Senin, 11 Maret 2013

Perjalanan cinta junior dan senior - part 2


Malam harinya. Shilla memilih duduk di balkon kamarnya dengan ditemani boneka teddy bear pemberian sang kekasih yang sedang dipeluknya. Entah kenapa malam ini cuaca sangat dingin menyebabkan dirinya ingin segera tidur karena rasa kantuk mulai menyerang. Tapi ingat janji sang kekasih yang akan menelefonnya tadi sore menyebabkan dirinya tidak bisa memejamkan matanya.
“Huh, dingin banget cuacanya. Mama Papa, kenapa sih kalian gak pernah tahu perasaan Shilla. Shilla pengin mama sama papa selalu disini. Shilla kesepian mah pah. Mendingan Shilla hidup sederhana tapi berkumpul sama mama papa daripada Shilla hidup mewah tapi Shilla selalu merasa kesepian. Bintang, sampaikan salam aku buat mama papa yah. Sampaikan sama mereka kalau aku kangen mereka.” Ucap Shilla seraya memandang bintang.
                Tanpa disadari Shilla, sebuah cairan bening mengalir dari matannya. Dirinya menangis. Dengan tetap memandang bintang dirinya membiarkan air matanya mengalir melalui ekor matanya.
                Sebuah deringan Handphone mulai terdengar oleh Shilla. Dengan gerakan cepat dirinya mengambilnya yang tergeletak di atas kasurnya kemudian kembali ke balkon kamarnya.
                Setelah melihat siapa yang memanggilnya. Dirinya jadi lebih semangat dan menghapus air matanya. Setelah itu menekan tombol hijau.
“Hai sayang. Lagi ngapain ???” Tanya pemuda dari seberang sana.          
“Lagi mandangin bintang.” Jawab Shilla singkat.
“Dimana ??? Ini lagi musim dingin loh. Jangan diluar ntar sakit.” Ucapnya lagi.
“Aku nggak di luar kok. Aku lagi ada di balkon kamar aku. kamu sendiri lagi ngapain ???”
“Lagi mikirin kamu. Entah kenapa aku ngerasa kalau kamu lagi sedih. Akunya jadi kepikiran terus dari tadi.” Ucap sang pemuda membuat kedua pipi Shilla merona merah.
“Apaan sih. Aku nggak sedih kok. Sok tahu.”
“Tapi menurut feel aku gituh. Aku juga lagi mandangin bintang. Tapi aku lihat malam ini bintangnya gak ada yang sinarnya paling terang, semuannya sinarnya sama ajah. Dan menurut feel aku. keadaan bintang itu sama kaya perasaan kamu saat ini. Jangan bohong. Kamu gak ahli kalo bohong.” Jelasnya.
“Ihhh Rio sok tahu banget deh. Bintangnya gak ada yang terang kan soalnya mau turun hujan, langitnya udah gelap banget. Aneh deh argument kamu.” Ucap Shilla kepada kekasihnya itu.
“Argumen kamu yang aneh. Kenapa ??? Udah gak usah bohong lagi. gak ahli tahu. Jujur ajah sama aku. aku tahu kamu lagi sedih sekarang.”
“Aku gak papa Rio. Aku baik-baik ajah.”
“Kamu jujur atau aku nekat ke rumah kamu sekarang.” Ancam Rio dari seberang sana.
“Ihhh, kok ancemannya gitu sih. Bentar lagi mau turun hujan. Ntar kamu sakit kalo keluar rumah. Aku gak papa kok. Kamu gak usah khawatir gitu.”
“Biarin aku sakit. Habisnya kamu gak jujur sih sekarang.  Aku udah siap nie sama kunci mobilnya. Tinggal ke garasi buat ngambil mobil. Mau jujur gak ???”
“Iyah iyah. Aku Cuma lagi kangen sama mama papa. Yah, aku ngerasa kesepian aja di rumah. Aku pengin mereka balik dan kumpul lagi kaya dulu.”
“Yaudah sayang,aku tutup telefonnya yah. Ada perlu. Bye.” Ucap Rio seraya mematikan handphone’nya.
“Ihhhh, rese banget sih. Kenapa dia gak berusaha ngehibur aku coba. Malah di tutup telefonnya. Rese banget sih. Mama papa Shilla kangen.” Ucap Shilla masih dengan posisi yang sama.
