FLASHBACK ON !!!
Sepasang
muda mudi sedang berada di pantai. Sore hari yang sangat indah ini menjadikan
pantai tersebut menjadi indah, pemandangan pantai yang sangat apik membuat
semua orang betah menikmati pemandangan pantai tersebut. sedangkan 2 orang muda
mudi tersebut sedang berjalan di sisi air laut.
“Kak, ngapain ngajakkin gue
kesini.” Ucap sang gadis seraya tetap berjalan di sisi air laut.
“gue mau nunjukkin sesuatu sama
loe. gue juga mau bicara penting sama loe.” Ucap sang pria
“Yaudah. Sekarang ajah. lagian
ini juga mau malam kak.”
“Ehm. Sebelum gue mau bilang
sesuatu sama loe. gue mau nunjukkin pemandangan yang sangat indah dulu sama
loe.” Ucap sang pria seraya menunjuk ke air laut yang langitnya sedang
kekuning-kuningan.
“Waw indah banget sunset’nya.”
Pekin sang gadis setelah melihat sunset yang ditunjuk oleh sang pria tadi.
Matahari
terbenam. Membuat air laut di pantai tersebut menjadi kuning akibat pengaruh
dari cahaya sunset tersebut. air yang bergelombang di tambah dengan terbenamnya
matahari membuat semuannya berdecak kagum. Termasuk seorang gadis yang tadi
diberitahu oleh sang pria jika ada sunset di pantai itu.
“keren kak. Indah banget lautnya.”
Ucap sang gadis lagi.
“Iya dong. Gue sengaja mengulur
waktu tadi. Supaya loe bisa ngelihat sunset dulu Ag. Tapi, gue punya kejutan
lagi buat loe. lihat tuh.” Ucap sang pria seraya menunjuk ke langit.
Percikan
kembang api terdapat di langit pantai sore itu. Dan yang membuat sang gadis
kaget adalah kata-kata sakral yang terdapat di langit pantai setelah percikan
kembang api tadi menghilang. I LOVE YOU AGNI. Itu adalah kalimat yang terdapat
di langit pantai sore itu. Kalimat itu membuat sang gadis kaget karena nama
dirinnya terdapat di langit itu.
“Itu maksudnya apa kak ???” Tanya
sang gadis tanpa mengalihkan penglihatannya dari tulisan sakral itu.
“Mmmm, sebenernya dari pertama
gue kenal loe gue udah suka sama loe. bahkan gue udah mulai sayang sama loe pas
kita berantem setiap hari. Gatau kenapa rasa ini muncul Ag. Tapi satu yang
harus loe tau, gue itu selalu ngajak loe ribut soalnya gue pengin selalu deket
loe Ag, walaupun caranya norak banget, tapi Cuma dengan cara itu gue bisa deket
sama loe. itu semua karena gue itu cinta sama loe Ag, gue sayang sama loe. loe
mau gak jadi cewe gue ???” Terang Cakka seraya melihat dalam mata Agni
“Gue gue ………”
“Gue gak butuh jawaban loe
sekarang Ag, gue Cuma butuh jawaban ‘iya’ dari loe. terserah loe mau jawab
kapan. Yang jelas gue gak pengin denger kata ‘nggak mau’ dari loe.” Ucap Cakka
lagi.
“Ihh, pemaksaan banget sih.
Berarti intinya gue harus jadi pacar loe dong.” Ucap Agni seraya memanyunkan
bibirnya merasa tidak terima dengan perkataan pria tampan di hadapannya.
“Iyah. Dan itu terserah loe mau
jawab kapan.”
“Yaudah, gue jawabnya 2 tahun
lagi. Setelah itu gue bakalan jawab YA.”
“Yahhh, kelamaan dong.”
“Ya habis loe pemaksaan gitu.”
Ucap Agni seraya melipat tangannya di dadannya.
