Senin, 11 Maret 2013

Cinta Membawa Perubahan - Part 1


CINTA MEMBAWA PERUBAHAN
PART 1

            Seorang pria tampan sedang merutuki nasibnya sendiri. Dirinya sedang sial sekarang ini, dirinya di tugaskan oleh kepala sekolah secara langsung untuk membereskan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah dibantu dengan pustakawan sekolahnya sendiri. Tapi tetap saja dirinya sial, karena apa, karena pria tampan ini baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai ketua osis dengan baik dan benar, yaitu melaksanakan kegiatan MOS untuk para junior yang baru saja selesai 2 hari yang lalu.
Tapi sekarang sudah di tugaskan untuk mengurusi perpustakaan sekolahnya. Alasanya karena sebentar lagi banyak junior yang bakal masuk ke dalam perpustakaan. Dengan berat hati pria tampan ini menuruti permintaan kepala sekolah tercintanya L. Dirinya sekarang sedang membawa beberapa buku di tanganya. Sepertinya bukunya sangat banyak. Sampai-sampai menutupi matanya untuk berjalan. Akibatnya ….
Brukkkkk …..
            Buku buku berserakan di lantai. Ada seseorang yang menabraknya yang menyebabkan semua buku yang tadi di bawanya terjatuh. Pria ini langsung mengalihkan pendangannya dari buku ke orang yang menyebabkan bukunya terjatuh. Karena emosi dan capek, maka dirinya pun langsung menatap cewek di hadapanya yang tajam. Seperti ingin membunuh cewek yang tadi menyebabkan bukunya jatuh sekarang juga.
“Loe kalo jalan pake mata bisa nggak.” Ucap pria tampan ini nyolot.
“Yang seharusnya marah kan harusnya gue. Kenapa loe yang marah. Loe yang nabrak gue, tapi gue yang di salahin.” Balas cewek manis di hadapanya ikutan nyolot.
“Heh, loe jadi junior jangan belagu deh. loe udah buat masalah sama gue. Sekarang loe ambil buku-bukunya.” Perintah pria tampan ini kepada juniornya. Karena cewek manis di hadapanya menggunakan seragam warna merah putih semacam baju olahraga yang dibuat khusus untuk melaksanakan MOS di SMA Bintang selama satu mingggu.
“Enak ajah. Ambil sendiri sana. Emang siapa gue yang mesti ngambil buku loe.”
“Ought. Jadi loe lebih memilih buat dapet warna merah di raport loe ntar daripada nurutin perkataan gue.” Ancam ketua osis SMA Bintang ini.
“Kok loe malah ngancem sih. Yang salah itu kan elo, harusnya loe yang minta maaf sama gue. Kenapa jadi gue yang harus nurutin perkataan loe.”
“Ok, gue gak akan ngasih warna biru di raport loe nanti, tapi merah, dan loe rasain sendiri akibatnya.” Ucap Rio kemudian mulai berjongkok untuk memunguti buku-bukunya. Tetapi belum sempat mengambil bukunya, ada yang langsung mengambilnya.
“Iyah iyah. Gue turutin perkataan loe KAK MARIO.” Ucapnya seraya menekankan kalimatnya pada kata kak Mario.
“Nih.” Seraya menyerahkan buku-bukunya yang tadi di pungutnya.
“Ngapain loe nyerahin tuh buku ke gue. Ya loe taruh lah di tempatnya. Setelah itu loe harus ngebantuin gue. Ngerti.” Ucap Rio nyolot.
“Ihh, loe tuh maunya apa sih. Jangan mentang-mentang loe ketua osis tapi loe bisa berbuat seenaknya sama gue yah. Gue gak bisa di tipu sama loe. Baik, gue bakalan naruh nih buku di tempatnya. Tapi nggak dengan ngebantuin loe setelah ini. Ngerti.”