                Beberapa saat kemudian, hujan turun dengan derasnya menyebabkan Shilla menutup tirai balkonnya dan menutup jendelanya dan menuju ke kasurnya seraya merebahkan dirinya di kasur.
“Kenapa harus hujan sih. Dan kenapa cuacannya dingin banget kaya gini. Huh.” Keluh Shilla seraya bernafas panjang dan menghembuskannnya dengan kasar tanda ia sedang kesal.
                Beberapa menit kemudian terdengar suara bel berbunyi di depan rumahnya.
“Siapa lagi yang bertamu malam-malam gini. Mana hujan lagi. Pasti tuh tamu mau minta sumbangan. Kenapa tamu jaman sekarang selalu datang di saat yang gak tepat sih. Tuh orang gak tahu apa kalo gue lagi bad mood. Huh. Mending juga tuh tamu bawa seseorang yang bisa bikin gue punya temen disini. Itu kan lebih baik, daripada dia harus minta sumbangan malam-malam gini.” Gerutu Shilla masih dengan posisi yang sama yaitu rebahan di kasurnya.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya, dan Shilla langsung menyuruhnya masuk karena pintunya memang tidak di kunci, terlihatlah bibi di pintu.
“Ada apa bi ???” Tanya Shilla
“Anu non, di depan ada den Rio. Katanya mau ketemu non Shilla.” Jawab Bibi dengan sopan.
“Apa !!! Rio bi.” Kaget Shilla seraya bangun dari tidurnya dan langsung ngacir menuju ke bawah.
                Terlihat seorang pemuda yang sedang membelakanginya. Sepertinya dia sedang mengeringkan jaketnya yang basah terkena hujan tadi. Dengan gerak cepat Shilla menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Pemuda itu sempat kaget, tetapi setelah tahu siapa yang memeluknya pemuda ini malah membiarkan gadis itu memeluknya.
                Setelah beberapa saat mereka dalam posisi seperti itu akhirnya sang gadis melepas pelukannya dan sang pemuda itupun membalikan tubuhnya dan langsung memberikan senyum termanisnya untuk gadis di hadapannya.
“Malam sayang.” Sapa sang pria itu.
“Rio. Kamu kenapa gak bilang mau dateng kesini ??? Tadi aku sempat berfikir kalo kamu itu Cuma orang yang mau minta sumbangan disini. Dan gak penting banget buat aku, tapi ternyata yang datang malah orang yang sangat sangat penting buat aku.” Ucap Shilla manja seraya memegang lengan kanan Rio.
“Gombal banget sih. Jahat banget lagi ngatain aku orang yang minta sumbangan L. Padahal kan aku kesini mau nemenin kamu. Tapi malah di anggap begitu.” Keluh Rio pura-pura ngambek.
“Hehehe J. Aku kan gak tahu kalo yang dateng kamu. Soalnya kalo ada yang bertamu malam-malam gini biasanya orang yang mau minta sumbangan. Hehehe L.” Jawab Shilla dengan cengiran lebarnya.
“Dasar. Malah nyengir lagi. Berasa cantik apa kalo lagi kaya gitu.” Goda Rio
“Cantik dong. Emang menurut kamu aku gak cantik ???”
“Gak.” Jawaban Rio langsung membuat Shilla mengerucutkun bibirnya kesal. “Bercanda sayang, dalam keadaan apapun kamu tetep yang paling cantik kok.”
“Jawaban pertama biasanya yang dari hati. Kata orang itu jawaban spontan.” Jawab Shilla sinis.
“Aku kan Cuma bercanda, masa di anggap serius. Itu bukan jawaban spontan kok. Yang dari hati tuh jawaban kedua tadi.” Bela Rio.
“menurut aku gituh.”
“Kok ngambek sih, gak seru nie. Bela-belain datang ke sini sampe basah banget kaya gini, kamunya malah ngambek.” Jawab Rio ikut-ikutan ngambek.
“Gak ada tuh yang nyuruh kamu buat dateng ke sini.” Ucap Shilla asal.
