Senin, 11 Maret 2013

Perjalanan cinta junior dan senior - part 3


Malam ini cuacanya natural seperti hari biasanya. Entah mengapa, keadaan alam malam ini begitu romantis, banyak suara burung di atas langit bersahut-sahutan membentuk suara yang sangat indah dan terdengar sangat merdu. Sepertinya malam ini menyambut sepasang insan yang sedang berbahagia dan begitu mesra.
                Seorang pria sedang berdiri di sebelah mobil APV berwarna putih dengan membawa bunga mawar berwarna merah di tangan kanannya. Pria ini menggunakan baju formal, seperti akan menghadiri acara yang sangat penting, yaitu dengan menggunakan kemeja berwarna putih, jas berwarna hitam dan celana hitam serta rambut yang dibuat berantakan tapi terlihat ….. KEREN.
                Beberapa saat kemudian, seorang gadis keluar dari sebuah rumah yang sangat mewah dengan menggunakan pakaian formal juga seperti sang pria, yaitu dengan menggunakan dres selutut berwarna putih dan dengan menggunakan wedges berwarna senada serta rambutnya yang dibiarkan tergerai indah dengan dilengkapi jepit rambut kupu-kupu berwarna hitam.
                Kemudian sang pria membukakan pintu sebelah kiri dan mempersilahkan sang gadis masuk bak seorang putri dan sang pria menutup pintu dan langsung menuju ke tempat kemudi.
“Kamu cantik banget malam ini.” Puji sang pria tulus.
“Makasih, tapi aku gak akan kemakan sama rayuan gombal kamu lagi.” Respon sang gadis.
“Ihhh Shilla, muji balik kek, malah ngomong gitu, gak asyik nie.” Ucap sang pria kepada Shilla kekasihnya.
“Oh, jadi pengin dipuji, oke. Kamu juga ganteng kok (Rio ngefly), tapi biasa aja kaya biasanya.” Ucap Shilla, dan ucapan Shilla yang terakhir membuat sang pria mengerucutkan bibirnya. “Hahaha J. Bercanda Marioku sayang, kamu itu tetep ganteng kok, dan malam ini harus aku akuin kalo kamu ituh jauh lebih ganteng dari biasanya.” Puji Shilla yang membuat kekasihnya, Rio, tersenyum lebar.
“Nah gitu dong, itu baru pujian. Hahaha J. Baru nyadar yah kalo aku itu amat sangat ganteng.” PD Rio.
“Huh, ini nie yang aku gak suka habis muji kamu. PD’nya kumat. Aku nanti harus bikin ramuan supaya kamu bisa berhenti memuji diri sendiri terus.”
“Emang ada ramuannya ???” Tanya Rio heran.
“Ada dong, nanti aku mau bikin. Dan kamu wajib minum.”
“Emang rasanya apaan ???” Tanya Rio lagi. “Ihhh, kamu tuh. Kenapa jadi bego gini deh. Aku kan Cuma bercanda, di tanggepinya serius banget. Emang kamu mau minum ramuan begituan ???” Kesal Shilla.
“Ya nggak lah, aku kira tadi kamu beneran. Yaudah lah, kita berangkat ajah. Keburu malam juga.” Ucap Rio seraya menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kebahagiaan tengah dirasakan oleh kedua insan ini. Mereka sangat bahagia malam ini, they hope this night, night is very special for them. Because Shilla will meet with Rio’s family. Sebelum pertemuan ini, Shilla memang sudah pernah bertemu dengan orang tua Rio. Dan Orang tua Rio memang sangat menyukai Shilla. Disamping mereka sangat menginginkan seorang anak perempuan, Shilla juga anaknya baik dan sangat rajin menurutnya.
                Dan pertemuan dulu menjadikan Rio dan Shilla menjadi tambah serasi dan selalu kompak serta menjadikan iri pasangan yang lain. Perestuan orang tua dalam suatu hubungan memang sangat dibutuhkan dan sangat penting.Suatu hubungan yang dilandasi dengan cinta tetapi orang tua tidak merestui akan menjadi sangat fatal akibatnya.
