Senin, 11 Maret 2013

Benci Jadi Cinta - Part 6 (Yoshill)


FLASHBACK ON !!!
            Sepasang muda mudi sedang berada di pantai. Sore hari yang sangat indah ini menjadikan pantai tersebut menjadi indah, pemandangan pantai yang sangat apik membuat semua orang betah menikmati pemandangan pantai tersebut. sedangkan 2 orang muda mudi tersebut sedang berjalan di sisi air laut.
“Kak, ngapain ngajakkin gue kesini.” Ucap sang gadis seraya tetap berjalan di sisi air laut.
“gue mau nunjukkin sesuatu sama loe. gue juga mau bicara penting sama loe.” Ucap sang pria
“Yaudah. Sekarang ajah. lagian ini juga mau malam kak.”
“Ehm. Sebelum gue mau bilang sesuatu sama loe. gue mau nunjukkin pemandangan yang sangat indah dulu sama loe.” Ucap sang pria seraya menunjuk ke air laut yang langitnya sedang kekuning-kuningan.
“Waw indah banget sunset’nya.” Pekin sang gadis setelah melihat sunset yang ditunjuk oleh sang pria tadi.
            Matahari terbenam. Membuat air laut di pantai tersebut menjadi kuning akibat pengaruh dari cahaya sunset tersebut. air yang bergelombang di tambah dengan terbenamnya matahari membuat semuannya berdecak kagum. Termasuk seorang gadis yang tadi diberitahu oleh sang pria jika ada sunset di pantai itu.
“keren kak. Indah banget lautnya.” Ucap sang gadis lagi.
“Iya dong. Gue sengaja mengulur waktu tadi. Supaya loe bisa ngelihat sunset dulu Ag. Tapi, gue punya kejutan lagi buat loe. lihat tuh.” Ucap sang pria seraya menunjuk ke langit.
            Percikan kembang api terdapat di langit pantai sore itu. Dan yang membuat sang gadis kaget adalah kata-kata sakral yang terdapat di langit pantai setelah percikan kembang api tadi menghilang. I LOVE YOU AGNI. Itu adalah kalimat yang terdapat di langit pantai sore itu. Kalimat itu membuat sang gadis kaget karena nama dirinnya terdapat di langit itu.
“Itu maksudnya apa kak ???” Tanya sang gadis tanpa mengalihkan penglihatannya dari tulisan sakral itu.
“Mmmm, sebenernya dari pertama gue kenal loe gue udah suka sama loe. bahkan gue udah mulai sayang sama loe pas kita berantem setiap hari. Gatau kenapa rasa ini muncul Ag. Tapi satu yang harus loe tau, gue itu selalu ngajak loe ribut soalnya gue pengin selalu deket loe Ag, walaupun caranya norak banget, tapi Cuma dengan cara itu gue bisa deket sama loe. itu semua karena gue itu cinta sama loe Ag, gue sayang sama loe. loe mau gak jadi cewe gue ???” Terang Cakka seraya melihat dalam mata Agni
“Gue gue ………”
“Gue gak butuh jawaban loe sekarang Ag, gue Cuma butuh jawaban ‘iya’ dari loe. terserah loe mau jawab kapan. Yang jelas gue gak pengin denger kata ‘nggak mau’ dari loe.” Ucap Cakka lagi.
“Ihh, pemaksaan banget sih. Berarti intinya gue harus jadi pacar loe dong.” Ucap Agni seraya memanyunkan bibirnya merasa tidak terima dengan perkataan pria tampan di hadapannya.
“Iyah. Dan itu terserah loe mau jawab kapan.”
“Yaudah, gue jawabnya 2 tahun lagi. Setelah itu gue bakalan jawab YA.”
“Yahhh, kelamaan dong.”
“Ya habis loe pemaksaan gitu.” Ucap Agni seraya melipat tangannya di dadannya.
“Iya deh nggak. Gue bakalan terima semua jawaban loe. tapi gue berharap sih loe mau jawab IYA. Tapi jawabnya sekarang.”
“Mmmm gimana yah. Apa jaminannya kalo loe beneran sayang sama loe.” Tanya Agni.
“Gue rela di bunuh loe, kalo gue ketahuan selingkuh, kalo gue nyakitin loe dan kalo gue ngingkarin omongan gue tadi.” Ucap Cakka tegas.