“Justru karena gue ketua osis makanya gue itu berbuat seenaknya. Denger yah junior yang nggak punya sopan santun. Hasil raport MOS loe dan temen-temen loe ada di tangan gue sebagai ketua osis’nya. Jadi, kalo loe gak bisa hormat sama gue, gue juga gak bisa ngasih nilai biru buat loe. sekarang gimana ??? Masih mau ngebantah ???”
“Iya iya. Gue ngebantuin loe setelah ini. Dasar ketua osis nggak bener. Siapa sih yang memilih loe jadi ketua osis, matanya udah pada buta kali yah. Sekarang nih buku mau di taruh dimana. Berat banget nih.”
“Ya loe cari tempat rak’nya lah sesuai bukunya, ngapain loe nanya sama gue.”
“Heh, loe tuh nyebelin banget sih. Gue udah rela-rela ngebantuin loe tapi loe malah kayak gini. Tinggal bilang dimana tempatnya susah amat sih. Mana ngerti nih buku mau di taruh dimana, gue ajah baru pertama kali masuk nih perpustakaan.”
“Bodo. Sebutin nama loe selengkap lengkapnya dan kelas loe sekarang.” Suruh Rio yang membuat sang gadis melotot kaget.
“Nama gue Alyssa Saufika Umari. Loe bisa manggil gue Ify. Gue kelas X.2.” Jawab sang gadis yang ternyata bernama Ify itu nyolot.
“Nama loe gak nyambung banget sama panggilan loe.” Ucap Rio sinis
“Masalah buat loe. itu terserah gue mau nyambung atau nggak, kenapa loe yang repot.”
“Udah deh, males gue berdebat sama loe. jangan lupa yah cantik, Setelah ini loe mesti ke belakang perpustakaan ini, bantuin gue. Awas ajah kalo loe berani kabur dari gue. Nilai merah di depan mata. Ngerti cantik.” Ucap Rio seraya menyentuh dagu gadis di hadapanya tetapi langsung di tepis olehnya. Kemudian, gadis cantik itupun menaruh bukunya dan Rio kembali ke tempat awalnya tadi dengan senyum miringnya.
YYYYYYYYYY
            Seorang gadis sedang asyik mendribble bola basketnya ke sana kemari. Dengan lincahnya gadis itu menggerakan bola basket yang ada di tangannya. Dan sesekali mengshoot bolanya ke dalam ring dan selalu masuk dengan mulus. Gadis ini tidak perduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya yang memandangnya kagum. Dirinya masih asyik memainkan bola basketnya sendirian. Gadis ini tidak tahu kalau ada seorang pria yang duduk di bangku penonton seraya memegang sofe drink’nya di tangan kananya. Matanya tidak pernah lepas dari gadis ini yang sedang bermain basket di lapangan basket sekolahnya.
            Dengan pasti pria tampan itu melangkah turun menuju ke tengah lapangan. Dan berhenti tepat di belakang sang gadis yang bersiap untuk melakukan shooting ke dalam ring basket itu. Dengan cepat pria tampan itu mengambil bola yang ada di atas kepala sang gadis yang bersiap melakukan shooting ke dalam ring. Otomatis gadis itu marah dan kesel karena aktifitasnya terganggu dengan kehadirannya.
“Balikin bola gue.”
“Ought, jadi ini bola bener-bener punya loe. loe sengaja bawa dari rumah, hebat juga punya bola basket sendiri.”
“Heh, maksud loe apaan. Secara nggak langsung loe udah menghina gue. Loe pikir loe doang yang kaya, banyak yang lebih kaya daripada loe. sombong banget jadi orang.”
“Hey manis. Loe sama sekali gak tertarik sama gue ???” Bukanya menjawab malah memberi pertanyaan baru kepada sang gadis.
“Apah. Tertarik sama loe. sorry yah. Gue sama sekali nggak tertarik sama loe. sekarang balikin bola gue.” Ucap sang gadis seraya berusaha merebut kembali bola basketnya.