“Iya deh nggak. Gue bakalan
terima semua jawaban loe. tapi gue berharap sih loe mau jawab IYA. Tapi
jawabnya sekarang.”
“Mmmm gimana yah. Apa jaminannya
kalo loe beneran sayang sama loe.” Tanya Agni.
“Gue rela di bunuh loe, kalo gue
ketahuan selingkuh, kalo gue nyakitin loe dan kalo gue ngingkarin omongan gue
tadi.” Ucap Cakka tegas.
“Ok. Gue pegang kata-kata loe.”
“Jadi loe mau ???” Tanya Cakka
dengan wajah berseri seri.
“Iyah. Tapi awas kalo loe masih
tebar pesona sama cewe lain. Gue bakalan bener-bener bunuh loe.”
“Iya Ag, gue janji. Makasih yah.
Gue sayang banget sama loe.” Ucap Cakka seraya memeluk Agni erat.
“Oya Ag, gue boleh Tanya sama loe
nggak.” Tanya Cakka tiba-tiba
“Tanya apa ???”
“Mmmm, cowok yang sering sama loe
itu namanya siapa sih.”
“Cowok yang mana ???” Tanya Agni
heran.
“Itu loh Ag, yang suka main
basket bareng loe. yang suka nganter jemput loe belakangan ini.” Terang Agni
berusaha supaya Agni mengerti apa yang di maksud oleh dirinya.
“Ough, kak Shion. Kenapa kak
emangnya ???”
“Shion siapa ??? Bukan cowo loe
kan ???”
“Shion itu emang cowo gue ……………”
“Apa ??? jadi Shion itu cowok
loe, terus loe terima gue maksudnya apa.” Pekik Cakka histeris dan langsung
memotong ucapan Agni tadi.
“Makanya dengerin gue dulu. Shion
itu emang cowok gue. Tapi, gue Cuma, Cuma … Cuma bercanda. Hahaha. Masa di
bohongin mau sih. Wlek.” Ucap Agni seraya berlari setelah sebelumnya
menjulurkan lidahnya kearah Cakka yang masih bengong. “Dia itu Cuma sahabat gue
kok. Dan gue Cuma nganggep dia seperti kakak gue sendiri. Jadi loe di bohongin
sama gue.”
“Agniii. Tunggu loe. gue bakalan
bales. Sini loe.” Teriak Cakka seraya mengejar Agni yang sudah berada jauh di
depanya.
FLASHBACK OFF !!!
“Romantis.” Komentar Shilla
setelah mendengarkan cerita Cakka dan Agni.
“Iya sih romantis, tapi tetep aja
Cakka pemaksa. Hahaha.” Tambah Alvin seraya ngakak.
“Gak papa dong. Yang penting gue
jadian.” Ucap cakka bangga.
“Jadian sih jadian. Tapi inget
loe. loe bakalan di bunuh sama Agni kalo loe beneran selingkuh.” Ucap Rio
seraya menyeruput es jeruknya.
“Tenang aja bro. gue bakalan setia
kok. Gue kan udah tobat. Hehehe J.”
“Kalo ketahuan, gue gak bakal
maafin loe kak.” Ucap Agni
“Gak dong. Gue janji kok sama
loe. oya guys, tinggal satu lagi nie yang belum jadian. Yo, tembak Shilla
dong.” Ucap Cakka dengan memasang muka tanpa dosa.
Prutttttttttt.
Ehek ehek ehek ehek ehek ehek
Rio
dan Shilla yang baru saja mendengar ucapan dari Cakka langsung tersedak. Rio
yang tadi lagi minum es jeruknya dan Shilla yang sedang memakan cemilan
kesukaannya langsung tersedak secara
bersamaan. Dan otomatis Sivia yang berada di samping Shilla langsung
menyodorkan minumannya untuk sahabatnya itu. Dan Gabriel juga menepuk pelan
punggung Rio yang tadi tersedak es jeruknya.
