Malam harinya. Shilla memilih
duduk di balkon kamarnya dengan ditemani boneka teddy bear pemberian sang
kekasih yang sedang dipeluknya. Entah kenapa malam ini cuaca sangat dingin
menyebabkan dirinya ingin segera tidur karena rasa kantuk mulai menyerang. Tapi
ingat janji sang kekasih yang akan menelefonnya tadi sore menyebabkan dirinya
tidak bisa memejamkan matanya.
“Huh, dingin banget cuacanya. Mama
Papa, kenapa sih kalian gak pernah tahu perasaan Shilla. Shilla pengin mama
sama papa selalu disini. Shilla kesepian mah pah. Mendingan Shilla hidup
sederhana tapi berkumpul sama mama papa daripada Shilla hidup mewah tapi Shilla
selalu merasa kesepian. Bintang, sampaikan salam aku buat mama papa yah.
Sampaikan sama mereka kalau aku kangen mereka.” Ucap Shilla seraya memandang
bintang.
Tanpa
disadari Shilla, sebuah cairan bening mengalir dari matannya. Dirinya menangis.
Dengan tetap memandang bintang dirinya membiarkan air matanya mengalir melalui
ekor matanya.
Sebuah
deringan Handphone mulai terdengar oleh Shilla. Dengan gerakan cepat dirinya
mengambilnya yang tergeletak di atas kasurnya kemudian kembali ke balkon
kamarnya.
Setelah
melihat siapa yang memanggilnya. Dirinya jadi lebih semangat dan menghapus air
matanya. Setelah itu menekan tombol hijau.
“Hai sayang.
Lagi ngapain ???” Tanya pemuda dari seberang sana.
“Lagi mandangin bintang.” Jawab
Shilla singkat.
“Dimana ??? Ini lagi musim dingin
loh. Jangan diluar ntar sakit.” Ucapnya lagi.
“Aku nggak di luar kok. Aku lagi
ada di balkon kamar aku. kamu sendiri lagi ngapain ???”
“Lagi mikirin kamu. Entah kenapa
aku ngerasa kalau kamu lagi sedih. Akunya jadi kepikiran terus dari tadi.” Ucap
sang pemuda membuat kedua pipi Shilla merona merah.
“Apaan sih. Aku nggak sedih kok.
Sok tahu.”
“Tapi menurut feel aku gituh. Aku
juga lagi mandangin bintang. Tapi aku lihat malam ini bintangnya gak ada yang
sinarnya paling terang, semuannya sinarnya sama ajah. Dan menurut feel aku. keadaan
bintang itu sama kaya perasaan kamu saat ini. Jangan bohong. Kamu gak ahli kalo
bohong.” Jelasnya.
“Ihhh Rio sok tahu banget deh.
Bintangnya gak ada yang terang kan soalnya mau turun hujan, langitnya udah
gelap banget. Aneh deh argument kamu.” Ucap Shilla kepada kekasihnya itu.
“Argumen kamu yang aneh. Kenapa
??? Udah gak usah bohong lagi. gak ahli tahu. Jujur ajah sama aku. aku tahu
kamu lagi sedih sekarang.”
“Aku gak papa Rio. Aku baik-baik
ajah.”
“Kamu jujur atau aku nekat ke
rumah kamu sekarang.” Ancam Rio dari seberang sana.
“Ihhh, kok ancemannya gitu sih.
Bentar lagi mau turun hujan. Ntar kamu sakit kalo keluar rumah. Aku gak papa
kok. Kamu gak usah khawatir gitu.”
“Biarin aku sakit. Habisnya kamu
gak jujur sih sekarang. Aku udah siap
nie sama kunci mobilnya. Tinggal ke garasi buat ngambil mobil. Mau jujur gak
???”
“Iyah iyah. Aku Cuma lagi kangen
sama mama papa. Yah, aku ngerasa kesepian aja di rumah. Aku pengin mereka balik
dan kumpul lagi kaya dulu.”
“Yaudah sayang,aku tutup
telefonnya yah. Ada perlu. Bye.” Ucap Rio seraya mematikan handphone’nya.
“Ihhhh, rese banget sih. Kenapa
dia gak berusaha ngehibur aku coba. Malah di tutup telefonnya. Rese banget sih.
Mama papa Shilla kangen.” Ucap Shilla masih dengan posisi yang sama.