“Ok. Gue pegang kata-kata loe.”
“Jadi loe mau ???” Tanya Cakka dengan wajah berseri seri.
“Iyah. Tapi awas kalo loe masih tebar pesona sama cewe lain. Gue bakalan bener-bener bunuh loe.”
“Iya Ag, gue janji. Makasih yah. Gue sayang banget sama loe.” Ucap Cakka seraya memeluk Agni erat.
“Oya Ag, gue boleh Tanya sama loe nggak.” Tanya Cakka tiba-tiba
“Tanya apa ???”
“Mmmm, cowok yang sering sama loe itu namanya siapa sih.”
“Cowok yang mana ???” Tanya Agni heran.
“Itu loh Ag, yang suka main basket bareng loe. yang suka nganter jemput loe belakangan ini.” Terang Agni berusaha supaya Agni mengerti apa yang di maksud oleh dirinya.
“Ough, kak Shion. Kenapa kak emangnya ???”
“Shion siapa ??? Bukan cowo loe kan ???”
“Shion itu emang cowo gue ……………”
“Apa ??? jadi Shion itu cowok loe, terus loe terima gue maksudnya apa.” Pekik Cakka histeris dan langsung memotong ucapan Agni tadi.
“Makanya dengerin gue dulu. Shion itu emang cowok gue. Tapi, gue Cuma, Cuma … Cuma bercanda. Hahaha. Masa di bohongin mau sih. Wlek.” Ucap Agni seraya berlari setelah sebelumnya menjulurkan lidahnya kearah Cakka yang masih bengong. “Dia itu Cuma sahabat gue kok. Dan gue Cuma nganggep dia seperti kakak gue sendiri. Jadi loe di bohongin sama gue.”
“Agniii. Tunggu loe. gue bakalan bales. Sini loe.” Teriak Cakka seraya mengejar Agni yang sudah berada jauh di depanya.
FLASHBACK OFF !!!
“Romantis.” Komentar Shilla setelah mendengarkan cerita Cakka dan Agni.
“Iya sih romantis, tapi tetep aja Cakka pemaksa. Hahaha.” Tambah Alvin seraya ngakak.
“Gak papa dong. Yang penting gue jadian.” Ucap cakka bangga.
“Jadian sih jadian. Tapi inget loe. loe bakalan di bunuh sama Agni kalo loe beneran selingkuh.” Ucap Rio seraya menyeruput es jeruknya.
“Tenang aja bro. gue bakalan setia kok. Gue kan udah tobat. Hehehe J.”
“Kalo ketahuan, gue gak bakal maafin loe kak.” Ucap Agni
“Gak dong. Gue janji kok sama loe. oya guys, tinggal satu lagi nie yang belum jadian. Yo, tembak Shilla dong.” Ucap Cakka dengan memasang muka tanpa dosa.
Prutttttttttt.
Ehek ehek ehek ehek ehek ehek
            Rio dan Shilla yang baru saja mendengar ucapan dari Cakka langsung tersedak. Rio yang tadi lagi minum es jeruknya dan Shilla yang sedang memakan cemilan kesukaannya langsung  tersedak secara bersamaan. Dan otomatis Sivia yang berada di samping Shilla langsung menyodorkan minumannya untuk sahabatnya itu. Dan Gabriel juga menepuk pelan punggung Rio yang tadi tersedak es jeruknya.
“Loe kalo ngomong ngasal aja deh Cak.” Ucap Rio yang baru saja sembuh.
“Yeee, gue bener lagi. Di antara kita berempat yang belum jadian kan elo. Dan di antara sahabat cewe kita bertiga yang masih jomblo Cuma Shilla. Yaudah loe jadian aja sama Shilla. Gengsinya jangan ketinggian. Bukan saatnya gengsi gengsian woy.” Ucap Cakka.
“Sialan loe. itu urusan gue yah. Mau jomblo kek, mau pacaran kek. suka suka gue. Kenapa loe yang ribet.” Ucap Rio
“Hahaha. Suatu saat nanti gue yakin loe bakalan jadian sama Shilla.” Ucap Cakka tegas.
“Gak usah sotoy deh kak.” Ucap Shilla
“Yee gak percaya. Lihat aja nanti.”
SKIP !!!