“Loe kalo ngomong ngasal aja deh
Cak.” Ucap Rio yang baru saja sembuh.
“Yeee, gue bener lagi. Di antara
kita berempat yang belum jadian kan elo. Dan di antara sahabat cewe kita
bertiga yang masih jomblo Cuma Shilla. Yaudah loe jadian aja sama Shilla.
Gengsinya jangan ketinggian. Bukan saatnya gengsi gengsian woy.” Ucap Cakka.
“Sialan loe. itu urusan gue yah.
Mau jomblo kek, mau pacaran kek. suka suka gue. Kenapa loe yang ribet.” Ucap
Rio
“Hahaha. Suatu saat nanti gue
yakin loe bakalan jadian sama Shilla.” Ucap Cakka tegas.
“Gak usah sotoy deh kak.” Ucap
Shilla
“Yee gak percaya. Lihat aja nanti.”
SKIP !!!
Beberapa
hari kemudian. Hari ini adalah hari dimana SMA Tunas Bangsa akan bertanding
melawan SMA Cendrawasih. Hari dimana mereka akan tahu siapa yang pantas menjadi
loser. Anggota team basket sedang bersiap-siap untuk pergi menuju ke SMA Cendrawasih
menggunakan mobil pribadi bersama dengan anggota cheers SMA Tunas Bangsa.
Sedangkan
Suporter mengikuti para guru menuju ke dalam bus yang telah di siapkan oleh
sekolah. Karena mengingat jarak dari SMA Tunas Bangsa sangat jauh dari SMA
Cendrawasih. Maka mereka berangkat menggunakan bus.
Setelah
sampai di kompleks SMA Cendrawasih, mereka langsung di soraki dengan teriakan
dari siswa siswi SMA Cendrawasih. Mereka semua telah siap di halaman SMA
Cendrawasih menyambut kedatangan musuh mereka yang akan bertanding melawan team
basket sekolahnya. Tetapi sambutan mereka yang tidak bersahabat itu tidak di
perdulikan oleh siswa siswi SMA Tunas Bangsa.
Mereka
tetap melangkah masuk memasuki SMA Tunas Bangsa dan langsung menuju ke stadion
Basket yang ada di sekolah yang lumayan megah itu. Di stadion basket sekolah
itu, sudah berkumpul para anggota team basket SMA Cendrasih beserta dengan
anggota cheers yang berada di belakangnya dengan pakaian cheers’nya.
“Prok prok prok. Akhirnya loe
semua dateng juga. Gue kira loe bakalan nyerah dan ngebiarin kita menyebut nama
loe semua dengan sebutan LOSER. Ternyata kalian punya nyali juga.” Ucap ketua
team basket SMA Cendrawasih tersebut.
“Heh, sampai kapanpun kita gak
akan pernah takut sama loe semua. Terutama sama loe (menunjuk Riko tepat di
wajahnya). Yang biasanya jadi the winner bukannya SMA Tunas Bangsa. Dan loe
semua selalu dan selalu jadi LOSER.” Ucap Alvin yang geram melihat
kedatangannya di sambut dengan amat sangat tidak bersahabat oleh tuan rumah
pertandingan kali itu.
“Heh, diem loe. loe itu menang
karena kecurangan loe. loe menang karena loe semua itu Cuma melibatkan
supporter loe itu yang juga sama-sama curangnya sama loe semua.” Ucap Septian.
“Udah udah, ngapain berantem sih.
Kita kesini Cuma mau Menuhin permintaan kalian dulu. 2 minggu yang lalu kan
kalian nantangin kita tanding basket disini. Dan kita turutin. Tandanya kita
itu bukan LOSER. Kita buktiin sekarang, siapa yang pantas disebut sebagai
LOSER.” Ucap Rio yang di angguki oleh seluruh anggota team basket lainnya.
“Ok, siapa takut. Kali ini, kita
pasti menang.”
“Ok. Kita buktikan.”