Beberapa
saat kemudian, hujan turun dengan derasnya menyebabkan Shilla menutup tirai
balkonnya dan menutup jendelanya dan menuju ke kasurnya seraya merebahkan
dirinya di kasur.
“Kenapa harus hujan sih. Dan
kenapa cuacannya dingin banget kaya gini. Huh.” Keluh Shilla seraya bernafas
panjang dan menghembuskannnya dengan kasar tanda ia sedang kesal.
Beberapa
menit kemudian terdengar suara bel berbunyi di depan rumahnya.
“Siapa lagi yang bertamu
malam-malam gini. Mana hujan lagi. Pasti tuh tamu mau minta sumbangan. Kenapa
tamu jaman sekarang selalu datang di saat yang gak tepat sih. Tuh orang gak
tahu apa kalo gue lagi bad mood. Huh. Mending juga tuh tamu bawa seseorang yang
bisa bikin gue punya temen disini. Itu kan lebih baik, daripada dia harus minta
sumbangan malam-malam gini.” Gerutu Shilla masih dengan posisi yang sama yaitu
rebahan di kasurnya.
Tiba-tiba ada
yang mengetuk pintunya, dan Shilla langsung menyuruhnya masuk karena pintunya
memang tidak di kunci, terlihatlah bibi di pintu.
“Ada apa bi ???” Tanya Shilla
“Anu non, di depan ada den Rio.
Katanya mau ketemu non Shilla.” Jawab Bibi dengan sopan.
“Apa !!! Rio bi.” Kaget Shilla
seraya bangun dari tidurnya dan langsung ngacir menuju ke bawah.
Terlihat
seorang pemuda yang sedang membelakanginya. Sepertinya dia sedang mengeringkan
jaketnya yang basah terkena hujan tadi. Dengan gerak cepat Shilla
menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Pemuda itu sempat kaget, tetapi
setelah tahu siapa yang memeluknya pemuda ini malah membiarkan gadis itu
memeluknya.
Setelah
beberapa saat mereka dalam posisi seperti itu akhirnya sang gadis melepas
pelukannya dan sang pemuda itupun membalikan tubuhnya dan langsung memberikan
senyum termanisnya untuk gadis di hadapannya.
“Malam sayang.” Sapa sang pria
itu.
“Rio. Kamu kenapa gak bilang mau
dateng kesini ??? Tadi aku sempat berfikir kalo kamu itu Cuma orang yang mau
minta sumbangan disini. Dan gak penting banget buat aku, tapi ternyata yang
datang malah orang yang sangat sangat penting buat aku.” Ucap Shilla manja
seraya memegang lengan kanan Rio.
“Gombal banget sih. Jahat banget
lagi ngatain aku orang yang minta sumbangan L. Padahal kan aku kesini mau nemenin kamu. Tapi malah
di anggap begitu.” Keluh Rio pura-pura ngambek.
“Hehehe J. Aku kan gak tahu kalo
yang dateng kamu. Soalnya kalo ada yang bertamu malam-malam gini biasanya orang
yang mau minta sumbangan. Hehehe L.”
Jawab Shilla dengan cengiran lebarnya.
“Dasar. Malah nyengir lagi.
Berasa cantik apa kalo lagi kaya gitu.” Goda Rio
“Cantik dong. Emang menurut kamu
aku gak cantik ???”
“Gak.” Jawaban Rio langsung
membuat Shilla mengerucutkun bibirnya kesal. “Bercanda sayang, dalam keadaan
apapun kamu tetep yang paling cantik kok.”
“Jawaban pertama biasanya yang
dari hati. Kata orang itu jawaban spontan.” Jawab Shilla sinis.
“Aku kan Cuma bercanda, masa di
anggap serius. Itu bukan jawaban spontan kok. Yang dari hati tuh jawaban kedua
tadi.” Bela Rio.
“menurut aku gituh.”
“Kok ngambek sih, gak seru nie.
Bela-belain datang ke sini sampe basah banget kaya gini, kamunya malah ngambek.”
Jawab Rio ikut-ikutan ngambek.
“Gak ada tuh yang nyuruh kamu
buat dateng ke sini.” Ucap Shilla asal.
“Oh gituh. Jadi kedatangan aku
gak di harepin buat kamu, ok, aku pulang sekarang, malem.” Ucap Rio seraya
mengambil jaketnya yang tadi di taruh di sofa dan menuju ke luar rumah Shilla.