            Beberapa hari kemudian. Hari ini adalah hari dimana SMA Tunas Bangsa akan bertanding melawan SMA Cendrawasih. Hari dimana mereka akan tahu siapa yang pantas menjadi loser. Anggota team basket sedang bersiap-siap untuk pergi menuju ke SMA Cendrawasih menggunakan mobil pribadi bersama dengan anggota cheers SMA Tunas Bangsa.
            Sedangkan Suporter mengikuti para guru menuju ke dalam bus yang telah di siapkan oleh sekolah. Karena mengingat jarak dari SMA Tunas Bangsa sangat jauh dari SMA Cendrawasih. Maka mereka berangkat menggunakan bus.
            Setelah sampai di kompleks SMA Cendrawasih, mereka langsung di soraki dengan teriakan dari siswa siswi SMA Cendrawasih. Mereka semua telah siap di halaman SMA Cendrawasih menyambut kedatangan musuh mereka yang akan bertanding melawan team basket sekolahnya. Tetapi sambutan mereka yang tidak bersahabat itu tidak di perdulikan oleh siswa siswi SMA Tunas Bangsa.
            Mereka tetap melangkah masuk memasuki SMA Tunas Bangsa dan langsung menuju ke stadion Basket yang ada di sekolah yang lumayan megah itu. Di stadion basket sekolah itu, sudah berkumpul para anggota team basket SMA Cendrasih beserta dengan anggota cheers yang berada di belakangnya dengan pakaian cheers’nya.
“Prok prok prok. Akhirnya loe semua dateng juga. Gue kira loe bakalan nyerah dan ngebiarin kita menyebut nama loe semua dengan sebutan LOSER. Ternyata kalian punya nyali juga.” Ucap ketua team basket SMA Cendrawasih tersebut.
“Heh, sampai kapanpun kita gak akan pernah takut sama loe semua. Terutama sama loe (menunjuk Riko tepat di wajahnya). Yang biasanya jadi the winner bukannya SMA Tunas Bangsa. Dan loe semua selalu dan selalu jadi LOSER.” Ucap Alvin yang geram melihat kedatangannya di sambut dengan amat sangat tidak bersahabat oleh tuan rumah pertandingan kali itu.
“Heh, diem loe. loe itu menang karena kecurangan loe. loe menang karena loe semua itu Cuma melibatkan supporter loe itu yang juga sama-sama curangnya sama loe semua.” Ucap Septian.
“Udah udah, ngapain berantem sih. Kita kesini Cuma mau Menuhin permintaan kalian dulu. 2 minggu yang lalu kan kalian nantangin kita tanding basket disini. Dan kita turutin. Tandanya kita itu bukan LOSER. Kita buktiin sekarang, siapa yang pantas disebut sebagai LOSER.” Ucap Rio yang di angguki oleh seluruh anggota team basket lainnya.
“Ok, siapa takut. Kali ini, kita pasti menang.”
“Ok. Kita buktikan.”
“Ok, semuannya. Sekarang kalian bersiap diri di tempat kalian masing-masing.” Ucap wasit dan langsung memulai pertandingannya.
            Pertandingan di mulai. Semuanya focus terhadap bola yang bergerak kesana kemari. Team anggota SMA Cendrawasih berusaha sekuat Tenaga supaya mereka bisa memenangkan pertandingan kali ini. Mereka tidak perduli jika anggota team basket SMA Tunas Bangsa ada yang terjatuh atau terjungkai katrena perbuatan anggota team basket SMA Cendrawasih. Mereka tetap berbuat curang seperti pertandingan sebelumnya. Tetap berbuat curang semau mereka.
            Score saling berkejaran. Score sementara adalah 08-05 dengan SMA Cendrawasih yang berada di posisi pertama. Semua anggota team basket SMA Cendrawasih tersenyum puas melihat score mereka yang berada sangat di atas SMA Tunas Bangsa. Sedangkan SMA Tunas bangsa hanya kecewa melihat score sementara mereka.
            Mereka tahu score itu sangat tidak murni. Karena score itu mereka dapat dengan cara curang. Berkali kali mereka membuat team SMA TB (Tunas Bangsa) terjatuh karena dijegal oleh mereka sendiri. Tapi team TB tidak mempermasalahkan itu semua, walaupun mereka sangat tidak terima dengan perbedaan score yang sangat mencolok itu. Tetapi mereka tetap focus ke permainan dan lebih berhati hati dengan anggota Cendrawasih yang lainnya.