“Oh gituh. Jadi kedatangan aku gak di harepin buat kamu, ok, aku pulang sekarang, malem.” Ucap Rio seraya mengambil jaketnya yang tadi di taruh di sofa dan menuju ke luar rumah Shilla. Baru beberapa langkah, Shilla langsung memeluk dirinya lagi dari belakang.
“Jangan pergi. Aku kesepian disini. Aku sangat mengharapkan kedatangan kamu kok. Please.” Pinta Shilla masih dengan posisi yang sama.
Membalikan tubuhnya dan memegang tangan Shilla seraya memandang wajah cantik gadisnya itu.
“Aku gak akan pergi. Aku bakalan nemenin kamu disini. Dan aku gak akan ngebiarin kamu merasa kesepian. Karena sekarang udah ada aku disini.”
“Makasih. aku sayang banget sama kamu.” Ucap Shilla seraya memeluk tubuh Rio lagi.
“Aku juga sayang banget sama kamu.” Bales Rio seraya membalas memeluk Shilla erat dan mengecup pucuk rambut Shilla.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Cuaca hari ini sangat cerah. Berbeda sekali dengan suasana tadi malam. Entah mengapa udarannya sangat segar dan sejuk. Matahari telah menampakkan dirinya dan cahayannya langsung menembus masuk ke dalam rumahnya membuat dirinya bangun.
                Gadis ini menggeliatkan tubuhnya ketika merasa ada cahaya masuk melalui jendela kamarnya. Bersamaan dengan itu jam weker yang berada di sebelah tempat tidurnya berbunyi. Dengan gerak cepat gadis ini mengambil jam weker itu dan mematikannya.
“Udah jam setengah 6.” Gumam sang gadis. “Jadi inget mama. biasanya kalo lagi bangun tidur gini mama selalu ngasih kecupan hangat buat gue. Sekarang. Malah kebalikannya. Kapan kejadian itu bisa terulang lagi yah. Gue berharap kejadian itu akan segera terjadi lagi.”
                Setelah mengingat sedikit memorinya dengan sang mama, gadis ini melangkah memasuki kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Tak butuh waktu lama, jam 6 sang gadis selesai merapikan seragamnya dan sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Perlahan tapi pasti gadis ini menuruni tangga rumahnya dan menuju ke meja makan. Betapa terkejutnya gadis ini melihat ada orang lain yang sudah duduk di meja makan dengan santainya.
“Rio.” Pekik sang gadis setelah menyadari kekasihnya di ruang makan.
“Pagi sayang.” Sahut Rio dengan senyum termanisnya menyambut gadisnya itu.
“Kok kamu udah disini. Ini kan baru jam 6 Yo.” Ucap Shilla bingung melihat kekasihnya itu.
“Surprise dong, aku kan udah janji sama kamu bakalan dateng pagi kesini. Dan tujuan aku kesini lebih dari waktu yang kamu tentuin karena aku mau nemenin kamu sarapan bareng pagi ini. Aku tahu kok, kamu pasti kesepian kalo harus makan sendirian, makanya aku sengaja dateng lebih pagi. Hehehe J.”
“Makasih yah Yo, aku jadi lebih sayang sama kamu.”
“Harus dong. Yaudah makan.” Suruh Rio.
                Perasaan senang memenuhi hati sang gadis. Entah mengapa dia sangat beruntung mempunyai kekasih seperti Rio. Dan dirinya merasa yakin kekasihnya itu bakal berubah. Dirinya juga merasa yakin kalau cintanya memang untuk Rio. Begitupun sebaliknya. Rio juga sangat yakin kalau dia memilih gadis yang tepat untuk di jadikan sebagai kekasihnya.
                Setelah mereka menyelesaikan breakfast’nya. Mereka bersiap untuk menuju ke sekolah karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.20. jadi mereka mutusin buat segera berangkat ke sekolah. Hari ini Rio membawa  motor ninjanya. Dirinya lalu menjalankan motornya setelah Shilla sudah duduk manis di belakangnya dengan memeluk perut dirinya secara erat.
“kenapa deh, meluknya kenceng banget sih Shill, akunya jadi susah buat nafas.” Ucap Rio sedikit berteriak karena mereka sekarang berada di jalan raya yang penuh dengan suara kendaraan lalu lalang.