“Ok, semuannya. Sekarang kalian
bersiap diri di tempat kalian masing-masing.” Ucap wasit dan langsung memulai
pertandingannya.
Pertandingan
di mulai. Semuanya focus terhadap bola yang bergerak kesana kemari. Team
anggota SMA Cendrawasih berusaha sekuat Tenaga supaya mereka bisa memenangkan
pertandingan kali ini. Mereka tidak perduli jika anggota team basket SMA Tunas
Bangsa ada yang terjatuh atau terjungkai katrena perbuatan anggota team basket
SMA Cendrawasih. Mereka tetap berbuat curang seperti pertandingan sebelumnya.
Tetap berbuat curang semau mereka.
Score
saling berkejaran. Score sementara adalah 08-05 dengan SMA Cendrawasih yang
berada di posisi pertama. Semua anggota team basket SMA Cendrawasih tersenyum
puas melihat score mereka yang berada sangat di atas SMA Tunas Bangsa. Sedangkan
SMA Tunas bangsa hanya kecewa melihat score sementara mereka.
Mereka
tahu score itu sangat tidak murni. Karena score itu mereka dapat dengan cara
curang. Berkali kali mereka membuat team SMA TB (Tunas Bangsa) terjatuh karena
dijegal oleh mereka sendiri. Tapi team TB tidak mempermasalahkan itu semua,
walaupun mereka sangat tidak terima dengan perbedaan score yang sangat mencolok
itu. Tetapi mereka tetap focus ke permainan dan lebih berhati hati dengan
anggota Cendrawasih yang lainnya.
Sedangkan
supporter Anggota team basket TB tetap menyemangati dengan berteriak dan
menyanyikan lagu kebanggaan SMA tercinta mereka. Dan itu semua membuat anggota
team basket TB jadi bersemangat lagi dan lebih giat lagi bermain di lapangan.
Sedangkan
keempat para gadis yang duduk di antara para supporter itu terlihat cemas dan
khawatir melihat perbedaan score antara sekolahnya dan sekolah lawan.
“Addduhh, gimana nih.
Perbedaannya mencolok banget.” Ucap Shilla khawatir.
“Iya Shilla, gue juga takut
mereka kalah. SMA Cendrawasih curang banget sih.” Tambah Agni
“Tahu nih, kita berdoa aja supaya
mereka menang, gue gak rela kalau SMA Cendrawasih menang dengan cara curang
kaya gitu.” Ucap Ify serta langsung di sambut anggukan oleh sahabatnya.
Beberapa
jam kemudian, pertandingan telah selesai, dan yang menjadi pemenangnya adalah
SMA Tunas Bangsa. Seluruh supporter SMA Tunas Bangsa bersorak dan bertepuk
tangan dengan gembira setelah mengetahui bahwa sekolahnya lah yang memenangkan
pertandingan kali ini.
Sedangkan
anggota team basket SMA Tunas bangsa di lapangan berjajar menghadap kea rah
anggota team Cendrawasih. Mereka menatap anggota team Cendrawasih dengan
tersenyum riang dan dibalas dengan tatapan sinis oleh anggota team Cendrawasih.
“Terbukti kan guys. Kita yang
menang. Jadi, loe gak bisa sombong lagi sekarang.” Ucap Alvin seraya tersenyum
penuh kemenangan.
“Oh yah. Loe semua mesti tahu
satu hal, pertandingan ini gak sah. Loe semua curang mainnya.” Ucap Septian
dengan nada sinisnya.
“Curang ??? Bukanya loe semua
yang curang. Loe semua dari tadi jegal kita mulu. Itu yang namanya gak curang.”
Bentak Cakka emosi.
“Udah bro, gak usah emosi.
Percuma juga kita emosi. Gak ada gunanya. Yang penting sekarang kita udah
menang dan jadi the winner. Dan terbukti juga kan siapa yang LOSER.” Ucap Rio
dengan nada santainya membuat Riko emosi tingkat tinggi.