“Karena loe nggak tertarik sama gue, bola basket ini gue sita. Sampe loe mengakui kalo loe tertarik sama gue dan bilang sama gue kalau gue itu ganteng, keren, cool, dan mengagumkan.”
“Jangan mimpi gue bakal bilang kaya gituh sama loe. loe pikir gue Cuma punya bola basket satu apa !!! Nggak yah, sayangnya gue punya banyak cadangan di rumah :p. itu buat loe ajah sana. Kasihan yang nggak punya bola basket dirumah.” Ejek sang gadis dengan senyum miringnya dan membuat sang pria emosi dan geram.
“Apa loe bilang, heh, denger yah. Gue itu punya banyak bola basket dirumah. Bahkan lebih banyak dari loe. gue sita ini karena gue yakin ini bola berharga banget buat loe. So, gue bakal jual nih bola kalau emang loe gak butuh dan loe punya banyak cadangan dirumah.” Ancamnya.
“Darimana loe tahu kalau tuh bola penting buat gue.” Tanya sang gadis heran.
“Sebutin dulu nama loe. Salah. Maksud gue, biografi loe selengkap lengkapnya. Baru gue jawab pertanyaan loe.” Jawab sang pria menyuruh.
“Nama gue Agni, Agni Nubuwati. Gue alumni SMP Harapan Bangsa. Sekarang loe jawab pertanyaan gue.” Ucap sang gadis yang ternyata bernama Agni.
“Ought, nama loe Agni. Kenalin, nama gue Cakka. Cakka Kawekas Nuraga. Cowok paling ganteng, keren, dan mengagumkan di SMA ini.” Balas Cakka dengan narsisnya.
“Gak usah kepedean jadi orang. Gue tahunya loe itu adalah cowok playboy yang suka nyakitin banyak cewe. Itu yang gue tahu tentang loe.”
“Yah, gue kan ganteng, keren. gak heran dong kalo gue playboy. Loe harus mau mengakui kalo gue itu emang ganteng dan keren. dan loe itu tertarik sama gue.” Ucap Cakka masih dengan narsisnya.
“Gak, dan gak akan pernah. Ngerti.” Ucap Agni seraya meninggalkan Cakka sendirian di lapangan basket. Sedangkan Cakka hanya tersenyum miring melihat punggung gadis itu yang kini kian menjauh.
YYYYYYYYYY
            Seorang gadis cantik memasuki wilayah kantin yang saat itu sedang rame-ramenya. Dirinya hanya berdiri di pintu kantin seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Setelah menemukan apa yang dia cari, gadis cantik itupun langsung memesan makanan dan membawanya ke bangku yang terletak di sudut kantin. Dengan PD’nya dirinya langsung duduk di hadapan pria dan langsung memakan makananya. Sedangkan sang pria hanya melotot kaget dengan tingkah gadis ajaib di hadapanya.
“Loe ngapain duduk di sini.” Tanya pria hitam manis tepat di hadapan sang gadis.
“Eh, maaf yah. Gue ikut duduk disini nggak papa kan ??? Penuh banget tempatnya soalnya.” Pinta sang gadis masih dengan memakan makanannya dengan lahap.
“Nggak sopan loe. harusnya loe ijin dulu dong, seenaknya aja duduk disini.” Omel sang pria.
“Iya iya maaph. Tadi kan udah minta ijin.”
“Karena loe minta ijinya telat. Jadi, gue nggak ngijinin loe duduk disini. Pindah sana.” Usir pria itu halus dan membuat sang gadis menganga kaget.
“Kak, please dong. Ijinin gue duduk disini. Laper kak.” Pinta sang gadis lagi.
“Ok, gue ijinin. Tapi ada satu syarat.” Ucapnya “Apa ???” Tanya sang gadis.
“Loe mesti jadi cewek gue.” Jawabnya singkat dan lagi lagi membuat sang gadis menganga kaget untuk kedua kalinya dibuatnya.