“Yah habis kamu bawa motornya cepet banget. Akunya kan takut jatuh. Jangan cepet-cepet Rio, ini tuh masih pagi. Dinikmatin kenapa sih.” Omel Shilla
“Kan yang nyuruh cepet-cepet kamu, katanya biar gak terlambat.” Sela Rio
“Tapi gak gini caranya. Kamu kalo mau cari bahaya jangan ngajak aku. cari aja sendiri.”
“Ihhh, gak setia banget. Masa cari sendiri. Cari bareng-bareng dong.”
“Kalo nyari kebaikan gak papa ngajak aku, ini nyari bahaya ngajak aku. Pelanin motornya gak, atau aku loncat dari motor kamu.” Ancam Shilla
“Yaudah lompat aja kalau berani.” Tantang Rio dan membuat Shilla menjadi kesal.
“Ok, aku gak takut, lihat ajah.” Ucap Shilla seraya melepas pelukannya dan bersiap-siap untuk lompat.
“Eh eh, jangan dong. Apaan coba (Memberhentikan motornya di tepi jalan). Kok jadi beneran sih.”
“Ihhh sebel sama kamu, kamu duluan yang mulai, udah ah, daripada aku nyari bahaya ikut kamu mendingan aku naik taksi aja ke sekolahnya. Senam jantung tahu gak naik motor kamu.” Omel Shilla
“Kok naik taksi, jangan dong sayang. Masa aku sendirian. Udah tak bela-belain bangun pagi banget juga”
“Yah habis kamu yang mulai duluan sih, janji yah jangan ngebut lagi. Kalo itu terjadi lagi aku bakalan bener-bener naik taksi ke sekolahnya. Lagian baju aku berantakan kan gara-gara kamu ngebut. Nie rambut aku juga rusak. Ihhh, nyebelin banget sih.” Sungut Shilla seraya memukuli Rio menggunakan tas’nya.
“Aduh aduh, ampun Shill. Ini di jalan raya. Kamu gak malu apa, Shilla udah.” Ucap Rio seraya menghindar dari pukulan Shilla di tubuhnya.
“(Berhenti memukuli Rio). Sebel.” Teriak Shilla seraya mengerucutkan bibirnya.
“Udah dong sayang, jelek banget kalo lagi kaya gituh. Yaudah berangkat aja yuk, nie udah siang. Ntar terlambat lagi.” Usul Rio seraya menaiki motor ninjanya.
“Tumben inget siang dan takut terlambat, biasanya juga terlambat.” Sindir Shilla
“Bisanya Cuma nyindir doang. Huhuhu. Aku tuh gak takut terlambat. Tapi yang aku takutin tuh kamu, aku gak mau aja kamu ikut-ikutan telat. Udah ah, ayo naik. Nie pake (menyerahkan helm’nya).”
“Iyah, inget jangan ngebut.” Pesan Shilla lagi.
“Iya my princess.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kasih sayang yang diberikan oleh orang yang kita cintai memang tidak ada hargannya. Sesuatu yang paling special yang kita miliki. Kasih sayang yang diberikan secara berlebihan. Banyak sekali kaum adam dan kaum hawa yang ingin dicintai dan disayang dengan sepenuh hati. Tetapi yang memberikan kasih sayang tiada tara adalah kedua orang tua. Mereka dengan tulus menyayangi kita tanpa imbalan apapun. Tetapi jika kasih sayang yang diberikan mereka tiba-tiba sirna hanya karena suatu pekerjaan itu rasanya memang sangat menyakitkan.
                Seperti yang terjadi pada Shilla. Gadis manis nan cantik yang mempunyai rambut panjang yang lurus dan mempunyai tubuh yang ideal bak seorang artis. Gadis ini memang kelihatan sempurna. Tetapi dalam kesempurnaan itu gadis ini memiki sejuta banyak keinginan. Salah satunya adalah ingin orang tuannya berada disampingnya sekarang, besok dan selamannya. Hanya itu keinginan gadis itu. Tetapi sepertinya bintang tidak pernah menyampaikan keinginannya kepada kedua orang tuanya. Buktinya orang tuanya tidak pernah tahu bahwa Shilla sangat merindukan mereka.