“Denger yah loe. loe itu dari
dulu emang gak berubah yah Yo. Gue bingung sama loe. loe itu mau rebut apa lagi
sih dari gue. Dulu, loe udah ngerebut posisi gue sebagai calon Ketua Osis dan
calon kapten basket. dan itu semua gak ada yang gue dapet. Gue malah jadi
anggota basket dan gue di jadiin seksi di OSIS. Sekarang. Loe mau apa lagi. Loe
mau nyingkirin gue sebagai kapten basket disini.” Ucap Riko masih dengan nada
emosinya.
“Gue itu dari dulu gak ada maksud
buat ngerebut posisi loe Rik, waktu itu gue juga gak mau buat jadi kapten
ataupun ketua OSIS. Gue sama sekali gak minat. Tapi temen-temen gue yang
ngecalonin gue masuk itu. Dan gue gak bisa nolak karena nama gue udah tercantum
sebagai Calon. Waktu itu juga kita saingan juga Veer kan. Gue sama loe
sama-sama memperebutkan posisi yang sama. Gue ….”
“Udah lah Yo, gue ngerti kok.
Maksud loe waktu itu apa. Loe pengin banget mempermalukan gue kan. Dengan loe
nyuruh semua temen-temen loe milih loe dan ngecap gue sebagai orang yang gak
pantas untuk di pilih. ………”
“Loe salah paham Rik, gue gak
pernah kaya gitu. justru waktu itu gue pengin banget bikin loe menang. Loe juga
tahu kan. Loe sama temen-temen loe itu selalu promosi’in loe. tapi gue nggak.
Gue diem aja. Karena waktu itu gue pengin banget bikin loe menang. Gue juga gak
ngerti kenapa semuanya lebih banyak milih gue dari pada loe.”
“Karena loe udah menghasut mereka
semua supaya gak milih gue. Iya kan ???” Bentak Riko emosi.
“Eh udah udah stop. Loe berdua
apa banget deh. Berantem di tengah lapangan kaya gini. Kalo mau nyelesaiin
masalah jangan terang-terangan. Di kuburan sono yang sepi. Loe bisa
tonjok-tonjokkan di situ.” Lerai Gabriel karena mendengar keributan antara
sahabatnya dengan musuhnya. “Loe berdua kaya anak kecil tahu nggak. Loe
selesaiin baik-baik dong. Jangan kaya anak kecil kaya gini. Emang loe gak malu
apa, penonton pada heboh lihat loe berdua.” Lanjutnya.
“Loe kalau pengin nyelesaiin
masalah ini, loe dateng ke tempat kita test jadi kapten dulu. Besok pagi jam 3
sore Kalo loe masih gentle sih. Kalo loe gak dateng, tandanya loe emang yang
salah dalam masalah ini.” Ucap cakka memberi saran.
“Ok, gue bakalan dateng. Justru
temen loe tuh yang mesti di curigai. Gue yakin dia gak akan dateng. Karena
kenyataanya emang dia yang salah.” Ucap Riko angkuh.
“Buktiin ucapan loe. jangan Cuma
omdong. Loe lihat aja nanti. Siapa yang salah dalam masalah ini.” Ucap rio
mengakhiri perdebatanya. “Guys cabut.” Ucapnya seraya melangkah meninggalkan
lapangan SMA Cendrawasih diikuti oleh teman-temannya yang lain.
SKIP !!!
Keesokan
harinya. Rio, Alvin, Cakka, Gabriel, Shilla, Sivia, Agni dan Ify sedang berada
di lapangan basket indoor SMA Tunas Bangsa. Karena bel pulang sudah berbunyi
sedari tadi, maka mereka lebih memilih berkunjung ke lapangan indoor untuk
menyelesaikan masalahnya dengan kapten basket SMA Cendrawasih.