Restu orang tua sangat di butuhkan jika kita memang punya niat tulus dan benar-benar menyayangi dan mencintai orang yang kita sayang. Dengan begitu hubungan suatu pasangan akan menjadi lancar dan tidak ada masalah yang harus dihadapinya.
Begitu pula dengan Rio dan Shilla. Mereka ditakdirkan untuk bersama. Disamping orang tua Rio yang menyetujui hubungan mereka, orang tua Shilla juga sudah menyetujui jika mereka menjalin suatu hubungan. Rio juga pernah bertemu dengan orang tua Shilla, dan orang tua Shilla memang sangat menyukai Rio. Disamping Rio ganteng, dia juga baik dan penyayang serta pinter.
Rio menggenggam Shilla lembut seraya memasuki sebuah rumah bercat putih yang sangat megah bak istana. Di depan pintu sudah terlihat orang tua Rio serta Ray –adik Rio- yang sudah menunggu kedatangannya. Tepatnya menyambut mereka berdua. Shilla pun memberikan senyum termanisnya dan memberikan salam kepada orang tua Rio.
“Selamat malam Om, Tante, Ray.” Ucap Shilla memberi salam.
“Selamat malam. Ini kamu Shilla, tambah cantik aja sekarang. Pantesan Rio tambah suka sama kamu.” Puji mama Rio.
“Makasih tante.” Jawab Shilla seraya tersenyum manis.
“Yaudah masuk yuk, keburu makanannya dingin tuh di dalem. Ayo masuk Shilla.” Ajak Papa Rio.
“Iyah Om, terimakasih.” Ucap Shilla. “Yaudah ayo masuk.” Ajak mama Rio dengan menggandeng tangan Shilla memasuki rumahnya. Sementara Rio dan Ray masih di pintu depan.
“Gila, mama sama papa lupa sama gue. Parah.” Keluh Rio
“Hahaha. Nasib kak, loe pikir loe doang apa. Gue juga nie. Sampe jadi kacang tadi. Lagian bener kata mama, kak Shilla cantik banget. Pantesan aja loe betah pacaran sama dia, yang gue bingung kenapa kak Shilla mau sama loe, loe kan orangnya aneh. Suka telat masuk sekolah dan suka bolos pelajaran. Mending juga sama gue yang jelas-jelas lebih ganteng dari loe.” Cerocos Ray panjang lebar.
“Heh, loe kalo mau ceramah jangan sekarang deh. Panjang bener omongan loe. lagian kalo Shilla di suruh milih gue atau loe, jelas aja dia milih gue. Gue lebih segalanya dari loe. rambut gondrong aja yang loe banggain.” Bales Rio
“Eh, dimana-mana cewe tuh sukanya sama cowo yang rambutnya gondrong. Lebih ganteng tahu. Loe sama gue kan gantengan gue. Dan gue itu orangnya gak suka telat dan gak suka bolos pelajaran. Gak kaya loe. wlek :p.” Ucap Ray seraya kabur dari hadapan Rio dan masuk ke dalam rumah.
“Heh Ray, awas loe. kalo ketangkep gue sate loe.” Ucap Rio seraya mengejar Ray.
“Rio, Ray. Kalian ini apa-apaan sih. Berantem terus kerjaannya.” Omel mama Rio.
“Kak Rio tuh mah. Masa dia ngatain Ray mah. Terus tadi kak Rio bilang mau nyate aku.” Ucap Ray ngadu ke mamanya.
“Bohong mah. Tadi Ray yang ngatain Rio. Dia tuh mah yang salah.” Bales Rio gak kalah nyolot.
“Heh, udah udah. Kalian ini apa-apaan sih. Udah gede masih berantem aja. Kamu juga Rio, disini ada pacar kamu malah masih kaya gitu sifatnya. Gak malu apa.” Omel Papa Rio, sedangkan Shilla hanya menahan tawa melihat wajah Rio habis di omelin papa’nya.
“Tuh Shill, lihat pacar kamu. Kerjaannya berantem terus. Gak mau kalah sama ade’nya.” Ucap mama Rio ke Shilla yang masih menahan tawa’nya.
“Ye, yang salah kan Ray mah. Masa Rio terus yang di salahin.” Bela Rio.