“Loe gila yah. OGAH. O to the GAH. Ajaib banget sih syaratnya. Loe pikir loe siapa nyuruh nyuruh gue jadi cewek loe. mendingan gue pergi dari sini daripada jadi cewek loe.” Ucap sang gadis nyolot seraya bersiap pergi dan membawa makanannya tapi lenganya di tarik oleh sang pria membuat dirinya kembali duduk di bangkunya.
“Loe sekarang resmi jadi cewek gue.” Ucapnya dan lagi-lagi membuat sang gadis kaget.
“Loe gila beneran deh kayaknya. Gue ajah baru ngobrol sama loe sekarang, loe dengan PD’nya nyuruh gue buat jadi pacar loe. dasar Crazy Boy. Pokoknya gue gak mau jadi cewek loe. lepasin tangan loe dari tangan gue sekarang.”
“Gak, pokoknya loe jadi cewek gue sekarang. Atau gue bilang sama ketos supaya ngasih raport merah buat loe ???” Ancamnya.
‘Kalo gue dapet merah gue gak jadi masuk ke sekolah ini dong. Rese banget sih nie cowok. Ya Allah selamatkanlah diriku yang lemah ini dari cowok rese di hadapanku YA Allah.’ Pikirnya.
“Gimana ??? Malah bengong. Sekarang sebutin nama loe sama kelas loe.” Suruh sang pria
“Nama gue Ashilla Zahrantiara. Loe bisa manggil gue Shilla. Gue anak kelas X.2.” Jawab sang gadis ketus.
“Dan sekarang loe resmi jadi cewek gue. Nama gue Gabriel Stevent Damanik, gue kelas XI IPA 1. Gue mau, pulang sekolah nanti loe nungguin gue. Kita pulang bareng. Gue yang bakal ke kelas loe. awas ajah kalo loe kabur, gue gak segan-segan ngasih warna merah buat loe. ngerti cantik. Sampe ketemu nanti ya cantik. Bye.” Ucap Gabriel seraya meninggalkan seorang gadis yang masih dengan rasa kagetnya.
“Gila.”
YYYYYYYYYY
            Seorang gadis sedang menggerutu kesal karena para sahabatnya yang menghilang entah kemana. Dirinya di tinggal oleh sahabatnya. Sahabatnya mengaku mereka ingin menuju ke perpustakaan, ke kantin dan yang satunya meminta ijin untuk bermain basket di lapangan basket di sekolah barunya itu. Dan anehnya mereka tidak ada yang mengajak dirinya untuk ikut bersama salah satu dari mereka.
            Karena kesal, maka gadis cantik ini hanya melangkahkan kakinya menyusuri jalan di sekolahnya. Dan tiba-tiba saja dirinya sudah berada di suatu tempat yang sangat nyaman yang berada di belakang sekolahnya. Dengan senang hati, dirinya melangkah menuju ke tengah dan berteriak sekeras mungkin untuk melepas beban yang ada pada dirinya. Setelah puas, gadis ini tersenyum sangat manis dan tidak menyadari jika ada orang selain dirinya di tempat itu.
“Loe fikir nih sekolah punya nenek loe apa.” Ucap seseorang yang membuat sang gadis mencari tahu darimana sumber suara itu berasal.
“Kak Alvin.” Gumam sang gadis kaget karena melihat seniornya tiduran di salah satu bangku.
“Nggak usah sok kaget loe. Loe udah mengganggu aktifitas gue. Bukanya minta maaf malah sok kaget gituh. Udah jelek tambah jelek loe dengan ekspresi kaya gituh.” Ucap sang senior yang ternyata Alvin sinis. Mendengar perkataan sang senior, gadis ini menjadi kesal, yang sebelumnya terpesona sekarang malah menjadi benci dan kesal dengan pria ini.
“Loe kok ngatain gue. Loe pikir loe ganteng apah. Kaya loe nggak jelek ajah. gue itu nggak pernah mengganggu loe yah. Sembarangan aja kalo nuduh.” Balas sang gadis kesal.