“Yo, loe mesti hati-hati. Gue
yakin banget si Riko bakalan berbuat yang macem-macem. Dia gak akan nyerah gitu
aja buat mojokkin loe nanti. Jadi, loe mesti hati-hati.” Saran Cakka seraya
duduk di sebelah Agni setelah sebelumnya mondar-mandir di depan para
sahabatnya.
“Betul banget tuh. Loe jangan
emosi deh pokoknya. Gue yakin kok, kalo loe itu gak salah.” Tambah Alvin.
“Iyah guys, yang gue fikirin,
kenapa si Riko itu nuduh gue yang nggak-nggak. Padahal kan dia tahu kalo waktu
itu gue gak ikut-ikutan promosi kaya dia. gimana dia bisa ngejudge gue kaya
gitu coba. Lagian, waktu itu kan loe bertiga yang nyuruh anak-anak buat
nyalonin gue jadi calon.” Ucap Rio seraya menunjuk ke wajah Alvin, Gabriel dan
Cakka di akhir perkataanya.
“Kita kan gak sengaja bro. gue
kira si Riko itu anaknya gak emosian. Gue juga tahunya dia itu bakalan menerima
kenyataan yang ada. Tapi setelah loe yang menang, dia malah bertindak di luar
dugaan gue. Gue gak nyangka.” Ucap Gabriel
“Hmmm, maaf yah kak. Sivia motong
ucapan kakak. Sivia emang gak tahu permasalahannya apa. Tapi sebaiknya kak Rio
siapin penjelasan yang bikin kak Riko percaya deh kalau kakak itu gak salah dan
waktu itu kakak emang udah relain semua hasilnya.” Saran Sivia.
“Iyah kak. Dan kakak juga mesti
ngejawab pertanyaan kak Riko nanti dengan sejelas-jelasnya supaya kak Riko gak
salah paham lagi.” Tambah Shilla dengan di angguki oleh Agni dan Ify.
“Iya. Loe berdua bener. Thanks
yah. Loe semua emang sahabat gue yang paling baik.”
“Hahaha. Iya dong. Gue kan emang
baik banget. loe semua beruntung punya temen kaya gue.” Narsis cakka dan
langsung mendapat toyoran dari sahabatnya.
“Narsis loe. ada juga kita repot
punya temen yang narsisnya gak ketulungan kaya loe.” Ucap Alvin yang membuat
Cakka manyun.
“Ag, kenapa loe mau pacaran sama
Cicak sih. Lihat tuh. Jelek banget mukanya, hahaha J.” Ledek Gabriel dan langsung
mendapata toyoran oleh cakka.
“Enak ajah. Agni kan cinta sama
gue karena gue baik hati dan tidak sombong, bukan karena wajah gue.” Narsis Cakka lagi.
“Emang loe suka sama kak cakka
karena dia baik Ag.” Tanya Ify kepada Agni.
“Gak kok. Kalau kak Cakka jelek
juga gue gak mau pacaran sama dia.” Jawab Agni dengan santainya yang membuat
Cakka manyun dan membuat yang lain tertawa tebahak bahak.
“Hahaha. Kasihan banget sih loe
Cak.” Ucap Rio.
“hahaha. Langsung manyun tuh Ag
anaknya.” Ucap Gabriel.
“Hehehe. Gak kok kak. Gue itu
sayang sama loe tulus. Bukan karena wajah loe. kalau loe jelek gue juga mau kok
sama loe.” Terang Agni nyengir kuda.
“Huh dasar.”
“Hehehe. Jangan marah yah kak.
Agni kan Cuma bercanda.”
“Iyah iyah. Gue gak marah kok
sama loe.” Ucap Cakka seraya mengacak acak rambut Agni.
“Berasa dunia milik berdua dah.
Yang lain ngontrak.” Sindir Rio.
“Emang. Loe aja belum bayar
kontrakan loe pada.” Ucap cakka yang membuat lain tertawa terbahak bahak dan
membuat Rio menggerutu kesal.