Baru beberapa langkah, Shilla langsung memeluk dirinya lagi dari belakang.
“Jangan pergi. Aku kesepian
disini. Aku sangat mengharapkan kedatangan kamu kok. Please.” Pinta Shilla
masih dengan posisi yang sama.
Membalikan tubuhnya dan memegang
tangan Shilla seraya memandang wajah cantik gadisnya itu.
“Aku gak akan pergi. Aku bakalan
nemenin kamu disini. Dan aku gak akan ngebiarin kamu merasa kesepian. Karena
sekarang udah ada aku disini.”
“Makasih. aku sayang banget sama
kamu.” Ucap Shilla seraya memeluk tubuh Rio lagi.
“Aku juga sayang banget sama
kamu.” Bales Rio seraya membalas memeluk Shilla erat dan mengecup pucuk rambut
Shilla.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
Cuaca
hari ini sangat cerah. Berbeda sekali dengan suasana tadi malam. Entah mengapa
udarannya sangat segar dan sejuk. Matahari telah menampakkan dirinya dan
cahayannya langsung menembus masuk ke dalam rumahnya membuat dirinya bangun.
Gadis
ini menggeliatkan tubuhnya ketika merasa ada cahaya masuk melalui jendela kamarnya.
Bersamaan dengan itu jam weker yang berada di sebelah tempat tidurnya berbunyi.
Dengan gerak cepat gadis ini mengambil jam weker itu dan mematikannya.
“Udah jam setengah 6.” Gumam sang
gadis. “Jadi inget mama. biasanya kalo lagi bangun tidur gini mama selalu
ngasih kecupan hangat buat gue. Sekarang. Malah kebalikannya. Kapan kejadian
itu bisa terulang lagi yah. Gue berharap kejadian itu akan segera terjadi
lagi.”
Setelah
mengingat sedikit memorinya dengan sang mama, gadis ini melangkah memasuki kamar
mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Tak butuh waktu lama, jam 6 sang
gadis selesai merapikan seragamnya dan sudah bersiap untuk pergi ke sekolah.
Perlahan tapi pasti gadis ini menuruni tangga rumahnya dan menuju ke meja
makan. Betapa terkejutnya gadis ini melihat ada orang lain yang sudah duduk di
meja makan dengan santainya.
“Rio.” Pekik sang gadis setelah
menyadari kekasihnya di ruang makan.
“Pagi sayang.” Sahut Rio dengan
senyum termanisnya menyambut gadisnya itu.
“Kok kamu udah disini. Ini kan
baru jam 6 Yo.” Ucap Shilla bingung melihat kekasihnya itu.
“Surprise dong, aku kan udah
janji sama kamu bakalan dateng pagi kesini. Dan tujuan aku kesini lebih dari
waktu yang kamu tentuin karena aku mau nemenin kamu sarapan bareng pagi ini.
Aku tahu kok, kamu pasti kesepian kalo harus makan sendirian, makanya aku
sengaja dateng lebih pagi. Hehehe J.”
“Makasih yah Yo, aku jadi lebih
sayang sama kamu.”
“Harus dong. Yaudah makan.” Suruh
Rio.
Perasaan
senang memenuhi hati sang gadis. Entah mengapa dia sangat beruntung mempunyai
kekasih seperti Rio. Dan dirinya merasa yakin kekasihnya itu bakal berubah.
Dirinya juga merasa yakin kalau cintanya memang untuk Rio. Begitupun
sebaliknya. Rio juga sangat yakin kalau dia memilih gadis yang tepat untuk di
jadikan sebagai kekasihnya.
Setelah
mereka menyelesaikan breakfast’nya. Mereka bersiap untuk menuju ke sekolah
karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.20. jadi mereka mutusin buat segera
berangkat ke sekolah. Hari ini Rio membawa
motor ninjanya. Dirinya lalu menjalankan motornya setelah Shilla sudah
duduk manis di belakangnya dengan memeluk perut dirinya secara erat.
“kenapa deh, meluknya kenceng
banget sih Shill, akunya jadi susah buat nafas.” Ucap Rio sedikit berteriak
karena mereka sekarang berada di jalan raya yang penuh dengan suara kendaraan
lalu lalang.