“Udah udah, sini duduk. Makan malam dulu. Kasihan Shilla’nya tuh. Udah dateng ke sini malah di anggurin.” Sela papa Rio
“Iya pah.” Ucap Rio dan Ray seraya duduk di kursi mereka. Rio duduk di hadapan Shilla.
                Setelah itu mereka makan bersama. Hanya keheningan yang menemani mereka ketika makan malam berlangsung.
“Shilla, kamu tadi udah ijin ke orang tua kamu belum.” Tanya mama Rio memecah keheningan.
“Mama sama papa lagi gak ada di rumah tante, lagi di Bandung.” Jawab Shilla.
“Oh gituh. Berarti kamu sendirian di rumah yah Shill.”
“Udah mah, gak usah di bahas lagi. Shill, ikut aku ke belakang aja yuk.” Ucap Rio mengajak Shilla seraya mengalihkan pembicaraan supaya orang tuanya tidak menanyakan orang tua Shilla. Bukan tidak mau, tapi Rio tidak ingin gadisnya menjadi murung kembali.
“Tapi mama kan masih mau ngobrol sama Shilla Yo, bentar dong. Mama kan kangen sama Shilla. Kamu mendingan sama papa aja di luar, mama sama Shilla mau bikin kue dulu di dapur.”
“Yah mama, masa Shilla di suruh bikin kue.” Keluh Rio.
“Gak papa kok Yo, aku pengin bantuin mama kamu. Udah sana kamu keluar ajah, sama papa kamu di luar. Ada Ray juga di depan.” Ucap Shilla.
“Huh, yaudah deh. Aku keluar dulu yah.” Pamit Rio. “Iyah.” Jawab Shilla dan mama Rio.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
“heh Yo, sini duduk.” Ucap Papa Rio menyuruh Rio duduk di sebelahnya.
“Iya Pah.” Jawab Rio seraya duduk di sebelah papa’nya dan memainkan handphone’nya.
“Pah, ada yang galau pah. Habis di usir sama mama, biar gak bisa berduaan tuh pah. Hahaha J.” Sindir Ray seraya melirik Rio.
“Heh, sembarangan aja loe ngomong, tadi mama gak ngusir gue. Tadi mama Cuma minta gue buat nemenin papa disini. Sembarangan aja loe kalo ngomong.” Ucap Rio tidak terima.
“Tapi yang gue tangkep tuh gituh. Loe di usir sama mama dan gak dibolehin berduaan sama kak Shilla. Hahaha J. Nasib loe kak. Sabar yah.” Bales Ray.
“loe nyebelin banget sih. Gue tuh lagi bad mood tahu. Malah loe tambah ngerusak mood gue.”
“Udah ah, kalian itu berantem terus kerjaanya. Udah Ray, jangan gangguin kak Rio lagi. Kamu tuh jailnya gak ilang-ilang yah.” Omel Papa Rio pada Ray.
“Yaudah Pah, aku mau ke kamar dulu yah. Mau ganti baju.” Ucap Rio seraya berjalan menuju kamarnya setelah mendapat anggukan dari sang ayah dan adiknya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kebahagiaan telah menyelimuti hati gadis ini. Entah mengapa dia merasa senang berkumpul dengan keluarga sang kekasih. Gadis ini serasa mempunyai orang tua dan orang yang sangat menyayangi dirinya seperti orang tuanya. Gadis ini merasa iri dengan sang kekasih yang mempunyai keluarga yang selalu bisa berkumpul bersama seperti ini.
                Andaikan ada kuis untuk menjawab suatu pertanyaan yang paling sulit dan hadiahnya adalah keinginan sang pemenang akan dikabulkan, gadis ini akan mengikutinya. Dan keinginan yang dirinya inginkan adalah ingin orang tua mereka berkumpul lagi bersamanya dan selalu berada di samping dirinya.
“Shilla, kamu beneran sayang sama Rio yah.” Tanya Mama Rio pada saat mengerjakan cake di dapur.
“Sayang banget tante. Rio anaknya baik banget. Dia perhatian banget sama aku.” Jawab Shilla
“Hmmm, tapi tante pengin ngucapin terima kasih banyak sama kamu, karena kamu, Rio sekarang anaknya jadi lebih baik. Udah gak mau telat lagi dateng sekolah. Suka baca buku di kamar. Lebih bertanggung jawab lagi. Dan itu semua karena kamu Shilla.” Terang Mama Rio.