            Sedangkan supporter Anggota team basket TB tetap menyemangati dengan berteriak dan menyanyikan lagu kebanggaan SMA tercinta mereka. Dan itu semua membuat anggota team basket TB jadi bersemangat lagi dan lebih giat lagi bermain di lapangan.
            Sedangkan keempat para gadis yang duduk di antara para supporter itu terlihat cemas dan khawatir melihat perbedaan score antara sekolahnya dan sekolah lawan.
“Addduhh, gimana nih. Perbedaannya mencolok banget.” Ucap Shilla khawatir.
“Iya Shilla, gue juga takut mereka kalah. SMA Cendrawasih curang banget sih.” Tambah Agni
“Tahu nih, kita berdoa aja supaya mereka menang, gue gak rela kalau SMA Cendrawasih menang dengan cara curang kaya gitu.” Ucap Ify serta langsung di sambut anggukan oleh sahabatnya.
            Beberapa jam kemudian, pertandingan telah selesai, dan yang menjadi pemenangnya adalah SMA Tunas Bangsa. Seluruh supporter SMA Tunas Bangsa bersorak dan bertepuk tangan dengan gembira setelah mengetahui bahwa sekolahnya lah yang memenangkan pertandingan kali ini.
            Sedangkan anggota team basket SMA Tunas bangsa di lapangan berjajar menghadap kea rah anggota team Cendrawasih. Mereka menatap anggota team Cendrawasih dengan tersenyum riang dan dibalas dengan tatapan sinis oleh anggota team Cendrawasih.
“Terbukti kan guys. Kita yang menang. Jadi, loe gak bisa sombong lagi sekarang.” Ucap Alvin seraya tersenyum penuh kemenangan.
“Oh yah. Loe semua mesti tahu satu hal, pertandingan ini gak sah. Loe semua curang mainnya.” Ucap Septian dengan nada sinisnya.
“Curang ??? Bukanya loe semua yang curang. Loe semua dari tadi jegal kita mulu. Itu yang namanya gak curang.” Bentak Cakka emosi.
“Udah bro, gak usah emosi. Percuma juga kita emosi. Gak ada gunanya. Yang penting sekarang kita udah menang dan jadi the winner. Dan terbukti juga kan siapa yang LOSER.” Ucap Rio dengan nada santainya membuat Riko emosi tingkat tinggi.
“Denger yah loe. loe itu dari dulu emang gak berubah yah Yo. Gue bingung sama loe. loe itu mau rebut apa lagi sih dari gue. Dulu, loe udah ngerebut posisi gue sebagai calon Ketua Osis dan calon kapten basket. dan itu semua gak ada yang gue dapet. Gue malah jadi anggota basket dan gue di jadiin seksi di OSIS. Sekarang. Loe mau apa lagi. Loe mau nyingkirin gue sebagai kapten basket disini.” Ucap Riko masih dengan nada emosinya.
“Gue itu dari dulu gak ada maksud buat ngerebut posisi loe Rik, waktu itu gue juga gak mau buat jadi kapten ataupun ketua OSIS. Gue sama sekali gak minat. Tapi temen-temen gue yang ngecalonin gue masuk itu. Dan gue gak bisa nolak karena nama gue udah tercantum sebagai Calon. Waktu itu juga kita saingan juga Veer kan. Gue sama loe sama-sama memperebutkan posisi yang sama. Gue ….”
“Udah lah Yo, gue ngerti kok. Maksud loe waktu itu apa. Loe pengin banget mempermalukan gue kan. Dengan loe nyuruh semua temen-temen loe milih loe dan ngecap gue sebagai orang yang gak pantas untuk di pilih. ………”
“Loe salah paham Rik, gue gak pernah kaya gitu. justru waktu itu gue pengin banget bikin loe menang. Loe juga tahu kan. Loe sama temen-temen loe itu selalu promosi’in loe. tapi gue nggak. Gue diem aja. Karena waktu itu gue pengin banget bikin loe menang. Gue juga gak ngerti kenapa semuanya lebih banyak milih gue dari pada loe.”
“Karena loe udah menghasut mereka semua supaya gak milih gue. Iya kan ???” Bentak Riko emosi.