“Yah habis kamu bawa motornya
cepet banget. Akunya kan takut jatuh. Jangan cepet-cepet Rio, ini tuh masih
pagi. Dinikmatin kenapa sih.” Omel Shilla
“Kan yang nyuruh cepet-cepet
kamu, katanya biar gak terlambat.” Sela Rio
“Tapi gak gini caranya. Kamu kalo
mau cari bahaya jangan ngajak aku. cari aja sendiri.”
“Ihhh, gak setia banget. Masa
cari sendiri. Cari bareng-bareng dong.”
“Kalo nyari kebaikan gak papa
ngajak aku, ini nyari bahaya ngajak aku. Pelanin motornya gak, atau aku loncat
dari motor kamu.” Ancam Shilla
“Yaudah lompat aja kalau berani.”
Tantang Rio dan membuat Shilla menjadi kesal.
“Ok, aku gak takut, lihat ajah.”
Ucap Shilla seraya melepas pelukannya dan bersiap-siap untuk lompat.
“Eh eh, jangan dong. Apaan coba
(Memberhentikan motornya di tepi jalan). Kok jadi beneran sih.”
“Ihhh sebel sama kamu, kamu
duluan yang mulai, udah ah, daripada aku nyari bahaya ikut kamu mendingan aku
naik taksi aja ke sekolahnya. Senam jantung tahu gak naik motor kamu.” Omel
Shilla
“Kok naik taksi, jangan dong
sayang. Masa aku sendirian. Udah tak bela-belain bangun pagi banget juga”
“Yah habis kamu yang mulai duluan
sih, janji yah jangan ngebut lagi. Kalo itu terjadi lagi aku bakalan
bener-bener naik taksi ke sekolahnya. Lagian baju aku berantakan kan gara-gara
kamu ngebut. Nie rambut aku juga rusak. Ihhh, nyebelin banget sih.” Sungut
Shilla seraya memukuli Rio menggunakan tas’nya.
“Aduh aduh, ampun Shill. Ini di
jalan raya. Kamu gak malu apa, Shilla udah.” Ucap Rio seraya menghindar dari
pukulan Shilla di tubuhnya.
“(Berhenti memukuli Rio). Sebel.”
Teriak Shilla seraya mengerucutkan bibirnya.
“Udah dong sayang, jelek banget
kalo lagi kaya gituh. Yaudah berangkat aja yuk, nie udah siang. Ntar terlambat
lagi.” Usul Rio seraya menaiki motor ninjanya.
“Tumben inget siang dan takut
terlambat, biasanya juga terlambat.” Sindir Shilla
“Bisanya Cuma nyindir doang.
Huhuhu. Aku tuh gak takut terlambat. Tapi yang aku takutin tuh kamu, aku gak
mau aja kamu ikut-ikutan telat. Udah ah, ayo naik. Nie pake (menyerahkan
helm’nya).”
“Iyah, inget jangan ngebut.”
Pesan Shilla lagi.
“Iya my princess.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
Kasih
sayang yang diberikan oleh orang yang kita cintai memang tidak ada hargannya.
Sesuatu yang paling special yang kita miliki. Kasih sayang yang diberikan
secara berlebihan. Banyak sekali kaum adam dan kaum hawa yang ingin dicintai
dan disayang dengan sepenuh hati. Tetapi yang memberikan kasih sayang tiada
tara adalah kedua orang tua. Mereka dengan tulus menyayangi kita tanpa imbalan
apapun. Tetapi jika kasih sayang yang diberikan mereka tiba-tiba sirna hanya
karena suatu pekerjaan itu rasanya memang sangat menyakitkan.
Seperti
yang terjadi pada Shilla. Gadis manis nan cantik yang mempunyai rambut panjang
yang lurus dan mempunyai tubuh yang ideal bak seorang artis. Gadis ini memang
kelihatan sempurna. Tetapi dalam kesempurnaan itu gadis ini memiki sejuta
banyak keinginan. Salah satunya adalah ingin orang tuannya berada disampingnya
sekarang, besok dan selamannya. Hanya itu keinginan gadis itu. Tetapi
sepertinya bintang tidak pernah menyampaikan keinginannya kepada kedua orang
tuanya. Buktinya orang tuanya tidak pernah tahu bahwa Shilla sangat merindukan
mereka.