“Sialan loe.”
SKIP !!!
Cuaca
sore itu cukup panas. Entah mengapa cuaca sore itu seperti memperlihatkan
perasaan kedua pemuda tampan yang ada di lapangan indoor tersebut. dua pemuda
tampan tersebut hanya diam menunggu lawan bicaranya mengucapkan sesuatu. Tetapi
sampai saat ini, tidak ada satupun yang memulai pembicaraannya. Pemuda tampan
yang satunya sedang asyik mendribble bola basket yang ada di ruangan tersebut.
sedangkan pemuda tampan yang satunya sedang asyik duduk di salah satu bangku
yang ada di lapangan indoor tersebut.
“Mau diem-dieman sampai kapan ???
loe lupa tujuan kita ke sini ???” Ucap pemuda yang sedang asyik duduk di bangku
tersebut memecah keheningan.
“Loe sendiri yang memulai diem
kan. Jadi buat apa gue ngomong. Yang ada loe malah menuduh gue sebagai orang
yang gak punya etika lagi.” Jawab Pemuda tampan seraya mendribble bola
basketnya dan membawanya mendekati Ring, Shoot dan …………. Masuk.!!! Padahal
pemuda tampan itu melakukan shoot dalam jarak yang cukup jauh.
“Maksudnya apa tuh, loe mau
nyindir gue. Kalo loe itu lebih hebat dari gue, gitu.” Bentak Kapten Bakset SMA
Cendrawasih tersebut. Riko.
“Udah lah Rik, gue lagi gak
pengin ribut sama loe. gue itu gak pernah pengin nyari musuh. Apa lagi musuh
gue itu loe. loe tahu gak, dulu, gue lebih memilih mundur dari pada gue lihat
loe kalah dan malu sama temen-temen loe. tapi itu gak mungkin Rik ………..” Terang
Kapten Basket SMA Tunas bangsa seraya menaruh bola basketnya di tengah lapangan
dan mendekati pemuda yang satunya.
“Iyah. Itu emang gak mungkin.
Karena loe pengin banget lihat gue kalah dan jadi baham ejekan gitu buat semua
temen-temen kita dulu.” Ucap Riko memotong ucapan Rio.
“Loe salah paham. Udah berapa
kali sih gue bilang sama loe kalau gue itu gak bermaksud untuk membuat loe di
permalukan sama temen-temen. Gue waktu itu bener-bener berharap kalau loe yang
bakalan jadi ketua osis dan kapten basket Rik. Karena gue tahu. loe pengin
banget ngambil posisi itu.”
“Loe tahu. tapi kenapa loe masih
mau saingan sama gue, kenapa loe gak mundur aja waktu itu. Kenapa loe ngebiarin
temen-temen kita ngejudge gue sebagai orang yang gak punya harga diri. Kenapa
Yo, loe bisa jawab pertanyaan gue.”
“Karena itu sebagai hadiah
terakhir buat cewe gue yang udah meninggal.”
Ucapan
Rio barusan membuat Riko terdiam. Pemuda tampan itu memikirkan dan memahami apa
maksud dari ucapan kapten basket SMA Tunas Bangsa tersebut. pikirannya berputar
kembali ke kejadian 2 tahun yang lalu. Dimana pemuda tampan itu mempunyai
seorang kekasih yang sangat di cintainya. Dan dirinnya pernah mendengar sesuatu
yang buruk mengenai mereka berdua. kekasih pemuda tampan ini meninggalkan ketua
kapten basket SMA Tunas Bangsa itu selamanya.
“Kenapa loe diem. Loe masih mau
nuduh gue sebagai orang yang ngerebut semua posisi loe.” Ucap Rio setelah
menyadari diamnya pemuda tampan di hadapannya.