“Eh udah udah stop. Loe berdua apa banget deh. Berantem di tengah lapangan kaya gini. Kalo mau nyelesaiin masalah jangan terang-terangan. Di kuburan sono yang sepi. Loe bisa tonjok-tonjokkan di situ.” Lerai Gabriel karena mendengar keributan antara sahabatnya dengan musuhnya. “Loe berdua kaya anak kecil tahu nggak. Loe selesaiin baik-baik dong. Jangan kaya anak kecil kaya gini. Emang loe gak malu apa, penonton pada heboh lihat loe berdua.” Lanjutnya.
“Loe kalau pengin nyelesaiin masalah ini, loe dateng ke tempat kita test jadi kapten dulu. Besok pagi jam 3 sore Kalo loe masih gentle sih. Kalo loe gak dateng, tandanya loe emang yang salah dalam masalah ini.” Ucap cakka memberi saran.
“Ok, gue bakalan dateng. Justru temen loe tuh yang mesti di curigai. Gue yakin dia gak akan dateng. Karena kenyataanya emang dia yang salah.” Ucap Riko angkuh.
“Buktiin ucapan loe. jangan Cuma omdong. Loe lihat aja nanti. Siapa yang salah dalam masalah ini.” Ucap rio mengakhiri perdebatanya. “Guys cabut.” Ucapnya seraya melangkah meninggalkan lapangan SMA Cendrawasih diikuti oleh teman-temannya yang lain.
SKIP !!!
            Keesokan harinya. Rio, Alvin, Cakka, Gabriel, Shilla, Sivia, Agni dan Ify sedang berada di lapangan basket indoor SMA Tunas Bangsa. Karena bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, maka mereka lebih memilih berkunjung ke lapangan indoor untuk menyelesaikan masalahnya dengan kapten basket SMA Cendrawasih.
“Yo, loe mesti hati-hati. Gue yakin banget si Riko bakalan berbuat yang macem-macem. Dia gak akan nyerah gitu aja buat mojokkin loe nanti. Jadi, loe mesti hati-hati.” Saran Cakka seraya duduk di sebelah Agni setelah sebelumnya mondar-mandir di depan para sahabatnya.
“Betul banget tuh. Loe jangan emosi deh pokoknya. Gue yakin kok, kalo loe itu gak salah.” Tambah Alvin.
“Iyah guys, yang gue fikirin, kenapa si Riko itu nuduh gue yang nggak-nggak. Padahal kan dia tahu kalo waktu itu gue gak ikut-ikutan promosi kaya dia. gimana dia bisa ngejudge gue kaya gitu coba. Lagian, waktu itu kan loe bertiga yang nyuruh anak-anak buat nyalonin gue jadi calon.” Ucap Rio seraya menunjuk ke wajah Alvin, Gabriel dan Cakka di akhir perkataanya.
“Kita kan gak sengaja bro. gue kira si Riko itu anaknya gak emosian. Gue juga tahunya dia itu bakalan menerima kenyataan yang ada. Tapi setelah loe yang menang, dia malah bertindak di luar dugaan gue. Gue gak nyangka.” Ucap Gabriel
“Hmmm, maaf yah kak. Sivia motong ucapan kakak. Sivia emang gak tahu permasalahannya apa. Tapi sebaiknya kak Rio siapin penjelasan yang bikin kak Riko percaya deh kalau kakak itu gak salah dan waktu itu kakak emang udah relain semua hasilnya.” Saran Sivia.
“Iyah kak. Dan kakak juga mesti ngejawab pertanyaan kak Riko nanti dengan sejelas-jelasnya supaya kak Riko gak salah paham lagi.” Tambah Shilla dengan di angguki oleh Agni dan Ify.
“Iya. Loe berdua bener. Thanks yah. Loe semua emang sahabat gue yang paling baik.”
“Hahaha. Iya dong. Gue kan emang baik banget. loe semua beruntung punya temen kaya gue.” Narsis cakka dan langsung mendapat toyoran dari sahabatnya.
“Narsis loe. ada juga kita repot punya temen yang narsisnya gak ketulungan kaya loe.” Ucap Alvin yang membuat Cakka manyun.
“Ag, kenapa loe mau pacaran sama Cicak sih. Lihat tuh. Jelek banget mukanya, hahaha J.” Ledek Gabriel dan langsung mendapata toyoran oleh cakka.
“Enak ajah. Agni kan cinta sama gue karena gue baik hati dan tidak sombong, bukan karena wajah gue.”  Narsis Cakka lagi.