Entah
bintang yang tidak pernah menyampaikan atau mereka lah yang tidak pernah
perduli terhadap Shilla. Entah apa yang selama ini mereka pikirkan sehingga
melupakan Shilla. Ingin rasanya gadis ini menjerit keras supaya orang tuanya
mendengarnya.
Tetapi
gadis ini tidak merasa kesepiaan, karena ada sahabat-sahabatnya dan juga kekasihnya
yang selalu ada disampingnya dan selalu menghiburnya. Gadis ini sangat
bersyukur, mungkin mereka ditakdirkan untuk menggantikan posisi orang tua
Shilla sementara. Seperti sekarang.
Dirinya dan ketiga sahabatnya serta kekasihnya dan para sahabatnya sedang
berkumpul di kantin untuk mengisi perut mereka diselingi dengan canda tawa yang
mereka buat. Sungguh bahagia merasakannya.
“Loe lihat gak ekspresi Pak Dave
pas selesai ceramahnya dan natap anak-anak yang tidur semua. Bwahahaha jelek
banget tahu gak, bisa cengo gitu. gila banget. Itu ekspresi palingi langka
guys.” Ucap Cakka memulai kekonyolannya bersama teman-temannya. Mendengar
lelucon yang Cakka buat, teman-temannya pun ikut tertawa terbahak-bahak.
“Setuju gue sama loe Cakk,
ekspresinya bisa gitu banget yah. Bwahahaha.” Lanjut Gabriel ngakak.
“Setuju gue sama loe berdua, yah
lagian ceramah kok panjang banget gitu, bikin ilfell ajah.” Ucap Alvin yang
sependapat dengan kedua sahabatnya.
“Lagi pada ngomongin apaan sih
???” Tanya Ify yang kebingungan dengan arah pembicaraan para pria di
hadapannya.
“Gini loh Beb, tadi kan ada
pelajaran pak Dave. Nah, pas dia lagi ceramah anak-anak tuh pada janjian gitu
buat tidur massal. Nah pas ceramahnya selesai Pak Dave malah cengo gitu
nglihatin anak-anak pada tidur. Ekspresinya lucu banget Beb. Hahahaha.” Jelas
Gabriel masih dengan tertawa lebarnya.
“Ckckckck, kapan berubahnya sih.
Itu tuh guru kamu.” Omel Ify.
“bukannya ketawa malah di omelin.
Dasar cewe, ketawa aja jaga image.” Gumam Gabriel kesal tapi masih di dengar
Ify.
“Heh, tadi kamu bilang apa ???”
Marah Ify pada Gabriel.
“Eh gak gak, gak bilang apa-apa
kok. Emang aku bilang apaan ???” Sangkal Gabriel.
“Lagian kaya gitu di ketawain.
Bukan hal yang lucu tahu. Kan kasihan Pak Dave’nya. Merasa gak di hargain sama
kalian semua. Pasti nie ide kalian yah buat bikin tidur satu kelas.” Celetuk
Agni ikut-ikutan mengomel.
“Tepat banget. Hebat kan bisa
bikin satu kelas tidur. Iya dong. Cakka gitu loh.” Ujar Cakka PD
“Apa ??? Hebat. Hebat dari
Hongkong (menyubit lengan cakka). Itu gak baik kak. Kamu tuh udah durhaka sama
guru. Pak Dave itu juga orang tua kamu di sekolah.” Omel Agni lagi.
“Iya bener. Kak Alvin lagi
ikut-ikutan. Kenapa sih. Aku kan udah bilang jangan kaya gitu.” Tambah Sivia
menyetujui ucapan Agni.
“Kan kamu nyuruh aku buat gak
bolos pelajaran. Aku kan udah turutin sayang. Masa masih marah-marah aja.”
Sungut Alvin tidak terima.
“bukan gitu caranya. Itu sama aja
kaya kamu bolos pelajaran. Gak ada yang kamu tangkep kan dari pelajaran Pak
Dave. Dengerin baik-baik kek, pahami kek, catet kek. Itu kan lebih baik kak.”
Omel Sivia
“Iyah iyah.” Jawab Alvin pasrah.
“Loe kenapa Yo, daritadi diem mulu. Mana tuh minuman Cuma di aduk-aduk aja
lagi.” Ucapnya kepada Rio yang menyadari bahwa daritadi Rio hanya diam saja.