“Heh nona manis, loe nggak nyadar ??? Teriakan loe itu mengganggu gue yang lagi tidur. Dan gara-gara loe teriak keras banget, gue jadi nggak bisa tidur dengan tenang.” Terang sang senior.
“Ought, terserah gue dong. Nih tempat kan buat umum, dan terserah gue mau ngapain ajah. lagian loe nggak punya kerjaan banget jadi orang, tidur siang bolong kaya gini.”
“Heh nona. Itu juga terserah gue mau ngapain ajah disini. Tapi, teriakan loe itu sangat amat mengganggu gue. Loe fikir nih hutan apah, teriak teriak di taman sekolah kaya gini.”
‘Ought, jadi nih taman sekolah toh, bagus juga tempatnya, lumayan buat ngadem plus kabur kalo lagi males ngikutin pelajaran.’ Batin sang gadis seraya tersenyum senang.
“Ngapain loe senyum senyum kaya orang gila gituh. Jangan-jangan loe emang orang gila yah, pantes ajah teriak-teriak kaya gituh.” Ucap sang senior yang langsung membuat sang gadis melotot tajam karena tidak terima dirinya di cap sebagai orang gila.
“Heh, sembarangan loe kalo ngomong. Daripada loe tidur disini, kaya nggak punya rumah ajah. jangan-jangan loe emang suka tidur disini lagi kalo malem karena gak punya rumah. Hahaha.”
“Enak ajah. baru kali ini gue tidur disini. Eh, ngomong-ngomong loe ituh junior gue yah. Berani banget loe nyolot sama gue dari tadi.” Ucap sang senior kaget setelah menyadari seragam yang dikenakan oleh sang gadis di hadapanya.
“Nyolot ??? Bukanya loe yang duluan nyolot sama gue yah. Kalo loe gak nyolot duluan, mana mungkin gue berani sama senior sendiri.”
“Gue kasih raport merah buat loe. itu udah keputusan bulat dari gue karena loe udah ngganggu aktifitas gue dan loe udah berani sama gue.”
“Apa ??? Seenaknya ajah loe ngasih gue raport merah, siapa elo. Yang berhak ngasih nilai ituh Cuma ketua osis bukan wakil ketua osis, jadi loe nggak berhak.”
“Denger yah. Rio ituh mesti minta pendapat dari anggota osis yang lain kalau mau ngasih nilai buat junior. So, loe masih berani sama gue ???”
“Iyah deh kak, maaf deh. jangan kasih merah yah kak, ntar gue gak bisa sekolah disini.” Pinta sang gadis setelah mendengar penjelasan sang senior.
“Udah tahu ajah baru ngemis-ngemis. Gue gak bisa maafin loe gituh ajah. Because what, karena loe udah mengganggu aktifitas gue.”
“Kak, maafin dong, ntar gue beliin apa yang loe mau deh.” Tawar sang gadis.
“Gue gak mau berupa materi. Gue maunya, loe mesti mau jadi pacar bohongan gue (Sang gadis melotot kaget mendengar permintaan sang waketos itu), tenang ajah, bukan di depan temen-temen gue, guru-guru, orang tua gue ataupun temen temen loe. tapi di depan cewe yang sering ganggu gue.” Terang sang waketos pada juniornya.
“Loe gila yah, nggak mau. Gue nggak mau nurutin mau loe.” Jawab sang gadis tegas.
“Pilih dapet merah dan keluar dari sekolah secara terhormat atau jadi pacar bohongan gue di depan cewek yang sering gangguan gue atau lebih tepatnya sama semua cewek yang ngefans berat sama gue.”
“Gila loe.”
“Nama loe siapa ???” Bukanya menjawab malah pria tampan ini bertanya kepada sang gadis.
“Sivia, Sivia Azizah.” Jawab sang gadis itu ketus seraya meninggalkan pria tampan itu yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
SKIP !!!