“Emang loe suka sama kak cakka karena dia baik Ag.” Tanya Ify kepada Agni.
“Gak kok. Kalau kak Cakka jelek juga gue gak mau pacaran sama dia.” Jawab Agni dengan santainya yang membuat Cakka manyun dan membuat yang lain tertawa tebahak bahak.
“Hahaha. Kasihan banget sih loe Cak.” Ucap Rio.
“hahaha. Langsung manyun tuh Ag anaknya.” Ucap Gabriel.
“Hehehe. Gak kok kak. Gue itu sayang sama loe tulus. Bukan karena wajah loe. kalau loe jelek gue juga mau kok sama loe.” Terang Agni nyengir kuda.
“Huh dasar.”
“Hehehe. Jangan marah yah kak. Agni kan Cuma bercanda.”
“Iyah iyah. Gue gak marah kok sama loe.” Ucap Cakka seraya mengacak acak rambut Agni.
“Berasa dunia milik berdua dah. Yang lain ngontrak.” Sindir Rio.
“Emang. Loe aja belum bayar kontrakan loe pada.” Ucap cakka yang membuat lain tertawa terbahak bahak dan membuat Rio menggerutu kesal.
“Sialan loe.”
SKIP !!!
            Cuaca sore itu cukup panas. Entah mengapa cuaca sore itu seperti memperlihatkan perasaan kedua pemuda tampan yang ada di lapangan indoor tersebut. dua pemuda tampan tersebut hanya diam menunggu lawan bicaranya mengucapkan sesuatu. Tetapi sampai saat ini, tidak ada satupun yang memulai pembicaraannya. Pemuda tampan yang satunya sedang asyik mendribble bola basket yang ada di ruangan tersebut. sedangkan pemuda tampan yang satunya sedang asyik duduk di salah satu bangku yang ada di lapangan indoor tersebut.
“Mau diem-dieman sampai kapan ??? loe lupa tujuan kita ke sini ???” Ucap pemuda yang sedang asyik duduk di bangku tersebut memecah keheningan.
“Loe sendiri yang memulai diem kan. Jadi buat apa gue ngomong. Yang ada loe malah menuduh gue sebagai orang yang gak punya etika lagi.” Jawab Pemuda tampan seraya mendribble bola basketnya dan membawanya mendekati Ring, Shoot dan …………. Masuk.!!! Padahal pemuda tampan itu melakukan shoot dalam jarak yang cukup jauh.
“Maksudnya apa tuh, loe mau nyindir gue. Kalo loe itu lebih hebat dari gue, gitu.” Bentak Kapten Bakset SMA Cendrawasih tersebut. Riko.
“Udah lah Rik, gue lagi gak pengin ribut sama loe. gue itu gak pernah pengin nyari musuh. Apa lagi musuh gue itu loe. loe tahu gak, dulu, gue lebih memilih mundur dari pada gue lihat loe kalah dan malu sama temen-temen loe. tapi itu gak mungkin Rik ………..” Terang Kapten Basket SMA Tunas bangsa seraya menaruh bola basketnya di tengah lapangan dan mendekati pemuda yang satunya.
“Iyah. Itu emang gak mungkin. Karena loe pengin banget lihat gue kalah dan jadi baham ejekan gitu buat semua temen-temen kita dulu.” Ucap Riko memotong ucapan Rio.
“Loe salah paham. Udah berapa kali sih gue bilang sama loe kalau gue itu gak bermaksud untuk membuat loe di permalukan sama temen-temen. Gue waktu itu bener-bener berharap kalau loe yang bakalan jadi ketua osis dan kapten basket Rik. Karena gue tahu. loe pengin banget ngambil posisi itu.”
“Loe tahu. tapi kenapa loe masih mau saingan sama gue, kenapa loe gak mundur aja waktu itu. Kenapa loe ngebiarin temen-temen kita ngejudge gue sebagai orang yang gak punya harga diri. Kenapa Yo, loe bisa jawab pertanyaan gue.”
“Karena itu sebagai hadiah terakhir buat cewe gue yang udah meninggal.”