“Gue tadi habis ketemu sama Pak
Duta guys.” Jawab Rio singkat.
“Terus terus terus. Mereka
ngijinin kita buat tampil di pertandingan antar kota ???” Tanya Cakka antusias
mendengarkan penjelasan sahabatnya.
“Tadi gue udah berusaha buat
mempertahankan itu, tapi tadi Pak Duta malah bilang gak ada lowongan buat kita
ikut pertandingan.” Jawab Rio lesu.
“Alasanya ???” Tanya Alvin,
Cakka, Gabriel bersamaan.
“simple. Cuma karena sebagian
dari anak basket itu anggota osis.”
“Just it ??? Mereka pikir kita
gak bisa bagi waktu apa. Gue bisa kok ngatur jadwal. Antara jadwal latihan
basket sama kumpul osis.”Ujar Gabriel kesal.
“Gue juga udah ngomong kaya gitu
guys. Tapi kata pak Duta kalau kita bikin jadwal malah tenaga kita bakal
terkuras habis. Dan endingnya kita gak bisa ngikutin pertandingan basket dengan
baik dan gak bisa nglaksanain pengurus osis yang baru dengan baik.” Terang Rio
“Tapi kita mesti ikut
pertandingan itu Yo, loe tahu kan impian kita lebih tepatnya team basket kita.
Kita pengin maju ke tingkat provinsi. Dan syaratnya harus menang dulu di
pertandingan kota.” Jelas Alvin masih dengan nada marah karena kesal.
“Loe pikir Cuma loe doang apa
yang kesel sama berita ini. Gue nie yang paling kesel diantara kalian. Daridulu
gue yang pengin team kita bisa maju ke tingkat provinsi. Tapi nyatanya gue juga
yang gagalin rencana gue sendiri. Gue gak bisa ngeyakinin pak Duta.” Ucap Rio
putus asa.
“Tenang bro, gue pasti bantuin
loe kok, gue bakal bikin pak Duta percaya sama kita. Sebagai ketua osis yang
baik gue bakal bikin sekolah kita sukses.” Ucap Gabriel PD.
“Ada gitu ketua osis yang
kerjaannya bolos, terlambat dateng ke sekolah dan suka dapet surat peringatan
dari guru.” Sindir Ify lagi.
“Sekarang provesinya ganti yah.
Jadi suka nyindir orang kayaknya. “ Cibir Gabriel yang tidak terima kekasihnya
sedari tadi hanya menyindirnya.
“Itu kan emang fakta. Fakta kalau
kamu emang begitu.” Bales Ify gak kalah nyolot.
“Ihhh, sekarang gitu … “ Ucapan
Gabriel dipotong cepat oleh Sivia. “Heh, udah udah. Ngapain berantem aja sih
dari tadi. Gak malu apa di perhatiin sama anak-anak dari tadi. Kak Gabriel gak
mau ngalah lagi.”
“Sekongkol yah loe Vi, malah
belain Ify lagi.” Sungut Gabriel kesal.
“Heh, siapa yang belain ???”
“Malah kalian yang ribut, udah
ah, gue cabut dulu. Shill, mau ikut gak ???” Ajak Rio pada kekasihnya itu.
“Mau kemana ???” Tanya Shilla
lembut.
“Udah ayo ikut ajah.” Ucap Rio
seraya menarik tangan Shilla menjauh “Guys gue duluan.” Pamitnya sebelum
dirinya benar-benar menghilang.
“Aneh banget tuh orang. Gue juga
lama-lama kepikiran sama basket.” Ucap Cakka.
“Iyah bener Cakk, terus kita
mesti gimana ???”
“Gue punya ide.” Pekik Gabriel
tiba-tiba
“Apa ???” Tanya Alvin dan Cakka
bebarengan. “Lihat aja nanti.” Jawab Gabriel seraya menyeringai lebar.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
Permasalahan
yang dihadapi secara bersama-sama pasti akan lebih mudah menemukan jalan
keluarnya. Jika seseorang mempunyai masalah yang begitu besar, lebih baik
berbagi kepada sahabatnya atau teman terdekatnya.
Dengan begitu
kita pasti merasa mempunyai tujuan kita. Yaitu mencari jalan keluarnya.
Begitupun masalah yang dihadapi oleh team basket SMA Cilencia, mereka berusaha
bersama-sama agar mereka bisa mendapatkan jalan keluarnya.