“Tante bisa ajah. Rio berubah karena dirinya sendiri kok tan. Bukan karena aku.”
“Menurut tante itu karena kamu. Kamu tahu gak Shill, sebelum Rio pacaran sama kamu dia anaknya bandel banget. Susah di atur. Suka seenaknya sendiri. Males buat berangkat sekolah. Dan suka keluar malam sama cewenya. Dia juga dulu boros banget.”
“Masa sih tan. Pas pertama kali aku kenal Rio anaknya gak kaya gitu kok. Dia anaknya baik.” Sangkal Shilla.
“Kamu belum tahu ajah. Lagian tante juga suka sama kamu. Kamu anaknya baik banget. Baru kamu yang Rio ajak ketemu sama tante sama om juga. Cewe-cewenya dulu gak ada yang di ajak dia buat dateng ke rumah nemuin om sama tante. Lagian kalo di lihat-lihat kamu cocok kok sama Rio.”
“Ah tante bisa ajah. Makasih tante.” Jawab Shilla seraya tersipu malu.
“Yaudah, ke belakang yuk. Nemuin Rio, om sama Ray. Ayo.” Ajak mama Rio.
“Iyah tante, ayo.” Jawab Shilla seraya berjalan beriringan dengan mama Rio menuju ke belakang rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
“Gimana caranya biar gue bisa tanding basket yah. Gue pengin banget tanding antar kota. Ck, itu kan syarat biar team basket gue bisa ke tingkat provinsi. Ahhh, rese nie guru-guru. Gak sependapat banget.”
                Seorang pria sedang duduk di balkon kamarnya seraya memandang bintang. Sepertinya hanya satu yang dipikirkan oleh pria ini. Yaitu pertandingan basket antar kota. Perbedaan pendapat antara dirinya dan para guru mengakibatkan dirinya dan team’nya tidak bisa mengikuti pertandingan basket antar kota. Padahal team basketnya ingin sekali menjadi perwakilan sekolah untuk ikut pertandingan itu.
“Lama-lama gue bisa gila kalo kaya gini terus. Parah parah parah. Kenapa sih para guru gak sependapat sama gue. Bukanya bangga kalo team gue bakalan ikut mewakili sekolah malah di larang dengan alasan yang gak masuk akal. Mereka pikir anggota osis Cuma anggota team basket gue aja apa.” Gerutu pria ini seraya memberantakan rambutnya sendiri.
                Beberapa saat kemudian, terdengar suara dari arah pintu. Ternyata ada seseorang yang mengetuk pintunya itu. Kemudian dirinya bergegas menuju kea rah pintu dan membukanya. Terlihat gadisnya tengah berdiri di depan pintu.
“Kamu ngapain di dalem kamar. Gak ngehargain aku dateng banget, bukanya di temenin malah di tinggalin. Enak-enakan lagi di kamar.” Omel sang gadis
“Sabar dulu dong Shilla. Aku tadi gak tiduran kok. Lagi mikirin pertandingan basket. kamu ngapain disini. Di suruh mama yah. Tadi aku Cuma ganti baju aja.” Jelas Rio.
“Aku kesini karena aku yang pengin. Dengan kamu di dalem kamar, kamu tuh nganggep aku gak ada di rumah kamu tahu. Sebenernya niat gak sih ngajak aku ke rumah kamu.”
“Iyah iyah. Niat banget dong Shill. Yaudah kita ke bawah yuk. Aku tadi Cuma lagi mikirin pertandingan basket. Suwer ‘V’. temen-temen aku pada pasrah semua, mereka gak mau berusaha buat yakinin guru kalo anak-anak basket bisa. Akunya kan jadi bingung. Masa iya aku berusaha sendirian.”
“Pengin banget yah ikut pertandingan itu.” Tanya Shilla.
“Iyalah. Pertandingan itu penting banget buat aku. masa depan aku tuh biar team aku makin maju. Sebagai kapten aku gak pengin kalo team aku Cuma sampe di pertandingan antar sekolah ajah. Biar bisa sampe ke provinsi kan harus nglewatin pertandingan itu dulu Shill.”