                Entah bintang yang tidak pernah menyampaikan atau mereka lah yang tidak pernah perduli terhadap Shilla. Entah apa yang selama ini mereka pikirkan sehingga melupakan Shilla. Ingin rasanya gadis ini menjerit keras supaya orang tuanya mendengarnya.
                Tetapi gadis ini tidak merasa kesepiaan, karena ada sahabat-sahabatnya dan juga kekasihnya yang selalu ada disampingnya dan selalu menghiburnya. Gadis ini sangat bersyukur, mungkin mereka ditakdirkan untuk menggantikan posisi orang tua Shilla sementara.  Seperti sekarang. Dirinya dan ketiga sahabatnya serta kekasihnya dan para sahabatnya sedang berkumpul di kantin untuk mengisi perut mereka diselingi dengan canda tawa yang mereka buat. Sungguh bahagia merasakannya.
“Loe lihat gak ekspresi Pak Dave pas selesai ceramahnya dan natap anak-anak yang tidur semua. Bwahahaha jelek banget tahu gak, bisa cengo gitu. gila banget. Itu ekspresi palingi langka guys.” Ucap Cakka memulai kekonyolannya bersama teman-temannya. Mendengar lelucon yang Cakka buat, teman-temannya pun ikut tertawa terbahak-bahak.
“Setuju gue sama loe Cakk, ekspresinya bisa gitu banget yah. Bwahahaha.” Lanjut Gabriel ngakak.
“Setuju gue sama loe berdua, yah lagian ceramah kok panjang banget gitu, bikin ilfell ajah.” Ucap Alvin yang sependapat dengan kedua sahabatnya.
“Lagi pada ngomongin apaan sih ???” Tanya Ify yang kebingungan dengan arah pembicaraan para pria di hadapannya.
“Gini loh Beb, tadi kan ada pelajaran pak Dave. Nah, pas dia lagi ceramah anak-anak tuh pada janjian gitu buat tidur massal. Nah pas ceramahnya selesai Pak Dave malah cengo gitu nglihatin anak-anak pada tidur. Ekspresinya lucu banget Beb. Hahahaha.” Jelas Gabriel masih dengan tertawa lebarnya.
“Ckckckck, kapan berubahnya sih. Itu tuh guru kamu.” Omel Ify.
“bukannya ketawa malah di omelin. Dasar cewe, ketawa aja jaga image.” Gumam Gabriel kesal tapi masih di dengar Ify.
“Heh, tadi kamu bilang apa ???” Marah Ify pada Gabriel.
“Eh gak gak, gak bilang apa-apa kok. Emang aku bilang apaan ???” Sangkal Gabriel.
“Lagian kaya gitu di ketawain. Bukan hal yang lucu tahu. Kan kasihan Pak Dave’nya. Merasa gak di hargain sama kalian semua. Pasti nie ide kalian yah buat bikin tidur satu kelas.” Celetuk Agni ikut-ikutan mengomel.
“Tepat banget. Hebat kan bisa bikin satu kelas tidur. Iya dong. Cakka gitu loh.” Ujar Cakka PD
“Apa ??? Hebat. Hebat dari Hongkong (menyubit lengan cakka). Itu gak baik kak. Kamu tuh udah durhaka sama guru. Pak Dave itu juga orang tua kamu di sekolah.” Omel Agni lagi.
“Iya bener. Kak Alvin lagi ikut-ikutan. Kenapa sih. Aku kan udah bilang jangan kaya gitu.” Tambah Sivia menyetujui ucapan Agni.
“Kan kamu nyuruh aku buat gak bolos pelajaran. Aku kan udah turutin sayang. Masa masih marah-marah aja.” Sungut Alvin tidak terima.
“bukan gitu caranya. Itu sama aja kaya kamu bolos pelajaran. Gak ada yang kamu tangkep kan dari pelajaran Pak Dave. Dengerin baik-baik kek, pahami kek, catet kek. Itu kan lebih baik kak.” Omel Sivia
“Iyah iyah.” Jawab Alvin pasrah. “Loe kenapa Yo, daritadi diem mulu. Mana tuh minuman Cuma di aduk-aduk aja lagi.” Ucapnya kepada Rio yang menyadari bahwa daritadi Rio hanya diam saja.