            Jam pulang sekolah berbunyi nyaring. Seluruh siswa bergegas menuju keluar sekolah. Tetapi keempat gadis cantik masih setia berada di kelas barunya yang baru 2 hari di tempati mereka. Mereka memikirkan kejadian pagi tadi bersama sang senior yang menyebalkan secara serempak. Tetapi mereka tidak tahu jika kejadian yang mereka alami satu sama lain adalah sama, yaitu di kerjain senior dan bertemu dengan senior yang sangat menyebalkan.
“Beteeeeee.” Teriak keempat gadis itu secara serempak. Otomatis satu sama lain saling memandang dengan ekspresi bingung.
“Loe semua kenapa ???” Lagi lagi dan lagi mereka mengucapkan satu kalimat secara serempak.
“Oke, cukup kita sehatinya, sekarang cerita ajah satu sama lain.” Ucap gadis tomboy yang kesal karena sedari tadi hanya mengucapkan kalimat yang sama.
“Yap, bener banget kata Agni, mulai dari loe deh Vi.” Ucap gadis berdagu tirus kepada gadis chubby dan diangguki oleh kedua sahabatnya dan gadis chubby itu mengangguk kemudian memulai bercerita. Sahabatnya menjadi pendengar yang baik.
            Mereka bercerita satu sama lain seraya mengingat kejadian pagi tadi dimana saat dirinya bertemu dengan sang senior yang sok berkuasa dan amat sangat menyebalkan. Setelah selesai, mereka baru menyadari jika kejadian yang menimpa mereka itu serupa, yakni berurusan dengan sang senior menyebalkan.
            Ify, Allysa Saufika Umari. Gadis cantik yang mempunyai sifat ceria, ramah, baik hati dan lembut serta care terhadap siapa saja. Baik orang terdekatnya maupun orang yang ia tak kenal. Gadis yang sangat suka dengan music. Music adalah sebagian dari hidupnya. Jadi tidak salah jika dirinya langsung masuk ke ekskul music. Gadis cantik ini yang tadi bertemu dengan sang ketua osis SMA Bintang yakni Rio.
            Agni, Agni Tri Nubuwati. Gadis tomboy yang sangat suka bermain basket dan olahraga lainnya dan mempunyai sifat baik, ramah, care, bertanggung jawab dan jagoan. Gadis manis ini sangat pandai melakukan bela diri apapun. Bahkan dirinya sering bertengkar dengan orang yang berani mengganggu dirinya. Gadis tomboy plus manis ini adalah gadis yang bertengkar dengan sang kapten basket SMA Bintang, Cakka.
            Ashilla Zahrantiara, tepatnya biasa di sapa dengan akrab dengan Shilla. Gadis cantik yang sangat suka menjaga penampilanya. Gadis yang sangat suka dengan urusan fashion. Gadis cantik ini mempunyai sifat mudah bergaul, Percaya diri, care, baik hati dan lucu. Gadis cantik ini yang bertemu dengan sang senior yang bernama Gabriel di kantin.
            Sivia, Sivia Azizah. Gadis chubby dan cantik ini mempunyai sifat paling cuek di antara ketiga sahabatnya. Dan dirinya juga yang mempunyai sifat jaim sedangkan sahabatnya tidak ada yang memiliki sifat itu. Tetapi, gadis cantik ini sangat ramah dan care terhadap siapa saja. Gadis chubby ini yang benci terhadap seniornya yakni waketos yang bernama Alvin.
“Loe semua mending gak ada syarat yang di ajuin. Nah gue, gue di suruh jadi ceweknya. Males banget gue jadi ceweknya, emang sih dia ganteng, keren, cool, manis. Tapi nggak bisa gitu dong kalo mau jadiin cewek sebagai ceweknya. Masa maksa sih.” Cerocos Shilla dan membuat ketiga sahabatnya melongo kagum dengan sahabatnya yang ajaib ituh.