“Yaudah. Nanti aku sama temen-temen bakalan bantuin kamu buat yakinin guru-guru. Sekalian biar kak Gabriel, kak Alvin sama kak Cakka biar ikutan juga. Kan ini demi mereka juga.”
“Serius mau bantuin.” Ucap Rio memastikan,
“Iyalah. Serius banget malah. Nanti aku bilang sama yang lainnya. Biar bantuin kamu.”
“Makasih yah sayang, kamu tuh emang malaikat aku tahu gak, selalu ada di saat aku butuhin kamu. Kamu tuh cewe paling baik di seluruh dunia kedua setelah mama aku.”
“Makasih. yaudah. Kita kumpul sama orang tua kamu lagi yah di belakang.” Ucap Shilla. “Iyah.” Jawab Rio seraya menggandeng tangan Shilla berjalan menuju ke belakang rumahnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Kebahagiaan datangnya memang bisa dari siapa saja. Bukan Cuma orang yang deket sama kita, tapi juga orang-orang yang menyayangi kita dengan tulus. Walaupun kita gak melihat mereka, seenggaknya mereka menyayangi kita.
                Seperti yang terjadi pada Shilla. Gadis periang ini memang pantas mendapatkan kasih sayang dari orang lain. Disamping dia baik, dia juga pengertian dan selalu menolong orang yang lagi membutuhkan. Meskipun kedua orang tuanya jauh dari dirinya, Shilla masih bisa mendapatkan kasih sayang dari teman-temannya, kekasihnya dan bahkan keluarga kekasihnya pun menyayangi dirinya.
“Om, tante. Shilla pulang dulu yah. Udah malem banget.” Ucap Shilla di tengah-tengah perkumpulan keluarga Rio di belakang rumah Rio.
“Yah, kok pulang sih. Kamu nginep disini aja Shilla malem ini. Buat nemenin tante.” Ucap mama Rio.
“Gak usah deh tan, lagian Shilla juga gak bawa baju ganti.” Tolak Shilla halus.
“Aduh, kalo itu mah gak usah repot-repot. Nanti tante nyuruh Rio buat nganterin kamu pulang buat ngambil baju. Tapi kamu malam ini nginep disini aja yah. Lagian besok kan libur juga Shill. Buat nemenin tante sekalian disini.”
“Hmmm, gimana yah tan.”
“Udah kak, nginep disini ajah. Kasihan tuh mamah. Pengin punya anak cewe katanya, ya  siapa tahu kalo loe nginep disini mamah bisa ngerasa punya anak cewe.” Sela Ray.
“Udah turutin ajah. Buat pendekatan juga. Sekalian bantuin aku mikirin jalan keluar buat pertandingan.” Bisik Rio tepat di sebelah telinga Shilla yang sedang berdiri.
“Tapi aku gak enak sama mama papa kamu.” Bales Shilla kembali berbisik.
“Mah. Shilla mau kok nginep disini malem ini. Nanti aku anterin dia buat ngambil bajunya.” Ucap Rio pada mamanya yang membuat Shilla kaget.
“Aku kan belum jawab mau. Udah bilang ajah.” Bisik Shilla di telinga Rio dan Rio hanya nyengir ke Shilla.
“Yaudah mah. Ngambil bajunya sekarang ajah yah. Sekalian Rio mau ke rumah Alvin bentar.” Ucap Rio
“Kamu ngapain ke rumah Alvin Yo ???” Tanya Papa Rio.
“Bentar pah. Urusan anak muda. Papa gak boleh tahu. Yaudah mah, pah. Rio sama Shilla pamit dulu yah.” Pamit Rio.
“Iyah, jangan malem-malem pulangnya. Kasihan Shilla’nya tuh.” Pesan Papa Rio.
“Iya pah. Tenang aja. Gak akan lama kok. Dadah semua, yuk Shill.” Ucap Rio seraya menggandeng tangan Shilla keluar rumah dan menuju ke mobilnya.
YYYYYYYYYYYYYYYYY
“Ngapain ke rumah Alvin Yo ???” Tanya Shilla di tengah-tengah perjalanannya seraya menaruh tas’nya yang berisi pakaian dirinya ke jok belakang.
