yang salah.”
“Gue udah maafin loe kok. Gue Cuma mau minta satu hal sama
loe.”
“Apa ???”
“Jangan pernah nglakuin hal yang bener-bener bikin orang gak
suka sama loe.”
“Janji. Thanks yah. Gak salah loe milih Ify jadi cewe loe.
loe berdua cocok. Gue tinggal dulu yah. Thanks for all guys.” Ucap Silvia
seraya pergi meninggalkan atap gedung itu.
“Huh, akhirnya kelar juga.” Ujar Ify “Oya kak, please jangan
laporin dia ke polisi atau ke bu kepsek. Gue mohon. Kasihan tahu dia.
kesepian.” Pinta Ify.
“Mmmm gimana yah (pura pura mikir). Ok. Deh, tapi ada
syaratnya.” Ucap Rio tersenyum jail.
“Apa ???? Jangan yang aneh-aneh deh.”
“Terserah gue dong. Syaratnya gampang kok (mendekatkan
wajahnya kearah Ify).”
“Kak, loe mau ngapain (berusaha mundur tapi lengannya sudah
di pegang Rio dengan cepat) jangan aneh-aneh kak. Ini tempat umum.” Bisik Ify
ketakutan.
“Gak ada siapa siapa kok. Katanya loe mau gue gak laporin ke
kepsek atau ke polisiiii. Yaudah loe mesti ngalkuin ini. Atau loe mau gue
laporin Silvia ke ……”
“Iyah iyah. Gue mau nglakuin ini, tapi loe jangan laporin kak
Silvia.” Potong Ify cepat.
“Ok “ jawab Rio seraya semakin mendekatkan wajahnya kearah Ify
sehingga jarak mereka terhapuskan. Kemudian Rio memiringkan wajahnya dan Ify
menutup matanya dan Ada aliran listrik yang mengalir di tubuh mereka berdua.
Jantung mereka terasa berdetak lebih kencang. Ada sesuatu yang lembab yang
menyentuh bibir mungil Ify, ternyata itu bibir Rio.
“Ehem.” Dehem seseorang yang mengakibatkan Rio melepaskan
bibirnya dari bibir Ify dan mereka berdua langsung salah tingkah.
“Sorry yah kita ganggu.” Ujar Alvin dan cekikikan
“Iya bro, sorry banget yah. Kita bener-bener gatahu kalau
kalian lagi melakukan itu.” Tambah Gabriel seraya tersenyum jail.
“Iyah kak, maaf yah. Gak ada maksud buat ganggu kok.” Ujar
Sivia juga senyum jail.
“Ngapain kalian kesini.” Tanya Rio dengan nada masih salting.
“Oh, gak ada apa-apa kok kak. Pengin kesini aja. Pengin lihat
pemandangan yang gak biasa dilakuin orang.” Ledek Shilla.
“Hahahaha J.” Tawa Alvin, Gabriel, Cakka,
Shilla, Sivia, dan Agni.
“Addduhhh kocak banget muka loe berdua.” Tawa Cakka memegangi
perutnya
“Oyah kak, Fy. Kita punya ini loh (memperlihatkan camera
digitalnya). Ada di dalam sini Video kalian tadi. Kalau masih penasaran boleh
lihat kok.” Ucap Sivia seraya ngakak.
“Siviaaa (mengejar Sivia yang sudah berlari tetapi masih di
sekitar atap gedung). Awas loe. hapus gak. Hapus videonyaaaaa. Siviaaaaa.”
Teriak Ify
“Eits, mau kemana loe. sini aja bro, itu urusan cewe.” Ucap
Gabriel menahan tawa.
“Sialan loe semua. Kalau sampai tuh video nyebar, gue habisin
loe bertiga.” Ancam Rio
“Hahahaha J. Loe nafsu banget pas nyium Ify Yo,
hahahaha J.” Ujar Cakka yang masih ngakak
“Sialan loe (menoyor wajah Cakka). Loe pikir apaan,”
“Kak Riooooo tolongin gue. Tangkep Sivia’nya. Siviaaaa hapus
gak rekamannya. Vie, hapus.” Teriak Ify yang masih mengejar ketiga sahabatnya
yang lempar-lemparan kamera di sekeliling Ify. Jadi Ify itu ada di
tengah-tengah ketiga sahabatnya itu.
“Gak. Wleee. Moment kaya gini jarang tahu.” Ujar Agni seraya
melempar kameranya ke Shilla
“Agni, Shilla. Please hapus rekamannya. Gue mohon. Kalian
boleh minta apa aja sama gue asal tuh rekaman hapus.” Tawar Ify.
“Itu gak berpengaruh. Guys lariii.” Teriak Agni seraya
mendekat kea rah Cakka. Begitupun Shilla yang langsung bersembunyi di balik
punggung Alvin dan Sivia di belakang Gabriel.
“Kak Rio, loe kok gak ngebantuin gue buat nangkep mereka sih,
capek tahu.” Keluh Ify seraya mendekat kea rah Rio.
“Biarin aja lagi. Toh Cuma rekaman gituan doang.”
“Gituan doang gimana maksud loe. kejadian tadi tuh di rekam
sama mereka. “ Omel Ify.
“Udah lah Fy, gapapa lagi. Toh Rio juga fine fine ajah kan
???” Sela Gabriel seraya merangkul Sivia yang sekarang ada di sebelahnya.
“Awas yah kalian semua, kalau sampe tuh rekaman nyebar
kemana-mana gue bunuh loe semua.” Ancam Ify pura-pura ngambek.
“Sadis amat Fy, Tenang aja lagi. Mana tega kita nyebarin
rekaman yang gak sepantesnya gitu. paling Cuma kita doang yang lihat.” Ujar
Cakka
“Iyah Fy, jadi kalau loe kangen dengan kejadian tadi, loe
bisa lihat rekamanya.” Tambah Agni
“Ihhh, rese loe semua.” Ucap Ify manyun.
“Udah lah. jangan manyun gitu, berasa cantik aja loe. udah
jelek manyun lagi. Tambah jelek loe.,” Ucap Rio merangkul Ify.
“rese.” Ify memukul lengan Rio
“Hahahaha J. Kocak banget loe berdua.” Koor
semuanya kompak.
“Adduhhh fy, sakit Fy. Ampun.” Rio kesakitan seraya
menghindar dari pukulan Ify.
Persahabatan
yang terjadi pada anggota D’Prince menjadikan mereka merasa mempunyai seseorang
yang berharga dalam hidupnya. Serta kekasih dari anggota D’Prince yang juga
sahabatan sejak mereka masuk sekolah dasar juga menjadikan seseorang yang
sangat berarti dalam hidupnya.
Kesetiaan cinta itulah yang membuat
hubungan D’Prince dan kekasihnya menjadi sejati. Tidak ada seseorang yang bisa
memisahkan jika kedua pasangan sudah mempunyai tekad untuk mempunyai sifat
setia kepada pasangannya. Tanpa perlu merasa curiga dan takut kehilangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*