            Ucapan Rio barusan membuat Riko terdiam. Pemuda tampan itu memikirkan dan memahami apa maksud dari ucapan kapten basket SMA Tunas Bangsa tersebut. pikirannya berputar kembali ke kejadian 2 tahun yang lalu. Dimana pemuda tampan itu mempunyai seorang kekasih yang sangat di cintainya. Dan dirinnya pernah mendengar sesuatu yang buruk mengenai mereka berdua. kekasih pemuda tampan ini meninggalkan ketua kapten basket SMA Tunas Bangsa itu selamanya.
“Kenapa loe diem. Loe masih mau nuduh gue sebagai orang yang ngerebut semua posisi loe.” Ucap Rio setelah menyadari diamnya pemuda tampan di hadapannya.
“Gue. Gue gak ngerti sama apa yang loe omongin tadi. Kenapa loe bawa-bawa Sylvia. Emangnya gue percaya apa sama yang loe omongin.”
“Riko, loe mesti percaya. Gue itu ngelakuin itu semua karena cewe gue. Cewe gue pengin banget gue jadi kapten basket dan ketua OSIS. Dan terserah loe mau percaya apa nggak. Saat dia menuntut gue kaya gitu, dia bilang itu adalah permintaan terakhir dia ke gue. Dan dia juga ngomong sama gue kalau dia gak akan nyusahin gue lagi dan gue di suruh nyari cewe lain lagi. Loe tahu, waktu itu gue berfikir kalau cewe gue Cuma bercanda. Karena itu gak masuk akal banget. coba loe bayangin. Kalau loe punya cewe terus cewe itu minta loe mutusin dia secara tiba-tiba dan loe di suruh nyari cewe lain lagi. Apa yang loe fikirin waktu itu.” Terang Rio yang membuat Riko terdiam.
“Gue gue …………”
“Rik, gatau kenapa waktu cewe gue nyuruh gue jadi ketua osis dan kapten basket gue jadi gak seneng dan gak berminat buat Menuhin permintaan dia. karena fikiran gue waktu itu, gue gak pengin itu adalah permintaan terakhir dia waktu itu. Gue pengin permintaan terakhir dia adalah dia mau menikah sama gue dan hidup sama gue selamanya. Tapi takdir berkata lain, kecelakaan naas itu membuat gue kehilangan sosok cewe gue yang gue sayang ninggalin gue selamanya. Waktu itu gue syok banget. kenapa permintaan terakhir dia gak gue turutin. Kenapa gue gak berusaha supaya gue bisa Menuhin permintaan dia. kenapa gue gak berusaha nyenengin dia di saat terakhirnya. Dan permintaan terakhir itu terjadi. Dia bener-bener gak akan ngasih permintaan sama gue lagi.”
“Yo, gue gak bermaksud membuat loe jadi kaya gini. Gue gak tahu kalau Sylvia itu yang meminta loe buat jadi kapten basket dan ketua OSIS untuk hadiah terakhirnya.” Ucap Riko dengan nada bersalah.
“Gak papa kok bro, loe kan gak tahu. loe jangan salah paham sama gue yah. Gue waktu itu semangat supaya gue bisa jadi kapten sama ketua OSIS karena gue pengin wujudin permintaan terakhir cewe gue sama gue. Dan gue bersyukur banget karena gue mampu Menuhin permintaan terakhir itu.”
“Sorry yah bro sekali lagi. Gue emang salah. Gue yang udah memulai ini semua. Seandainya aja waktu itu gue dengerin penjelasan loe, pasti sekarang kita udah jadi rekan bisnis yang TOP. Gue bisa jadi wakil ketua osis dan gue bisa satu team sama loe. walaupun gue gak jadi kaptenya.” Ucap Riko seraya merangkul Riko.
“Hahaha. Berarti itu salah loe dong. Loe yang udah musuhin gue waktu itu.” Jawab Rio seraya membalas rangkulan Riko.
“Iya gue yang salah. Loe mau gak jadi rekan bisnis gue. Kita gak usah musuhan lagi bro. gue juga bakalan minta maaf sama temen-temen loe. karena gue udah salah banget sama mereka.”
“Yoi. Gue juga pengin minta maaf sama temen-temen loe.”
“Sekarang kita damai. Gue pengin loe maafin gue dan loe mesti mau jadi temen gue, bahkan jadi sahabat gue. Buat selamanya. Gue janji gue gak akan ngulangin kesalahan yang sama.”
“Yoi bro. gue mau kok jadi sahabat loe. sekarang kita resmi jadi sahabat. Friendship forever.” Ucap Rio dan membuat keduanya tertawa bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*