Persahabatan
memang lebih berharga daripada hal-hal yang paling penting di dunia ini. Dengan
sahabat, kita merasa mempunyai segalannya yang kita gak punya. Sahabat bisa
menjadi teman kita, pacar kita, orang tua kita, guru kita bahkan bisa menjadi
malaikat kita. Sahabat selalu ada di saat kita sedang sedih maupun senang.
Ada
2 insan yang sedang duduk di gedung atas sekolahnya. Kaum adam dan kaum hawa
ini adalah sepasang kekasih yang ditakdirkan untuk bersama. Sudah 5 bulan lebih
mereka bisa menjalin hubungan ini. Walaupun ada beberapa masalah yang menyerang
hubungan mereka. Tetapi dengan kasih sayang yang mereka curahkan satu sama
lain, mereka bisa menghadapi masalah itu dengan mudah.
Terlihat
seorang pria yang duduk dengan meluruskan kakinya dan disebelahnya ada sang
gadis yang sedang menyenderkan kepalannya ke bahu sang pria dan pria itu melingkarkan
tangannya di bahu sang gadis. Entah sudah berapa lama mereka dengan posisi
seperti itu.
“Ada apa sih, ada masalah lagi
???” Tanya Sang pria yang menyadari perubahan gadisnya itu.
“Aku pengin kumpul lagi sama mama
papa, aku kangen mereka, aku iri banget setiap kali aku lihat temen-temen
menceritakan kehidupan mereka di rumah dengan orang tuannya. Aku pengin mama
sama papa ada di samping aku Yo.” Terang Shilla, dan tanpa disadarinya air
matanya mengalir dari kelopak matanya menuju ke pipinya.
“Shilla (memperbaiki posisinya
dengan memegang pipi Shilla dan menghapus air matanya dengan menggunakan
jarinya). Kamu denger aku. mama sama papa kamu tuh lagi kerja disana buat kamu
sayang, aku yakin mereka bakalan balik kesini lagi. Dan kamu juga harus yakin sayang.
Kamu boleh kok nganggep mama sama papa aku sebagai orang tua kamu juga, mereka
pasti seneng banget. Soalnya mereka gak punya anak perempuan, jadi hadirnya
kamu pasti disambut baik sama mereka.” Terang Rio menenangkan kekasihnya.
“Makasih yah Yo, kamu baik banget
sama aku.” Ucap Shilla memeluk kekasihnya itu.
“Iya sayang (membelai rambut
Shilla lembut). Jangan sedih lagi yah. Aku selalu ada buat kamu.”
“Makasih. aku sayang dan cinta
banget sama kamu.”
“Aku juga. Gimana kalau nanti
malam aku ngajakkin kamu buat dinner di rumah aku. sekalian ketemu sama orang
tua aku, lagian kata mama dia kangen sama kamu. Dia pengin ketemu kamu, gimana
??? Mau gak ???” Tawar Rio
“Mau. Makasih yah Yo. Kamu paling
bisa bikin aku ceria lagi deh.” Puji Shilla
“Iya dong, Mario gitu. yang
keren, cakep, ganteng, baik hati dan suka menolong. Hehehe J.”
Ucap Rio seraya menaikkan kerah bajunya
“Ihh, PD kamu tuh akut banget
yah, dasar.”
“Harus dong, pacarnya Shilla.
Hehehe J.”
Canda Rio
“Aku gak punya pacar PD deh
kayaknya, kalau kamu PD berarti kamu bukan cowo aku. hahaha.” Bales Shilla
membalas candaan Rio.
“Rese banget sih. Apapun keadaan
dan sifat aku kamu harus mau dong nganggep aku pacar kamu, masa Cuma baiknya
aja kalo lagi di anggep.” Keluh Rio.
“Iya iya, tadi aku Cuma bercanda
kok. Kamu tetep jadi pacar aku, apapun keadaan kamu dan sifat kamu. Karena aku
ituh sayang dan tulus cinta sama kamu karena kamu yang apa adanya.”
“Nah, gitu dong. Ini baru pacar
Rio.” Ucap Rio seraya mencolek hidung Shilla.
“Apaan sih. Ke kelas yuk, udah
mau bel nie. Ntar telat masuk lagi. Kamu juga jangan bolos.”
“Siap Nona. Hehehe J.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*