“Mmm, mau ngomongin basket.” Jawab Rio singkat tanpa mengalihkan pandangannya.
“Basket mulu yang kamu fikirin. Malem minggu aja masih sempet-sempet’nya inget basket. heran deh.”
“Gak usah heran Shill, ini hoby aku. dan aku bakalan memperjuangkan team basket aku.”
“Terserah kamu lah. tapi aku gak mau yah, gara-gara basket nilai kamu malah turun gara-gara sering ngambil dispen buat latihan basket ataupun osis.”
“Iyah sayang. Tenang ajah. Nilai aku bakalan lebih bagus setelah team aku diperbolehin buat tanding antar kota. Justru sebaliknya, nilai aku bakalan menurun kalo team aku gak jadi tanding di pertandingan basket antar kota nanti.”
“Iyah. Aku percaya kok.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                Team basket SMA Cilencia anggotanya semuannya pada sibuk berfikir untuk mencari akal supaya para guru SMA Cilencia mengijinkan team basketnya untuk mengikuti pertandingan itu. Anggota team basket itu hampir semuanya anggota osis. Jadi tidak salah jika para guru tidak mengijinkan team basket mengikuti pertandingan itu. Karena sebentar lagi akan diadakan pemilihan anggota osis yang baru.
                Seperti Rio saat ini. Dia bersama Alvin serta kekasihnya sedang memikirkan bagaimana carannya supaya para guru mengijinkan. Di rumah sahabatnya itu, Rio memikirkan segalannya bersama dengan sahabatnya itu. Dirinya ingin sekali mengikuti pertandingan itu.
“Loe ada ide gak.” Tanya Rio kepada Alvin.
“Ide apaan. Semua ide yang gue punya gak ada yang mempan. Gabriel kemarin juga ngasih ide ke anak basket yang lain, tapi tetep aja GAGAL.” Jawab Alvin dengan lesu.
“Gue punya ide. Tapi ini harus butuhin tenaga yang ekstra banget. Gue gak yakin sih, para guru bakalan sependapat sama gue.” Ujar Rio. “Emang ide loe apaan ???” Tanya Alvin.
“Pertandingan basket sama pemilihan anggota osis yang baru kan beda 1 bulan tuh waktunya. Gimana kalo pemilihan anggota osisnya kita undur ajah. jadi setelah pertandingan itu selesai kita punya waktu 2 bulan buat pemilihan anggota osis.” Terang Rio.
“Pendaftarannya ???” Tanya Alvin.
“Pendaftarannya 1 minggu lagi ajah. dan setelah pertandingan itu selesai baru kita mikirin pemilihan anggota osis yang baru. Gimana ???”
“Gue setuju banget sama loe. ide cemerlang bro. hahaha J. Gue yakin para guru bakalan setuju sama ide loe itu. Gue aja setuju banget tuh sama ide loe. kapten basket SMA Cilencia emang the best deh.”
“Alay banget deh loe. tapi semoga ajah deh para guru mau dengerin pendapat gue. Hahaha J. Gue gak nyangka loe bakal sependapat sama gue.”
“Secara bro, ide loe cemerlang banget. Ckckck, gue gak nyangka loe punya pemikiran kaya gituh.”
“Iya dong, Mario gitu.” Ucap Rio seraya menaikkan kerah bajunya.
“Sombong. Oya Shill, loe kok masih sama Rio. Mau kemana lagi loe berdua. Mau pergi lagi yah.”
“Gak kak, aku mau nginep di rumah Rio. Tadi habis dinner bareng sama keluarga Rio kak.” Ujar Shilla
“Ooohhh, loe ngajak dinner cewe loe bareng keluarga loe Yo ??? Tumben.” Ucap Alvin
“Hahaha J. Lagian nyokap suka sama Shilla. Yah, jadi pacaran gue sama dia masih lama deh. Hahaha J. Gue juga udah dapet persetujuan dari nyokap bokap Shilla bro. jadi peluang gue buat jadiin Shilla istri gue makin gede.” Ujar Rio seraya merangkul Shilla. “Apaan sih.” Ucap Shilla malu-malu.
“Enak dong loe berdua. Udah dapet restu satu sama lain. Haha J. Langgeng deh buat loe berdua. Jangan lupa kalo nikah undang gue sebagai tamu special yak.”