“Gue tadi habis ketemu sama Pak Duta guys.” Jawab Rio singkat.
“Terus terus terus. Mereka ngijinin kita buat tampil di pertandingan antar kota ???” Tanya Cakka antusias mendengarkan penjelasan sahabatnya.
“Tadi gue udah berusaha buat mempertahankan itu, tapi tadi Pak Duta malah bilang gak ada lowongan buat kita ikut pertandingan.” Jawab Rio lesu.
“Alasanya ???” Tanya Alvin, Cakka, Gabriel bersamaan.
“simple. Cuma karena sebagian dari anak basket itu anggota osis.”
“Just it ??? Mereka pikir kita gak bisa bagi waktu apa. Gue bisa kok ngatur jadwal. Antara jadwal latihan basket sama kumpul osis.”Ujar Gabriel kesal.
“Gue juga udah ngomong kaya gitu guys. Tapi kata pak Duta kalau kita bikin jadwal malah tenaga kita bakal terkuras habis. Dan endingnya kita gak bisa ngikutin pertandingan basket dengan baik dan gak bisa nglaksanain pengurus osis yang baru dengan baik.” Terang Rio
“Tapi kita mesti ikut pertandingan itu Yo, loe tahu kan impian kita lebih tepatnya team basket kita. Kita pengin maju ke tingkat provinsi. Dan syaratnya harus menang dulu di pertandingan kota.” Jelas Alvin masih dengan nada marah karena kesal.
“Loe pikir Cuma loe doang apa yang kesel sama berita ini. Gue nie yang paling kesel diantara kalian. Daridulu gue yang pengin team kita bisa maju ke tingkat provinsi. Tapi nyatanya gue juga yang gagalin rencana gue sendiri. Gue gak bisa ngeyakinin pak Duta.” Ucap Rio putus asa.
“Tenang bro, gue pasti bantuin loe kok, gue bakal bikin pak Duta percaya sama kita. Sebagai ketua osis yang baik gue bakal bikin sekolah kita sukses.” Ucap Gabriel PD.
“Ada gitu ketua osis yang kerjaannya bolos, terlambat dateng ke sekolah dan suka dapet surat peringatan dari guru.” Sindir Ify lagi.
“Sekarang provesinya ganti yah. Jadi suka nyindir orang kayaknya. “ Cibir Gabriel yang tidak terima kekasihnya sedari tadi hanya menyindirnya.
“Itu kan emang fakta. Fakta kalau kamu emang begitu.” Bales Ify gak kalah nyolot.
“Ihhh, sekarang gitu … “ Ucapan Gabriel dipotong cepat oleh Sivia. “Heh, udah udah. Ngapain berantem aja sih dari tadi. Gak malu apa di perhatiin sama anak-anak dari tadi. Kak Gabriel gak mau ngalah lagi.”
“Sekongkol yah loe Vi, malah belain Ify lagi.” Sungut Gabriel kesal.
“Heh, siapa yang belain ???”
“Malah kalian yang ribut, udah ah, gue cabut dulu. Shill, mau ikut gak ???” Ajak Rio pada kekasihnya itu.
“Mau kemana ???” Tanya Shilla lembut.
“Udah ayo ikut ajah.” Ucap Rio seraya menarik tangan Shilla menjauh “Guys gue duluan.” Pamitnya sebelum dirinya benar-benar menghilang.
“Aneh banget tuh orang. Gue juga lama-lama kepikiran sama basket.” Ucap Cakka.
“Iyah bener Cakk, terus kita mesti gimana ???”
“Gue punya ide.” Pekik Gabriel tiba-tiba
“Apa ???” Tanya Alvin dan Cakka bebarengan. “Lihat aja nanti.” Jawab Gabriel seraya menyeringai lebar.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama pasti akan lebih mudah menemukan jalan keluarnya. Jika seseorang mempunyai masalah yang begitu besar, lebih baik berbagi kepada sahabatnya atau teman terdekatnya.
Dengan begitu kita pasti merasa mempunyai tujuan kita. Yaitu mencari jalan keluarnya. Begitupun masalah yang dihadapi oleh team basket SMA Cilencia, mereka berusaha bersama-sama agar mereka bisa mendapatkan jalan keluarnya.