“Gue. Gue gak ngerti sama apa
yang loe omongin tadi. Kenapa loe bawa-bawa Sylvia. Emangnya gue percaya apa
sama yang loe omongin.”
“Riko, loe mesti percaya. Gue itu
ngelakuin itu semua karena cewe gue. Cewe gue pengin banget gue jadi kapten
basket dan ketua OSIS. Dan terserah loe mau percaya apa nggak. Saat dia
menuntut gue kaya gitu, dia bilang itu adalah permintaan terakhir dia ke gue.
Dan dia juga ngomong sama gue kalau dia gak akan nyusahin gue lagi dan gue di
suruh nyari cewe lain lagi. Loe tahu, waktu itu gue berfikir kalau cewe gue
Cuma bercanda. Karena itu gak masuk akal banget. coba loe bayangin. Kalau loe
punya cewe terus cewe itu minta loe mutusin dia secara tiba-tiba dan loe di
suruh nyari cewe lain lagi. Apa yang loe fikirin waktu itu.” Terang Rio yang
membuat Riko terdiam.
“Gue gue …………”
“Rik, gatau kenapa waktu cewe gue
nyuruh gue jadi ketua osis dan kapten basket gue jadi gak seneng dan gak
berminat buat Menuhin permintaan dia. karena fikiran gue waktu itu, gue gak
pengin itu adalah permintaan terakhir dia waktu itu. Gue pengin permintaan
terakhir dia adalah dia mau menikah sama gue dan hidup sama gue selamanya. Tapi
takdir berkata lain, kecelakaan naas itu membuat gue kehilangan sosok cewe gue
yang gue sayang ninggalin gue selamanya. Waktu itu gue syok banget. kenapa
permintaan terakhir dia gak gue turutin. Kenapa gue gak berusaha supaya gue
bisa Menuhin permintaan dia. kenapa gue gak berusaha nyenengin dia di saat
terakhirnya. Dan permintaan terakhir itu terjadi. Dia bener-bener gak akan
ngasih permintaan sama gue lagi.”
“Yo, gue gak bermaksud membuat
loe jadi kaya gini. Gue gak tahu kalau Sylvia itu yang meminta loe buat jadi
kapten basket dan ketua OSIS untuk hadiah terakhirnya.” Ucap Riko dengan nada
bersalah.
“Gak papa kok bro, loe kan gak
tahu. loe jangan salah paham sama gue yah. Gue waktu itu semangat supaya gue
bisa jadi kapten sama ketua OSIS karena gue pengin wujudin permintaan terakhir
cewe gue sama gue. Dan gue bersyukur banget karena gue mampu Menuhin permintaan
terakhir itu.”
“Sorry yah bro sekali lagi. Gue
emang salah. Gue yang udah memulai ini semua. Seandainya aja waktu itu gue
dengerin penjelasan loe, pasti sekarang kita udah jadi rekan bisnis yang TOP.
Gue bisa jadi wakil ketua osis dan gue bisa satu team sama loe. walaupun gue
gak jadi kaptenya.” Ucap Riko seraya merangkul Riko.
“Hahaha. Berarti itu salah loe
dong. Loe yang udah musuhin gue waktu itu.” Jawab Rio seraya membalas rangkulan
Riko.
“Iya gue yang salah. Loe mau gak
jadi rekan bisnis gue. Kita gak usah musuhan lagi bro. gue juga bakalan minta
maaf sama temen-temen loe. karena gue udah salah banget sama mereka.”
“Yoi. Gue juga pengin minta maaf
sama temen-temen loe.”
“Sekarang kita damai. Gue pengin
loe maafin gue dan loe mesti mau jadi temen gue, bahkan jadi sahabat gue. Buat
selamanya. Gue janji gue gak akan ngulangin kesalahan yang sama.”
“Yoi bro. gue mau kok jadi
sahabat loe. sekarang kita resmi jadi sahabat. Friendship forever.” Ucap Rio
dan membuat keduanya tertawa bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*