“Tenang aja bro, pasti kalo ituh.”
“Apaan sih, kenapa jadi’nya bahas perkawinan sih. Masih kecil juga.” Ujar Shilla. “cowo loe tuh Shill yang bahas pertama kali.” Sangkal Alvin. “Heh, sembarangan aja loe nuduh gue, bukannya loe yang bahas masalah itu yah.” Ucap Rio gak mau kalah.
“Kok jadi berantem sih. Pulang yuk Yo, udah malem banget. Gak enak sama mama papa kamu.” Ujar Shilla.
“Ok, sayang. Bro, gue pamit dulu yah. Thanks banget buat waktu loe. besok kita omongin ini lagi bareng anak-anak yah. See you bro.” Pamit Rio
“Iyah kak, aku juga pulang dulu yah. Sampai ketemu kak.” Pamit Shilla.
“Ok, hati-hati di jalan.”
YYYYYYYYYYYYYYYYY
                 Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. Tetapi pemuda ini masih betah duduk di balkon kamarnya. Dirinya masih betah genjrang genjreng gitar kesayangannya. Membuat melody yang tercipta sangat tidak beraturan. Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan gerakan cepat pemuda ini membuka pintu kamarnya.
“Shilla, kamu belum tidur ???” Tanya pemuda itu dengan heran. Rio.
“Aku tadi sempet tidur, tapi denger kamu main gitar jadi bangun lagi deh. lagian kamu kurang kerjaan banget sih main gitar malem-malem gini. Ganggu ajah. mending ada nadanya, sama sekali gak menimbulkan bunyi yang enak di denger.” Cerocos gadis cantik yang bernama Shilla tersebut masih dengan muka kusutnya karena habis bangun tidur.
“Hehehe J. Maaf yah sayang. Aku lagi galau soalnya. Yaudah, kamu tidur lagi sana. Udah malem juga. Aku janji deh gak mainin gitar ini lagi.” Ucap Rio dengan nada menyesal.
“Galau kenapa ???”
“Gak papa. Udah sana tidur. Atau mau tidur di kamar aku ???” Goda Rio seraya menaik turunkan alisnya.
“Omes banget sih jadi orang.” Jawab Shilla kesal.
“Kok omes. Aku kan tadi bilangnya kamu tidur di kamar aku. bukan nawarin kamu buat tidur bareng sama aku. makanya kalo ada orang ngomong itu di dengerin baik-baik. Mata udah mau merem gituh masih di paksain ajah.” Cerocos Rio.
“Huh, nyebelin. Ini juga gara-gara kamu tahu. coba ajah kalo kamu tadi gak genjreng-genjreng gitar seenaknya. Pasti aku juga masih terlelap dalam mimpi.” Gerutu Shilla dengan kesalnya.
“Iyah iyah. Maaf yah. Udah sana tidur. Nanti mama malah bangun lagi denger kita ribut. Udah sana.”
“Yaudah, aku tidur dulu yah. Tapi kamu gak papa ???” Tanya Shilla khawatir.
“Gak papa. Udah sana. Besok mau kan temenin aku ketemu sama anak-anak di lapangan kompleks rumah Gabriel ???”
“Iyah. Besok aku temenin. Yaudah aku ke kamar dulu. Kamu juga tidur. Awas ajah kalo kamu gak tidur.”
“Siap sayang. Sweet dream yah.”
“Iyah.” Ucap Shilla seraya melangkah menuju ke kamarnya.

gimana ??? Keren nggak ???
ceritanya masih ada kelanjutanya nih guys ..
tapi akan gue lanjutin kalo loe semua jadi pembaca yang berani ..
maksud gue berani buat nunjukkin identitas loe semua.
please comment in post coment and like this story .. i hope you like this :)

2 komentar:

  1. Kak nie cerita kapan ada lanjutan nya
    sering banget baca nie cerita tapi ngak ada lanjutan nya ngak feer
    please dehc kak lanjutin yahc
    ya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. insya Allah aku lanjutin :)) Tapi setelah cerbung benci jadi cinta ending yah ;)) Ini kayaknya hanya beberapa part deh :))

      Hapus

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*