                Persahabatan memang lebih berharga daripada hal-hal yang paling penting di dunia ini. Dengan sahabat, kita merasa mempunyai segalannya yang kita gak punya. Sahabat bisa menjadi teman kita, pacar kita, orang tua kita, guru kita bahkan bisa menjadi malaikat kita. Sahabat selalu ada di saat kita sedang sedih maupun senang.
                Ada 2 insan yang sedang duduk di gedung atas sekolahnya. Kaum adam dan kaum hawa ini adalah sepasang kekasih yang ditakdirkan untuk bersama. Sudah 5 bulan lebih mereka bisa menjalin hubungan ini. Walaupun ada beberapa masalah yang menyerang hubungan mereka. Tetapi dengan kasih sayang yang mereka curahkan satu sama lain, mereka bisa menghadapi masalah itu dengan mudah.
                Terlihat seorang pria yang duduk dengan meluruskan kakinya dan disebelahnya ada sang gadis yang sedang menyenderkan kepalannya ke bahu sang pria dan pria itu melingkarkan tangannya di bahu sang gadis. Entah sudah berapa lama mereka dengan posisi seperti itu.
“Ada apa sih, ada masalah lagi ???” Tanya Sang pria yang menyadari perubahan gadisnya itu.
“Aku pengin kumpul lagi sama mama papa, aku kangen mereka, aku iri banget setiap kali aku lihat temen-temen menceritakan kehidupan mereka di rumah dengan orang tuannya. Aku pengin mama sama papa ada di samping aku Yo.” Terang Shilla, dan tanpa disadarinya air matanya mengalir dari kelopak matanya menuju ke pipinya.
“Shilla (memperbaiki posisinya dengan memegang pipi Shilla dan menghapus air matanya dengan menggunakan jarinya). Kamu denger aku. mama sama papa kamu tuh lagi kerja disana buat kamu sayang, aku yakin mereka bakalan balik kesini lagi. Dan kamu juga harus yakin sayang. Kamu boleh kok nganggep mama sama papa aku sebagai orang tua kamu juga, mereka pasti seneng banget. Soalnya mereka gak punya anak perempuan, jadi hadirnya kamu pasti disambut baik sama mereka.” Terang Rio menenangkan kekasihnya.
“Makasih yah Yo, kamu baik banget sama aku.” Ucap Shilla memeluk kekasihnya itu.
“Iya sayang (membelai rambut Shilla lembut). Jangan sedih lagi yah. Aku selalu ada buat kamu.”
“Makasih. aku sayang dan cinta banget sama kamu.”
“Aku juga. Gimana kalau nanti malam aku ngajakkin kamu buat dinner di rumah aku. sekalian ketemu sama orang tua aku, lagian kata mama dia kangen sama kamu. Dia pengin ketemu kamu, gimana ??? Mau gak ???” Tawar Rio
“Mau. Makasih yah Yo. Kamu paling bisa bikin aku ceria lagi deh.” Puji Shilla
“Iya dong, Mario gitu. yang keren, cakep, ganteng, baik hati dan suka menolong. Hehehe J.” Ucap Rio seraya menaikkan kerah bajunya
“Ihh, PD kamu tuh akut banget yah, dasar.”
“Harus dong, pacarnya Shilla. Hehehe J.” Canda Rio
“Aku gak punya pacar PD deh kayaknya, kalau kamu PD berarti kamu bukan cowo aku. hahaha.” Bales Shilla membalas candaan Rio.
“Rese banget sih. Apapun keadaan dan sifat aku kamu harus mau dong nganggep aku pacar kamu, masa Cuma baiknya aja kalo lagi di anggep.” Keluh Rio.
“Iya iya, tadi aku Cuma bercanda kok. Kamu tetep jadi pacar aku, apapun keadaan kamu dan sifat kamu. Karena aku ituh sayang dan tulus cinta sama kamu karena kamu yang apa adanya.”
“Nah, gitu dong. Ini baru pacar Rio.” Ucap Rio seraya mencolek hidung Shilla.
“Apaan sih. Ke kelas yuk, udah mau bel nie. Ntar telat masuk lagi. Kamu juga jangan bolos.”
“Siap Nona. Hehehe J.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*