“Loe pikir, Cuma loe yang mau di bikin jadi ceweknya apah. Gue juga Shilla. Bahkan kalau gue gak mau nurutin permintaanya gue bakalan di kasih nilai merah sama dia. mentang-mentang dia Waketos apa seenaknya sendiri.” Sambung Sivia yang mengalami kejadian yang sama.
“Loe berdua mending, bola basket gue di sita sama si playboy jelek ituh. Itu bola kesayangan gue guys. Dan di sita sama dia. kalau gue pengin tuh bola kembali ke gue, gue harus mau mengakui kalau dia ganteng, keren dan mengagumkan. Males banget tahu nggak.” Ucap Agni menggebu gebu
“Fy, loe nggak ada masalah apa-apa sama kak Rio ???” Tanya Sivia mewakili sahabatnya.
“Gak ada masalah ??? Masalah gue sama dia justru yang paling gede dari loe semua. Ketua osis gila. Gue dijadiin babu sama dia. disuruh inilah disuruh itulah. Kalaupun dia bukan ketua osis udah gue tendang tuh mukanya. Nyebelin banget tahu gak. Kalo gue gak inget dia itu yang nentuin nilai kita. Gue udah ngajakkin dia berantem kali.” Terang Ify menggebu gebu.
“Sabar neng. Esmosi banget kayaknya.”
“Gimana gue gak emosi Shillaaaa. Dia ituh udah menindas kita pake kekuasaan dia sebagai ketua osis. Lihat aja ntar. Gue bales tuh cowok. Dia pikir dia hebat apa make kekuasaan dia begitu. Awas aja ntar.”
“Sabar Fy. Kita nikmatin dulu lakh sekolah disini. Toh, kita emang pengin banget kan sekolah disini. Jadi, kalo kita emang masih mau sekolah disini. Kita baik baikin dulu ajah sama semua anak osis. Jangan berani ngelawan dulu deh.”
“Bener tuh kata Agni. Setelah kita bebas dari MOS ini, kita baru mikir gimana caranya balas dendam sama mereka. Lagian bukan Cuma loe doang Fy yang sebel. Kita juga. Termasuk gue yang dengan seenaknya di jadiin pacar sama si sipit ituh. Rese emang.”
“Gue juga Siviaaaa. Gue di jadiin pacar bohongan juga sama si rese.”
“Bola basket gue di ambil sama si playboy kampungan ituh.”
“Perasaan loe semua yang bilang sama gue kalau kita gak boleh emosi dulu deh. kok malah sekarang kalian yang ngingkarin omongan loe sendiri.”
            Ketiga sahabatnya hanya nyengir mendengar ucapan Ify.
“Yah habis sebel Fy.”
“Jalan jalan yuk guys. Gue bosen disini mulu. Nyari udara seger lakh.” Ajak Shilla.
“Yaudah yuk. Gue juga bosen disini mulu.”

gimana guys ??? bagus nggak ???
Kalo nggak bagus gak akan saya lanjutin kok ..
kalau kalian mau comment atau sekedar like bakalan tak lanjutin deh :D

7 komentar:

  1. dilanjutin dong . . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak usahain yah ...
      belum ada ide buat nerusin cerbung ini :)
      thanks udah baca :)

      Hapus
  2. lanjutin ya kak! aq mohon dengan hormat
    soalnya penasaran bgt sm lanjutannya
    by ainin

    BalasHapus
  3. gak janji de' :)) Terima kasih atas kunjungannya ^^

    BalasHapus
  4. Pas baca cerpen nie Aq lngsung jatuh cinta...
    tp nggak ada lnjutan nya yaa...??

    BalasHapus
  5. Ini aslinya bukan cerpen de', tapi cerbung. Berhubung gak dapet chemistry lagi, makanya aku udahin, wkwkwk. Makasih udah berkunjung dan baca postingan di blog ini yaa :)

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang positive tentang postingan yang saya buat :)
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya teman :*